Anda di halaman 1dari 2

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT

NOMOR : 331//Dir-SK/XII/2016
TENTANG
KEBIJAKAN KESALAHAN OBAT (MEDICATION ERROR) DAN PELAPORAN
KESALAHAN OBAT
DIREKTUR RUMAH SAKIT

BANG : 1. Bahwa dalam pelayanan kefarmasian harus diberikan dengan berpedoman pada peningkatan
mutu pelayanan farmasi dan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Bahwa dalam pemberian pelayanan farmasi kepada pasien harus diberikan secara benar, tepat dan
sesuai untuk pasien sehingga bisa mencegah atau mengurangi terjadinya kesalahan obat
(medication error).
3. Kesalahan obat (medication error) merupakan kejadian yang salah dalam pemberian obat dan alat
kesehatan yang dapat menciderai pasien atau membahayakan bagi pasien.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.


2. Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 1963 tentang Farmasi.
3. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayan Kefarmasian di
Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
TU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG KEBIJAKAN KESALAHAN OBAT
(MEDICATION ERROR) DAN PELAPORAN KESALAHAN OBAT

A : Kesalahan obat (medication error) merupakan kejadian yang salah dalam pemberian obat dan
alat kesehatan yang dapat menciderai pasien atau membahayakan bagi pasien.

GA : Setiap kesalahan obat harus dibuat pelaporannya dan dilaporkan kepada komite keselamatan
pasien Rumah Sakit

PAT : Jenis jenis/tipe kesalahan obat yang harus dilaporkan ke komite keselamatan pasien rumah
sakit terlampir.
MA : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1 tahun sekali.

AM : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai