Anda di halaman 1dari 2

ATS (AUSTRALASIAN TRIAGE SCALE)

KATEGORI LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3 LEVEL 4 LEVEL 5


A  Stridor  Airway Paten  Airway Paten  Airway Paten  Airway Paten
 Gurgling
 Snoring
 Gagging URGENT / DARURAT
GAWAT DARURAT TIDAK GAWAT SEMI DARURAT TIDAK DARURAT
RESUSITASI SEGERA (10 MENIT) (30 MENIT) (60 MENIT) (120 MENIT)
B  Apneu  Takipneu (RR >30x/ menit)  Pola napas normal  Pola napas normal  Pola napas normal
 Bradipneu (<10x/menit)  Sianosis Perifer  RR 20-30 x/i  RR 16-20 x/i  RR 16-20 x/i
 Sianosis Central  Dipsneu  SpO2 90-95%  SpO2 99%  SpO2 99%
 SpO2 <80%  SpO2 80-90% 
 Takipneu (RR >30x/ menit)

C  Heart Arrest  Heart rate <60 (dewasa) tanpa  HR 60-100 x/i  Perdarahan ringan  Perdarahan ringan
 Perdarahan berat dengan gangguan hemodinamik  Nadi kuat  CRT <2’  Tidak ada gangguan
gangguan hemodinamik  Heart rate >150 tanpa gangguan  TD >180 tanpa kerusakan organ  Tidak ada gangguan hemodinamik
 Hipotensi (sistol <80) dengan hemodinamik target hemodinamik
gangguan hemodinamik  Akral dingin  Perdarahan sedang
 Heart rate <60 (dewasa)  TD Sistol >180 dengan kerusakan  TD Sistol >160 pada wanita hamil
dengan gangguan hemodinamik organ target tanpa tanda impending eklamsi
 Heart rate >120 (dewasa)  TD Sistol >160 pada wanita hamil  CRT <2’
dengan gangguan hemodinamik dengan tanda impending eklamsi
 Heart rate >200 (anak) dengan  Perdarahan berat tanpa gangguan
gangguan hemodinamik hemodinamik
 CRT>2’  Crt >2’

D  Koma  Letargis  Somnolen  Komposmentis  Komposmentis


 Sopor  Somnolen  Komposmentis  GCS 15  GCS 15
 Letargis
GCS <9 GCS 9-12 GCS 13-15

E  Kejang  Nyeri berat. Skor 7-10  Combustio derajat II <15% pada  Muntah atau diare tanpa  Laserasi ringan tidak
 Nyeri dada khas SKA  Combustio pada wajah yang dewasa, <10% pada anak dehidrasi membutuhkan jahitan
 Combustio derajat II >25% atau berpotensi edema laring  Combustio derajat III <1%  Aspirasi benda asing tanpa  Kontrol luka
derajat III >10% pada dewasa  Combustio derajat II 20-25% pada  Cedera fisik mata (superfisial) distres pernapasan (corpal  Imunisasi
 Combustio derajat II >20% pada dewasa, 10-20% pada anak  Cedera Kepala Ringan dengan salahsatu cavum nasi)  Gejala minor dari gangguan
anak  Combustio derajat III dengan luas riwayat penurunan kesadaran  Cedera dada tanpa nyeri dan yang sudah lama diderita
 Cedera Kepala Berat <10%  Muntah atau diare dengan tanpa distres pernapasan)  Gejala minor dari gangguan
 Intoksikasi dengan penurunan  Nyeri dada tidak khas SKA dehidrasi ringan  Inflamasi/benda asing mata. baru yang tidak
kesadaran  Demam dengan letargi  Nyeri dada tidak khas SKA Penglihatan normal membahayakan
 GDS <60  Muntah atau diare dengan dehidrasi (GERD, nyeri dada kanan pada  Disfagia tanpa distres
 Muntah atau diare dengan sedang anak muda, nyeri pasca trauma pernapasan Riwayat psikiatrik
dehidrasi berat  Cedera kimia mata ringan)  Cedera Kepala Ringan tanpa  Pasien kejiwaan yang stabil
 Gawat janin  Cedera fisik mata (dalam)  Neonatus Stabil riwayat penurunan kesadaran dan kondisi baik secara klinis
 Cedera Kepala Sedang  Anak beresiko  Trauma ekstremitas minor
 Trauma Multipel  Kejang dan saat ini sudah berhenti (Terkilir, patah tulang, laserasi
 Trauma lokal berat (co : fraktur  Limb injury dengan deformitas tak terkomplikasi)
pelvis) / amputasi  Sendi bengkak dan panas
 Hemiparesis akut Riwayat psikiatrik  Nyeri perut ringan tak spesifik
 Retensio urin  Pasien psikiatri dengan resiko
 Ketuban Pecah Dini menyakiti diri sendiri Riwayat psikiatrik
Gangguan psikiatrik yang tidak
Riwayat beresiko : membahayakan diri sendiri
 Intoksikasi tanpa penurunan dan orang lain
kesadaran
 Digigit ular dan hewan berbisa lain
Riwayat psikiatrik
 Gaduh gelisah dan dehidrasi
sedang pada pasien gangguan
kejiwaan

Waktu Assesment
Tanggal :
Pukul :

Kesimpulan :

Anda mungkin juga menyukai