MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL.
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 1051 K/30/mEy/2017
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN PEDOMAN EVALUASI PEMBERIAN
REKOMENDASI PERSETUJUAN EKSPOR MINERAL LOGAM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk memberikan pedoman tata kerja pemberian
Rekomendasi dan Rekomendasi_—_Perpanjangan
Persetujuan Ekspor mineral logam dan pedoman evaluasi
pemberian Rekomendasi dan Rekomendasi Perpanjangan,
perlu menyusun standar operasional prosedur dan
pedoman evaluasi pemberian Rekomendasi Persetujuan
Ekspor mineral logam;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang
Standar Operasional Prosedur dan Pedoman Evaluasi
Pemberian Rekomendasi Persetujuan Ekspor Mineral
Logam;Mengingat
1s
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 49);
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1
Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6012);
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang
Pembinaan dan —- Pengawasan _Penyelenggaraan
Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5142);
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 132) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 105 Tahun 2016 tentang Perubahan atas.
Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2015 tentang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 289);
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 13 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita
Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2016 Nomor 782);Menetapkan
KESATU
6. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 05 Tahun 2017 tentang Peningkatan Nilai Tambah
Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian
Mineral di Dalam Negeri (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 98);
7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 06 Tahun 2017 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Pemberian Rekomendasi _Pelaksanaan
Penjualan Mineral ke Luar Negeri Hasil Pengolahan dan
Pemurnian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 99);
MEMUTUSKAN:
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN PEDOMAN
EVALUASI PEMBERIAN REKOMENDASI PERSETUJUAN
EKSPOR MINERAL LOGAM.
Menetapkan:
a. Standar Operasional Prosedur Pemberian Rekomendasi
Persetujuan Ekspor Mineral Logam dan Pengesahan
Rencana Pembangunan Fasilitas Pemurnian yang
selanjutnya disebut SOP Pemberian Rekomendasi
Persetujuan Ekspor Mineral Logam dan Pengesahan
Rencana Pembangunan —‘Fasilitas ~— Pemurnian
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I;
b. Standar Operasional Prosedur Pemberian Rekomendasi
Perpanjangan Persetujuan Ekspor Mineral Logam yang
selanjuinya disebut SOP Pemberian Rekomendasi
Perpanjangan Persetujuan Ekspor Mineral Logam
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II; dan
c. Pedoman Evaluasi Pemberian Rekomendasi Persctujuan
Ekspor Mineral Logam sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.KEDUA
KETIGA
Tembusan:
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara wajib menyampaikan
laporan pelaksanaan pemberian Rekomendasi_ dan
Rekomendasi Perpanjangan Persetujuan Ekspor mineral
logam kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
secara berkala setiap 1 (satu) tahun atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan.
Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Maret 2017
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
IGNASIUS JONAN
1, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
2. _Inspektur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
3. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara
Salinan sesuai aslinya
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
] arate) pan femur es
e nena sama
5 Sexi Bestia Tors noT aT
leeuves
= ve) |"omamariarsen | ngs formes omer es
Sedan bots Tetorrrata don
Pancho seigePemineron
asl oree | «ya | Sxatpeettnnaan
Pemetoran ==
Foose
frvestetTrpeau . Dokimer omen Penehian|
a | recmmsy | 1nan [PokmenPoseh
[5 ]pages nang Palayanan oTRaST ae Toa Sacre
lrvewtaetTerpedu resp enPena
“a]emoron ecore—] h8
co cern Tena Tena
Tora. waeru Tratieds“1d
Keterangan SOP Pembcrian Rekomendasi Perpanjangan Persetujuan Ekspor
Mineral Logam:
ie
Pemohon, mengajukan permohonan rekomendasi _perpanjangan
persetujuan ekspor beserta kelengkapan dokumen fisik persyaratan dan
salinan dalam bentuk elektronik.
Petugas Ruang Pelayanan Informasi dan Investasi Terpadu, memeriksa
kelengkapan berkas permohonan. Jika berkas permohonan lengkap,
petugas memberikan tanda terima kepada pemohon, serta mencruskan
kepada Koordinator Ruang Pelayanan Informasi dan Investasi Terpadu.
Jika berkas permohonan tidak lengkap dikembalikan kepada pemohon
Koordinator Ruang Pelayanan Informasi dan Investasi Terpadu,
meneruskan berkas kepada evaluator.
Evaluator, mengevaluasi kelengkapan dan kebenaran berkas permohonan
sesuai dengan kriteria evaluasi. Jika permohonan benar, evaluator
menyiapkan konsep nota dinas Direktur Pembinaan Pengusahaan Mincral
kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, lembar evaluasi, dan
konsep rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor, kemudian
diserahkan kepada Kepala Seksi Pengawasan Produksi Mineral atau
Kepala Seksi Pengawasan Pemasaran Mineral. Jika berkas permohonan
tidak benar, penolakan disampaikan kepada Ruang Pelayanan Informasi
dan Investasi Terpadu untuk dikembalikan kepada pemohon.
Kepala Seksi, memeriksa hasil evaluasi berkas permohonan beserta
konsep nota dinas, lembar cvaluasi, dan konsep rckomendasi
perpanjangan persetujuan ekspor. Jika setuju konsep nota dinas diparaf,
lembar evaluasi ditandatangani, dan keseluruhan berkas disampaikan
kepada Kepala Subdirektorat Pengawasan Usaha Operasi Produksi dan
Pemasaran Mineral. Jika tidak setuju dikembalikan kepada evaluator
untuk diperiksa kembali.
Kepala Subdirektorat, memeriksa hasil evaluasi berkas permohonan.
Jika setuju, konsep nota dinas diparaf, lembar evaluasi ditandatangani,
dan diajukan kepada Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral. Jika
tidak setuju, dikembalikan kepada Kepala Seksi untuk diperiksa kembali.
Direktur, memeriksa konsep nota dinas, konsep rekomendasi
perpanjangan persetujuan ekspor dan lembar evaluasi. Jika setuju nota
dinas dan lembar evaluasi ditandatangani, konsep rekomendasi
perpanjangan persetujuan ekspor diparaf kemudian diserahkan kepada
Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. Jika tidak sctuju
dikembalikan kepada Kepala Subdirektorat untuk diperiksa kembali.10.
aT
12.
iat
Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, memeriksa
konsep rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor. Jika setuju,
konsep rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor diparaf dan
diajukan kepada Direktur Jenderal Mineral dan Batubara. Jika tidak
setuju, konsep surat dikembalikan kepada Direktur.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara, memeriksa konsep
rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor. Jika setuju, konsep
rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor ditandatangani dan
diserahkan kepada Ruang Pelayanan Informasi dan Investasi Terpadu.
Jika tidak setuju, konsep rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor
dikembalikan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan
Batubara untuk diperiksa kembali.
Koordinator Ruang Pelayanan Informasi dan Investasi Terpadu,
mengumumkan hasil__persetujuan/penolakan atas__ permohonan
rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor melalui website Direktorat
Jenderal Mineral dan Batubara.
Petugas Ruang Pelayanan Informasi dan Investasi Terpadu,
menyerahkan dokumen persetujuan/penolakan kepada pemohon.
Pemohon, menerima dokumen persetujuan/ penolakan di Ruang
Pelayanan Informasi dan Investasi Terpadu.
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
IGNASIUS JONAN
Salinan sesuai aslinya
KEMENTERIAN ENERG! DAN SUMBER DAYA MINERALA.
-13-
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR — = 1051 K/30/mim1/2017
TANGGAL : 2 Maret 2017
TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN PEDOMAN
EVALUASI PEMBERIAN REKOMENDASI PERSETUJUAN
EKSPOR MINERAL LOGAM
PEDOMAN EVALUASI PEMBERIAN REKOMENDASI PERSETUJUAN
EKSPOR MINERAL LOGAM
RUANG LINGKUP
i
Pedoman evaluasi pemberian Rekomendasi Persetujuan Ekspor
Mineral Logam ini mencakup pedoman cvaluasi terhadap pemegang
IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, dan Pihak
Lain yang akan mengajukan permohonan Rekomendasi dan
Rekomendasi Perpanjangan Persetujuan Ekspor mineral logam atau
mineral logam dengan kriteria tertentu.
Permohonan Rekomendasi dan Rekomendasi Perpanjangan
Persetujuan Ekspor produk hasil pengolahan (konsentrat) dapat
diajukan oleh:
a. IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, atau IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian yang
telah menghasilkan produk konsentrat dan sedang (dibuktikan,
antara lain dengan rencana dokumen studi kelayakan), atau
telah membangun fasilitas pemurnian sendiri; atau
b, IUP Operasi Produksi atau IUPK Operasi Produksi yang telah
menghasilkan produk konsentrat dan bekerja sama dengan
pihak lain di dalam negeri untuk melakukan pemurnian yang
dibuktikan dengan:3.
1)
2)
sds
kontrak jangka panjang pasokan bahan baku; atau
Contract Sales and Purchase Agreement (CSPA).
Permohonan Rekomendasi dan Rekomendasi _Perpanjangan
Persetujuan Ekspor mineral logam dengan kriteria tertentu dapat
diajukan oleh:
a. Untuk nikel:
a
IUP Operasi Produksi yang sedang (dibuktikan, antara lain
dengan rencana dokumen studi kelayakan), atau telah
membangun fasilitas pemurnian sendiri; atau
beberapa IUP Operasi Produksi yang bekerja sama dengan
membentuk badan usaha lain sclaku UP Operasi Produksi
khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian untuk
melakukan pembangunan fasilitas pemurnian nikel melalui
kepemilikan saham secara langsung dan dibuktikan dengan
akta pendirian perusahaan dan/atau akta perubahannya
yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia.
b. Untuk bauksit:
il
IUP Operasi Produksi yang sedang (dibuktikan, antara lain
dengan rencana dokumen studi kelayakan), atau telah
membangun fasilitas pemurnian sendiri; atau
beberapa IUP Operasi Produksi yang bekerja sama dengan
membentuk badan usaha lain selaku IUP Operasi Produksi
Khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian untuk
melakukan pembangunan fasilitas pemurnian bauksit
melalui kepemilikan saham secara langsung dan dibuktikan
dengan akta pendirian perusahaan dan/atau akta
perubahannya yang telah disahkan oleh Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.4.
2155
Permohonan Rekomendasi dan Rekomendasi Perpanjangan
Persetujuan Ekspor lumpur anoda (anode slime) dapat diajukan oleh:
a. Pihak Lain yang telah menghasilkan lumpur anoda (anode slime)
dan membangun fasilitas pemurnian lumpur anoda (anode
slime) sendiri; atau
b. Pihak Lain yang bekerja sama melakukan pemurnian lumpur
anoda (anode slime) di dalam negeri dengan IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, atau IUP Operasi Produksi
khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian yang dibuktikan
dengan:
1) kontrak jangka panjang pasokan bahan baku; atau
2) Contract Sales and Purchase Agreement (SPA).
B. ACUAN
i
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
49);
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6012);
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5142);