Anda di halaman 1dari 2

Scene 1 (10 detik)

Memperlihatkan pemandangan sekolah beserta lingkungan yang bersih dan nyaman. Diiringi music
lembut yang menggambarkan ketenangan di sekolah itu.

Tampak beberapa siswa berkumpul dan bermain di halaman sekolah

Ada pula yang hanya sekedar hilir mudik menuju tempat yang mereka tuju

Scene 2 ( 10 detik)

Seorang anak laki duduk sendirian di pojok kelas. Sepertinya dia sedang berfikir bahkan sedikit bengong.
Di atas mejanya tampak selembar kertas hvs kosong dan sebuah pencil, ditemani bungkus-bungkus
kosong makanan ringan yang terlihat berserakan. Dan di tangannya pun masih Nampak sebungkus
makanan kecil yang sesekali dia comot dan dimakannya dengan tetap memasang tatapan yang masih
kosong. Sesekali dia merubah posisi duduknya, kadang juga sambil garuk-garuk kepala.

Sepertinya dia ingin mencoba menulis sesuatu, karana sesekali tangan kanannya memegang pencil dan
hendak menulis tapi berkali-kali dia urungkan dan kembali mengunyah makanan.

Scene 3 ( 15 detik)

Seorang anak perempuan masuk ke kelas agak celingukan, tapi akhirnya tersenyum melihat seseorang
dan menghampirinya.

“Deni.. kamu dari tadi aku cari. Rupanya di sini kamu sembunyi…”

Rupanya anak yang lagi asik di pojok kelas tadi bernama deni. Saat anak perempuan menghapirinya pun
dia Nampak bersikap datar saja. Hanya bergerak sedikit kemudian melanjutkan lamunannya..

“kau ini.. kenapa pula meja mu dipenuhi sampah-sampah sebanyak ini… banyak makanan kok gak bagi-
bagi ya…”

“berisik dita… diam dulu aku lagi mikir nih….”

“haaaah…. mikir? Ini mikir apa lapar?” sambil agak cekikikan seolah dita benar-benar tidak menyangka..

“hmm…. Nih lihat” deni mengeluarkan selembar kertas dari dalam tas nya. Sepertinya sebuah brosur
yang kemudian diserahkan kepada dita.

“wooow… Tugas pelajaran Bahasa Indonesi, harus membuat cerpen perjuangan yang bagus dan akan
ditempel di mading sekolah “

“iya.. tapi aku bingung dit, kalau cerpen tema biasa sih aku gampang aja kali bikinnya, bias tentang
pacarana anak muda, tapi kalau tema perjuangan malah bingung harus seperti apa isinya, aku takut
salah karna ini kan berhubungan dengan sejarah perjuangan bangsa”

“kamu siiih, seharusnya cari referensi dulu biar terbuka ke depannya kamu terbayang akan bikin cerita
apa dan bagaimana memulainya..”
“Jadi aku harus gimana dong dit?”

Sejenak dita menghela nafas kemudian dia mengambil sebuah buku..

“nih aku ada buku yang bercerita tentang perjuangan masyarakat Cianten yang gugur dibantai oleh
pasukan belanda saat sedang sholat berjamaah di Mushola, yang dipimpin oleh KH. Hasan Arif. Ini kisah
nyata loh”

Deni menerima buku tersebut sambal membolak baliknya.

“ dit.. yang harus aku tulis ini cerita fiksi, ini kan cerita non fiksi”

“Apa salahnya dibaca dulu, siapa tahu ada masukan dari sana… makanya biasakan membaca dong biar
banyak ilmu…”

”Oke deh aku coba baca dulu nanti…”

Bel berbunyi tanda waktu istirahat sudah berakhir.

Anda mungkin juga menyukai