Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA


Dosen pengampu Dr. Isty Hidayah, M.Pd.
Disusun sebagai tugas kelompok

Oleh:
1. Khatmirul Aziz 0103517098
2. Laila Nurul Sufa 0103517103
3. Abrar Abira 0103517095

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2018
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

BAB III
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan proses dimana mencari sesuatu kebenaran suatu ilmu
pengetahuan melalui beberapa cara dimana dalam prosesnya biasanya
terdapat seorang guru yang memiliki peran sebagai pendidik dan juga
pengarah pembelajaran, dalam menjalankan proses belajar banyak sumber
yang dapat di gunakan baik berupa benda kongkret ataupun media media
yang lain yang ada di sekitar kita seperti lingkungan tempat tinggal ataupun
melalui pengalaman-pengalaman yang pernah kita alami dalam menjalani
kehidupan sehari-hari, begitu pula dengan belajar matematika, pada dasarnya
belajar matematika dapat di sajikan dengan menyenangkan dengan
membimbing siswa kedalam sebuah pembelajaran yang menarik sehingga
siswa akan merasa lebih termotivasi dalam mlakukan proses pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar pada dasarnya merupakan
pelaksanaan program pemerintah dalam membentuk karakter peserta didik
serta membangun generasi yang mampu bersaing secara global. Dalam
pengertian dasar pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan
seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan dengan bakat , watak,
kemampuan dan hati nuraninya secara utuh (Hermino, 2014: 1). maka dari
itu pemerintah selalu berupaya meningkatkan mutu endidikan di indonesia
dan juga selalu mencari iovasi baru dalam mengembangkan pembelajran yang
efektif di indonesia, inovasi yang di harapkan oleh pemerintah bukan hanya
dalam hal rancangan atau kurikulum pendidikan semata, inovasi tersebut juga
harus didukug dengan peran guru dalam ikut serta mengembangkan
kurikulum di sekolah dasar agar mampu memberikan pelayanan pendidikan
yag bertaraf global.
Inovasi yang dimaksud dalam bidang pendidikan yaitu dalam bentuk
media dan juga dalam hal model serta segala aspek pembelajaran, maka dari
tu dalam tingkatan satuan pendidikan guru senantiasa di ajak membuat
peelitian tindakan kelas guna ikut serta mencari dan mengembangkan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi baik aspek lainya, guru yang
merupakan aspek penting dalam pendidikan dan merupakan fasilitas belajar
bagi siswa dan juga merupakan pendamping sejatisiswa dalam setiap
pembelajaran siswa di harapkan lebih memahami apa yang di butuhkan siswa
agar pembelajran dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan prestasu yang
memuaskan, peingkatan tersebut tidak dapat dicapa oleh peserta didik tanpa
adanya peelitian yang mendalam yang dilakukan oleh guru.
Dalam menyajikan pembelajaran di sekolah dasar guru memerlukan
pendekatan- pendekatan yang sesuai dengan karakteristik peserta didik yang
ada agar dalam menyampaikan materi yang akan di ajarkan kepada peserta
didik akan tersampaikan dengan baik dan maksimal, sedangkan pembelajaran
yang di anjurkan dewasa ini adalah pusat pembelajaran harus pada peserta
didik, jika di kolaborasikan dengan pendekataan-pendekatan yang ada maka
proses pembelajaran akan berjalan dengan baik mengingat pembelajaran
matematika merupakan pembelajaran yang sangat penting dalam kualifikasi
akademik dan memiliki peran penting guna membantu peserta didik
memecahkan masalah dan persoalan yang akan di hadapinya dalam menjalani
kehidupan.
Peran media, sarana dan prasarana merupakan aspek penunjang bagi
pelaksanaan pendidikan dan dapat di gunakan untuk meningkatkan mutu
pembelajran meskipun perlu juga dukungan dari aspek yang lainya.
Penggunaan alat bantu sangat membantu aktifitas proses belajar siswa
(Danim, 2013: 1). Aktifitas dalam pembelajaran secara konfensional
cendrung melibatkan peserta didik secara pasif dan kurang memberikan peran
dalam pembelajran, dengan di bantunya media maka peserta didik di
harapkan dapat aktif dalam ikut serta aktifnya pembelajaran yang bermakna.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) tidak semata hanya
menggunakan pembelajran secara konfensional, melainkan dengan
menggunakan inovatif di antaranya adanya media yang baru dan mampu
menigkatkan beberapa aspek psikomotor pesera didik, penggunaan metode
dan model pembelajran yang lebih berfariatif agar pembelajaran lebih
menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam makalah ini, kami akan
membahas mengenai beberapa masalah, antara lain:
a. Apakan pengertian dari PTK?
b. Apakah tujuan dari di buatnya PTK?
c. Apakah manfaat dari PTK?
d. Bagaimana asas-asas PTK?
e. Bagaimanakah langkah-langkah PTK ?
f. Bagaimanakah pengumpulan data PTK ?
g. Bagaimana teknik analisis data dalam PTK ?

C. Tujuan
Tujuan makalah ini antara lain:
a. Mengetahui pengertian dari PTK.
b. Mengetahui tujuan dari pembuatan PTK.
c. Mengetahui manfaat PTK.
d. Mengetahui asas-asas PTK.
e. Mengetahui langkah-langkah PTK.
f. Mengetahui bagaimanakah pengumpulan data PTK.
g. Mengetahui bagaimana teknik analisis data dalam PTK.

D. Manfaat
Manfaat makalah ini diantaranya adalah:
a. Mahasiswa sebagai pendidik dapat mengetahui pengertian dari PTK.
b. Mahasiswa sebagai calon guru dapat mengetahui tujuan dari pembuatan
PTK.
c. Mahasiswa sebagai pendidik mengetahui manfaat PTK.
d. Mahasiswa sebagai calon guru dapat mengetahui asas-asas PTK.
e. Mahasiswa sebagai calon guru dapat mengetahui langkah-langkah PTK.
f. Mahasiswa dan calon guru dapat mengetahui pengumpulan data PTK.
g. Mahasiswa dan calon guru dapat mengetahui bagaimana teknik analisis
data dalam PTK.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian PTK
Penelitan tidakan kelas tentu saja sudah tidak asing lagi di telinga kita,
dalam beberapa institusi ptk di gunakan guna memenuhi sebuah tugas atau
sebagai syarat gelar sarjana dalam bentuk skripsi, ada beberapa pendapat
mengenai penelitian tindakan kelas di antaranya oleh para ahli, dimana ada
beberapa pendapat yang mengungkapkan definisi PTK dan hampir memiliki
maksud yang sama, berikut ini merupakan beberapa pendapat para ahli
mengenai PTK, yaitu dalam Sanjaya (2015):
a. Stephen Kemmis
Stephen Kemmis mengatakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
Action Research) adalah “Suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dan
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional daritindakan-tindakan
guru dalam melaksanakan tugas, memperdalapemahaman terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-
praktek pembelajaran tersebut dilakukan.”

b. Mc Niff
Mc Niff memberikan definisi Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai
bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan yang
hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat pengembangan kurikulum,
pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.

c. Susilo
Definisi Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai bentuk penelitian yang
dilakukan oleh guru dikelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam
pembelajaran.
d. Iskandar
Adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional,
sistematis dan empiris, reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan
oleh guru/dosen atau tenaga pendidik serta kolaborator, sejak disusunnya
suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata didalam kelas
yang berupa tindakan belajar mengajar untuk memperbaiki dan meningkatkan
kondisi pembelajaran yang dilakukan.”
e. Zainal Aqib
Penelitian Tindakan Kelas itu terdiri dari: 1. Penelitian, 2. Tindakan, 3.
Kelas:

 Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek menggunakan


aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik
minat dan dianggap penting bagi peneliti.
 Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian PTK berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
 Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru. Kelas bukan wujud ruangan
tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Kelas bukan
sekedar ruangan tempat guru mengajar.

f. Agus Kristiyanto
Agus Kritiyanto secara lebih spesifik menyusun perumusan definisi dan
pengertian PTK untuk pendidikan jasmani dan kepelatihan olahraga adalah
suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan rasional dari tindakan-tindakan guru/pelatih dalam melaksanakan
tugas memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukannya, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek
pembelajaran pendidikan jasmani/kepelatihan olahraga tersebut dilakukan,
dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi untuk
setiap siklusnya.
Dapat di simpulkan bahwasanya PTK merupakan penelitian yang
dilakukan di dalam kelas secara, rasaional, empiris dan tidak memihak
kepada siapapun guna menghasilkan peningkatan dalam bentuk mutu
pendidikan memalui jalan ilmiah dan melalui perencanaan yang matang,
hingga pelaksanaan sampai akhirnya didapatkan hasil, PTK sangat di
anjurkan dilakukan oleh para guru untuk dapat memperbaiki mutu pendidikan
dalam kelas karena dalam pelaksanaanya pendidikan harus selalu berubah
ketaraf yang lebih baik dan inovatif.
PTK dilakukan guna menghasilkan suatu peningkatan prestasi atau proses
jalanya pembelajaran, guna mengimbangi perubahan karakter dan juga arus
globalisasi maka suatu kewajiban seorang guru untuk selalu mencari cara
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien agar peserta didik lebih
mudah dalam menyerap pembelajaran, dalam kenyataanya pembelajran saat
ini terus berubah dari kurikulum hingga komponen terkecil dalam pendidikan,
hal tersebut dilakukan tentunya melalui penelitian-penelitian yang ilmiah.

B. Tujuan PTK
Penelitian ilmiah dalam bentuk apapun memiliki tujuan yang jelas yang
harus dicapai agar nantinya penelitian tersebut tidak kehilangan arah dan
tujuan dalam menghasilkan sesuatu, begitu pula dengan PTK, berikut
merupakan tujuan dari PTK (Sanjaya 2015), yaitu :

1. memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas


pembelajaran,
2. meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran
khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.
3. memberikan kesempatan kepada guru untuk berimprovisasi dalam
melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu
dan sasarannya.
C. Manfaat PTK
Menurut Sanjaya (2012: 34-36) penelitian tindakan kelas ini memiliki
berbagai manafaat pada beberapa kalangan terutama pada kalangan
pendidikan di antaranya:

1. Manfaat untuk Guru


 Meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung
jawabnya, karena PTK diarahkan untuk meningkat kinerja guru
melalui proses pemacahan masalah dalam proses belajar mengajar
 Memperbaiki dan meningkatkan kinerja akan tumbuh kepuasan dan
percaya diri dijadikan modal meningkatkan kemampuan dan kinerja
 Keberhasilan PTK mempengaruhi guru karena mencoba hasil
penelitian tindakan atau mencoba ide-ide baru
 Mendorong guru untuk memiliki sikap professional dalam mendeteksi
kelemahan mengajar, menemukan permasalah dalam mengganggu
kualitas pembelajaran dan mencari alternatif penyelesaiannya sehingga
hasil belajar yang lebih baik
 Guru selalu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga memberikan alternatif yang lebih baik dalam pengelolaan
pembelajaran.

2. Manfaat untuk Siswa


 Menghilangkan rasa jenuh dalam proses pembelajaran karena
menciptakan suasana baru yang tidak seperti biasanya
 Pengaruh positif dalam pencapaian hasil belajar

3. Manfaat PTK untuk Sekolah


Melalui peningkatan hasil belajar dari hasil kreatif dan inovatif melalui
PTK maka dapat menyumbang kemajuan suatu sekolah. Untuk itu, guru-
guru di sekolah memiliki sikap professional yang tinggi, kreatif dan
inovatif maka kesempatan bagi sekolah yang bersangkutan untuk
kemajuan dan perkembangan.
4. Manfaat PTK untuk Perkembangan Teori Pendidikan
PTK menjembatani antara teori dan praktik. Jika teori itu hanya
dikonsumsi oleh akademik yang berusaha untuk menjelaskan keterkaitan
antara beberapa variable.

Ada pula manfaat lain menurut Kusumah dan Dwitagama (2012: 13-16)
bahwa manfaat PTK dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu manfaat umum
dan manfaat khusus.
Manfaat PTK secara umum bagi guru sebagai perbaiki mutu pembelajaran,
meningkatkan profesionalitas guru, meningkatkan rasapercaya diri guru,
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru secara aktif. Di
samping manfaat secara umum terdapat pula manfaat khusus PTK yaitu
 Menumbuhkan kebiasaan menulis
 Menumbuhkan budaya meneliti
 Menggali ide baru
 Melatih pemikiran ilmiah
 Mengembangkan keterampilan
 Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas

D. Model-model PTK
Menurut Kusumah dan Dwitagama (2012: 19-24) bahwa terdapat model-
model PTK atau CAR (Classroom Action Research) memiliki desain di
antaranya:
1. Model Kurt Lewin
Model ini menjadi dasar adanya model penelitian tindakan yang lain dan
mengenalkan Action Research atau tindakan. Pada model ini terdapat
konsep pokok penelitian tindakan di antaranya perencanaan (planning),
tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
2. Model Kemmis Mc Taggart
Pengembangan dari model Kurt Lewin bedanya adanya action dan
observing menjadi satu kesatuan karena kedua kegiatan ini tidak
terpisahkan satu sama lain dan dilakukan satu kesatuan waktu atau
tindakan dilaksanakan maka observasi juga dilaksanakan menurut
Kemmis & Mc Taggart dalam Kusumah dan Dwitagama (2012: 20).
Empat komponen dalam model ini dipandang sebagai satu siklus. Untuk
pelaksanaan dalam penelitian kelas bergantung pada permasalahan yang
perlu diselesaikan.

3. Model John Elliott


Pada model ini dalam satu tindakan terdiri dari beberapa step atau
langkah tindakan meliputi tindakan 1, tindakan 2, dan tindakan 3. Adanya
langkah-langkah dalam setiap tindakan mata pelajaran terdiri beberapa
pokok bahasan, beberapa materi yang tidak dapat diselesaikan dalam satu
kali tindakan. Masalah yang diangkat dalam penelitian tetap berada dalam
lingkup permasalahan yang dihadapi oleh guru di kelas ada sesuatu yang
ingin dirubah atau diperbaiki. Langkah awal pada model ini adalah
menentukan dan mengembangkan gagasan umum kemudian eksplorasi
untuk mempertajam . jika sudah merasa cukup maka dilanjutkan dengan
tindakan 1 selama pelaksanaanya dilakukan monitoring. Hasil dari
monitoring peneliti dapat melakukan tindakan 2 atau kembali merevisi
rencana.
4. Model Hopkins
Hopkins menyusun desin sendiri yang berasal dari desain-desain model
PTK para ahli pendahulunya. Penelitian tindakan ini dilakukan
membentuk spiral dari merasakan adanya masalah menyusun rencana,
melaksanakan tindakan melakukan observasi mengadakan refleksi,
melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan, dan seterusnya.
5. Model Mc Kernan
Menurut Mc Kernan terdapat tujuh langkah yang harus dicermati dalam
PTK, di antaranya:
 Analisis situasi atau kenal medan
 Perumusan dan klasifikasi permasalahan
 Hipotesis tindakan
 Perencanaan tindakan
 Penerapan tindakan dengan monitoring
 Evaluasi hasil tindakan
 Refleksi dan pengambilan keputusan untuk pengembangan
selanjutnya

Menurut Sanjaya bahwa terdapat satu model PTK selain yang disebutkan
oleh Kusumah dan Dwitagama adalah model penelitian tindakan kelas
berbetuk siklus (Sanjaya, 2012: 55). Disebut dengan model siklus karena
lebih menonjolkan kegiatann yang harus dilaksakan oleh setiap peneliti
dalam setiap putaran. Penulis model ini menyarankan bahwa :
 PTK dimulai dengan melakukan refleksi sebagai analisis
pembelajaran yang berlangsung bukan hanya hasil berpikir saja
namun dilakukan dengan analisis data secara empiris.
 Mengkaji literatur dan melakukan diskusi dengan orang yang ahli.
Hal-hal yang dilakukan yaitu mempertajam permasalahan, mengkaji
tindakan yang sesuai dengan permasalahan, merumuskan hipotesis
tindakan
 Menyusun perencanaan awal sesuai dengan hasil studi
 Melakukan tindakan pertama sesuai dengan perencanaan awal dengan
tiga tindakan (implementasi tindakan sesuai rencana, observasi, dan
refleksi)
 Menyusun rencana tahap kedua sebagai hasil dari refleksi putaran
pertama
 Melakukan tindakan putaran kedua sesuai dengan rencana

E. Asas-asas PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang tidak formal
artinya longgar dalam menerapkan metode ilmiah oleh karena tuujuan bukan
menemukann tetapi memperbaiki proses pembelajaran. Langkah dalam
pengumpulan data, menganalisis data, pengambilann kesimpulan berdasarkan
situasional sesuai dengan kedaan bersifat subjektif. Adapun asas-asas PTK
meliputi:
 Asas reflektif
PTK bukan berdasarkan pada keinginan membuktikan sesuatu namun
untuk memperbaiki kinerja guru. Refleksi sebagai langkah utama
menemukan kelemahan oleh guru sperti menelaah hasil observasi,
wawancara, hasil belajar. Memberikan gambaran penting untuk
menemukan persoalann yang memerlukan tindak lanjut.
 Asas kolaboratif
Terdapat tiga pokok penting dalam melakukan PTK yaitu guru
melakukan tindakan, observer (orang yang bertindak sebagai pengamat
untuk memberikan masukan guru selama tindakan dilakukan) dan siswa
sebagai kelompok belajar dengan hasil belajar adalah tanggung jawab
guru.
 Asas resiko
Pada asas ini guru sebagai peneliti harus berani menanggung berbagai
kemungkinan yang terjadi, yakni
resiko kegagalan tindakan yang dilakukan (hipotesis yang diajukan
tidak diterima)
ada tuntutan melakukan tindakan tertentu dari berbagai pihak
misalnya dari orang tua atau pimpinan sekolah
adanya kejadian-kejadian di luar dugaan dan perhitungan penelitian
seperti waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan
 Laporan menyeluruh
Segala aspek yang terjadi sebelum, selama, dan sesudah PTK perlu
disusun dan dilaporkan secara utuh sehingga pembaca dapat memahami
secara utuh pula. Hal ini menjadi pembeda dengan penelitian yang lain
karena penelitian yang lain disusun secara linier, pemaparaann kronologis
melalui bahasa peneliti secara tunggal (ringkas dan tegas) namun jika
PTK mengandung unsur perbaikan proses,, keadaan, kondisi semua pihak
yang terlibat perlu dilaporkan apa adanya.

F. Langkah-langkah PTK
Menurut Kusumah dan Dwitagama (2012: 37-41) bahwa terdapat langkah-
langkah yang seharusnya diikuti oleh peneliti:
1. Adanya ide awal
Pada awal melaksanakan penelitian hendaknya seorang peneliti memiliki
gagasan-gagasan atau ide-ide yang dimungkinkan dapat dikerjakan atau
dilaksanakan. Pada PTK ide awal adalah menyangkut permasalah yang
terjadi di dalam satu kelas sehingga ditinndak lanjuti dengan gagasan
berupa upaya untuk mengatasi permasalahan. Penerapan PTK diketahui
beberapa hal yang perlu dirubah dan perbaikan dalam kelas yang sedang
diajar.
2. Pra survei
Kegiatan ini untuk mengetahui secara detail kondisi kelas yang akan
diteliti. Sebagai guru yang bermaksud untuk melakukan penelitian di kelas
sebagai tanggung jawabnya maka tidak perlu melakukan pra survei karena
dapat digantingan dengan pengalamannya selama berada di dalam kelas
sudah cermat dan ssudah pasti mengetahui berbagai permasalahan yang
dihadapinya seperti yang berkaitan dengan kemajuan siswa, saran
pengajaran, sikap siswa dan lain sebagainya. Maka guru yang sekaligus
sebagai peneliti di kelas sudah mengetahui kondisi kelas yang sebenarnya.
3. Diagnosis
Pada langkah ini dilakukan oleh peneliti yang tidak terbiasa dengan
mengajar di kelas yang menjadi sasaran penelitiannya. Peneliti yang
berasal dari luar kelas atau luar sekolah perlu menduga-duga sementara
mengenai timbulnya permasalahan yang muncul dalam suatu kelas.
Dengan hasil diagnosis peneliti dapat menentukan bebrbagao hal missal
strategi pengajaran, media pengajaran, dan materi pengajaran yang tepat
dalam kaitannya dengan implementasi PTK. Untuk guru tidak perlu
melakukan diagnosis yang perannya guru disisni melakukan PTK di
kelasnya sendiri.
4. Perencanaan
Pada langkah perencanaan dibagi menajdi dua yaitu perencanaan umum
dan perencanaan khusus. Perenncanan umum untuuk menyusun rancangan
yang meliputi keseluruhan aspek terkait PTK. Jika perencanaan khusus
untuk menyusun rancangaan siklus per siklus. Pada perencanaan khusus
terdapat perencanaan ulang (replanning). Hal-hal direncanakan antara
kaitannya dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik
atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan
sebagainya. Perencanaan hampir sama dengan persiapan kegiatan belajar
mengajar. Perencanaan dimasukkan dalam RPP dan juga dalam silabus
mata pelajaran yang bersangkutan.
5. Implementasi tindakan
Implementasi tindakan merupakan realisasi dari tindakan yang sudah
direncanakan sebelumnya. Sterategi yang digunakan, materi yang
diajarkaan dan lain sebagainya. PTK bersifat emansipatoris dan
mebebaskan, karena mendorong kebebasan guru dalam berpikir dan
berargumen dalam eksperimen, meneliti, dan mengambil keputusan.
6. Pengamatan
Pengamatan dan monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau
kolaborator yang diberi tugas . pada saat monitoring pengamat harus
mencatat semua peristiwa atau hal yang menjadi dalam kelas penelitian.
Catatan dapat berupa kinerja guru, situasi kelas, perilaku, sikap, penyajian
atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan
dan sebagainya. Medote dalam pengumpulan data yang digunakan tidak
menunutut waktu yang berlebihan dari guru sehingga tidak mengganggu
proses pembelajaran. Prosedur pengumpulan data dapat ditangani sendiri
oleh guru smentara guru juga asih aktif sebagai guru yang bertugas secara
penuh.
7. Refleksi
Refleksi adalah perbuatan merenung atau memikirkan suatu upaya
evaluasi yang dilakukan oleh kolaboratif dan partisipan terkait dengan
PTK yang dilaksanakan. Refleksi yang dilakukan dengan kolaboratif yaitu
tentang diskusi terhadap bebrbagai permasalahan yang terjadi di kelas
penelitian. Refleksi ditentukan sesudah implementasi tindakan dan hasil
observasi. Releksi juga suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan.
8. Penyusunan laporan PTK
Laporan PTK disusun sesudah kerja penelitian di lapangan berakhir.
Penyususnan laporan hatus sitematis dan sesuai dengan acuan yang telah
diberikan dalam pelatihan PTK. Penelitian yang dilakukan oleh guru pada
dasarnya bersifat individual karena tujuan uutama dari PTK adalah self
improvement (perbaikan) melalui self evaluation (penilaian).
G. Pengumpulan Data PTK
Guru dapat mengumpulkan data selama melaksanakan PTK dan
diperoleh melalui berbagai cara untuk mengetahui jenis data yang diteliti.
Karena jenis data yang terkumpul akan digunakan sebagai dasar untuk
menilai keberhasilan atau ketidakberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran
yang dicobakan, dapat bersifat kualitatif, kuantitatif atau kombinasi
keduanya.
Menurut Kusumah dan Dwitagama (2012: 61-81) terdapat alat
pengumpulan data yang diperlukan dalam PTK harus diuraikan dengan jelas
melalui pengamatan partisipatif, jurnnal harian, observasi aktivitas, gambaran
interaksi dalam kelas, pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur
assessmen dan sebagainya.
Cara pengumpulan data dari hasil belajar dengan memberikan tes
kepada siswa, data tentang situasi dalam pelakasanaan tindakan diambil
dengan lembar observasi, refleksi diri serta beberapa perubahan terjadi di
kelas diambil dari jurnal yang dibuat guru, data terkait dengan pelaksanakan
pembelajaran diperoleh dari rencana pembelajaran dan lembar obervasi.
Adapun teknik pengumpulan data PTK, digolongkandalam tiga jenis di
antaranya:
1. Metode kertas dan pen
 Catatan lapangan pribadi
Guru atau peneliti membuat catatan tentang situasi kelas selama atau
setelah belajar mengajar selesai. Catatan tersebut memuat hal-hal
pennting yang terjadi di kelas dan dapat digunakan untyk bahan
diskusi dengan tema-teman
 Buku harian siswa
Umpan balik langsung dari siswa. Siswa diminta untyk membuat
catatan mengenai respon terhadap pelajaran yang diberikan. Catatan
ini sebagai sumber yang berharga dalamm tahap validas karena hasil
tulisan siswa dapat digunakan sebagai bahan dialog dengan siswa.
 Kuesioner
Kuesioner disusun dalam tahap eksplorasi untuk memperoleh gagasan
tentang kecenderungan yang ada. Data yang diinginkan berhubungan
dengan nilai-nilai sehingga sukar untuk memperoleh pendapat dengan
pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner.

2. Metode “hidup”
 Metode sosiometri
Pada metode ini siswa diminta untuk menentukan siapa temannya
yang disenangi dan ssiapa temannya yang tidak disenangi. Peneliti
menganalisis informasi dengan tujuan meningkatkan suasana sosial
dan emosisonal di dalam kelas.

dari gambar di atas bahwa B disenangi oleh kedua temannya


sedangkan C tidak disenangi oleh kedua temannya.
 Interview dan diskusi
Metode ini diperlukan waktu yang banyak untuk melakukannya. Pada
diskussi diusahan julmlah pesertanya tidak melebihi 7 sehingga
diharapkan dapat berpartisipasi. Kelemahannya informasi yang
diperoleh diskusi sukar diingat jika tidak dicacatat. Jika metode
interview memberikan umpan balik mengenai permasalahan yang
diteliti dan saranan untuk masa depan. Melalui interview dijadikan
cara validasi yang sangat penting dalam usaha penelitian mengadakan
peningkatan ddi dalam pengajaran.
3. Metode ostensif
 Presentasi slide tape
Pemakaian kamera dapat mengganggu siswa selain itu juga sukar
untuk menentukan waktu yang tepat perlu diabaikan.
 Interview dengan audio tape
Melalui cara ini dapat memberikan apa yang ada di dalam percakapan
walaupun tanpa ada gambar visual. Kendalanya adalah waktu dan
energy yang diperlukan untuk menerjemahkan hasil interview
semacam ini.
 Video tape
Cara ini merupakan cara yang terbaik untuk menggambarkan keadaan
yang sesungguhnya di kelas. Namun ada pula penghambatnya adalah
mahalnya harga atau ketersediaan perlatan, pelatihan yang
menggunakan dan menterjemahkan percakapan adanya alat operator
akan mengganggu kelas.
Di samping adanya teknik pengumpulan data ada pula pembatasan
data yang perlu diperhatikan saat pengumpualn data karena pada
umumnya peneliti dalam hhal ini adalah guru terlalu banyak
mengumpulkan data sehingga membingungkan sehingga perlu
pembatasan-pembatasan. Pada perencanaan ada yang berubah menjadi
lebih luas.
Untuk menentukan data yang relevan maka guru atau peneliti harus
selalu mengingat titik fokus penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.
Namun data yang tidak relevan jangan dibuang karena suatu saat
penelitian akan diperluas ruang lingkupnya sehingga data yang semula
tidak relevan diperlukan analisis sebagai tindak lanjut pada penelitian yang
akan datang.
Alat-alat penelitian untuk pengumpulan data yang dapat dipakai
manusia untuk membantu alat indranya yaitu:
1. Obsevasi
Pengamatan terstruktur dan pengamatan dengan pedoman tidak
terstruktur maka tidak menggunakan pedoman. Pengamatan tidak
objektif disebut hallo efec (kesan dibentuk oleh pengamat) sehingga
perlu dua atau tiga pengamat yang memiliki latar belakang keilmuan
yang serupa. Memilih observasi yang sesuai dengan keperluan yang
dihadapi. Kriteria untuk memilih teknik observasi: jenis data
diperlukan dalam penerapan siklus tindakan perbaikan, indikator-
indikator yang termanifestasikan dalam tingkah laku guru dan siswa,
prosedur perekaman data paling sesuai, dan pemanfaatan data analisis
dan refleksi. Beberapa pendekatann observasi di antaranya:
interpretasi, fokus, pelaksanaan PTK, tujuan, alat bantu rekam, dan
sasaran observasi. Prosedur observasi memiliki berbagai macam, di
antaranya:
 Observasi terbuka
Dengan bekal kosong sehingga pengamat harus berimprosivisasi
dalam merekam proses pembelajaran.
 Observasi terfokus
Observasi diarahakan pada aspek tindakan guru atau siswa dalam
proses pembelajaran. Fokus pada strategi tanya dalam proses
episode pembelajaran.
 Observasi terstruktur
Tersedia format yang relatif rinci sehingga tinggal membubuhkan
tanda-tanda laian sehingga gejala yang diamatai dapat terpetakan
dengan rapi.
 Observasi sistenatik
Kategori kemungkinan bentuk dan jenis amatan distruktur secara
rinci lagi. Observasi sistemmatik diketahui secara luas degan tiga
kategori yaitu teacher talk, pupil talk, and silence

Adapun langkah-langkah observasi meliputi:


 Pertemuan perencanaan
 Penerapan fokus observasi
 Penentuan kriteria observasi
 Alat bantu observasi
 Ketrampilan mengobservasi
 Diskusi balikan
 Perencanaan tindak lanjut
2. Interview
Agar interview efektif dalam PTK maka beberapa hal perlu
diperhatiakan :
 Jadilah pendengar yang baik dari pendapat pesrta didik
 Menempatankan pada posisi netral. Jangan berpendapat tentang
subjek yang didiskusiakan dan gagasan siswa tentang subjek
tersebut
 Jangan menunjukkan keheranan atau ketidaksetujuan dengan
pendapat siswa
 Berikan ketenang pada siswa dan posisikan mereka dengan aman
 Memberikan keyakinan bahawa apa yang dikatakan tidak akan
mempengaruhi kerjanya
 Pertanyaan selalu sama pada setiap responden
3. Kuesioner
Jenis kuesioner tertutup atau tersetruktur dimana pertanyaan sudah
disertai dengan pilihan jawaban dan terbuka atau tidak terstruktur
bahwa pertanyaan tidak disertai dengan jawaban
4. Tes
Tes merupakan seperangkat rangsangan yang diberikan pada pada
seseorang dengan maksud mendapatkan jawaban yang dijadikan
penerapan skor anngka. Jenis tes meliputi tes prestasi belajar dan tes
kecerdasan
5. Jurnal siswa
6. Tugas
7. Pekerjaan siswa
8. Audio taping or video taping
9. Catatan tingkah laku siswa
10. Attitude scale
11. Dokumentasi
Di bawah ini adalah taksonomi teknik pengumpulan data
Teknik Keunggulan Kelemahan Kegunaan
Catatan lapangan Sederhana, Subjektif, Isu khusus, studi
pribadi, perlu latihan khusus, gambaran
membantu umum
ingatan
Rekaman audio Bagus, akurat, Transkripsi Bukti rinci,
tape memberikan sulit, diagnostik
banyak data memerlukan
banyak waktu
Interview dan Guru-siswa, Memerlukan Informasi khusus
diskusi observasi siswa, banyak waktu atau mendalam
siswa-siswa
Rekaman video Visual, Sukar dan Bahan visual,
tape komprehensif mahal, dapat diagnostik
menyebabkan
gangguan
Kuesioner Sangat khusus, Perlu waktu Informasi khusus
mudah dibagi analisis, dan umpan balik
dan dapat masalah
dibandingkan tentang
jawaban benar
Sosiometri Mudah Membuat Analisis hubungan
dilakukan, siswa yang sosial
memeberikan tidak disenangi
acuan untuk merasa tidak
bertindak enak hati
Bukti-bkti Lebih jelas Sukar Memberikan
dokumenter diperoleh, konsteks dan
perlu waktu informasi
Foto/slide/gambar Lebih jelas Sukar Ilustrasi kejadian-
diperoleh, kejadian khusus
superfisial
Studi kasus Akurat, Perlu waktu Komprehensif,
representative, banyak format dapat
memakai dipublikasi
berbagai teknik

H. Teknik analisis data dalam PTK


Menurut Sanjaya (2012: 106) analisis data diarahkan untuk menguji
hipotesis ada tidak hubungan , perbedaan atau pengaruh variabel satu
terhadap variabel yang lain. Analisis data PTK dilakukan dengan analisis
kualitatif dana analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif untuk
menentukan peningkatan proses belajar khususnya tindakan yang dilakukan
guru, sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan
peningkat hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang
dilakukan guru.
Analisis data dilakukan dengan tiga tahap. Tahap-tahap tersebut
meliputi:
1. Reduksi data yaitu menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah.
2. Mendeskripsikan data sehingga diorganisir menjadi nyata.
3. Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data.
Proses analisis dan interprestasi PTK diarahkan untuk mengumpulkan
informasi untuk menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian.
Analisis data dapat dilakukan dengan triangulasi yang berarti cara untuk
mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai motode
agar informasi dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah
mengambil keputusan. Melalui triangulasi peneliti dapat terhindar dari
kesalahan dalam mengambil keputusan.
Cara menggunakan triangulasi, di antaranya:
1. Menggunakan waktu yang cukup untuk proses penelitian sehingga
mendapatkan data yang lebih dipercaya. Jika pengumpulan dengan cara
terburu-buru maka data yang diperoleh tidak lengkap dan kurang
mencukupi.
2. Membandingkan teori-teori yang relevan dengan masalah peneliti
sehingga pemahaman teori lebih utuh.
3. Mencari data dari berbagi suasana, waktu, dan tempat sehingga
membandingkan data yang diperoleh.
4. Mengamati objek yang sama dari berbagai situasi (mengembangkan
berbagai instrument sehingga dapat lebih akurat)
5. Mencari data dari berbagai sumber (menggunakan banyak pengamat
memberika argumen sehingga mengurangi kesalahan dalam memberika
kesimpulan)
6. Menggunakan berbagai motode dan teknik analisis data sehingga
memberikan informasi yang utuh
Untuk validasi data melakukan berbagai cara-cara validasi data menurut
Kusumah dan Dwitagama (2012: 83-84), ialah :
1. Triangulasi
Dengan membandingkan persepsi sumber data atau informasi yang satu
dengan situasi yang sama. Contoh persepsi situasi mengajar dituju dari :
guru, siswa dan pengamate. Memakai berbagai sumber melalui survei,
kuesioner, observasi, intervensi dan dokumen.
2. Penjenuhan
Pada proses ini tidaka lagi diperoleh data tambahan atau baru jadi
observasi interview dilaksanakan berulang-ulang sampai data jenuh 
hipotesis tervalidasi
Selain pada validasi maka adanya sintesis data berarti mengumpulkan
semua data yang diperoleh dalam bentuk yang baku sehingga mudah
dikomunikasikan dan dipahami. Butir-butir yang perlu diperhatikan dalam
sintesis yaitu:
 Kebutuhan penelitian antar atau di dalam kelas
 Kebutuhan didukung dari pemberi dana
 Kebutuhan guru mempublikasikan hasil penelitian
 Kebutuhan majalah-majalah yang berhubungan dengan penelitian dan
perguruan tinggi
 Menyusun jaringan sebagai tempat tukar menukar informasi
Agar PTK dikatakan sukses maka diperhatikan hal-hal sebagai berikut komitmen,
konsisten, kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, kerjasama, koneksi, kemauan
kuat, kontekstual, kredibelitas, ketuntasan, kejujuran, ketelitian, kesabaran,
kreativitas, keadaan yang baik, keragaman, konten kreatif, keaslian, komunikatif.
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dapat
dilakukan oleh guru atau peneliti dengan tujuan untuk mendeteksi berbagai
permasalahan yang terjadi di dalam kelas sehingga diperlukan cara
penyelesaiannya dengan tindakan sesuai dengan rencana. PTK dilakukan dengan
menggunakan siklus dalam setiap siklus terdapat tahapan recana, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Jika permasalahan belum terselesaikan maka perlunya
ditindak lanjuti dengan siklus selanjutnya yang berasal dari hasil refleksi dari
siklus sebelumnya. Hasil dari pemecahan masalah PTK yang dilakukan tindakan
oleh guru maupun peneliti tidak dapat digeneralisasikan oleh permasalahan yang
sama karena PTK merupakan penelitian tindakan dalam satu kelas yang belum
tentu karakter dari siswa yang diamati sama.

Saran
Sebelum melakukan penelitian diharapkan peneliti benar-benar
menentukan fokus permasalahan kemudian perlunya menentukan rencana yang
tepat untuk memecakan permasalahan. Maka peneliti PTK ini perlunya memiliki
rencana yang kuat dan cadangan rencana yag tepat pula jika kondisi yang ada
tidak sesuia dengan rencana yang direncanakan. Diperhatikan pula hal-hal yang
harus dipertimbangkan sebelum, proses dan penyusunan dari pertimbangan agar
laporan PTK yang dihasilkan tepat dan dapat memecahkan masalah yang
dihadapi.

Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hermino, A. (2014). Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter. Bandung:
Alfabeta.

Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan


Kelas. Jakarta: Indeks.

Sanjaya, A. (2015). Pengertian Penelitian Tindakan Kelas. Artikel.


http://www.landasanteori.com/2017/04/pengertian-ptk-penelitian-
tindakan.html (Diakses 02 Maret 2015).

Sanjaya, Wina. 2012. Peneitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai