Anda di halaman 1dari 12

ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi ilmiah DaurBahan BakarNuklir V

' £ * OLJ\J Udf J I | IflHII Iflll IIU I I I I I lllll • •III • • • • ! !•••• • • I I . i,., I . . I UU

ID0200102
INVENTARISASI SEKTOR POTENSIAL U MENTAWA KALIMANTAN TENGAH
TAHAPAN PROSPEKSl SISTEMATIK

Widiyanta, Tugijo, Boman, Setya Darmono, Rahmat Iswanto, Agus Sutriyono


Pusat Pengembangan Bahan Galian Nuklir - BATAN

ABSTRAK
INVENTARISASI SEKTOR POTENSIAL U MENTAWA KALIMANTAN TENGAH TAHAPAN
PROSPEKSI SISTEMATIK. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi geologi,
karakteristik mineralisasi U dan sebarannya di permukaan. Penelitian ini berdasarkan hasil
penelitian terdahulu berupa anomali radiometri singkapan (1000 - 15.000 cps) dengan kadar U
68,51 - 9759,25 ppm. Metode penelitian yang dilakukan adalah pemetaan geologi dan studi
kupasan, topografi, radiometri dan percontohan batuan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa
litologi penyusun daerah penelitian terdiri dari kelompok batuan malihan (kuarsit dan sekis) dar»
kelompok batuan beku (tonalit dan granit). Staiktur geologi yang berkembang beaipa sesar
mendatar berarah NNW-SSE dan NE - SW. Mineralisasi U terorientasi WNW- ESE pada litologi
kuarsit yang dikontrol oleh staiktur sekistositas. Mineral U berupa uraninit dan pikblende
berasosiasi dengan turmalin, kuarsa, molibdenit, pirit, kalkopirit, ilmenit dan rutil. Kadar U pada
singkapan batuan mencapai 3200 ppm. Zona favorabel membentuk jalur memanjang berarah
WNW - ESE dengan sektor sumber daya U yang dianggap potensial seluas 0,3 Km2 .
ABSTRACT
INVENTORY OF U POTENTIAL SECTOR AT MENTAWA CENTRAL KALIMANTAN
SYSTEMATIC PROSPECTING STAGE. The investigation was carried out in order to get
geological information, characteristic ofuranium mineralization and surface distribution ofuranium
mineralization. The investigation based on the former research which found some radiometric
anomaly of outcrop (1000 - 15.000 cps) with uranium content 68.51 - 9759.25 ppm. The
investigation was carried out vsing geological, topographic, radiometric mapping and rock
sampling. The lithology of the sector consists of metamorphic rocks (guarsite and schist), and
igneous rocks (tonalite and granite). The geologic structures are NNW-SSE and NE-SW strike slip
faults. Uranium mineralizations are distributed in WNW - ESE as quarzite, controlled by
schistosity. U minerals are uraninite and pitchblende associated with tourmaline, quartz,
molibdenite, pyrite, chalcopyrite, ilmenite and rvtile. The uranium content in outcrop is 3200 ppm.
The favorable zone has a stretch long shape WNW-ESE. The high potential of uranium resource
area is covering an area ofaboutis 0,3 Km2

diperkirakan menerus ke arah ESE yaitu


PENDAHULUAN daerah yang dilakukan penelitian ini.
Berdasarkan hasil temuan tersebut di
1. Latar Belakang atas yaitu adanya anomali radiometri
Penelitian di Sektor Mentawa telah singkapan batuan dan adanya bongkah aktif
dilakukan pada tahun 1994 dan 1996. maka diduga pada daerah penelitian terdapat
Penelitian tahun 1994 (prospeksi detil) telah sebaran mineralisasi U yang lebih luas dari
menemukan anomali radiometri singkapan yang telah ditemukan tersebut yang
batuan 1000 - 15000 cps SPP2NF dan merupakan kelanjutan dari mineralisasi di
adanya bongkah-bongkah aktif (500 -15000 Mentawa.
cps) pada Sungai Rongka, Sungai Mentawa
dan cabang kiri Sungai Mentawa ( 1 l 2. Tujuan Penelitian
Penelitian tahun 1996 (prospeksi sistematik)
Tujuan penelitian ini adalah untuk
yang berlokasi di sebelah barat daerah
mendapatkan informasi geologi, mengenali
penelitian (Mentawa Barat) menemukan
karakteristik mineralisasi U dan sebarannya
anomali radiometri singkapan batuan (750 -
di permukaan di daerah penelitian.
15.000 cps) berarah barat barat laut - timur
tenggara (WNW - ESE) subvertikal, dengan
3. Lokasi, Luas dan Pencapaian Daerah
zona mineralisasi berarah timur laut - barat
Penelitian
daya (NE - SW). Mineralisasi U berupa
uraninit, terbentuk dari reakumulasi U yang Daerah penelitian terletak di hulu S.
berasal dari batuan metasedimen yang Mentawa, S.Ampola, S. Rongka, dan S.
diterobos oleh granit. Kadar U batuan 68,51 Ujang Dua, merupakan kawasan HPH PT
s/d 9759,25 ppm I 2 l Mineralisasi U tersebut Sari Bumi Kusuma. Secara administratif

17
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuklir V ISSN 1410-1998
P2TBDUdan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

termasuk wilayah Desa Tanjung Paku, HASIL DAN PEWIBAHASAN


Kecamatan Tumbang Manjul, Kabupaten
Kota Waringin Timur, Propinsi Kalimantan
Tengah. Luas daerah penelitian 1 Km2 Geologi
(Gambar 1). Lokasi penelitian dapat dicapai
dari Pontianak ke Nanga Pinoh dengan 1. Morfologi Daerah Penelitian
sarana jalan darat dilanjutkan ke logpond Morfologi daerah penelitian
Popai dengan menggunakan speedboat merupakan perbukitan dengan ketinggian
melalui S. Melawi sekitar 3 jam, dari logpond 125 - 500 meter diatas muka laut, dengan
Popai ke lokasi penelitian dengan kendaraan kemiringan lereng 15°-58°.Punggungan
proyek PT SBK sejauh 80 Km. perbukitan memanjang dengan arah NNW -
SSE . Pola aliran yang berkembang adalah
PERALATAN YANG DIGUNAKAN DAN pola subparalel . Lembah sungai pada
METODE KERJA umumnya berbentuk huruf V.

Penelitian ini meliputi penelitian 2. Litologi


lapangan yang didukung dengan penelitian
Litologi penyusun daerah penelitian
laboratorium. Peralatan yang digunakan
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
pada penelitian lapangan adalah kompas
kelompok batuan malihan dan kelompok
geologi, palu geologi, kompas topochaix,
batuan beku (Gambar 2 : peta geologi).
klinometer, scintilometer SPP 2 NF, loupe
perbesaran 10 x dan 20 x dan kamera foto, • Kelompok Batuan Malihan
sedangkan peralatan analisis laboratorium Berdasarkan pengamatan litologi di
meliputi peralatan analisis petrografi, lapangan batuan malihan dapat
mineragrafi dan geokimia. dikelompokkan menjadi satuan kuarsit dan
satuan sekis.
Metode kerja yang dilakukan adalah
• Satuan Kuarsit
Satuan kuarsit mempunyai sebaran di
1. Penelitian lapangan:
bagian barat dan utara, meliputi 81 %
• Pemetaan geologi skala 1 : 2000 dengan dari seluruh luas daerah penelitian.
cara pengamatan singkapan batuan dan Satuan kuarsit terdiri dari kuarsit dengan
kupasan meliputi aspek litologi, struktur sisipan sekis. Kuarsit berwama abu-abu
geologi dan mineralisasi sampai abu-abu gelap, lapuk menjadi
• Pemetaan topografi dengan kuning kecoklatan, berukuran butiran
menggunakan alat kompas topochaix halus, masif, kadang-kadang terdapat
dan klinometer sisa struktur perlapisan, sekistositas
• Pemetaan radiometri dengan alat tampak pada sisipan sekis, komposisi
scintillometer SPP2NF meliputi: utama mineral kuarsa, felspar, serisit dan
• Pengukuran radiometri soil secara sedikit mika. Radiometri: 90 - 200 c/s.
sistematik dengan jaring-jaring 20 x 20 • Satuan Sekis
m. Sekis mempunyai sebaran di bagian
• pengukuran radiometri singkapan batuan tenggara dan baratdaya dan sedikit di
• pengukuran radiometri batuan pada bagian utara daerah penelitian, meliputi
kupasan dengan jaring-jaring 25 x 50 cm 14 % dari seluruh luas daerah penelitian.
• Pembuatan kupasan pada lokasi anomali Sekis berwarna abu-abu cerah sampai
terpilih. abu-abu gelap, lapuk menjadi kuning
• Pengambilan contoh batuan untuk kecoklatan, sekistositas pada umumnya
analisis laboratorium. cukup jelas, tekstur lepidoblastik, ukuran
2. Penelitian laboratorium halus - sedang komposisi utama mineral
kuarsa, felspar dan mika(biotit).
Penelitian laboratorium meliputi analisis
petrografi, analisis mineragrafi dan Radiometri : 90-150 c/s
analisis geokimiayang terdiri dari analisis Pada kuarsit maupun sekis kadang-
kadar U total dan kadar unsur logam kadang terdapat mineralisasi kuarsa berupa
asosiasi contoh batuan. urat kuarsa dengan tebal 1 - 20 cm yang
memotong dan searah dengan sekistositas.
Kuarsit dan sekis mempunyai hubungan

18
ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V
P2TBDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebtvaril 2000

menjari. Secara regional batuan malihan di Cabang Kiri Ujang Dua) miring kuat ke
daerah ini dapat disebandingkan dengan selatan.
Batuan Malihan Pinoh yang berumur Trias -
Yura' 3 ' • Sekistositas
Sekistositas pada daerah penelitian pada
umumnya mempunyai jurus WNW - ESE
• Kelompok Batuan Beku. , subvertikal. Di bagian selatan daerah
Batuan beku yang ditemukan di penelitian pada umumnya ditemukan
daerah penelitian bersifat granitik berupa miring kuat ke utara sedangkan pada
tonalit dan terobosan granit. bagian utara daerah penelitian ditemukan
• Tonalit miring kuat ke selatan. Sekistositas
Tonalit tersingkap di bagian utara daerah tersebut hampir searah dengan sisa
penelitian meliputi 5 % dari seluruh luas perlapisan.
daerah penelitian. Satuan ini terdiri dari • Struktur Sesar
tonalit, berwarna putih - putih abu-abu, Struktur sesar yang terdapat di daerah
holokristalin, berukuran mineral sedang, penelitian berupa sesar mendatar
komposisi kuarsa, felspar dan mika berarah NE-SW dan NNW-SSE . Sesar
(muskovit dan biotit). yang berarah NE-SW merupakan sesar
Radiometri rata-rata 60 cps, di Ano 237 mendatar dekstral. sesar ini berkembang
mencapai 150 cps. Secara regional pada cabang kiri S. Ujang Dua Sesar
satuan tonalit dapat disebandingkan yang berarah NNW - SSE merupakan
dengan Tonalit Sepauk yang berumur sesar mendatar sinistral yang sebagian
Kapur [3] berkembang menjadi sesar normal.
Struktur sesar ini berkembang di S.
• Terobosan Granit Ampola dan Cabang Kiri S. Mentawa.
Terobosan granit berupa korok umumnya
tidak terpetakan, tersingkap di S. 4. Radiometri
Mentawa dan Cabang-cabangnya dan di
JI.PT SBK Km 81 ke arah Bukit Erai. • Radiometri Soil
Granit menerobos satuan kuarsit, Pengukuran radiometri soil dilakukan
sebagian memotong dan sejajar secara sistematik dengan jaring-jaring 20
perlapisan (So), tebal tersingkap 0,2 - 4 x 20 meter dengan arah N 120°E dan N
meter. Granit berwarna abu-abu cerah, 30°E. Pada daerah seluas 0,7 Km2
holokristalin, equigranular, ukuran dengan jumlah pengukuran radiometri
mineral halus-kasar, bentuk butir soil sebanyak 1633 titik, kisaran
subhedral-anhedral komposisi kuarsa, radiometri 45 - 500 cps, rata-rata 88,54
alkali felspar, plagioklas, dan mika cps. Pada tempat yang menarik nilai
(muskovit dan biotit), serisit, apatit, radiometrinya dilakukan perapatan
zirkon, klorit. Pada biotit ditemukan pengukuran dengan jaring-jaring
pleokroik halo dengan inti mineral opak. pengukuran menjadi 5 x 1 0 meter. Dari
Dari hasil analisis petrografi, granit ini hasil pengukuran tersebut kemudian
merupakan jenis granit leukokratik. Pada dibuat peta kesamaan radiometri soil.
Ano CG 6 granit memotong mineralisasi Pada peta tersebut terlihat bahwa
uranium. Radiometri pada granit berkisar anomali radiometri soil berpola dengan
antara 100-175 cps. Pada sekitar korok arah WNW - ESE (Gatnbar 3 : Peta Iso
granit tidak ditemukan adanya indikasi Radiometri Soil).
kenaikan nilai radiometri dibandingkan
• Radiometri Singkapan Batuan
dengan radiometri batuan pada
Hasil pengukuran radiometri singkapan
umumnya.
batuan, pada kuarsit dan sekis umumnya
100-150 cps. Nilai anomali diasumsikan
3. Struktur geologi 3 kali harga latar setempat. Karena harga
• Perlapisan batuan latar pada umumnya 100 cps maka
Pada umumnya perlapisan batuan singkapan batuan dengan radiometri >
merupakan perlapisan sisa dengan jurus 300 cps dianggap anomali. Berdasarkan
arah WNW - ESE pada bagian selatan hal tersebut, maka di lokasi penelitian
(hulu S. Mentawa dan hulu S. Ampola) telah ditemukan 22 lokasi anomali
miring kuat ke utara, sedangkan di radiometri singkapan yang terdiri dari 4
bagian utara (hulu S. Rongka dan Hulu anomali temuan Tim Prospeksi Detil

19
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuktir V ISSN 1410-1998
P2TBDU dan P2BGN-8ATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

1994 (Ano 48, Ano 181 Ano 237 dan Ano 6. Sumberdaya Uranium
240) dan 18 Anomali temuan baru
Zona favorabel ditentukan
(Prospeksi Sistematik 1997) ( Tabel 1
berdasarkan atas kedapatan anomali
dan Gambar 4 : Peta Lokasi Anomali ).
radiometri singkapan batuan yang didukung
Pada beberapa anomali yang ditemukan oleh pola kesamaan radiometri tanah serta
tersebut dilakukan kupasan yaitu Ano CG kesamaan batuan cebakannya berupa fasies
6, Ano 181A, Ano CRN 1, Ano CZN 4, kuarsit. Maka berdasarkan hal tersebut
dan Ano DMN 5, yang menunjukkan pola ditentukan zona favorabel daerah penelitian
anomali radiometri berarah WNW - ESE. sepanjang 1200 meter dan lebar sekitar 100 -
400 meter pada luas 0,3 Km2 (Gambar 5 ).
5. Mineralisasi Uranium
SIMPULAN
Pada pengamatan lapangan
mineralisasi uranium diindikasikan oleh harga
Litologi penyusun daerah penelitian dapat
radiometri singkapan batuan yang berkisar
dikelompokkan menjadi kelompok
antara 300 - 15.000 cps. Mineralisasi
batuan malihan yang terdiri dari satuan
tersebut berada pada batuan kuarsit.
kuarsit dan satuan sekis dan kelompok
Mineralisasi U berasosiasi dengan turmalin,
batuan beku yang terdiri dari satuan
kuarsa dan sulfida. Mineralisasi umumnya
tonalit dan terobosan granit (tak
berarah WNW - ESE , berupa segregasi
terpetakan).
mineral yang berbentuk lensa, tebal
milimetrik sampai dengan desimetrik Di lokasi Struktur geologi (tektonik) yang ada di daerah
pengamatan 13 (ANO CG6) mineralisasi penelitian berupa sesar mendatar
dipotong oleh korok granit. Mineralisasi pada dekstral berarah NE - SW dan sesar
daerah ini searah dengan bidang sekistositas mendatar sinistral berarah NNW - SSE
(N120E) yang sebagian telah berkembang
menjadi sesar normal.
Hasil analisis mineragrafi dan Pola zona anomali radiometri soil berarah
petrografi memperlihatkan bahwa mineral WNW-ESE.
uranium yang terdapat pada daerah ini Mineralisasi U terdapat pada kuarsit, berarah
adalah uraninit dan pikblende, sebagian WNW - ESE, berasosiasi dengan
teralterasi menjadi autunit, berasosiasi turmalin, kuarsa, molibdenit, pirit,
dengan turmalin, kuarsa, pirit, kalkopirit, kalkopirit, ilmenit dan rutil, diduga
molibdenit, ilmenit dan rutil. Kedapatan terbentuk selama proses metamorfisme
mineral U pada batuan mengisi retakan dan berlangsung.
berada di antar butir. Zona favorabel sumberdaya U mencakup
luas 0,3 Km2 yang memanjang ± 1200
Hasil analisis kadar U total contoh
m dengan arah WNW - ESE.
batuan kuarsit 4,5-18 ppm (2 contoh), pada
batuan mineralisasi 22 - 3200 ppm (24
contoh), dan pada granit 25 - 37,5 ppm (2 PUSTAKA
contoh).
Berdasarkan data mineralisasi yang [1]. RAMADANUS, NGADENIN,
memperlihatkan bahwa sebarannya searah SUJIMAN, HARNADi, Inventarisasi
dengan sekistositas, berasosiasi dengan Sumber Daya Uranium Daerah
turmalin, kuarsa dan sulfida dimana mineral Mentawa Kalimantan Tengah
U ada yang mengisi retakan dan di antara Tahapan Prospeksi Detil. Pusat
butir dan terdapatnya korok granit yang Pengembangan Bahan Galian Nuklir
memotong mineralisasi U di lokasi CG6 yang - Batan, Jakarta, 1995.
tidak menunjukkan indikasi peningkatan [2]. NGADENIN, TUGIJO, BOMAN,
radiometri di sekitar korok granit tersebut, SUWARDI, RAHMAT ISWANTO.
serta kadar U total contoh batuan kuarsit Inventarisasi Sektor Potensial U
yang relatif tinggi ( mencapai 18 ppm) maka Mentawa Kalimantan Tengah
diduga mineralisasi U terbentuk dari Tahapan Prospeksi Sistematik. Pusat
reakumulasi U yang berasal dari batuan Pengembangan Bahan Galian Nuklir
kuarsit selama metamorfisme berlangsung. -Batan, Jakarta, 1997.
Sehingga kontrol mineralisasi U berupa [3]. AMINUDDIN dan TRAIL D.S. Peta
kontrol litologi kuarsit. Geologi Permulaan Lembar Nanga
Pinoh Kalimantan Skala 1 : 250.000.

20
ISSN1410-1998 PnosidingPresentasillmiahDaurBahanBakarNuklirV
P2TBDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruaril 2000

Pusat Penelitian dan Pengembangan


Geologi Bandung, 1987.

TANYA JAWAB

Sumantri
• Apakah ada prediksi mendapatkan
minimal U yang lebih besar dan dengan
spasing berapa kalau diadakan
pemboran
Widiyanta
• Ada, berdasarkan pola/model
mineralisasi yang terlihat pada kupasan
yaitu bentuk mineralisasi melensa yang
kadang-kadang menebal atau menipis
baik secara lateral maupun vertikal.
Dengan demikian yang tersingkap
dipermukaan tipis ada harapan menebal
kearah bawah.
• Apabila dilakukan pemboran (eksplorasi)
cukup dua titik yaitu dibagian timur dan
dibagian barat {spasi ± 200 m)
Sartapa
• Temuan mineralisasi U di puncak dan di
lembah beda tinggi 200 m diharapkan
merupakan kelanjutan. Faktor atau
kontrol apa yang mendukung bahwa
mineralisasi U diharapkan
menenjs/menyatnbung ?
Widiyanta
• Faktor yang mendukung bahwa
mineralisasi U diharapkan menerus
adalah adanya indikasi radiometri soil
yang tinggi yang menghubungkan kedua
mineralisasi tersebut.
Wahlan
• Pada tingkatan penelitian sistematik
apakah dilakukan analisis statistik
sehingga kita dapat menentukan adanya
anomali semu/benar dengan
memasukkan frekwensi kumulatif.
Widiyanta
• Yang telah dilakukan perhitungan secara
statistik adalah nilai radiometri soil.

21
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan BakarNuklir V ISSN 1410-1998
P2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakaria, 22Pebruari2000

LAMPIRAN

Tabel 1. Lokasi anomali singkapan batuan

No lokasi Litologi Radiometri Kadar U Mineral Kedapatan pemineralan


pengamatan (cps) (ppm) radioaktif
10 kuarsit 300 - 2000 berarah WNW-ESE
ANO48
11 kuarsit 250 - 500 berarah N150 E subvertikal
ANO181
12 kuarsit 200 - 3000 360 - 640 uraninit, berarah N 315°E/80°, searah dengan
ANO181A pikblende sekistositas, bentuk lensa, tebal mm -
20 cm, berasosiasi dengan kuarsa,
turmalin, molibdenit, pirit, pirhotit
13 kuarsit 300 - 7000 260-1320 uraninit, berarah N 315°E/72°searah denga
ANO CG6 pikblende, sekistositas, bentuk lensa, tebal mm -
monasit 19 Cm, berasosiasi dengan kuarsa,
turmalin, molibdenit, pirit, kalkopirit.
Mineralisasi dipotong oleh granit.
29 kuarsit 1000- 240 - 3200 uraninit, berarah N 315°E, subvertikal, searah
ANO CZN4 15000 gummit, sekistositas, bentuk lensa, tebal cm s/d
autunit 50 cm, berasosiasi dengan kuarsa,
turmalin
30 kuarsit 300 - 2500 uraninit berarah N 170°E, subvertikal, tebal 0,3
ANO BR9 - 1 cm, searah sekistositas,
berasosiasi dengan kuarsa, turmalin.
31 kuarsit 300 - 5000 300 - 520 uraninit, berarah N 315°E, subvertikal, searah
ANOCRN1 monasit sekistositas, tebal mm - 50 cm,
berasosiasi dengan kuarsa, turmalin,
pirit, kalkopirit, pirotit.
33 kuarsit 300-1500 - berupa titik (spot), berasosiasi dengan
turmalin.
34 kuarsit 600-1500 - berupa titik (spot), berasosiasi dengan
turmalin.
36 kuarsit 300 - 5000 2 2 - 4 5 uraninit berarah N 315°E, subvertikal spot-
ANO CB25 spot, bentuk lensa, searah
sekistositas, tebal mm - 5 cm,
berasosiasi dengan kuarsa, turmalin,
pirit, ilmenit.
40 kuarsit 500 - berupa titik (spot), berasosiasi dengan
turmalin

Keterangan:
* : Anomali temuan Tim PD tahun 1994
** : dibuat kupasan

22
ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuklir V
P2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebruaril 2000

Tabel 1 : Lokasi anomali singkapan batuan (lanjutan)

No lokasi Litologi Radiometri Kadar U Mineral Kedapatan pemineralan


pengamatan (cps) (ppm) radioaktif
41 kuarsit 500 - berupa titik (spot)

42 kuarsit 300 -1200 125 uraninit


berarah N 315°E, subvertikal,
ANO DLN4 bentuk lensa, tebal 10 - 50 cm,
searah sekistositas, berasosiasi
dengan kuarsa, turmalin, molibdenit,
pirit, kalkopirit, pirotit.
43 Kuarsit 300-1600 225 uraninit, berarah N 315°E/63°, panjang 5 m,
ANO DMN4 monasit lebar 10 - 15 cm, searah
sekistositas, berasosiasi dengan
kuarsa, turmalin, pirit, molibdenit,
biotit.
44 kuarsit 400 - 5000 625 - 2625 pikblende berarah N 325cE/65°, searah
ANO DMN5 , monasit, sekistositas, panjang > 10 m, tebal
zirkon 5 - 2 0 cm, berbentuk lensa,
berasosiasi dengan kuarsa,
turmalin, molibdenit, pirit.
46 <uarsit 500 - 3000 1760 uraninit, berarah WNW - ESE, subvertikal,
autunit berasosiasi dengan kuarsa,
turmalin, molibdenit.
57 kuarsit 750 275 monasit berarah WNW - ESE, subvertikal ,
ANO CTO bentuk lensa, tebal 1 - 5 cm,
berasosiasi dengan kuarsa,
molibdenit.
58 kuarsit 1500-2000 200 - bentuk lensa, tebal 4 - 5 cm,
ANO DDN3 berasosiasi dengan turmalin, biotit.
73 kuarsit 750-15000 35,75-914 uraninit aerarah WNW - ESE, subvertikal,
ANO 237 berasosiasi dengan kuarsa,
turmalin, pirit.
77 kuarsit 750-1500 270 berarah WNW - ESE, tebal mm,
ANO 240 aerasosiasi dengan kursa, turmalin,
biotit.
79 cuarsit 500 - 3500 1300 uraninit berarah N 135°E, subvertikal,
ANO BZ40 sentuk lensa, tebal 10 cm,
berasosiasi dengan ilmenit, rutil,
magnetit.
96 kuarsit 300 - 4000 875 :ikblende berasosiasi dengan monasit.

Keterangan :
* : Anomali temuan Tim PD tahun 1994
** : dibuat kupasan

23
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuklir V ISSN 1410-1998
P2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

10 20 Km

^ DAEEAH PENELITIAH

113"

Gambar 1. Lokasi daerah penelitian

24
ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V
P2TBDU dan P2BGN -BA TAN Jakarta, 22 Pebruahl 2000

A* | Tonalit
Sk :Sekis
K : Kuarsit
_--- Batas litologi
-•"^" Sesar mendalar
Sesar
Sekistositas
Perlapuan
UrAt kuarsa.
Kotok eranit

Gambar 2. Peta Geologi

25
Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan BakarNuklir V ISSN 1410-1998
P2TBDU dan P2BGN-BATAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

Lokaii Pengembangan
pengukuran R.a. Soil

KETERANGAN

<75 100 125 > 150 c/s

^ inteivaJ kesamaan harga radiotnetri

Gambar 3. Peta Isoradiometri Soil

26
ISSN 1410-1998 Prosiding Presentasi llmiah DaurBahan Bakar Nuklir V
P2TBDU dan P2BGN -BATAN Jakarta, 22 Pebruarit 2000

0 $o m

Gambar 4. Peta lokasi anomali radiometri singkapan batuan

27
Prosiding Presentasi llmiah Daur Bahan Bakar Nuklir V ISSN 1410-1998
P2TBDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta, 22 Pebruari 2000

Sektor potensial U

Gambar 5. Peta Sektor Potensial U

28

Anda mungkin juga menyukai