PENDAHULUAN
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut
kekurangan darah, tetapi banyak menyebabkan kematian dan ada juga yang
(Basyir, 2010).
(transfusi) darah ini tidak lagi berbahaya, sudah dapat menolong penderita-
Dr. Karl Landsteiner, dapatlah dijelaskan sebab-sebab kematian yang dulu akibat
dari transfusi darah. Pada penyelidikannya juga dia dapat menemukan zat-zat
yang dapat menghalangi pembekuan darah, sehingga darah yang diambil dari
tubuh tidak segera membeku. Selain itu dia menemukan, bahwa dengan
Erythrocyt di luar tubuh manusia. Dengan penemuan, darah sudah dapat disimpan
untuk mengetahui golongan darah yang dimiliki setiap individu dan mengetahui
masing individu dalam populasi kelas, menghitung frekuensi alel IA, IB, dan I0
dalam populasi kelas dan menghitung frekuensi genotip darah dalam populasi
kelas.
Percobaan Alel Ganda ini dilakukan pada hari Jumat, 13 April 2018, pukul
Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dan
memiliki pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Dilihat dari
pengaruh gen pada fenotipe, alel memiliki pengaruh yang saling berlawanan
dalam pengekspresian suatu sifat. Di dalam suatu lokus, terdapat sepasang atau
lebih alel. Bila terdapat sepasang alel dalam suatu lokus, maka disebut alel
tunggal. Bila terdapat lebih dari satu pasang alel dalam satu lokus, maka disebut
Bila seseorang mengatakan kata alel, yang terbayang adalah sepasang gen
yang terdiri dari dua anggota yang masing-masing terletak pada lokus (tempat)
sejauh ini orang beranggapan bahwa suatu lokus dalam sebuah kromosom itu
hanya ditempati oleh salah satu dari sepasang alel saja. Apabila sebuah lokus
dalam sebuah kromosom ditempati oleh beberapa atau suatu seri alel maka alel-
alel demikian disebut alel ganda (multiple alleles). Peristiwa ini dinamakan
Belum banyak yang mengetahui bahwa dalam alel itu ada yang disebut
penting untuk kehidupan suatu organisme. Masyarakat luas sudah tidak asing lagi
dengan kata golongan darah atau transfusi darah atau bahkan tak heran dengan
berbagai variasi warna bulu pada kelinci. Namun pengetahuan mereka hanya
sebatas itu tanpa mengetahui apa hubungannya dengan alel ganda yang terdapat
pada gen. Alel ganda bukan hanya sebatas ada pada manusia melainkan pada
hewan dan tumbuhan pun alel ganda itu ada. Tetapi ada perbedaan antara alel
Alel adalah gen yang memiliki lokus (posisi pada kromosom) yang sama,
tetapi memiliki sifat bervariasi yang disebabkan mutasi pada gen asli. Dari sudut
pandang genetika klasik, alel adalah bentuk alternatif dari gen dalam kaitannya
dengan ekspresi suatu sifat (fenotipe). Hanya ada dua alel untuk karakter-karakter
yang dipelajari oleh Mendel, namun sebagian besar gen terdapat dalam dua
bentuk alel atau lebih. Beberapa organisme ada yang memiliki lebih dari dua alel
untuk satu lokus. Tiga atau lebih alel yang terdapat pada satu lokus disebut alel
ganda. Umumnya tiap alel dapat menghasilkan fenotip yang berbeda dan pola
Alel ganda adalah fenomena terjadinya tiga atau lebih alel dari suatu gen.
Umumnya satu gen tersusun dari dua alel alternatifnya. Alel ganda dapat terjadi
akibat mutasi yang menghasilkan banyak variasi alel. Misalkan gen A bermutasi
menjadi a1, a2, dan a3, yang masing-masing menghasilkan fenotip yang berbeda.
Dengan demikian mutasi gen A dapat menghasilkan empat macam varian, yaitu
A, a1, a2, dan a3. Contoh alel ganda, yaitu terjadi pada gen yang mengatur warna
Alel ganda terjadi karena timbulnya mutasi gen, tetapi gen yang bermutasi
tidak selalu menghasilkan varian yang sama. Misalnya, gen A bermutasi menjadi
Alel yang anggotanya lebih dari dua disebut alel ganda (Anang, 2011).
Pengaruh peranan alel ganda dapat dilihat pada kelinci. Beberapa warna
dasar kulit kelinci disebabkan oleh suatu seri alel ganda (Suryo, 2005) yaitu:
kuning, cokelat dan dengan ujung rambut hitam. Kelinci ini merupakan
2. cch adalah alel yang menyebabkan kulit kelinci berambut abu-abu perak, tanpa
3. ch adalah alel yang menyebabkan kulit kelinci berambut putih, kecuali telinga,
hidung, kaki, dan ekor berwarna hitam. Kelinci ini dinamakan kelinci
Himalaya.
memberi petunjuk bahwa dominansi alel-alel tersebut ialah: c+ > cch > ch > c.
gen yang menyebabkan warna abu-abu dan chinchilla merupakan alel c+ dan c
(Suryo, 2005).
apabila eritrosit (sel darah merah) seseorang dicampur dengan serum darah orang
lain. Akan tetapi pada orang lain, campuran tadi tidak mengakibatkan
penggumpalan darah. Berdasarkan reaksi tadi, maka Landsteiner membagi orang
dijumpai yaitu golongan darah AB, telah ditemukan oleh dua orang mahasiswa
(Suryo, 2005).
Golongan darah menurut sistem AB0 dapat diwariskan dari orang tua
macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah), Adanya antigen
di dalam eritrosit ditentukan oleh suatu seri alel ganda yaitu lA, lB, dan I0. Populasi
penduduk hampir seluruh dunia memiliki ketiga buah alel tersebut, meskipun
A IA IA atau IA Ii
B IB IB atau IB Ii
AB IA IB
0 Ii
Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih
dari dua bentuk alel. Golongan darah AB0 pada manusia merupakan satu contoh
dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotip
mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang
mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB),
darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien,
protein spesifik yang disebut antibodi yang diproduksi oleh resipien akan
yang mereka sebut antigen-M dan antigen-N. Dikatakan bahwa sel darah merah
seseorang dapat mengandung salah satu atau kedua antigen tersebut. Jika
tubuh kelinci, maka darah kelinci akan membentuk zat anti-M dalam serum darah
kelinci. Apabila antiserum dari kelinci ini dipisahkan dan digunakan untuk
menguji darah orang yang mengandung antigen-M, maka eritrosit darah orang ini
Pada golongan darah ini tidak ada dominasi. Golongan darah ini
dikendalikan oleh lokus autosomal pada kromosom 4, dengan dua alel LM dan LN.
Anti-M dan anti-N adalah IgM dan sangat jarang menyebabkan gangguan pada
proses transfusi darah. Dengan kata lain tidak masalah seorang dengan golongan
Berbeda dengan golongan darah sistem AB0, maka pada golongan darah
sistem MN, serum atau plasma darah orang tidak mengandung zat anti-M maupun
anti-N. Berhubung dengan itu golongan darah sistem MN tidak penting untuk
keperluan tranfusi darah, karena tidak ada bahaya penggumpalan darah.
Landsteiner dan Levine menyatakan bahwa kedua jenis antigen M dan N itu
ditentukan oleh sebuah gen yang memiliki dua alel (Suryo, 2005).
M M LM LM LM
N N LN LN LN
MN M dan N LM dan LN LM LN
MN LMLN LMsLNS
MNs LMsLNs
Tabel 2.3 Pengelompokan jenis darah orang berdasarkan sistem MN dan MNSs
(Suryo, 2005)
Pada tahun 1947 R. R. Race dan R. Sanger telah menemukan adanya sub-
MN dan Ss diwariskan sebagai kesatuan seperti MS, Ms, NS dan Ns. Race dan
Sanger menegaskan bahwa selain gen yang menentukan fenotip M dan N masih
terdapat gen lain yang letaknya amat dekat. Gen ini memiliki dua alel pula.
Berhubung dengan itu golongan darah sistem MN kini biasanya disebut sistem
Rhesus adalah protein (antigen) yang terdapat pada permukaan sel darah
merah. Tidak berbeda dengan sistem penggolongan darah AB0, pada sistem
rhesus disebut sebagai antigen D. Jika hasil tes darah seseorang menunjukkan
dan Wiener pada tahun 1940. Disebut rhesus karena saat itu Landsteiner-Wiener
melakukan riset dengan menggunakan darah kera 'rhesus' (Macaca mulatta), salah
satu spesies kera yang banyak dijumpai di India dan Cina. Penelitian itulah yang
menyimpulkan, sel darah merah yang mempunyai faktor protein (antigen) disebut
rhesus positif Rh+ dan Rh- untuk sel darah merah yang tidak memiliki faktor
adalah 15% pada ras berkulit putih dan 5% berkulit hitam, jarang pada bangsa
Asia. Rhesus negatif pada orang Indonesia jarang terjadi, kecuali adanya
perkawinan dengan orang asing yang bergolongan rhesus negatif. Pada wanita
rhesus negatif yang melahirkan bayi pertama rhesus positif, risiko terbentuknya
timbul akibat produksi antibodi pada kadar yang memadai. Kurang lebih 1%
mempelajari variasi genetik dalam suatu populasi. Cabang ilmu genetika ini
dan konservasi. Genetika populasi mengenali arti penting dari sifat kuantitatif,
Salah satu saja frekuensi dari suatu gen diketahui dapat digunakan untuk
memprediksi frekuensi gen yang lain. Hal tersebut dapat diaplikasikan dalam
Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang hidup pada suatu
daerah tertentu. Genetika populasi adalah cabang dari ilmu genetika yang
akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Suatu populasi dikatakan seimbang
apabila frekuensi gen dan frekuensi genetik berada dalam keadaan tetap dari
pengaruh tersebut meliputi perkawinan tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi
terbatas, hanyutan genetik, dan aliran gen. Hal yang penting untuk dimengerti
bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini akan selalu ada. Oleh
alam. Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan
sebagai garis dasar untuk mengukur perubahan genetik (Campbell, dkk., 2010).
2. Perkawinan terjadi secara acak dan tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi
tadi banyak dilanggar, jelas akan terjadi evolusi pada populasi tersebut, yang akan
dalam hal frekuensi alel atau genotipe populasi (Campbell, dkk., 2010).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kaca preparat, pipet tetes,
III.1.2 Bahan
5. Diteteskan serum anti-A dan anti-B menggunakan pipet tetes di atas kaca
6. Diamati proses aglutinasi pada darah yang telah ditetesi serum anti-A dan anti-
7. Dihitung frekuensi alel dan genotip darah populasi dalam kelas menggunakan
persamaan Hardy-Weinberg.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Reece J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A.,
Minorsky, P. V., Jackson, R. B. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
Satu. Jakarta. Erlangga.
Darmawati., Suryawati, E., dan Suhendri, E. 2005. Frekuensi dan Penyebaran Alel
Golongan Darah ABO Siswa SMUN 1 Suku Bangsa Melayu di
Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Riau. Jurnal Biogenesis. Vol:
1(2). Hal (66-69).
Oktari, A., dan Silvia N. D. 2016. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO
Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O. Jurnal
Tekno Lab. Vol: 5(2). Hal (1-5).
Sasmita, C. 2008. Pengenalan Golongan Darah Jenis AB0 dengan
Mempergunakan Pemodelan Hidden Markov. Skripsi. Depok.
Universitas Indonesia.