Anda di halaman 1dari 8

PENYAKIT AKIBAT KERJA

A. Penyakit akibat kerja yang disebabkan factor biologis virus:


1. Hepatitis B dan C
a. Penyebab
Virus hepatitis dapat menular dari satu orang ke orang lain, dengan cara penularan
yang berbeda-beda. virus hepatitis B dan C menyebar terutama melalui kontak darah
dan cairan tubuh. Seseorang bisa saja terinfeksi lebih dari 1 jenis virus hepatitis.
Karena risiko yang berbahaya bagi hati penderita, seseorang yang menderita hepatitis
C harus berkonsultasi dengan dokter untuk juga mendapatkan vaksin terhadap
hepatitis A dan hepatitis B. Tidak seperti hepatitis A dan B, hepatitis C belum ada
vaksinnya.
Hepatitis B bisa menular kepada setiap orang. Seperti penularan dari ibu ke
bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun
penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis
B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia
produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini.
b. Gejala
c. Upaya Penanggulangan
1) Pengobatan oral
a) pemberian obat lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal
dengan nama 3tc. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak,
pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (alt) untuk itu
penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
d. ü pemberian obat adefovir dipivoxil (hepsera). Pemberian secara oral
akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan
berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
e. ü pemberian obat baraclude (entecavir). Obat ini diberikan pada
penderita hepatitis b kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah
sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati.
Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan
stabil.
f.
g.
h. b) Pengobatan dengan injeksi/suntikan
i. Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif
pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak
jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon(dengan nama cabang
INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan
skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih.
Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita
yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa
sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal
ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
j. Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi,
jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu
mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak
menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C
kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi
sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C
menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Hepatitis
C dapt di tangani dengan:
k. ü Pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat
seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun
tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh
anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan
stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C
memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal
ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium
awalnya.
l.
m.

2. Virus HIV
a. Penyebab
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV)
yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena
virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung
antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh
yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal,
dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal,
ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi
selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-
cairan tubuh tersebut.
b. Gejala
c. Pekerja yang menderita
Siapapun berisiko terkena HIV (human immunodeficiency virus). Virus ini pun
menyebar dengan berbagai cara. Populasi kunci yang berisiko tinggi terkena
HIV/AIDS adalah wanita pekerja seks (WPS): pelanggan pekerja seks (HRM) waria:
lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki lain (MSM): serta pengguna narkoba
suntik dan pasangannya (IDU).
d. Upaya Pencegahan
e. Upaya Penanggulangan
f. Kompensasi yang didapat

· 3. Flu burung
a. Penyebab
Flu burung atau virus H5N1 adalah penyakit menular yang pada umumnya
ditemukan pada unggas (ayam, kalkun, bebek, dan telur-telurnya) dan di sejumlah
tempat ditemukan juga pada babi, harimau dan manusia. Penyakit ini disebabkan oleh
virus influenza tipe A. Penyakit ini dapat muncul dari bentuk yang ringan sampai
berat.
Infeksi ini dapat terjadi dengan penghisapan/penghirupan barang-barang yang
terinfeksi dengan virus. Manusia dapat terinfeksi apabila bersentuhan langsung dan
bernapas dekat dengan anggota tubuh dan kotoran unggas yang terinfeksi serta benda-
benda dan tempat yang terkontaminasi.
b. Gejala
1) Gejala pada unggas
 jengger berwarna biru
 borok di kaki
 kematian mendadak
2) Gejala pada manusia
 demam (suhu badan diatas 38 derajat celcius)
 batuk dan nyeri tenggorokan
 radang saluran pernapasan (pneumonia).
3) Pekerja yang berisiko menderita
Pekerja yang sering terkena virus flu burung: Kelompok berisiko tinggi (pekerja
peternakan dan pedagang).
4) Upaya Pencegahan
 Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
 Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yangterinsfeksi fluburung
 Menggunakan alat pelindung diri (contoh : masker dan pakaian kerja).
 Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.e. Membersihkan kotoran unggas setiap
hari.
 Imunisasi.
5) Upaya Penanggulangan
 Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
 Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
 Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama7 hari.

4. Flu babi
a. Penyebab
H1N1 influenza atau flu babi (swine influenza) adalah infeksi oleh satu atau
beberapa jenis virus influenza babi. Virus influenza babi (swine influenza virus, SIV)
merupakan ancaman bahaya dari keluarga virus influenza yang endemik pada babi. Virus
flu babi terdapat umum pada populasi babi di seluruh dunia.
Penularan virus tersebut dari babi ke manusia tidak umum dan tidak selalu
menyebabkan flu pada manusia, seringkali hanya menyebabkan produksi antibodi dalam
darah. Jika penularan dari babi menyebabkan flu pada manusia, ia disebut flu babi
zoonotik. Orang yang sering berdekatan dengan babi memiliki resiko terkena infeksi flu
babi. Daging hewan yang mengidap flu babi tidak memiliki resiko infeksi jika dimasak
dengan benar. Flu babi menular antar manusia, sehingga dapat menyebar dengan cepat.
Penularan antar manusia memiliki cara yang sma dengan penularan flu pada umumnya
yaitu dari kontak fisik dan udara (batuk atau bersin).
Pengertian penyakit ditempat kerja akibat factor biologi
Pengertian penyakit ditempat kerja akibat factor biologi biasanya disebabkan oleh
makhluk hidup sehingga menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja yang terpajan.
Penyakit biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber
biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dan binatang.
Bakteri dan virus juga merupakan makhluk yang sangat mudah berkembang biak dan
penyakit yang disebabkannya sangat mudah menular. Saat ini sejumlah penyakit menular dan
mematikan telah berpindah dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan.

B. Penyakit kerja yang disebabkan factor biologis bakteri:


1. Anthrax
a. Defenisi
Anthrax atau penyakit radang limpa merupakan salah satu penyakit zoonosis di
Indonesia yang disebabkan oleh bakteri. Istilah anthrax berarti arang, sebab penyakit
ini menimbulkan gejala pada manusia berupa bisul kehitaman yang jika pecah akan
menghasilkan semacam borok (bubonic palque). Dahulu, penyakit ini dikatakan
sebagai penyakit kutukan karena menyerang orang yang telah disisihkan di
masyarakat, bahkan bangsa Mesir pun pernah terkena panyakit ini kira-kira 4000
tahun sebelum masehi. Anthrax ditemukan oleh Heinrich Hermann Robert Koch pada
tahun 1877, sedangkan Louis Pasteur adalah ilmuwan pertama penemu vaksin yang
efektif untuk Anthrax pada tahun 1881.
b. Penyebab
Anthrax disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang merupakan bakteri
gram positif non motil dan berspora. Di bawah mikroskop tampak terlihat seperti
barisan batang panjang dengan ujung-ujungnya siku, sementara di dalam tubuh inang,
Bacillus anthracis tidak terlihat rantai panjang, biasanya tersusun secara tunggal atau
pendek serta melindungi dirinya dalam kapsul, dan akan membentuk spora segera
setelah berhubungan dengan udara bebas karena spora diketahui dapat bertahan
hidup bertahun-tahun di dalam tanah yang cocok dan bisa menjadi sumber penularan
pada hewan dan manusia.
Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah,
tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah). Ada
empat tipe ántrax pada manusia, yaitu anthrax kulit, ántrax pencernaan/anthrax usus,
anthrax pernapasan/anthrax paru-paru dan anthrax otak. Anthrax otak terjadi jika
bakteri terbawa darah masuk ke otak.

c. Gejala
 Bila penularan melalui kulit atau selaput lender,timbul bercak kemerahan pada
daerah kulit yang cepat berubah menjadi bintil atau benjolan yang berair dengan
warna ungu kehitaman di bagian tengahnya.kulit di sekitar membengkak dan
muncul bintil-bintil baru,kelenjar getah bening di sekitarnya membesar.penderita
mengalami lesu demam,sakit kepala,mual dan muntah
 Bila melalui pernapasan penderita akan menalami demam,sakit kepala ,lemah dan
sesak napas. serta terjadi pneumonia(radang paru-paru).
d. Pekerja yang berisiko menderita
Mengkonsumsi produk hewan yang terkena anthrax atau melalui udara yang
mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang
(Woolsorters disease).
e. Upaya Pencegahan
 Tidak memakan daging tercemar Anthrax.
 Tidak menyembelih hewan yang sakit, atau jatuh karena sakit.
 Tidak memanfaatkan atau bersentuhan dengan daging, jerohan, kulit, tanduk
tulang, dan rambut atau bagian tubuh lainnya dari hewan/ternak penderita
Anthrax.
 Mencuci bersih bahan makanan sebelum dimasak.
 Memasak daging dan jerohan sampai matang, karena spora dapat dimusnahkan
pada suhu 90 derajat C selama 45 menit atau 100 derajat C selama 10 menit.
 Mencuci tangan sebelum makan.
2. TBC
a. Penyebab
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air
daribersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberculosis.

C. Pekerjaan Yang Beresiko Terkena Infeksi Virus Dan Bakteri


Penyakit infeksi virus dan bakteri yang terkait kerja ditemukan pada berbagi jenis
pekerjaan yaitu;
 Pekerjaan pertanian
 Pekerjaan di lapangan dimana ada kemungkinan berkontak dengan tinja
binatang(pekerja di saluran air, sungai, parit, selokan, dermaga, kebun pertanian, dll)
 Pekerjaan yang berhubungan dengan penanganan binatang dan produk-produknya,
misalnya: klinik dokter hewan,rumah pemotongan hewan, pasar daging , pasar ikan, dll.
 Rumah sakit ,laboratorium,ruang otopsi.

6. Cara Penanggulangan Penyakit Kerja Yang Berhubungan Dengan Virus dan Biologi

 Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi dan
desinfeksi.
 Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan dalam keadaan
sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja dengan bahan infeksius, dan
dilakukan imunisasi.
 Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good Laboratory
Practice)
 Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
 Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius dan spesimen
secara benar
 Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
 Kebersihan diri dari petugas.

DAFTAR PUSTAKA
http://ebhy12bhybeh.blogspot.co.id/2013/11/penyakit-akibat-kerja-yang-berhubungan.html

Anda mungkin juga menyukai