Anda di halaman 1dari 13

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ateroskleroris
2.2.1 Definisi Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan kekakuan dan penebalan pembuluh arteri,
akibat dari respon inflamasi yang ditimbulkan berbagai multifaktor
patogenesis bersifat kronik progresif, sehingga menyebabkan proliferasi
miosit yang menimbulkan penebalan dan pengerasan dinding arteri,
ditandai dengan adanya deposit lemak, kolesterol, dan deposit matrik
ekstra sel dan kalsium. 1,2

2.2.2 Etiologi Aterosklerosis


Terdapat beberapa penyebab terjadinya aterosklerosis, faktor resiko
mayor dan faktor resiko minor. Faktor resiko mayor atau utama yaitu,
keturunan (ras), jenis kelamin, umur, dislipidemia, hiperkolesteriolemia,
obesitas, diabetes mellitus, merokok. Faktor resiko minor yaitu, alkohol, diet
dan nutrisi, stress. Hiperkolesterolemia merupakan keadaan jumlah kolesterol
darah yang melebihi jumlah batas normal, hal tersebut dikarenakan terjadi
peningkatan LDL (Low Density Lipoprotein) sebagai faktor penting
terbentuknya aterosklerosis.3,4

2.2.3 Patomekanisme Aterosklerosis


Teori patogenesis aterosklerosi , hipotesis respons terhadap cidera
yaitu aterosklerosis merupakan suatu respon inflamasi kronik yang
disebabkan oleh disfungsi endoel. 5,6 Faktor penyebab disfungsi endotel ialah
penumpukan LDL dan radikal bebas akibat dari merokok , hipertensi, DM,
maupun faktor genetik. Hiperkolestrolemia kronik menimbulkan penimbunan
kolesterol LDL pada intima tempat permeabilitas endotel meningkat. Bercak
ateroma pada endotel timbul karena LDL yang teroksidasi dan menyebabkan
makrofag menghasilkan sel- sel busa.5,6
Teori lama menjelaskan bahwa aterosklerosis disebabkan oleh dua
hipotesis, yaitu proliferasi sel dalam intima dan organisasi serta pemebtukan
trombi yang berulang-ulang. Saat ini kedua hipotesis tersebut sudah digabung
dalam hipotesis respons terhadap cidera. 5,6
Lesi awal pada manusia terdapat di tempat yang endotelnya utuh dan
belum terjadi disfungsional endotel, perubahannya berupa peningkatan
permeabilitas pembuluh darah terhadap lipoprotein dan bahan yang
diperantarai nitrit oksida, protasiklin, platelet derived growth factor,
angiotensin II dan endotelin, adhesi lekosit oleh aktivasi endotel melalui
selektin E, integrin, dan platelet endothelial cell adhesion molecule I
(PECAM-1) dan VCAM-1. LDL teroksidasi menyebabkan migrasi leukosit
masuk dinding arteri. 5,6,7
Gangguan hemodinamik dan hiperkolesterolemia merupakan faktor penting
pada perubahan endotel. Shear stress (turbulensi tinggi/rendah) merupakan penentu
tempat lesi pembuluh darah. Adanya perubahan aliran menyebabkan perubahan
pada ekspresi gen agar memberi respon terhadap shear stress. Gangguan pola aliran
darah dilihat dari bercak- bercak ateroma pada titik- titk cabang aorta abdominalis
ostium pembuluh darah.Aliran darah turbulen menyokong terjaidnya aterosklerosis
sedangkan aliran darah laminer (dapat dijumpai pada daerah pembuluh darah
arterial) mencegah terjadinya aterosklerosis, yaitu menginduksi gen- gen endotel
menhasilkan antioksidan superoksida dis-muatse sebagai peindung aterosklerosi.
Aliran darah laminer yang dapat mencegah perkembangan aterosklerosis disebut
gen-gen ateroprotektif. 5,6

Terganggunya relaksasi vaskuler yang tergantung pada endotel disebabakan


oleh hiperkolesterolemia. Hipertensi menurunkan vasodilator nitrit oksida, begitu
juga dengan merokok yang menganggu dilatasi pembuluh darah, karena efek
merokok disertai dengan bertambahnya LDL yang teroksidasi dan berhubungan
dengan redoks pada dinding pembuluh darah (endotel). Oleh karena itu disfungsi
endotel pada perokok lebih cepat dibandingkan perokok pasif. 8

Peranan radang pada aterosklerosis yaitu mempercepat proses aterogenesis


berupa menginisiasi, progresi, menimbulkan komplikasi pada lesi-lesi
aterosklerosis. Proses awal dari aterogenesis yaitu aktivasi sel- sel endotel
pembuluh darah dan mengekspresikan bermacam leukosit di permukaan molekul-
molekul adhes selektif, menyebabkan leukosit melewati sepanjang pemnukaan
pembuluh darah. VCAM-1 mengikat leukosit, monosit dan limfosit T pada awal
ateroma di manusia maupun hewan coba. Saat leukosti mendekat, kemokin yang
terproduksi pada lapisan intima merangsang monosit keluar dari pembuluh darah.
Terdapat dua hal yang akan terjadi saat mosoit melekat pada endotel, yaitu pertama,
monosit akan migrasi melalui celah sel endotek menuju lapisan intima sebagai
tempat yang paling banyak dirangsang oleh kemokin, kedua, monosit berubah
menjadi sel makrofag dan menelan lipoprotein, secara luas mengoksidasi LDL
untuk menghasilkan IL-1 dan TNF sehingga adhesi leukosit meningkat.5,6,7,9
Enzim- enzim yang digerakkan makrofag misalkan MCP-1 akan meningkatkan
jumlah leukosit ke dalam bercak ateroma.Kemokin akan memberi respons terhadap
akumulasi makrofag dalam fatty acid serta kemotaksis, makrofag akan
menghasilkan oksigen toksik yang aka mengkoksidasi LDL dalm lesi dan
melepaskan growth factor. Limfosit T CD4+ maupun CD8+ akan tertarik kedalm
bercak ateroma akibat adanya kemotraktan, aktivasi imun selluer dan humoral
sebagai tanda suatu radang kronik akan terbentuk akibta dari reaksi silang sel-sel T
dan makrofag. Contohnya saat sel- sel T mengalami sinyal- sinyal sehingga
mengeluarkan sitokin- sitokin radang berupa IFN -ɣ dan limfotoksin yang akan
merangsang sel- sel makrofag bersama dengan merangsang sel-sel endotel dan otot
polos pembuluh darah. Makrifag akan diaktifkan dan sel- selm pembuluh darah
intrinsik melepaskan mediator- mediator fibrogenik melingkupi macam- macam
bahn growth factor peptide, yang akan memacu sel- sel otot polos menggandakan
diri dan melepaskan matriks esktrasel khas pada lesi aterisklerotik. 5,6,9

2.2.4 Gejala Klinis


Menurut Barra et.al dan Koskinen et al (2009) gejala dari
aterosklerosis dapat dideteksi dari usia dini atau dari dekade pertama sebelum
timbulnya plak.10 Arteri pada anak sudah tampak berupa aterosklerosis
subklinik serta fatty streak pada arteri fetus pada ibu hamil sesuai dengan hasil
penelitian dari Pathological Determinants of Aterosklerosis in Youth dan
Bogalusa Heart Study.
2.2.5 Tatalaksana
Penatalaksanaan aterosklerosis dapat dilakukan secara non
faramakologs dan farmakologis atau farmakoterapi berupa pemberian
pemberian antiplatelet yang terdapat di beberapa jenis obat, yaitu:
1. Aspirin
Hasil penelitian pada The Antiplatelets Trialists’ Collaboration
menunjukkan pemeberian aspirin dengan dosis variasi 75- 325 mg
satu kali/hari menunjukkan penuruna hingga 25% kejadian vaskular
selebral dan koroner. Aspirin bekerja untuk menurunkan agregasi
platelet.
2. Tlicopidine
Pemberian tlicopidine akan membantu menurunkan fibrinogen
plasma dan viskositas darah, dengan cara menghambat ADP platelet-
fibrinogen binding dan mencegah agregasi platelet- platelet. Dari hasil
study Tlicopidine dapat memperbaiki jalan penderita klaudikasio
dengan dosis 250 mg 2 kali/hari, tetapi obat ini memiliki banyak efek
samping (neupenia, agranulositosis, mual, muntah, diare, gastralgia.
3. Clopidogrel
Pada sebuah penelitian didapatkan 23,8% penurunan resiko relatif dari
infark miokard, stroke iskemik, kematian vaskuler dengan pemberian
dosis 75 mg/hari.
Penatalaksanaa aterosklerosis secara non farmakologis dapat berupa
intervensi gaya hidup, berupa: 11
1. Diet menurunkan kolesterol LDL yaitu diet asam lemak tidak jenuh
seperti MUFA (diet rendah karbohidrat) dan PUFA (omega-3).
Pengaruh diet PUFA lebih besar dalam menurunkan kolesterol .
2. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang disarankan Aktivitas fisik yang disarankan ialah
aktivitas yang dapat diukur seperti jalan cepat 30 menit/hari selaam 5
hari/minggu (setara 4-7kkal/menit atau 306 METs) Berikut beberapa
aktivitas fisik yang dapat dilakuan, yaitu berjalan cepat (4,8-6,4 km per jam)
selama 30-40 menit, berenang (20 menit), bersepeda (8km/30 menit),
bermain voli (45 menit) menyapu halaman (30 menit), memotong rumput
dengal alat pemotong rumput yang didorong (30 menit) , basket selama (15
- 20 menit), bermain golf dengan mengangkat peralatan golf sendiri,
berdansa (30 menit). 11, 12

2.2 Tanaman Sirsak (Annona muricata L.)

2.2.1 Taksonomi Tanaman Sirsak

Klarifikasi dari tanaman sirsak sebagai berikut;

Kingdom : Plantae;

Divisi : Spermatophyta;

Sub divisi : Angiospermae;

Kelas : Dicotyledonae;

Ordo : Polycarpiceae;

Familia : Annonaceae;

Genus : Annona;

Spesies : Annona muricata L. 13


Daun tanaman sirsak berbentuk berbentuk bulat dan panjang, dengan
bentuk daun menyirip dengan ujung daun meruncing ke atas , serta daun yang
permukaanya mengkilap, serta berwarna hijau muda sampai hijau tua. Mahkota
bunga yang berjumlah 6 sepalum yang terdiri dari dua lingkaran, bentuknya hampir
segitiga, tebal, dan kaku, berwarna kuning keputih-putiham, dan setelah tua mekar
dan lepas dari dasar bunganya.13

2.2.2 Bahan Aktif serta Mekanisme

Ekstrak etanol pada daun sirsak memiliki kandungan seperti flavonoid,


alkaloid, saponin, tannin.14 Flavonoid dapat menurunkan kadar kolesterol darah
dengan cara meningkatkan ekskresi asam empedu dan mengurangi kekentalan
(viskositas) darah, sehingga mengurangi terjadinya pengendapan lemak pada
pembuluh darah.15 Senyawa flavonoid berfungsi sebagai antioksidan, antimikroba,
anti virus, pengatur fotosintesis, dan pengatur tumbuh.16 Daun yang berkualitas
adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang tinggi terdapat pada daun
yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari pangkal batang daun dan
dipetik pukul 5-6 pagi.17 Senyawa simvastatin pun juga memiliki kemampuan yang
sama dalam hal menurunkan kolestrol.

2.2.3 Metode Ekstraksi Daun Sirsak

Pembuatan dari ekstrak etanol daun sirsak menggunakan metode maserasi.


Untuk melarutkanya dengan etanol 70 persen dikarenakan semi polar yang
diharapkanya dapat mencari kandungan senyawa aktif yang terkandung pada
tanaman tersebut. Serta etanol dapat menghambat kerja enzim sehingga tidak
mudah rusak.

Mulanya serbuk daun sirsak dimasukkan ke dalam toples lalu


menambahkan etanol 70 persen, toples ditutup dan lindunggi dengan sinar matahari
serta sesekali diaduk. Lalu didapatkan hasil maserat 1. Ampas ditambah etanol 70
persen lalu tutup dan diamkan selama 2 hari sera lindungi dari sinar matahari
sesekali diaduk. Lalu didapatkan hasil maserat 2. Maserat 1 dan maserat 2
dicampur lalu diuapkan pelarutnya a dengan rotary evaporator pada suhu 50oC.
2.2.4 Riset Terdahulu

Telah dilakukan penelitian oleh Ririn Lispita yang bersifat eksperimental


menggunakan tikus jalur wistar sebanyak 30, dibagi menjadi 6 kelompok yang
berbeda perlakuanya. Hewan tersebut dipaparkan uji pakar tinggi lemak 2 kali
sehari selama 14 hari dengan memberi pangan 5ml telur kuning itik, 0,1 1 mL
minyak kelapa, dan 0,1 gram serbuk kolesterol.18 Dengan cara memasukkan sonde
oral kecuali kelompok normal.

Pada kelompok I itu perlakuan normal, kelompok II sebagai kontrol


kolestrol yang ditambah CMC-Na 0,5% dosis 12,5 mg/kgBB/hari. Pada kelompok
III diberi obat simvastatin tunggal dosis 1 mg/kgBB/hari, sedangkan pada
kelompok IV diberi ekstrak etanol daun sirsak dosis 200 mg/kgBB/hari. Lalu pada
kelompok V diberi ekstrak etanol daun sirsak dosis 200 mg/kgBB/hari dan
simvastatin dosis 1 mg/kgBB, kelompok VI diberi ekstrak etanol daun sirsak dosis
200 mg/kgBB/hari dan obat simvastatin dosis 0,5 mg/kgBB/hari. Pemberiannya
dengan cara oral sehari sekali sampai mencapai 5 hari i .19 Setelah 5 hari, tikus
tersebut dihentikan makanya terlebih dahulu atau puasa selama 12 jam. Lalu, tikus
tsb di ambil darahnya melalui sinus orbitalis untuk mengukur kadar jumlah LDL
dan kolestrol.

Jika sudah mengambil darah di sinus orbitalis, maka akan dilakukan


Pengukuran kadar kolesterol total menggunakan metode Cholesterol Oxidase
Phenol Aminophenazone (CHOD-PAP).20 Mulanya darah tersebut didiamkan
selama 15 menit, lalu disentrifuge selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm
Sebanyak 10 µL serum ditambah 1000 µL larutan reagen kit CHOD-PAP juga
diinkubasi suhu 25 derajat selama 20 menit serapan dibaca pada panjang
gelombang 500 nm terhadap blanko. Sebagai blanko digunakan aquadest 0,01 mL.
Hasil pengukuran kadar kolesterol total dari alat ini langsung berupa kadar
kolesterol total (mg/dL).

Sedangkan untuk menghitung kadar jumlah LDL menggunakan


menggunakan metode direct enzymatic colorimetric test.21didiamkan terlebih
dahulu darahnya lalu di sentrifugasi selama 20 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
Sebanyak 10 µL serum ditambah 750 µL larutan reagen I, kemudian divortex dan
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 5 menit, kemudian ditambahkan dinkubasi s
pada panjan blanko. Seb 0,01 mL. H alat ini lan total (mg/dL
Hasil dari riset menunjukkan bahwa kelompok
yang diperlakukan penambahan simvastatin tunggal, ekstrak etanol daun
sirsak tunggal, serta kombinasi simvastatin dan ekstrak daun manggis
memiliki hasil kadar yang rendah daripada kelompok hiperkolestrol (
kelompok 2).

2.3 Tanaman Manggis (Garcinia mangostana)

2.3.1 Deskripsi Tanaman

Manggis (Garcinia mangostana) merupakan tanaman herbal yang banyak


tumbuh di daerah tropis salah satunya adalah Asia Tenggara. (Mardiana, 2011).
Manggis dikenal sebagai “Queen of the Tropical Fruits” karena rasa khas yang
dimiliki. Manggis selain dikonsumsi secara langsung, manggis dapat dijadikan
sebagai obat karena memiliki khasiat yang banyak sebagai tanaman herbal. 22

2.3.2 Taksonomi Tanaman

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Guttiferanales

Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L. 23

2.3.3 Morfologi Tanaman

Buah manggis memiliki berbagai varian warna kulit berdasarkan tingkat


kematangan buah manggis, berwarna hijau ketika belum matang dan berwarna
coklat keunguan ketika sudah matang. Kulit pada buah manggis sangat tebal dan
bergetah. Pada bagian kulit manggis ini mengandung banyak senyawa aktif yang
sangat berguna dalam kesehatan.

Buah manggis memiliki satu khas lagi yaitu pada bagian dasar manggis
terdapat segmen-segmen seperti bintang yang menunjukkan ciri dari jumlah buah
yang terdapat di dalam. Buah manggis juga memiliki biji yang terdapat di setiap 1
segment buah manggis.24

2.3.4 Kandungan Bahan Aktif

Bahan aktif yang terkandung dalam buah manggis yang dapat berfungsi
sebagai zat yang menggaggu pertumbuhan bakteri, mencegah atau memperlambat
proses oksidasi, mengurangi tanda-tanda peradangan seperti mangostine,
xanthone, flavonoid, tannin.25

Xanthone merupakan senyawa organic yang bersifat polar yang


merupakan turunan dari difenil- γ-pyron xanthone dapat dikelompokkan
dalam senyawa jenis fenol maupun polifenol yang banyak ditemukan di
alam. Ekstrak dari kulit manggis mengandung 2 metabolit sekunder yaitu -
dan -mangostin. Senyawa xanthone mempunyai rumus molekul C13H8O2

(Struktur Senyawa Xanthone)


Pada kulit manggis senyawa aktif yang banyak digunakan yaitu Xanthone
yang berfungsi dapat menurunkan kolesterol total, LDL, trigliserida.(Adipratama,
Inge) dan meningkatknya sintesis dan sekresi HDL sebagai akibat dari peningkatan
katabolisme VLDL karena meningkatnya enzim lipoprotein lipase. 26

Penurunan kadar kolesterol HDL yang disebabka oleh senyawa aktif


Xanthone pada kulit manggis karena terjadi peningkatan aktivitas reseptor LDL
dan scavenger reseptop terhadap LDL. HDL sendiri merupakan tempat untuk
menyimpan apoprotein E yang merupakan ligand bagi reseptor LDL dan
apoprotein C yang merupakan kofaktor bagi enim lipoprotein lipase sehingga dapat
terjadi peningkatan HDL.27

ApoC-III berfungsi menurukan konsentrasi trigliserida plasma yang


juga akan berakibat penurunan kadar kolesterol total dalam darah karena
pengaruh dari aktivasi PPAR  oleh -mangostin.28

2.3.5 Metode Ekstraksi

Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi yang bertujuan untuk


mendapatkan atau memisahkan zat-zat terkandung yang memiliki khasiat
pengobatan dengan cara menarik dengan menggunakan pelarut.29

Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah maserasi kulit
manggis dengan menggunakan Etanol 70%. Lalu didapatkan hasil maserat 1.
Ampas ditambah etanol 70 persen lalu tutup dan diamkan selama 2 hari sera
lindungi dari sinar matahari sesekali diaduk. Lalu didapatkan hasil maserat 2.
Maserat 1 dan maserat 2 dicampur lalu diuapkan pelarutnya a dengan rotary
evaporator pada suhu 50oC.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sloop GD, Kevin JW, Tabas I, Peter LW , Martin RB. Atherosclerosis


an inflamatory disease. The New England Journal of Medicine; 1999:
340 (24):1928-29 2.
2. Libby,P.The vascular biologi of aterosclerosis, 2003 available from
URL: http:// www. Harcourthhealth.com
/SIMON/Braunwald/chapter30.pdf
3. Sherer Y and Schoenfeld Y. Report on the European Atherosclerosis
Society Workshop on the Immune System in Atherosclerosis.
http://www.rheuma21st.com/archives/schoenfeld_immune_sys_ather
osclerosis%20.html, 2001 7.
4. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Harper’s
Biochemitry 23rd edition. USA: Prentice Hall International Inc.,
1997Mahley, R.W., dan Bersot, T.P., 2003, Terapi Obat untuk
Hiperkolesterolemia dan Dislipidemia, diterjemahkan oleh Goodman
and Gilman, Dasar Farmakologi Terapi, Edisi X, 943-966, EGC,
Jakarta
5. Kumar, Abbas, Fausto, Mitcheel. Robbins Basic Pathology. 8th
edition. Elsevier . 2007. p343-353.
6. Schoen J Frederick. Blood Vessels. In: Kumar, Abbas, Fausto.
Robbins and Cotran Pathologic Basis of disease. 7th ed. Elsevier
Saunders, 2005. p.516524.
7. Ross Russell. Atherosclerosis – An Inflammatory Disease.
N.Engl.J.Med. 199 340:115-126.
8. . Puteh Abdul Gani. Disfungsi endotel – suatu komplikasi awal
atherosclerosis. JKS 2001, 1:19-25
9. Hansson Göran K. Inflammation, Atherosclerosis, and Coronary
Artery Disease. N.Engl.J.Med. Number 16. 2005, 352:1685-1695.
10. Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., and Dipiro, C.V.,
2009, Pharmacotherapy Handbook, Edisi VII, 98, 101, 103-107, The
McGraw-Hill Medical, New York
11. Pedoman Tatalaksan Dislipidemia. Perhimpunan Dokter Spesiali
Kardiovaskuler.2011
http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_tatalksana_Dislipidem
ia.pdf
12. The AIM-HIGH Investigators. Niacin in Patients with Low HDL
Cholesterol Levels Receiving Intensive Statin Therapy. N Engl J Med
2011;365:2255-67
13. . Sunarjono, Hendro. 2005. Sirsak dan Sirkaya. Bogor: Swadaya.
http://digilib.unila.ac.id/2323/9/BAB%20II.pdf yang diakses tgl 5 mei
2018
14. Adjie, S. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Jakarta: Pustaka
Bunda.
15. Zarrabal, C.O., Waliszewski, S.M., Barradas dermitz D.M., Nolascohipolito
Z.C., Rican, S., dan Trujillo, P.R.L., 2005, The Consumption Of Hibiscus
Sabdariffa Dried Calyx Ethanolic Extract Reduced Lipid Profile In Rats, 60,
Journal Plant Foods for Human Nutrition, 153-159.
16. Ardiansyah, 2007. Antioksidan dan Peranannya Bagi Kesehatan. Diakses
28 Februari 2007.
17. Zuhud, Ervizal A.M. 2011. Kanker Lenyap Berkat Sirsak. Jakarta :
Agromedia Pustaka.
18. Phyto Medica, 1993, Anti Hiperlipidemia, Penapisan Farmakologi
Pengujian Fitofarmaka Dan Pengujian Klinik, Jakarta.
19. Syamsul, E.S., Nugroho, E.A., and Pramono, S., 2011, The Antidiabetics
Of Combination Metformin And Purified Extract Of Andrographis
Paniculata (Burn).F.Ness In High Fructose-Fat Fed Rats, Majalah Obat
Tradisional Universitas Gajah Mada, 16(3), 124131.
20. Deeg, R., dan Ziegenhorn, J., 1983, Kinetic Enzymatic Method For
Automated Determination Of Total Cholesterol In Serum, 29, Clin.Clem,
17981802.
21. Okada, M., Matsui, H., Ito, Y., Fujiwara, A., dan Inano, K., 1998, Low
Density Lipoprotein Cholesterol Can Be Chemically Measured: A New
Superior Method, 132, J. Lab. Clin. Med, Departemen Of Laboratory
Medicine, Japan, 189-201.

22. Darmawansyih.2014.Khasiat Buah Manggis Untuk Kehidupan. Jurnal Al


Hikmah Vol XV Nomor 1
23. Pasaribu, F., Bahri, S. 2012. Uji Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana L.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah.
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology 1 (1): 1-8
24. Akti, Anditha I. 2010. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Variasi Waktu
Perendaman Terhadap Randemen dan Aktivitas Antioksidan Ekstraksi
Pigmen Kulit Buah Manggis. Skripsi. Universitan Sebelas Maret
25. Arry, Y.I.P Miryanti, dkk, (2011). “Ekstraksi Antioksidan dari Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.)”, Universitas Katolik Parahya- ngan
Bandung
26. Bekti RS, Tjahjono CT, Cyntia LOS, 2011. Efek Ekstrak Kulit Manggis
(Garcinia mangostana L.) Peroral Terhadap Kadar HDL dan LDL Serum
pada Tikus Putih (Rattus Novergicus) Strain Wistar Model Aterogenik.
Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
27. Raharjo, L H dan Monica. Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Manggis Terhadap
Total Kolesterol, LDL, dan HLD Serum Pada Tikus Yang Diberi Minyak
Jelantah. Jurnal “Ilmiah Kedokteran” Volume 4 Edisi 2
28. Putra, M. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia
mangostana) dan Simvastatin Terhadap Kadar Kolesterl Total Tikus
Sprague-Dawley Dengan Pakan Tinggi Lemak. SKRIPSI. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro
29. Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai