ABSTRAK: Burung merupakan salah satu kekayaan hayati yang hidup spesifik di
habitat tertentu. Prevab yang tersusun atas hutan sekunder merupakan habitat yang
cocok bagi kehidupan berbagai jenis burung dan memiliki nilai konservasi tinggi serta
dijadikan objek wisata alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan
dan keanekaragaman burung di Prevab Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur.
Penelitian dengan pendekatan deskriptif eksploratif menggunakan Metode Titik (point
count method). Pengamatan dilakukan pagi hari pukul 06.00-09.00 WITA dan sore
hari pukul 15.00-18.00 WITA. Pengamatan dilakukan melalui perjumpaan burung
secara langsung dan suara. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa spesies
burung yang ditemukan di Prevab sebanyak 22 jenis burung dari 15 famili. Spesies
burung yang ditemukan terdiri dari 6 ordo; Bucerotiformes, Columbiformes,
Cuculiformes, Coraciiformes, Piciformes, dan Passeriformes. Indeks keanekaragaman
jenis burung (H’) termasuk dalam kategori sedang. Nilai indeks kemerataan jenis
burung (E) termasuk dalam kategori sedang sampai tinggi. Nilai indeks kekayaan jenis
burung (R) termasuk dalam kategori tinggi. Spesies burung kangkareng perut putih
(Anthracoceros albirostris) merupakan spesies burung yang memiliki total indeks
kelimpahan relatif dan frekuensi perjumpaan tertinggi dibandingkan dengan spesies
lainnya.
ABSTRACT: Bird is one of the biological resources live in spesific habitats. Prevab
composed by secondary forest is a habitat suitable for various species of bird life, high
conservation value, and used as a natural tourist attraction. This study aimed to
determine abundance and the diversity of bird species of Prevab tracking area, Kutai
National Park of East Borneo. This type of research is an exploratory descriptive
approach using a point count method. Observations carried out morning (6 a.m. to
9:00 pm) and in the afternoon (15:00 to 18:00 pm). Observations were made through
direct encounter and sound.The result showed that 22 bird species of 15 families were
found in Prevab. Those species were members of six ordos; Bucerotiformes,
Columbiformes, Cuculiformes, Coraciiformes, Piciformes, and Passeriformes. All bird
species found at Prevab are in medium category of diversity index (H’), medium until
high category of evenness index (E), and in high category of richness index (R).
Oriental Pied Hornbill (Anthracoceros albirostris) has total relative abundance index
and encounter frequency which was the highest amongst the species found in Prevab.
1
2
METODE
dimana:
H indeks keanekaragaman
ni jumlah individu
n jumlah total individu
dengan kriteria:
H’ < 1 menunjukkan tingkat keanekaragaman jenis yang rendah
1 < H’ < 3 menunjukkan tingkat keanekaragaman jenis yang sedang
H’ > 3 menunjukkan tingkat keanekaragaman jenis yang tinggi
4
Indeks kemerataan dapat dihitung dengan rumus yang diadopsi dari Hill (1973):
dimana:
E indeks kemerataan
H’ nilai indeks keanekaragaman Shannon
Si nilai indeks keanekaragaman Simpson
Nilai indeks kemerataan berkisar antara 0-1. Apabila nilai E < 0,20 dapat dikatakan
kondisi penyebaran jenis tidak stabil, sedangkan apabila nilai E 0,21 < E < 1 dapat
dikatakan kondisi penyebaran jenis stabil (Krebs, 1986).
Indeks kekayaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang diadopsi dari
Margalef (1958):
dimana:
R indeks kekayaan jenis
S jumlah total jenis dalam suatu habitat
n jumlah total individu dalam suatu habitat
dengan kriteria:
R < 2,5 menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang rendah
2,5> R > 4 menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang sedang
R>4 menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang tinggi
Perhitungan indeks kelimpahan relatif (IKR) dengan persamaan yang diadopsi dari
Krebs (1989) yaitu:
Selanjutnya nilai indeks kelimpahan relatif digolongkan dalam tiga kategori yaitu
tinggi (>20%), sedang (15%-20%), dan rendah (<15%).
5
HASIL
Hasil nilai frekuensi keterdapatan spesies burung di semua stasiun pada Tabel
1 menunjukkan bahwa burung kangkareng perut putih hampir ditemukan di semua
stasiun yang memiliki nilai frekuensi tertinggi sebesar 90%. Sebanyak 10 spesies
burung memiliki nilai frekuensi sebesar 20-60%. Sedangkan sebanyak 11 spesies
burungjarang ditemukan yang memiliki nilai frekuensi sebesar 10%.
Nilai Indeks Kelimpahan Relatif (IKR) spesies burung di Prevab tersaji pada
Gambar 2.
6
35.00
30.00
Kepudang kuduk-…
0.00 Stasiun 1
Srigunting batu
Cinenen kelabu
Punai kecil
Merbah corok-corok
Pelatuk kijang
Kangkareng perut putih
Cinenen belukar
Kehicap ranting
Bubut besar
Paok hijau
Sempur hujan-darat
Cinenen merah
Pekaka emas
Pelatuk merah
Tiong emas
Julang emas
Tepus merbah-sampah
Raja-udang meninting
Delimukan zamrud
Paok pancawarna
Takur warna-warni
Stasiun 2
Spesies Burung
Gambar2. Perbandingan Indeks Kelimpahan Relatif (IKR) Spesies Burung Di Dua Stasiun
Pengamatan Prevab Taman Nasional Kutai
Hasil nilai IKR spesies burung menunjukkan bahwa burung kangkareng perut
putih (Anthracoceros albirostris) memiliki nilai IKR tertinggi yaitu 51,35%.
Sedangkan spesies burung lainnya memiliki nilai IKR yang termasuk dalam kategori
rendah yaitu julang emas, srigunting batu, takur warna-warni, tepus merbh-sampah,
merbah corok-corok, pelatuk merah, cinenen kelbu, cinenen belukar, kehicap ranting,
bubut besar, paok hijau, kepudang kuduk-hitam, tiong emas, punai kecil, delimukan
zamrud, sempur hujan-darat, cinenen merah, paok pancawarna, pelatuk kijang,
pekaka emas, raja-udang meninting.
PEMBAHASAN
berbagai jenis burung yang ada disana. Widodo (2009) menyatakan bahwa habitat
yang kondisinya baik dan jauh dari gangguan manusia serta didalamnya mengandung
bermacam-macam sumber pakan, memungkinkan memiliki jenis burung yang
banyak.
Penyebaran burung di kawasan Prevab dapat dikatakan stabil karena nilai
indeks kemerataan jenis (E) burung yang nilainya mendekati 1. Odum (1971)
menjelaskan nilai indeks kemerataan berkisar antara 0-1. Apabila nilai E mendekati 0
berarti kemerataan antar spesies rendah, sedangkan apabila nilai E mendekati 1 maka
distribusi antar spesies relatif seragam. Penyebaran burung yang cukup merata di
kawasan Prevab ini disebabkan oleh vegetasi penyusun habitat yang mendukung bagi
kelangsungan hidup berbagai jenis burung disana. Partasasmita (1998) mengatakan
bahwa berbagai tipe hutan, seperti hutan primer, hutan sekunder maupun lahan
terbuka/semak belukar merupakan habitat bagi beragam jenis burung. Beberapa jenis
burung bahkan menggunakan berbagai tipe habitat tersebut untuk mencari makan,
reproduksi, dan menjaga kelangsungan hidupnya.
Prevab merupakan kawasan yang berbatasan langsung dengan Sungai
Sangatta. Kawasan ini merupakan hutan hujan dipterokarpa dataran rendah. Tipe
hutan ini merupakan hutan hujan yang paling tinggi dan paling lebat. Kondisi
kawasan ini masih cukup bagus. Meskipun sebagian kawasan merupakan kawasan
yang pernah terbakar pada kebakaran hutan tahun 1982/1983 dan 1997/1998, kondisi
hutan saat ini merupakan hutan sekunder tua dengan kondisi tajuk yang cukup rapat
dan tinggi (Dephut, 1987). MacKinnon et al (2010) menyatakan bahwa habitat ini
mendukung keanekaragaman jenis tumbuhan yang paling tinggi dan sangat kaya akan
jenis-jenis burung, sehingga nilai konservasinya sangat tinggi.
DAFTAR RUJUKAN