2. Keluarga Tn. F selalu mendasarkan keputusan kepada ayahnya (Tn. F), setiap masalah
diselesaikan oleh Tn. F hal ini didasarkan kepada pemahaman keluarga bahwa Tn. F
memiliki sumber penghasilan yang tinggi, kemampuan, dan pengalaman yang besar
dibanding Ny. F sebagai istrinya. Jika dilihat dari tipe kekuasaan maka kekuasaan yang
dimiliki oleh keluarga Tn. F adalah:
a. Coersif power.
b. Ekspert power
c. Legitimate power
d. Informational power
e. Referen power
3. Keluarga T. E adalah keluarga yang sederhana, maklum yang menjadi tulang punggung
keluarga hanya Tn. E. Keluarga Tn. E. tidak mampu menyisihkan sebagian dari
penghasilan untuk ditabung karena memang hanya cukup untuk makan. Untuk makan
daging/ikan/telur hanya mampu kurang lebih satu minggu sekali, sedangkan untuk
memiliki satu stel pakaian baru bisa dicukupi dalam setahun. erdasarkan kasus tersebut
maka kategori keluarga Tn. E adalah keluarga:
a. Pra Sejahtera
b. Sejahtera 1
c. Sejahtera 2
d. Sejahtera 3
e. Sejahtera 3 plus
4. An. J adalah seorang remaja, yang dikehendaki oleh orang tuanya kelak menjadi anak
yang taat dan berbakti kepada orang tuanya, namun situasi dan kondisi berbicara lain,
An. J tidak ingin diproteksi oleh kedua orang tuanya, dia menginginkan pribadi yang
bebas dan lepas dari pengaruh orang tuanya. Konflik peran yang terjadi pada An. J
adalah:
a. Konflik antar peran.
b. Intersender role conflict
c. Person role conflict
d. Interpersonal role conflict
e. Personal role conflict
5. Tn. B bekerja di derahnya sebagai seorang penjual soto ayam, karena dagangannya
sering tidak laku Tn. B beserta dengan keluarga memutuskan untuk membawa keluarga
pindah ke luar daerah dengan maksud untuk mendapatkan pengalaman baru. Peran
informal yang dijalankan Tn. B adalah:
a. Inisiator
b. Pioner
c. Pendorong
d. Kontributor
e. Motivator
8. Sebuah keluarga terdiri dari suami (36 tahun), istri (34 tahun), anak pertama perempuan
12 tahun, anak kedua laki-laki 5 tahun. Suami bekerja sebagai pedagang kain keliling,
suku sunda, beragama islam, dan berpenghasilan rata-rata Rp 800.000 per bulan.
Interaksi dalam keluarga sering dilakukan pada malam hari. Anggota keluarga saling
mendukung, suami berperan sebagai kepala keluarga, dan keluarga menerapkan nilai-
nilai agama pada setiap anggota keluarganya. Apakah yang perlu ditanyakan pada
struktur keluarga kasus diatas?
a. Pola Komunikasi Keluarga, Struktur kekuatan keluarga, struktur peran,Nilai dan
norma keluarga
b. Pola Komunikasi Keluarga, Struktur kekuatan keluarga, Harapan keluarga, Nilai dan
norma keluarga
c. Pola Komunikasi Keluarga, Lingkungan, struktur peran,Nilai dan norma keluarga
d. Pola Komunikasi Keluarga, Fungsi keluarga, struktur peran,Nilai dan norma
keluarga
e. Pola Komunikasi Keluarga, Struktur kekuatan keluarga, struktur peran,stress dan
koping keluarga
9. Tn. A adalah seorang yang aktif sebagai pengurus yayasan pendidikan dan keagamaan di
daerahnya, secara teratur dan sukarela Tn. A seringkali memberikan sumbangan bagi
kegiatan sosial kemasyarakatan baik dalam bentuk finansial maupun material. Dilihat
dari kategori keluarga, maka keluarga Tn. A adalah keluarga:
a Sejahtera 2
b Sejahtera 3
c Sejahtera 3 plus
d Pra Sehatera
e Sejahtera 1
10. Sebuah keluarga memiliki 2 orang anak yaitu perempuan usia 12 tahun dan laki-laki usia
8 tahun dan masing-masing duduk di kelas 6 dan 2 SD. Anak ke 2 sejak 1 minggu yang
lalu dirawat di Puskesmas DTP. Keluarga merasa bingung dan bersalah atas kejadian
yang menimpa anak. Dua hari sebelum kejadian, keluarga tidak merasa curiga terhadap
demam dan bintik-bintik merah yang muncul pada kulit anaknya. Mereka menganggap
hanya sebatas kejadian biasa seperti terkena ulat bulu. Selama dirawat di Puskesmas,
anak terlihat sangat lemah serta tidak mau makan dan hanya mau minum susu. Apakah
diagnosa keperawatan keluarga tersebut adalah?
a. Keluarga dengan anak menderita DHF
b. Keluarga dengan anak mengalami gangguan rasa nyaman
c. Keluarga dengan anak mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan fisiologis
(makan)
d. Keluarga yang mengalami kecemasan terhadap anaknya yang dirawat
e. Keluarga yang mengalami gangguan peran sebagai orang tua.
1. Hasil pengkajian di desa Suka sehat, bulan November tahun 2015 didapatkan lansia Sakit
ada 72% (rematik 39%, Hipertensi 15%, Asma 15%, TB 4%, dan Katarak 4%), lansia
yang berobat ke pelayananan kesehatan 74%, lansia menggunakan waktu luangnya
dengan berkebun 86%.
Apakah perencanaan yang bisa diambil pada diagnosis NANDA yang dapat muncul, pada
permasalahan tersebut di atas?
A. Lakukan pengkajian komunitas ulang
B. Lakukan pendidikan kesehatan pada lansia
C. Lakukan Koordinasi dengan lansia yang sakit
D. Lakukan revitalisasi posyandu lansia di komunitas
E. Lakukan evaluasi kesehatan komunitas khususnya perawatan lansia
2. Hasil MMD dari desa Glundengan bulan September tahun 2015, didapatkan data
penduduk kebiasan MCK di sungai 71%, sumber air minum dari PAM 51,1%, sumur
40,4%, air mineral 8,5%, keluarga yang memiliki jamban 26%, 74% tidak memiliki, WC
umum 2 jamban per dusun tidak terpakai karena tidak ada air, kondisi WC tidak terawat,
7 (58,3%) berfungsi baik, 5 (41,7%) jamban rusak.
Apakah diagnosis NANDA yang muncul pada permasalahan tersebut di atas?
A. Defisiensi kesehatan komunitas
B. Ketidakefektifan manajemen rumah sehat
C. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan komunitas
D. Defisiensi kesadaran pemeliharaan lingkungan sehat
E. Ketidakefektifan pendidikan kesehatan komunitas tentang lingkungan sehat
4. Data desa Pakis haji setelah dilakukan pengkajian th 2015, didapatkan data Pasangan
Usia Subur ada 42 %, PUS yang menjadi akseptor KB 84%, kontrasepsi yang diikuti Pil
73%, Suntik 20%, IUD 3%, implant 6%. Apakah diagnosis NANDA yang muncul pada
data di atas?
A. Defisiensi PUS
B. Kesiapan peningkatan hubungan PUS
C. Ketidakefektifan peningkatan hubungan PUS
D. Defisiensi PUS yang menggunakan KB IUD
E. Defisiensi kader posyandu dalam penanganan PUS
5. Perawat berkunjung disebuah keluarga. Dalam keluarga tersebut terdapak Tn. X berumur
35 tahun dan Ny. Y berumur 30 tahun serta dua orang anak perempuan. Tn. X
menceritakan bahwa seminggu yang lalu di ukur tekanan darah 150/90 mmHg. Tingkat
pencegahan apa yang dapat dilakukan dalam keluarga tersebut untuk mencegah dampak
yang lebih jauh.
a. Pencegahan Primer
b. Pencegahan sekunder
c. Melakukan skrining
d. Pencegahan tersier
e. Rehabilitasi
9. Perawat A bertugas di wilayah sebuah desa miskin. Permasalahan yang dihadapi adalah
rendahnya akses pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat desa tersebut
karena rendahnya penghasilan.
Apakah Tindakan yang paling tepat dilakukan oleh perawat A diatas adalah
a. Penguatan Program BPJS-PBI
b. Penguatan individu
c. Penguatan komunitas dengan pengembangan masyarakat
d. Advokasi dan memfasilitasi kebutuhan untuk mendapatkan akses
e. Penguatan diri perawat sendiri untuk mempertahankan motivasi dalam membantu