Oleh :
Dedi Setiawan (1314100071)
Nisa Andini (1314100101)
Asisten Dosen :
Annisa Hasanah Ziarieputi (1313100085)
Dosen :
Dr. Muhammad Mashuri, M.T
Diaz Fitra Aksioma, S.Si, M.Si
Cottonbuds merupakan sebuah alat yang dibuat dari kapas murni steril sehingga mudah
menyerap dan lembut digunakan pada kulit sensitif. Ideal untuk membersihkan kotoran diantara jari-
jari si kecil, jari kaki dan di sekitar hidung, telinga atau mata. Pengendalian kualitas penting untuk
dilakukan oleh perusahaan cotton buds agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan perusahaan maupun standar yang telah ditetapkan oleh badan lokal dan
internasional yang mengelola tentang standarisasi mutu atau kualitas, dan tentunya sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh konsumen. Untuk melakukan pengecekan apakah suatu produk yang
dihasilkan suatu perusahaan sudah dapat diterima atau ditolak maka dilakukan pengecekan kualitas
barang, tentunya agar tidak terjadi pemborosan waktu, tenaga kerja dan biaya karena harus
mengecek seluruh barang maka dilakukan metode sampling. Rencana sampling penerimaan
merupakan suatu prosedur yang digunakan dalam mengambil suatu keputusan terhadap produk-
produk yang datang atau dihasilkan oleh perusahaan berdasarkan kesesuaiannya dengan standar.
Oleh karena itu, dilakukan rancangan penerimaan sampling pada produk atribut sehingga dapat
mengetahui apakah produk teresebut sudah sesuai standar apa belum. Pada analisis diperoleh hasil
bahwa rancangan sampling yang optimum terdapat pada AQL 2.7% dan LTPD 50.2% dengan n
sebesar 7 dan c sebesar 1 serta didapatkan Pa sebesar 0.9977. Dan dari 15 sampel yang diambil pada
masing-masing lot terdapat kurang dari sama dengan 1 cottonbuds yang cacat sehingga semua lot
cotton buds yang digunakan dalam praktikum ini diterima.
Kata kunci : AQL, Cotton bud, LTPD, Sampling, Cacat
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................................. i
ii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16
LAMPIRAN .............................................................................................................................. 1
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Acceptance Sampling by Atributes dengan AQL 3% dan LTPD 56% ................ 1
Lampiran 2. Acceptance Sampling by Atributes dengan AQL 1.78% dan LTPD 78% ........... 1
Lampiran 3. Acceptance Sampling by Atributes dengan AQL 2.7% dan LTPD 50.2% .......... 1
Lampiran 4. Perhitungan nilai AQL dan ATI .......................................................................... 2
Lampiran 5. Dokumentasi ....................................................................................................... 2
Lampiran 6. Alokasi Waktu ..................................................................................................... 2
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Akan tetapi seringkali pihak perusahaan harus mengambil keputusan untuk menerima
atau menolak produk-produk yang datang atau yang sudah dihasilkan tanpa mempunyai
kesempatan untuk memeriksanya secara keseluruhan. Namun permasalahan tersebut dapat
diatasi dengan menggunakan sampling penerimaan (acceptance sampling). Sampling
penerimaan adalah prosedur yang digunakan dalam mengambil keputusan terhadap produk-
produk yang datang atau yang sudah dihasilkan perusahaan berdasarkan hasil dari
pemeriksaan sebagian dari populasi saja (sampel). Sampling penerimaan dapat dilakukan
dengan sekali pemeriksaan atau sampling penerimaan tunggal dan juga dapat dilakukan
dengan dua kali pemeriksaan atau sampling penerimaan ganda (Besterfield, 1998).
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, berikut ini adalah rumusan masalah yang akan
digunakan pada praktikum ini.
1. Bagaimana rancangan sampling berdasarkan AQL=3 dan LTPD=56, AQL=1.78 dan
LTPD=78, dan AQL=2.7 dan LTPD=50.2?
2. Manakah rancangan sampling terbaik dari ketiga rancangan yang telah dibuat jika
dilihat dari OC Curve?
3. Bagaimana keputusan penerimaan atau penolakan suatu lot cotton buds berdasarkan
rancangan sampling yang terpilih?
1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian pada rumusan masalah, berikut ini adalah tujuan yang ingin dicapai
pada praktikum ini.
1. Menentukan rancangan sampling berdasarkan AQL=3 dan LTPD=56, AQL=1.78 dan
LTPD=78, dan AQL=2.7 dan LTPD=50.2.
2. Mendapatkan rancangan sampling terbaik dari ketiga rancangan yang telah dibuat
melalui OC Curve.
3. Menentukan keputusan penerimaan atau penolakan suatu lot cotton buds berdasarkan
rancangan sampling yang terpilih.
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengetahui penerapan teori dari
acceptance sampling dan mengaplikasikannya dalam pemeriksaan pada produk tertentu.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
d. Tidak adanya jaminan mengenai sejumlah produk tertentu yang akan memenuhi
spesifikasi.
BKB u BKA u
β = P Z
(2.2)
4
Metode yang dapat digunakan dalam penerimaan atau penolakan suatu produk terdapat
tiga macam, yaitu:
1. Tidak ada inspeksi. Metode ini digunakan apabila proses produksi dari perusahaan
supplier sudah bagus dan memiliki rasio kapabilitas proses 3 atau 4, sehingga produk
yang dihasilkan perusahaan tersebut tidak perlu diinspeksi kembali.
2. Inspeksi 100%. Metode ini digunakan apabila proses produksi dari perusahaan supplier
kurang bagus dan memiliki kapabilitas proses yang kurang sesuai dengan spesifikasi.
3. Rancangan sampling. Metode ini sangat berguna apabila digunakan pada situasi berikut:
inspeksi yang dilakukan bersifat menghancurkan, biaya untuk 100% inspeksi sangat
tinggi, teknologi yang digunakan untuk 100% inspeksi kurang memadai atau
membutuhkan waktu yang lama sehingga mengganggu jadwal produksi, terlalu banyak
item yang harus diinspeksi sehingga menimbulkan eror yang tinggi dari inspeksi,
perusahaan supplier memiliki sejarah kualitas yang relatif bagus namun inspeksi tetap
harus dilakukan, produk yang diinspeksi memiliki resiko yang potensial (Montgomery,
2009).
Salah satu dari dua jenis inspeksi yang dilakukan adalah inspeksi sebelum pengiriman
produk akhir ke pelanggan. Inspeksi ini dilakukan oleh perusahaan supplier dan biasa disebut
the producer test the produk for outgoing quality. Jenis inspeksi yang lain adalah inspeksi
setelah pengiriman produk akhir ke pelanggan. Inspeksi ini dilakukan oleh konsumen dan
disebut the consumer test the produk for incoming quality. Rencana sampling penerimaan
untuk data atribut dilakukan apabila inspeksi yang dilakukan adalah mengklasifikasikan
produk yang baik dan produk yang cacat tanpa pengklasifikasian tingkat kesalahan atau
kecacatan produk tersebut.
Tipe rancangan sampling untuk data atribut terdapat tiga macam yaitu rancangan
sampling penerimaan tunggal, ganda, dan banyak. Penjelasan untuk masing-masing tipe
rancangan sampling adalah sebagai berikut:
1. Rancangan sampling penerimaan tunggal adalahprosedur inspeksi produk dengan satu
sampel dari n unit yang dipilih secara acak dari seluruh produk. Keputusan tolak atau
terima seluruh produk tersebut bergantung pada informasi yang didapatkan dari n
sampel tersebut.
2. Rancangan sampling penerimaan ganda adalah prosedur inspeksi produk dengan dua
kali pengambilan sampel. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari sampel pertama,
diperoleh keputusan terima seluruh produk, tolak seluruh produk, atau ambil sampel
5
kedua. Apabila sampel kedua diambil, informasi dari sampel pertama dan kedua
dikombinasikan untuk mengambil keputusan untuk terima atau tolak produk tersebut.
3. Rancangan sampling penerimaan banyak memiliki prosedur yang hampir sama dengan
rancangan sampling penerimaan ganda, namun rancangan sampling penerimaan banyak
dapat melakukan pengambilan sampel lebih dari dua kali. Penerapan rancangan
sampling penerimaan banyak yang paling sering dilakukan adalah sampling sekuensial
(Montgomery, 2009).
6
1. Kurva Karakteristik Operasi (OC Curve)
Kurva ini menyatakan hubungan antara probabilitas penerimaan (Pa) dengan bagian
kesalahan dalam produk yang dihasilkan (p). Untuk menggambarkan kurva ini diperlukan
rumus Pa = P(d ≤ c), dimana Pa adalah probabilitas penerimaan, c adalah cacat produk yang
disyaratkan, dan d adalah jumlah cacat yang terjadi. Perhitungan probabilitas penerimaan
dapat digunakan tabel distribusi Poisson. Apabila tidak diketemukan nilai probabilitasnya
karena keterbatasan nilai np, maka dapat digunakan cara interpolasi. Berikut merupakan
gambar dari OC Curve.
Gambar 2. 1 OC Curve
7
perbaikan tanpa memperdulikan kualitas produk yang datang. Pada titik itulah mulai
dilakukan perbaikan. AOQL juga digunakan untuk mengukur kebaikan perencanaan sampel.
3. Kurva Inspeksi Total Rata-Rata (ATI Curve)
ATI menunjukkan rata-rata jumlah sampel yang diinspeksi setiap unit yang dihasilkan.
Apabila dari produk yang dihasilkan tidak ditemukan adanya kesalahan atau ketidaksesuaian,
maka produk tersebut akan diterima melalui rencana sampel yang dipilih dan hanya sebanyak
n unit yang akan diinspeksi. Di sisi lain, apabila dari produk yang dihasilkan memiliki 100
persen produk yang mengalami ketidaksesuaian, banyaknya unit yang diinspeksi akan
sebanyak N unit, dengan asumsi produk yang mengalami ketidaksesuaian atau kesalahan
tersebut disaring. Untuk kualitas produk yang berada di antara kedua sisi ekstrim tersebut,
rata-rata banyaknya unit yang diinspeksi akan bervariasi diantara kedua nilai. Untuk sampel
tunggal digunakan rumus
– – (2.4)
4. Banyaknya Sampel Rata-Rata (ASN Curve)
ASN adalah rata-rata banyaknya unit yang diuji untuk membuat suatu keputusan.
Asumsinya, inspeksi tidak hanya dibatasi untuk sampel tunggal. Misalnya jika terdapat 3
kesalahan setelah 20 unit diinspeksi dengan perencanaan sampel tunggal, dimana N = 800, n =
60, dan c = 2, meskipun keputusan diambil setelah unit ke-20 untuk menolak produk tersebut,
inspeksi akan tetap dilanjutkan hingga seluruhnya, 60 unit tersebut sesuai sampel yang
diambil. Oleh karena itu, untuk sampel tunggal banyaknya sampel rata-rata adalah sama
dengan ukuran atau jumlah sampel tersebut (n). (Montgomery, 2009)
8
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Mulai
Membuat kurva OC
Selesai
10
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
risiko konsumen (β) sebesar 10%. Rancangan sampling telah ditentukan ada tiga nilai AQL
dan LTPD, yakni untuk AQL=3 dan LTPD=56, AQL=1.78 dan LTPD=78, dan AQL=2.7 dan
LTPD=50.2. Berikut adalah perbandingan rancangan sampling dari ketiga nilai di atas.
Pa
p
n=6,c=1 n=2,c=0 n=7,c=1
0.01 0.99827 0.980199 0.997661
0.02 0.993351 0.960789 0.991068
0.03 0.985619 0.941765 0.980807
0.04 0.975419 0.923116 0.967403
0.05 0.963064 0.904837 0.951329
11
0.06 0.94884 0.88692 0.933006
0.07 0.933006 0.869358 0.912813
0.08 0.915799 0.852144 0.891086
0.09 0.897432 0.83527 0.868125
0.1 0.878099 0.818731 0.844195
0.8
0.6
pa
n=6,c=1
n=2,c=0
0.4
n=7,c=1
0.2
0
0.01
0.06
0.11
0.16
0.21
0.26
0.31
0.36
0.41
0.46
0.51
0.56
0.61
0.66
0.71
0.76
0.81
0.86
0.91
0.96
Berdasarkan gambar 4.1, terlihat bahwa semakin besar proporsi cacat produk tiap lot
(p), maka probabilitas lot tersebut akan diterima (Pa) akan semakin kecil. Penentuan
rancangan sampling yang paling optimum dilihat melalui OC curve yang paling curam. Pada
gambar tersebut, OC curve yang paling curam ditunjukkan oleh garis hijau, yaitu saat ukuran
sampel (n) sebesar 7 dan angka penerimaan (c) sebesar 1. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa rancangan sampling optimum adalah ketika AQL sebesar 2.7% dan LTPD
sebesar 50.2% dengan n sebesar 7 dan c sebesar 1. Pada rancangan ini, didapatkan pula Pa
sebesr 0.9977 dan p sebesar 0.01. Sehingga dalam proses pemeriksaan cotton bud dilakukan
dengan ukuran sampel (n) sebesar 7 dan angka penerimaan (c) sebesar 1.
12
4.2 Proses Pemeriksaan Lot Cotton bud
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, didapatkan rancangan sampling yang optimum
adalah acceptance sampling dengan AQL= 2.7% dan LTPD= 50.2%. Dari rancangan ini
didapatkan risiko konsumen sebesar 5%, risiko produsen sebesar 10%, angka penerimaan
maksimal (c) sebesar 1 buah cotton bud, dan ukuran sampel (n) masing-masing lot sebesar 7
buah cotton bud. Nilai c merepresentasikan banyak cotton bud cacat yang masih bisa diterima.
Artinya, jika pada tiap lot didapati jumlah jenis cacat lebih dari satu, maka lot tersebut akan
ditolak.
Dalam praktikum ini, probabilitas penerimaan lot (Pa) pada AQL sebesar 2.7% adalah
0.9977 dan probabilitas untuk menolak adalah 0.0023. Ketika rencana sampling dibuat,
konsumen dan produsen setuju bahwa banyak cacat 2.7% akan diterima sekitar 99.77% untuk
melindungi produsen. Selanjutnya akan dihitung nilai AOQ untuk mengetahui tingkat kualitas
rata-rata dari suatu pemeriksaan. Pada lampiran 4, dengan Pa sebesar 0.9977, didapatkan
tingkat AOQ sebesar 0.007291. Artinya, tingkat kualitas rata-rata dari suatu pemeriksaan
adalah 0.7291% cacat. Didapatkan pula nilai ATI pada tingkat kualitas 2.7% adalah sebesar
7.02. ATI per lot mewakili jumlah rata-rata cotton bud yang diperiksa pada tingkat kualitas
tertentu. Pada kasus ini, jumlah rata-rata cotton bud yang diperiksa per lot adalah 7 cotton
bud.
Berikut ini adalah tabel hasil pemeriksaan dan keputusan untuk masing-masing lot
apakah diterima atau tidak.
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan dan Keputusan Lot
Banyak cotton
lot Jumlah cacat Angka penerimaan (c) Keputusan lot
bud tiap lot
1 26 1 1 Diterima
2 26 0 1 Diterima
3 26 1 1 Diterima
4 26 0 1 Diterima
5 26 0 1 Diterima
Jumlah cotton bud yang cacat pada masing-masing lot dihitung dengan cara mengalikan
AQL dengan banyak cotton bud dalam satu lot. Pada praktikum ini, satu lot berisi 26 buah
cotton bud, sehingga dengan AQL sebesar 2.7% didapatkan jumlah cotton bud yang cacat
dalam satu lot sebanyak 0.702 atau satu buah.
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa pada 2, lot 4, dan lot 5 tidak ditemukan cotton bud
yang cacat. Namun, pada lot 1 dan lot 3 ditemukan satu buah cotton bud yang cacat dimana
13
pada kapas cotton bud tersebut lepas dan hanya ada pada satu ujungnya saja. Namun, karena
angka penerimaan (c) pada rancangan sampling ini sebesar 1 dan jumlah cacat yang
ditemukan tiap lot kurang dari 1, maka kedua lot tersebut lolos pemeriksaan.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut.
1. Rancangan sampling AQL=3 dan LTPD=56 memberikan hasil bahwa probabilitas suatu
lot diterima (Pa) sebesar 0.9983 dengan ukuran sampel (n) sebesar 6 dan angka
penerimaan (c) sebesar 1. Rancangan sampling AQL=1.78 dan LTPD=78 memberikan
hasil bahwa probabilitas suatu lot diterima (Pa) sebesar 0.9801 dengan ukuran sampel
(n) sebesar 2 dan angka penerimaan (c) sebesar 0. Rancangan sampling AQL=2.7 dan
LTPD=50.2 memberikan hasil bahwa probabilitas suatu lot diterima (Pa) sebesar 0.9977
dengan ukuran sampel (n) sebesar 7 dan angka penerimaan (c) sebesar 1.
2. Berdasarkan perbandingan tiga OC Curve, kurva yang paling curam adalah kurva OC
saat n=7 dan c=1 sehingga rancangan sampling yang paling optimum adalah ketika
AQL sebesar 2.7% dan LTPD sebesar 50.2%.
3. Jumlah cacat pada masing-masing lot cotton bud sebesar 1 buah. Berdasarkan hasil
pemeriksaan lot, dari lima lot terdapat dua lot yang ditemukan produk cacat, yaitu lot 1
dan lot 3. Namun, karena produk cacat yang ditemukan tidak lebih dari 1 atau tidak
melebihi angka penerimaan (c), maka kelima lot cotton bud dinyatakan telah lolos
pemeriksaan.
5.2 Saran
Bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian mengenai acceptance sampling,
diharapkan untuk mempertimbangkan penambahan ukuran lot karena akan berpengengaruh
terhadap ukuran sampel. Semakin banyak ukuran lot akan semakin baik hasilnya. Selain itu,
mahasiswa harus lebih jelas dalam mendefinisikan cacat pada produk yang menjadi objek
penelitian.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
LAMPIRAN
Lampiran 2. Acceptance Sampling by Atributes dengan AQL 1.78% dan LTPD 78%
Generated Plan(s)
Sample Size 2
Acceptance Number 0
Lampiran 3. Acceptance Sampling by Atributes dengan AQL 2.7% dan LTPD 50.2%
Pa p( N n)
AOQ
N
0.9977 (0.01) (26 7)
26
0.007291
ATI n (1 Pa ) (N n)
7 (1 0.9977) (26 7)
7.0437
Lampiran 5. Dokumentasi