Pembimbing :
Disusun Oleh:
030.09.163
Riwayat Perawatan
Pasien pertama kali dirawat pada tahun 2012 dan yang kedua kali selama 2 bulan pada
bulan Mei-Juli tahun 2014
A. KELUHAN UTAMA
Pasien datang ke poli jiwa RSJHS dengan keluhan suka keluyuran dan berhutang
2
Pasien wanita usia 26 tahun datang diantar oleh Ibu dan Adiknya ke poli jiwa
RSJHS dengan keluhan suka keluyuran sendiri sejak 2 minggu SMRS. Pasien baru
bisa diantar setelah 2 minggu karena keluarga dan suami sibuk maka dari itu saat
datang pasien tidak diantar oleh suaminya. Menurut suaminya, via telpon, sejak awal
menikah (2013) pasien memang suka kambuh, pasien gemar keluyuran ke pasar,
warung, atau indomart dan membeli juga menghutang hingga ratusan ribu rupiah.
Suami pasien merasa selama pasien tinggal dengannya kekambuhan jarang terjadi
tetapi sesaat setelah suami pasien berangkat kerja dan pasien dititipkan di rumah
orang tuanya pasien jadi suka keluyuran, tertawa-tawa sendiri dan berbicara ngaco.
Pasien gemar ke warung dan membeli keperluan rumah tangga seperti
shampoo, sabun, dsb dan berhutang. Suami pasien tahu belakangan karena
menemukan tumpukan struk belanjaan dan bon pembelian di lemari pasien. Pasien
gemar mandi apabila mandi bisa menghabiskan setengah botol shampoo untuk satu
kali mandi.
Pasien berkata bahwa pasien beberapa kali mendengar bisikan saat malam hari
seperti membanting kaca dan pintu terkadang suara laki-laki terkadang suara
perempuan tapi selalu pasien hiraukan dengan berulang-ulang berkata “tidak ada
suara, suara pergi”.
Suami pasien berkata bahwa pasien sudah tidak mengkonsumsi obat-obatan
rutin (sebanyak 5 jenis) sejak 2 bulan yang lalu.
3
Selain terjatuh, pasien tidak penah dirawat di rumah sakit karna menderita
sakit berat atau penyakit sistemik.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak pernah menggunakan
obat-obatan terlarang sebelumnya.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
2015
2012
(3 tahun SMRS)
Waktu
4
Pasien merupakan anak yang cukup aktif, dengan banyak teman
disekelilingnya, tidak pernah tinggal kelas. Pasien tumbuh dan berkembang
dengan baik, seperti anak-anak lain sebayanya.
iii.Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien mempunyai banyak teman dilingkungan sekolah dan rumahnya.
Prestasi belajar pasien dalam baik. Di saat ini juga (kelas 2 SMP) pasien
terjatuh (trauma kepala) dan sejak terjatuh keluarga pasien merasa perilaku
pasien berubah.
b. Masa Dewasa
Menurut cerita pasien, pasien berpacaran dengan suaminya selama 5
tahun dan setelah itu menikah dan memiliki 1 orang anak laki-laki.
3. Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh SD selama 6 tahun, dan SMP 2 tahun. Selama menempuh
pendidikan pasien merupakan anak yang biasa saja, tidak pernah mendapat juara,
tetapi tidak pernah tinggal kelas juga.
4. Kehidupan Beragama
Pasien menyatakan beragama Islam Protestan dengan alasan pasien masih
melakukan ritual sholat tapi jarang-jarang. Pasien tidak pernah ke gereja.
6. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, tidak pernah berurusan
dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan.
5
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak kedua dari delapan bersaudara. Orang tua pasien dua-
duanya masih hidup. Menurut penuturan pasien, pasien tinggal bersama suami dan
anak laki-lakinya tetapi dari lahir hingga sekarang anaknya dirawat oleh adik dan
ibunya tetapi belakangan anak pasien dirawat oleh adik perempuan suami pasien di
Cililitan.
Pasien mengaku mempunyai hubungan yang baik kepada saudara-saudara
kandung pasien tetapi menurut penuturan suami pasien pasien sering diolok-olok oleh
adik-adiknya sehingga pasien merasa rendah diri, minder, dan menarik diri dari
lingkungan.
Pasien juga mengaku bahwa kakak perempuan ayah pasien juga mengalami
hal yang serupa
: Pasien
: Laki-laki
: Perempuan
6
8
F. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANNYA
Pasien menilai dan tidak menyadari dirinya sakit, terutama jiwanya dan
pikirannya. Pasien sadar sedang dirawat di RSJSH, namun ia tidak merasakan bahwa
ia memiliki gangguan jiwa. Persepsi lingkungan terhadap dirinya, ia dianggap stress
dan terkena depresi berat tapi pasien selalu mengatakan bahwa adiknya merasa pasien
lebih baik apabila sedang dirawat.
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Hilang timbul (riwayat halusinasi auditorik)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. PROSES PIKIR
1. Arus Pikir
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas : Koheren
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : Tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial :
Baik (pasien tahu bahwa mencuri itu perbuatan yang tidak baik)
2. Uji daya nilai :
Baik (pasien akan mengembalikan dompet ke kantor polisi apabila menemukan
dompet yang terjatuh di jalanan)
3. Daya nilai realitas : Tidak terganggu
10
H. TILIKAN: Derajat 1 (Pasien tidak merasa bahwa dirinya sakit)
11
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis, efloresensi dinding dada (-), pulsasi abnormal (-),
gerak napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal (-).
Palpasi : Tidak dilakukan.
Perkusi : Tidak dilakukan.
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Tidak dilakukan.
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1 normal,S2 normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)
Bawah : Akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (+) kaki kanan.
Genitalia : Tidak diperiksa
B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranialis (I–XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak ada
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus
otot (N), tremor (-), distonia (-)
12
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rabu, 15 April 2015
Nama Test Hasil Flag Unit Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap:
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 1 % 1-3
Batang 0 % 2-6
Segmen 60 % 50-70
Limfosit 36 % 20-40
Monosit 3 % 2-8
KIMIA DARAH
GDS 93 mg/dL <180
SGOT 26 U/L <32
SGPT 10 U/L <31
Ureum 11 mg/dl 15-45
Creatinin 0,6 mg/dl 0,5-0,9
3. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya dalam menilai realita yang dibuktikan
dengan adanya:
- Waham : -
- Perilaku terdisorganisasi : Keluyuran keluar
- Halusinasi : Halusinasi auditorik yang hilang timbul (riwayat
halusinasi auditorik)
Menurut PPDGJ III, gangguan psikosis ini adalah skizofrenia (memenuhi kriteria
umum skizofrenia) :
Terdapat riwayat halusinasi auditorik
14
Gejala "negatif" penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial, tidak merawat diri
Adanya gejala khas tersebut diatas telah berlangsung dalam kurun waktu satu
bulan atau lebih.
Adanya perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara
sosial.
15
IX. DAFTAR MASALAH
Organobiologik :
-Didapatkan faktor herediter pada keluarga
-Adanya trauma pada kepala saat SMP
Psikologi/psikiatri :
-
-Tilikan derajat 1
Sosial/keluarga :
- Hendaya dalam fungsi sosial
- Kurangnya dukungan keluarga dalam proses pengobatan pasien.
X. PROGNOSIS
A. Ad vitam: ad bonam
B. Ad functionam: dubia ad bonam
C. Ad sanationam: dubia ad malam
XI. TERAPI
1. Rawat Inap
Dengan indikasi:
Untuk menegakkan diagnosis pasien
Untuk penyesuaian dan stabilisasi dosis medikasi
2. Psikofarmaka
Risperidon 2x2mg tab per oral
Risperidon adalah salah satu first-line treatment pada pasien dengan
skizofrenia. Risperidon merupakan obat anti psikotik generasi 2, yang
bekerja pada reseptor D2, 5HT2A, dengan efek samping yang relatif lebih
rendah daripada obat antipsikotik generasi pertama. Dosis optimal
ssebagai dosis terapi adalah 2-4mg per hari, dan pada pasien ini di berikan
2x2mg = 4mg per hari.
Triheksilfenidil 2x2 mg tab per oral
Triheksilfenidil merupakan obat golongan antikolinergik. Pemberian pada
pasien untuk mengatasi gejala ekstrapiramidal yang dimiliki pasien.
Pemberian dimulai sejak hari ke lima pengobatan.
16
Clozapine 1 x 50 mg
3. Psikoedukasi
Dilakukan psikoedukasi pada pasien dan keluarganya mengenai penyakit yang
dialami pasien, gejala yang mungkin terjadi, rencana tatalaksana yang mungkin
diberikan, pilihan obat, efek samping pengobatan, prognosis penyakit, kemana harus
mencari pertolongan bila kambuh.
4. Psikoterapi
Psikoterapi suportif
Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur
Memberikan semangat serta dukungan kepada pasien bahwa ia dapat
kembali melakukan aktivitas sehari-hari seperti sebelum sakit.
Memotivasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut serta dalam
mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberi dan kontrol
rutin setelah pulang dari rumah sakit guna perbaikan kualitas hidup pasien
Memberikan pengertian pada keluarga, bahwa dukungan keluarga
terhadap pasien akan membantu kesembuhan pasien secara optimal.
5. Sosioterapi
Pelatihan Ketrampilan Sosial
Melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan terapi kelompok.
Memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien di RSJSH.
Melibatkan pasien dalam kegiatan keagamaan di RSJSH
Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain.
17