I WAYAN JUNIANTARA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
TESIS
I WAYAN JUNIANTARA
NIM: 1290661007
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
i
I WAYAN JUNIANTARA
NIM: 1290661007
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
Lembar Pengesahan
Dr.Putu Saroyini Piartrini, SE., MM.,Ak Dr. I Gede Riana, SE., MM.
NIP. 19640910 199003 2 001 NIP. 19631127 198601 1
001
Mengetahui
2015
ii
Tesis ini Telah Diuji pada
Tanggal 30 Januari 2015
iii
SURAT PENYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nim : 1290661007
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka
I Wayan Juniantara
iv
KATA PENGANTAR
Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas wasung kertha wara
kepada Dr. I Gede Riana SE,. MM sebagai pembimbing pendamping yang dengan
penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada
penulis.
Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada
dijabat oleh Prof. Dr.dr. A A. Raka Sudewi,Sp S (K) atas kesempatan yang
terima kasih kepada Prof. I Gusti Bagus Wiksuana. SE,. M.Si. sebagai Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Atas ijin yang diberikan
v
ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Desak Ketut
Sintaasih, SE, M.Si sebagai Ketua Program MM Udayana. Ungkapan terima kasih
penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. WG Supartha
SE. SU , Dr. I Gede Adnyana Sudibya, SE.,MKes , Dr. Made Subudi, SE., M.Si
yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapakan terima
kasih kepada kedua orang tua yang telah membesarkan penulis, istri tercinta dan
Penulis
I Wayan Juniantara
vi
ABSTRAK
dalam meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kepuasan Kinerja Pegawai Negeri
vii
ABSTRACT
EFFECT OF MOTIVATION AND JOB SATISFACTION OF THE
PERFORMANCE OF EMPLOYEES COOPERATIVE
IN DENPASAR
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ix
4.2 Variabel Penelitian ............................................................... 38
4.2.1 Identifikasi Variabel .................................................... 38
4.2.2 Definisi Operasional Variabel....................................... 39
4.3 Metode Pengumpulan Data .................................................... 41
4.3.1. Jenis Data .................................................................... 41
4.3.2 Sumber Data ................................................................ 41
4.3.3 Metode Pengumpulan Data .......................................... 42
4.3.4. Populasi dan Sampel .................................................... 42
4.3.5 Instrumen Penelitian..................................................... 43
4.4 Uji Validitas dan Reabilitas .................................................. 44
4.4.1 Uji Validitas ................................................................ 44
4.4.2 Uji Reabilitas ............................................................... 45
4.5 Metode Analisis Data ............................................................. 46
4.5.1. Analisis Deskriptif ........................................................ 46
4.5.2 Analisis Infrensial ........................................................ 46
4.5.3 Evaluasi Goodness of Fit Model PLS ............................. 48
x
1.2 Realisasi Anggaran Pendapatan………………………………….. 3
1.3 Pencapaian Kinerja Karyawan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan dengan Predikat Sehat
tahun 2014…………………………………………..................... 4
1.4 Pencapaian Kinerja Karyawan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan dengan Predikat Kurang
Sehat tahun 2014………………………………............................... 5
4.1 Uji Validitas................................................................................. 44
4.2 Uji Rehabilitas.............................................................................. 45
5.1 Karakteristik Responden............................................................... 53
5.2 Deskripsi Variabel Penelitian....................................................... 54
5.3 Outer Loadings............................................................................. 57
5.4 Discriminant Validity................................................................... 60
5.5 Composite Reliability................................................................... 61
5.6 Nilai R-Square.............................................................................. 63
5.7 Result For Inner Weights.............................................................. 65
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi yang berbasis ekonomi kerakyatan. Biro
yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan anggota. Biro
transaksi keuangan..
Selatan saat ini didukung oleh perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di
Bali dan khususnya di Kota Denpasar yang semakin pesat. Seiring dengan
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan diharapkan dapat menjadi lembaga penyedia dana
maupun sektor non keuangan lainnya. Untuk mengelola Biro Pemerintahan Sekretariat
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan tidak cukup hanya dengan dana yang besar, tetapi
harus ditunjang dengan pola pembinaan yang intensif, terencana dan terukur bagi
semua karyawan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Hal
ini disebabkan adanya tantangan mengingat banyaknya masalah yang harus dihadapi
2
Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan seperti prinsip Biro
Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang hingga kini belum
kualitas sumber daya manusia yang harus terus ditingkatkan guna tercapainya Biro
Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang sehat, kuat, maju,
berkualitas dan mandiri serta memiliki daya saing agar mampu bersaing di era global.
1
Mengacu pada Surat Keputusan Menteri Biro Pemerintahan
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan UKM No.20/Per/M.KUKM/XI/2008
menyatakan kesehatan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan adalah kondisi atau keadaan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan yang dinyatakan sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan
sangat tidak sehat. Sehat atau tidak sehatnya suatu Biro Pemerintahan Sekretariat
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan bisa dilihat dari kreteria skor yang telah ditentukan,
seperti pada Tabel 1.1
Tabel 1.1
Predikat Kesehatan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Skor Predikat
80-100 Sehat
60-80 Cukup sehat
40-60 Kurang sehat
20-40 Tidak Sehat
≤ 20 Sangat Tidak Sehat
Sumber: Peraturan Menteri Negara Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan
Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia No. 20 /Per/M.KUKM/XI/ 2008
Dari Tabel 1.1 dapat diperkuat dengan aspek yang digunakan untuk penilaian
kesehatan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan antara lain
Sulawesi Selatan
3
sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan dan UKM
No.20/Per/M.KUKM/XI/2008.
Tabel 1.2
Realisasi Anggaran Pendapatan
Realisasi anggaran pendapatan Nilai
( dinilai dalam %)
>100% 100
80% s/d <100% 75
60% s/d <80% 50
40% s/d <60% 25
< 40% 0
Sumber: Peraturan Menteri Negara Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia No. 06 /Per/M.KUKM/XI/ 2006
Dari Tabel 1.2 dapat dijelaskan bawah Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan yang telah merealisasi atau mencapai pendapatan lebih dari
seratus persen dari 20% modal Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi
Provinsi Sulawesi Selatan tersebut akan mendapatkan nilai seratus atau dengan kata
dinyatakan memiliki produktifitas yang sangat baik, dan apabila Biro Pemerintahan
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan belum mencapai atau kurang dari empat
puluh persen dari modal Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
dinyatakan memiliki produktifitas yang sangat tidak baik. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan
sampai tahun 2014 total jumlah Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan di Kota Denpasar yang dinilai yaitu 171 unit dari 1.033 unit Biro
yang dinyatakan sehat sebanyak 40 unit, cukup sehat 104 unit, kurang sehat 25 unit,
Berdasarkan predikat dan penilaian yang telah ditentukan dari Dinas Biro
2014, serta hasil dari observasi yang dilakukan menunjukan bahwa Biro Pemerintahan
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Dwipayana Arta dinyatakan sehat. Hal
Tabel. 1.3
Pencapaian Kinerja Karyawan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan Dengan Predikat Sehat Tahun 2014
5
Karyawan Nilai
Relisasi Skor
A 79% 50
B 76% 50
C 92% 75
D 62% 50
E 55% 25
Dari Tabel 1.3 menunjukan bahwa produktivitas karyawan Biro Pemerintahan
Sulawesi Selatan. Hal ini bisa dilihat dari realisasi anggaran pendapatan seorang
karyawan melalui anggota maupun luar anggota yang menjadi nasabah Biro
Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dengan rata-rata skor yang
dicapai sebesar 50 atau 76% dari target yang telah ditentukan yaitu 20% dari modal
dinyatakan dengan predikat kurang sehat. Hal ini tidak terlepas realisasi anggaran
Tabel 1.4
Pencapaian Kinerja Karyawan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan dengan Predikat Kurang Sehat Tahun 2014
Karyawan Nilai
Relisasi Skor
A 23% 0
B 35% 0
C 89% 75
D 53% 25
Dari Tabel 1.4 menunjukan bahwa produktifitas karyawan Biro Pemerintahan
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan tidak berperan secara maksimal sehingga
menjadi menurun, itu terlihat dari rata-rata skor yang dicapai oleh karyawan sebesar 25
6
atau 50% dari target yang telah ditentukan yaitu 20% dari modal Biro Pemerintahan
sehat menyatakan bahwa kurangnya perhatian manajemen terhadap apa yang diperoleh
karyawan yang berprestasi, tempat yang tidak mendukung dalam melakukan pekerjaan
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dengan predikat sehat menyatakan hal
yang sebaliknya dimana setiap hasil kerja dari semua karyawan selalu mendapatkan
pujian maupun penghargaan dari manajemen setelah rapat anggota tahunan Biro
karyawan antara Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang
Sulawesi Selatan yang berpredikat kurang sehat, rata-rata skor yang diperoleh
menunjukan perbedaan yang cukup signifikant, sehingga dalam hal ini Biro
kinerja. SDM adalah orang-orang yang merancang dan menghasilkan barang dan jasa,
strategi untuk mencapai tujuan, Hardjanto (2010). Sementara dari hasil wawancara
Sulawesi Selatan, menujukan bahwa masih banyak masalah yang dihadapi Biro
Sulawesi Selatan. Sementara itu, masalah eksternal antara lain menyangkut faktor
badan usaha lain, teknologi, sosial, dan politik. internal Biro Pemerintahan Sekretariat
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Dilihat dari permasalahan yang dihadapi Biro
merupakan kunci utama dalam pendayagunaan sumber daya karyawan untuk mencapai
kinerja yang maksimal serta tetap bertahan dalam persaingan di era globalisasi.
Dengan demikian semakin disadari bahwa dalam suatu Biro Pemerintahan Sekretariat
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, SDM merupakan unsur yang paling penting, seperti
yang diungkapkan oleh Hardyansyah (2002) bahwa manusia sebagai tenaga kerja
dalam organisasi mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan dan
memberikan pelayanan yang baik bagi organisasi dan masyarakat. Karyawan (account
officer) merupakan faktor produksi yang paling utama, karena itu harus mempunyai
8
kemauan dan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan dari Biro
menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi (Malthis dan
Jackson, 2001). Menurut Dessler (2003:4) sumber daya manusia yang handal mampu
pelaksana utama setiap fungsi organisasi terhadap sarana, prasarana, dan infrastruktur
yang ada. Karyawan merupakan salah satu faktor kunci organisasi yang harus
dahulu memperbaiki kinerja individu. Namun banyak faktor yang menentukan kinerja
selain faktor motivasi dan kepuasan kerja karyawan. Beberapa faktor yang
sehat dapat dilakukan dengan cara memotivasi seorang karyawan dan meningkatkan
Selatan. Motivasi kerja dan kepuasan kerja merupakan faktor sangat penting dalam
meningkatkan kinerja karyawan. Motivasi adalah proses yang dinamis dimana setiap
sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam
mengejar suatu tujuan dan berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan
performansi pekerjaan.
Menurut Herzberg (1966) dalam Teck Hong dan Wahed (2011) ada dua jenis
menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya factor hygiene ( faktor
seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, Faktor eksternal tersebut termasuk gaji,
kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah pencapaian atau penyelesaian pada suatu
pekerjaan, pengenalan untuk menyelesaikan pekerjaan, sifat pekerjaan dan tugas itu
motivasi yang bersifat internal dengan pekerjaan seperti prestasi, pengakuan, tanggung
jawab, sifat pekerjaan dan pertumbuhan pribadi dan kemajuan secara signifikan
menjaga atau memelihara perilaku manusia agar terarah pada tujuan. Untuk lebih
sehingga menghasilkan derajat penghargaan yang tinggi oleh kedua faktor tersebut.
sebagai faktor yang memastikan kepuasan kerja karyawan (Yuwono dkk., 2005).
10
Hasil penelitian Teck Hong dan Waheed (2011) menunjukkan bahwa setiap
empat faktor motivasi kondisi kerja, pengakuan, kebijakan perusahaan, dan uang.
(2012), Dieleman (2013), Abonam (2011), Peter and Bram (2009), Muogbo (2013) ,
signifikan terhadap kinerja. Hasil penelitian Susan et al. (2013) menunjukan bahwa
ada pengaruh yang kuat pada kinerja disebabkan perubahan cara motivasi yang
meskipun motivasi kerja perpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
Selain faktor motivasi, kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang berperan
emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas
jasa karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat balas jasa yang memang
yang rendah atau dirasakan kurang memadai, kondisi kerja yang kurang memuaskan,
11
hubungan yang tidak serasi baik dengan atasan maupun dengan para rekan sekerja, dan
Kepuasan kerja bukan diperoleh dari status sosial tinggi, namun kepuasaan kerja
bagi mereka adalah usaha untuk mencapai hasil produksi itu sendiri. Manajamen harus
dapat mendorong sumber daya manusia agar tetap produktif dalam mengerjakan
mempertahankan karyawan, dan selain itu karyawan juga dapat dijadikan sebagai mitra
utama yang baik dalam penunjang keberhasilan suatu organisasi, hal tersebut di
kerja merupakan elemen penting dalam situasi kerja dan telah dikaitkan dengan
(2013)
seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap
karyawan yang berbeda-beda antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain.
Hasil penelitian Ncube dan Samuel (2014) menunjukkan bahwa variabel motivasi
intrinsik dan ekstrinsik berdampak signifikan pada tingkat kepuasan kerja karyawan.
dihadapi seorang karyawan didalam bekerja, yang tidak mencapai output kinerja
maksimal sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan untuk mencapai salah satu predikat yang ditentukan oleh
instansi. Maka dengan demikian akan menjadi sangat penting dan dipandang perlu
untuk melakukan sebuah penelitian, dalam hal ini bagaimanakah meningkatkan kinerja
seorang karyawan melalui motivasi dan kepuasan kerja yang diterapkan oleh
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Manfaat yang dapat diperoleh dari proses penelitian serta analisis data dalam pengujian
hipotesis penelitian, diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis dan praktis, yaitu
2. Kontribusi praktis
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan arti penting motivasi bagi seorang
kinerjanya.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Motivasi
Pada bagian ini disajikan teori motivasi dan kepuasan kerja yang mempunyai
Sulawesi Selatan. Manajemen sumber daya manusia pada dasarnya berisikan langkah-
penggunaan SDM untuk mencapai tujuan tertentu, baik tujuan individual maupun
pendayagunaan sumber daya manusia, dalam hal ini Biro Pemerintahan Sekretariat
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan harus memiliki cara untuk meningkatkan kinerja
karyawan, antar lain dengan memotivasi karyawan dan meningkatkan kepuasan kerja
karyawan agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan target yang ingin dicapai.
karyawan, yang berarti bahwa ketika kebutuhan seseorang dipenuhi oleh faktor-faktor
tertentu, orang tersebut akan mengerahkan upaya terbaik untuk mencapai tujuan
organisasi Robbins (2001). Dalam teori Herzberg (1966) motivasi dibagi menjadi dua
faktor diantaranya motivator atau yang sering disebut dengan motivasi intrinsik dan
faktor hygiene atau yang sering disebut dengan motivasi ekstrinsik yang dipisahkan
15
menjadi dua dimensi, dimana masing-masing demensi mempengaruhi satu aspek yang
terpisah dari kepuasan kerja. Hygiene factor mencegah ketidakpuasan tetapi mereka
14
2.1.1 Motivasi Intrinsik
yang bersumber dalam diri individu tersebut, yang lebih dikenal dengan faktor
motivasional. Menurut Herzberg (1966) dalam Teck Hong dan Waheed (2011) yang
menyelesaikan tugas.
3. Work it self (pekerjaan itu sendiri) adalah variasi pekerjaan dan kontrol atas metode
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri yang turut
menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang yang dikenal dengan teori
16
hygiene factor. Menurut Herzberg (1966) dalam Teck Hong dan Waheed (2011) yang
5 Gaji adalah imbalan finansial yang diterima oleh karyawan meliputi upah, premi
terarah pada tujuan. Untuk lebih meningkatkan peformance dan sikap lebih positif,
tugas pekerja tidak dapat melebih-lebihkan, terutama ketika datang untuk mendapat
hasil untuk pekerjaan yang dilakukan. Fakta untuk diketahui bahwa kinerja manusia
dalam bentuk apapun ditingkatkan dengan peningkatan motivasi. Oleh karena itu
17
penting bagi organisasi untuk mempertimbangkan kebutuhan dan perasaan tenaga kerja
sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam
mengejar suatu tujuan dan berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan
performansi pekerjaan.
Penelitian sebelumnya Furnham et al. (2009) memberi batasan pada laporan yang
tingkat pekerjaan seseorang dan tanggung jawab. Penelitian Furnham dan Eracleous
langsung, tergantung pada beberapa faktor motivasi yang diberikan seperti gaji, bonus,
Teck Hong dan Waheed dalam Maharjan (2012) menunjukkan bahwa hygiene
factor adalah motivator dominan kepuasan kerja tenaga penjual. Kondisi kerja adalah
yang paling signifikan dalam memotivasi tenaga penjualan. Implikasi utama dari studi
ini adalah bahwa personil penjualan yang menghargai hasil yang dicapai dengan gaji
Gagne et al. (2008) menyatakan bahwa bentuk yang paling dikontrol motivasi
berdasarkan tekanan dari luar dan tuntutan atau mencoba untuk mencapai reward.
Dalam penelitiannya ini mempunyai tujuan untuk menguji model dimana karakteristik
pekerjaan dari pekerjaan sukarela yang berhubungan positif dengan motivasi otonom,
para atasan, mematuhi peraturan dan kebijakan organisasi, memenuhi standard kinerja,
hidup dengan suasana kerja yang sering kali kurang dari ideal. Kepuasan kerja
sikap dari pada perilaku. Keyakinan bahwa karyawan yang puas lebih produktif
daripada karyawan yang tidak puas menjadi prinsip dasar bagi para manajer maupun
pimpinan Robbins (2006). Para peneliti yang memiliki nilai humanis yang kuat
berpendapat bahwa kepuasan adalah tujuan resmi organisasi. Kepuasan tidak hanya
secara negatif terkait dengan absen dan pengunduran diri, namun menurut mereka,
organisasi dibebani tanggung jawab untuk memberikan pekerjaan yang menantang dan
Salah satu teori yang menjelaskan mengenai kepuasan kerja adalah teori motivator
sebenarnya berujung pada kepuasan kerja. Untuk mendatangkan kepuasan kerja, dalam
dunia kerja kepuasan itu salah satunya dapat mengacu kepada kompensasi yang
diberikan oleh pengusaha, termasuk gaji atau imbalan dan fasilitas kerja lainnya.
Noe et al. (2011) mendefinisikan variabel ini sebagai perasaan senang sebagai
terpenuhinya nilai-nilai kerja penting bagi orang itu. Definisi ini merefleksikan tiga
1. Kepuasan kerja merupakan fungsi nilai yang didefinisikan sebagai apa yang ingin
nilai yang dirasa penting dan sangat berpengaruh terhadap penentuan sifat dan
3. Persepsi individu dapat saja bukan merupakan refleksi yang sepenuhnya akurat
terhadap realitas, dan beragam orang dapat memandang situasi yang sama secara
berbeda-beda
Menurut Rivai dan Sagala (2009:856) pengertian kepuasan kerja adalah evaluasi
yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya senang atau tidak senang, puas
atau tidak puas dalam bekerja. Kepuasan kerja adalah tingkat rasa puas individu
dimana mereka merasa mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek
situasi pekerjaan dari organisasi tempat mereka bekerja. Antoncic and Antoncic (2011)
remunerasi dalam bentuk benefit dan pujian, promosi, pendidikan, sifat permanen
4. Loyalitas karyawan
20
a. Terhadap produktivitas
kepuasan kerja. Kepuasan kerja mungkin merpakan akibat dari produktivitas atau
hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa apa yang telah dicapai perusahaan
21
sesuai dengan apa yang mereka terima (gaji atau upah) yaitu adil dan wajar serta
diasosiasikan dengan performa kerja yang unggul. Dengan kata lain bahwa performansi
kerja menunjukkan tingkat kepuasan kerja seorang pekerja, karena perusahaan dapat
b. Ketidakhadiran (Absenteisme)
menunjukkan korelasi negatif. Sebagai contoh perusahaan memberikan cuti sakit atau
cuti kerja dengan bebas tanpa sanksi atau denda termasuk kepada pekerja yang sangat
puas.
Berhenti atau keluar dari pekerjaan mempunyai akibat ekonomis yang besar, maka
1. Make Jobs Fun Orang akan lebih puas dengan pekerjaan yang mereka nikmati
memindahkan bunga dari meja satu orang ke yang lainnya setiap setengah jam dan
mengambil gambar lucu orang lain ketika sedang bekerja lalu memasukkannya ke
papan bulletin.
2. Pay People Fairly Ketika orang merasa bahwa mereka dibayar atau diberi imbalan
3. Match People To Jobs That Fit Their Interests Semakin orang merasa bahwa
mereka mampu memenuhi kesenangan atau minat mereka saat bekerja, semakin
4. Avoid Boring Repetitive Jobs Orang jauh lebih merasa puas terhadap pekerjaan yang
McShane dan Von Glinow (2008) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah
evaluasi individu tentang tugas dan konteks pekerjaannya. Kepuasan kerja terkait
emosional di tempat kerja. Karyawan yang puas mempunyai penilaian yang baik
Dole and Schroeder (2001) dalam Koesmono (2005) kepuasan kerja dapat di
Nuzsep (2004) meneliti tentang Hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas
signifikan antara kepuasan kerja dengan produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi kepuasan kerja yang diterima karyawan, semakin tinggi pula
produktivitas kerjanya.
individual dengan self esteem dan self efficacy sebagai varaibel pemediasi. Dimana
Penelitian ini menguji pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja dengan harga diri dan
self efficacy sebagai variabel intervening. Penelitian ini juga berhasil menguji atau
23
menemukan bahwa variabel self esteem dan self efficacy dapat memediasi hubungan
Anthony et al. (2006) dalam jurnalnya ini disebutkan karakteristik pribadi dan
pekerjaan menentukan kepuasan dengan domain atau aspek pekerjaan , seperti upah
atau apakah ada pengakuan atas kerja yang baik dari atasan. Secara keseluruhan
kepuasan kerja tergantung pada domain tingkat yang lebih rendah dan karakteristik
pribadi dan pekerjaan. Niat untuk berhenti bergantung pada kepuasan kerja secara
keseluruhan, domain tingkat yang lebih rendah dan karakteristik pribadi dan pekerjaan
. Model ini meliputi pendekatan sebelumnya untuk pemodelan kepuasan kerja secara
keyakinan motivasi dipahami dan dinyatakan dalam berbagai cara mengatur tenaga
kerja. Untuk pendidikan, penelitian Klassen et al. 2010 menggaris bawahi pentingnya
Bakhshi et al. (2009) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah salah satu variabel
yang paling banyak digunakan dalam riset keadilan organisasional. Kepuasan kerja
organisasinya.
2.3 Kinerja
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
24
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005:14).
Menurut Maharjan (2012), kinerja adalah suatu hasil yang dicapai karena termotivasi
dengan pekerjaan dan puas dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Tiap individu
cenderung akan dihadapkan pada hal-hal yang mungkin tidak diduga sebelumnya di
dalam proses mencapai kebutuhan yang diinginkan sehingga melalui bekerja dan
Ada 3 faktor utama yang berpengaruh pada kinerja yaitu individu ( kemampuan
(kesempatan untuk bekerja). Sumber daya manusia pada suatu organisasi adalah yang
Suhana (2012) dalam Astuti dan Dharmadiaksa (2014) kinerja merupakan tingkat
dibandingkan dengan standar kerja atau kriteria yang telah ditentukan dan disepakati
sebelumnya.
Viswesvaran & Ones (2000) dalam Jimoh (2008) menyatakan bahwa kinerja
karyawan merupakan tindakan, perilaku dan hasil yang dapat diukur di mana karyawan
terikat atau yang dilakukan karyawan yang berhubungan dengan tujuan organisasi dan
pelaksanaan orang-orang dalam organisasi atau perusahaan tergantung dari cara kerja.
Jenis tugas atau posisi merupakan salah satu faktor eksternal yang kuat yang sangat
seseorang atau antisipasi pada dasarnya membuat peningkatan hasil kepuasan subyektif
atau tekanan, khawatir atau masalah biologis. Brown et al. (2010) hasil penelitiannya
25
membuat kesalahan yang mengurangi kepuasan kerja potensial bahkan ketika orang
tujuan pembelajaran.
Karami et al. (2013) menyatakan bahwa sistem reward merupakan salah satu
ruang lingkup dasar kinerja manajemen sumber daya manusia dan manajemen
pelayanan, kompensasi sebagai salah satu ruang lingkup dalam merancang dan
melaksanakan tugas. Sistem penghargaan yang tepat dari manajer, kinerja karyawan
efektif dan tepat waktu akan menyebabkan reward meningkatkan. Penelitian dan
balik yang efektif dan tepat waktu dapat dianggap sebagai motivasi untuk
masa kerja, jumlah tahun, dan waktu bekerja penuh dapat berpengaruh terhadap kinerja
lanjut dari variabel demografis dan dampaknya pada motivasi dan kepuasan ini dapat
mencakup tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi. Sehingga dalam hal ini kinerja
dapat dikatakan sebagai suatu pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan dengan
Selain itu pengertian kinerja adalah suatu hasil kerja suatu pekerja, sebuah proses
manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus
dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan
Para karyawan harus tahu lebih dulu atas dasar apa dan bagaimana cara penilaian
yang dilakukan oleh atasan untuk mendukung tujuan dari departemen atau perusahaan
secara menyeluruh. Di bawah ini terdapat pedoman untuk menetapkan tujuan tertentu
diantaranya :
1. Menugaskan tujuan yang spesifik: karyawan dengan tugas yang spesifik biasanya
2. Menugaskan tujuan yang terukur : tujuan dalam istilah-istilah yang terukur dan
3. Menugaskan tujuan yang menentang tapi realistis untuk dilakukan: tujuan harus
menantang tapi tidak terlalu sulit hingga tampak tidak realistis atau tidak mungkin.
menetapkannya secara tujuan yang lebih sulit. Kenyataannya adalah tujuan yang
lebih sulit, bukan karena ditetapkan secara partisipasif, menjelaskan kinerja yang
lebih baik. Tujuan harus spesifik dan menyatakan dengan menjelaskan hasil yang
diharapkan, harus terukur dan menjawab pertanyaan dengan inti kata seberapa
banyak, harus dapat dicapai dan tidak terlalu sulit atau terlalu mudah serta relevan
dan diturunkan dari apa yang ingin dicapai oleh manejer dan perusahaan.
kinerja perusahaan.
2. Penilaian memungkinkan atasan dan bawahan menyusun sebuah rencana untuk
secara spesifik.
Penilaian Kinerja adalah keahlian yang sulit dan sangat penting dari penyelia.
Sumber daya manusia selalu melakukan penilaian yang sesungguhnya dan seorang
penyelia yang menilai karyawannya terlalu tinggi atau rendah, berarti melakukan
BAB III
KERANGKA BERFIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Motivasi dan kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
kinerja karyawan. Dengan adanya motivasi dari manajemen dan kepuasan kerja yang
tinggi akan menghasilkan kinerja yang baik pula. Schulze et al. (2003) dalam Teck
Hong dan Waheed (2011) menegaskan bahwa untuk memahami perilaku karyawan di
tempat kerja, manajer harus menyadari konsep kebutuhan atau motif, yang akan
membantu karyawan mereka untuk bertindak dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini
terjadi bukan saja secara individu tetapi juga dari organisasi yang ada. Kreatifitas,
keandalan dan kualitas sumber daya manusia menjadi tumpuan satu organisasi. Dalam
rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dibutuhkan suatu motivasi dan
produktivitas.
kinerja adalah output yang diraih seorang karyawan dalam jangka waktu tertentu.
seorang karyawan yang menyebabkan timbulnya gairah , arah dan ketekunan tindakan
Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individu sehingga akan terjadi
dinamika atau perubahan-perubahan setiap waktu yang harus diantisipasi agar tidak
berkembang ke arah hal-hal yang bersifat negatif yang merugikan instansi. Tiap
29
individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda dengan nilai-nilai yang
berlaku pada dirinya, semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan
keinginan maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan dan begitupula
sebaliknya.
hubungan dari ketiga variable tersebut yaitu motivasi, kepuasan kerja dan kinerja,
sebagai berikut.
Motivasi H1
Kinerja
H2
H3
Kepuasan
Kerja
Kerangka konsep terdiri dari tiga hipotesis yang didukung oleh beberapa
penelitian diantaranya:
Tang et al. (2004), dan Klassen et al. 2010, yang menyatakan motivasi
(2001), Cecelia (2006), Wood et al. (2012), Bull (2005), Smith et al.
(1996), Khan et al. (2012), Tang et al. (2014), Callaghan dan Coldwel
terhadap kinerja.
yang memiliki tingkat yang lebih tinggi motivasi diri untuk berprestasi tampil baik
daripada guru yang memiliki tingkat yang lebih rendah dari itu. Akhirnya studi ini
sebagai salah satu faktor penting dalam merekrut dan melatih mereka.
antara alat motivasi seperti upah rekomendasi, pengakuan terima dengan pekerja dan
31
seperti uang sebagai prediktor yang layak kinerja. Temuan Egwurudi (2008) dalam
Muogbo (2013) juga telah mendukung upaya penelitian ini, karena hipotesis bahwa
pekerja berpenghasilan rendah akan termotivasi secara intrinsik tidak dikonfirmasi dan
harapan bahwa pekerja yang berpenghasilan lebih tinggi akan menempatkan nilai yang
lebih besar pada imbalan intrinsik daripada pekerja berpenghasilan rendah juga tidak
dikonfirmasi.
sangat termotivasi melaksanakan yang terbaik dalam setiap tugas dan tanggung
jawabnya. Peningkatan kinerja pekerjaan karyawan akan menambah nilai organisasi itu
karyawan dan organisasi akan menjaga kesetiaan karyawan pada klimaks yang tinggi.
Selain itu, karyawan akan percaya dengan organisasi, pengawas dan manajemen
puncak.. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chaudhary (2012), Dieleman
positif. Motivasi adalah alat tambahan bernilai bagi kinerja organisasi. Dalam era
persaingan dan globalisasi, maka perlu membuat titik perhatian terhadap motivasi
dari luar dan tuntutan atau mencoba untuk mencapai reward kontingen Ryan dan Deci
(2000) . Dalam penelitiannya ini mempunyai tujuan untuk menguji model dimana
32
motivasi otonom, kepuasan kerja,niat untuk berhenti dan kinerja. Keterbatasan dalam
penelitian ini kurangnya factor-faktor lain seperti pengawasan dan penghargaan atau
Jadi Hal ini jelas dari survei bahwa karyawan termotivasi lebih produktif dalam
hal kinerja mereka dibandingkan dengan kurang atau tidak termotivasi karyawan.
karyawan
Ncube dan Samuel (2014) menyatakan bahwa motivasi intrinsik secara signifikan
berhubungan dengan kepuasan kerja antara karyawan. Hal ini untuk menunjukkan
bahwa faktor-faktor motivasi yang bersifat internal dengan pekerjaan seperti prestasi,
pengakuan, tanggung jawab, sifat pekerjaan dan pertumbuhan pribadi dan kemajuan
termasuk gaji, keamanan kerja, kondisi kerja, pengawasan, hubungan interpersonal dan
positif. Tak dapat dipungkiri bahwa karyawan puas dengan apa yang telah diberikan
sehingga menghasilkan kinerja yang baik pula. Collie et al. (2012) menyatakan bahwa
33
ketika memeriksa atau menerapkan kebijakan yang terkait dengan kesejahteraan guru
dan motivasi yang berkaitan dengan murid dan sekolah. Maharjan (2012) menyatakan
bahwa motivasi kerja dan kepuasan kerja berkorelasi sangat positif. Sejalan dengan hal
tersebut adalah penelitian yang dilakukan antara lain oleh Mazlomi et al. (2014),
Sultan (2012).
Teck Hong dan Waheed (2011) dimana penelitian ini mengamati pentingnya uang
dalam kehidupan tenaga penjualan. Serupa dengan temuan Tang et al. (2004) , uang
kepuasan kerja. Winer dan Schiff (1980), pengakuan, kebijakan perusahaan, dan faktor
uang tampaknya menjadi faktor penting dalam memotivasi tenaga penjualan dalam
survei ini. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah :
Kerja Karyawan
3.2.3 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
dan kemampuan mereka, mereka mengalami tingkat yang lebih besar dari kepuasan
kerja.
emosional tentang apakah seseorang merasa baik atau buruk tentang pekerjaan.
Kepuasan kerja, di mana secara tradisional penekanan dalam literatur keterlibatan telah
ditempatkan, hanya berfokus pada dimensi kesenangan. Dengan demikian, hal itu tidak
tergantung pada gairah, yang dapat menimbulkan perasaan positif atau negatif.
dampak yang lebih positif dalam pengaturan serikat pada dua dari tiga hasil ekonomi
apung untuk datang untuk bekerja dan bagaimana mereka dapat ditegakkan untuk
saat ini Program motivasi menurut sebagian besar organisasi sebagai faktor pengikatan
Cecelia (2006) Kepuasan kerja dapat dipahami melalui tiga aspek. Pertama,
pekerjaan.Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan oleh hasil pekerjaan atau kinerja.
Ketiga, kepuasan kerja terkait dengan sikap lainnya dan dimiliki oleh setiap pekerja
Luthans (1995). Smith et al. (1996) secara lebih rinci mengemukakan berbagai dimensi
dalam kepuasan kerja yang kemudian dikembangkan menjadi instrumen pengukur
variabel kepuasan terhadap (1) menarik atau tidaknya jenis pekerjaan yang dilakukan
oleh pekerja, (2) jumlah kompensasi yang diterima pekerja, (3) kesempatan untuk
promosi jabatan, (4) kemampuan atasan dalam memberikan bantuan teknis dan
dukungan perilaku, dan dukungan rekan sekerja Maryani dan Supomo (2001)
Khan et al. (2012) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa aspek kepuasan kerja
seperti gaji, promosi, keselamatan kerja dan keamanan, kondisi kerja, otonomi
pekerjaan, hubungan dengan rekan kerja, hubungan dengan atasan dan sifat pekerjaan
kinerja karyawan di lembaga medis otonom, pemerintah harus fokus pada menghadapi
semua kepuasan kerja dan tidak hanya pada salah satu dari faktor-faktor ini (promosi,
kondisi kerja, rekan kerja dan sifat pekerjaan yang memiliki dampak yang signifikan
keluarga dalam konteks Cina, sejalan dengan teori pertukaran sosial Barat dan
kepercayaan sosial Cina di timbal balik. menyatakan bahwa motivasi kerja dan
mungkin merupakan indikator penting, atau prekursor untuk, potensi, atau dekat,
dampak yang signifikan pada kontribusi universitas tersebut kepada para pemangku
karyawan penting bagi manajemen, karena mereka menentukan perilaku pekerja dalam
organisasi. Pendapat umum dipegang adalah bahwa seorang pekerja yang puas adalah
berikut.
karyawan
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
indikator yang sesuai dan selanjutnya diturunkan menjadi item pertanyaan dalam
1. Variabel eksogen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain, terdapat dua
2. Variabel endogen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, variabel
38
4.2.2 Difinisi Operasional Variabel
1. Motivasi Kerja
pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsi jabatan yang dinilai atau diukur berdasarkan
dimensi motivator dan faktor hygiene, Herzberg (1966) dalam Teck Hong dan Wahed
(2011).
menyelesaikan tugas.
3. Work it self (pekerjaan itu sendiri) adalah variasi pekerjaan dan kontrol atas
5. Company policy (kebijakan perusahaan) adalah aturan yang ditetapkan oleh Biro
6. Relationship with peers (hubungan dengan rekan kerja) adalah komunikasi antar
9. Gaji adalah imbalan finansial yang diterima oleh karyawan meliputi upah, premi
Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individual. Setiap
individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda beda sesuai dengan sistem nilai yang
berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan dirasakan sesuai dengan
keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya terhadap kegiatan tersebut. Jadi
produktivitas, baik pada individu maupun organisasi. Analisis factor eksplorasi dari
MSQ menghasilkan empat factor yang dikonfimatori oleh Fields (2002) dalam Martins
1. Kepuasan Intrinsik adalah perasaan atau sikap seseorang terhadap pekerjaan yang
2. Kepuasan ekstrinsik adalah perasaan atau sikap seseorang terhadap pekerjaan yang
4. Otoritas atau utilitas sosial jumlah dari kesenangan atau kepuasan yang dicapai
3. Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja atau pencapaian ouput seorang karyawan selama tahun
2014 dengan dimensi jumlah tabungan dan deposito yang dikumpulkan dari nasabah
oleh seorang karyawan dan jumlah kredit yang dikeluarkan pada tahun 2014 yang
1. Data Kuantitatif
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah jumlah karyawan Biro
Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di
2. Data Kualitatif
Data kualitatif yang dikumpulkan adalah lokasi penelitian gambaran umum Biro
yang terdiri dari umur, jenis kelamin dan latar belakang pendidikan terakhir karyawan.
1 Data Primer yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama yang berkaitan dengan
variabel untuk tujuan spesifik penelitian. Sumber data primer berasal dari laporan
2 Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari data yang telah tersedia dalam
pencapaian hasil kerja karyawan dalam 1 tahun dan informasi lain yang didapat
terkait kinerja.
orang yang ada pada objek dan subyek yang akan diteliti Sugiyono (2012). Obyek
dengan jumlah karyawan 130 orang dengan jabatan acount officer Biro Pemerintahan
Responden yang digunakan sebagai sampel adalah sejumlah 130 orang karyawan
yaitu teknik ini dipakai bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan
41
berstrata secara proposional. Jumlah kuesioner yang dikirimkan sebanyak 130 kepada
Denpasar, dengan tingkat respon rate yang diharapkan sebesar 100% atau kembali
seluruhnya.
Denpasar yang di jadikan sampel. Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur
variabel motivasi dan kepuasan kerja adalah skala likert, dengan variasi skor : (5)
Teck Hong dan Waheed (2011). Dimana setiap faktor, beberapa pertanyaan diminta
untuk mengukur variabel kepuasan kerja diadopsi dari MSQ (Minnesota Satisfaction
Questionnaire) dengan 20 item untuk menilai kepuasan kerja. Instrumen telah diuji
reliabilitasnya oleh Helena dan Proenca (2012) dengan Cronbach Alpha 0.88 untuk
skala global MSQ, 0.87 untuk faktor kepuasan internal dan 0.77 untuk faktor kepuasan
eksternal. Instrumen Kinerja menggunakan skala rasio untuk mengevaluasi kinerja dan
kondisi keuangan perusahaan, apakah perusahaan dalam kondisi sehat atau sebaliknya
Darsono dan Ashari (2004) dalam Lestari dan Sugiharto (2007) Hasil perhitungan dari
menggunakan rumus.
42
Uji validitas ditujukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan
benarbenar tepat untuk mengukur objek (instrumen) yang diukur. Pengujian validitas
menunjukan sejauh mana ukuran tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur Sugiyono (2007). Valid tidaknya suatu instrumen dapat dilihat dari
product moment korelation (r-hitung) > 0.3 Sugiyono (2012). Uji Validitas dapat
Tabel 4.1
Uji Validitas
No Variabel Indikator Koefisien Signifikansi Keterangan
Korelasi
Achievement (Prestasi kerja) 0.859 0.000 Valid
Advancement (pengembangan diri) 0.885 0.000 Valid
Work it self (pekerjaan itu sendiri) 0.953 0.000 Valid
Recognition (pengakuan) 0.918 0.000 Valid
Company policy (kebijakan 0.971 0.000 Valid
perusahaan)
1 Motivasi
Relationship with peers (hubungan 0.907 0.000 Valid
dengan rekan kerja)
Work security (keamanan kerja) 0.826 0.000 Valid
Relationship with supervisor 0.958 0.000 Valid
(Hubungan dengan atasan)
Gaji 0.819 0.000 Valid
Kepuasan Intrinsik 0.957 0.000 Valid
Kepuasan Kepuasan Ekstrinsik 0.958 0.000 Valid
2
Kerja Pengakuan 0.957 0.000 Valid
Otoritas/utilitas sosial 0.948 0.000 Valid
Sumber : Data Diolah (Lampiran 4)
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa instrumen penelitian yang
digunakan memiliki skor product moment lebih dari 0.3 dengan taraf signifikansi
kurang dari 5 persen sehingga semua butir dalam instrument dikatakan valid.
43
Pengujian realibilitas bertujuan untuk mengetahui keandalan alat ukur atau dengan
kata lain alat ukur tersebut konsisten jika digunakan untuk mengukur objek yang sama
lebih dari dua kali. Instrument yang reliabel adalah instrument yang digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
Sugiyono (2007). Dengan kata lain, pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi,
adalah yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya. Untuk menguji tingkat
reliabilitas, biasanya digunakan sebuah variabelsi yang handal atau variabel hadir jika
memberikan nilai Cronbach Alpha lebih besar 0.60 (Iskandar dan Rafiki,2014).
Semakin dekat Croanbach’s Alpha pada nilai 1.0, maka semakin baik reliabilitas alat
ukur tersebut. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Cronbach Keterangan
Motivasi 0.968 Reliabel
Kepuasan Kerja 0.968 Reliabel
Kinerja 0.862 Reliabel
Sumber : Data Diolah (Lampiran 4)
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa Alpha Cronbach seluruh instrument
lebih besar daripada 0.6. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran tersebut dapat
generalisasi. Dalam teknik analisis deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf
kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada
kesalahan generalisasi Sugiyono (2012). Secara ringkas akan disajikan hasil nilai
nominal hubungan korelasi dari motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja
karyawan.
Untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu model yang layak (fit) ,
variance based atau component based dengan Partial Least Square (PLS). Bilamana
model struktural yang akan dianalisis memenuhi model rekursif dan variable laten
memiliki indikator yang bersifat formatif, refleksif atau campuran, maka pendekatan
Di dalam PLS model struktural hubungan antar variabel laten disebut dengan inner
model, sedangkan model pengukuran (bersifat refleksif atau formatif) disebut outer
model. Disisi lain, di dalam SEM tidak dibedakan dengan tegas antar keduanya, namun
demikian terdapat istilah overall model untuk model keseluruhan, yaitu gabungan
antara model struktural hubungan antar variabel laten dan model pengukuran dengan
hubungan antara variabel eksogen dan endogen telah dijabarkan dalam kerangka
konseptual.
digambar dalam sebuah diagram alur yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan
Motivasi Y1.1
X1 H1
X2.1 H2
KinerjaY 1 Y1.2
X2.2
Kepuasan
Kerja X2 H3
X2.3 Y1.3
X2.4
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui
adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter sehingga teknik parametrik untuk
46
menguji signifikansi parameter tidak diperlukan. Model struktural atau inner model
dievaluasi dengan melihat persentase varian yang dijelaskan yaitu dengan melihat R 2
ukuran Stone-Geisser Q Square test dan melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya.
Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat
1) Convergent validity, korelasi antara skor indikator refleksif dengan skor variabel
latennya. Penelitian ini menggunakan loading 0.5 sampai dengan 0.6 dianggap
cukup, karena merupakan tahap awal pengembangan skala pengukuran dan jumlah
indikator per variabel tidak besar yaitu berkisar antara tiga sampai dengan tujuh
indikator.
dengan variabel latennya. Metode lain dengan membandingkan nilai square root
of average variance extracted (AVE) setiap variabel dengan korelasi antar variabel
lainnya dalam model. Jika nilai pengukuran awal kedua metode tersebut lebih baik
dibandingkan dengan nilai variabel lainnya dalam model, maka dapat disimpulkan
bahwa variabel tersebut memiliki nilai discriminant validity yang baik atau
i2
AVE 2
i i var( i )
47
common latent (unobserved). Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas
interpretasi yang sama dengan regresi. Q-Square predictive relevance untuk model
variabel yang mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan
relevance. Sebaliknya jika nilai Q-Square < 0, menunjukkan model kurang memiliki
R12 , R22 ... Rp2 merupakan R-square variabel eksogen dalam model persamaan.
Dengan asumsi data terdistribusi bebas (distribution free), model struktural pendekatan
prediktif Partial Least Square (PLS) dievaluasi dengan R-square untuk variabel
BAB V
usaha yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama.
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Biro
berkembang di Inggris pada pertengahan abad XIX yaitu sekitar tahun 1844 yang
Provinsi Sulawesi Selatan sudah mulai ada sejak abad XVIII setelah terjadinya revolusi
industri .
masuk ke Indonesia sejak akhir abad XIX yaitu sekitar tahun 1896 yang dipelopori
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia baru lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada
49
atau badan hukum Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Selatan sebagai Badan Usaha yang menampung pengusaha ekonomi lemah, memiliki
51
memecahkan persoalan sosial ekonomi masyarakat. Peran Biro Pemerintahan
1945. Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai badan
usaha maka :
informasi)
50
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen yang terdiri dari 53 item
pernyataan, yang terdiri dari 30 item pernyataan untuk variabel motivasi, 20 item
pernyataan untuk mengukur variabel kepuasan kerja dengan menggunkan skala likert
dengan instrumen 5 kategori respon mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan
karyawan dan pekerja. Kuesioner yang terisi dengan baik berjumlah 56 eksemplar
(43.08%).
Tabel 5.1
Karakteristik Responden
Jumlah Persentase (
No Karakteristik
(Orang) %)
1 Umur :
19 s/d 29 tahun 18 13.85 %
30 s/d 40 tahun 31 23.85 %
> 41 tahun ke atas 7 5.38 %
Ju mlah 56 43 ,08%
2 Jenis Kelamin :
Laki – laki 11 8.46 %
Perempuan 45 34.62 %
Ju mlah 56 43 ,08%
3 Latar Belakang Pendidikan
SMA 52 40 % 3.08
S1 4 %
Jumlah 56 43.08 %
Sumber : Lampiran 2
51
Berdasarkan informasi yang disajikan dari Tabel 5.1 di atas, maka dapat
kuantitas karyawan dengan umur produktif yang bekerja pada Biro Pemerintahan
Berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja pada Biro
Selatan.
latar belakang SMA yaitu 52 orang (40%) dan yang mempunyai latar belakang
Salah satu teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan
kuisioner yang didistribusikan kepada seluruh karyawan. Kuisioner ini terdiri dari
berbagai pernyataan yang dibuat berdasarkan 16 indikator yang terdiri dari sembilan
indikator dari variabel motivasi, empat indikator dari variabel kepuasan kerja dan tiga
indikator kinerja. Hasil penelitian dapat diketahui jawaban responden atas kuesioner
Tabel 5.2
Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel / Jml
Indikator Simbol Range Min Max Mean
Variabel Resp
Motivasi Achievement (Prestasi kerja) X1.1 56 2,5 2,5 5 4 , 01
52
Advancement (pengembangan 56
X1.2 3 2 5 3 , 91
diri)
Work it self (pekerjaan itu 56
X1.3 2,5 2,25 4,75 3 , 83
sendiri)
56
Recognition (pengakuan) X1.4 2,25 2,5 4,75 3 , 95
Company policy (kebijakan 56
X1.5 2,5 2,5 5 3 , 88
perusahaan)
Relationship with peers 56
X1.6 2,5 2,5 5 3 , 93
(hubungan dengan rekan kerja)
Work security (keamanan 56
X1.7 2,34 2,33 4,67 3 , 69
kerja)
Relationship with supervisor 56
X1.8 2 2,8 4,8 3 , 93
(Hubungan dengan atasan)
Gaji X1.9 56 3 2 5 3 , 86
Kepuasan Kepuasan Intrinsik X2.1 56 2,25 2,75 5 3 , 98
Kerja Kepuasan ekstrinsik X2.2 56 2,8 2,2 5 3.85
Pengakuan X2.3 56 2.16 2.67 4.83 3 , 86
Otoritas/utilitas social X2.4 56 2.2 2.6 4.8 3.89
Kinerja Tabungan Y1.1 56 0.93 0.05 0.98 0.68
Deposito Y1.2 56 0.94 0.02 0.96 0.60
Kredit Y1.3 56 0.99 0.01 1 0.71
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Indikator yang mempunyai rata-rata skor tertinggi pada variabel Motivasi adalah
work security (keamanan kerja) memiliki rata-rata skor terendah yaitu 3.69. Hasil
ini memberi makna bahwa karyawan lebih memperhatikan prestasi yang akan
mereka capai dari pada keamanan kerja dalam hal ini mutasi wilayah kerja. Prestasi
kerja diberikan nilai paling tinggi oleh responden, hal ini menunjukan bahwa
atasan), gaji dari manajemen mendapat perhatian yang baik dari karyawan Biro
Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan itu dilihat dari semua
mendapat nilai rerata paling rendah 3.85 dari semua indikator kepuasan, namun
umum dapat merasakan kepuasan tersendiri dengan apa yang telah mereka peroleh
3. Melihat dari rata-rata nilai dari variabel kinerja dengan tiga indikator yang
menggunakan skala rasio yang mengukur rata-rata dimana nol sebagai angka
mutlak dan satu merupakan angka terbesar dalam skala rasio. Variabel yang
dijelaskan melalui nilai rata-rata masing indikator dari kinerja adalah sebagai
berikut; tabungan 0.68 deposito 0.60 kredit 0.71. dari ketiga nilai rerata
memerlukan 2 tahapan dalam menilai Fit Model dari sebuah model penelitian
Terdapat tiga kriteria di dalam penggunaan teknik analisa data dengan SmartPLS
untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity, Discriminant Validity, dan
Composite Reliability.
1) Convergent validity
berdasarkan korelasi antara item score atau component score yang diestimasi dengan
Soflware PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari
0.70 dengan variabel yang diukur. Namun menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2008)
untuk penelitian tahap awal skala pengukuran nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap
cukup memadai. Dalam penelitian ini akan digunakan batas loading factor sebesar 0.5.
Hasil pengolahan dengan menggunakan PLS dapat dilihat pada Tabel 5.3. Nilai
outer model atau korelasi antara variabel dengan variabel telah memenuhi convergent
Tabel 5.3
Outer Loadings (Measurement Model)
Variabel Indikator Outer
Loading
Motivasi Achievement (Prestasi kerja) 0.862
55
Gaji
0.824
Kepuasan Kerja Kepuasan Intrinsik
0.954
Kepuasan Ekstrinsik
0.961
Pengakuan
0.956
Otoritas/utilitas sosial
0.951
Tabungan
0.937
Kinerja Deposito
0.872
Kredit
0.839
Sumber : Data Diolah (Lampiran 5)
peers (hubungan dengan rekan kerja, work security (keamanan kerja), relationship with
supervisor (Hubungan dengan atasan), gaji memiliki nilai Outer Loadings lebih besar
dari 0,5. Indiktor company policy (kebijakan perusahaan) merupakan ukuran terkuat
dari variabel motivasi karena memiliki nilai outer loading paling besar (0.963).
ekstrinsik, pengakuan, dan otoritas/utilitas sosial memiliki outer loading lebih besar
dari 0.5. Indiktor kepuasan ekstrinsik merupakan ukuran terkuat dari variabel kepuasan
kerja karena memiliki nilai outer loading paling besar (0.961). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ke empat indikator kepuasan kerja merupakan indikator yang valid
Dengan memperhatikan nilai rata-rata pada variabel kinerja yang memiliki nilai
outer loading lebih besar dari 0.5. hasil ini menujukan bahwa tabungan, deposito, dan
2) Discriminant Validity
mempunyai discriminant validity yang baik jika setiap nilai loading indikator dari
sebuah variabel laten memiliki nilai loading yang lebih besar dibanding nilai loading
jika dikorelasikan dengan variabel laten lainnya. Hasil pengujian discriminant validity
Tabel 5.4
Discriminant Validity
AVE Korelasi
Kepuasan
AVE Akar AVE Kinerja ( Y )
(X2) Motivasi ( X )
Kepuasan ( 0.913 0.956
1
X 2)
Kinerja (Y) 0.781 0.884 0.405 1
Motivasi 0.799 0.894 0.537 0.391 1
(X1)
Sumber : (Lampiran 5)
57
Dari Tabel 5.4 dapat jelaskan bahwa dari hasil ketiga variabel memiliki nilai AVE
diatas 0.50 dan semua variabel memiliki nilai akar AVE lebih tinggi dari koefisien
korelasi antar satu variabel dengan variabel lainnya sehingga dapat dikatakan data
3) Composite Reliability
Kriteria validity dan reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai reliabilitas suatu
variabel dan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing variabel.
Variabel dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika nilai composite reliablity
diatas 0.70 dan AVE berada diatas 0.50. Pada Tabel 5.5 akan disajikan nilai
Composite Reliability.
58
5.5
Composite Reliability
Variabel Composite Reliability
Motivasi 0.973
Kepuasan Kerja
0.977
Kinerja 0.914
Sumber : (Lampiran 5)
reliability karena nilainya diatas angka yang direkomendasikan, yaitu diatas 0.7 yang
discriminant validity, composite reliability, yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan
antara variabel, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Model struktural
Tabel
unidimensional yang digambarkan dengan bentuk elips dengan beberapa anak panah
terdapat dua variabel eksogen yaitu motivasi dan kepuasan kerja dan satu variabel
Penilaian model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square untuk setiap
variabel laten dependen. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menilai
pengaruh variabel laten eksogen tertentu terhadap variabel laten endogen yang
5.6
Nilai R-Square
Variabel R Square
Motivasi ( X 1)
Kepuasan (X2) 0.289
Kinerja (Y) 0.206
Sumber : (Lampiran 5)
Tabel 5.6 menunjukkan nilai R-square variabel kepuasan kerja 0.289 dan kinerja
0.206. Semakin tinggi nilai R-square, maka semakin besar kemampuan variabel
eksogen tersebut dapat dijelaskan oleh variabel endogen sehingga semakin baik
persaman struktural. Untuk variabel kepuasan kerja memiliki nilai R square sebesar
0.289 yang berarti 28.9% variance motivasi mampu dijelaskan oleh variabel kepuasan
kerja sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Variabel
kinerja memiliki nilai R-square 0.206 berarti 20.6% variance motivasi mampu
dijelaskan oleh variabel kinerja sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar
model penelitian.
Selain dengan menggunakan R-square, goodness of fit model juga diukur dengan
seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.
Nilai Q-square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance; sebaliknya jika
Tabel
Q = 1 – {( 1 – Rx )(1–R )}
1 2
2 2
, dimana Rx ,R adalah R-square variabel endogen.
1 2
2 2
Besaran Q memiliki nilai dengan rentang 0 < Q < 1, dimana semakin mendekati
2
1 berarti model semakin baik. Besaran Q ini setara dengan koefisien
2 2 2
Q =1 - (1 – Rx2 ) (1 – Ry )
=1 - ( 1 – 0.289) ( 1 – 0.206)
= 1 – (0.72) (0.80)
= 1 - 0.58
= 0.42
dijelaskan oleh variabel motivasi dan kepuasan kerja, sedangkan sisanya 58 persen
dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output result for inner weight.
struktural.
5.7
Result For Inner Weights
Original Standard T Kesimpulan
Sample
Sample Deviation Statistics
Variabel (O) Mean ( M
( STDEV
)
)
Motivasi (X1) -> Kinerja (Y) 0.391 0.388 0.102 1.994 Diterima
Sumber : (Lampiran 5)
terhadap kinerja. Hasil uji terhadap koefisien parameter antara motivasi terhadap
kinerja menunjukkan adanya hubungan yang positif dengan nilai koefisien sebesar
0.391 dengan nilai t-statistik sebesar 1.994 dan signifikan pada α = 0.05. Nilai tstatistik
terhadap kepuasan kerja. Hasil uji terhadap koefisien parameter antara motivasi
terhadap kepuasan Kerja menunjukkan adanya hubungan yang positif dengan nilai
63
Tabel
koefisien sebesar 0.537 dengan nilai t-statistik sebesar 5.683 dan signifikan pada α =
0.05. Nilai t-statistik tersebut berada pada diatas nilai kritis 1.96, dengan demikian H0
diterima.
terhadap kinerja. Hasil uji terhadap koefisien parameter antara kepuasan kerja terhadap
sebesar 0.274 dengan nilai t-statistik sebesar 2.268 dan signifikan pada α = 0.05. Nilai
t-statistik tersebut berada diatas nilai kritis 1.96, dengan demikian H0 diterima.
5.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis PLS, maka pada bagian ini akan dibahas hasil
perhitungan yang telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
motivasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan Biro Pemerintahan Sekretariat
lainnya.
64
Hasil analisis data menunjukan bahwa motivasi terdapat pengaruh positif dan
Sulawesi Selatan. Ini artinya motivasi yang diukur melalui sembilan indikator yaitu:
relationship with peers (hubungan dengan rekan kerja), work security (keamanan
dengan atasan) dan gaji berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini memberikan
petunjuk bahwa hipotesis diterima. Cara motivasi yang diterapkan oleh manajemen
Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dilihat dari manfaat
langsung yang dirasakan oleh karyawan berdampak positif dan signifikan terhadap
kinerja, semakin baik motivasi yang dilakukan oleh manajemen terhadap karyawan
Gagne et al. (2008), Maharjan (2012), Susanty dan Baskoro (2012), Munizu (2010) ,
Berdasarkan penelitian ini dapat dijelaskan bahwa motivasi kerja memang sangat
diperlukan oleh seorang karyawan untuk mencapai output kinerja yang tinggi dan
mencapai salah satu predikat yang telah ditentukan oleh instasi untuk Biro
Hasil analisis data menunjukan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja. Ini artinya motivasi dengan teori dua factor (Herzberg) yaitu
66
motivator dan factor hyegien yang diukur melalui sembilan indikator yaitu
relationship with peers (hubungan dengan rekan kerja), work security (keamanan
kerja), relationship with supervisor (hubungan dengan atasan) dan gaji berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini memberikan petunjuk bahwa
hipotesis diterima. Cara motivasi yang diterapkan oleh manajemen Biro Pemerintahan
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dilihat dari manfaat langsung yang
dirasakan oleh karyawan berdampak positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
Hal ini mengandung arti bahwa semakin baik dan meningkat motivasi yang diberikan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Teck Hong dan
Waheed (2011 ), Tang et al. (2004), Winer dan Schiff (1980), Ncube dan Samuel
(2014) Dawson (2005), Collie et al. (2012), Maharjan (2012) Mazlomi et al. (2014) ,
Sultan (2012). Berdasarkan penelitian ini dapat dijelaskan bahwa motivasi kerja
memang sangat diperlukan oleh seorang karyawan untuk dapat mencapai suatu
kepuasan kerja yang tinggi meskipun menurut sifatnya kepuasan kerja itu sendiri
sangat relatif atau berbeda antara satu orang dengan orang lainnya .
67
Hasil analisis data menunjukan bahwa kepuasan kerja yang diukur melalui empat
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini mengandung arti bahwa
semakin meningkat kepusan kerja seorang karyawan maka semakin meningkat pula
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya diantaranya : Helena dan Proenca (2012), Almigo (2004), Cecilia
(2008) Anthony et al. (2006), Grant (2001) dalam Halena (2012) Wood et al. (2012)
Bull (2005), Tadisina et al. ( 2001), Tang et al. (2014), Callaghan dan Coldwel (2014),
Berdasarkan penelitian ini dapat dijelaskan bahwa kepuasan kerja memang sangat
meskipun menurut sifatnya kepuasan kerja itu sendiri sangat relatif atau berbeda antara
sehingga karyawan termotivasi untuk bekerja dan melakukannya lebih keras dan lebih
baik. Teori dua faktor juga memiliki keterbatasan lain yaitu variabel situasional.
penelitian yang dilakukan oleh Herzberg menekankan pada kepuasan dan mengabaikan
pekerjaannya.
dipengaruhi oleh dua variabel motivasi dan kepuasan kerja yang memberikan
kontribusi persentase nilai relative kecil karena disebabkan adanya faktor-faktor lain
yang digunakan dalam model penelitian. Temuan ini memberikan pedoman bagi
faktor demografis, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan
pengalaman yang juga akan mempengaruhi kinerja seseorang (Akustia, 2001). Masing-
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal
1. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini menunjukan
bahwa semakin baik dan meningkat motivasi yang diberikan oleh manajemen
mencapai salah satu predikat yang telah ditentukan oleh instasi yaitu predikat
sehat.
2. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini
3. Kepuasan kerja berpengarurh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hal ini
6.2 Saran
71
1 Untuk mempertahankan kepuasan kerja dan kinerja, manajemen Biro
kinerja karyawan, hubungan kondusif antara karyawan dengan rekan kerja dan
tugas pokok karyawan dan tidak ada mutasi wilayah kerja. Dimana manajemen
Selatan.
penelitian sehingga dapat menghasilkan hasil yang lebih baik. Karena dalam teori
motivasi (Herzberg) telah diperhitungkan bahwa tidak semua teori motivasi dapat
73
DAFTAR PUSTAKA
Abonam, Nehorbuno Dominic. 2011. The Roll Employee Performance in the Public
Sector: Thesis. Case Study of the University for Development Studies-Wa
Campus.
Akusita, Eny. 2001. Pengaruh Karakteristik Dan Faktor Kondisi Pekerjaan Dengan
Kepuasan Kerja Perawat Puskesmas Di Kabupaten Pati. Tesis. Universitas
Diponegoro. Dipublikasikan.
Anders, Dysvik and Bard Kuvaas, 2009, Exploring the relative and combined influence
of mastery-app.roach goals and work intrinsic motivation on employee
turnover intention. Department of Leadership and organizational
Management, Norwegian School of Management, Oslo, Norway, Vol. 39 No
5, pp. 622-638
Anthony, Scott, Gravelle Hugh, Steven Simoens,Chris Bojke and Bonnie Sibbald.
2006. Job Satisfaction and Quitting Intentions: A Structural Model of British
General Practitioners. British Journal of Industrial Relations. Vol. 44, No. 3 ,
09.2006, p. 519-540
72
Arep, Ishak , Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Motivasi. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
73
Astuti Ni Made Marlita Puji, Ida Bagus Dharmadiaksa. 2014. Pengaruh Efektivitas
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi, Pemanfaatan Dan Kesesuaian Tugas
Pada Kinerja Karyawan. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol 9. No
2. 373-384
Bakhshi, A. Kumar K., Rani E., 2009. Organizational Justice Perceptions As Predictor
Of Job Satisfaction And Organization Commitment. International Journal Of
Business And Management, Vol. 4, No 9, pp. 145-154.
Collie, Rebecca J., Jennifer D Shapka, Nancy E Perry. 2012. School Climate and
Social–Emotional Learning Predicting Teacher Stress, Job Satisfaction, and
Teaching Efficacy. Journal of Educational Psychology. American
Psychological Association, Vol II. No1, 000–000 0022-0663/12/$12.00 DOI:
10.1037/a0029356, 12
Dawson, B. 2005. Motivation leaders to better results. Journal of Rubber and Plastics,
Vol 37, pp. 11 - 15.
Dinas Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Denpasar 2014.
Pengelola Bersertifikasi Wujudkan Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan
Mandiri.http://Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan.denpasarkota.go.id/index.php/8508/Pengelola-
Bersertifikasi-Wujudkan-Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan-Mandiri (diakses 22 September 2014)
Ekaningsih, Ana Sari. 2012. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja dengan
Persepsi Lingkungan Kerja sebagai Pemoderasi. Pada Satuan Polisi Pamong
Praja. Kota Surakarta. Journal Sciocienta Kopertis Wilayah XI Kalimantan.
Vol 4, No 1. pp. 19-30.
Gary, Dessler. 2010. Manjemen Sumber Daya Manusia. edisi ke-10 jilid 1. Jakarta
Barat. PT Indeks.
Gathungu, James, Hannah Wachira W. 2013 . Job Satisfaction Factors that Influence
the Performance of Secondary School Principals in their Administrative
Functions in Mombasa District, Kenya. International Journal of Education and
Research. Vol. 1 No 2, pp. 257- 270
Ghozali, I., 2008. Structural Equation Modeling : Metode Alternatif Dengan Partial
Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gungor, Pinar. 2011. The Relationship Between Reward Management System and
Employee Performance with the Mediating Role of Motivation: A
Quantitative Study on Global Banks. Okan University, Istanbul, 34722
Turkey. Vol.1. No 2.pp.1510-1520
Herzberg, F. (1966). Work and the nature of man. Cleveland, OH: World Publishing
Company
75
Jorfi, Hassan, Saeid Jorfi. 2011. Strategic Operations Management: Investigating the
Factors Impacting Communication Effectiveness and Job Satisfaction.
Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Kuala Lumpur, 81310, Malaysia
Klassen, R. M., Usher, E. L., & Bong, M. (2010). Teachers' collective efficacy, job
satisfaction, and job stress in cross-cultural context. The Journal of
Experimental Education, 78, pp.464–486.
Lestari, Maharani Ika, Sugiharto Toto.2007. Kinerja Bank Devisa dan Bank Non
Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhinya. Proceeding PESAT
(Psikologi,Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus
Gunadarma, 21-22 Agustus ISSN : 1858 - 2559 Vol. 2. hal. 196
76
Mahardian, Pandu. 2008 Analisis Pengaruh Rasio Car, Bopo,Npl, Nim dan Ldr
Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan
yang Tercatat di BEJ periode Juni 2002 - Juni 2007) . Tesis. Program Studi
Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Semarang.
Martin F. Lynch Jr., Robert W. Plant, 2005, Psychological Needs and Threat to Safety:
Implications for Staff and Patients in a Psychiatric Hospital for Youth,
Professional Psychology: Research and Practice, Vol. 36, No 4, pp. 415–425
Natalia, Martın Cruz, Vıctor Martın Perez, Celina Trevilla Cantero. 2009. The
influence of employee motivation on knowledge transfer .Q Emerald Group
Publishing Limited, ISSN 1367-3270. VOL. 13 NO 6, pp. 478-490
Peter, Kisink, Bram Steijn. 2009. Public Service Motivation and Job Performance of
Public sector employees in the Netherland. Internatonal
review of Administrative, science, vol 75, No 1.pp. 35-52
Qaiser Danish Rizwan, Usman Ali. 2010 . Impact of Reward and Recognition on Job
Satisfaction and Motivation: An Empirical Study from Pakistan Chairman,
Department of Business Administration University of
the Punjab,
Gujranwala Campus, Pakistan, Vol. 5, No 2, Februari . pp. 159-167 Robbins,
Robert L. Mathis dan Jhon H. Jakson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Buku 1. Jakarta.Salemba Empat,.
Sarwoko, Endi. 2011. Kajian Empiris Entrepreneur Intention Mahasiswa, Jurnal
Ekonomi Bisnis, Vol XVI, No 2, hal. 126 – 135
Steven Brown, Tobias Huning. 2010. Intrinsic Motivation And Job Satisfaction:The
Intervening Role Of Goal Rientation Proceedings of The Academy Of
Organizational Culture. communications and conflict 15 (1) Columbus State
University. New Orleans. pp. 1-5
Sugiyono 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RdanD. Cetakan Ke17.
Bandung. Alfabeta.
Tang, T. L. P., Luna-Arocas, R., Sutarso, T., dan Tang, D. S. H. 2004. Does the love of
money moderate and mediate the income-pay satisfaction relationship?
Journal of Managerial Psychology, Vol 2, pp.111–135
Teck Hong, Tan, Amna Waheed. 2011. Herzberg's Motivation-Hygiene Theory And
Job Satisfaction In The Malaysian Retail Sector: The Mediating Effect of
Love of Money. Sunway University, School of Business.5, Jalan Universiti,
Bandar Sunway 46150 Petaling Jaya. Selangor, Malaysia. Asian Academy of
Management Journal, Vol. 16, No 1, pp. 73 – 94
LAMPIRAN 1
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
Dengan hormat
NIM : 1290661007
penelitian yang berjudul Pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap Kinerja.
agar berkenan mengisi kuisioner ini dengan lengkap, jujur dan tanpa dipengaruhi oleh
siapapun. Kuisioner ini nantinya akan saya pergunakan semata-mata hanya untuk
ini.
Atas perhatian kerjasama dan bantuannya, serta waktu luang yang saudara / saudari /
Hormat saya,
81
( I Wayan Juniantara )
81
KUISIONER
KARYAWAN
(Studi Kasus Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di Denpasar)
A. Identitas responden
1. Nama :
6. Jabatan/ posisi :
a. Motivasi
atau pernyataan pada kolom dibawah ini dengan memberikan tanda (x) pada salah
satu jawaban yang anda pilih, menurut anda tepat dan atau sesuai dengan kondisi kerja
Keterangan:
No Item SS S KS TS STS
82
No Item SS S KS TS STS
1 Memiliki kesempatan meningkatkan
prestasi kerja
2 Memiliki kesempatan untuk membantu
orang lain
3 Memiliki kesempatan untuk
mengembangkan karier
4 Tugas yang dikerjakan sesuai dengan hati
nurani.
5 Memiliki kompetensi memadai dalam
melaksanakan tugas
6 Kondisi tempat kerja memuaskan
2014
2014
2014
86
Lampiran 2
Obyek Penelitian
122
/BH/PAD/ 12 /
KPN. Pradnya Jl. Trengguli I XXVII.9/VIII 8/201
29 Kerthi Denpasar /2010 0 82,30 1
KPN. Wrddhi Guna Jl. Ratna No.51 57/BH/VII/XI 12 /12/
Denpasar I/1995 19
30 95 94,35 1
Jl. Cekomaria, Br. 120
KSU. Kedua /BH/XXV
31 Dwipayana Arta Peguyangan II.9/VIII/2010 3/8/2010 80,50 1
KSU. Sentana Artha Jl. Cekomaria, Br. 103/BH/XXV 25-5-
32 Kayangan Dps II.9/V/2010 2010 61,05 1
Jl. Teuku Umar
KSP. Dharma Barat No.347 56/505/Disko 19-1-
33 Siaga Denpasar p.PKM 2004 81,50 1
Jl. Trengguli 74 /BH/Disko
KSU. Tinggal No.77, Penatih p.PKM/II/200 26-2-
34 Nuduk Sari Denpasar 7 2007 58,00 1
Kopkar. Moena Jl. Padma, 81/BH/XXVI 26-1-
35 Fresh Penatih Denpasar I.9/I/2010 2010 1
KPN. Sedana Yoga Jl. Mahendradata, 904 /BH/VIII/
36 Pemecutan Dps 1981 2/5/1981 76,00 1
KSU. Buana Jl. Buana Raya 241/BH/XXV 20-12-
37 Sejahtera No.12 Denpasar II.9/XII/2011 2011 73,40 1
38 Biro Pemerintahan Jl. Pura Demak 418/BH/PAD/ 29-3- 81,25 1
Sekretariat Daerah
Provinsi Sulawesi
Selatan Karya
Pemulung No.90 Denpasar KWK.22/III/1 1996
996
KSP. Dana
Anugrah Jl. Pidada No.15 147/BH/XXV 28-9-
39 Mandiri Denpasar II.9/IX/2010 2010 52,95 1
KSP. Usaha 28 /BH/Disko
Karya Bina Jl. Cargo Sari p.PKM/IV/20
40 Mandiri No.9 Denpasar 06 3/4/2006 55,45 1
KSU. Sari Jl. Kertapura 218/BH/XXV 14-11-
41 Kertha Sedana No.6D, Denpasar II.9/XI/2011 2011 63,05 1
Biro Pemerintahan Jl. Gunung
Sekretariat Daerah Soputan I No.73
Provinsi Sulawesi Denpasar
Selatan Tri 142/BH/XXV 30-8-
42 Tama II.9/VIII/2010 2010 67,65 1
Jl. Gunung
KSU. Sri Kerthi Soputan No.92 46 /BH/XXVI
43 Mandiri Denpasar I.9/VII/2008 2/7/2008 74,45 1
Jl. Gunung 07
KSU. Yoga Soputan No.60 /505/BH.Di
44 Sedana Denpasar skop.PKM 7/5/2004 65,65 1
Jl. WR.
Primkoppol. Polda Supratman 113/BH/PAD/ 28-9-
45 Bali Tohpati Denpasar Diskop.PKM 2007 82,25 1
Jl. Katrangan,
KSU. Swarta Ketapian Kaja 44/BH/XXVI 15-7-
46 Dharma Dps I.9/VII/2009 2009 72,20 1
244
/PAD/XX
Kospin. Permata Jl. Hayam Wuruk VII.9/XI/201 20-12-
47 Siaga No. 156 Denpasar 1 2011 67,30 1
Jl. Padma 204
No.9 /BH/PAD/
KSU. Sucita Peguyangan KWK.22/XII/ 31-12-
48 Dharma kangin Dps 1997 1997 66,85 1
Biro Pemerintahan Jl. Subak Dalem
Sekretariat Daerah No.25 Peg. 63/BH/KWK. 22-4-
49 Provinsi Sulawesi Kangin 22/IV/1999 1999 78,80 1
91
Selatan PKL
Membah Sari
76 /BH/Disko
KSU. Kerthi Sari Jl. Pulau Singkep p.PKM/II/200 26-2-
50 Jaya No.76 Denpasar 7 2007 61,65 1
KSU. Satya
Angiras Jl. Pulau Moyo 92/BH/XXVI 28-4-
51 Sejahtera No.99 Denpasar I.9/V/2010 2010 54,30 1
KSU. Jana Nuraga Jl. Pulau Galang 111/505/BH/ 14-10-
52 Ds. Pemogan Dps Diskop.PKM 2004 73,40 1
Jl. Balai Subak
Kedua, Peg. 94/505/BH/Di 27-7-
53 KSU. Subak Kedua Kangin Dps skop.PKM 2004 42,70 1
Jl. Patih Nambi 8/
KSU. Kriya Werdi Utama No.10X 133/BH/Disk 10/200
54 Dana Dps op.PKM/2007 7 61,30 1
KSP. Sumasari Jl. Raya Sesetan 69
Sedana No.42 Denpasar /505/BH/Di
55 skop.PKM 1/4/2004 65,95 1
326
/BH/PAD/
Jl. Raya Sesetan KWK.22/III/1 28-3-
56 KSU. Sedana Graha No.484 Denpasar 996 1996 81,50 1
KSP. Coblong Jl. Kresek No.2 51 /BH/Disko
57 Pamor Denpasar p.PKM/IX/20 6/9/2006 65,95 1
06
Biro Pemerintahan Jl. Raya Sesetan 83/BH/XXVI 17-2-
Sekretariat Daerah No.317 Denpasar I.9/II/2010 2010
Provinsi Sulawesi
Selatan Damai
58 Sejahtera 66,95 1
KSP. Taman Jl. Raya Sesetan 14/BH/KWK. 11 /
Sari Denpasar 22/IV/1998 4/199
59 8 83,25 1
Jl. Raya 96
Diponegoro /505/BH/Di
60 KSP. Sindu Artha No.20X Denpasar skop/PKM 1/9/2004 75,65 1
Jl. Cekomaria 120 /BH/Disk 2/
No.84 Peg. op.PKM/IX/2 10/200
61 KSP. Dana Sari Kangin Dps 007 7 81,20 1
Jl. Cekomaria, 10 /
KSP. Pondok Gg. Adenium 49/BH/XXVI 8/200
62 Sari No.2 Dps II.9/VIII/2009 9 60,90 1
Jl. Drupadi XIII 169/BH/XXV 17-1-
63 KSP. Sari Apuan No.4 Denpasar II.9/I/2011 2011 90,40 1
Biro Pemerintahan Jl. Pucuk Bang 74/BH/XXVI 11 /11/
Sekretariat Daerah No.7 Denpasar I.9/XI/2008 20
Provinsi Sulawesi 08
Selatan Putri Artha
64 Sedana 68,50 1
Jl. Danau 226
Tondano No.1 /BH/PAD/
Sanur Kauh XXVII.9/XI/2 24-11-
65 KSU. Dhana 011 2011 61,20 1
75 /BH/Disko
Jl. Pulau Bungin p.PKM/II/200 30-1-
66 KSU. Dauh Ayu No.43 Denpasar 7 2007 64,40 1
KSP. Sari Jl. Raya Pemogan 200
Budaya Mekar No. 244 Denpasar /BH/XXV
67 II.9/VII/2011 4/7/2011 69,60 1
Jl. Teuku Umar , 43 /BH/Disko
komp.kantor Pos p.PKM/VIII/2
68 KSU. Bali Mandiri Dps 006 3/8/2006 39,85 1
92
84 /BH/PAD/
Jl. D.I. Panjaitan KWK.22/III/1 31-3-
69 KPN. Melati Renon Denpasar 997 1997 80,45 1
Jl. Pucuk No.1, 195
Kel.Sumerta /BH/PAD/
Koppas. Denpasar KWK.22/III/1 26-3-
70 Ketapian 996 1996 1
KSU. Jl. Subur No.37A, 95 /BH/Disko
Swasembada Karya Monang Maning p.PKM/VI/20
71 Dps 07 5/6/2007 57,55 1
91 /BH/Disko 10 /
KSU. Semeton Jl. Pulau Ayu No. p.PKM/V/200 5/200
72 Kapal Pesiar 234 Denpasar 7 7 81,80 1
136 /BH/Disk
KSP. Karya Jl. Drupadi No. op.PKM/XI/2 28-11-
73 Bersama Sama 14B Denpasar 007 2007 68,80 1
03 /BH/Disko
KSU. Yoga Sedana Jl. Kenyeri No.34 p.PKM/X/200 25-10-
74 Merti Denpasar 5 2005 60,20 1
Jl. Gunung
KSU. Sri Nadi Andakasa No.XX 23 /BH/XXVI
75 Bersama Dps I.9/2008 3/3/2008 77,35 1
KSU. Harta Djaya Jl. Kebo Iwa No. 188
4 Denpasar /BH/XXV
76 II.9/V/2011 7/6/2011 48,15 1
KSU. Dana
Manunggal Jl. Drupadi No.99 269/BH/XXV 14-8-
77 Sejahtera Denpasar II.9/VIII/2012 2012 89,05 1
Jl. Hasanudin Gg. 108
I No.9 Denpasar /BH/XXV
78 KSP. Merta Suci II.9/VI/2010 9/6/2010 71,90 1
Jl. Pulau Nias 130
(RSUP. Sanglah) /BH/PAD/
KPN. Kamadhuk Dps KWK.22/III/1 26-3-
79 RSUP. Sanglah 996 1996 89,05 1
Jl. WR.
Supratman No. 71/BH/XXVI 20-1-
80 KSU. Artha Dewata 248A, Dps I.9/I/2010 2010 72,45 1
Jl. Sulatri,
Kesiman
81 KSU. Hita Bhuwana Denpasar 73,50 1
204 /BH/
KSU. Tirta Sari Jl. Tulip No.9 XXVII.9/VII/
82 Sejahtera Sumerta Kaja Dps 2011 4/7/2011 76,05 1
Jl. Kenyeri 22 /BH/Disko
No.53A Blok VII p.PKM/II/200 27-2-
83 KSU. Sari Krama Denpasar 6 2006 70,65 1
Jl. Tukad
KSU. Widya Batanghari X, 08/BH/KWK. 27-2-
84 Sedana Panjer Dps 22/II/1996 1996 63,45 1
Jl. Tukad
KSU. Karya Artha Pakerisan No.69 31/BH/XXVI 24-3-
85 Sedana C Denpasar I.9/III/2008 2008 73,25 1
Jl. Waturenggong
KSU. Cahaya No.117, Panjer 134/BH/XXV 26-8-
86 Srikandi Dewi Dps II.9/VIII/2010 2010 76,90 1
KSP. Artha Jl. Tukad 40 /BH/Disko
Bhaskara Pancoran No.12 p.PKM/V/200 18-5-
87 Mandiri A, Panjer 6 2006 77,95 1
Jl. Kerta 226
Winangun II No.1 /BH/PAD/
Denpasar KWK.22/III/1 27-3-
88 KSU. Dana Rahayu 996 1996 82,65 1
Br. Tengah
KSU. Werdi Dana Sidakarya 67/BH/XXVI 14-8-
89 Rahayu Denpasar II.9/VII/2008 2008 80,15 1
93
996
Karakteristik Responden
Jumlah Persentase (
No Karakteristik
(Orang) %)
1 Umur :
19 s/d 29 tahun 18 13.85 %
30 s/d 40 tahun 31 23.85 %
> 41 tahun ke atas 7 5.38 %
Ju mlah 56 43 ,08%
2 Jenis Kelamin :
Laki – laki 11 8.46 %
Perempuan 45 34.62 %
Ju mlah 56 43 ,08%
3 Latar Belakang Pendidikan
SMA 52 40 % 3.08
S1 4 %
Jumlah 56 43.08 %
Lampiran 3
Analisis Deskripif
Deskripif Frekuensi
Variabel N Mean Std. Error Median Mode Std. Variance Range Min Max Sum
of Mean Deviation
Umur 56 33.11 0.88 33 33 6.56 43.08 29 19 48 1854
x.11 56 3.96 0.10 4 4 0.76 0.58 3 2 5 222
x1.12 56 4.05 0.09 4 4 0.70 0.49 4 1 5 227
X1.1 56 4.01 0.08 4 4 0.61 0.38 2.5 2.5 5 224.5
x1.21 56 3.88 0.08 4 4 0.63 0.40 3 2 5 217
x1.22 56 3.95 0.08 4 4 0.62 0.38 3 2 5 221
x1.2 56 3.91 0.08 4 4 0.57 0.33 3 2 5 219
x1.31 56 3.84 0.10 4 4 0.78 0.61 3 2 5 215
x1.32 56 3.55 0.12 4 4 0.89 0.80 3 2 5 199
x1.33 56 3.91 0.09 4 4 0.67 0.45 3 2 5 219
x1.34 56 4.00 0.09 4 4 0.69 0.47 3 2 5 224
x1.3 56 3.83 0.08 4 4 0.63 0.40 2.5 2.25 4.75 214.3
x1.41 56 3.84 0.09 4 4 0.65 0.43 3 2 5 215
x1.42 56 3.95 0.10 4 4 0.72 0.52 3 2 5 221
x1.43 56 4.02 0.09 4 4 0.65 0.42 3 2 5 225
x1.44 56 3.98 0.10 4 4 0.77 0.60 3 2 5 223
x1.4 56 3.95 0.08 4 4 0.59 0.35 2.25 2.5 4.75 221
x1.51 56 4.04 0.10 4 4 0.74 0.54 3 2 5 226
x1.52 56 3.68 0.11 4 4 0.81 0.66 3 2 5 206
x1.53 56 3.96 0.10 4 4 0.74 0.54 3 2 5 222
x1.54 56 3.82 0.08 4 4 0.58 0.33 3 2 5 214
x1.55 56 3.89 0.10 4 4 0.73 0.53 3 2 5 218
x1.56 56 3.91 0.09 4 4 0.64 0.41 3 2 5 219
x1.5 56 3.88 0.08 4 4 0.58 0.34 2.5 2.5 5 217.5
x1.61 56 3.91 0.09 4 4 0.67 0.45 3 2 5 219
x1.62 56 3.95 0.11 4 4 0.84 0.71 3 2 5 221
x1.6 56 3.93 0.09 4 4 0.67 0.45 2.5 2.5 5 220
x1.71 56 3.41 0.13 3 4 1.01 1.01 4 1 5 191
x1.72 56 3.77 0.07 4 4 0.54 0.29 3 2 5 211
x1.73 56 3.89 0.09 4 4 0.68 0.46 3 2 5 218
x1.7 56 3.69 0.08 3.67 4 0.60 0.35 2.34 2.33 4.67 206.7
x1.81 56 4.00 0.08 4 4 0.60 0.36 2 3 5 224
x1.82 56 3.82 0.10 4 4 0.74 0.55 3 2 5 214
x1.83 56 3.91 0.08 4 4 0.58 0.34 2 3 5 219
x1.84 56 3.96 0.09 4 4 0.69 0.47 3 2 5 222
x1.85 56 3.93 0.08 4 4 0.57 0.32 2 3 5 220
x1.8 56 3.93 0.07 4 4 0.55 0.30 2 2.8 4.8 219.8
x1.91 56 3.91 0.11 4 4 0.79 0.63 3 2 5 219
x1.92 56 3.80 0.11 4 4 0.80 0.63 3 2 5 213
x1.9 56 3.86 0.10 4 4 0.75 0.56 3 2 5 216
x2.11 56 3.95 0.11 4 4 0.84 0.71 3 2 5 221
98
Lampiran 4
Validitas
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
103
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Correlations
Reliability
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on ll
a variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.968 9
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on ll
a variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.846 5
Item Statistics
Scale Statistics
Reliability
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on ll
a variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.878 6
Item Statistics
Lampiran 5
PLS
Quality Criteria
Composite R Cronbachs
AVE Reliability Square Alpha
Kepuasan
(X2) 0.912852 0.976689 0.28885 0.968199
Kinerja
(Y) 0.781129 0.914413 0.205904 0.861894
108
Motivasi Overview
(X1) 0.799304 0.972766 0.968212
Communality Redundancy
Kepuasan
(X2) 0.912852 0.263252
Kinerja
(Y) 0.781129 0.10743
Motivasi
(X1) 0.799304
Table of contents
Redundancy
redundancy
Cronbachs
Alpha
Kepuasan
(X2) 0.968199
Kinerja
(Y) 0.861894
Motivasi
(X1) 0.968212
Table of contents
Kepuasan Motivasi
(X2) Kinerja (Y) ( X 1)
Kepuasan
(X2) 1
Kinerja
(Y) 0.404573 1
109
Table of contents
R Square
R Square
Kepuasan
(X2) 0.28885
Kinerja
(Y) 0.205904
Motivasi (
X 1)
Table of contents
Cross Loadings
Kepuasan Motivasi
(X2) Kinerja (Y) ( X 1)
Table of contents
Communality
communality
Kepuasan
(X2) 0.912852
Kinerja
(Y) 0.781129
Motivasi
(X1) 0.799304
Table of contents
Total Effects
Kepuasan Motivasi
(X2) Kinerja (Y) ( X 1)
Kepuasan
(X2) 0.273614 111
Kinerja ( Y
)
Table of contents
Motivasi
(X1) 0.537447 0.390722
Composite
Reliability
Composite
Reliability
Kepuasan
(X2) 0.976689
Kinerja
(Y) 0.914413
Motivasi
(X1) 0.972766
Outer Loadings
X1.1 0.862344
x1.2 0.868484
x1.3 0.952527
x1.4 0.913517
x1.5 0.963027
x1.6 0.895632
x1.7 0.807676
x1.8 0.944669
x1.9 0.824437
x2.1 0.953939
x2.2 0.961215
x2.3 0.955475
x2.4 0.951074
y1 0.937255
y2 0.87207
y3 0.839305
Table of contents
X1.1 0.862344
x1.2 0.868484
x1.3 0.952527
112
x1.7 0.807676
x1.8 0.944669
x1.9 0.824437
x2.1 0.953939
x2.2 0.961215
x2.3 0.955475
x2.4 0.951074
y1 0.937255
y2 0.87207
y3 0.839305
Table of contents
Path Coefficients
Kepuasan
(X2) 0.273614
Kinerja ( Y )
Motivasi
(X1) 0.537447 0.243668
Table of contents
Measurement
X1.1 1.416812
x1.2 1.529587
x1.3 1.515752
x1.4 1.554498
x1.5 1.662083
x1.6 1.348185
x1.7 1.368687
x1.8 1.739014
x1.9 1.110641
x2.1 1.617321
x2.2 1.597306
x2.3 1.675099
x2.4 1.67767
y1 3.841323
y2 2.878965
y3 3.098763
116
Table of contents
Path Coefficients
Kinerja ( Y )
Table of contents
Measurement
X1.1 0.106967
x1.2 0.115482
x1.3 0.114437
x1.4 0.117363
x1.5 0.125485
x1.6 0.101786
x1.7 0.103334
x1.8 0.131293
x1.9 0.083852
x2.1 0.246265
x2.2 0.243218
x2.3 0.255063
x2.4 0.255454
y1 0.391211
y2 0.293202
y3 0.315587
117
Inner
Model T-
Statistic
Kepuasan Motivasi
(X2) Kinerja (Y) ( X 1)
Kinerja ( Y )
Standard Standar
Deviatio d Error
Original Sample Mean n ( STERR
Sample (O) (M) (STDEV) )