Anda di halaman 1dari 6

45

Lampiran P. 3.1 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode AASHTO


1993
1. Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode AASHTO 1993

Perhitungan tebal lapisan perkerasan dengan metode ini berpodoman pada

buku Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T – 01 – 2002 – B.

a. Data Umum :

 Lebar jalan = 6 meter, dengan bahu jalan 2 x 1 meter

 Klasifikasi jalan = Lokal, ( 1 lajur 2 arah )

 Umur rencana = 10 tahun

 Waktu pelaksanaan = 1 tahun

 Perkembangan lalulintas pada masa pelaksanaan =1%

 Perkembangan lalulintas pada umur rencana =6%

b. LHR untuk setiap jenis kendaraan adalah sebagai berikut :

 Kendaraan ringan 2 ton = 98 kendaraan/hari

 Truck 2 as 13 ton = 33 kendaraan/hari

 Truck 3 as 20 ton = 12 kendaraan/hari

LHR = 143 kendaraan/hari

c. Angka Ekivalen ( ESAL Traffik ) untuk masing – masing jenis kendaraan,

yaitu :

10 4 10 4
 2 ton (1+1) = (53 𝑘𝑁) + (53 𝑘𝑁) = 0,002 KN = 0,0002 t

50 4 80 4
 13 ton (5+8) = (53 𝑘𝑁) + (53 𝑘𝑁) = 5,983 KN = 0,5983 t

60 4 140 4
 20 ton (6+2.7) = (53 𝑘𝑁) + 0,086 (53 𝑘𝑁) = 5,822 KN = 0,5822 t
46

Lampiran P. 3.2 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode AASHTO


1993

d. Reliabilitas :

 Klasifikasi jalan = Lokal

 Rekomendasi tingkat reabilitas = 50 – 80(Tabel 1 halaman 9)

 Dalam hal ini digunakan nilai R sebesar 80 % (Tabel 2 halaman 10)

 Deviasi Standar (So)/simpangan baku keseluruhan harus dipilih yang

mewakili kondisi setempat.

Rentang nilai So adalah 0,40 – 0,50, diambil So adalah 0,45

 Standard normal deviate, Zr (nilai penyimpangan normal standar),

untuk R 80 % digunakan Zr = -0,841 (Tabel 2 halaman10)

e. Lalu lintas pada lajur rencana

 Pada umumnya DD diambil 0,5. Pada beberapa kasus khusus terdapat

pengecualian dimana kendaraan berat cenderung menuju satu arah

tertentu. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa DD bervariasi

dari 0,3 – 0,7 tergantung arah mana yang ‘berat’ dan ‘kosong’. Setelah

ditinjau pada jalan yang diamati, maka nilai faktor distribusi arah (DD)

diambil 0,5.

 Faktor distribusi lajur (DL) dilihat pada jumlah lajur per arah,

berdasarkan 2 lajur per-arah maka untuk beban gandar standar dalam

lajur rencana diambil 80-100 % (Tabel 3 dan 4 halaman 11).


47

Lampiran P. 3.3 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode AASHTO


1993

Menghitung beban gandar standar untuk lajur rencana pertahun :

w18= DDx DLx ŵ18

keterangan :

DD = faktor distribusi arah (0,5).

DL= faktor distribusi lajur diambil = 1,0 (1 lajur 2 arah)

ŵ18 = beban gandar standar kumulatif untuk dua arah.

Ŵ18 = (98 x 0,0002) + (33 x 0,5983) + (12 x 0,5822)

= 0,0196 + 19,7439 + 6,9864

= 26,7499 beban gandar standar

W18 perhari = DD x DL x W18

= 0,5 x 1,0 x 26,7499

= 13,3749 beban gandar standar

ESAL = 13,3749 x 106

= 13.374.900 beban gandar standar

W18 pertahun = 365 x 13,3749

= 4881,856 beban gandar standar

(1+g)n −1
Wt = W18pertahun x
g

(1+0.06)10 −1
= 4881,856 x
0.06

= 4881,856 x 13,18

= 64342,862
48

Lampiran P. 3.4 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode AASHTO


1993

2. Koefisien drainase

 Dilihat dari jalan yang ditinjau, untuk kualitas drainase : Baik

 Air yang hilang dalam waktu : 1 hari

3. Untuk koefisien drainase, dilihat dari hasil data curah hujan (dapat dilihat

pada lampiran P.2.1 halaman 43 dan tabel 5 dan 6 pada halaman 13)

berkisar 5-25%, diambil 1,15Indeks permukaan.

 IP = 2,0 : menyatakan tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih

mantap

 Maka dari klasifikasi jalan lokal nilai IPt : 2,0

 Jenis lapis perkerasan : LASTON (Tabel. 8 halaman 15)

 Nilai IPo dilihat dari IP, maka nilai IPo : 3,9 (Tabel. 8 halaman 15)

 ∆PSI = Ipo – Ipt = 3,9 – 2,0 = 1,9

4. Koefisien kekuatan relatif (a)

Nilai untuk koefisien kekuatan relatif (a) dan modulus reselien didapat

pada lampiran gambar 1 - 3 pada halaman 53 - 55. Maka nilainya sebagai

berikut:

 Koefisien kekuatan relatif, a1 = 0,42 (Tabel. 10 halaman 17)

Modulus reselien, MR = 400.000 psi(Lampiran gambar G. 1 halaman 53)


49

Lampiran P. 3.5 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode AASHTO


1993

 Koefisien kekuatan relatif, a2 = 0,138

Modulus reselien, MR = 29990 psi(Lampiran gambar G. 2

halaman 54)

 Koefisien kekuatan relatif, a3 = 0,13

Modulus reselien, MR = 18600 psi(Lampiran gambar G. 3

halaman 55)

Adapun untuk membuktikan nilai koefisien kekuatan relatif untuk a2 dan a3


sebagai berikut :

 Lapis pondasi atas

a2 = 0,249 (log10 MR) – 0,977

= 0,249 (log10 29990) – 0,977

= 1,115 – 0,977

= 0,138

 Lapis pondasi bawah

a3 = 0,227 (log10 MR) – 0,839

= 0,227 (log10 18600) – 0,839

= 0,969 – 0,839

= 0,13
50

Lampiran P. 3.6 Perhitungan Tebal Lapisan Perkerasan Metode AASHTO


1993

5. Menghitung tebal perkerasan :

CBR tanah dasar = 8,42 %

MR tanah dasar = 1500 x CBR = 1500 x 8,42 = 12630

Struktur number, SN = 3,9 (Lampiran gambar N. 4 halaman 56)

Dari hasil ESAL yaitu 13.374.900 maka untuk tebal :

Aspal (D1) = 4,0 inci = 10 cm (Tabel. 9 halaman 16)

Lapis pondasi atas ( D2) = 6 inci = 15 cm (Tabel. 9 halaman 16)

Sedangkan untuk lapis pondasi bawah adalah:

SN = a1.D1 + a2.m2.D2 + a3.m3.D3

3,9 = 0,42 . 4,0 + 0,138 . 1,15 . 6 + 0,13 . 1,15 . D3

3,9 = 1,68 + 0,952 + 0,149 D3

3,9 = 2,632 + 0,149 D3

0,149 D3 = 1,268

1,268
D3 =
0,149

D3 = 8,51 inci ≈ 9 inc

= 22,86 cm ≈ 23 cm

Anda mungkin juga menyukai