BAB I
PENDAHULUAN
Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang
membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam
kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.Fungsi utama nukleus adalah untuk
menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.
Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat
terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen
harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
Nukleus adalah organel pertama yang ditemukan, yang pertama kali dideskripsikan oleh
Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci oleh ahli botani Skotlandia, Robert
Brown, pada tahun 1831. Pada satu sel umumnya ditemukan hanya satu nukleus. Namun
demikian, beberapa jaringan tertentu, atau beberapa spesies tertentu memiliki lebih daripada satu
nukleus. Inti-inti dalam sel multinuklei ini dapat memiliki peran yang saling mengganti atau
saling mengkhususkan diri. Nukleus terdiri atas beberapa bagian, yaitu nuclear envelope
(membran inti), nukleoplasma, kromatin, dan nukleolus. Meskipun bagian dalam nukleus tidak
mengandung badan yang dibatasi oleh membran, isi nukleus tidak seragam dan memiliki
beberapa badan subnukleus yang terbentuk dari protein-protein unik, molekul RNA, serta gugus
DNA. Contoh utama dari badan subnukleus adalah nukleolus, yang terutama terlibat dalam
pembentukan ribosom. Setelah diproduksi oleh nukleolus, ribosom diekspor ke sitoplasma untuk
menjalankan fungsi translasi mRNA.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Nukleus
Inti sel terdiri dari beberapa bagian, yaitu membran inti/ nuclear envelope (Karioteka),
nukleoplasma (kariolimfa), kromatin dan nukleolus (anak inti).
Membrane inti atau selubung inti merupakan struktur pembatas materi initi sel dengan
sitoplasma. Struktur membran inti saat diamati di bawah mikroskop electron tampak sebagai dua
lapisan membran yang masing-masing dipisahkan oleh celah sebesar 20-30 nm. Membran inti
luar berhubungan dengan reticulum endoplasma, karena itu ruang antara membran inti dalam dan
luar adalah langsung berhubungan dengan lumen reticulum endoplasma. Fungsi yang penting
dari membran inti adalah bekerja sebagai pembatas yang memisahkan kandungan inti sel dengan
sitoplasma. Seperti membran sel yang lain, setiap membran inti tersusun dari dua lapis
phospolipid (untuk selanjutnya digunakan istilah “phospolipid bilayer”) yang hanya permeable
terhadap molekul kecil non polar. Struktur membran inti juga dilengkapi dengan lubang-lubang
yang disebut porus nuclearis, yaitu lubang pada selubung inti yang menghubungkan nucleolus
dengan sitoplasma. Sel melalui lubang-lubang ini dapat mentransfer substansi sel yang berada di
dalam nukleus ke luar nucleus (sitoplasma). Subsatansi sel yang ditransfer ke luar sel adalah
molekul RNA yang berkaitan erat dengan sintesis protein di sitoplasma.
2. Nukleoplasma
Nukleoplasma merupakan cairan inti sel yang merupakan zat yang tersusun dari protein.
Nukleoplasma adalah cairan yang terdapat pada Nukleus (Inti Sel) berwarna bening dan kental.
Nukleoplasma sebagian besar terdiri dari air. Fungsi Nukleoplasma adalah untuk menjaga
bentuk nukleus (inti sel), sebagai media transportasi berbagai molekul dan zat lain yang pentin
untuk metabolisme dan fungsi sel.
3. Kromatin
Kromatin terdapat di dalam nukleoplasma. Tampak jelas pada saat sel tidak membelah. Pada saat
sel membelah butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut
kromosom. Kromosom mengandung DNA yang berfungsi menyampaikan informasi genetik
melalui sintesis protein. Kromatin pada saat interfase tampak sebagai butir-butir yang tersebar
pada seluruh inti tanpa adanya benang-benang kromosom. Namun sebaliknya jika inti sel sedang
bermitosis buti-butir kromatin tidak terlihat dan akan tampak benang-benang kromosom. Istilah
kromosom diperuntukan bagi kromatin yang membentuk gambaran sebagai batang-batang halus
saat pembelahan sel. Kromosom tersusun atas molekul DNA (16%), RNA (12%) dan
nucleoprotein (72%). Nukleoprotein sendiri tersusun atas berbagai jenis protein, yaitu protamin,
histon, nonhiston dan berbagai enzim di antaranya polymerase DNA dan RNA.
4. Nukleolus
Struktur nukleolus adalah padat serta berbentuk bulat. Beberapa organisme eukariotik
mempunyai inti yang berisi hingga empat nukleolus. Nukleolus memainkan peran tidak langsung
dalam sintesis protein dengan menghasilkan ribosom. Ribosom adalah organel sel terdiri dari
RNA dan protein mereka diangkut ke sitoplasma, yang kemudian melekat pada retikulum
endoplasma. Ribosom memproduksi protein struktur sel. Nukleolus menghilang ketika
mengalami pembelahan sel dan direformasi setelah menyelesaikan sel-divisi.
B. Transport Molekul antara Nukleus dan Sitosol
Membran inti berperan dalam lalu lintas antara inti dan sitoplasma. Membran inti
memisahkan kandungan inti sel dari sitoplasma dan memberi struktur rangka inti. Kedua
membran inti (luar dan dalam) berlaku sebagai pembatas yang mencegah lalulintas bebas
molekul-molekul antara inti sel dan sitoplasma, serta memelihara inti sebagai kompartmen
biokimiawi yang berbeda. Satu-satunya saluran menembus saluran membran inti adalah berupa
kompleks pori inti yang mengatur pertukaran molekul antarqa inti dan sitoplasma. Berikut adalah
gambar struktur pori membran inti sel yang mendukung fungsi lalu lintas antara sitoplasma dan
nukleus.
Masuk dan keluar dari molekul-molekul besar dari inti sel dikontrol secara ketat oleh
kompleks pori nuklir (NPC). Walaupun molekul-molekul kecil dapat masuk ke dalam inti tanpa
regulasi, makromolekul seperti RNA dan protein memerlukan hubungan dengan karyopherins
disebut importins untuk memasuki inti dan exportins untuk keluar. Protein yang harus diimpor
dengan nukleus dari sitoplasma membawa sinyal lokalisasi nuklir (NLS) yang terikat oleh
importins. Sebuah NLS adalah urutan asam amino yang berfungsi sebagai tag. Mereka beragam
dalam komposisi mereka dan paling sering hidrofilik, meskipun hidrofobik rangkaian juga telah
didokumentasikan. Protein, transfer RNA, dan berkumpul ribosomal subunit diekspor dari inti
karena asosiasi dengan exportins, yang mengikat yang disebut sekuens menandakan sinyal
ekspor nuklir (SPN). Kemampuan kedua importins dan exportins untuk mengangkut kargo
mereka diatur oleh Ras kecil terkait GTPase, Ran.
GTPases adalah enzim-enzim yang mengikat untuk sebuah molekul yang disebut guanosin
trifosfat (GTP) yang kemudian menghidrolisis untuk membuat guanosin difosfat (PDB) dan
melepaskan energi. Ran adalah konformasi yang berbeda tergantung pada apakah terikat untuk
GTP atau PDB. Dalam keadaan terikat GTP, Ran mampu mengikat karyopherins (importins dan
exportins). Rilis Importins mengikat kargo pada RanGTP, sementara exportins harus mengikat
RanGTP untuk membentuk ternary kompleks dengan kargo ekspor mereka. Pengikatan
nukleotida yang dominan Ran keadaan tergantung pada apakah terletak di dalam inti (RanGTP)
atau sitoplasma (RanGDP). Berikut adalah gambar dari transport molekul antara inti sel dengan
sitoplasma :
C. Nukleolus
Dua bagian utama yang terlihat di dalam nukleus adalah kromatin, yang tersusun atas serabut
lembut yang tersebar hampir di seluruh bagian nukleus, dan sebuah bulatan kasar yang disebut
nucleolus. Nukleolus (anak inti), berfungsi mensintesis berbagai macam molekul RNA (asam
ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom. Molekul RNA yang disintesis dilewatkan
melalui pori nukleus ke sitoplasma, kemudian semuanya bergabung membentuk ribosom.
Nukleolus berentuk seperti bola, dan memalui mikroskop elektron nukleolus ini tampak sebagai
suatu massa yang terdiri dari butiran dan serabut berwarna pekat yang menempel pada bagian
kromatin.
E. Siklus Sel
Sel sebagai unit terkecil kehidupan tentunya mengalami pertumbuhan sel. Pada sel yang
sedang tumbuh selalu mengalami siklus sel, yang merupakan serangkaian proses yang
berlangsung sejak sel itu terbebtuk hingga siap mulai membelah. Siklus sel sendiri meliputi
pertambahan massa dan duplikasi bahan genetic yang dikenal sebagai interfase dan pembelahan
sel. Pada sel eukariotik pembelahan sel ada dua macam, yaitu mitosis dan meiosis.
Para ahli biologi lebih banyak mencurahkan perhatiannya pada fase pembelahan sel karena
perubahan- perubahan yang dramatis yang berlangsung dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
Oleh karena itu, interfase juga meerupakan ‘fase istirahat’. Pada interfase terjadi beberapa
kegiatan yang intensif, antara lain biosintesis adan deoksiribonukleat (ADN) dan pembagian
komponen-komponen kromosom menjadi dua bagian yang sama. Sehingga ukuran sel bertambah
kurang lebih dua kali lipat.
Pada interfase berlangsung serangkaian
proses yang komplek sebagai persiapan untuk
membagikan materi-materi yang terdapat pada
sebuah sel kepada sel anak dengan jumlah yang
sama. Sebelum membelah, komponen-komponen
molekuler sel yang penting dalam sel telah
digandakan menjadi dua kali lipat, sehingga
sebenarnya pembelahan sel merupakan fase
terakhir dari perubahan-perubahan tingkat
molekul yang sedang berlangsung. Berikut merupakan gambar ringkasan peristiwa-peristiwa
besar dalam siklus sel eukariotik dan kondisi kromosom induk.
Dalam sel berkembang biak, G1 adalah periode antara kelahiran sel mitosis dan inisiasi
sintesis DNA, yang menandai awal fase S. Pada akhir fase S, kromosom yang direplikasi terdiri
dari dua DNA dan terkait kromosom. Akhir G2 ditandai oleh terjadinya mitosis, memisahnya
gelendong mitosis (garis merah) dan menuju ke kutub masing-masing, diikuti pembagian
sitoplasma (sitokinesis) untuk menghasilkan dua sel anak. G1, S, dan fase G2 secara kolektif
disebut sebagai interfase, periode antara satu mitosis dan berikutnya.
Berdasarkan penelitian-penelitian sitokimia (antara lain dengan menggunakan zat warna
Feolgen) dan penelusuran dengan timidin radioaktif, Howard sdan Pele membagi siklus sel
menjadi empat periode yang berurutan, yaitu periode G1 (G = gap), periode S (sintesis), periode
G2, dan mitosis. Sintesis ADN hanya berlangsung pada periode S. selam periode G2 pada suatu
sel mengandung ADN sebanyak dua kali lipat jika dibanding pada periode G1. Sel-sel anak yang
baru dibentuk pada mitosis kembali mengandung jumlah ADN seperti pada periode G1.
Dalam membahas mitosis, kita biasanya menggunakan istilah kromosom yang merupakan
bagian yang sangat berperan dalam pewarisan sifat. Kromosom ini jelas terlihat saat proses
pembelahan sel jika dilihat dengan mikroskop cahaya. Selama interfase, bagian dari siklus sel
antara akhir satu M fase dan awal berikutnya, membentuk sambungan dengan retikulum
endoplasma . Dengan terjadinya mitosis dalam profase, benang spindle ditarik ke dalam
retikulum retikulum, dan Membran Golgi terurai menjadi vesikula. mikrotubulus membongkar
dan berkumpul kembali ke aparat mitosis yang terdiri dari berbentuk bola bundel dari
mikrotubulus (gelendong) dengan cluster berbentuk bintang dari mikrotubulus memancar dari
setiap ujung, atau gelendong tiang. Selama periode metafase mitosis, sebuah multiprotein
kompleks, yang kinetokor, berkumpul di masing-masing sentromer. Itu kinetochore dari
kromatid saudari kemudian bergaul dengan mikrotubulus datang dari gelendong yang
berlawanan kutub.
Selama periode anafase mitosis, kromatid terpisah. Mereka awalnya ditarik oleh protein
motor sepanjang mikrotubulus gelendong menuju kutub yang berlawanan dan kemudian yang
lebih jauh terpisah sebagai gelendong mitosis berelongasi. Setelah selesai Pemisahan kromosom,
gelendong mitosis disassembles dan kromosom decondensasi selama telofase. Membran inti
kembali terbentuk di sekeliling terpisah kromosom saat mereka decondensasi . Pembagian
sitoplasma secara fisik, disebut sitokinesis kemudian menghasilkan dua sel anak sebagai
kompleks Golgi bentuk ulang di masing-masing sel anak. Setelah mitosis sel bersiklus
memasuki fase G1, memulai pergantian siklus lain. Pada vertebrata dan diploid ragi, sel-sel di
G1 memiliki jumlah kromosom diploid (2n).
Dalam ragi haploid, sel-sel di G1 memiliki salah satu dari masing-masing kromosom (1n),
nomor haploid. Cepat bereplikasi sel manusia kemajuan melalui siklus sel penuh di sekitar 24
jam: mitosis diperlukan, âà30 menit; G1, 9 jam, fase S, 10 jam; dan G2, 4,5 jam. Sebaliknya,
siklus penuh mengambil hanya, kurang lebih 90 menit dalam sel ragi tumbuh pesat. Pada
umumnya, periode S dan G2 relatif tetap. Sedangkan G1 bisa berlangsung beberapa hari, minggu,
bulan bahkan tahun. Pada jaringan yang sel-selnya secara normal tidak pernah membelah (sel
saraf, sel saraf dan sel serat lintang) atau sel yang jarang membelah (limfosit yang ada dalam
peredaran darah) terdapat jumlah AND yang tetap sama dengan periode G1.
Pengaturan tentang lamanya siklus sel terutama tergantung pada terhentinya siklus pada
tahap tertentu pada periode G1 . Sel yang berada pada kondisi demikian dikatakan dalam periode
G0 dan siklusnya dianggap mundur. Jika kondisi sudah berubah dan pertumbuhan sudah mulai,
maka sel tersebut kembali pada G1.
Seperti postmitotic sel umumnya keluar dari siklus sel di G1, memasuki fase G0. Beberapa
sel G0 dapat kembali ke siklus sel dan melanjutkan mereplikasi, sehingga memberikan kontrol
proliferasi sel yang Diatur oleh protein fosforilasi dan pengendalian kerusakan melalui siklus sel
konsentrasi dari siklin, sub-unit peraturan protein kinase yang heterodimeric yang mengontrol
siklus sel kegiatan, peningkatan dan penurunan sebagai sel kemajuan melalui siklus sel. Subunit
katalitik kinase ini, yang disebut cyclin-dependent kinase (CDKs), tidak memiliki aktivitas
kinase kecuali mereka terkait dengan siklin. Setiap CDK dapat mengasosiasikan dengan berbagai
siklin, dan terkait siklin menentukan protein terfosforilasi oleh suatu cyclin-CDK kompleks.
Brikut adalah siklus sel eukariotik :
Perjalanan melalui siklus dikendalikan oleh G1, S-fase, dan mitosis bergantung kinase cyclin
kompleks (hijau). Siklus Ini terdiri dari sebuah peraturan siklin Subunit dan katalitik cyclin-
kinase bergantung (CDK) subunit. Dua ubiquitin ligase kompleks (jingga), SCF dan APC,
polyubiquitinate substrat spesifik termasuk S-fase inhibitor (langkah), securin (langkah), dan
mitosis siklin (langkah), menandai substrat ini untuk degradasi oleh proteasomes. Proteolisis
dari S-inhibitor fase-fase S mengaktifkan cyclin-CDK kompleks, 5 8 9 menyebabkan replikasi
kromosom. Proteolisis dari securin mengakibatkan degradasi protein kompleks yang
menghubungkan lain kromatid pada metafase, dengan demikian memulai anafase, periode
mitosis kromatid yang lain dipisahkan dan pindah ke kutub gelendong yang berlawanan.
Pengurangan aktivitas mitosis CDK cyclin-kompleks yang disebabkan oleh proteolisis dari izin
siklin mitosis mitosis akhir acara dan sitokinesis terjadi. Proteolitik ini mendorong perpecahan
siklus dalam satu arah karena protein ireversibilitas degradasi.
F. Pembelahan Sel
1. Mitosis.
Merupakan proses pembelahan yang menghasilkan dua sel anak yang masing-masing memiliki
sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Mitosis terjadi pada perbanyakan
sel somatis. Kromosomya berpasangan sehingga disebut diploid (2n). Tahap-tahap pembelahan
mitosis adalah sebagai berikut :
a. Profase.
Pada fase ini, sel induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya 2 sentriol dari
sentrosom. Yang satu tetap di tempat dan yang satu bergerak ke kutub yang berlawanan. Tiap
sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut benang spindel. Membran
inti yang masih tampak pada profase awal kemudian segera terpecah-pecah. Lalu, butiran
kromatin memnajang menjadi benang kromatin yang kemudian memendek dan menebal menjadi
kromosom dengan bagian yang menggenting disebut sentromer. Tiap sentromer mengandung
kinetokor. Kemudian, kromosom berduplikasi menjadi dua bagian yang disebut kromatid.
Bersamaan dengan itu, anak inti mengecil dan tidak nampak. Dengan demikian, kromatid terjerat
pada benang spindel. Sementara itu, benang spindel meluas ke segala arah disebut aster. Di akhir
profase, selubung benang inti sel pecah dan setiap kromatid melekat di beberapa benang spindel
di kinetokor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator.
b. Metafase.
Periode selama kromosom berada di ekuator disebut metafase. Membran inti sudah menghilang.
Kromosom berada di bidang ekuator.pada fase ini kromosom tampak paling jelas.
c. Anafase.
Kromatid bergerak menuju arah kutub-kutub yang berlawanan, kinetokor yang masih melekat
pada benang spindel berfungsi menunjukkan jalan, sedangkan lengan kromosom mengikuti di
belakang.
d. Telofase.
Kromatid-kromatid mengumpul pada kutub. Benang spindel menghilang, kromatid menjadi
kusut dan terdapat butiran kromatid. Selaput inti terbentuk kembali dan nukleolus terlihat
kembali. Pada bagian ekuator terjadi lekukan yang makin lama makin ke dalam sehingga
membagi sel induk menjadi dua bagian yang merupakan sel anak yang memiliki sifat dan jumlah
kromosom yang sama dengan sel induk.
e. Interfase.
Fase ini merupakan fase persiapan sel untuk melakukan pembelahan lagi dengan mengumpulkan
materi dan energi.
2. Meiosis
Merupakan proses pembelahan sel menghasilkan empat sel anak yang masing-masing memiliki
setengah dari kromosom sel induk dengan melalui dua kali pembelahan.
a. Meiosis I.
i. Profase I.
Terbagi menjadi fase-fase berikut :
a) Leptonema.
Benang-benang kromatin menjadi kromosom.
b) Zigonema.
Kromosom homolog berdekatan dan bergandengan, yang mana tiap pasang kromosom homolog
disebut bivalen.
c) Pakinema.
Tiap bagian kromosom homolog mengganda, teteapi masih dalam ikatan sentromer yang sama
sehingga terbentuk tetrad
d) Diplonema.
Kromatid dari tiap belahan kromosom memendek dan membesar.
e) Diakinesis.
Sentromer membentuk 2 sentriol yang masing-masing membentuk benag spindel. Satu sentriol
tetap, sedangkan sentriol lain bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Membran inti dan
nukleolus menghilang. 4 kromatid bivalen tersebut disebut tetrad yang terjeratbenang spindel
yang dibentuk sentriol.
ii. Metafase I.
Tetrad berkumpul di bidang ekuator.
iii. Anafase I.
Benang spindel pembelahan dari tiap kutub menarik kromosom homolog hingga tiap kromosom
homolog terpisah ke arah kutub yang berlawanan.
iv. Telofase I.
Kromatid memadat, selubung inti terbentuk dan nukleolus muncul lagi kemudian sitokinesis
berlangsung.
b. Meiosis II
i. Profase I
Sentrosom membentuk 2 sentriol yang terletak pada kutub yang berlawanan dan dihubungkan
dengan benang spindel. Membran inti dan nukleolus lenyap, kromatin berubah menjadi
kromosom yang terjerat benang spindel.
ii. Metafase II
Kromosom berada di bidang ekuator, kromatid berkelompok dua-dua.
iii. Anafase II
Kromosom melekat pad kinetokor benang spindel, lalu ditarik ke arah kutub yang berlawanan
yang menyebabkan sentromer terbelah. Akibatnya kromatid bergerak ke arah yang berlawanan
pula.
iv. Telofase II
Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan lalu menjadi kromatin lagi. Membarn inti dan
nukleolus terbentuk lagi dan sekat pemisah semakin jelas. Maka tiap sel hasil pembelahan
meiosis I akan menghasilkan 1 sel anak. Jadi, jumlah keseluruhan sel anak yaitu 4.
BAB III
KESIMPULAN
1. Struktur nukleus terdiri atas membran inti (nuclear envelope), nukleoplasma (cairan inti sel),
kromatin, dan nukleolus (anak inti)
2. Transpor molekul antara nukleus dengan sitoplasma dilakukan melalui pori membran inti
3. Kromatin tersebar hampir di seluruh bagian nukleus dalam bentuk fiber (serabut) atau pun
berupa padatan di beberapa bagian. Serabut kromatin dari eukariotik tersusun atas DNA yang
bersatu dengan dua jenis protein nuklear yang utama yaitu protein histon dan nonhiston, tetapi
yang utama adalah protein histon
4. Siklus sel sendiri meliputi pertambahan massa dan duplikasi bahan genetic yang dikenal sebagai
interfase dan pembelahan sel. Pada sel eukariotik pembelahan sel ada dua macam, yaitu mitosis
dan meiosis.
5. Nukleus memiliki banyak fungsi, salah satunya didukung adanya materi genetik pada nukleus.
Diantaranya nukleus berfungsi untuk sintesis protein, pembelahan sel, pertumbuhan dan
diferensiasi
DAFTAR PUSTAKA
Cooper ,G.M. dan R.E. Hausmann. 2004. The Cell A Molecular Approach, Third Edition.
Djohar. 1985. Bioligi sel 1 Diktat kuliah FPMIPA IKIP Yogyakarta. Yogyakarta: FPMIPA IKIP
Yogyakarta
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Wolve, S.L. 1932. Introduction to Cell Biology. Wadswordh Publising Company Melmont, California.
Wolve, S.L. 1993. Molecular And Cellular Biology. Wadswordh Publising Company Melmont, California.