Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran lebih mendalam tentang
konsep kecepatan waktu dalam teori relativitas Einstein, yang ditinjau dari Al-
Quran Surat Al-Ma’ârij ayat 4. Dengan menggunakan metode library research
(penelitian kepustakaan) dicoba untuk menelaah dan menganalisis buku-buku
yang berkaitan langsung maupun tidak langsung. Pada penjelasan teori,
digunakan teknik berpikir deduktif dan induktif. Dalam analisis, digunakan teknik
komparatif (perbandingan), yaitu dengan membandingkan konsep sains dan
konsep Al-Qur`an secara umum, dan membandingkan penafsiran isi surat Al-
Ma’ârij ayat 4 terkait konsep kecepatan waktu. Hasil analisis menyatakan bahwa
konsep kecepatan waktu dalam hal ini didefinisikan sebagai relativitas
waktu/dilatasi waktu dalam teori relativitas khusus Einstein. Adanya kerangka
acuan diam menjadi pokok penyebab relatifnya pengukuran waktu, hal ini
tersirat dari hasil perbandingan penafsiran para mufassir Q.S Al-Ma’ârij ayat 4
terkait konsep kecepatan waktu, dalam tafsir Al-Maraghi, Al-Azhar dan Al-
Misbah. Jika suatu kerangka acuan bergerak relatif terhadap kerangka acuan
lain yang diam, maka waktu yang dialami oleh seseorang dikerangka acuan yang
bergerak tersebut akan berbeda waktu dengan waktu pada kerangka acuan yang
diam. Tetapi hal ini hanya berlaku jika gerak tersebut mempunyai kecepatan yang
mendekati cahaya.
Kata kunci: Konsep kecepatan waktu, teori relativitas Einstein, Al-Ma’ârij ayat 4.
pada beberapa abad terakhir ini telah Salah satu yang mengaturnya adalah
berhasil mengungkap banyak realitas dan waktu. Tanpa disadari, waktu telah
sifat alam semesta (Hanafi, 2009 : 36). Tak menjadi persoalan yang seringkali
teknologi yang pengaruhnya sangat luas dapat ditelusuri secara ilmiah melalui
terhadap kehidupan manusia. Ilmu fisika cabang ilmu fisika yang kita kenal
1996 : 4). Hal tersebut menurut Najamudin dalam penyajian fisika klasik (Paul
yang paling dasar adalah pengaruh bagi fisika klasik meliputi mekanika, listrik
Vol. I No. 02, November 2015
¬! (#θãΒθà)s? βr& ( >οy‰Ïm≡uθÎ/ Νä3ÝàÏãr& !$yϑ¯ΡÎ) ö≅è% abad ini. Para ahli ilmu pengetahuan
terkejut dan kerap terbungkam saat
$tΒ 4 (#ρã¤6x tGs? ¢ΟèO 3“yŠ≡tèùuρ 4o_÷WtΒ mereka diperlihatkan betapa terperinci
փɋtΡ āωÎ) uθèδ ÷βÎ) 4 >π¨ΖÅ_ ÏiΒ /ä3Î6Ïm$|ÁÎ/ dan akuratnya beberapa ayat dalam Al-
Muhammad, ”Aku hanya menganjurkan berawal dan kapan waktu itu berakhir,
kepadanya satu hal saja, yaitu berdirilah karena itu merupakan rahasia Tuhan, hal
membentuk satu iklim baru yang dapat tanpa awal dan akhir, kecuali Allah Swt
Artinya: “Dialah yang Awal dan yang Perkembangan sains saat ini selalu
akhir yang Zhahir dan yang
saja mendatangkan keajaiban-keajaiban
Bathin; dan dia Maha
mengetahui segala sesuatu”. baru. Sebuah teori yang semula dianggap
(QS Al-Ḣadîd : 3)
benar, selalu mempunyai potensi untuk
Konsep waktu yang terkandung kelak terbukti salah. Tidak terkecuali teori
dalam ayat tersebut yaitu, segala sesuatu Einstein (Dyayadi, 2008: 1). Relativitas
hanya Allah lah yang tahu, termasuk waktu merupakan pengembangan Teori
kapan waktu itu ada dan kapan waktu itu relativitas Einstein yang terbukti secara
lenyap (berakhir) karena “Huwal ilmiah. Salah satu Teori yang
awwalu = Dia-lah yang awal” (Dia ada dikemukakan oleh Einstein yang disebut
sebelum segala sesuatu hidup dan yang sebagai “Teori relativitas Khusus
menghidupkan sesuatu), “wal akhiru = Einstein” adalah sebuah teori yang
dan yang akhir, yang hidup kekal, Dia menunjukkan adanya suatu konsep
ada sesudah segala sesuatu yang hidup kecepatan waktu, yaitu “kecepatan
dimatikanNya. Hal ini juga dapat membuat waktu bersifat relatif”. Waktu
disadari bahwa Allah berada di luar sebagai salah satu variabel fisis turut juga
batas-batas waktu (dimensi ruang- dipengaruhi oleh tidak adanya kerangka
waktu). Masih banyak lagi konsep waktu acuan lain yang universal. Jika suatu
yang terdapat di dalam Al-Qur`an yang kerangka acuan bergerak relatif terhadap
jika dikaitkan dengan peranan akal kerangka acuan lain yang diam, maka
manusia untuk memahaminya, maka waktu yang dialami oleh seseorang
akan terjadi banyak persepsi yang dikerangka acuan yang bergerak tersebut
berbeda tentang konsep waktu. akan berbeda waktu dengan waktu pada
Penelitian ini merupakan jenis kerangka acuan yang diam. Tetapi hal ini
penelitian kualitatif, dengan hanya berlaku jika gerak tersebut
menggunakan metode library research mempunyai kecepatan yang mendekati
dengan menggunakan pendekatan cahaya. Perbedaan waktu tersebut
deduktif-komparatif. kemudian dikenal sebagai konsep dilatasi
waktu (relativitas waktu).
B. HASIL DAN ANALISIS
PEMBAHASAN Dari tahun 1889 sampai 1967,
satuan waktu didefinisikan sebagai satu
1. Analisis Perbandingan Teori
Relativitas Khusus Einstein fraksi tertentu dari rata-ratanya lamanya
dengan konsep kecepatan waktu
siang hari (yaitu saat matahari bersinar),
menurut Al-Qur`an
waktu rata-rata antara kedatangan
berturut-urut matahari pada titik tertinggi massa ataupun kristal kwarsa (quartz).
dilangit. Standar yang sekarang Dari sekian banyak kejadian yang
digunakan, dibuat tahun1967 jauh lebih berulang-ulang dalam alam, perputaran
teliti. Standar itu berdasarkan pada jam (rotasi) bumi pada porosnya telah
atomik, yang menggunakan beda energi digunakan selama berabad-abad sebagai
dari dua tingkat energi terendah dari atm standar waktu untuk menetapkan
cesium. Ketika ditembaki, dengan panjangnya hari. Sebagai standar waktu
gelombang mikro pada frekuensi yang sipil sampai sekarang masih dipakai
tepat, atom cesium mengalami transisisi definisi satu detik (matahari rata-rata)
dari salah satu dari kedua tingkat energi adalah 1/86.400 hari (matahari rata-rata).
ini ketingkat yang satunya. Satu sekn Waktu yang didasarkan atas rotasi bumi
didefinisikan sebagai waktu yang disebut waktu universal (Universal time-
diperlukan untuk melakukan UT) (Halliday Resnick, I : 1985 : 12).
9.192.631.770 siklus dari radiasi ini Tinjauan pengukuran waktu suatu
(Hug D. Young dan Roger A. Freedman, peristiwa secara mutlak, tak gayut satu
2002, I: 4). sama lain dengan gerak relatif antara
Standar untuk waktu. Ada dua segi peristiwa itu dan pengamatnya. Teori
dalam pengukuran waktu. Untuk sipil relativitas khusus mengungkapkan
dan untuk beberapa keperluan ilmu pengukuran ruang-waktu gayut satu
pengetahuan dibutuhkan waktu hari, sama lain, yaitu gerak relatif antara
supaya kejadian-kejadian dapat disusun peristiwa itu dengan pengamatnya
secara berurutan. Pada kebanyakan (Sumartono Prawirosanto, 1994 : 88).
pekerjaan ilmiah yang dibutuhkan adalah Hari merupakan makna yang paling
lamanya selang waktu (time interval) umum, namun harus ditekankan bahwa
suatu kejadian berlangsung. Karena itu kata itu lebih dari sekedar berarti siang
standar waktu harus dapat menjawab hari, dan bukan waktu antara
pertanyaan “Kapan waktu itu terbenamnya matahari sampai
berlangsung dan Berapa lama terbenamnya lagi. Bentuk jamak
kejadiannya”. Kita dapat menggunakan “ayyam” dapat berarti tidak hanya hari-
sembarang kejadian yang berulang untuk hari tetapi juga waktu yang panjang
mengukur waktu. Pengukuran (Maurice Bucaille, 2011: 180).
berlangsung dengan menghitung Meskipun begitu, standar waktu yang
pengulangannya. Kita dapat dihitung dengan acuan hari (1 hari = 24
menggunakan bandul osilasi, sistem egas jam), masih saja sering digunakan untuk
1
Mekanika baru dari relativitas yang 2
berarti 1 2) menjadi , yaitu
menyiratkan kaitan yang sangat erat sehingga penyebut pecahan menjadi
mengenai waktu perbedaan ini.
1+ , yaitu 1+1, yang anak kecil juga
Bilamana seorang masinis yang
tahu bernilai 2. Maka semua angka 2
berada di dalam kereta api bergerak cepat
saling meniadakan, dan kecepatan relatif
membandingkan penunjuk waktunya
v sama dengan c. Dalam mekanika
dengan penunjuk waktu yang ada di
Einstein, c+c = c (John Gibrin, 2005 : 53).
stasiun-stasiun yang dilewatinya, maka
Nilai laju pembatas juga nilai
ditemukan bahwa ritme penunjuk waktu
kelajuan maksimal c, ini merupakan salah
dalam kereta api lebih pendek daripada
satu tetapan alam yang sangat penting
penunjuk waktu di stasiun-stasiun itu.
ilmu fisika dan memegang peranan utama
Pada lain pihak akan tampak bagi kepala-
dalam penelusuran konsep ruang-waktu
kepala stasiun, bahwa ritme penunjuk
serta momentum-energi. Nilainya
waktu mereka lebih cepat jika
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh
dibandingkan dengan ritme penunjuk
Badan Umum Internasional mengenai
waktu masinis dalam kereta api itu. Efek
Berat dan Ukuran adalah c = 299792458
tersebut memang kecil dan hanya dapat
m/s. Hal ini berarti satu meter adalah jarak
dideteksi bilamana kecepatan salah satu
yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang
petunjuk waktu itu lebih mendekati
vakum selama selang waktu 1/299792458
kecepatan cahaya.
detik (Anugraha, 2004 : 2). Dalam
Hal yang penting dari cara
konversi satuan lain c = 2,998.105
pertambahan kecepatan ala Einstein adalah
km/detik dibulatkan menjadi 300.000
bila kita perhatikan persamaannya maka
km/detik, adalah suatu besaran yang
kita akan mendapati bahwa kita tak akan
paling pokok di dalam Teori Einstein
pernah dapat menjumlahkan dua
(Wisnu Arya Wardana, 2009 : 168).
kecepatan yang lebih kecil daripada
Pokok-pokok dari relativitas waktu
kecepatan cahaya untuk mendapatkan
merupakan penjabaran dari dua batu
kecepatan relatif yang lebih besar daripada
fondasi dari teori relativitas khusus
kecepatan cahaya. Bila kedua benda yang
adalah prinsip relativitas (Galileo) dan
diamati, seperti pesawat ruang angkasa,
prinsip konstanta kecepatan cahaya
kereta, atau benda apapun saling mendekat
(eksperimen Michelson-Morley). Prinsip
dengan kecepatan cahaya maka 1 dan
relativitas Galileo berbunyi bahwa
menjadi sama dengan c. Jadi, pembilang
hukum-hukum mekanika (seperti
pecahan menjadi 2c. Namun 1 2 (yang
ada eter”. Teori relativitas khusus ini sesuatu. Mekanika klasik adalah cerita
menyebutkan bahwa karena eter tidak tentang objek-bjek dan kekuatan
dapat dideteksi dan oleh karenanya, diantaranya. Upaya Einstein selanjutnya
tidak bermanfaat, maka tidak ada alasan adalah memecahkan teka-teki yang telah
untuk menelitinya. Eter tidak bisa sedikit terkuak (tetapi tanpa penjelasan)
dideteksi karena setiap upaya untuk dalam eksperimen Michelson- Morley,
mengukurnya atau mengetahui sifatnya yakni kekonstanan kecepatan cahaya.
yang berpuncak pada eksperimen Yang kemudian dituangkannya dalam
Michelson-Morley, sama sekali gagal postulat ke 2 yang berbunyi: Kelajuan
sekalipun hanya untuk menunjukkan cahaya dalam ruang hampa sama
keberadaannya. Eter tidak bermanfaat besarnya untuk semua pengamat, tidak
karena menurut persamaan-persamaan bergantung pada keadaan gerak
Maxwell, perambatan cahaya dapat pengamat itu.
dianggap sebagai perambatan energi Teori relativitas dan kuantum
melalui ruang hampa (in vacuo) mengabarkan keterlepasannya dari
sekaligus sebagai pengganggu media pengalaman yang mencirikan teori fisika
eter. selama ini. Senyatanya gejala ini masih
Einstein dengan jelas mengatakan apa terus berlanjut. Sekalipun ada sebuah
yang disebutkan secara implisit dalam hukum keniscayaan hukum yang
persamaan-persamaan Maxwell tersebut. mengaturnya, fisika menjadi semakin
(Maxwell adalah penemu medan abstrak ketika menambah ranah-ranah
elektrmagnetik). “Medan-medan pengalaman yang semakin luas. Prinsip
elektromagnetik “tulis Einstein”, bukan kekonstanan kecepatan cahaya yang
merupakan sebuah media (eter) dan tidak menimbulkan persoalan. Tidak ada cara
terikat dengan media apapun, tetapi untuk membuktikan kebenaran prinsip
merupakan realitas-realitas yang tersebut dan juga hukum-hukum gerak
independen dan tidak bisa direduksi klasik. Menurut hukum-hukum gerak
menjadi sesuatu lainnya”. Penegasan ini klasik (dan akal sehat), kecepatan cahaya
dikuatkan oleh ketidakmampuan para pasti sama dengan kecepatan cahaya itu
fisikawan untuk mendeteksi eter. sendiri yang berasal dari sebuah sumber
Dengan pernyataan itu, Einstein ditambah atau dikurangi kecepatan
mengahiri sejarah mekanika yang pengamat, ketika pengamat bergerak
terkenal dengan idenya bahwa peristiwa- ,menuju sumber tersebut atau
peristiwa fisik dapat dijelaskan sebagai menjauhinya. Eksperimen
menyatakan satu detik sebagai waktu tersirat suatu pengertian bahwa: Matahari
yang diperlukan cahaya untuk yang bersinar dan bulan yang bercahaya
nyatanya adalah cara waktu ditentukan, pengertian ini tersirat juga suatu tantangan
yaitu sebagai sifat gelombang cahaya untuk mengetahui atau mencari berapa
tertentu yang dipancarkan oleh atom kecepatan perjalanan sinar dan kecepatan
sesium). Tidak ada bantahan terhadap cahaya. Untuk memudahkan secara fisis,
hal ini. Pada kerangka acuan manapun, pengertian kecepatan sinar sama saja
Al-Qur`an yang turun pada abad 14 merupakan isarat dari Allah SWT bahwa
5Θöθs)Ï9 ÏM≈tƒFψ$# ã≅Å_Áx ム4 Èd,ysø9$$Î/ āωÎ) šÏ9≡sŒ menciptakan yang demikian itu melainkan
dengan hak”, mengandung arti bahwa
∩∈∪ tβθßϑn=ôètƒ kuasa Allah berada di dalamnya, hal ini
Artinya : “Dia-lah yang menjadikan serupa isyarat tentang kuasa Allah akan
matahari bersinar dan bulan kekonstanan kecepatan cahaya sebagai
bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat- kecepatan tertinggi dialam semesta.
tempat) bagi perjalanan bulan Manusia tidak mungkin dapat mencapai
itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan dan menyamai kecepatan cahaya tersebut.
ÇÚö‘F{$# ’n<Î) Ï!$yϑ¡¡9$# š∅ÏΒ tøΒF{$# ãÎn/y‰ãƒ mengakibatkan waktu bukan merupakan
perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk malaikat sendiri terbuat dari cahaya,
mencapai suatu sasaran. Hal ini berarti Al- bergerak dengan kecepatan cahaya
Qur`an juga dengan jelas mengisyaratkan merupakan hal yang sangat mudah,
adanya konsep kecepatan waktu yang sehingga dapat bergerak melampaui
bersifat relatif dengan menunjukkan kecepatan cahaya.
sistem gerak dalam dua kerangka acuan Teori relativitas mengkaji pengukuran
yang berbeda. kuantitas fisis yang bergantung pada
Hukum yang demikian juga memberi pengamat seperti juga pada peristiwa yang
penafsiran kepada manusia tentang diamati. Mekanika baru dari relativitas
perbedaan hitungan waktu takwim, standar yang menyiratkan kaitan yang sangat erat
perhitungan waktu antara yang dilakukan mengenai waktu. Uraian waktu fisis
manusia dan malaikat, serta perbedaan menyatakan bahwa para pengamat yang
hitungan waktu takwim antara yang ada bergerak dalam suatu kerangka acuan
pada malaikat di Bumi dan para malaikat yang sama akan menatap suatu peristiwa
muqarrabin (yang dekat sisisi Allah). acuan relatif singkat. Hal ini merupakan
Dari perbandingan kandungan Q.S. hukum alam yang dapat terjadi pada setiap
al-Ma’ârij [70] : 4, Q.S. as-Sajdah [32] : 5 makhluk yang diam di bumi, dimana
dan Q.S. al-Ḣajj [22] : 47 diatas, setiap makhluk hidup memiliki waktu
menjelaskan secara spesifik persamaan yang relatif singkat karena Allah SWT
adanya relativitas waktu dan menjelaskan telah menetapkannya sebagai zat yang
pula terdapat pebedaan diantara ketiganya, Maha Kuasa atas segalanya.
yaitu mengenai perhitungan waktu bahwa
2. Analisis Perbandingan Konsep
satu hari bagi malaikat yang bergerak pada Kecepatan Waktu Dalam Teori
Relativitas Einstein pada tafsir
kecepatan tinggi sama dengan lima puluh
Surat Al-Ma’ârij Ayat 4.
ribu atau seribu tahun manusia. Karena
Sesuai dengan metode muqarin yang
dalam relativitas khusus dapat dibuktikan
digunakan, perbandingan penafsiran para
bahwa jika seorang bergerak pada
mufassir satu dengan yang lain pada
kecepatan cahaya maka bagi kita yang
Surat Al-Ma’ârij ayat 4 (tentang konsep
diam di bumi seharinya akan sama dengan
kecepatan waktu dalam teori Einstein)
kecepatan cahaya. Jelas bahwa perbedaan
adalah sebagai berikut:
waktu dalam suatu kerangka acuan yang
a. Tafsir al-Maraghi
bergerak (malaikat) dengan kerangka
Dalam tafsir Al-Maraghi
acuan yang diam (manusia) adalah efek
ditafsirkanara bahwa malaikat dan
dilatasi waktunya, karena malaikat-
penafsiran awal yang tentu saja, cahaya (dimensi malaikat) adalah 1000
mereka tidak memiliki pengetahuan tahun cahaya (dimensi manusia). Maka 1
yang kita miliki sekarang terkait tahun cahaya (malaikat) => 1000 x (1 x
dengan panjang tahapan dalam 365) = 365.000 tahun cahaya bagi dimensi
pembentukan alam semesta. manusia. Jika 1 hari (24 jam) = 50. 000
Dari perbandingan penafsiran para tahun cahaya (dimensinya malaikat) dalam
mufassir diatas, dapat diketahui bahwa: hitungan manusia. Jadi kecepatan malaikat
terdapat “persamaan konsep sains” adalah; (1000 x 365) x 50.000 tahun
tentang kecepatan waktu dalam teori cahaya/hari = 18.250.000.000 cahaya/hari
Einstein dari ketiga tafsirnya yaitu (24 jam). Jika satuan hari dikonversi ke
menekankan pada kata “naik” dan satuan detik maka rumusnya : 1 hari => 86
“menurut perhitunganmu”. Secara lebih 400 detik (365 x 1000) 50 000 : 86 400 =
sederhana, naik adalah perpindahan 211 226,85 tahun cahaya /detik.
secara vertikal. Jika berpindah dari titik Namun sejauh ini pengetahuan
A ke B, untuk mencapai B melalui pengukuran kecepatan malaikat yang
proses “perjalanan”, perjalanan dapat dihitung tersebut, merupakan
berkaitan dengan “kecepatan”, dan sebagai tambahan dalam hazanah ilmu,
“menurut perhitunganmu” artinya agar manusia terus berfikir. Menelaah
menurut pengetahuan manusia. setiap yang tersirat dalam kalamNya.
Dari pengetahuan tersebut kita pun Adapun jumlah angka untuk kecepatan
dapat menghitung kecepatan malaikat, malaikat yang telah terhitung, bukanlah
berdasar pengetahuan manusia dalam menjadi tetapan dan bisa berubah sesuai
konteks “yaum”. Tahun cahaya adalah dengan konteks dan metode yang
satuan yang biasa digunakan untuk jarak digunakan dalam perhitungan manusia.
antara bintang dan nilainya sama dengan Begitu pula dalam uraian ketiga tafsir
jarak yang ditempuh cahaya dalam diatas yang secara serempak
selang waktu satu tahun. menyebutkan bahwa waktu tempuh “1
Menghitung kecepatan malaikat, hari malaikat sama dengan 50.000 tahun
berdasarkan pengetahuan manusia akan manusia” tidak dapat dijadikan acuan
kecepatan cahaya yaitu : 1 hari dalam angka secara mutlak, tetapi hanya
dimensi manusia adalah 24 jam; waktu berlaku sebagai “penggambaran waktu
satu hari itu, malaikat dapat mempuh jarak yang lama dalam hitungan manusia”.
50.000 tahun cahaya (dimensi malaikat) Hal tersebut jelas adanya, karena
menurut perhitungan manusia. 1 hari banyaknya acuan yang digunakan
manusia untuk mengukur waktu dibumi, dari efek relativistik dalam postulat teori
apalagi dengan perkembangan jaman relativitas khusus Einstein.
yang semakin modern, selalu 2. Al-Qur`an surat Al-Ma’ârij ayat
memunculkan teknologi baru yang tidak 4 beserta tafsir-tafsirnya (dengan
menutup kemungkinan akan terus membandingan Tafsir al-Maraghi, al-
memberi peluang terciptanya metode- Azhar dan al-Misbah) menjelaskan
metode baru yang lebih canggih, untuk konsep kecepatan waktu dalam teori
mengukur waktu dalam rangka mencapai relativitas Einstein, bahwa perpindahan
hasil yang akurat secara ilmiah. yang dilakukan malaikat dalam waktu
Perbedaan antara asal manusia dan yang sangat singkat (50.000 tahun
malaikat juga dapat ditelaah dalam perhitungan manusia = 1 hari waktu
ketiga tafsir diatas. Manusia dan tempuh malaikat) merupakan hal yang
malaikat dicipta dari bahan yang berbeda sangat logis. Kecepatannya menurut
maka dimensinya pun berbeda, malaikat perhitungan waktu”yaum” dapat
di cipta dari cahaya, manusia dari tanah dihitung sebesar 18.250.000.000
dan karena malaikat dicipta dari cahaya cahaya/hari (24 jam) atau 211 226,85
maka kecepatan malaikat berkonstanta tahun cahaya/detik, sedangkan konstanta
kecepatan bahan asal malaikat yakni kecepatan cahaya c = 2,998.105
cahaya itu sendiri. sehingga sangat km/detik dibulatkan menjadi 300.000
mudah bagi malaikat untuk melakukan km/detik. Dengan kata lain cahaya
“perjalanan naik” menghadap Allah (malaikat) melaju dengan kecepatan
Swt dengan waktu yang sangat singkat. melampaui kecepatan cahaya adalah hal
Dalam tafsir diatas menjelaskan hal ini yang sangat mudah.
secara serempak meski dengan gaya Lebih jauh, berdasarkan hasil kajian
bahasa penafsiran yang berbeda. dan analisis dari kajian pustaka ini, maka
disarankan:
C. Simpulan
1. Dalam mengkaji kandungan Al-Qur`an
Berdasarkan hasil analisis data dan
yang berhubungan dengan Sains dan
pembahasan, maka dapat ditarik
teknologi, sebaiknya menggunakan
kesimpulan bahwa:
fakta-fakta ilmiah yang memang sudah
1. Konsep kecepatan waktu dalam teori
terbukti. Hal ini dilakukan agar realitas
relativitas Einstein ditinjau dari
kebenaran Al-Qur`an dari sisi
perkembangan sains didefinisikan
kemukjizatannya tetap terjaga.
sebagai relativitas waktu/dilatasi waktu
DAFTAR PUSTAKA
Maraghi, Ahmad Mushtafa Al. 1989. Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al-
Tafsir Al-Maraghi juz 29. Semarang: Mishbah. Jakarta : Lentera hati
Taha Putra.
Soedodjo, Peter. 2001. Azas – Azas Ilmu
Margono, S. 1996. Metode Penelitian. Fisika Jilid 4 Fisika Modern.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Melino, Anton M. 1988. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Supardi, Bibit. 2004. Fisika Modern
Balai Pustaka. Astronomi. Jakarta: Erlangga.
Mulyono, Agus dan Ahmad Abtokhi. Thaltas, T. H dan H. Hasan Basri. 2001.
2006. Fisika dan Al-Qur`an. Cet. I; Spektrum Saintifika Al-Quran.
Malang: UIN Malang Press.. Jakarta: Bale kajian Tafsir Al-Quran
Nafilah, Nuril Tsalits Uswatun, “Kembar Pase.
Identik Tapi Usia Tak Sama”, Jurnal Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains
ilmiah, hal 1 diakses pada tanggal 21 dan Teknik, terj. Bambang soegijono.
januari 2014 Jakarta: Erlangga.
Nata, Abuddin. 2000. Metodologi Studi Triyanta, “Medan Magnetik sebagai
Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Efek Relativistik dari Gaya Coulomb
Persada. dan Miskonsepsi yang Terkait dalam
Pembelajaran Kemagnetan”, Jurnal
Partanto, Pius A dan M. Dahlan Al
Pengajaran Fisika Sekolah Menengah,
Barry. 2001. Kamus Ilmiah Populer.
vol. 1, no.2, Mei 2009. diakses
Surabaya: Arkola.
tanggal 21 januari 2014
Prastowo, Andi. 2011. Memahami
Umar, Efrizon. 2008. Buku Pintar
Metode-Metode Penelitian Cetakan
Fisika. Jakarta: Media Pusindo.
II. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Wardhana, Wisnu Arya. 2009. Melacak
Prawirosanto, Sumartono. 1994. Kamus
Teori Einstein dalam Al-Qur`an. Cet.
Fisika Teori Kenisbian Khusus.
Jakarta: Pusat pembinaan dan IV; Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pengembangan Bahasa DEPDIKBUD Wiyatmo, Yusman. 2010. Fisika
RI. Modern. Cet. III; Yogyakarta:
Qattan, Manna’ Khalil Al. 2001. Studi Pustaka pelajar.
Ilmu-Ilmu Qur`an. Cet. VI; Bogor: Yahdi, Umar. 1996. Pengantar Fisika
Pustaka Litera Antar Nusa. Mekanika. Jakarta: Guna Darma.
Resnick, Halliday. 2985. Fisika Jilid 1 Young dan Freedman. 2003. Fisika
Edisi ke 3. Jakarta: Erlangga. Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2.
Rinto, Anugraha. 2004. Perantara Teori Jakarta: Erlangga.
Relativitas dan Kosmologi. Young, Hug D. dan Roger A. Freedman.
Yogyakarta: Gajah Mada University 2002. Fisika Universitas Edisi
Press. Kesepulh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Russel, Bertrand. 2006. Teori Relativitas Yusuf, Kadar M. Studi Al-Qur`an. Cet. I;
Einstein. Penjelasan Populer Untuk Jakarta: Amzah
Umum. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.