Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nim : 15033010
Kelompok : 10 (Sepuluh)
1. Reproduksi Vegetatif
Reproduksi secara vegetatif diartikan sebagai pembentukan individu baru tanpa adanya
peleburan antara gamet jantan dan betina. Reproduksi secara vegetatif dibagi menjadi dua,
yaitu reproduksi vegetatif alami dan reproduksi vegetatif buatan.
1) Tunas
Tunas dapat tumbuh melalui pangkal batang, akar, atau daun. Pohon tersebut
tumbuh di dekat induknya. Tunas yang tumbuh pada akar dan daun disebut tunas adventif.
Contoh : pisang, cocor bebek.
2) Umbi akar
Umbi akar berguna untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi akar tidak
berkuncup, tidak berdaun, tidak bermata tunas, dan tidak berbuku-buku. Tumbuhan yang
berkembang biak dengan umbi akar adalah bunga dahlia dan wortel. Sisa batang pada
pangkal umbi dapat memunculkan tunas. Akar tunas baru akan tumbuh dari bagian sisa
batang jika umbi akar tersebut ditanam.
3) Umbi batang
Kentang, talas, dan ubi jalar merupakan contoh tumbuhan yang berkembang biak
dengan umbi batang. Umbi batang sesungguhnya merupakan batang yang tumbuh
menggembung di dalam tanah. Umbi batang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
Tumbuhan baru akan tumbuh dari mata tunas yang terletak di lekukan pada permukaan umbi
tersebut.
4) Umbi lapis
Bawang merah adalah contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi lapis.
Umbi lapis adalah daun yang berlapis-lapis membentuk umbi, dan di tengahnya tumbuh
tunas. Daun tersebut tersusun berdekatan dan tumbuh pada permukaan atas ruas. Umbi lapis
dari tunas terluar akan tumbuh membentuk tunas baru (siung).
5) Spora
Bentuk spora seperti biji, tetapi sangat kecil. Spora hanya dapat dilihat menggunakan
mikroskop, tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Spora dibentuk di dalam kotak spora
(sporangium). Tumbuhan paku adalah contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan spora.
Spora mudah diterbangkan angin karena ringan. Sporangium pada tumbuhan paku terletak di
bagian belakang daun. Amatilah bagian belakang daun tanaman paku.
Selain tumbuhan paku, jamur dan lumut juga berkembang biak dengan spora. Jamur
adalah tumbuhan yang tidak memiliki klorofil (zat hijau daun). Kita dapat menemukan jamur
di tempat-tempat yang lembab. Makanan yang sudah basi biasanya ditumbuhi jamur.
Sporangium jamur berisi spora yang sangat banyak.
Kotak spora akan pecah jika spora telah masak. Selanjutnya, spora yang telah masak
ini akan keluar dan diterbangkan angin. Jika spora jatuh di tempat yang sesuai, spora akan
tumbuh menjadi tumbuhan baru.
6) Membelah diri
Tumbuhan yang berkembang biak dengan membelah diri adalah tumbuhan tingkat
rendah seperti ganggang. Ganggang membelah sel tubuhnya menjadi dua. Masing-masing sel
ini akan membelah lagi ketika dewasa.
Rhizoma adalah batang yang tebal dan tumbuh mendatar di dalam tanah. Pernahkah
kamu melihat tumbuhan jahe? Jahe berkembang biak dengan akar tinggal atau rhizoma.
Rhizoma berfungsi sebagai cadangan makanan bagi tumbuhan. Rhizoma dapat mempunyai
ciri-ciri berikut.
Geragih adalah batang yang menjalar di atas permukaan tanah. Tunas pada buku-buku
batang yang menjalar di atas tanah tersebut dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Tumbuhan
baru tersebut tidak bergantung pada induknya, meskipun tetap bersatu dengan induknya.
Arbei, semanggi, dan pegagan berkembang biak dengan geragih di permukaan tanah. Selain
arbei, juga ada semanggi dan pegagan. Rumput teki berkembang biak dengan geragih yang
tumbuh di dalam tanah.
1) Cangkok
a) Setek batang
Tumbuhan yang berkembang biak dengan setek batang adalah ketela pohon,
mawar, dan tebu. Tumbuhan yang akan disetek harus memiliki bakal tunas.
b) Setek daun
Tumbuhan yang dapat disetek daunnya adalah cocor bebek dan sri rejeki.
Daun yang hendak disetek harus berwarna hijau segar dan cukup tua. Berikut ini
adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menyetek daun.
i. Letakkan daun yang akan disetek di permukaan tanah. Tanah yang
digunakan hendaknya tanah yang subur.
ii. Setelah beberapa hari, pada bagian lekukan-lekukan daun akan tumbuh
tunas dan akar. Tunas tersebut akan menjadi tanaman baru.
iii. Selanjutnya, tanaman baru tersebut dipindahkan ke wadah lain (pot)
3) Okulasi
4) Merunduk
Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan merunduk adalah tebu, apel, dan
melati. Tumbuhan yang dikembangbiakkan dengan merunduk harus mempunyai batang yang
panjang dan lentur. Cabang tumbuhan yang akan dikembangbiakkan, kemudian disentuhkan
ke tanah.
5) Mengenten
Mengenten dilakukan dengan menyambung dua tanaman yang berbeda. Akan tetapi,
masih satu jenis. Bagian ujung tanaman dipotong, kemudian disambung dengan tumbuhan
lainnya. Tumbuhan sejenis yang digunakan untuk menyambung harus memiliki kualitas yang
lebih baik. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan cara mengenten adalah jeruk,
jambu, dan durian.
i. Sifat tanaman baru akan sama persis dengan sifat tanaman induk.
i. Tanaman yang berasal dari stek ataupun mencangkok umumnya mempunyai sistem
perakaran yang kurang kuat.
iii. Bila tanaman hasil reproduksi vegetatif dipotong ranting-rantingnya maka dapat
menyebabkan menurun pertumbuhannya.
2. REPRODUKSI GENERATIF
Bagian sebelah dalam dari lingkaran perhiasan bunga adalah alat kelamin bunga.
Bagian alat kelamin bunga terdiri dari benang sari sebagai alat pembiakan jantan dan putik
sebagai alat pembiakan betina. Benang sari berada pada lingkaran sebelah luar dari putik.
PENYERBUKAN
1. Macam-macam penyerbukan
Macam penyerbukan dapat dibedakan berdasarkan asal serbuk sari dan faktor yang
membantu proses penyerbukan.
i. Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih dulu dari pada putik
ii. Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari
2) Geistonogami
Geistonogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal dari bunga
lain, tetapi masih dalam satu individu. Geistonogami disebut juga penyerbukan
tetangga.
3) Alogami
Alogami atau xenogami merupakan proses penyerbukan oleh serbuk sari yang berasal
dari individu lain, namun masih dalam satu jenis. Alogami disebut juga penyerbukan
silang.
Penyerbukan bastar terjadi jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang
berbeda jenisnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat berbeda.
Macam bastar :
i. Bastar antar kultivar (varietas). Contohnya antara mangga golek dengan mangga
gadung.
ii. Bastar antar jenis (spesies). Contoh antara mangga dengan kweni.
1) Anemogami
2) Hidrogami
Hidrogami adalah penyerbukan dengan bantuan air. Hidrogami dapat terjadi pada
Hydrilla sp, eceng gondok, dan teratai. Penyerbukan dengan bantuan air akan terjadi jika
tubuh tanarnan terendam dalam air.
3) Zoidiogami
Entomogami (penyerbukan dengan bantuan serangga, antara lain lalat, kumbang, dan
lebah)
Butir serbuk/serbuk sari → menempel pada kepala putik → membentuk buluh serbuk (2 inti,
inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) → inti
generatif membelah → 2 inti sperma → sampai di mikropil, inti vegetatif mati → satu inti
sperma membuahi sel telur → embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung
lembaga → endosperma(makanan cadangan bagi embrio).
Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut
pembuahan ganda.
Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab yaitu :
b. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:
1) Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid
dan antipoda.
3) Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian
selain kandung lembaga.
Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu
embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka,
jeruk dan mangga.
Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan tidak
mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut:
a. Dikogami : Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini
disebabkan karena:
Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya (protandri). Contoh : seledri,
bawang Bombay, jagung
b. Didesious : Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisah. Contohnya
salak dan melinjo(Gnetum Arremon)
c. Heterostili : Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama
danberbeda jauh.
Contoh : kopi, kina dan kaca piring.
d. Herkogami : Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik.
Contoh : vanili
B. sistem Reproduksi pada Hewan
Reproduksi yang terjadi tanpa proses peleburan sel gamet. Individu baru muncul dari
bagian tubuh induk. Beberapa hewan melakukan reproduksi aseksual, karena bagian dari
siklus hidupnya, dan beberapa karena pengaruh lingkungan yang ekstreme. Sifat individu
yang terbentuk dari reproduksi aseksual adalah 100% mirip dengan induk. Oleh karena itu,
terdapat sedikit variasi genetik yang ditemukan pada individu hasil reproduksi ini.
a) Membelah Diri
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada protozoa (hewan bersel
satu), misalnya Amoeba, Paramaecium, dan Euglena.
Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian
diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-masing menyelubungi
masing-masing nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menyempit dan
diikuti pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang berdinding
sangat kuat.
Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan banyak
individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik, dinding
kista akan pecah dan individu-individu baru akan keluar, tumbuh dan berkembang menjadi
Amoeba dewasa.
b) Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian
potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi
secara fragmentasi adalah cacing Planaria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang
sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing
potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria.
c) Pembentukan Tunas
Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat
terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada
hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat
tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
2. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
a) Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya
misalnya Paramecium.
b) Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya,
misalnya peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan
peleburan sperma dengan ovum di dalam rahim.
1. Hydra
Selain berkembang biak secara aseksual (bertunas) Hydra juga dapat berkembang
biak secara seksual. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan testis
dan ovarium, yang terdapat pada satu tubuh (hermafrodit). Alat tersebut masing-masing
menghasilkan spermatozoid dun ovum. Hasil pembuahannya adalah zigot yang selanjutnya
akan berkembang menjadi hewan baru.
2. Cacing pita
Tubuh cacing pita terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid. Pada setiap
proglotid terdapat ovarium yang menghasilkan ovum dan testis yang menghasilkan sel
sperma. Bila sel telur dan sel sperma sudah masak, maka terjadilah pembuahan didalam
proglotid yang menghasilkan zigot.
3. Cacing tanah
Dalam tubuh cacing tanah terdapat beberapa segmen yang kulitnya menebal disebut
klitelum. Dalam segmen tersebut terdapat testis yang membentuk spermatozoid, dan ovarium
yang membentuk ovum. Walaupun ovum dan spermatozoid terdapat dalam satu tubuh, cacing
tanah tidak pernah mengadakan pembuahan sendiri, tetapi melakukan perkawinan dengan
mempertukarkan spermatozoid (perkawinan silang).
4. Serangga
Pada beberapa jenis serangga, misalnya lebah madu (Apis indica), terdapat koloni
yang terdiri atas ratu yang fertil, pejantan fertil dan mati setelah kawin, dan pekerja yang
mandul (steril). Pada waktu kawin, sperma dari jantan disimpan dalam kantung sperma di
induk betina. Sperma ini merupakan cadangan sperma selama ratu hidup. Bila telur yang
telah matang dibuahi oleh sperma, telur tersebut akan berkembang menjadi calon ratu, calon
pekerja atau prajurit, sedangkan yang tidak dibuahi (partenogenesis) akan berkembang
menjadi pejantan. Lebah pekerja dan prajurit menjadi mandul (streril) karena pengaruh
lingkungan, yaitu kurang makan.
a. Fertilisasi Internal
Peleburan sel gamet jantan dan sel gamet betina terjadi di dalam tubuh hewan betina.
Pada mekanisme ini hewan akan dilengkapi dengan alat kopulasi. Alat kopulasi ini akan
membantu menghantarkan pertemuan sel gamet. Penis merupakan alat kopulasi pada
beberapa jantan, dan vagina alat kopulasi pada hewan betina. Hewan jantan melepaskan
berjuta-juta sel gamet melalui alat kopulasi ke dalam alat reproduksi betina. Kemudian sel-sel
sperma ini akan “berlari” mencari keberadaan ovum, hanya satu sperma yang dapat
membuahi satu telur.
1) Bertelur (OVIPAR)
Embrio akan berkembang di luar tubuh induk dengan struktur yang bercangkang. Telur
embrio akan dikeluarkan dari tubuh induk. Cangkang ini tersusun atas zat kapur yang
melindungi telur embrio dari kehilangan air. Berkembang diluar tubuh tidak mennghalangi
perkembangan embrio. Telur embrio telah dilengkapi dengan kantung kuning (yolksacs) yang
merupakan nutrisi untuk menyuplai perkembangan embrio selama di dalam cangkang.
Hewan memiliki waktu yang bervariasi dalam perkembangan embrionya, hal ini dapat
ditujukan dengan ukuran telurnya. Semakin besar ukuran telur maka kantung kuning semakin
besar, artinya perkembangan embrio semakin lama. Dibutuhkan panas dalam proses
pertumbuhan embrio di dalam cangkang, oleh karena itu, induk akan melakukan suatu cara
untuk menghangatkan anaknya di dalam telur. Beberapa induk mengerami telurnya (ayam,
burung, unggas lainnya) dan beberapa menguburnya di dalam pasir atau tumpukan serah-
serah daun (penyu, ular, dll). Beberapa induk akan menunggu sampai anaknya menetas, dan
ada yang meninggalkan anaknya.
2) Melahirkan (VIVIPAR)
Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina (rahim). Embrio akan mendapat
suplai makanan dari pembuluh darah induk melalui hubungan plasenta. Embrio akan
berkembang di dalam rahim induk betina dalam masa mengandung yang waktunya sangat
bervariasi pada tiap-tiap hewan.
Contoh: sebagian besar mamalia, termasuk manusia.
b. Fertilisasi Eksternal
Peleburan sel gamet jantan (sperma) dan sel gamet betina (ovum) yang terjadi di luar
tubuh. Hewan jantan akan merangsang hewan betina untuk menyemprotkan ovum, sedang
hewan jantan akan melepaskan sel spermanya di wilayah yang berair. Diperlukan media air
untuk memperantai pertemuan kedua sel gamet ini. Oleh karena itu, peleburan macam ini
biasanya terjadi pada hewan-hewan di lingkungan akuatik, seperti ikan dan katak. Selain itu,
wilayah berair akan melindungi telur-telur embrio dalam masa perkembangannya, hal ini
dikarenakan telur embrio yang terbentuk tidak memiliki cangkang dan memerlukan kadar
kelembapan yang tinggi. Jika telur-telur ini dipindahkan ke wilayah yang kering (daratan)
maka menyebabkan telur-telur ini mengering dan akan merusak perkembangan embrio. Pada
beberapa hewan air, telur akan berkembang menjadi bentuk larva bersilia yang akan
mengembara menempel di dasar perairan membentuk koloni baru, atau fase sesil (menempel
didasar perairan) untuk perkembangan vegetatif. Contohnya ditemukan pada spons, ubur-
ubur, dll.
1.Reproduksi Ikan
Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki
alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun
mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh
sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui
kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau
diantara bebatuan di dalam air.
Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang
disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar
melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini
terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada
celah-celah batu.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih.
Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam.
Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning
telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari
sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
Daftar Rujukan :
Sukis Wariyono. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA Terpadu
untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Dewi Ganawati. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam: Terpadu dan Kontekstual IX
untuk SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional