KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KOTA SAWAHLUNTO
NOMOR :188.47/ /RSUD-SWL/2017
TENTANG
KEBIJAKAN ASESMEN PASIEN
DI RSUD SAWAHLUNTO
Ditetapkan di : Sawahlunto
Pada tanggal : September 2017
1. Asesmen pasien harus dilakukan dengan efektif dan terus menerus baik di rawat
jalan maupun di rawat inap untuk menghasilkan keputusan tentang pengobatan
pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan berkelanjutan
untuk emergensi, elektif atau pelayanan terencana, termasuk ketika kondisi
pasien berubah. Asesmen pasien minimal memperhatikan kondisi pasien,
tanggal lahir/ umur, kebutuhan kesehatan dan permintaan atau preferensinya.
2. Untuk mendapatkan data asesmen pasien yang benar maka dilakukan asesmen
minimal. Asesmen minimal tersebut berbeda kedalamannya dalam mengkaji
antara rawat inap dan rawat jalan. Setiap informasi yang teridentifikasi dan
diberikan kepada pasien didokumentasikan dalam rekam medis.
3. Rumah sakit menetapkan asesmen awal medis dan keperawatan minimal
meliputi status fisik, psiko-sosio-spiritual, ekonomi, riwayat kesehatan, riwayat
alergi, asesmen nyeri, resiko jatuh,asesmen fungsional, resiko nutrisional,
kebutuhan edukasi, dan perencanaan pemulangan pasien (Discharge Planning).
4. Asesmen awal rawat jalan dilaksanakan untuk pasien baru, pasien dengan
diagnosis baru, pasien dengan diagnosis sama pada kunjungan kedua yang
jarak waktunya lama, sesuai regulasi rumah sakit lebih dari 1 bulan pada
diagnosis akut dan lebih dari 3 bulan untuk diagnosis kronis.
5. Kerangka waktu asesmen :
a. Asesmen awal pasien gawat darurat harus diselesaikan dalam waktu 30
menit setelah pasien diperiksa oleh dokter triase.
b. Pasien IGD yang dalam waktu 8 jam belum bisa dilakukan rawat inap karena
berbagai alasan, pasien harus dilakukan asesmen awal rawat inap di IGD.
c. Asesmen awal rawat jalan harus diselesaikan dalam waktu 2 jam setelah
pasien diterima di klinik rawat jalan.
d. Asesmen awal rawat inap harus diisi dalam waktu 24 jam setelah pasien
mendapatkan persetujuan rawat inap dan asesmen ulang harus diselesaikan
dalam waktu 8 jam setelah pasien masuk rawat inap.
6. Asesmen pasien terdiri atas 3 proses utama dengan metode IAR :
a. Mengumpulkan informasi dari data keadaan fisik, psikologis, sosial, dan
riwayat kesehatan pasien.
b. Analisis informasi data, termasuk hasil laboratorium dan imaging diagnostik
(radiologi).
c. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien
yang telah teridentifikasi.
7. Asesmen pasien melibatkan beberapa profesional kesehatan yang terintegrasi
dengan elemen : DPJP (Dokter Spesialis), PPA, Case Manager, dan Keterlibatan
dan pemberdayaan pasien dan keluarga.
8. Asesmen ulang dilakukan selama asuhan, pengobatan dan pelayanan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien.
9. Asesmen ulang penting untuk memahami respon pasien terhadap pemberian
suhan, pengobatan dan pelayanan, serta juga penting untuk menetapkan apakah
keputusan asuhan memadai dan efektif.
10. DPJP melakukan asesmen ulang sekurang-kurangnya setiap hari, termasuk
akhir minggu , dan didokumentasikan dalam rekam medis, sedangkan perawat
melakukan asesmen ulang setiap shift.
11. Asesmen nutrisional dilakukan oleh ahli gizi.
12. Asesmen resiko jatuh dilakukan oleh dokter dan perawat.
13. Setiap pasien dilakukan skrining untuk rasa sakit dan penilaiannya dituliskan
dalam rekam medis pasien. Pasien yang teridentifikasi nyeri dilakukan asesmen
lebih dalam mengenai rasa nyerinya sesuai dengan umur pasien, dan diberikan
pelayanan penanggulangan nyeri sesuai dengan kebutuhannya dan jika tidak
bisa ditangani di rumah sakit, pasien akan dirujuk ke tempat pelayanan yang
lebih lengkap.
14. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok pasien khusus dan melakukan asesmen
individual untuk melayani pasien atau populasi seperti pasien anak-anak, dewasa
muda, lanjut usia yang lemah, sakit terminal, pasien dengan rasa nyeri kronis
dan intens, wanita dalam proses melahirkan, wanita dengan proses terminasi
kehamilan, pasien dengan gangguan emosional dan gangguan jiwa, pasien
diduga ketergantungan obat dan alkohol, korban kekerasan atau terlantar, pasien
dengan infeksi atau penyakit menular, pasien yang daya imunnya direndahkan .
15. Rumah sakit mengidentifikasi kebutuhan rencana pemulangan pasien sejak
asesmen awal segera setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap.
16. Semua hasil asesmen didokumentasikan dalam rekam medis.
17. Hasil asesmen ulang didokumentasikan dalam rekam medis di Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).
Ditetapkan di : Sawahlunto
Pada tanggal : September 2017