PENDAHULUAN
Kanker payudara menjadi salah satu masalah kesehatan utama saat ini
jenis kanker yang paling sering diderita oleh wanita, yaitu 23% dari seluruh kasus
kanker dan 14% berakhir dengan kematian (Jemal et al., 2011). Di Indonesia,
berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, kanker payudara
merupakan kanker terbanyak pada wanita dengan prevalensi sebesar 17-25 kasus
dari 100.000 populasi penduduk dan menjadi kasus rawat inap kanker terbanyak
dibandingkan kanker lain (28,7%). 70-80% kasus kanker payudara yang pertama
kali datang berobat ke rumah sakit merupakan kanker payudara stadium lanjut
yang telah bermetastasis (Aryandono, 2006). Angka harapan hidup 5 tahun untuk
regional dan metastasis jauh berurutan sebesar 98,5%; 84,6% dan 25% (National
mempunyai prognosis lebih buruk dan mengarah pada kematian. Penyebab utama
terdiri dari beberapa tahap, dimulai dari invasi tumor ke jaringan sekitar, sel-sel
melepaskan diri dari induk dan masuk ke pembuluh darah atau limfe, pembuluh
darah atau limfe membawa tumor ke tempat yang jauh, kemudian sel tumor keluar
1
2
dari pembuluh dan membentuk koloni untuk membentuk tumor sekunder. Pada
setiap tahapan, proses ini melibatkan interaksi biokimia yang kompleks antara
tumor dengan jaringan sekitar, misalnya sekresi enzim protease dibutuhkan untuk
merusak matriks molekul protein pengikat di sekitar sel tumor dan kolagenase
untuk melarutkan kolagen pada membran basal di sekitar sel sehingga dapat
ditembus oleh sel tumor. Matrix metalloproteinase (MMP) merupakan salah satu
kolagenase yang berperan dalam proses invasi tumor (Verma & Hansch, 2007).
bermetastasis jauh adalah kanker payudara triple negative. Kanker payudara triple
dan HER2/neu. Kurang lebih 15% dari seluruh kanker payudara merupakan
kanker payudara triple negative (Dent et al., 2009). Penelitian ini menggunakan
sel 4T1 yang merupakan sel line kanker payudara bersifat triple negative yang
didapatkan dari mencit, akan tetapi sifat invasifnya sangat mirip dengan kanker
dengan jenis kanker payudara lain karena tidak responsif dengan terapi hormon
maupun anti reseptor HER2/neu (Dent et al., 2009). Doxorubicin masih menjadi
salah satu agen kemoterapi utama yang dipilih untuk kanker payudara metastasis
menghambat replikasi dan transkripsi DNA menjadi RNA (Siu & Moore, 2005).
menghambat kanker melalui beberapa jalur secara bersamaan (Sagar et al., 2006).
Kombinasi agen kemopreventif dari bahan alam dengan agen kemoterapi telah
banyak terbukti bersifat sinergis. Interaksi semua komponen pada satu atau lebih
dengan penggunaan senyawa tertentu yang diisolasi (Mehta et al., 2010), oleh
karena itu agen kemopreventif yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk
javanica). Kedua bahan alam ini dipilih karena selain mudah ditemukan di
beberapa wilayah Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya, juga berdasarkan
zat aktif kurkumin yang memiliki aktivitas antikanker dengan mekanisme aksi
hambatan berbagai jalur molekuler (Sagar et al., 2006). Buah Makassar (Brucea
metastasis (Gao et al., 2011; Wang et al., 2012; Zhao et al., 2012).
bahan alam sebagai adjuvan maupun obat utama pada terapi kanker semakin
penggunaan bahan alam tersebut tetap ada. Oleh karena itu peneliti ingin
yang diperoleh?
tersebut dengan agen kemoterapi telah dilakukan, akan tetapi uji sitotoksik
tunggal temulawak dan buah Makassar pada sel 4T1 dan kombinasinya dengan
doxorubicin belum pernah dilakukan. Fokus utama penelitian ini adalah mengkaji
dan doxorubicin melalui hambatan kemampuan migrasi dan enzim yang berperan
b. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi
bermetastasis.
Perguruan Tinggi.