Anda di halaman 1dari 10

Community Health

VOLUME I  No 3 Juli 2013 Halaman 195 - 204


Artikel Penelitian

Evaluasi Program Vaksinasi Kanker Serviks Di


Kabupaten Badung Tahun 2012
Made Somantari Yuliana *1, Ni Luh Putu Suariyani 1

Alamat: PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana


Email: tariyuliana29@yahoo.com
*Penulis untuk berkorespondensi

ABSTRAK

Kanker Serviks merupakan jenis kanker terbanyak nomor tiga di kalangan perempuan di dunia
setelah kanker payudara. Kanker serviks disebut juga “silent killer” karena perkembangan kanker
ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker membutuhkan waktu yang
cukup lama, sekitar 10-20 tahun. Pada tahun 2005, jumlah wanita berusia 15-64 tahun di Indonesia
sebanyak 65 juta dan prevalensi kanker serviks adalah 50 per 100.000 perempuan. Di Bali setiap 2
hari ada 3 perempuan meninggal karena kanker serviks. Dengan memperhatikan hal tersebut
Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Badung melaksanakan
tindakan pencegahan penyakit kanker serviks dengan melakukan Vaksinasi HPV sebanyak 1534
siswi kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Badung Tahun 2012. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program vaksinasi kanker serviks di Kabupaten Badung
tahun 2012.
Penelitian ini adalah suatu evaluasi program dan pengumpulan data dilakukan di seluruh
instansi kesehatan dan organisasi profesi serta SMA Negeri terkait program dengan menggunakan
kuisioner terstruktur.Hasil penelitian menyatakan bahwa input program vaksinasi kanker serviks
telah berjalan dengan baik 69,6% diantaranya adalah baik 100% pada metode, baik 56,5% pada
dana, baik 87,0% pada orang yang terlibat dalam program dan sarana dinyatakan baik 60,9%. Proses
dinyatakan baik sebesar 52,2% diantaranya baik 91,3% pada Penentuan Sasaran dan tidak baik
56,5% pada Sosialisasi. Output dinyatakan baik sebanyak 87,0%. Secara keseluruhan Program
Vaksinasi Kanker Serviks di Kabupaten Badung Tahun 2012 dinyatakan “Baik” sebanyak 69,6 %
dan “Tidak Baik” sebanyak 21,7 %.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Badung untuk melakukan pengembangan
program pencegahan kanker serviks selanjutnya, khususnya meningkatkan persiapan dalam hal
sosialisasi dengan mempertimbangkan penggunaan media sosial dan media elektronik untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks dan cara pencegahannya kaitannya
dengan peningkatan derajat kesehatan dan mengurangi risiko terkena kanker serviks.

Keywords: Vaksinasi, Kanker Serviks

PENDAHULUAN “silent killer” karena perkembangan kanker


Kanker Serviks merupakan jenis kanker ini sangat sulit dideteksi. Perjalanan dari
terbanyak nomor tiga di kalangan infeksi virus menjadi kanker membutuhkan
perempuan di dunia setelah kanker waktu yang cukup lama, sekitar 10-20
payudara. Kanker serviks disebut juga tahun. Proses ini seringkali tidak disadari

Community Health 2013, I:3  195


hingga kemudian sampai pada tahap pra – sel-sel serviks. Selain membentengi dari
kanker tanpa gejala. Menurut Badan penyakit kanker serviks, vaksin ini juga
Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008 bekerja ganda yaitu melindungi perempuan
memperkirakan 12,4 juta penduduk dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang
menderita kanker serviks dan 7,6 juta menyebabkan kutil kelamin. Vaksinasi
orang meninggal karena penyakit kanker kanker serviks ini efektif diberikan pada
(CFR 61,3 %), bahkan di Dunia sekitar perempuan usia produktif (Wulandari,
500.000 wanita didiagnosa menderita 2010).
kanker serviks dan rata-rata 288.000 orang
Dengan memperhatikan hal tersebut
meninggal tiap tahun (CFR 57,6 %) (Dinas
Pemerintah Kabupaten Badung melalui
Kesehatan Kabupaten Badung, 2012).
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
Pada tahun 2005, jumlah wanita berusia melaksanakan tindakan pencegahan
15-64 tahun di Indonesia sebanyak 65 juta penyakit kanker serviks dengan melakukan
dan prevalensi kanker serviks adalah 50 per vaksinasi massal sebanyak 1534 siswi kelas
100.000 perempuan. Ini berarti jumlah X SMA Negeri se-Kabupaten Badung.
penderita kanker serviks adalah sekitar
Melihat hal tersebut maka penulis tertarik
32.500 pasien (Arisusilo, 2011).
untuk melakukan penelitian berupa
Di Bali setiap 2 hari ada 3 perempuan evaluasi program vaksinasi kanker seviks
meninggal karena kanker serviks. Kanker yang bertujuan untuk mengevaluasi
serviks merupakan satu-satunya jenis pelaksanaan program vaksinasi kanker
kanker yang telah diketahui penyebabnya serviks di Kabupaten Badung Tahun 2012
yaitu Human Paviloma Virus (HPV). Human berupa input (dana, orang yang terlibat
Paviloma Virus (HPV) adalah sekelompok dalam program, sarana prasarana,
lebih dari 100 virus yang berhubungan yang metode), proses (penentuan sasaran,
dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan sosialisasi), dan output.
kulit, ditularkan melalui kontak kulit seperti
METODE
vaginal, anal, atau oral seks. (Dinas Penelitian ini adalah suatu evaluasi
Kesehatan Kabupaten Badung).
program yang bersifat deskriptif yang
Pada pertengahan tahun 2006 telah menggambarkan persiapan pengelola
beredar vaksin untuk mencegah infeksi HPV program dalam melaksanakan vaksinasi
tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks untuk seluruh Siswi SMA
kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan Negeri di Kabupaten Badung tahun 2012.
cara meningkatkan kekebalan tubuh dan Populasi penelitian adalah Instansi
menangkap virus HPV sebelum memasuki yang berkaitan dengan pelaksanaan program

Community Health 2013, I:3  196


vaksinasi kanker serviks di Kabupaten (78.3%) sedangkan laki-laki 5 orang
Badung tahun 2012 yaitu pengelola program (21.7%). Tingkat pendidikan terbanyak
di Dinas Kesehatan Kabupaten Badung, YKI adalah pada tingkat diploma yaitu 11 orang

Cab. Kabupaten Badung, POGI Denpasar, (47.8%). Pada kelompok jenis profesi pada

Puskesmas se-Kabupaten Badung, Guru responden di bidang kesehatan terbanyak

SMA Negeri Se Kabupaten Badung dengan adalah berprofesi sebagai bidan yaitu 10

jumlah 23 instansi. orang (43.5%) dan yang lainnya adalah

Pengambilan responden dilakukan guru dari masing-masing SMA yaitu

secara purposive. Besar sampel yang berjumlah 8 orang (34.8%).

digunakan adalah 23 instansi dan diambil Tabel 1. Input Program Vaksinasi Kanker
Serviks
masing-masing 1 responden di setiap instansi No Input Jumlah %
terkait yang merupakan orang yang mewakili 1. Dana
Tidak Baik 8 34,8
instansi tersebut dalm program vaksinasi Baik 13 56,5
Tidak Menjawab 2 8,7
kanker serviks di Kabupaten Badung tahun Total 23 100
2. Orang yang Terlibat
2012. Dalam penelitian ini, penulis berupaya dalam Program
Tidak Baik 3 13,0
mengumpulkan data primer dan sekunder. Baik 20 87,0
Total 23 100
Data primer diperoleh melalui teknik interview 3. Sarana Prasarana
Tidak Baik 7 30,4
dengan menggunakan instrumen kuesioner Baik 14 60,9
Tidak Menjawab 2 8,7
atau angket (Setiadi, 2007).
Total 23 100
Data sekunder diperoleh peneliti dari 4. Metode
Baik 23 100
dokumen – dokumen dan laporan tahunan
Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Data
Pada tabel di atas menunjukan bahwa ada
sekunder yang dipergunakan, seperti: daftar
sebanyak 13 (56,5 %) responden yang
instansi yang terkait dalam pelaksanaan
menyatakan dana dari program mencukupi
program vaksinasi kanker serviks dan kasus
atau “baik”, ada sebanyak 20 (87,0 %)
kanker serviks di wilayah Kabupaten Badung.
responden yang menyatakan orang yang

HASIL terlibat dalam program mencukupi atau

Gambaran Karakteristik Responden “baik”, ada sebanyak 14 (60,9 %)


responden yang menyatakan sarana
Dalam penelitian ini didapatkan usia
prasarana dari program mencukupi atau
responden paling banyak dari golongan usia
“baik”, sedangkan ada sebanyak 23 (100
41-50 th yaitu 11 orang (47.8%). Dilihat
%) responden yang menyatakan metode
dari jenis kelamin, responden sebagian
yang digunakan pada program tepat atau
besar adalah perempuan yaitu 18 orang
“baik”.

Community Health 2013, I:3  197


Data tabel diatas menyebutkan adanya tidak memahami hal tersebut di dalam
responden yang tidak menjawab pada dana program.
sebanyak 2 orang (8,7%) dan sarana Tabel 4. Proses Program Vaksinasi Kanker
Serviks
prasarana sebanyak 2 orang (8,7%). Ini
No Aspek Program Jumlah Presentase
disebabkan karena responden tersebut
1. Input
tidak memahami hal tersebut di dalam Tidak Baik 5 21,7
Baik 16 69,6
program. Tidak Menjawab 2 8,7
Total 23 100
Tabel 2. Proses Program Vaksinasi Kanker 2. Proses
Serviks Tidak Baik 11 47,8
Baik 12 52,2
No Proses Jumlah % Total 23 100
1. Penentuan Sasaran 3. Output
Tidak Baik 2 8,7 Tidak Baik 2 8,7
Baik 21 91,3 Baik 20 87,0
Total 23 100 Tidak Menjawab 1 4,3
2. Sosialisasi Total 23 100
Tidak Baik 13 56,5
Baik 10 43,5
Total 23 100
Pada tabel di atas menunjukan bahwa pada
Pada tabel di atas menunjukan bahwa ada
aspek input ada sebanyak 16 (69,6 %)
sebanyak 21 (91,3 %) responden yang
responden yang menyatakan input dari
menyatakan penentuan sasaran dari
program “baik”, pada aspek proses ada
program tepat atau “baik” dan ada
sebanyak 12 (52.2 %) responden yang
sebanyak 2 (8,7%) %), ada sebanyak 13
menyatakan proses dari program “baik”,
(56,5 %) responden yang menyatakan
pada aspek output ada sebanyak 20 (87,0
sosialisasi dalam program tidak
%) responden yang menyatakan output
dilaksanakan dengan baik atau “tidak baik”.
dari program “baik”.
Tabel 3. Output Program Vaksinasi Kanker
Serviks
Data tabel diatas menyebutkan adanya
No Output Jumlah Presentase
responden yang tidak menjawab pada input
1. Tidak Baik 2 8,7
Baik 20 87,0 sebanyak 2 orang (8,7%), output sebanyak
Tidak Menjawab 1 4,3
Total 23 100 1 orang (4,3%). Ini disebabkan karena

Pada tabel di atas menunjukan bahwa ada responden tersebut tidak memahami hal

sebanyak 20 (87,0 %) responden yang tersebut di dalam program.

menyatakan output yang dihasilkan dari


program sesuai dengan yang diharapkan
Tabel 5. Proses Program Vaksinasi Kanker
atau “baik”. Data tabel diatas menyebutkan Serviks
No Program Jumlah Presentase
adanya responden yang tidak menjawab
1 Tidak Baik 5 21,7
pada sebanyak 1 orang (4,3%). Ini 2 Baik 16 69,6
disebabkan karena responden tersebut Total 21 91,3

Community Health 2013, I:3  198


Secara keseluruhan Program Vaksinasi tidak mengerti tentang hal tersebut dalam
Kanker Serviks di Kabupaten Badung Tahun program. Pada dana sebagian besar
2012 dinyatakan “Baik” sebanyak 69,6 % dikatakan cukup walupun di setiap instansi
dan “Tidak Baik” sebanyak 21,7 %. tidak mendapatkan dana untuk
melaksanakan program karena yang
DISKUSI
diperbantukan adalah tenaga. Di dalam
Gambaran Input Program Vaksinasi Kanker
aspek yang terdapat dalam dana tidak
Serviks
terdapat masalah karena aliran dana yang
Input merupakan segala jenis barang, jasa, mempengaruhi jalannya program sudah
dana, tenaga manusia, teknologi dan dinyatakan tepat waktu sehingga tidak
sumber daya lainnya, yang perlu tersedia menjadi penghambat jalannya program.
untuk terlaksananya suatu kegiatan dalam Menurut pengelola program vaksinasi
rangka menghasilkan output dan mencapai kanker serviks di Dinas Kesehatan
tujuan suatu program (Sinaga, 2000). Kabupaten Badung aliran dana program ini
Input dalam suatu program merupakan adalah dari RKA (Rancangan Keuangan
suatu perencanaan yaitu fase kebijakan Anggaran) diajukan ke Bappeda , setelah
untuk menentukan sasaran yang akan disetujui maka Bappeda akan mengelurka
mempengaruhi semua komponen baik DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)
individu maupun secara lingkungan yang selanjutnya dilaksanakan persiapan
(Adisasmito, 2007). pelaksanaan mulai dari input menuju

Menurut hasil penelitian, input program proses dan terakhir output.

vaksinasi kanker serviks telah berjalan Tersedianya tenaga kerja yang memenuhi
dengan baik. Input yang baik akan dapat berbagai persyaratan guna menjamin
menunjang jalannya program baik itu terlaksananya tugas dengan tingkat
sumber daya manusia maupun sumber efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang
daya lainnya. Input didalamnya termasuk tinggi (Siagian, 2005). Dalam program
pendanaan, organisasi yang ada, mitra vaksinasi kanker serviks, orang yang
kerjasama potensial, ada jaringan terlibat dalam program dikatakan tidak baik
organisasi atau interpersonal, staf dan oleh 3 responden karena dalam hal ini
relawan, waktu, fasilitas, peralatan, dan masing-masing responden memiliki tugas
perlengkapan (Kellogg, 2004). yang berbeda dalam program. Dikatakan

Input program vaksinasi kanker serviks tidak cukup karena jumlah siswa yang akan

berjalan baik pada metode, sedangkan di vaksin tidak sebanding dengan jumlah

pada dana dan sarana prasarana terdapat 2 petugas kesehatan yang bertugas untuk

responden yang tidak menjawab karena memvaksin siswi sehingga menyebabkan

Community Health 2013, I:3  199


proses vaksinasi lebih lambat dan mudah dicapai dari berbagai pihak yang
memperburuk kondisi siswi akibat tempat memerlukan dalam hal ini adalah sasaran
yang tidak mencukupi dan situasi yang vaksinasi dan orang yang terlibat dalam
ramai. Hal ini terkait dengan teori diatas program. Di lihat juga dari ketersediaan
yang menunjukkan efisiensi, evektifitas dan transportasi untuk mencapai tempat
produktivitas yang wajib dipenuhi. tersebut sehingga akan lebih memudahkan
Sehingga menurut responden tersebut, dalam menyediakan vaksin dan
dalam program ini sudah sangat jelas penjemputan tenaga kesehatan serta
bahwa efektivitas tenaga kesehatan sangat sasaran vaksinasi. Ketersediaan
kurang sehingga menyebabkan transportasi dan tempat yang mudah
keterlambatan dalam vaksinasi. Dalam dicapai akan mempermudah sasaran
aspek yang terdapat dalam orang yang vaksinasi untuk mencapai tempat
terlibat dalam program tidak terdapat pelaksanaan program yang nantinya akan
masalah bahkan tenaga yang dapat mempengaruhi kelancaran jalannya
mempengaruhi jalannya program dikatakan program vaksinasi kanker serviks. Secara
telah sigap dan tepat dalam menjalani umum sarana prasarana yang digunakan
program serta sesuai dengan TUPOKSI. dalam program sebagian besar dikatakan
cukup untuk menunjang pelaksanaan
Sarana prasarana yang digunakan dalam
program. Brosur, vaksin, tempat dan
program ini merupakan yang secara
trasnportasi telah tersedia untuk
keseluruhan digunakan dalam program
mencukupi kebutuhan pelaksanaan
seperti brosur, vaksin, tempat dan
program.
transportasi. Sarana dan prasarana sangat
penting disiapkan dalam input program Untuk melaksanakan program ini juga
agar berbagai kegiatan yang diperlukan metode yang tepat agar
diidentifikasikan di muka terselenggara program berjalan dengan baik. Dalam
dengan baik (Siagian, 2005). Brosur program vaksinasi kanker serviks di
PROTAP merupakan salah satu sarana Kabupaten Badung tahun 2012 telah
prasarana yang penting untuk disediakan menggunakan metode yang tepat, terbukti
karena merupakan pedoman dalam dengan hasil penelitian yang menyatakan
melaksanakan program, namun dalam bahwa metode yang digunakan dalam
program ini tidak disediakan brosur program ini 100% dikatakan baik karena
PROTAP. Tempat yang merupakan bagian sistem koordinasi yang berjalan lancar dan
dari sarana prasarana juga harus efisien tepat ke semua instansi dari tahap
yaitu pemanfaatan tempat yang persiapan hingga pelaksanaan program.
semaksimal mungkin dan aksesibilitas yaitu

Community Health 2013, I:3  200


Gambaran Proses Program Vaksinasi usia remaja yaitu dimulai umur 12 tahun
Kanker Serviks dimana usia-usia tersebut dimulainya
aktivitas seksual seseorang.
Proses adalah kumpulan bagian atau
elemen yang terdapat dalam sistem dan Sosialisasi yang juga merupakan bagian
yang berfungsi untuk mengubah masukan dari proses dari pelaksanaan program ini
(input) menjadi keluaran (output) yang dinyatakan tidak baik karena jenis
direncanakan (Marliana, 2008). sosialisasi yang dilaksanakan dan sasaran
sosialisasi kurang luas. Jenis sosialisasi
Proses merupakan tahap lanjutan setelah
yang dilaksanakan hanya berupa
input. Hasil penelitian menyatakan bahwa
penyuluhan dan tidak menggunakan iklan
perbandingan responden yang menyatakan
dan brosur sosialisasi. Melihat hal tersebut
baik dan tidak baik hanya selisih 1 orang
sosialisasi dalam program ini menjadi tidak
responden. Dalam penentuan sasaran
efektif, namun akan berdampak lebih positif
hanya 2 orang responden yang menyatakan
jika sosialisasi menggunakan iklan dan
tidak baik sedangkan untuk pelaksanaan
brosur mengingat remaja saat ini sangat
sosialisasi lebih banyak menyatakan tidak
bersahabat dengan sosial media, dengan
baik.
harapan seluruh sasaran vaksinasi akan
Sasaran (target group) adalah kepada siapa
memahami pentingnya melakukan
output yang dihasilkan (Indonesia Public
vaksinasi kanker serviks dan pada akhirnya
Health, 2012). Dalam Program Vaksinasi
akan bersedia untuk menjadi sasaran
Kanker Serviks di Kabupaten Badung Tahun
program vaksinasi kanker serviks.
2012 penentuan sasaran vaksinasi dalam
Sosialisasi juga hanya ditujukan untuk
hal ini sebagian besar menyatakan baik
siswa saja sehingga hasil yang didapatkan
karena secara umum dapat menurunkan
kurang maksimal. Menurut Pasaribu (2006)
angka kejadian kanker serviks di tingkat
sosialisasi adalah suatu proses
remaja putri. Responden yang menyatakan
pembentukan standar individu tentang
tidak tepat adalah dengan dasar pemikiran
keterampilan, dorongan sikap dan perilaku
bahwa sasaran yang lebih tepat adalah
agar dapat berjalan sesuai dengan tuntutan
dengan usia yang lebih dini. Vaksin kanker
dan harapan masyarakat. Sosialisasi ini
serviks dapat diberikan kepada remaja dari
juga dipengaruhi oleh lingkungan dimana
usia 10 tahun, semakin dini vaksinasi
seseorang itu berada, sehingga dalam
diberikan maka akan semakin dini pula
program vaksinasi kanker serviks di
pencegahannya. Menurut Widayani (2010)
Kabupaten Badung tahun 2012 sosialisasi
pemberian vaksin HPV lebih efektif
juga sangat perlu ditujukan untuk ibu
diberikan pada wanita sebelum puber dan
rumah tangga selaku orang tua dari siswi

Community Health 2013, I:3  201


yang akan memberikan ijin putrinya untuk ingin mendapatkan vaksin gratis dengan
melakukan vaksinasi. didanai APBD, sedangkan dampak
positifnya adalah dalam bidang kesehatan
Gambaran Output Program Vaksinasi
yaitu informasi tentang kanker serviks
Kanker Serviks
menjadi semakin meluas sehingga
Output merupakan produk atau jasa
diharapkan masyarakat akan melakukan
tertentu yang diharapkan dapat dihasilkan
vaksinasi kanker serviks.
oleh suatu kegiatan yang dihasilkan dari
Gambaran Evaluasi Program Vaksinasi
input yang tersedia, untuk mencapai tujuan
Kanker Serviks
program (Sinaga, 2000). Output program
merupakan hasil yang ingin dicapai dari Evaluasi adalah suatu usaha untuk
pelaksanaan program ini. Menurut mengukur dan memberi nilai secara objektif
pengelola program vaksinasi kanker terhadap pencapaian hasil yang telah
serviks, tujuan jangka panjang pelaksanaan ditentukan sebelumnya (standar
program ini adalah mengurangi resiko operasional) (Tonggong, 2003). Program
terkena kanker serviks kanker serviks. Hasil vaksinasi kanker serviks di Kabupaten
penelitian menyatakan bahwa hasil dari Badung tahun 2012 adalah merupakan
program vaksinasi kanker serviks adalah program yang pertama di adakan di Bali.
baik. Terdapat 2 responden yang Dinas Kesehatan Kabupaten Badung telah
menyatakan hasil yang dicapai tidak baik, mempersiapkan segala bentuk persiapan
salah satunya adalah dikarenakan sasaran dari input, proses dan ouput. Bekerja sama
yang dituju tidak tepat sehingga hasil yang dengan instansi kesehatan lainnya yang
dicapai menjadi tidak maksimal atau terkait yaitu YKI Cab. Kabupaten Badung,
kurang efektif untuk mencegah kanker POGI Denpasar dan seluruh Puskesmas di
serviks dan jawaban dari responden lainnya Kabupaten Badung melaksanakan program
tidak sejalan dengan pernyataan pada ini dengan sasaran yang dituju adalah siswi
penentuan sasaran vaksinasi yang SMA Negeri kelas X di Kabupaten Badung.
dinyatakan baik namun dalam hasil
Hasil penelitian menyatakan bahwa
dinyatakan tidak baik.
program vaksinasi kanker serviks secara
Menurut pengelola program vaksinasi umum telah berjalan dengan baik namun
kanker serviks di Kabupaten Badung tahun masih terdapat kekurangan pada proses
2012, tujuan jangka pendek telah tercapai yaitu sosialisai. Program ini belum
yaitu seluruh sasaran telah di vaksin. melaksanakan sosialisasi yang baik dengan
Program ini juga dapat menimbulkan memanfaatkan media sosialisasi yang ada
dampak negatif yaitu seluruh masyarakat saat ini dan sasaran sosialisasi belum luas.

Community Health 2013, I:3  202


SIMPULAN Pelaksanaan Vaksinasi Kanker Serviks
Input program vaksinasi kanker serviks Di Kabupaten Badung Tahun
telah berjalan dengan baik 69,6% 2012.Badung:Dinas Kesehatan
diantaranya 100% baik pada metode, Kabupaten badung
56,5% baik pada dana, 87,0% baik pada 4. Indonesia Public Health. Pengertian 5M
orang yang terlibat dalam program dan dalam Manajemen , Available:
60,9% baik pada sarana prasarana. Proses http://www.indonesian-
program dinyatakan baik 52,2% publichealth.com/2012/02/pengertian-
diantaranya 91,3% baik pada penentuan 5-m-dalam-manajemen.html
sasaran dan 56,5% tidak baik pada (Accessed: 13 Februari 2013)
sosialisasi. Output program dinyatakan baik 5. Kellogg, W.K. 2004. Logic Model
87,0% adapun tujuan jangka pendeknya Development Guide. W.K. Kellogg
telah tercapai. Foundation One East Michigan Avenue

Program vaksinasi kanker serviks di East Battle Creek, Michigan 49017-

Kabupaten Badung Tahun 2012 secara 4012 www.wkkf.org

umum telah terlaksana dengan baik 69,6% 6. Marliana, Lina. 2008. Pelaksanaan

namun masih terdapat kekurangan pada Program Siaran Pendidikan Kesehatan

proses yaitu sosialisai yang belum Di Radio Siaran Pemerintah Daerah

memanfaatkan media sosialisasi yang ada (Rspd) Fm Kabupaten Serang Tahun

saat ini dan sasaran sosialisasi belum luas. 2008. Universitas Indonesia. Jakarta ,
Available:
DAFTAR PUSTAKA http://lontar.ui.ac.id/filefile=digital/12
1. Adisasmito, Wiku. 2007. Sistem 2947-S-5237-
Kesehatan. PT Rajagrafindo Persada. Pelaksanaan%20program-Literatur.pdf
Jakarta (Accessed: 4 Maret 2013)
2. Arisusilo, Cahyawati. 2011. Kanker 7. Pasaribu, Emir Taris. 2006. Epidemilogi
Leher Rahim (Cancer Cervix) Sebagai dan Etiologi Kanker. Fakultas
PembunuhnWanita Terbanyak Di Kedokteran Universitas Sumatera
Negara Berkembang , Available: Utara. Sumatera Utara , Available:
http://ejournal.uin- http://repository.usu.ac.id/bitstream12
malang.ac.id/index.php/sainstis/article 3456789206761mkn-sep2006-
/view/1862 (Accessed: 10 Desember %20sup%20(13).pdf (Accessed: 6
2012) Februari 2013)
3. Dinas Kesehatan Kabupaten 8. Rini, Lestari Mustika. 2009. Analisa
Badung,2011,Kerangka Acuan Faktor Usia pada Wanita Peserta

Community Health 2013, I:3  203


Program Penapisan Kanker Leher Rahim http://www.fk.unair.ac.idattachments1
Dengan Pendekatan “See and Treat” 594_Anti%20W,%20S.pdf (Accessed: 7
Untuk Deteksi Lesi Prakanker dan Februari 2013)
Pengobatan Dengan Terapi Beku. FK UI. 14. Wulandari, Atik Sri. 2010. Pengertian
Jakarta , Available: Dan Pemahaman Resiko Ca Cervix Pada
http://www.lontar.ui.ac.id/filefile=digit Wanita Usia Subur Di Indonesia.
al/122893-S09049fk- Universitas Wijaya Kusuma. Surabaya ,
Analisa%20faktor-Literatur.pdf Available:
(Accessed: 22 Mei 2013) http://fk.uwks.ac.id/archieve/jurnal/Vo
9. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan l2.no1.Januari2010/PENGERTIAN/DAN/
Riset Keperawatan. Graha Ilmu, PEMAHAMAN/RESIKO/CA/CERVIX/PAD
Yogyakarta A.pdf (Accessed: 10 Desember 2012)
10. Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi-
Fungsi Manajemen. Pt Bumi Aksara.
Jakarta
11. Sinaga, Asniati. 2000. Evaluasi Program
Pemberdayaan Anak Jalanan:Proyek
Pembinaan Mental/Spiritual dan
Material. Institut Pertanian Bogor.
Bogor , Available: Community Health
I:3 Oktober 2013
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/h
andle/12345678914902A00/asi.pdf/se
quence=2 (Accessed: 4 Maret 2013)
12. Tonggong. 2003. Evaluasi Sistem
Pelaksanaan Program Perawatan
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2003. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
13. Widayani, Anti. 2010. Hubungan
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Kanker Serviks Dengan
Perilaku Pencegahan Kanker Serviks Di
Smk Kartika 1 Surabaya. Universitas
Airlangga. Surabaya , Available:

Community Health 2013, I:3  204

Anda mungkin juga menyukai