Anda di halaman 1dari 9

KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

DUKUNGAN KELUARGA, DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN, DAN


PERILAKU IBU HIV DALAM PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS KE BAYI

Khoiriyah Isni

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,


Universitas Ahmad Dahlan

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Berdasarkan faktor risiko penularan, kasus HIV pada ibu rumah tangga menduduki per-
Diterima 2 Oktober 2015 ingkat kedua. Penularan melalui perinatal menyumbang 5,1%. Tujuan penelitian ada-
Disetujui 9 November 2015 lah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan
Dipublikasikan Januari 2016
dengan perilaku ibu HIV positif dalam upaya pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu
Keywords: ke bayi.Penelitian dilakukan pada tahun 2014 di Provinsi Jawa Tengah dengan menggu-
HIV mothers behavior; nakan pendekatan cross sectional. Sampel ibu HIV positif sebanyak 32 orang secara total
PMTCT; Family support; sampling.Hasil analisis univariat didapatkan 65,6% mendapat dukungan dari keluarga,
Health provider support 75% mendapat dukungan dari petugas kesehatan, dan 56,3% memiliki perilaku baik
dalam pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi. Hasil analisis bivariat dengan
DOI menggunakan uji fisher exact didapatkan ada hubungan yang bermakna antara dukung-
http://dx.doi.org/10.15294/ an petugas kesehatan dengan perilaku ibu HIV positif (p=0,010, OR=17), tidak ada
kemas.v11i1.3521
hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu HIV positif
dalam upaya pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi (p=0,142).

FAMILY SUPPORT, HEALTH OFFICERS SUPPORT, AND MOTHER BEHAVIOR


IN PREVENTING HIV TRANSMISSION HIV / AIDS TO BABY

Abstract
The number of women who infected with HIV has increased year by year. Through perinatal
transmission contributed 5.1%. This study aims to learn associated of family support and
health provider support with the behavior of HIV positive mothers in preventing mother
to child transmission of HIV/AIDS. This study was conducted in Central Java Province at
2014. This study was a cross sectional approach. The sample was collected 32 HIV positive
mothers with total sampling technique. Univariat analysis result showed that 65,6%
receiving family support, 75% receiving health provider support, and 56,3% has good
behavior in preventing mother to child transmission of HIV/AIDS. Bivariat analysis used
fisher exact showed that there was a relationship between health provider support and HIV
positive mothers behavior (p=0,010, OR=17), there was no relationship between family
support and HIV positive mothers behavior in preventing mother to child transmission of
HIV/AIDS (p=0,142).

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196
Jalan Prof. Dr. Soetomo, SH., Warungboto, Yogyakarta 55164
Email : khoiriyah.isni@gmail.com
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

Pendahuluan 2012). Hal tersebut menunjukkan bahwa


Penyebaran virus HIV sudah masuk risiko penularan HIV sebenarnya tidak hanya
dalam tahap feminisasi (perempuan yang terbatas pada sub populasi yang berperilaku
terinfeksi makin tinggi). Hal ini dapat risiko tinggi, tetapi juga pada pasangan atau
dibuktikan dari penelitian, bahwa di Asia tahun istrinya, bahkan anaknya. Tanpa upaya khusus,
2008 diperkirakan ada 50 juta perempuan diperkirakan pada akhir tahun 2016 akan
berisiko terinfeksi HIV dari pasangan terjadi penularan HIV secara kumulatif pada
intimnya. Penyebab terjadinya feminisasi AIDS lebih dari 26.977 anak yang dilahirkan dari ibu
salah satunya faktor ketidakadilan gender yang terinfeksi HIV. Para ibu ini sebagian besar
yang masih kuat di masyarakat (KPAN, 2010). tertular dari suaminya (Kemenkes, 2013).
Laporan Epidemi HIV Global UNAIDS 2013, Data hasil kegiatan dari Kemenkes RI
diperkirakan 35,3 juta (32,2-38,8 juta) orang tahun 2012 menunjukkan dari 43.264 ibu hamil
dengan HIV di seluruh dunia pada tahun 2012. yang menjalani tes HIV, 1.329 (3,04%) positif
Ada 2,3 (1,9-2,7) juta infeksi HIV baru secara terinfeksi HIV (KPAN, 2013). Data lain hasil
global, angka ini menunjukkan penurunan Pemodelan Matematika Epidemi HIV tahun
sebanyak 33% dari jumlah infeksi baru tahun 2012 juga menunjukkan bahwa prevalensi
2001 yaitu 3,4 (3,1-3,7) juta (UNAIDS, 2013). infeksi HIV pada ibu hamil diperkirakan akan
Proporsi perempuan yang hidup dengan HIV meningkat dari 0,38 persen pada tahun 2012
tetap stabil, hampir 50 % dari total global. menjadi 0,49 persen pada tahun 2016. Dari
Sekitar 15 juta orang dewasa yang hidup angka tersebut maka diperkirakan kebutuhan
dengan HIV adalah perempuan. Di Sub-Sahara layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu
Afrika tahun 2011, perempuan merupakan 58 ke Anak (PPIA) juga akan meningkat dari
% dari orang dewasa yang hidup dengan HIV 13.189 orang di tahun 2012 menjadi 16.191
(WHO, 2014). orang pada tahun 2016. Selain itu jumlah anak
Jumlah perempuan yang terinfeksi berusia di bawah 15 tahun yang tertular HIV
HIV dari tahun ke tahun semakin meningkat, dari ibunya juga akan meningkat dari 4.361
seiring dengan meningkatnya jumlah laki- orang di tahun 2012, menjadi 5.565 orang di
laki yang melakukan hubungan seksual tidak tahun 2016.  Hal ini tentu akan berakibat juga
aman, yang akan menularkan HIV pada pada peningkatan angka kematian anak akibat
pasangan seksualnya. Di sejumlah negara AIDS. Sementara itu, jumlah kematian terkait
berkembang, HIV/AIDS merupakan penyebab AIDS pada populasi usia 15-49 tahun akan
utama kematian perempuan usia reproduksi. meningkat hampir dua kali lipat di tahun 2016
Infeksi HIV pada ibu hamil dapat mengancam (Kemenkes, 2012).
kehidupan ibu serta ibu dapat menularkan Kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah
virus kepada bayinya. Lebih dari 90% kasus berdasarkan faktor risiko penularan didominasi
anak terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses oleh kaum heteroseksual (81,7%) dan jumlah
penularan dari ibu ke anak atau Mother-To kasus terbanyak kedua adalah pada ibu rumah
Child HIV Transmission (MTCT). Tahun 2012, tangga serta penularan melalui perinatal
sekitar 260.000 anak diseluruh dunia terinfeksi menyumbang 5,1%. Jika dibiarkan dan
HIV (CDC, 2013). tidak ada intervensi pada kaum perempuan
Situasi epidemi HIV tercermin dari termasuk ibu rumah tangga, maka kasus HIV
hasil estimasi populasi rawan tertular HIV pada ibu rumah tangga akan meningkat yang
tahun 2012, diperkirakan ada 13,8 juta orang diiringi dengan peningkatan kasus HIV pada
rawan tertular HIV dengan jumlah terbesar anak (KPA Jateng, 2013). Berdasarkan data
pada sub-populasi pelanggan pekerja seks Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, di
yang jumlahnya lebih dari 6 juta orang dan Jawa Tengah mulai tahun 2010 sampai dengan
pasangannya sebanyak hampir 5 juta orang. bulan Juni 2013, jumlah kumulatif ibu hamil
Pasangan pelanggan WPS yang jumlahnya yang telah mendapatkan layanan PMTCT
hampir 5 juta (35%) ini, sebagian besarnya sebanyak 181 orang (Kemenkes, 2013).
adalah ibu rumah tangga yang berisiko juga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
tertular HIV tanpa disadarinya (Kemenkes, melaporkan dari bulan januari hingga juni

97
Khoiriyah Isni / Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan, dan Perilaku Ibu

2013 terdapat 43 ibu dengan HIV positif Moewardi Surakarta, dan Rumah Sakit Umum
dengan rentang usia 20-49 tahun dengan 16 Daerah (RSUD) Prof. Dr. Margono Soekarjo
kelahiran secara seksio sesarea dan 6 kelahiran Purwokerto. Hal inilah yang menyebabkan
secara per vaginam. Terdapat 23 bayi lahir perempuan HIV terutama yang sedang hamil
hidup dari ibu HIV positif dan 3 bayi yang atau memiliki balita tidak optimal dalam
diperiksa HIV dengan hasil positif, 46 bayi mengakses layanan PPIA.
yang diberikan Makanan Pengganti ASI Selain upaya medis, Ibu HIV
(MPASI) dan 40 bayi yang diberikan MPASI membutuhkan dukungan psikologis dan sosial
dan ASI secara bersamaan dari bulan Januari dari orang-orang di sekitar terutama keluarga
hingga Juni 2013. Pada bulan Februari 2013, dan lingkungan sekitar termasuk petugas
terdapat 6 bayi yang diberikan ASI. Dinas kesehatan dalam melakukan pencegahan
Kesehatan Kota Semarang, pada bulan januari penularan HIV dari ibu ke anak (Solikha, 2008).
sampai September 2013 terdapat 11 ibu hamil Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
HIV positif mendapatkan layanan PMTCT, 6 penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
bayi lahir dari ibu HIV positif, 4 bayi lahir dari mengetahui hubungan dukungan keluarga dan
ibu HIV positif dan mendapatkan profilaksis dukungan petugas kesehatan terhadap perilaku
kotrimoksasol, serta 1 bayi lahir dari ibu HIV ibu HIV dalam upaya pencegahan penularan
positif yang mendapatkan Pengganti Air Susu HIV/AIDS dari ibu ke bayi di Provinsi Jawa
Ibu (PASI). Laporan Dinas Kesehatan Surakarta Tengah.
pada tahun 2013 bulan Januari sampai Juni,
terdapat 18 ibu hamil yang mendapatan Metode
layanan PMTCT. Dinas Kesehatan Kabupaten Desain penelitian ini menggunakan
Banyumas melaporkan bahwa pada bulan metode non eksperimental (observasional)
Januari sampai dengan Juni 2013 terdapat 12 dengan pendekatan cross sectional study.
ibu HIV yang mendapatkan layanan PMTCT Populasi sasaran penelitian adalah seluruh ibu
dan 4 bayi lahir dari ibu HIV. HIV yang memiliki balita (bayi usia 0-5 tahun)
Pencegahan Penularan HIV/IADS dari yang menjadi anggota Kelompok Dukungan
Ibu ke Anak (PPIA) merupakan program Sebaya (KDS) di Provinsi Jawa Tengah yang
pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke berjumlah 32 orang. Pengambilan sampel
bayi. Konsep dasarnya adalah menurunkan Viral dilakukan menggunakan metode total sampling.
Load serendah-rendahnya. Meminimalkan Instrumen penelitian yang digunakan
paparan janin/bayi dari cairan tubuh HIV adalah lembar kuesioner untuk mengetahui
positif.Lalu mengoptimalkan kesehatan bayi dukungan keluarga, dukungan petugas
dari ibu dengan HIV positif. kesehatan dan perilaku ibu HIV dalam
Berbagai macam upaya komprehensif pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu
terkait pencegahan penularan HIV/AIDS ke bayi meliputi cara persalinan, konsumsi
dari ibu ke bayi telah dilakukan oleh fasilitas ARV, pemberian profilaksis, pemberian
kesehatan. Namun tidak semua layanan makanan bayi, dan pemberian imunisasi
kesehatan yang berada di kabupaten/kota dapat bayi. Sebelumnya dilakukan uji validitas dan
memberikan layanan HIV/AIDS termasuk reliabilitas terlebih dahulu sebelum dilakukan
layanan PPIA. Sebagian besar layanan kesehatan penelitian pada kuesioner perilaku pencegahan.
yang berada di kabupaten/kota yang tidak Analisis secara univariat dan bivariat. Analisis
mampu menangani pasien perempuan HIV data dengan menggunakan analisis univariat
sampai pada tindakan besar seperti persalinan untuk melihat distribusi dan frekuensi masing-
ibu HIV segera dirujuk ke Rumah sakit rujukan masing variabel secara terpisah yaitu dukungan
terdekat. Di Provinsi Jawa Tengah terdapat keluarga, dukungan petugas kesehatan,
tiga rumah sakit pemerintah yang menjadi dan perilaku ibu HIV dan analisis bivariat
pusat rujukan layanan PPIA adalah Rumah digunakan untuk mengetahui hubungan antara
Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Dr. Kariadi dukungan keluarga dan dukungan petugas
Semarang, Rumah Sakit Umum (RSU) Dr. kesehatan dengan perilaku ibu HIV.

98
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas


Kesehatan, dan Perilaku Ibu HIV Positif
Variabel Kategori Frekuensi Presentase (%)
Dukungan keluarga Tidak mendukung 11 34,4
Mendukung 21 65,6
Dukungan Petugas Kesehatan Tidak mendukung 8 25
Mendukung 24 75
Perilaku Ibu HIV positif Buruk 14 43,8
Baik 18 56,3
Sumber : Data Primer

Hasil dan Pembahasan diketahui bahwa dari 32 responden sebanyak


Berdasarkan hasil penelitian yang 18 responden (56,3%) memiliki perilaku yang
dilakukan pada 32 ibu HIV positif di Provinsi baik, sisanya (43,8%) memiliki perilaku yang
Jawa Tengah, maka dapat diketahui distribusi buruk dalam melakukan upaya pencegahan
frekuensi masing-masing variabel yang dapat penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi. Hal
dilihat pada tabel 1. ini menunjukkan bahwa masih terdapat ibu
Variabel dukungan keluarga dikategori- HIV positif yang tidak berperilaku baik untuk
kan menjadi dua kelompok yaitu tidak mencegah penularan HIV ke bayinya.
mendukung dan mendukung. Berdasarkan Salah satu indikator perilaku buruk ibu
tabel 1, dapat diketahui bahwa responden HIV dalam pencegahan penularan HIV/AIDS
yang mendapat dukungan dari keluarga ke bayi adalah masih memberikan air susu
(65,6%), namun terdapat responden yang tidak ibu (ASI) dan susu formula secara bergantian.
mendapat dukungan dari keluarga (34,4%). Sesuai dengan hasil pe­ nelitian Oladokun,
Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat Brown, dan Osinusi di Nigeria pada 241 wanita
responden yang tidak mendapat dukungan dari positif HIV tentang pilihan pemberian makan
keluarga besar atau dukungan yang diterima pada bayi dari ibu positf HIV yaitu terdapat 9
oleh responden hanya berasal dari suami/ (3,7%) ibu memilih menyusui dan memberi
pasangan saja. susu formula secara bergantian (Oladokun,
Berdasarkan hasil penelitian pada et al, 2010). Seharusnya bayi lahir dari ibu
variabel dukungan petugas kesehatan, dapat HIV hanya boleh diberikan ASI saja atau
diketahui bahwa responden yang dikategorikan susu formula saja, bukan keduanya. Penelitian
mendapat dukungan dari petugas kesehatan yang dilakukan oleh Saputri di RSUP Sanglah
sebanyak 24 orang (75%), sisanya sebanyak Denpasar tahun 2007-2011 menunjukkan
8 orang (25%) tidak mendapat dukungan bahwa sebanyak 29 anak dari 29 ibu (100%)
dari petugas kesehatan. Hal ini menunjukkan yang telah mengetahui status HIV sebelum
bahwa masih terdapat petugas kesehatan kelahiran anak dan telah mengikuti ART serta
yang tidak mendukung ibu HIV positif dalam PMTCT, status HIV bayi tersebut HIV negatif.
upaya mencegah penularan HIV ke bayi, Seluruh anak diberikan susu formula eksklusif
termasuk ketika petugas kesehatan tidak selama 6 bulan dan hanya 1 anak dari 29 anak
bersedia dihubungi melalui telepon selular oleh yang lahir secara seksio caesarea.
responden apabila responden membutuhkan Cara persalinan yang disarankan untuk
informasi atau bantuan. ibu HIV adalah secara seksio caesarea. Ibu HIV
Perilaku ibu HIV yang diteliti meliputi diperkenankan melahirkan secara pervaginam
pemberian ARV/profilaksis ibu dan bayi, apabila memenuhi persyaratan yang telah
pemeriksaan kesehatan sebelum memutuskan diatur dalam pedoman PMTCT, salah satunya
cara persalinan, pemberian nutrisi/makanan adalah jumlah virus dalam tubuh ibu HIV
bayi, dan pemberian imunisasi kepada bayi. tidak terdeteksi. Namun hasil penelitian ini
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa menunjukkan bahwa masih terdapat ibu
perilaku ibu HIV positif dikategorikan menjadi HIV (65,6%) melahirkan secara pervaginam
2 kelompok yaitubaik dan buruk. Distribusi bukan karena kondisi kesehatan yang baik
frekuensi responden berdasarkan perilaku, namun karena ketidaktahuan responden

99
Khoiriyah Isni / Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan, dan Perilaku Ibu

Tabel 2. Hubungan Dukungan Keluarga dan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Perilaku Ibu
HIV Positif dalam Upaya Pencegahan Penularan HIV/AIDS dari Ibu ke Bayi di Provinsi Jawa
Tengah
Perilaku
Variabel Kategori Buruk Baik P value OR
n % n %
Tidak mendukung 7 63,6 4 36,4
Dukungan Keluarga 0,142
Mendukung 7 33,3 14 66,7
Tidak mendukung 7 87,5 1 12,5
Dukungan Petugas Kesehatan 0,010 17
Mendukung 7 29,2 17 70,8
Sumber : Data Primer
bahwa sebenarnya telah terinfeksi HIV. Hasil dukungan dari keluar­ga (Tchamba, 2008).
penelitian lain tentang kemanfaatan seksio Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
caesarea dibandingkan dengan persali­ nan oleh Elisa dkk, dukungan yang didapatkan ibu
pervaginam pada wanita positif HIV dida­ menimbulkan perasaan bahagia dan tenang.
patkan bahwa seksio caesarea yang dijadwalkan Beberapa responden mendapatkan perlakuan
dapat mengurangi risiko penularan dari ibu ke negatif akibat stigma dari keluarga dan
bayi sampai dengan 80 % dan apabila seksio pemberi pelayanan kesehatan (Elisa, 2012).
caesarea elektif disertai dengan penggunaan Hal ini akan mempengaruhi ibu HIV dalam
pengobatan antiretroviral, maka risiko dapat mengakses pengobatan di layanan kesehatan
diturunkan sampai dengan 87%% (Boer, 2010) dan keikutsertaan dalam kelompok dukungan
Hal ini menunjukkan apabila perilaku ibu HIV sebaya (KDS). Seperti yang diungkapkan
baik sesuai dengan aturan PMTCT, penularan dalam hasil penelitian Young yang menyatakan
HIV/AIDS dari ibu ke bayi dapat diminimalkan. bahwa dukungan keluarga memi­liki pengaruh
Hasil tabulasi silang pada tabel 2 yang signifikan terhadap status kesehatan, rasa
menunjukkan bahwa responden yang percaya diri dalam pengambi­lan keputusan dan
memiliki perilaku buruk terhadap pencegahan isolasi sosial (Young, 2010). Hasil penelitian
penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi lebih lain menyebutkan bahwa ibu HIV yang telah
banyak terdapat pada responden yang tidak memberitahukan status HIV kepada keluarga
mendapat dukungan dari keluarga (63,6%) atau pasangan lebih patuh minum ARV, sukses
daripada responden yang mendapat dukungan mengikuti PMTCT, dan lebih percaya diri
dari keluarga (33,3%). untuk mengakses layanan kesehatan. Hal ini
Dalam hal ini adanya dukungan disebabkan, responden merasakan adanya
dari keluarga lebih menjadikan responden dukungan dari keluarga dan tidak adanya
termotivasi untuk melakukan perilaku yang stigma dalam keluarga sehubungan dengan
baik dalam pencegahan penularan HIV/AIDS status HIV (Loccoh, 2014).
dari ibu ke bayi. Sebaliknya, responden akan Menurut hasil analisis statistik dengan
berperilaku buruk ketika tidak mendapatkan menggunakan fisher exact diperoleh nilai
dukungan dari keluarga termasuk apabila p = 0,142. Karena nilai p> 0,05 maka dapat
keluarga dan pasangan/suami tidak mengetahui disimpulkan tidak terdapat hubungan yang
status HIV ibu. Dukungan dapat berupa bermakna antara dukungan keluarga dengan
dukungan fisik, emosional, dan spritiual. Hasil perilaku ibu HIV dalam pencegahan penularan
penelitian yang dilakukan oleh Tchamba pada HIV/AIDS dari ibu ke bayi. Hal ini dikarenakan,
26 wanita yang terinfeksi HIV dengan desain sebagian besar keluarga responden selain
kualitatif mengungkapkan bahwa 27% wanita pasangan atau suami hanya dapat membantu
memperoleh dukungan emosional berupa sejauh yang mereka mampu.Sehubungan
disayangi dan dirawat dari ibunya, 19% wanita dengan informasi dan aturan PMTCT yang
mendapatkan dukungan dorongan semangat harus dilakukan oleh ibu HIV, keluarga tidak
dari kakak per­ empuannya, 19% wanita mengetahui informasi dan aturan tersebut.
mendapatkan semua dukungan dari suami/ Demikian dapat terjadi karena responden tidak
patner, sedangkan yang lain tidak mendapatkan memberitahukan informasi dan aturan tersebut

100
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

kepada keluarga ataupun keluarga juga tidak dapat sebagai pengontrol perilaku ibu HIV di
mencari tahu terkait hal tersebut. rumah dalam rangkap pencegahan penularan
Penelitian yang dilakukan oleh John HIV/AIDS dari ibu ke bayi.
Ditekemana menyatakan bahwa salah satu Hasil tabulasi silang responden
faktor ibu hamil dalam upaya pencegahan pada tabel 2 menurut dukungan petugas
penularan HIV dari ibu ke bayi adalah kesehatan, menunjukkan bahwa responden
peran suami. Keterlibatan suami dalam yang memiliki perilaku baik dalam upaya
pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke
dalam mengendalikan infeksi HIV ke bayi bayi lebih banyak terdapat pada responden
sangat menguntungkan karena pengambilan yang merasa mendapatkan dukungan dari
keputusan ibu didiskusikan bersama suami petugas kesehatan (70,8%) daripada responden
(Ditekemana, 2012). Sementara itu, Falnes, yang tidak merasakan adanya dukungan dari
et al menyatakan bahwa keterlibatan suami petugas kesehatan (12,5%). Responden yang
dipengaruhi oleh komponen yang sangat memiliki perilaku buruk dalam pencegahan
penting untuk pelayanan ANC, terutama untuk penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi lebih
meningkatkan strategi upaya pencegahan banyak terdapat pada responden yang merasa
penularan HIV dari ibu ke bayi (Falnes, 2011). tidak mendapatkan dukungan dari petugas
Sejalan dengan penelitian yang kesehatan (87,5%) dibandingkan responden
dilakukan oleh Wenny Wahyuni bahwa yang merasakan mendapatkan dukungan dari
sebesar 69,2% responden menyatakan suami petugas kesehatan (29,2%). Dari hasil analisis
kurang berperan dan 50,8% responden juga statistik dengan menggunakan uji fisher exact
menyatakan keluarga kurang berperan dalam diperoleh nilai p= 0,010, karena nilai p ≤ 0,05
PPIA (Wahyuni, 2014). Walaupun demikian maka dinyatakan terdapat hubungan yang
penelitian ini sejalan dengan teori Green yaitu signifikan antara dukungan petugas kesehatan
variabel lain yang dapat mempengaruhi sikap dengan perilaku ibu HIV dalam pencegahan
responden adalah kehadiran orang lain atau penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi.
anggapan bahwa orang lain hadir, kecakapan Hasil perhitungan didapatkan nilai
yang dimiliki untuk menjalankan tindakan, OR sebesar 17, artinya ibu HIV positif yang
konsistensi internal sikap, kepercayaan mendapat dukungan dari petugas kesehatan
terhadap sikap yang dipegang, munculnya memiliki peluang 17 kali untuk berperilaku
peristiwa lain yang tak terduga. baik dalam upaya pencegahan penularan
Sementara itu, seharusnya dukungan HIV/AIDS ke bayi dibandingkan dengan ibu
keluarga tidak sebatas hanya memberikan HIV positif yang tidak mendapat dukungan
dukungan secara material, spiritual, maupun dari petugas kesehatan. Hasil penelitian lain
secara finansial saja. Akan tetapi juga keluarga menyebutkan bahwa ibu HIV yang memiliki
perlu mendapatkan informasi sehubungan hubungan baik dengan petugas kesehatan
dengan HIV/AIDS termasuk PMTCT dan merasa tidak terstigma, sangat terbuka dengan
aturan-aturan yang boleh dan tidak boleh petugas kesehatan dan tidak merasa khawatir
dilakukan ibu HIV yang memiliki balita. apabila ingin mengakses layanan kesehatan.
Selama ini pertemuan rutin KDS Situasi ini mendukung untuk tetap patuh
yang diikuti responden hanya melibatkan minum ARV dan mengikuti PMTCT (Loccoh,
responden dan pasangan. Apabila responden 2014).
tidak memiliki pasangan, maka datang Apabila dilihat dari sudut pandang
mengikuti pertemuan rutin bersama anaknya WHO menganalisis sekaligus menambah
atau sendirian. Pada kesempatan pertemuan argument Green bahwa yang menyebabkan
rutin KDS seharusnya responden dapat seseorang berperilaku tertentu karena adanya
mengikutsertakan keluarga, sehingga keluarga 4 faktor pokok dan alasannya. Salah satunya
yang sering membantu dalam merawat bayi adalah orang penting untuk referensi, apabila
juga terpapar informasi yang sama dengan seseorang dianggap penting untuknya, maka
responden sehubungan dengan pencegahan apa yang ia katakan atau perbuat memiliki
penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi dan kecenderungan untuk dicontoh seperti guru,

101
Khoiriyah Isni / Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan, dan Perilaku Ibu

ulama, dokter, orang tua. Dalam hal ini dokter kehamilan, persalinan, dan paska persalinan
berperan sebagai pemberi referensi sehingga pada umumnya sudah mengetahui transmisi
apa yang dikatakan cenderung untuk dilakukan dari ibu ke bayi yang mereka dapat dari
oleh ibu HIV yang memiliki balita. Dapat konseling pelayanan kesehatan (Lina, 2008).
dilihat dari analisis tabulasi silang, responden Studi lain mengungkapkan bahwa
yang mendapatkan dukungan dari petugas ODHA memiliki persepsi positif atas terapi
kesehatan cenderung memiliki perilaku baik ARV setelah bertemu dengan tenaga kesehatan.
dalam pencegahan penularan HIV/AIDS dari Responden menyatakan bahwa petugas
ibu ke bayi dibandingkan dengan responden kesehatan memberikan masukan dan motivasi
yang merasa tidak mendapatkan dukungan untuk selalu patuh mengikuti program HIV
dari petugas kesehatan. (Kamila, 2010). Penelitian yang dilakukan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Sanders mengungkapkan bahwa ibu
yang dilakukan oleh Resty Asmauryanah, dkk HIV yang tidak mendapatkan dukungan baik
bahwa banyak responden yang mengatakan dari keluarga maupun lingkungan termasuk
bahwa petugas kesehatan berperan dalam petugas kesehatan dan kelompok dukungan,
upaya pencegahan penularan HIV dari ibu mengalami kecemasan terhadap keselamatan
ke bayi selama melakukan kunjungan ANC diri dan bayinya, penularan terhadap bayinya,
(Asmauryanah, 2014). Peran petugas kesehatan prosedur persalinan, dan terapi ARV.
sangat berpengaruh, sebab petugas sering Kecemasan tersebut selalu ada sampai bayinya
berinteraksi, sehingga pemahaman terhadap responden mendapatkan kepastian bahwa
kondisi fisik maupun psikis lebih baik, dengan bayinya tidak tertular dan kondisi ini dapat
sering berinteraksi akan sangat mempengaruhi berlangsung sampai usia bayi hampir 2 tahun
rasa percaya dan menerima kehadiran petugas (Sanders, 2008).
bagi dirinya, serta edukasi dan konseling yang Keberhasilan upaya pencegahan
diberikan petugas sangat besar artinya terhadap penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi sangat
ibu HIV yang memanfaatkan pelayanan bergantung pada berbagai pihak, tidak
PMTCT. hanya peran aktif petugas kesehatan dalam
Sesuai dengan hasil penelitian Legiati, memberikan edukasi dan informasi tentang
dkk yang mengatakan bahwa responden dengan HIV/AIDS kepada ibu dan keluarganya, namun
dukungan bidan yang baik, proporsi responden juga dukungan keluarga terhadap ibu HIV
yang melakukan tes HIV sebagai salah satu sebagai motivator utama untuk berperilaku
cara upaya pencegahan HIV lebih banyak baik sesuai dengan pedoman PMTCT.
daripada responden dengan dukungan bidan
yang kurang. Ada hubungan antara dukungan Penutup
bidan dengan perilaku tes HIV sebagai salah Dari hasil penelitian dan pembahasan
satu cara upaya pencegahan penularan HIV dapat disimpulkan bahwa responden yang
(Legiati, 2012). Penelitian lainnya yang mendapat dukungan keluarga sebanyak 11
dilakukan oleh Ratu Karel Lina tahun 2008, orang (65,6%), 24 responden (75%) mendapat
mengenai upaya pencegahan transmisi dari ibu dukungan dari petugas kesehatan, dan 18
ke anak pada ibu rumah tangga penderita HIV/ responden (56,3%) berperilaku baik dalam
AIDS di Kota Yogyakarta mengungkapkan upaya pencegahan penularan HIV/AIDS dari
bahwa ibu rumah tangga penderita HIV/ ke bayi. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa
AIDS dalam upaya pencegahan dan penularan terdapat hubungan yang bermakna antara
terhadap keturunannya melakukan proteksi dukungan petugas kesehatan dengan perilaku
diri dengan menggunakan kondom saat ibu HIV positif dalam upaya pencegahan HIV/
berhubungan, melahirkan dengan sesar, AIDS dari ibu ke bayi di Provinsi Jawa Tengah
memeriksakan anaknya dan dirinya sendiri (p-value = 0,010) dengan nilai odds ratio
ke pelayanan kesehatan. Persepsi kegawatan sebesar 17. Akan tetapi, tidak ada hubungan
terhadap persepsi ancaman penyakit dengan yang bermakna antara dukungan keluarga
melakukan pencegahan terhadap diri sendiri dengan perilaku ibu HIV positif dalam upaya
dan lingkungannya. Pengetahuan tentang pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke

102
KEMAS 11 (2) (2016) xx-xx

bayi di Provinsi Jawa Tengah (p-value = 0,142). Epidemi HIV (Draft). Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Ucapan Terima Kasih Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. 2010.
Ucapan terimakasih kepada seluruh Strategi Nasional Penanggulangan HIV dan
AIDS 2010-2014. Komisi Penanggulangan
Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) di
AIDS Nasional.Jakarta : KPAN.
Provinsi Jawa Tengah atas segala bantuan, ijin, Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. 2013.
dan dukungan yang telah diberikan sehingga Penularan HIV AIDS dari Ibu ke Anak Bisa
penelitian dapat terlaksana serta seluruh pihak Meningkat, Ini Langkah Kemenkes. Komisi
yang telah membantu penelitian ini. Penanggulangan AIDS Nasional. Jakarta :
KPAN
Daftar Pustaka Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Jawa
Asmauryanah, R. 2014. Pencegahan Penularan HIV Tengah. 2013. Kondisi HIV & AIDS di Jawa
Dari Ibu Ke Bayi Di Puskesmas Jumpandang Tengah 1993 s/d 31 Juni 2013.
Baru Makassar.Bagian Epidemiologi Legiati, T. 2012. Perilaku Ibu Hamil untuk Tes HIV
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas di Kelurahan Bandarharjo dan Tanjung Mas
Hasanuddin. Tesis. Makassar : Universitas Kota Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan
Hasanuddin Indonesia, 7(2).
Boer, K., et al. 2010. Mode of Delivery in HIV- Lina, RK. 2008. Upaya Pencegahan Transmisi
infected Pregnant Women and Prevention dari Ibu ke Anak pada Ibu Rumah Tangga
of Mother-to-child Transmission: Changing Penderita HIV/AIDS di Kota Yogyakarta.
Practices in Western Europe. HIV Medicine, Universitas Gadjah Mada.
11(6): 368- 78. Loccoh, Emefah C. 2014. Patient-Reported Factors
Centers for Disease Control and Prevention Facilitating Participation in Prevention
(CDC).2013. Global HIV/AIDS : Strategy for od Mother to Child Transmission of HIV
an AIDS-Free Generation. USA. Programs in Kara, Togo, West Africa. World
Ditekemena, John. 2012. Determinants of male Journal of AIDS 4(4):446-457.
involvement in maternal and child health Oladokun, R.E., Brown, B.J., & Osinusi, K. 2010. In­
services in sub-Saharan Africa: a review. fant-feeding Pattern of HIV-positive Women
Reproductive Health Journal 9(32). in a Prevention of Mother-to-child Trans­
Elisa, Parwati D.M., Sriningsih I., 2012.Pengalaman mission (PMTCT) Programme. AIDS Care,
Ibu yang Terdeteksi HIV tentang Dukungan 22(9): 1108-1114.
Keluarga Selama Persalinan. Jurnal Kesehatan Sandres, L.B. 2007. Women’s Voices: The Lived Ex­
Masyarakat, Universitas Negeri Semarang perience of Pregnancy and Motherhood Af­
8(1):35-41. ter Diagnosis with HIV. Journal of The Asso­
Falnes, Eli Fjeld. 2011. “It Is Her Responsibility”: ciation of Nurses in Aids Care, 19(1): 47-57.
Partner Involvement in Prevention of Solikha, DA. 2008. Persepsi Ibu dengan HIV Positif
Mother to Child Transmission of HIV terhadap Dukungan Keluarga dan Berbagai
Programmes, Northern Tanzania. Journal of Implikasinya dalam Upaya Pencegahan
The Internationall AIDS Society 14(21). Penularan HIV dari Ibu Ke Anak di Kota
Kamila, Naila., Siwiendrayanti, Arum. 2010. Semarang. Tesis. Semarang: Universitas
Persepsi Orang dengan HIV/AIDS Terhadap Diponegoro.
Peran Kelompok Dukungan Sebaya. Jurnal Tchamba, G. & Joseph, D. 2008. Informal Support
Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Among HIV Positive Women in Trinidad.
Semarang 6 (1) (2010): 36-43. In­
ternational AIDS Society. http//www.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. iasoci­e ty.org/Abstracts/A200713797.aspx.
Laporan hasil estimasi Populasi Rawan Diakses 26 Januari 2016.
Tertular HIV Tahun 2012. Kementerian UN Programme on HIV/AIDS (UNAIDS). 2013.
Kesehatan Republik Indonesia. Global report: UNAIDS report on the global
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. AIDS epidemic 2013. Geneva :WHO.
Rencana Aksi Nasional Pencegahan Penularan Young, T., Busgeeth, K. 2010.Home-based Care for
HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) Indonesia 2013- Reducing Morbidity and Mortality in People
2017. Menuju Akses Universal.Kementerian Infected with HIV/AIDS.Cochrane Database
Kesehatan Republik Indonesia.Jakarta. of Systematic Review 2010.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2012. Wahyuni, Wenny. 2014. Partisipasi Orang dengan
Laporan Hasil Pemodelan Matematika HIV/AIDS (ODHA) Ibu Rumah Tangga

103
Khoiriyah Isni / Dukungan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan, dan Perilaku Ibu

pada program Prevention Mother to Child World Health Organization (WHO). 2014. Global
Transmission (PMTCT) di Kota Semarang. Health Observatory (GHO): Number of
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 9(2) : Women and Children Living with HIV.
206-217 Geneva :WHO Geneva.

104

Anda mungkin juga menyukai