Kajian Hidro Oceanografi Untuk Deteksi P PDF
Kajian Hidro Oceanografi Untuk Deteksi P PDF
Abstract
This paper is a literature study about Hydro-oceanography and Longshore Transport Sediment.
The hydro-oceanography study will give brief illustration and fundamental theory of wave, wind
analysis, tidal wave and coastal batimetry condition. By conduction a hydro-oceanography study
on one coastal area, the physical processes can be predicted. One of physical processes which
are frequently happened is the destruction of coastal area due to the change of coastal line in
the form of coastal accretion and erotion caused by longshore transport sediment.
Keywords: Hydro-oceanography, longshore transport sediment
Abstrak
Penulisan ini adalah kajian literatur tentang Hidro-oseanografi dan Longshore transport sediment,
Dalam kajian hidro-oseanografi diberikan gambaran ringkas dan teori dasar tentang gelombang,
analisa angin, arus, pasang surut dan kondisi batimetri pantai. Dengan melakukan kajian hidro-
oseanografi pada suatu perairan pantai dapat diprediksi proses-proses fisik yang terjadi, salah
satu proses fisik yang sangat sering didapati adalah kerusakan daerah pantai akibat perubahan
garis pantai berupa akresi dan erosi pantai yang disebabkan oleh longshore transport sediment.
Kata kunci: Hidro-oseanografi, longshore transport sediment
1. Pendahuluan
Pantai selalu menyesuaikan
bentuk profilnya sedemikian sehingga
mampu meredam energi gelombang
yang datang. Penyesuaian bentuk
tersebut merupakan tanggapan dinamis
alami pantai terhadap laut. Sering
pertahanan alami pantai tidak mampu
menahan serangan aktifitas laut Gambar 1. Profil Pantai
(gelombang, arus, pasang surut)
sehingga pantai dapat tererosi, namun
2. Tinjauan Pustaka
pantai akan kembali kebentuk semula
2.1 Gelombang
oleh pengaruh gelombang normal.
Gelombang di laut dapat
Tetapi adakalanya pantai yang tererosi
dibedakan menjadi beberapa macam
tersebut tidak kembali ke bentuk semula
yang tergantung kepada gaya
karena material pembentuk pantai
pembangkitnya. Gelombang tersebut
terbawa arus ke tempat lain dan tidak
adalah gelombang angin yang
kembali ke tempat semula (pantai
dibangkitkan oleh tiupan angin
tererosi).
dipermukaan laut, gelombang pasang
Dalam keadaan tersebut
surut dibangkitkan oleh gaya tarik
dibutuhkan upaya–upaya perlindungan
benda-benda langit terutama matahari
pantai buatan (bangunan– bangunan
dan bulan terhadap bumi, gelombang
pelindung pantai).
tsunami terjadi karena letusan gunung
* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 2, Mei 2005 : 73 - 85
Wave
Crest L = Wave Length
Still Water
Level H = Wave Height
Wave
Crest Length Region Trough Length
Trough
Region
d = Depth
Ocean
Bottom
74
Kaajian Hidro-Oceanografi Untuk Deteksi Proses-Proses Fisik di Pantai
(Nur Hidayat)
76
Kaajian Hidro-Oceanografi Untuk Deteksi Proses-Proses Fisik di Pantai
(Nur Hidayat)
78
Kaajian Hidro-Oceanografi Untuk Deteksi Proses-Proses Fisik di Pantai
(Nur Hidayat)
79
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 2, Mei 2005 : 73 - 85
dalam 50 tahun. Hal ini tidak berarti akan menimbulkan arus sejajar pantai di
bahwa gelombang 50 tahunan hanya sepanjang pantai. Sedangkan yang
akan terjadi satu kali dalam setiap umumnya terjadi adalah kombinasi dari
periode 50 tahun yang berurutan, kedua kondisi tersebut.
melainkan diperkirakan bahwa
gelombang tersebut jika dilampaui k kali
dalam periode panjang M tahun akan
mempunyai nilai k/M yang kira-kira
sama dengan 1/50.
2.14 Arus Dekat Pantai (Nearshore
Currents)
Gelombang yang menjalar
menuju pantai membawa massa air
dan momentum dalam arah penjalaran
gelombang. Transport massa air dan
momentum tersebut menimbulkan arus
di daerah dekat pantai.
Daerah yang dilintasi gelombang
tersebut adalah offshore zone, surf zone Gambar 7. Arus Dekat Pantai,
dan swash zone. Di daerah lepas pantai A.Rip current,
(offshore zone), yaitu daerah yang B.Longshore current,
terbentang dari lokasi gelombang C.Kombinasi A dan B.
pecah ke arah laut, gelombang Komar dan Inman (1970)
menimbulkan gerak orbit partikel air menurunkan rumus untuk menghitung
yang menimbulkan transport massa air arus sepanjang pantai sebagai berikut
disertai terangkutnya sedimen dasar (Komar, 1976) :
dalam arah menuju pantai (onshore) Jika sudut datang gelombang
dan meninggalkan pantai (offshore). pecah, b kecil
Di surf zone, yaitu daerah antara 2,7Um sin b .............(19)
gelombang pecah dan garis pantai, Jika sudut datang gelombang
ditandai dengan gelombang pecah pecah, b Besar
dan penjalaran gelombang setelah 2,7Um sin b cos b ......(20)
pecah ke arah pantai.
dengan :
Gelombang pecah menimbulkan
atau
1/ 2
2 Eb
arus dan turbolensi yang sangat besar U m
yang dapat menggerakan sendimen Hb
dasar. Setelah pecah, gelombang
g H ………….….(21)
b
U
melintasi surf zone menuju pantai
m
4
dengan kecepatan partikel air hanya di mana,
bergerak dalam arah penjalaran : harga maksimum dari
U m
gelombang. kecepatan orbital horisontal
Di swash zone gelombang yang yang dihitung pada breaker
sampai di garis pantai pantai zone
menyebabkan massa air bergerak ke
: kecepatan arus sejajar
atas kemudian turun lagi pada
pantai
permukaan pantai disertai dengan
ρ : rapat massa air laut
terangkutnya sendimen.
Hb : tinggi gelombang pecah
Bila garis puncak gelombang sejajar
b : sudut datang gelombang
dengan garis pantai, maka akan terjadi
pecah
arus dominan di pantai berupa sirkulasi
sel dengan rip current yang menuju ke 2.15 Pasang Surut
laut. Bila sudut gelombang pecah Pasang surut adalah fluktuasi
terhadap garis pantai adalah b > 5o, muka air laut karena adanya gaya tarik
80
Kaajian Hidro-Oceanografi Untuk Deteksi Proses-Proses Fisik di Pantai
(Nur Hidayat)
benda-benda langit, terutama matahari 5. Muka air laut rerata (MSL), adalah
dan bulan terhadap massa air laut di muka air rerata antara muka air
bumi. Meskipun massa bulan jauh lebih tinggi rerata dan muka air rendah
kecil dari massa matahari, tetapi karena rerata. Elevasi ini digunakan
jaraknya terhadap bumi jauh lebih sebagai referensi untuk elevasi di
dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan daratan.
terhadap bumi lebih besar dari pada 6. Muka air tinggi tertinggi (HHWL), air
pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tertinggi pada saat pasang surut
tarik bulan mempengaruhi pasang surut purnama atau bulan mati.
adalah 2,2 kali lebih besar daripada 7. Muka air rendah terendah (lowes
gaya tarik matahari (Triatmodjo, low water level, LLWL), air terendah
1999). pada saat pasang surut purnama
atau bulan mati.
2.15.1 Tipe Pasang Surut
Bentuk pasang surut di berbagai 2.16. Transpor Sendimen Sepanjang
daerah tidak sama. Di suatu daerah Pantai (Longshore Sendimen
dalam satu hari dapat terjadi satu kali Transport)
atau dua kali pasang surut. Secara umum proses transport
Secara umum pasang surut di sedimen dapat dibagi atas tiga
berbagai daerah dapat dibedakan tahapan sebagai berikut (Pratikto
dalam empat tipe yaitu (Triatmodjo, 1997)” :
1999)
1. Pasang surut harian tunggal (diurnal 1. Teraduknya material kohesif dari
tide) dasar laut hingga tersuspensi atau
2. Pasang surut harian ganda lepasnya material non kohesif dari
(semidiurnal tide) dasar laut.
3. Pasang surut campuran condong 2. Perpindahan material secara
ke harian ganda (mixed tide horizontal.
prevailing semidiurnal) 3. Pengendapan kembali partikel/
4. Pasang surut campuran condong ke material sedimen tersebut.
harian tunggal (mixed tide prevailing Masing-masing tahap tersebut
diurnal) tergantung pada gerakan air dan
2.15.2 Elevasi muka air pasang surut karakteristik sedimen yang terangkut.
Elevasi muka air pasang surut Gerakan air pada dasarnya berbeda
ditentukan berdasarkan pengukuran antara arus semata (kanal/sungai) atau
selama 15 hari atau 30 hari. Pengukuran gelombang semata (kolam/danau)
dilakukan dengan system topografi local atau kombinasi gelombang dan arus
di lokasi pekerjaan. yang terjadi di pesisir pantai.
Beberapa elevasi pasang surut Transport sendimen sepanjang
didefinisikan sebagai berikut : pantai terdiri dari dua komponen
1. Muka air tertinggi (HWL), muka air utama, yaitu transport sendimen dalam
tertinggi yang dicapai pada saat air bentuk mata gergaji di garis pantai dan
pasang dalam satu siklus pasang transport sepanjang pantai di surf zone.
surut. Pada waktu gelombang menuju pantai
2. Muka air rendah (LWL), kedudukan dengan membentuk sudut terhadap
air terendah yang dicapai pada garis pantai maka gelombang tersebut
saat air surut dalam satu siklus akan naik ke pantai (uprush) yang juga
pasang surut. membentuk sudut. Massa air yang naik
3. Muka air tinggi rerata (MHWL), kemudian turun dalam arah tegak lurus
adalah rerata dari muka air tinggi pantai. Gerak air tersebut membentuk
selama periode 19 tahun. lintasan seperti mata gergaji, yang
4. Muka air rendah rerata (MLWL), disertai dengan terangkutnya sendimen
adalah rerata dari muka air rendah dalam arah sepanjang pantai.
selama period 19 tahun.
81
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 2, Mei 2005 : 73 - 85
dengan :
sediment sepanjang pantai
diekspresikan sebagai kecepatan
P EC g sin b cos b ….(25)
transport dari immersed weight I . b
untuk,
Korelasi antara kedua parameter ini
dapat dirumuskan sebagai berikut gH b 2 ……………………(26)
E
(CEM, 2002) : 8
di mana ,
I s g 1 n …….…(22) K : koefisien dimensional (K = 0,39)
atau P : Komponen fluks energi
I .……..(23)
Q gelombang, (N/det)
s g 1 n Hb : tinggi gelombang pecah (m)
di mana, C gb : kecepatan group gelombang
: rapat massa air laut (1025
pecah, (m/d)
kg/m3) 1/ 2
s : rapat massa butiran sediment =
H …….(27)
gd b g b
(2650 kg/m3)
g : perc. gravitasi (9,81 m/det2) Hb
n : porositas sediment (n = 0,4) , indeks gelombang pecah
db
1 - n : pore-space factor
: sudut datang gelombang
s : buoyancy factor
b
pecah
Komar dan Inman (1970),
memprediksi transport sendimen H b sin 1 ……………….(28)
sepanjang pantai merupakan sin b g
hubungan sederhana kecepatan
C1
sehingga :
transport dari immersed weight I dan
komponen fluks energi gelombang
82
Kaajian Hidro-Oceanografi Untuk Deteksi Proses-Proses Fisik di Pantai
(Nur Hidayat)
g 2
H b C gb sin(2 b ) …....(30) atau mundurnya garis pantai y i pada
P
16 sel i, dimana Qi adalah volume
Sehingga akan diperoleh rumusan transport rate sepanjang pantai dari sel i
volume transport sediment (volume ke sel i + 1 ( Qkeluar ), dan Qi 1 adalah
transport rate) sepanjang pantai volume transport rate dari sel i -1 masuk
sebagai berikut : ke sel i ( Qmasuk ), t adalah
Q
K
P
…..……(31
s g 1 n pertambahan waktu dalam tahun.
) Apabila y i adalah positif dimana Qi 1
0,39 ….…..(32) > Qi memberikan indikasi terjadi akresi,
Q g 1 n
P
y i negatif dimana Qi >
s
sebaliknya
2.17 Model Perubahan Garis Pantai Qi 1 memberikan indikasi terjadi erosi.
Perubahan garis pantai dapat Laju aliran massa sendimen netto di
diprediksi dengan membuat model dalam sel adalah :
matematik yang didasarkan pada
imbangan sendimen pantai pada Mn = ρs (Qm - Qk) = ρs ∆Q
daerah pantai yang ditinjau.
Laju perubahan massa dalam sel tiap
Perubahan profil pantai sangat
satuan waktu adalah :
dipengaruhi oleh angkutan sendimen
tegak lurus pantai (Triatmodjo 1999). s ……………………...(33)
Mt V
t
di mana ρs adalah rapat massa
sendimen, Qm dam Qk masing-masing
adalah debit sendimen masuk dan
keluar sel, sehingga diperoleh :
s
sQ V …………...…….(34)
t
dyx …………...…..…(35)
Q
t
y 1 Q ……………...…….(36)
t d x
Persamaan diatas adalah persamaan
kontinuitas sendimen; untuk sel (elemen)
Gambar 9. Pembagian pantai menjadi yang kecil dapat ditulis manjadi :
sejumlah sel (Triatmojdo y 1 Q
…………………….(37)
1999) t d x
Model perubahan garis pantai di mana :
didasarkan pada persamaan kontinuitas y : jarak antara garis pantai dan
sendimen. Untuk itu pantai dibagi garis referensi
menjadi sejumlah sel (ruas). Pada setiap Q : transport sendimen sepanjang
sel ditinjau angkutan sendimen yang pantai
masuk dan keluar. Sesuai dengan x : absis searah sepanjang
hukum kekentalan massa, jumlah laju pantai
aliran massa netto di dalam sel adalah d : kedalaman air yang
sama dengan laju perubahan massa di tergantung pada profil pantai
dalam sel tiap satuan waktu. Gambar 15
83
Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 2, Mei 2005 : 73 - 85
f ( x, t ) fi
n n
f
i 1 ……….(43)
x x
Dengan menggunakan skema
tersebut persamaan kontinuitas dapat
ditulis dalam bentuk :
n 1
yi 1 Qi 1 Qi …(44)
n n n
yi
t di x
Gambar 9. Hubungan antara o, i, dan yi
t
d i x
n
Qi 1 Qi .........(45)
n
b (Triatmojdo 1999)
nilai awal posisi garis pantai (y) didapat Komar, P.D. (1976). Beach Process And
dari data pengukuran sebagai kondisi Sedimentation, School of
awal. Dengan menetapkan nilai t Oceanography. Oregon State
University, Prentice-Hall, Inc,
dan x maka nilai y i n 1 dapat
Englewood Cliffs, New Jersey.
dihitung. Hasil tersebut kemudian
digunakan sebagai nilai awal baru untuk Ongkosono, O.S.R, Suyarso. (1989).
menghitung berikutnya. Prsedur ini Pasang Surut, Lembaga Ilmu
diulang lagi untuk langkah waktu Pengetahuan Indonesia, Pusat
berikutnya, yang pada akhirnya akan Penelitian dan Pengembangan
didapatkan volume transport yang Oseanologi, Jakarta.
terjadi di suatu pantai.
Praktikto,W.A (2000). Perencanaan
3. Kesimpulan fasilitas Pantai dan laut, BPFE-
Dengan melakukan kajian hidro- Yogyakarta, Yogyakarta.
oseanografi pada suatu perairan pantai
Triatmodjo Bambang. (1999). Teknik
dapat diprediksi proses-proses fisik yang
Pantai. Unit Antar Universitas Ilmu
terjadi, yaitu kerusakan daerah pantai
Teknik, Universitas Gaja Mada,
akibat perubahan garis pantai berupa
Beta Offset, Yogyakarta.
akresi dan erosi pantai yang disebabkan
oleh longshore transport sediment.
4. DAFTAR PUSTAKA
CEM. (2002). Coastal Sediment
Processes, Solution to Disasters
Conference 2002 San Diego, CA
CEM. (1992). Coastal Groins and
Nearshore Breakwaters,
Engineering and Design,
Department of the Army, US.
Army Corps of Engineers,
Washington DC.
85