Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum

Laboratorium Polimer
Pembuatan Sabun

Oleh :

Nama : Chevira Destri Pramesthi


NIM : 13716037
Kelompok :7
Anggota (NIM) :
1. Prasetyo Bimantoro (13715029)
2. Sihol Christian L (13716011)
3. Efvan Adhe Putra P (13716023)
4. Recsa Cahaya E (13716039)
Tanggal Praktikum : 24 April 2018
Tanggal Penyerahan Laporan : 2 Mei 2018
Nama Asisten (NIM) : Silvia Mar’atus Shoimah
Daniel Aditya Putra

Laboratorium Polimer
Program Studi Teknik Material
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan sabun sudah tidak asing lagi. Sabun
memiliki banyak bentuk, ada yang padat dan cair. Fungsi utama sabun adalah
untuk membersihkan, dari tubuh manusia hingga alat makan dan baju hampir
semua menggunakan sabun untuk kebersihan. Sabun sudah ada sejak ribuan tahun
yang lalu, sabun pada zaman dahulu berasal dari lemak hewan yang dipanaskan
dengan abu. Walaupun cara tersebut terbilang kuno, namun hingga saat ini prinsip
pembuatan sabun dengan lemak (trigliserida) masih diterapkan. Hanya saja,
metode yang digunakan lebih modern dengan alat-alat yang sudah canggih,
seperti di industri sabun atau detergen dibuat dengan mesin. Oleh karena itu,
dengan melakukan percobaan pembuatan sabun kita dapat mempelajari reaksi
yang terjadi dalam proses ini serta banyaknya sabun yang diperoleh.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Menentukan % massa sabun padat yang dihasilkan terhadap jumlah


minyak jarak (castor oil)
2. Menentukan waktu yang dibutuhkan untuk melarutkan sabun yang
dihasilkan
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Sabun

Sabun merupakan surfaktan (memiliki gugus polar hidrofilik dan non polar
lipofilik) yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan. Kebersihan sudah
ada dari sejak zaman dahulu, sabun pun sudah dikenal pada tahun 2800 SM,
dimana pembuatan sabun dari lemak hewan dan dipanaskan dengan abu. Pada
zaman pertengahan, di Eropa pembuatan sabun sudah banyak dilakukan. Minyak
nabati dan hewani digunakan bersama arang tanaman dan pewangi. Seterusnya,
jenis sabun lebih banyak tersedia seperti untuk mencukur, mencuci rambut, mandi
dan mencuci. Pada zaman modern, sabun sudah banyak berkembang seperti
detergen untuk mencuci pakaian, dan bentuk nya pun sudah bermacam-macam
serta praktis digunakan.
Sabun terdiri dari beberapa macam bentuk, sabun padat/keras (sukar larut
dalam air) merupakan sabun yang sering kita temui sehari-hari berupa batangan,
sabun cair (tidak mengental pada suhu kamar) , dan sabun lunak seperti pasta atau
yang sering disebut sabun colek (mudah larut dalam air). Ketiga nya ini hanya
berbeda pada struktur nya yang akan dibahas di sub bab berikutnya.

Gambar 2.1 Contoh-contoh (kiri ke kanan) a) sabun padat b) cair c) lunak (colek)
2.2 Reaksi Saponifikasi

Sabun sendiri terbuat dari asam lemak dan alkali (natrium atau kalium
hidroksida) melalui proses saponifikasi. Dapat diartikan bahwa saponifikasi
adalah hidrolisis senyawa karbon dengan alkali tertentu, pada kondisi tertentu
yang produk hasilnya biasanya garam asam karboksilat. Saponifikasi ini
merupakan reaksi senyawa ester, untuk membentuk senyawa ester dilakukan
proses bernama esterifikasi. Sedangkan, saponifikasi ini merupakan kebalikan dari
esterifikasi. Berikut dibawah ini merupakan perbedaan esterifikasi dan
saponifikasi.

H+

Gambar 2.2 Reaksi esterifikasi

Gambar 2.3 Reaksi saponifikasi

Gambar 2.3 menunjukkan proses saponifikasi, dalam hal ini pembuatan sabun
menggunakan prinsip tersebut. Hidrolisis antara asam lemak (trigliserida) dan
alkali (KOH atau NaOH) menghasilkan garam asam karboksilat yang merupakan
struktur sabun. Pada umumnya semua minyak atau lemak dapat digunakan bahan
pembuatan sabun, namun ada beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk
memilih bahan mentah untuk sabun.
Minyak atau lemak adalah senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester
dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang
digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan
lemak ada pada wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud
cair pada suhu ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat. Jumlah
minyak atau lemak pada pembuatan sabun dibatasi karena mempertimbangkan
spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, berbusa, dan larut). Beberapa
jenis minyak yang dapat digunakan untuk membuat sabun diantaranya, tallow
(lemak sapi) dengan asam lemak yang paling banyak berupa oleat dan stearat,
lard (lemak babi), palm oil (minyak sawit) yang bersifat keras dan sulit berbusa
sehingga apabila menggunakan minyak sawit ini harus dicampur dengan bahan
lain, minyak inti sawit, minyak sawit stearin, olive oil dan marine oil. Selain itu,
coconut oil (minyak kelapa), minyak ini merupakan minyak nabati yang memiliki
asam lemak jenuh yang tinggi sehingga tahan terhadap oksidasi, sering digunakan
di industri sabun. Lalu, castor oil (minyak jarak), minyak ini berwarna bening dan
mengandung komponen gliserida atau dikenal sebagai senyawa ester. Komposisi
minyak jarak terdiri dari asam riccinoleat 86%, asam oleat 8,5%, asam linoleat
3,5%, asam stearat 0,5-2,0%, asam dihidroksi stearat 1-2%.
Pada umumnya, alkali yang digunakan untuk reaksi saponifikasi ialah NaOH,
KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines (C2H7NO). Natrium hidroksida atau
NaOH biasa dikenal dengan soda kaustik ini sering digunakan dalam industri
sabun dalam pembuatan sabun padat (keras). Sedangkan, KOH banyak digunakan
dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Ini
merupakan perbedaan pada pembuatan sabun cair dan sabun padat.

Gambar 2.4 Reaksi saponifikasi pada sabun cair


Gambar 2.5 Reaksi saponifikasi pada sabun padat

Dapat dilihat struktur produk sabun hasil keduanya berbeda karena senyawa alkali
yang digunakannya berbeda. Selain itu, asam lemak yang digunakan pada
pembuatan sabun cair berasal dari minyak kelapa, atau kelapa sawit (minyak
tumbuhan) yang tidak jernih. Sedangkan, sabun padat (keras) menggunakan
lemak netral padat atau dari minyak yang dikeraskan dengan proses hidrogenasi.
Namun, minyak jarak pun dapat digunakan pada pembuatan sabun padat ataupun
cair.

Gambar 2.6 Reaksi saponifikasi pada sabun padat dengan castor oil (minyak
jarak) dengan NaOH

2.3 Cara Kerja Sabun Untuk Membersihkan

Sebagai fungsi utamanya, sabun digunakan untuk membersihkan karena


kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat terbuang melalui
pembilasan. Struktur pada sabun memungkinkan sabun untuk membersihkan
kotoran. Sabun memiliki dua ujung hidrokarbon yang bersifat non polar (lipofilik)
dan polar (hidrofilik). Bagian non polar ini termasuk lipofilik karena akan
melarutkan minyak, sedangkan bagian polar yang termasuk hidrofilik akan segera
terlarut dalam air. Pada hasil proses saponifikasi NaOH dan castor oil (minyak
jarak) ujung polarnya merupakan –COONa+ sedangkan ujung non polar O=CH3.
Namun, sabun akan bereaksi pada air sadah yang akan menimbulkan kerusakan
atau kerak pada baju ataupun lantai, yang tidak dipengaruhi oleh air sadah adalah
detergen.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Prosedur Percobaan

Sebelum melakukan percobaan pembuatan sabun. Terdapat beberapa hal yang


perlu dipersiapkan yaitu alat dan bahan.

Tabel 3.1 Alat-alat yang diperlukan

Alat Jumlah
Gelas beker 50 ml 2
Gelas beker 250 ml 1
Corong kaca 1
Gelas ukur 100 ml 1
Kertas saring 5
Tabung reaksi 1
Batang pengaduk 1
Pipet tetes 1
Cetakan sabun 1
Gelas plastik 1

Tabel 3.2 Bahan-bahan yang diperlukan

Bahan Jumlah
Minyak jarak (castor oil) 25 ml
Larutan NaOH 5M 75 ml
NaCl 10 gram
Air mendidih 500 ml
Air es 500 ml
Air DM
Gambar 3.1 Alat-alat percobaan

 NaCl jenuh

1. Minyak jarak (castor oil) sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam gelas


beker 50 ml

Gambar 3.2 Minyak jarak 5 ml pada gelas beker

2. Larutan NaOH 5 M sebanyak 5 ml ditambahkan ke dalam gelas beker


50 ml dan diaduk dengan menggunakan batang pengaduk

Gambar 3.3 NaOH ditambahkan ke dalam minyak jarak dan diaduk


3. Wadah berisi air panas disiapkan ke dalam gelas beker 250 ml
sebanyak 100 ml
4. Gelas beker berisi campuran bahan (minyak jarak+NaOH) diletakkan
ke dalam gelas beker berisi air panas dan diaduk selama 5 menit.
(Harap diperhatikan ketika campuran bahan diaduk jangan sampai air
panas masuk ke dalam gelas berisi campuran bahan)

Gambar 3.4 Minyak jarak+NaOH pada air panas dan diaduk

5. NaCl disiapkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml air sambil


dikocok hingga jenuh

Gambar 3.5 NaCl didalam air 10 ml dan dikocok hingga ada endapan

6. Air dingin disiapkan ke dalam gelas plastik sebanyak 100 ml

Gambar 3.6 Air dingin 100 ml


7. Larutan NaCl ditambahkan ke dalam campuran bahan dan diletakkan
ke dalam gelas beker berisi air dingin, dan diaduk selama 5 menit.
Perubahan yang terjadi diamati. Waktu (t) yang dibutuhkan dari awal
pengadukan hingga terbentuknya gumpalan dihitung.

Gambar 3.7 Campuran diletakkan ke dalam air dingin dan diaduk hingga timbul gumpalan
8. Gumpalan yang terbentuk disaring dalam corong dengan kertas saring

Gambar 3.8 Gumpalan disaring

9. Gumpalan sabun dicetak dalam cetakan dan dikeringkan di bawah


kipas angin
10. Massa sabun yang diperoleh ditimbang dan % massa yang dihasilkan
terhadap jumlah castor oil
11. 0,3 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 3 ml air dan
dihitung waktu yang dibutuhkan untuk membuat sabun terlarut
seluruhnya
12. Langkah 1-11 diulangi dengan volume larutan NaOH 15 ml dan 25 ml
 NaCl 2 gram

1. Minyak jarak (castor oil) sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam gelas


beker 50 ml
2. Larutan NaOH 5 M sebanyak 15 ml ditambahkan ke dalam gelas beker
50 ml dan diaduk dengan menggunakan batang pengaduk
3. Wadah berisi air panas disiapkan ke dalam gelas beker 250 ml
sebanyak 100 ml
4. Gelas beker berisi campuran bahan (minyak jarak+NaOH) diletakkan
ke dalam gelas beker berisi air panas dan diaduk selama 5 menit.
(Harap diperhatikan ketika campuran bahan diaduk jangan sampai air
panas masuk ke dalam gelas berisi campuran bahan)
5. NaCl sebanyak 2 gram disiapkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
10 ml air sambil dikocok hingga NaCl terlarut sempurna
6. Air dingin disiapkan ke dalam gelas plastik sebanyak 100 ml
7. Larutan NaCl ditambahkan ke dalam campuran bahan dan diletakkan
ke dalam gelas beker berisi air dingin, dan diaduk selama 5 menit.
Perubahan yang terjadi diamati. Waktu (t) yang dibutuhkan dari awal
pengadukan hingga terbentuknya gumpalan dihitung.
8. Gumpalan yang terbentuk disaring dalam corong dengan kertas saring
9. Gumpalan sabun dicetak dalam cetakan dan dikeringkan di bawah
kipas angin
10. Massa sabun yang diperoleh ditimbang dan dihitung % massa dari
sabun yang dihasilkan terhadap jumlah castor oil
11. 0,3 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 3 ml air dan
dihitung waktu yang dibutuhkan untuk membuat sabun terlarut
seluruhnya
 Tanpa NaCl

1. Minyak jarak (castor oil) sebanyak 5 ml dimasukkan ke dalam gelas


beker 50 ml
2. Larutan NaOH 5 M sebanyak 15 ml ditambahkan ke dalam gelas beker
50 ml dan diaduk dengan menggunakan batang pengaduk
3. Wadah berisi air panas disiapkan ke dalam gelas beker 250 ml
sebanyak 100 ml
4. Gelas beker berisi campuran bahan (minyak jarak+NaOH) diletakkan
ke dalam gelas beker berisi air panas dan diaduk selama 5 menit.
(Harap diperhatikan ketika campuran bahan diaduk jangan sampai air
panas masuk ke dalam gelas berisi campuran bahan)
5. Air dingin disiapkan ke dalam gelas plastik sebanyak 100 ml
6. Campuran bahan (castor oil dan NaOH) dan diletakkan ke dalam gelas
beker berisi air dingin, dan diaduk selama 5 menit. Perubahan yang
terjadi diamati. Waktu (t) yang dibutuhkan dari awal pengadukan
hingga terbentuknya gumpalan dihitung.
7. Gumpalan yang terbentuk disaring dalam corong dengan kertas saring
8. Gumpalan sabun dicetak dalam cetakan dan dikeringkan di bawah
kipas angin
9. Massa sabun yang diperoleh ditimbang dan dihitung % massa dari
sabun yang dihasilkan terhadap jumlah castor oil
10. 0,3 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 3 ml air dan
dihitung waktu yang dibutuhkan untuk membuat sabun terlarut
seluruhnya
3.2 Hasil Percobaan

3.2.1 Massa Sabun


Tabel 3.3 Massa sabun hasil percobaan
Alkali/Basa Massa Sabun (gram)
5 ml NaOH 6,96
15 ml NaOH 3,83
25 ml NaOH 2,82
2 gram NaCl 4,15
Tanpa NaCl 1,89

3.2.2 Banyak Busa Kualitatif


Tabel 3.4 Banyak busa pada sabun hasil percobaan
Alkali/Basa Banyak Busa (* semakin banyak)
5 ml NaOH *
15 ml NaOH **
25 ml NaOH ***
2 gram NaCl ****
Tanpa NaCl *****

3.2.3 Waktu Larut 0,3 gram Sabun Dalam 3 ml Air

Tabel 3.5 Waktu larut sabun dalam 3 ml air


Alkali/Basa Waktu larut (s)
5 ml NaOH 54,46
15 ml NaOH 105
25 ml NaOH 75
2 gram NaCl 116
Tanpa NaCl 120
3.3 Pengolahan Data

3.3.1 Persen Massa Sabun Terhadap Minyak Jarak

Densitas minyak jarak = 0,955-0,967 g/ml


Rata-rata densitas minyak jarak = 0,961 g/ml
Volume minyak jarak = 5 ml
Massa minyak jarak = 5 ml x 0,961 g/ml = 4,805 gram
Massa gelas beker 50 ml = 52,89 gram
Massa gelas beker + minyak jarak = 57,695 gram
% massa sabun dapat dihitung dengan
massa sabun
% massa sabun = x 100%
massa minyak jarak
Melalui persamaan diatas dapat diperoleh :

Tabel 3.6 Persen massa sabun yang dihasilkan

Alkali/Basa % massa sabun


5 ml NaOH 144,8491 %

15 ml NaOH 79,70864 %

25 ml NaOH 58,68887 %

2 gram NaCl 86,36837 %

Tanpa NaCl 39,33403 %


BAB IV
ANALISIS
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan pembuatan nylon 6,10 ini diperoleh beberapa


kesimpulan :

1. Persen massa

5.2 Saran

Pada proses pengadukan minyak dan NaOH lebih baik dengan laju konstan
agar reaksi sempurna. Lalu, pada proses pelarutan garam dalam air benar-benar
diperhatikan apakah sudah mencapai jenuh nya atau belum. Penimbangan massa
garam harus lebih teliti lagi.
DAFTAR PUSTAKA

- Stoker, H. Stephen. General, Organic & Biological Chemistry. 7th edition.


Cengage Learning.
- Fessenden, R. J. and Fessenden, J.S. 1990. Kimia Organik. 3rd edition.
Penerbit Erlangga : Jakarta.
- Wikipedia, Sabun. https://id.wikipedia.org/wiki/Sabun [diakses 24 April
2018]
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai