Neuritis optik merupakan peradangan saraf optik dengan visus mendadak menurun
(Yogiantaro dan Soehartono, 2006). Penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang
ekstraokuler dapat disebabkan oleh beberapa kelainan (Ilyas dan Yulianti, 2013).
Patofisiologi
Dasar patologi penyebab neuritis optik paling sering adalah inflamasi demielinisasi dari
saraf optik. Patologi yang terjadi sama dengan yang terjadi pada multipel sklerosis (MS) akut,
yaitu adanya plak di otak dengan perivascular cuffing, edema pada selubung saraf yang
Inflamasi pada endotel pembuluh darah retina dapat mendahului demielinisasi dan terkadang
terlihat sebagai retinal vein sheathing. Kehilangan mielin melebihi hilangnya akson.
Dipercaya bahwa demielinisasi yang terjadi pada neuritis optik diperantarai oleh imun, tetapi
mekanisme spesifik dan antigen targetnya belum diketahui. Aktivasi sistemik sel T
diidentifikasi pada awal gejala dan mendahului perubahan yang terjadi didalam cairan
(dalam 2-4 minggu). Aktivasi sel T menyebabkan pelepasan sitokin dan agen-agen inflamasi
yang lain. Aktivasi sel B melawan protein dasar mielin tidak terlihat di darah perifer namun
dapat terlihat di cairan serebrospinal pasien dengan neuritis optik. Neuritis optik juga
berkaitan dengan kerentanan genetik, sama seperti MS. Terdapat ekspresi tipe HLA tertentu
Klasifikasi
Neuritis Intraokuler/papilitis
Papilitis Merupakan radang pada serabut retina saraf optik yang masuk pada papil saraf optik
yang berada dalam bola mata. Penglihatan pada papilitis akan terganggu dengan lapang
pandangan menciut, bintik buta melebar, skotoma sentral, sekosentral dan altitudinal (Ilyas
Terdapat tanda defek pupil aferen bila pada kedua mata. Pada papil terlihat perdarahan ,
eksudat, dengan perubahan pada pembuluh darah retina dan arteri menciut dengan vena yang
melebar. Kadang-kadang terlihat edema papil yang berat yang menyebar ke daerah ke retina
sekitarnya. Edema papil tidak melebihi 2-3 dioptri. Ditemukan eksudat star figure yang
menyebar dari daerah papil ke daerah makula. Papil saraf optik berangsur-angsur menjadi
pucat yang kadang-kadang menjadi putih seperti kertas dengan tajam penglihatan masih tetap
normal. Terlihat sel radang di dalam kaca, di depan papil saraf optik (Ilyas dan Yulianti, 2013).
Penyulit papilitas yang dapat terjadi yaitu ikut meradangnya retina atau terjadinya
neuroretinitis. Bila terjadi atrofi papil pascapapilitas akan sukar dibedakan dengan atrifi papil
akibat papil edema. Kedua atrofi ini memperlihatkan papil pucat dengan batas yang kabur
akibat terdapatnya jaringan fiborsis atau gila disertai dengan arteri yang menciut berat dengan
Pada proses penyembuhan kadang-kadang tajam penglihatan sedikit menjadi lebih baik atau
sama sekali tidak ada perbaikan dengan skotoma sentral menjadi lebih baik atau sama sekali
tidak ada perbaikan dengan skotoma sentral yang menetap (Ilyas dan Yulianti, 2013).
Rekuran dapat terjadi berakhir dengan gangguan fungsi penglihatan yang lebih nyata.
Diagnosis banding adalah iskemik optik neuropati, papil edema akut, hipertensi sistemik aku,
leher optik neuropati, dan optik neuropati, dan optik neuropati toksis dan metabolik (Ilyas dan
Yulianti, 2013).
Neuritis Retrobuler
Neuritis retrobulbar adalah radang saraf optik dibelakang bola mata. Biasanya berjalan akut
yang mengenai satu atau kedua mata mata. Neuriti retrobulbar dapat disebabkan sklerosis
mutipel, penyakit mielin saraf, anemia pernisiosa, diabetes melitus, dan intoksikasi (Ilyas dan
Yulianti, 2013).
Bola mata bila digerakkan akan terasa berat di bagian belakang bola mata. Rasa sakit akan
bertambah bila bola mata ditekan yang disertai dengan sakit kepala. Neuritis retrobulbar
mempunyai gejala seperti neuritis akan tetapi dengan gambaran fundus yang sama sekali
normal. Pada keadaan lanjut didapatkan reaksi pupil yang lambat. Gambaran fundus pasien
normal dan diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan lapangan pandang dan turunnya tajam
penglihatan yang berat. Walaupun pada permulaan tidak terlihat kelainan fundus, lama
kelamaan akan terlihat kekaburan batas papil saraf optik dan degenerasi saraf optik akibat
degenerasi saraf optil akibat degenerasi serabut saraf, disertai atrofi desenden akan terlihat
papil pucat dengan batas yang tegas (Ilyas dan Yulianti, 2013).
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksan lapang pandangan dan turunnya tajan penglihatan
yang berat . pada pemeriksaan lapang pandan dengan ditemukn skotoma sentral, parasentral
B. Visus 20/50 ≤ :
1. Observasi atau
Kehilangan penglihatan pada neuritis optik dapat terjadi permanen. Neuritis retrobulbar
mungkin terjadi walaupun merupakan suatu neuritis optik yang terjadi cukup jauh di
Neurits optik yang disebabkan oleh sklerosis multipel memiliki ciri khas kekambuhan dan
remisi. Disabilitas yang menetap cenderung meningkat pada setiap kekambuhan. Peningkatan
KESIMPULAN
Neuritis optik merupakan peradangan saraf optik dengan visus mendadak menurun. Penyebab
neuritis optik paling sering adalah inflamasi demielinisasi dari saraf optik. Berdasarkan
observasi sedangkan visus 20/50 ≤ dilakukan observasi dan dapat pula diberikan obat
golongan kortikosteroid. Jika tidak tertangani dengan baik kehilangan penglihatan pada
Osborne B, Balcer LJ. 2015. Optic neuritis: Pathophysiology, clinical features, and
diagnosis.
Ilyas, S. dan Yulianti, S. 2013. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Kelima. FKUI. Jakarta. Hal. 183-
186.