Anda di halaman 1dari 10

JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 59

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

MERGER DAN AKUISISI:


ALTERNATIF MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PEMEGANG
SAHAM

Muhamad Syaichu

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRAKSI
Dampak merger dan akuisisi terhadap kesejahteraan pemegang saham menunjukkan adanya
perbedaan hasil. Satu pihak mengakibatkan kenaikkan kesejahteraan pemegang saham dan disisi
lain menurunkan kesejahteraan pemegang saham. Merger dan akuisisi tepat untuk memenuhi
kekurangan sumber daya jika sumber daya yang dibutuhkan memiliki nilai stratejik yang tinggi,
adanya perbedaan yang kuat dengan sumber daya yang ada, adanya ketidakpastian pasar dan
teknologi yang moderat atau rendah. Merger dan akuisisi akan mengahasilkan kesejahteraan
pemegang saham dengan diperolehnya abnormal return yang positif bagi perusahaan pengakuisisi
maupun yang diakuisisi, jika kedua perusahaan tersebut memiliki sumber daya yang bernilai
stratejik yang terkospesialisasi (cospecialized).

Kata Kunci: Merger dan akuisisi, kesejahteraan pemegang saham, dan cospecialized

PENDAHULUAN akuisisi mengakibatkan kenaikkan


kesejahteraan pemegang saham dilakukan
Meningkatnya aktivitas merger dan
oleh Benston et al. (1995), Damsetz dan
akuisisi di dunia industri perbankan didorong
Strahan (1995), Akhavein et al. (1997),
oleh adanya perubahan kondisi ekonomi.
Rhoades (1998), Hughes et al. (1999).
Menurut Berger et al. (1998) terdapat lima
Adapun penelitian merger dan akuisisi
perubahan pokok dalam perekonomian yang
berdampak terhadap penurunan kesejahteraan
mendorong maraknya aktivitas merger dan
saham dilakukan oleh Bradley (1980),
akuisisi yaitu kemajuan teknologi,
Asquith (1983), Limmack (1991), dan
meningkatnya kondisi keuangan, kelebihan
Gregory (1997).
kapasitas/kegagalan keuangan, konsolidasi
pasar internasional dan deregulasi. Temuan terhadap kegagalan kapabilitas
merger dan akuisisi dalam meningkatkan
Merger dan akuisisi telah menjadi
kesejahteraan pemegang saham menjadi
praktek bisnis kontemporer dalam upaya
topik yang menarik untuk dikaji lebih
meningkatkan kesejahteraan pemegang
mendalam. Karena hal ini bertolak belakang
saham. Dari praktek bisnis ini mengundang
dengan teori economies of scale, yang berarti
banyak peneliti untuk melakukan penelitian.
dalam praktek bisnis terjadi diseconomies of
Telah banyak artikel yang dihasilkan dari
scale. Dalam teori economies of scale
hasil penelitian yang terkait dengan merger
dijelaskan bahwa dengan meningkatnya skala
dan akuisisi. Berbagai aspek yang diteliti
operasi akan didapat berbagai keuntungan
misalnya motivasi, dampak terhadap
ekonomis, seperti kenaikan efisiensi,
perusahaan yang terlibat dan
kenaikan penerimaan dan menurunkan risiko
karakteristiknya.
(Hunter dan Wall, 1989; Spiegel dan Gart
Sejumlah peneliti telah menguji 1996).
dampak merger dan akuisisi terhadap
Kegagalan kapabilitas merger dan
kesejahteraan pemegang saham. Hasil
akuisisi dalam meningkatkan kesejahteraan
temuan menunjukkan adanya perbedaan hasil
pemegang saham dijelaskan oleh beberapa
tentang dampak merger dan akuisisi
peneliti antara lain: Roll (1986) dengan
terhadap kesejahrteraan pemegang saham.
hubris hypothesis yang menyatakan bahwa
Temuan yang menyatakan bahwa merger dan
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 60
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

merger dan akuisisi tidak akan menaikkan Financial Theory


kesejahteraan pemegang saham karena
Dalam teori keuangan dijelaskan
motivasi dilakukan merger dan akuisisi atas
merger dan akuisisi dilakukan untuk
dasar kesalahan manager dalam
mendiversifikasi risiko (Lewellen, 1971),
mengestimasi nilai akuisisi, yaitu terlalu
Namun, pandangan tersebut telah berubah
tinggi. Dengan tingginya nilai akuisisi
dengan adanya keyakinan bahwa penurunan
menyebabkan kesejahteraan pemegang
risiko dengan diversisifikasi tidak lagi
saham mengalami penurunan. Kedua,
bernilai bagi investor. Para pemegang ekuitas
menurunnya kesejahteraan pemegang saham
dan hutang dapat mendiversifikasi risiko
diakibatkan adanya peluang agency problem
pada pasar modal yang efisien pada biaya
diantara para partisipan organisasi (Jensen
yang lebih rendah dan lebih f1eksibel (Chang
dan Meckling, 1976). Ketidakmampuan
dan Thomas, 1989). Sekalipun demikin, jika
dalam mengelola konflik akan
argumen pada teori keuangan diterima maka
mengakibatkan kinerja organisasi menurun,
seharusnya perusahaan melakukan strategi
yang selanjutnya akan berdapak pada
konglomerat untuk menurunkan varian aliran
turunnya kesejahteraan pemegang saham.
kas dan risiko kegagalan.
Dari uraian tersebut di atas
Managerial Economics
menimbulkan pertanyaan: bagaimana merger
dan akuisisi yang dapat meningkatkan Managerial Economics menggunakan
kesejahteraan pemegang saham? teori keagenan (agency theory) untuk
menjelaskan motif dilakuakannya merger dan
Aliran Pemikiran: Motif merger dan
akuisisi. Manajer memiliki kebebasan sesuai
Akuisisi dengan kebijaksanaannya (discretionary
Berbagai penelitian telah dilakukan freedom) pada perusahaan publik, yang
untuk menjelaskan alasan-alasan melakukan mereka dapat menggunakannya untuk
merger dan akuisisi baik dari sisi kepentingannya sendiri (Jensen dan
keunggulannya maupun kelemahannya. Meckling, 1976). Terjadinya merger dan
Berikut akan diuraikan konsep-konsep akuisisi diakibatkan para manajer puncak
penting yang terkait dengan merger dan menginginkan bertambahnya pengaruh,
akuisisi dari berbagai aliran pemikiran, yaitu: kekuasaan, pristise dan status (Mueller,
1969). Merger dan akuisisi tidak didorong
Industrial Organization Economics (IO
untuk meningkatkan nilai saham, tetapi lebih
Economics)
meningkatkan keuntungan menajerial (Roll,
Dalam IO economics terdapat dua 1986). Para manajer sering kali
aliran pemikiran (schools of thought) yaitu menggunakan sumber daya dengan cara yang
the market power school dan the efficiency tidak efisien. Padahal perusahaan yang tidak
school. Penelitaian dalam market power efisien adalah menjadi target utama para
school merupakan penelitian yang investor agar menjadi lebih efisien (Jensen,
menjelaskan bahwa merger dilakukan atas 1984). Motivasi para investor untuk investasi
dasar motif monopoly (Stigler, 1950; adalah menemukan perusahaan yang nilai
Scherer, 1970). Namun penelitain selanjutnya sahamnya lebih rendah dari pada nilai aset
yang dilakukan oleh Eckbo (1983), Stillman yang dijual. Rasionalitas investor adalah
(1983), dan Jensen (1984) menunjukkan membeli peruasnhaan dengan harga murah
bahwa monopoly tidak lagi menjadi alasan dan menjualnya dengan harga yang tinggi.
utama untuk melakukan merger.
Stratergic Management
The efficiency school menjelaskan
Pada literatur manajemen stratejik telah
bahwa alasan utama merger dan akuisisi
berusaha untuk memperluas gagasan yang
adalah meningkatnya economies of scale (
dikembangkan para ekonom (economist)
Hopkin, 1983) dan economies of scope
dengan menjelaskan alasan-alasan akuisisi
(Boumol, et al., 1988). Besarnya aktivitas
yang bernilai (Chatterjee dan Wernefelt,
merger dan akuisisi pada industri perbankan
1991). Pada kajian ini telah mencakup
mungkin dapat diterangkan melalui efisiensi
perspektif resource base yang merupakan
dengan adanya ekspansi pasar.
hasil penelitian Chatterjee (1986), Barney
(1986,1988). Pada studi tersebut telah
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 61
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

membahas tentang sinergi, yang 1986). Ketidakpastian lingkungan


menunjukkan bahwa strategic relatedness menunjukkan ketidakpastian pasar dan
tidak memadai untuk menghasilkan teknologi yang apabila tidak ditangani
abnormal return yang positif bagi para dengan baik, sumber daya dan kapabilitas
pemegang sahamnya perusahaan akan menjadi tanda tanya (Liberman dan
pengakuisisi (Harrison et al., 1991), Hasil Montgomery, 1988).
penelitian lain menekankan pentingnya
Pasar Factor (Factor Markets)
merger dan akuisisi sebagai cara untuk
meningkatkan kinerja (Bowman dan Singh, Perusahaan yang berusaha
1993). Peneliti lain yang menfoskuskan memperbaiki sumber daya dan kapabilitasnya
konsekuensi strategi akuisisi yang tidak pada lingkungan bisnis yang dinamis, Maka
menguntungkan, seperti adanya penurunan akan menfokuskan pada surnber daya dan
untuk mengembangkan kemampuan inovasi kapabililas yang bernilai stratejik yang
(Hitt, et al., 1996). Terdapat juga bukti yang mempermudah pengembangan keunggulan
dapat dipertimbangkan banhwa akuisisi bersaing yang baru (Eisenhard dan Martin,
memungkinkan perusahan saling 2000; Helfat dan Pateraf: 2003). Sumber
menukarkan sumber daya yang spesifik yang daya dan kapabilaitas yang bernilai stratejik
menjadi penyebab kegagalan pasar (Hennart bersifat samar, spesifik, dan kompleks
dan Park, 1993). Sebagian besar penelitaian (McEvily dan Chakravarthy, 2000). Sumber
yang mutakhir tentang resource base daya dan kapabilaitas akan menghadapi
menunjukkan bahwa penggunaan merger dan ketidakpastian pasar faktor karena berada
akuisisi untuk mendaptkan cara memperbaiki dalam proses yang tidak dapat diraih secara
kinerja (Capron dan Pastre, 2002). terpisah (Teece, 1986a). Dan untuk
mentransfer pengetahuan yang samar,
Berbagai Cara Memenuhi Sumber daya
penerima harus memiliki pengetahuan kode
dan Kapabilitas komunikasi (Dietrich, 1994) dengan cara
Perusahaan yang telah kamunikasi tatap muka.
mengidentifikasi kesenjangan sumber daya
Ketidaksempurnaan pasar untuk
dan kapabilitasnya, maka perusahaan tersebut
surnber daya yang bernilai stratejik juga
akan memutuskan bagaimana memenuhinnya
memungkinkan berasal dari biaya transaksi
untuk mendapatkan sumber daya yang baru.
yang logis dan istimewa. Sumber daya
Menurut Capron et al. (1998) untuk
spesifik yang bernilai tinggi ditandai dengan
memenuhi kesenjangan sumber daya dan
tingginya pemantauan dan biaya transaksi
kapabilatas perusahaan dapat memilh (1)
lain, sehingga sulit untuk diperdagangkan
pasar faktor (factor market), (2)
(Chi, I 994). Menurut Amit dan Schoemaker
pengembangan internal (internal
(1993) sumber daya yang bernilai stratejik
developments), (3) kerja sama (cooperation),
sulit untuk dibeli dan dijual dipasar faktor.
(4) merger dan akuisisi. Terdapat tiga kondisi
Bahkan pasar faktor bisa tidak ada, seperti
yang sangat krusial dalam memenuhi
pasar reputasi (Dierikx dan Cool, 1989). Oleh
kesenjangan sumber daya (Eschen dan
karena itu pasar faktor tidak dapat memenuhi
Bresser, 2003) yaitu: nilai sumber daya
kebutuhan sumber daya yang bernilai
stratejik (strategic value of resources),
stratejik (McEvely dan Chakravethy, 2000).
perbedaan antatra sumber daya (distance
Hanya sumber daya yang bernilai stratejik
bctween resources) dan ketidakpastian
rendah yang dapar dipenuhi dari pasar faktor.
lingkungan (environmental
uncertainty).Sumber daya dan kapabilitas Pengembangan Internal
yang stratejik memungkinkan untuk Pemenuhan sumber daya dan
pengembangan keunggulan bersaing kapabilitas dengan pengembangan internal
berkelanjutan, sumber daya dan kapabilitas akan dihadapkan permasalahan. Hal ini
ini bersifat langka, sulit ditiru, tidak karena: pertama, pengembangan internal
berkelanjutan dan tidak bebas bergerak mungkin tidak cocok karena batasan waktu
sempurna (Barney, 1991). Jarak antara pada lingkungan bisnis yang dinamis
sumber daya menunjukkan perbedaan pokok
(D’Aveni, 1994). Untuk memanfaatkan
antar sumber daya dan kapabilitas dan akan peluang bisnis baru, biasanya hanya ada
diikuti perbedaan jalur berikutnya (Teece, strategi spesifik yang tersedia yang
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 62
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

periodenya terbatas (Abell. 1978). Dan juga Sekalipun adanya kekurangan joint
sumber daya yang samar, spesifik dan vemure memungkinkan memberikan
kompleks dari sumber daya yang ada alternatif yang bermanfaat untuk melakukan
mungkin menunjukkan pengembangan yang integrasi penuh karena adanya fleksibilitas.
berasal dari inovasi (Teece, 1986b). Isolasi Jika joint venture dianggap sebagai pilihan
mekanisme, terutama pada alur yang riil, maka dapat diinterpretasikan
ketergantungan, mungkin memproteksi sebagai strategi untuk mengembangkan
perusahaan dari tiruan untuk beberapa waktu sumber daya yang baru pada situasi
yang memungkinkan posisi sumber dayanya ketidakpastian yang tinggi. Joint venture
akan menghasilkan rente ekonomi. Namun dapat membantu menghasilkan informasi
proteksi ini berimplikasi pada perusahaan tentang kemungkinan nilai di masa yang akan
yang ingin menciptakan inovasi sumberdaya datang dari kombinasi sumber daya yang
yang sebenarnya akan dibatasi oleh adanya baru (Folta dan Miller, 2002). Sepanjang
isolasi mekanisme. ketidakpastian pasar dan teknologi tentang
sumber daya tinggi, joint venture akan
Pengembangan internal dari sumber
memberikan nilai. Kerja sama akan tepat
daya dan kapabilitas yang baru dibatasi oleh
untuk memenuhi kesenjangan sumber daya
sumberdaya dan kapabililas yang ada. Untuk
tatkala ketidakpastian pasar dan teknologi
mengembangkan sumber daya dan
tinggi.
kapabilitas yang baru dengan cepat,
perbedaan sumber daya yang ada dengan Merger dan Akuisisi
yang baru harus relatif kecil (Tripass dan
Untuk mendapatkan sumber daya dan
Gavetti, 2000). Sehingga sumber daya dan
kapabilitas yang baru melalui pasar faktor,
kapabilitasnya baru dapat dikembangkan
pengembangan internal dan keerja sama
secara internal. Sebagai konsekuensi untuk
terdapat kesulitan akibat keadaan yang
menambah sumber daya dan kapabilitas yang
membatasinya. Merger dan akuisisi
baru diperlukan akses melalui sumber lain
memberikan kemungkinan untuk
selain dari pasar faktor dan pengembangan
mendapatkan sistem pengetahuan secara
internal. Alternatif lain adalah kejasama antar
menyeluruh (Tsoukas, 1996) yang berakibat
perusahaan (Capron dan Mitchel, 2004).
pada kesatuan kontrol (Nelson dan Wintcr,
Kerja sama (Cooperation) 1982). Akuisisi sumber daya dan kapabilitas
memberikan kepada pengakuisisi
Joint venture dan bentuk lain kerja
pengendalian penuh dalam kesatuan institusi
sama dapat mempermudah pertukaran
yang penyebaran informasinya memberikan
sumber daya antar dua atau lebih perusahaan
keunggun. Pertukaran informas dan
dan memberikan keunggulan tambahan
keterampilan dalam satu perusahaan lebih
(Hogedoorn, 1993). Namun dari perspektif
mudah untuk mengorganisasikan dan akan
resourse base, joint venture mempunyai dua
lebih (efektif dari pada joint venture (Teece,
keterbatasan dalam memenuhi kekurangan
1986b) Dibandingkan dengan alternatif lain,
sumber daya, pertma. masuk ke dalam joint
sumber daya dan kapabilitas yang bernilai
venture memiliki risiko tersebarnya
stratejik relatif Iebih mudah ditransfer melaui
keterampilan (know how) (Bresser,1988). Ide
merger dan akuisisi.
untuk melakukan kerja sama karena adanya
keunggulan khusus yang dimiliki partner ke Sumber daya yang diperoleh dari
dalam kombinasi baru. Hasil interaksi dari merger dan akuisisi memiki keunggulan
sumber daya dan kapabilitas pada joint karena tidak dibatasi sumber daya dan
venture memberikan partner untuk kapabilitas yang ada (Krishnan, et al., 2004).
mengakses sumber daya orisinil dan yang Dan tidak ada batasan untuk memperluas
telah ditransformasikan. Kedua, joint venture sekalipun sumber daya baru yang diperoleh
memungkinkan bertambahnya konflik antar berbeda dengan yang dimiliki saat ini.
partner. Perbedaan pengetahuan menjadi
PEROLEHAN NILAI DARI MERGER
dasar terjadinya kolaborasi individu dalam
DAN AKUISISI
joint venture yang memungkinkan akan
menghasilkan penilaian dan ekspektasi yang Penggunaan merger dan akuisisi untuk
berbeda. memenuhi kekurangan sumber daya tidak
menghasilkan abnormal return yang positif
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 63
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

pada pemegang saham perusahaan ketergantungan bilateral yang akan


pengakuisisi. Penelitian empisris yang menghasilkan nilai ekonomi jika digabung
menunjukkan hasil demikian adalah Bradley dan akan menurunun nilainya jika dipisah.
(1980), Asquith (1983), dan Limmack Sehingga nilai stratejik dapat dihasilkan
(1991). Sebelum menjelaskan kondisi hanya dari kombinasi sumberdaya yang
pemegang saham yang mendapatkan terspesialisasi dan terkospesialisasi.
abnormal return yang positif akibat merger
Nilai Ekonomis Perusahaan Pengakuisisi
dan akuisisi, akan dijelaskan bagaimana
dan Yang diakuisisi
hubungan sumber daya dan nilai.
Berbagai penelitian menunjukkan
Sumber daya, sinergi, komplementer dan
bahwa pemegang perusahaan pengakuisisi
Nilai.
tidak mendapatkan nilai ekonomis seperti
Ketika merger dan akulisisi digunakan yang diperoleh perusahaan yang diakuisisi
untuk mendapalkan sumber daya yang (Sirower, 1997). Ketidaksamaan distribusi
dimaksudkan untuk mewujudkan sinergi dari keuntungan ini dapat dijelaskan untuk situasi
kombinasi perusahaan yang memiliki sumber yang melibatkan beberapa perusahaan
daya stratejik yang terkait. Sinergi dapat penawar yang homogin. Homoginitas
diciptakan jika sumberdaya dan kapabilitas penawar akan menyebabkan homoginitas
dari perusahaan yang bergabung dapat dalam menilai perusahaan yang akan
ditransfer dan disebarkan antarentitas diakuisisi, yang selanjutnya akan
(Capron dan Mitchell, 2000). Sinergi dapat menyebabkan abnormal return nol untuk
diraih jika kombinasi sumber daya dan perusahaan yang mengakuisisi (Barney,
kapabilitas komplementer. Kombinasi 1988). Homoginitas penawar memungkinkan
komplementer dari sumber daya yang baru masuk dalam lelang penawaran, yang pada
dan lama mungkin menghasilkan akhirnya menjadi problem bagi pemenang
seperangkap sumber daya yang sesuai dengan karena membayar dengan harga yang sangat
kebutuhan eksternal. Hal ini lebih baik dari mahal (Oster, 1994)
pada sebelum merger. Oleh karna itu,
Untuk meraih nilai ekonomis,
perusahaan yang melakukan kombinasi
perusahaan pengakuisisi harus mencari pasar
komplementer akan dapat memenuhi
yang tidak sempurna. Pada pasar yang tidak
kekurangan sumber daya (Barney, 1988).
sempurna posisi perusahaan pengakuisisi
Jika kombinasi sumber daya dan kapabilitas
akan berbeda dengan perusahaan lainnya
tidak komplomenter, transaksi tersebut tidak
(idiosyncratic). Sehingga heterogeinitas yang
dapat diharapkan untuk menciptakan nilai.
menjadi asumsisi dasar teori resource base,
Sehingga kombinasi sumber daya
akan memberikan dasar argumentasi yang
komplementer akan meningkatkan nilai
logis untuk keberhasilan atau kegagalan
ekonomi. Namun, tidak semua tipe
merger dan akuisisi. Hanya heteroginitas
komplementer bernilai stratejik.
antar perusahaan yang ada, yang dapat
Teece (1996b) menjelaskan tentang membedakan perusahaan meraih sinergi yang
inovasi dan aliansi. Dalam penjelasan berbeda. Hal dikarenakan perusahaan yang
tersebut tipe sumber daya komplementer diakuisisi akan menunjukkan nilai yang
terbagi menjadi tiga yaitu: generik, spesialis berbeda dengan perusahaan pengakuisisi
dan kospesialisasi. Sumber daya yang berbeda. Jika perusahaan pengakuisisi
komplemenler generik adalah tidak spesifik dapat meraih sinergi yang tidak tersedia bagi
untuk menyesuaikan dengan sumber daya perusahaan penawar lainnya, keunggulan ini
yang lain. Sumber daya ini komoditas yang mungkin tidak akan hilang dengan kompetisi
mudah digantikan karena tersedia melimpah dan pemegang saham perusahaan
dan kombinasi tipe ini tidak menciptakan pengakuisisi dapat mengharapkan menerima
nilai yang unik. Sumber daya yang nilai ekonomis dari merger dan akuisisi
terspesialisasi bergantung kepada sumber (Baghat et al., 1990).
daya lain. Ketika sumberdaya terspesialisasi
Barney mengidentifikasi tiga situasi
ini dipasangkan dengan sumber daya yang
pada pasar yang tidak sempurna yang
independen akan menciptakan nilai, dan
memberikan posisi yang unik bagi
ketika dipisah akan hilang nilainya. Sumber
perusahaan pengakuisisi. Situasi tersebut
daya yang kospesialisasi ditandai dengan
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 64
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

adalah: (1) sinergi aliran kas yang akibat penggabungan dua atau lebih
memberikan nilai individual dan unik, (2) perusahaan dalam satu industri. Eckbo's
sinergi aliran kas yang memberikan nilai (1983) melakukan studi untuk menguji
yang tidak dapat ditiru dan unik dan (3) hipotesis ini dan temuannya menunjukkan
sinergi aliran kas yang memberikan nilai tidak adanya dukungan terhadap the
yang tidak diperkirakan (Barney, 1988) monopoly hypothesis.
SUMBER-SUMBER KEUNTUNGAN Efisiensi Manajerial
POTENSIAL DARI MERGER DAN The Inefficiency Hypothesis
AKUISISI
menjelaskan bahwa dengan merger dan
Strategi merger dan akuisisi akuisisi akan dapat memperbaiki buruknya
dimaksudkan untuk memperoleh mananfaat kinerja manajemen akibat bergabungnya
dengan meningkatnya nilai kesejahteraan perusahaan yang manajemennya jelek
pemegang saham atau untuk meningkmkan (Hannan et al., 1992). Dari berbagai
nilai bagi manajer yang diterangkan dengan penelitian (Dodd dan Ruback, 1977; Manne,
management self-interest hypothesis. Namun, 1965; dan Mualler, 1969), konsep efisiensi
pertanyaan seputar apakah merger dan manajerial menjadi dasar mekanisme
akuisisi memiliki nilai dalam meraih penggantian manajer yang tidak kompeten.
keuntungan operasonal dan finansial masih Berger, Hunter dan Timme (1993)
menjadi topik yang menjadi bahasan dalam mengatakan bahwa keuntungan potensial
literatur merger dan akuisisi. Berikut akan yang berasal dari scale and scope economies
diuraikan sumber-sumber keuntungan didominasi oleh keuntungan yang berasal
potensial yang berasal dari merger dan dari eleminasi manajemen yang tidak
akuisisi. kompeten.
Keuntungan Sinerjik Diversifikasi
Dalam synergy hypothesis dijelaskan Salah satu alasan melakukan merger
bahwa dua perusahaan akan memperoleh dan akuisisi adalah untuk mendiversiIikasi
keuntungan lebih besar ketika keduanya baik secara geografis atau finansial. Hannan
melakukan penggabungan dibandingan kalau dan Wolken (1989) menjelaskan bahwa
beroperasi sendiri-sendiri. Kombinasi aset hilangnya batas-batas geografis
dari dua perusahaan akan meningkatkan nilai memungkinkan bank untuk merealisasikan
pasar agregat (Dodd & Ruback, 1977). Efek keuntungan yang berasar dari diversifkasi
sinergi berasal dari meningkamya efisiensi geografis yang sebelumnya tidak didapat.
akibat adanya economies of scope atau Cornett clan Tehranian (1992) menemukan
economies of scale (Mueler, 1980). bahwa terdapat kenaikan yang signiflkan
pada cash flow return untuk pemegang
Pengujian terhadap synergy hypothesis
saham yang direalisasikan melalui memger.
dilakukan oleh Seagall (1968) yang
Liang dan Rhodes (1988) dalam
menunjukkan bahwa adanya penurunan biaya
penelitiannya menemukan bahwa risiko
akibat merger. Adapaun Mueller (1980)
mengalami penurunan dengan melakukan
dalam penelitiannya menunjukkan tidak
diversfikasi geografis. Benston, Hunter dan
adanya dukungan terhadap synergv
Wall (1995) menjelaskan the earning
hypothcsis. Peneliti lainya, Bedingfield,
diversification hypothesis yang menunjukkan
Rockers dan Stagliano (1984) juga gagal
bahwa perusahaan pengakuisisi mencari
menunjukkan adanya sinergi yang berasal
keuntungan diversfikasi dalam usaha untuk
dari merger bank. Dekade sebelumnya juga
menghasilkan aliran kas pada level yang
diiakukan pengujian terhadap synergy
lebih tinggi untuk tingkat risiko tertentu.
hypothesis yang juga gagal menunjukkan
adanya sinergi yang berasal dari merger dan KESIMPULAN
akuisisi (Hogarty, 1970).
Merger dan akuisisi tepat untuk
Keuntungan Monopolistik memenuhi kekurangan sumber daya jika
sumber daya yang dibutuhkan memiliki nilai
The monopoly hypothesis menjelaskan
stratejik yang tinggi. Disamping hal tersebut
bahwa market power dan keuntungan pasar
juga disyaratkan adanya perbedaan yang kuat
yang terkait akan mengalami peningkatan
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 65
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

dengan sumber daya yang ada, serta adanya Berger, A., Demsetz, R., & Strahan, P.
ketidakpastian pasar dan teknologi yang (1998). The consolidation of the
moderat atau rendah. Merger dan akuisisi financial services industry: Causes,
akan mengahasilkan kesejahteraan pemegang consequencys, and implication for
saham dengan diperolehnya abnormal return future. Federal Reserve Bank of New
yang positif bagi perusahaan pengakuisisi York, 23 (55), p.1-45.
maupun yang diakuisisi, jika kedua
Bhagat, S., Shleifer, A. and Vishny, R.
perusahaan tersebut memiliki sumber daya
(1990). Hostile takeovers in the 1980s:
yang bernilai stratejik yang terkospesialisasi
The return to corporate specialization.
(cospecialized).
In M. Baily and C. Winston (eds.)
REFERENSI Brookings papers on economic activity.
Microeconomics. Washington:
Akhavein, J. D., Berger, A.N. dan
Brookings Institution, p: 1–84.
Humpherey, D.B. (1997), “ The effects
of megamergers on efficiency and Bowman, E. and Singh, H. (1993). Corporate
prices: Evidence from a bank profit restructuring: Reconfiguring the firm.
function”, Federal Reserve Working Strategic Mangement Journal,
Paper, p. 97-99. 14(Summer Special Issue): p. 5–14.
Abell, D. (1978). Strategic windows. Journal Bradly, Michael. (1980), “ Interfirm tender
of Marketing, 42(3): p. 21–26. offers and the market for corporate
control”. Journal of Business. Vol. 53,
Amit, R. and Schoemaker, P. (1993).
p. 345-376
Strategic assets and organizational rent.
Strategic Management Journal, 14: p. 33– Bresser, R. (1988). Matching collective and
46. competitive strategies. Strategic
Management Journal, 9: 375–385.
Asquith, P. (1983),” Merger bias,
uncertainty, and stockhoder return”, Capron, L., Dussauge, P. and Mitchell, W.
Journal of Financial Economics, (1998). Resource redeployment
Vo.11, p. 121-139. following horizontal acquisitions in
Europe and North America. Strategic
Barney, J. (1986). Strategic factor markets:
Management Journal, 19: p. 631–661.
Expectations, luck and business strategy.
Management Science, 32: p. 1231–1241. Capron, L. and Mitchell, W. (2000). Internal
versus external knowledge sourcing:
Barney, J. (1988). Returns to bidding firms in
Evidence from telecom operators in
mergers and acquisitions:
Europe. Working Paper, University of
Reconsidering the relatedness
Michigan.
hypothesis. Strategic Management
Journal, 9(Winter Special Issue): p. Capron, L. and Mitchell, W. (2004). Where
71–78. firms change: Internal development
versus external capability sourcing in
Barney, J. (1991). Firm resources and
the global telecommunications
sustained competitive advantage.
industry. European Management
Journal of Management, 17: p. 99–120.
Review, 1: p. 157–174.
Baumol, W., Panzar, J. and Willig, R. (1988).
Capron, L. and Pistre, N. (2002). When do
Contestable markets and the theory of
acquirers earn abnormal returns?
industry structure. San Diego:
Strategic Management Journal, 23: p.
Hardcourd.
781–794.
Benston, G. J., Hunter, W. C. dan Wall, L.D.
Chang, Y. and Thomas, H. (1989). The
(1995), “ Motivations for bank mergers
impact of diversification strategy on
and acquisitions: Enhancing the deposit
risk-return performance. Strategic
insurance put option versus earnings
Management Journal, 10: p. 271–284.
diversivication. Journal of Money,
Credit, and Banking, Vol. 27, p. 777- Chatterjee, S. (1986). Types of synergy and
788. economic value: The impact of
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 66
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

acquisitions merging and rival firms. Eckbo, E. (1983). Horizontal mergers,


Strategic Management Journal, 7: p. collusion, and stockholder wealth.
119–139. Journal of Financial Economics, 11: p.
241–273
Chatterjee, S. and Wernerfelt, B. (1991). The
link between resources and type of Eisenhardt, K. and Martin, J. (2000).
diversification: Theory and evidence. Dynamic capabilities: What are they?
Strategic Management Journal, 12: p. Strategic Management Journal,
33–48. 21(Winter Special Issue): p.1105–
1121.
Chi, T. (1994). Trading in strategic
resources: Necessary conditions, Folta, T. and Miller, K. (2002). Real options
transaction cost problems, and choice in equity partnerships. Strategic
of exchange structure. Strategic Management Journal, 23: p. 77–88.
Management Journal, 15: p. 271–290.
Gregory, Alan (1997),” An examination of
Cornett, M., dan Tehranian, H. (1992), “ the long run performance of UK
Change in corporate performance acquiring firms”, Journal of business
asspciated with bank acquisition”, Finance and Accounting, Vol 24, p.
Journal of Financial Economics, Vol. 971-1002.
32 (2), p. 211-234.
Hannan, T. dan Palepu, K., dan Ruback, R.
D’Aveni, R. (1994). Hypercompetition: (1992), “Acquisition targets and
Managing the dynamics of strategic motives: The case of the banking
maneuvering. New York: Free Press. industry”, The Review of Economics
and statistics, Vol. 69(1), P. 67-74.
Demsetz, R. S. dan Strahan, P. E. ( 1995),
“Diversification, size and risk at bank
holding companies”, Federal Reserve
Hickson, DJ., Butle, RJ., Cray, D., Mallory,
Bank of New York Paper 9506.
G.R. dan Wilson, D.C. (1996), Top
Dierickx, I. and Cool, K. (1989). Asset stock decisions: strategic decision-making in
accumulation and sustainability of organizations, Jossey-Bass, San
competitive advantage. Management Francisco, CA.
Science, 35: p.1504–1511.
Hogarty, T. (1970), “The profitability of
Dietrich, M. (1994). Transaction cost corporate mergers, Journal of Business,
economics and beyond. Towards a new Vol. 43(1), p. 317-327.
economics of the firm. London and
Hughes, J. P., Lang, W., Mester, L. J., dan
New York: Routledge.
Moon, C-G.(1999), “ The dollars and
Diven, D.L. (1984), “Organizational sense of bank consolidation”, Journal
planning: the neglected factor in of Banking and finance, Vol. 23, p.
merger and acquisitions strategy”, 291-324.
Managerial Planning, Vol. 33 No.1, p.
Hagedoorn, J. (1993). Understanding the
4-12.
rationale of strategic technology
partnering: Interorganizational modes
of cooperation and sectoral differences.
Dodd, P., dan Rubback, R. (1977), “Tender
Strategic Management Journal, 14: p.
offer and stockholder returns: An
371–385.
empirical analysis, ”, Journal of
Financial Economics, Vol. 5 (3), p. Harrison, J., Hitt, M., Hoskisson, R. and
351-374. Ireland, R. (1991). Synergies and
postacquisition performance:
Eckbo, B. (1983), “Horizontal mergers,
Differences versus similarities in
collusion and stockholder wealth”, ”,
resource allocations. Journal of
Journal of Financial Economics, Vol.
Management, 17: p. 173–190.
11 , p. 241-273.
Helfat, C. and Peteraf, M. (2003). The
dynamic resource-based view:
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 67
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

Capability lifecycles. Strategic Accounting and Business Research,


Management Journal, 24(Special Vol. 21, p. 239-251.
Issue): p. 997–1010.
Manne, H. (1965), “ Merger and market for
Hennart, J.-F. and Park, Y.-R. (1993). corporate control”, The journal of
Greenfield vs acquisitions: The political economy, Vol. 73(2), p. 110-
strategy of Japanese investors in the 120.
United States. Management Science,
McEvily, S. and Chakravarthy, B. (2000).
39: p. 1054–1070.
Knowledge characteristics and
Hitt, M., Hoskisson, R., Johnson, R. and competitive advantage: An empirical
Moesel, D. (1996). The market for investigation. In R. Bresser, M. Hitt, R.
corporate control and firm innovation. Nixon and D. Heuskel (eds.) Winning
Academy of Management Journal, 39: strategies in a deconstructing world.
p. 1084–1119. Strategic management series. Chichester:
John Wiley & Sons, p: 223–244.
Hogerty, T.F. (1970). The probability of
corporate mergers. Journal of Business, Mueller, D. (1980), “ The determinant and
43(3), 317-327 effects of merger: an international
comparison, Gun and Hain Publishers, Inc.
Hopkins, T. (1983). Mergers, acquisitions,
and divestitures. A guide to their Mueller, D. (1969). A theory of
impact for investors and directors. conglomerate mergers. The Quarterly
Homewood, IL: Dow Jones-Irwin. Journal of Economics, 83: p. 643–659.
Hunter, W.C., & Wall, L.D. (1989). Bank Nelson, R. and Winter, S. (1982). An
merger motivations: A review of the evolutionary theory of economic
evidence and an examination of key change. Cambridge, MA: Harvard
target bank characteristics. Federal University Press.
Reserve Bank of Atlanta Economic
Oster, S. (1994). Modern competitive
Review, 2-19.
analysis, 2nd edn. New York: Oxford
Jensen, M. (1984). Takeovers: Folklore and University Press.
science. Harvard Business Review,
Rhoades, S. A. (1998), “ The efficiency
62(6): p. 109–121.
effect of bank mergers: An overview of
Jensen, M. and Meckling, W. (1976). Theory case studies of nine mergers”, Journal
of the firm: Managerial behavior, of Banking and finance, Vol. 22, p.
agency costs and ownership structure. 273-291.
Journal of Financial Economics, 3: p.
Roll, Richard (1986), “ The hubris
Krishnan, R., Satish, J. and Krishnan, H. Hypothesis of corporate takeover”.
(2004). The influence of mergers on Journal of Business. Vol. 59: 197-
firms’ product-mix strategies. Strategic 216.Rose, P. (1991), “ Bidding theory
Management Journal, 25: p. 587–611. and bank merger premium: The impact
of structural and regulatory factors”,
Khandwalla, P.N. (1997), The design of
Review of Business and Economic
organizations, Harcout Brace
Research, Vol. 26(2), p. 22-24.
Javanovich, New York, NY.
Scherer, F. (1970). Industrial market
Lewellen, W. (1971). A pure financial
structure and economic performance.
rationale for the conglomerate merger.
Chicago: Rand.
Journal of Finance, 26: 521–537.
Seagall, J. (1968), Merging for fun and
Lieberman, M. and Montgomery, D. (1988).
profit, Industrial management review,
First-mover advantages. Strategic
Vol. 9, p. 17-29.
Management Journal, 9: p. 41–58.
Sirower, M. (1997). The synergy trap. How
Limmack, R.J. (1991), Corporate merger and
companies lose the acquisition game.
shareholder wealth effect: 1977-1986”,
New York: Free Press.
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 68
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo

Spiegel, J., & Gart, A. (1996) What lies


behind the bank merger and acquisition
frenzy? Business Economics, 32 (2),
47-52.
Stigler, G. (1950). Monopoly and oligopoly
by merger. The American Economic
Review, XL(2): p. 3–34.
Stillman, R. (1983). Examining antitrust
policy toward horizontal mergers.
Journal of Financial Economics, 11: p.
225–240.
Teece, D. (1986a). Firm boundaries,
technological innovation, and strategic
management. In L. Thomas (ed.) The
economics of strategic planning:
Essays in honor of joel dean. Lexington
MA: Lexington Books, p: 187–199.
Teece, D. (1986b). Profiting from
technological innovation: Implications
for integration, collaboration, licensing,
and public policy. Research Policy, 15:
285–305.
Tripsas, M. and Gavetti, G. (2000).
Capabilities, cognition, and inertia:
Evidence from digital imaging.
Strategic Management Journal,
21(Winter Special Issue): p. 1147–
1161.
Tsoukas, H. (1996). The firm as a distributed
knowledge system: A constructionist
approach. Strategic Management
Journal, 17(Winter Special Issue): p.
11–25.

Anda mungkin juga menyukai