Anda di halaman 1dari 2

Luqman Fahd Muktiwibowo

16/397041/EK/20997
Ringkasan Pertemuan 1: Bab 1 Bagian 1 dan Bab 2

Pengertian pajak dalam UU Nomor 16 Tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada negara
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

Pajak memiliki dua fungsi yaitu fungsi anggaran dan pengawasan. Syarat pemungutan
pajak antara lain keadilan, yuridis, ekonomis, finansial, dan sederhana. Praktik pemungutan pajak
tersebut didasarkan kepada beberapa teori, antara lain teori asuransi, kepentingan, daya pikul,
bakti, dan asas daya beli. Pajak dikelompokkan menjadi beberapa kategori. Menurut golongannya
dibagi menjadi pajak langsung dan tidak langsung. Menurut sifatnya pajak terdiri atas pajak
subjektif dan objektif. Sedangkan menurut lembaga pemungutnya, pajak dibagi menjadi pajak
pusat dan daerah. Proses pemungutan pajak di berbagai negara menggunakan sistem yang berbeda,
yaitu official assessment system, self-assessment system, dan withholding system.

Hambatan dalam pemungutan pajak adalah berkembangnya pengetahuan masyarakat,


sistem perpajakan yang sulit dipahami, dan sistem kontrol yang tidak baik. Hambatan tersebut
disebut perlawanan pasif. Bentuk-bentuk hambatan lainnya berupa perlawanan aktif yaitu tax
avoidance dan tax evasion. Tax avoidance merupakan cara legal menghindari pajak dengan
menggunakan celah-celah yang ada di dalam peraturan (Suryowati 2016). Sedangkan tax evasion
merupakan cara yang ilegal dengan melanggar UU (Darussalam dan Septriadi 2009).

Tarif pajak bermacam-macam. Tarif proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya
tetap. Tarif tetap adalah tarif pajak yang jumlahnya tetap. Tarif progresif adalah tarif pajak yang
persentasenya naik (Mardiasmo 2016). Tarif degresif adalah tarif pajak yang persentasenya
menurun. Tarif Pajak Badan yang berlaku di Indonesia adalah 25%.

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan diatur dalam UU Nomor 6 Tahun 1983 yang
terakhir diubah dengan UU No. 16 Tahun 2009. Pada umumnya tahun pajak disamakan dengan
tahun kalender, namun boleh tidak sama dengan syarat konsisten.

NPWP adalah nomor yang berlaku sebagai identitas Wajib Pajak (WP) dan harus
dicantumkan dalam setiap urusan yang berkaitan dengan perpajakan. WP dapat mendaftar di
Luqman Fahd Muktiwibowo
16/397041/EK/20997
kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di wilayah domisilinya. NPWP juga dapat dihapus. NPWP
mempunyai 15 digit, 9 digit pertama adalah Kode Wajib Pajak dan 6 digit berikutnya adalah Kode
Administrasi Perpajakan dengan format XX. XXX. XXX. X- XXX. XXX.

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) berfungsi sebagai identitas, memenuhi hak dan
kewajiban pembayaran PPN dan PPnBM, dan sebagai pengawasan administrasi. Surat
Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang digunakan WP untuk melaporkan pajak. Fungsinya
sebagai sarana pelaporan dan pertanggungjawaban pajak. Prosedurnya adalah WP mengambil
sendiri SPT, mengisi SPT sesuai dengan ketentuan, menyampaikan Surat Pemberitahuan (apabila
diperlukan), menandatangani SPT, serta melampirkan bukti-bukti yang diperlukan dalam
pelaporan SPT. SPT terdiri atas Surat Pemberitahuan Masa dan Surat Pemberitahuan Tahunan.
SPT meliputi SPT Tahunan PPh, SPT Masa yang terdiri atas SPT Masa PPh/PPN/PPN bagi
Pemungut PPN. Bentuk SPT dapat berupa bukti fisik (hardcopy) atau berkas elektronik. Setiap
jenis penyampaian SPT mempunyai tenggat waktu masing-masing. Apabila WP terlambat atau
tidak menyampaikan SPT, DJP akan mengenakan sanksi administrasi. Surat Setoran Pajak (SSP)
merupakan bukti pembayaran pajak apabila disahkan pejabat yang berwenang. Pajak dapat
dibayarkan di bank dan kantor pos. Setiap pajak mempunyai interval pembayaran masing-masing.
Surat Ketetapan Pajak (SKP) terdiri atas SKPKB, SKPKBT, SKPN, atau SKPLB.

Keberatan dan banding dalam urusan perpajakan dapat dilakukan dengan tata cara tertentu.
DJP dapat melakukan pembetulan, pengurangan, penghapusan, atau pembatalan berbagai
dokumen terkait. Daluwarsa pajak terjadi apabila lebih dari 5 tahun. Pemeriksaan dan penyidikan
dapat dilaksanakan untuk menegakkan hukum di bidang perpajakan. WP mempunyai hak dan
kewajiban sebagaimana dengan pembukuan/pencatatan. Pelanggaran ketentuan yang berlaku akan
berakibat adanya sanksi administrasi dan sanksi pidana.

Bibliography

Darussalam, dan Danny Septriadi. Tax Avoidance, Tax Planning, Tax Evasion, dan Anti Avoidance Rule.
14 January 2009. http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=36&list=&q=&hlm=6
(diakses February 21, 2018).
Mardiasmo. Perpajakan: Edisi Terbaru 2016. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2016.
Suryowati, Estu. Apa Perbedaan Praktik Penghindaran Pajak dan Penggelapan Pajak? April 14, 2016.
http://ekonomi.kompas.com/read/2016/04/14/083000826/Apa.Perbedaan.Praktik.Penghindaran.P
ajak.dan.Penggelapan.Pajak. (accessed February 21, 2018).

Anda mungkin juga menyukai