Anda di halaman 1dari 9

KESEHATAN DAN KESELAMATAN

KERJA
Resume Pengetahuan k3 listrik & pekerjaan konstruksi

Oleh

Ulil amri D51115303

Departemen arsitektur
Fakultas teknik universitas hasanuddin
K3 LISTRIK, PETIR, dan LIFT

Ruang lingkup Kegiatan Riksa Uji :


 Transformator
 Instalasi panel LVMDP & Panel Daya
 Sistem Proteksi Instalasi Tegangan Rendah
 Instalasi Penerangan
 Instalasi Tenaga dan Daya serta perlengkapannya
 Instalasi Penyalur Petir
 Sistem Pembumian
Prinsip Dasar Instalasi Listrik
 Keandalan
 Ketercapaian
 Ketersedian
 Keindahan
 Keamanan
 Ekonomis
Keselamatan adalah hal utama, karena itu pemasangan instalasi listrik, seperti tegangan
rendah harus memenuhi standar yang diterapkan pemerintah. Berdasarkan ketentuan
diberlakukannya SNI 04-0225-2000, peralatan listrik yang dipasang pada instalasi terlebih
dahulu harus telah memiliki tanda SNI. Disamping itu, untuk menjamin instalasi listrik yang
dipasang telah memenuhi kesesuaian standar yang berlaku, dilakukan pemeriksaan dan
pengujian yang hasilnya diterbitkannya Sertfikat Layaj Operasi
Persyaratan Dasar
1. Proteksi untuk keselamatan
2. Proteksi sentuh langsung
3. Proteksi sentuh tidak langsung
4. Proteksi efek termal
5. Proteksi arus lebih
6. Proteksi arus gangguan
7. Proteksi tegangan lebih akibat petir
8. Proteksi perlengkapan dan instalasi listrik
Pokok Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi Listrik
1. Dokumen Gambar Lengkap Instalasi Listrik Setempat
2. Pemeriksaan cara pemasangan / visual dan pengecekan material (Kabel Suplai, PHB,
Hantaran Utama, Kotak Kontak, Saklar,Fitting, Grounding).
3. Pengecekan kontinuitas, terminasi dan sambungan.
4. Pengecekan polaritas, warna.labeling (penandaan)
5. Pengukuran tahanan isolasi.
6. Pengukuran resistansi pembumian.
7. Fungsi proteksi system instalasi listrik.
8. Lain-lain seperti peruntukannya, alamat, gardu dan sifat instalasi.
9. Laporan Hasil Permeriksaan (LHP).

Langkah Riksa uji

1. Persiapan yang dilakukan, meliputi


 Permit (Izin Kerja Pemeriksaan Listrik)<<< Link Permit
 Perlengkapan APD
 Perlengkapan Alat Ukur
 Gambar teknis (Instalasi , Single line dan denah lokasi )
2. Safety Induction dan Tool box meeting
3. Pemeriksaan
4. Pengujian & Pengukuran
5. Pencatatan Uji Riksa
6. Perhitungan & Analisa
7. Pelaporan

Metode Riksa Uji

1. Pengamatan secara langsung:


2. Amati kondisi lingkungan, (akses masuk,jalur evakuasi,dll)
3. Pemeriksa dan amati kondisi fisik Generator,Name plate, panel control ATS , Panel
LVMDP dan kelengkapannya, serta sistem proteksi, (catat)
4. Pengujian dan Pengukuran tahanan belitan stator Generator dengan alat ukur Metrel
MI 3103
5. Pengujian dan Pengukuran dengan memakai High Voltage Insulation Tester Kyoritsu
Model 3175 untuk menguji nilai tahanan isolasi KHA pada Panel Power / Panel Daya
6. Pengujian dan Pengukuran pembumian dengan memakai Earth Tester Pontavi WH2
Untuk mengukur

Langkah-langkah Riksa Uji Generator Set (Genset) :

1. Memeriksa Ruangan Genset (kondisi ruangan & lingkungan)


2. Memeriksa Genset (Name plate Genset)
3. Memeriksa Panel Control ATS (Alat Proteksi)
4. Memeriksa Ruangan Panel LVMDP (kondisi ruangan & lingkungan)
5. Memeriksa Panel LVMDP (Alat Proteksi)
6. Mengukur Tahanan Insulation Stator
7. Perhitungan Genset
8. Laporan Hasil Temuan, Standard Acuan & Rekomandasi

Langkah-langkah Uji Riksa hubungan bagi daya :

1. Memeriksa Daerah bebas Kerja (kondisi ruangan & lingkungan)


2. Memeriksa Kondisi Panel Tenaga / Panel Daya
3. Mengukur Tahanan Isolasi Kabel
4. Laporan Hasil Temuan, Standard Acuan & Rekomandasi
Langkah-langkah pemeriksaan Pembumian :
1. Memeriksa Kondisi lingkungan (area kerja pembumian)
2. Memeriksa Bak Kontrol
3. Mengukur Pembumian/ Grounding sistem

Instalasi penyalur petir (permenaker 02/MEN/1989)

Instalasi penyalur petir terdiri


atas 3 bagian utama yaitu:
1. Air terminal (penerima)
2. Down conductor
(penghantar)
3. Grounding (pembumian)

Nilai resistansi maksimal yang diijinkan adalah 5 ohm.

LIFT
Pesawat lift sebagai sarana transportasi vertikal yang dirancang dengan perangkat
pengendali otomatik dari dalam kereta dan pada setiap lantai pemberhentian.
Pengguna/penumpang lift hanya dengan tekan tombol dapat mengendalikannya
menuju lantai yang dikehendaki;
Sistem dan Jenis Lift
1. 1.System Lift Tracy
2. 2.System Lift Hydrolik
Jenis Lift : Lift service
Lift Passenger (orang)
Lift barang (Dumwither)
Untuk menjamin kehandalan dan keamanan pesawat lift, telah ditetapkan syarat-syarat K3,
1. Undang undang No 1 th 1970;
2. Peraturan Menaker No Per. 03/Men/1999
3. Kepmenaker No. : Kep 407/M/BW/1999
Langkah Penyelamatan Lift karena kebakaran
Lift Tidak Bisa Otomatis Turun
1. Informasikan melalui interkom lift ada kebakran.
2. Minta penumpang tidak panik dan menombol lantai terdekat dan segera keluar dari
kereta setelah pintu terbuka dan minta untuk menggunakan tangga darurat.
3. Catat lantai terakhir kereta berhenti (Jika aman)
4. Yakinkan semua lift sudah ditinggalkan penumpang.
5. Jangan mencoba memadamkan api dengan lift.
6. Tinggalkan gedung.
7. Berikan informasi pada petugas kebakaran guna memudahkan penyelamatan/rescue.
Lift Bisa Turun Dengan Tombol Kebakaran
1. Lift bisa secara otomatis turun ke lantai utama setelah tombol darurat ditekan (Fire
Emergency Operation).
2. Yakinkan semua lift sudah kosong dan tidak digunakan lagi.
Lift Otomatis Turun Jika Ada Kebakaran.
1. Semua lift secara otomatis akan turun jika fire alarm yang interkoneksi dengan
kontrol mendeteksi adanya kebakaran.
2. Yakinkan semua lift sudah kosong dan tidak digunakan lagi.

PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pekerjaan konstruksi : Kegiatan membangun sarana maupun prasarana / objek keseluruhan
bangunan yg terdiri dari bagian2 struktur, meliputi
1. Pekerjaan Galian Tanah
2. Pekerjaan Beton
3. Pekerjaan Baja
4. Pekerjaan Pembongkaran
Masyarakat Jasa Konstruksi ( MJK ) : pihak terkait langsung dengan pekerjaan konstruksi
 Pengguna Jasa (owner)
 Penyedia jasa (Kontraktor)
 Pekerja
 Konsultan perencana dan pengawas
Pekerjaan Galian Tanah
Tanah / lahan merupakan pondasi alami dari konstruksi yang berdiri diatasnya.
Pengetahuan mengenai sifat-2 phisik tanah, termasuk dalam menentukan metoda pencegahan
terhadap bahaya yang mungkin akan terjadi
Pada dasarnya pekerjaan tanah terdiri dari : pekerjaan galian , pekerjaan timbunan &
pemadatan , dan pekerjaan bawah tanah
Potensi Sumber Bahaya :
a. Pekerja tertimbun longsoran
 Kondisi tanah : geologis, topografis, jenis tanah, lereng galian
 Pengaruh air : air tanah, air permukaan, sumber air, piping dll
 Alat berat / kendaraan yang digunakan : beban, getaran
b. Pekerja tenggelam / terkena air banjir
c. Pekerja terkena sengatan aliran listrik
d. Pekerja menghirup gas beracun
e. Pekerja tersembur zat kimia
f. Pekerja menghrup debu / kotoran
g. Pekerja tertimpa alat kerja /material
h. Pekerja digigit serangga,

Program pencegahan dan Persyaratan penggalian


Acuan :
 Permenaker nomor : 01 / Men / 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan,
 Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum nomor : 174
/ MEN / 1986 dan nomor 104 / KPTS / 1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja pada tempat kegiatan Konstruksi

1. Pemeriksaan terlebih dahulu instalasi bawah tanah (pipa gas, sal pembuangan, pipa
air, konduktor listrik) di matikan / diputuskan alirannya.
2. Bersihkan area penggalian dari pohon dan batu besar
3. Lok. Penggalian harus di periksa bila pek. Terputus melebihi 1 hr, peledakan,
kerusakan pd konst penyanggah, hujan
4. Perhatikan kelengkapan pekerja yang bekerja diruang bawah tanah

PEKERJAAN BETON, meliputi


1. Pekerjaan Bekisting
a. Rute aman harus disediakan pada tiap bagian dari bangunan
b. Bagian bentuk perancah dari pendukung rangkanya bekisting yang
menyebabkan tergelincir harus ditutup rapat dengan papan
c. Bentuk sambungan rangka bekisting menara harus direncanakan mampu
menerima beban eksternal dan factor keselamatan harus diperhitungkan,
d. Titik-titik penjangkaran perancah gantung yang mendukung bekisting harus
terpancang dan mempunyai daya tahan yg kuat
e. Perancah gantung yang digunakan pada bagian luar bangunan yang berbentuk
cerobong harus dijangkarkan untuk menahan kekuatan angin
f. Pelindung bahan material yang hendak jatuh harus dipasang pada bagian
dalam dan luar dari dasar cerobong selama pemasangan atau reparasi

2. Pekerjaan Pembesian
a. Pemasangan besi beton yang panjang harus dikerjakan oleh pekerja yang
cukup jumlahnya, terutama pada tempat yang tinggi, untuk mencegah besi
beton tersebut meliuk / melengkung dan jatuh
b. Pada waktu memasang besi beton yang vertical, pekerja harus ber-hati hati
agar besi beton tidak melengkung misalnya dengan cara mengikatkan bambu
atau kayu sementara
c. Memasang besi beton ditempat tinggi harus memakai perancah, dilarang keras
naik / turun melalui besi beton yang sudah terpasang
d. Ujung-ujung besi beton yang sudah tertanam harus ditutup dengan potongan
bambu atau lainnya, baik setiap besi beton masing-2 atau secara kelompok
batang besi, untuk mencegah kecelakaan fatal
e. Bila menggunakan pesawat angkat ( kran / crane ) untuk mengangkat atau
menurunkan sejumlah besi beton, harus menggunakan alat Bantu angkat yang
terbuat dari tali kabel baja ( sling ) untuk mengikat besi beton menjadi satu dan
pada saat pengangkatan atau penurunan harus dipandu oleh petugas ( missal
dengan memakai peluit )
f. Pengangkatan atau penurunan ikatan besi beton harus mengikuti prosedur
operasi pesawat angkat ( crane )
g. Semua pekerja yang bekerja ditempat tinggi harus dilengkapi dan
menggunakan sabuk pengaman, sarung tangan, sepatu lapangan , helm dan alat
pelindung diri lain yang diperlukan
3. Pekerjaan Concrete
Secara umum, sebelum melakukan pekerjaan pembetonan , ada beberapa hal
yang harus dilakukan / diperhatikan oleh pekerja antara lain :
a. Pemeriksaan semua peralatan dan mesin yang akan digunakan
b. Pemeriksaan semua perancah / steiger , stoot-2, ikatan penyangga dll
c. Apabila menggunakan peralatan concrete pump, antara lain :
a. memeriksa dan memastikan bahwa semua pipa yang sedang
digunakan sudah cukup kuat / mampu dan hubungan satu pipa
dengan pipa lainnya cukup kuat dan aman
b. mencegah kemungkinan pergerakan pipa arah horizontal dan
beberapa tempat harus diikat dengan kuat. Ikatan tidak boleh dengan
bekisting atau besi beton yang pengecorannya sedang dilakukan
Pada proses pelaksanaan penuangan beton sebagai berikut :
a. komando atau perintah yang jelas harus diberikan pada saat pompa bekerja :
kapan harus mulai, berhenti sementara dan kapan mulai lagi. Alat komunikasi
yang komunikatif, kalau perlu gunakan handy-talky
b. pekerja yang tidak berkepentingan dilarang berada yepat diujung pipa pada
saat pompa sedang bekerja
c. pekerja dan siapapun berdiri didekat boom concrete pump pada saat pompa
bekerja
d. peralatan seperti : vibrator, pipa-pipa, penerangan dll, harus selalu dirawat
oleh petugas yang berpengalaman sebelum dan sesudah penuangan beton

4. Pekerjaan Shotcrete
a. Pekerja yang bertugas mengoperasikan alat penyemprot harus memakai APD
yang cukup antara lain : masker pelindung pernafasan, kaca mata pelindung
debu, sarung tangan dan sepatu karet
b. Campuran semen dapat menyebabkan penyakit kulit. Iritasi dan alergi dapat
disebabkan oleh adanya kontak langsung dengan semen basah, dan apabila
paparan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kulit terbakar.
c. Hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh pekerja antara lain :
a. sedapat mungkin harus dihindari bernafas dalam keadaan berdebu
tanpa menggunakan masker pelindung pernafasan

5. Pekerjaan ditempat Tinggi


Dalam pelaksanaan pekerjaan ditempat ketinggian ( >2m) beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain :
a. Menggunakan perancah ( scaffolding ) atau tangga besi permanen
b. Dilengkapi APD yang sesuai ( sabuk pengaman / safety belt ) untuk menjamin
agar tidak terjatuh. Tali sabuk pengaman harus cukup pendek agar tinggi jatuh
bebas tidak melebihi 1,5 meter
c. Harus dipersiapkan jalur yang aman sebelum memulai pekerjaan
d. Harus dipastikan tempat dudukan tangga tersambung aman dan papan
dudukannya terpasang rapat untuk mencegah orang tersandung dengan barang-
barang yang jatuh
e. Harus dipastikan bahwa daerah dibawahnya bersih dari reruntuhan dan barang-2
lain yang tidak diperlukan
f. Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi jatuhnya
benda-2 yang dapat menimpa orang dibawahnya
g. Tangga harus dipasang dan dipastikan sudah terikat kuat dan aman pada bagian
atasnya untuk mencegah pergerakan
h. Jangan memakai tangga yang dibuat sendiri yang tidak dapat dijamin mengenai
kekuatan dan keamanannya
i. Jangan sekali-kali menggunakan tangga susun dan sejenisnya yang belum pernah
diperiksa oleh petugas K-3 dan jika masih ragu-ragu, segera tanyakan kepada
petugas K-3
j. Pasang pagar pembatas pada sekitar kerja agar jangan ada orang yang tidak
berkepentingan masuk / berada pada area kerja
PEKERJAAN BAJA
 Untuk pencegahan bahaya harus disiapkan instruksi instruksi mengenai : cara
pengangkatan, tranportasi, pemasangan dan penyimpanan bagian konstruksi harus
disiapkan dan instruksi kerjanya harus tersedia
 Kerangka baja yang sedang dipasang harus disanggah dan dan dikopel secukupnya.
 Bagian bagian kontruksi yang menahan beban tidak boleh diperlemah
penampangnya.
 Pemasangan baja dilakukan diatas tempat kerja sementara
 Pekerja harus dilindungi dgn lantai lantai papan tertutup.
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
1. Persiapan kerja.
2. Persyaratan umum pada pekerjaan
a. pembongkaran.
3. Peralatan pembongkaran.
4. Lantai pengaman.
5. Pembongkaran dinding.
6. Pembongkaran lantai.
7. Pembongkaran bangunan baja.

JENIS-JENIS BAHAYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI


1. Physical Hazards
a. Atau faktor kimia yang berupa kekeringan, suhu, cahaya, getaran radiasi.
2. Chemical Hazards
a. Atau faktor kimia yang dapat berupa bentuk padat, cair dan gas.
3. Electrical Hazards
a. Atau bahaya sengatan listrik, kebakaran karena listrik karena banyaknya
instalasi listrik yang bersifat sementara dan kadang-kadang tidak terkendali.
4. Mechanical Hazards
a. Atau bahaya kecelakaan yang diakibatkan oleh peralatan kerja tangan, mesin /
pesawat sampai kepada alat berat.
5. Physiological Hazards
a. Atau organisasi yaitu cara kerja atau alat kerja yang tidak tepat, sehingga
dapat menyebabkan kecelakaan.
6. Physiological Hazards
a. Atau yang berkaitan dengan aspek kerja, pekerjaan yang monoton yang
membuat kejenuhan, lokasi tempat kerja yang sangat terpencil sehingga
membuat kebosanan dll.
7. Biological Hazards
a. Yang disebabkan oleh serangga, bakteri, virus, parasit, dll.

Anda mungkin juga menyukai