Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan
yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik
dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk
perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip
moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari
kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral
yang baik.
Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan
keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-
undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika
berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan
hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.
Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi
individu yang dilayani.
Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi yang membina profesi
tertentu baik secara nasional maupun internasional. Kode etik menerapkan
konsep etis karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai
kepercayaan serta nilai individu. Seperti etika, hak asasi, tanggung jawab,
mudah didefinisikan, tetapi kadang-kadang tidak jelas letak istilah tersebut
diterapkan dalam suatu situasi.
Faktor teknologi yang meningkat, ilmu pengetahuan yang berkembang
(pemakaian mesin dan teknik memperpanjang usia, legalisasi abortus,
pencangkokan organ manusia, pengetahuan biologi dan genetika, penelitian
yang menggunakan subjek manusia) ini memerlukan pertimbangan yang
menyangkut nilai, hak-hak asasi dan tanggung jawab profesi. Organisasi

1
profesi diharapkan mampu memelihara dan menghargai, mengamalkan,
mengembangkan nilai tersebut melalui kode etik yang disusunnya.
Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan
keputusan untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien,
keluarga dan masyarakat; menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan
lingkungan fisik, sosia dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan
dan menekankan pencegahan penyakit, serta meningkatkan kesehatan dengan
penyuluhan kesehatan.
Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan
dasar adanya profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah
universal. Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia karena itu
tidak membedakan kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dan lain-lain.
Keperawatan adalah pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan
manusia juga, yaitu perawat. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa
perawat akan berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan, dan hal yang
mnguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena manusia dalam interaksi
bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman untuk mengarahkan
bagaimana harus bertindak.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apakah pengertian etika, etiket dan moral ?


b. Apa saja konsep moral dalam praktek keperawatan ?
c. Apa saja nilai-nilai professional yang harus diterapkan oleh perawat ?
d. Bagaimana kode etik Indonesia?
e. Bagaimana etika,etiket dan moral perawat dalam pergaulan sehari-hari?

2
C. TUJUAN

a. Untuk mengetahui pengertian etika, etiket dan moral.


b. Untuk mengetahui konsep moral dalam praktek keperawatan.
c. Untuk mengetahui nilai-nilai professional yang harus diterapkan oleh
perawat.
d. Untuk mengetahui kode etik Indonesia.
e. Untuk mengetahui etika,etiket dan moral perawat dalam pergaulan
sehari-hari.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN ETIKA, ETIKET DAN MORAL

Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar


atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku. Etika
adalah ilmu tentang kesusilaan yang bagaimana sepatutnya manusia hidup di
dalam masyarakat yang melibatkan aturan atau prinsip yang menentukan
tingkah laku yang benar. Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan
perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu. Etika merupakan peraturan dan
prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik
dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. Etika berhubungan
dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar
dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab
moral, menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan
tidak memiliki moral yang baik. Etika bisa diartikan juga sebagai, yang
berhubungan dengan pertimbangan keputusan, benar atau tidaknya suatu
perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan
hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik
yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap
menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik
berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani. Banyak
pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika suatu profesi
dalam hubungannya dengan kode etik profesional seperti Kode Etik PPNI atau
IBI.
Eetiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan
kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang
beradab. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan
santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta

4
panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan
menyenangkan.
Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang bearti adat atau kebiasaaan.
Pengertian moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang
merupakan “standar perilaku” dan “nilai” yang harus diperhatikan bila
seseorang menjadi anggota masyarakat tempat dia tinggal. Moral hampir sama
dengan etika, biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau salah.
Hal ini sangat penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum, adat
dan praktek professional.
Menurut kozier, dkk., dalam sumijatun 2009 ,Moral mirip dengan etika ;
moral akan selalu dikaitkan dengan standar profesial individu dalam penerapan
tingkah laku,karakter dan sikap. Etika, moral dan etiket sulit dibedakan, hanya
dapat dilihat bahwa etika lebih dititikberatkan pada aturan, prinsip yang
melandasi perilaku yang mendasar dan mendekati aturan, hukum dan undang-
undang yang membedakan benar atau salah secara moralitas.
Nilai-nilai moral yang ada dalam kode etik keperawatan Indonesia (2000),
diantaranya:
1. Menghargai hak klien sebagai individu yang bermartabat dan unik
2. Menghormati nilai-nilai yang diyakini klien
3. Bertanggung jawab terhadap klien
4. confidentiality

B. KONSEP MORAL DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN

Praktik keperawatan, termasuk etika keperawatan mempunyai dasar


penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas, kepedulian, rasa haru, dan
menghormati martabat manusia. Diantara berbagai pernyataan ini, yang biasa
digunakan dalam standar praktik keperawatan dan telah menjadi bahan kajian
dalam waktu lama adalah advokasi, responsibilitas dan akuntabilitas, (fry,
1991)
1. Advokasi Istilah advokasi sering digunakan dalam hukum yang berkaitan

5
dengan upaya melindungi hak manusia bagi mereka yang tidak mampu
membela diri. Arti advokasi menurut ANA (1985) adalah “melindungi klien
atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan praktik
tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh
siapa pun”. Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif
terhadap setiap hal yang memiliki penyebab atau dampak penting. Definisi
ini mirip dengan yang dinyatakan Gadow (1983) bahwa “advokasi
merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan
perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya
sendiri”. Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan
mendukung hak-hak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral
bagi perawat, dalam menemukan kepastian tentang dua sistem pendekatan
etika yang dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan.
Perawat atau yang memiliki komitmen tinggi dalam mempraktekkan
keperawatan profesional dan tradisi tersebut perlu mengingat hal-hal sbb:
a. Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh
komitmen utamanya terhadap pasien.
b. Berikan prioritas utama terhadap pasien dan masyarakat pada
umumnya.
c. Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim
otonomi dalam kesembuhan pasien.
Posisi perawat yang mempunyai jam kerja 8 sampai 10 atau 12 jam
memungkinkannya mempunyai banyak waktu untuk mengadakan hubungan
baik dan mengetahui keunikan klien sebagai manusia holistik sehingga
berposisi sebagai advokat klien (curtin, 1986). Pada dasarnya, peran perawat
sebagai advokat klien adalah memberi informasi dan memberi bantuan
kepada klien atas keputusan apa pun yang di buat kilen, memberi informasi
berarti menyediakan informasi atau penjelasan sesuai yang dibutuhkan klien,
memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran
nonaksi. Dalam menjalankan peran aksi, perawat memberikan keyakinan
kepada klien bahwa mereka mempunyai hak dan tanggung jawab dalam

6
menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan tidak tertekan dengan
pengaruh orang lain, sedangkan peran nonaksi mengandungarti pihak
advokat seharusnya menahan diri untuk tidak memengaruhi keputusan klien
(Khonke, 1982). Dalam menjalankan peran sebagai advokat, perawat harus
menghargai klien sebagai induvidu yang memiliki berbagai karakteristik.
Dalam hal ini, perawat memberikan perlindungan terhadap martabat dan
nilai manusiawi klien selama dalam keadaan sakit. Contoh : Tuan A
mengalami luka bakar. Dokter X yang merupakan mahasiswa kedokteran
masih belum lulus ujian tekhnik amputasi, jadi agar lulus ujian tersebut
Dokter X berinisiatif mengamputasi Tuan A, padahal luka bakar yang
dialami Tuan A tersebut tidak parah dan sangat mempunyai kemungkinan
besar untuk sembuh. Tentu saja perawat yang bertugas merawat tuan a tidak
tinggal diam dan langsung menegur dokter tersebut bahkan terjadi
perdebatan antar keduanya. Berkat perjuangan perawat tersebut Tuan A
tidak diamputasi
2. Responsibilitas Tanggung jawab diartikan sebagai kesiapan memberikan
jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah dilakukan perawat pada masa
lalu atau tindakan yang akan berakibat di masa yang akan datang. Misalnya
bila perawat dengan sengaja memasang alat kontrasepsi tanpa persetujuan
klien maka akan berdampak pada masa depan klien. Klien tidak akan punya
keturunan padahal memiliki keturunan adalah hak semua manusia. Perawat
secara retrospektif harus bisa mempertanggung-jawabkan meskipun
tindakan perawat tersebut diangap benar menurut pertimbangan
medis.Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan akan
muncul bila klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya
kurang terampil, pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman.
Klien tidak yakin bahwa perawat memiliki integritas dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan (integrity) dan kompetensi. Beberapa cara
dimana perawat dapat mengkomunikasikan tanggung jawabnya :

7
a. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset)
Contoh : “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya
akan mengganti balutan atau mengganti spreinya”.
b. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia
memberikan penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion
about the delay). Misalnya; “Moh
on maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan darurat
sehingga harus meninggalkan bapak sejenak”.
c. Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect)
yang ditunjukkan dengan perilaku perawat. Misalnya mengucapkan
salam, tersenyum, membungkuk, bersalaman dsb.
d. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects
the patiens desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat.
Misalnya “Coba ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini”.
Sedangkan apabila perawat berorientasi pada kepentingan perawat ; “
Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu banyak, dari pagi
sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan mau dilayani terus”
e. Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina
(derogatory) misalnya “pasien yang ini mungkin harapan sembuhnya
lebih kecil dibanding pasien yang tadi”
f. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut
pandang klien (see the patient point of view). Misalnya perawat tetap
bersikap bijaksana saat klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau
diagnosanya mungkin salah.
3. Akuntabilitas Akuntabiliti dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi
perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu
konsekuensi -konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat
artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani
menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
profesinya. Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan

8
yang dilakukannya. Hal ini bisa dijelaskan dengan mengajukan tiga
pertanyaan berikut :
a. Kepada siapa tanggung gugat itu ditujukan ? Sebagai tenaga perawat
kesehatan prawat memiliki tanggung gugat terhadap klien,
sedangkansebagai pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung
jawab terhadap direktur, Sebagai profesional perawat memilki tanggung
gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota team kesehatan
perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim biasanya dokter
sebagai contoh perawat memberikan injeksi terhadap klien.
b. Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat ? Perawat memilki
tanggung gugat dari seluruh kegitan professional yang dilakukannya
mulai dari mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan pulang.
Hal ini bisa diobservasi atau diukur kinerjanya.
c. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya ?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit
telah menyusun standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan
cara membandingkan apa-apa yang dikerjakan perawat dengan standar
yang tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya
apakah perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu
Mencuci kuku, telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air
mengalir selama 3 kali.

C. NILAI-NILAI PROFESSIONAL YANG HARUS DITERAPKAN OLEH


PERAWAT
1. Justice (Keadilan) Menjaga prinsip-prinsip etik dan legal, sikap yang dapat
dilihat dari Justice, adalah: Courage (keberanian/Semangat, Integrity,
Morality, Objectivity), dan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan
justice perawat: Bertindak sebagai pembela klien, Mengalokasikan sumber-
sumber secara adil, Melaporkan tindakan yang tidak kompeten, tidak etis,
dan tidak legal secara obyektif dan berdasarkan fakta.

9
2. Truth (kebenaran) Kesesuaian dengan fakta dan realitas, sikap yang
berhubungan denganperawt yang dapat dilihat, yaitu: Akontabilitas,
Honesty, Rationality, Inquisitiveness (ingin tahu), kegiatan yang
beruhubungan dengan sikap ini adalah: Mendokumentasikan asuhan
keperawatan secara akurat dan jujur, Mendapatkan data secara lengkap
sebelum membuat suatu keputusan, Berpartisipasi dalam upaya-upaya
profesi untuk melindungi masyarakat dari informasi yang salah tentang
asuhan keperawatan.
3. Aesthetics Kualitas obyek, kejadian, manusia yang mengarah pada
pemberian kepuasan dengan prilaku/ sikap yang tunjukan dengan
Appreciation, Creativity, Imagination, Sensitivity, kegiatan perawat yang
berhubungan dengan aesthetics: Berikan lingkungan yang menyenangkan
bagi klien, Ciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi diri sendiri
dan orang lain, Penampilan diri yang dapat meningkatkan “image” perawat
yang positif
4. Altruism Peduli bagi kesejahteraan orang lain (keiklasan) dengan sikap yang
ditunjukan yaitu: Caring, Commitment, Compassion (kasih), Generosity
(murah hati), Perseverance (tekun, tabah, sabar), kegiatan perawat yang
berhubungan dengan Altruism: Memberikan perhatian penuh saat merawat
klien, Membantu orang lain/perawat lain dalam memberikan asuhan
keperawatan bila mereka tidak dapat melakukannya, Tunjukan kepedulian
terhadap isu dan kecenderungan social yang berdampak terhadap asuhan
kesehatan.
5. Equality (Persamaan) Mempunyai hak, dan status yang sama, sikap yang
dapt ditunjukan oleh perawat yaitu: Acceptance (menerima), Fairness
(adil/tidak diskriminatif), Tolerance, Assertiveness, kegiatan perawat yang
berhubungan dengan equality: Memberikan nursing care berdasarkan
kebutuhan klien, tanpa membeda-bedakan klien, Berinteraksi dengan tenaga
kesehatan/teman sejawat dengan cara yang tidak diskriminatif

10
6. Freedom (Kebebasan) Kapasitas untuk menentukan pilihan, sikap yang dapat
ditunjukan oleh perawat yaitu: Confidence, Hope, Independence, Openness,
Self direction, Self Disciplin, kegiatan yang berhubungan dengan Freedom:
Hargai hak klien untuk menolak terapi, Mendukung hak teman sejawat
untuk memberikan saran perbaikan rencana asuhan keperawatan,
Mendukung diskusi terbuka bila terdapat isu controversial terkait profesi
keperawatan
7. Human Dignity (Menghargai martabat manusia) Menghargai martabat
manusia dan keunikan martabat manusia dan keunikan individu, sikap yang
dapat ditunjukan oleh perawat, yaitu: Empathy, Kindness, Respect full,
Trust, Consideration, kegiatan yang berhubungan dengan sikap Human
dignity: Melindungi hak individu untuk privacy, Menyapa/memperlakukan
orang lain sesuai dengan keinginan mereka untuk diperlakukan, Menjaga
kerahasiaan klien dan teman sejawat.

D. ETIKA, ETIKET, DAN MORAL PERAWAT DALAM PELAYANAN


KESEHATAN
1) Dalam pelayanan klinis Keperawatan di Rumah Sakit
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk
menempatkan nilai-nilai dan perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat
bisa menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau memberikan
konsultasi kepada pasien yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku
kesehatan yang sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasien kurang
memperhatikan status kesehatannya. Pertama-tama yang dilakukan oleh
perawat adalah berusaha membantu pasien untuk mengidentifikasi nilai-
nilai dasar kehidupannya sendiri.
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: Seorang
pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam
negeri sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya.
Akibat kesibukannya dia sering lupa makan sehingga terjadi perdarahan

11
lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah sakit. Selain itu
dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih
perawat berusaha mengadakan pendekatan untuk mempersiapkannya
untuk pulang. Namun perawat menjadi kecewa, karena pembicaraan
akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya dalam bisnis.
Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini
perawat menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasen
tersebut. Pertanyaannya, “Apakah tiga hal yang paling penting dalam
kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?” Pasien diminta untuk memilih
atas pertanyaan berikut:
1. Bersenang-senang dalam kesendirian (berpikir, mendengarkan musik
atau membaca).
2. Meluangkan waktu bersama keluarga.
3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
4. Menonton televisi.
5. Membantu dengan sukarela untuk kepentingan orang lain.
6. Menggunakan waktunya untuk bekerja.
Langkah berikutnya adalah mengajaknya untuk mendiskusikan prioritas
yang dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti
klarifikasi nilai-nilai sebagai berikut:
1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan
pasen, misalnya stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan
dan mengganggu aktifitasnya, maka sarankan kepadanya memilih secara
bebas nilai-nilai kunci yang dianutnya. Bila dia memilih masalah
kesehatannya, maka hal ini menunjukkan tanda positif.
2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasen dan
promosikan nilai-nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan
dari keluarganya. Contoh: istri dan anak anda pasti akan merasa senang bila
anda memutuskan untuk berhenti merokok serta mengurangi kegiatan
bisnis anda, karena dia sangat menghargai kesehatan anda.
3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan

12
baru yang konsisten setelah memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada
pasen untuk memikirkan suatu cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk
dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang perlu diucapkan perawat
kepada pasennya: “Bila anda pulang, akan menemukan cara kehidupan
yang berbeda, dan anda menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi
kesehatan anda”.
2) Dalam masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari sering dikenal istilah norma atau
kaidah, yang mempunyai arti suatu nilai yang mengatur dan memberikan
pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat untuk
bersikap, bertindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan yang
telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman tersebut sebagai norma
(norm) atau kaidah yang merupakan standar yang harus ditaati atau dipatuhi
(soekanto, 1989).

Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai golongan dan


aliran yang beraneka ragam, masing-masing mempunyai kepentingan
sendiri, akan tetapi kepentingan bersama itu mengharuskan adanya
ketertiban dan keamanan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk
peraturan yang disepakati bersama, yang mengatur tingkah laku dalam
masyarakat, yang disebut peraturan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan hidup dngan aman, tertib, dan damai tanpa gangguan tersebut,
maka diperlukan suatu tatanan. Dan tatanan itu diwujudkan dalam aturan
main yang menjadi pedoman bagi segala pergaulan kehidupan sehari-hari,
sehingga kepentingan masing-masing anggota masyarakat terpelihara dan
terjamin.
Setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajibannya
masing-masing sesuai dengan tata peraturan yang lazim disebut kaidah
(bahasa arab), norma (bahasa latin), atau ukuran-ukuran yang menjadi
pedoman.

13
Menurut isinya, norma-norma tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu
sebagai berikut:
2. Perintah, yang merupakan keharusan bagi sesorang untuk berbuat
sesuatu karena akibatnya akan dipandang baik.
3. Larangan, yang merupakan keharusan bagi seseorang untuk tidak
berbuat sesuatu karena akibatnya akan dipandang tidak baik. Artinya,
norma tujuan untuk memberikan petunjuk kepada manusia mengenai
bagamana seharusnya seorang bertindak dalam masyarakat serta
perbatan-perbuatan yang harus dihindari.
Norma-norma itu dapat dipertahankan melalui sanksi-sanksi, yaitu
berupa ancaman hukuman terhadap siapa yang melanggarnya. Tetapi dalam
kehidupan masyarakat yang terikat oeh peraturan hidup disebut norma, maka
akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat dan sifatnya suatu pelanggaran
yang terjadi, misalnya sebagai berikut :
1. Semestinya tahu aturan, tidak akan berbicara sambil menghisap rokok
dihadapan tamu atau orang yang menghormatinya ketika menerima
tamu dirumah, dan sanksinya hanya berupa celaan karena dianggap
tidak sopan walaupun merokok itu tidak dilarang.
2. Seorang tamu yang hendak pulang, menurut tata krama harus diantar
sampai di depan pintu rumah atau kantornya, bila tidak maka sanksinya
hanya berupa celaan karena dianggap sombong dan tidak menghormati
tamunya.
3. Menjawab telepon setelah berdering tiga kali dan mengucap salam. Jika
menjawab telepon dengan kasar, maka sanksinya dianggap “interupsi”
yang menunjukkan ketidaksenangan yang tidak sopan dan tidak
menghormati si penelpon atau orang yang ada disekitarnya.
4. Orang yang mengambil barang milik orang lain tanpa sepengetahuan
pemiliknya, maka sanksinya cukup berat dan bersangkutan dikenakan
sanksi hukuman, baik hukuman pidana penjara maupun perdata (ganti
rugi).

14
Dalam pergaulan hidup, norma terbagi menjadi empat bagian, yaitu
norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan hukum. Dalam peaksanaannya,
terbagi menjadi norma nonhukum (umum) dan norma hukum, perbedaan
norma-norma itu dalam aspek kehidupan dapat digolongkan ke dalam dua
macam kaidah sebagai berikut :
1. Aspek kehidupan pribadi (individual) meliputi :
a. Kaidah kepercayaan untuk mencapai kesucian hidup pribadi atau
kehidupan yang beriman.
b. Kehidupan kesusilaan, nilai moral, dan etika yang tertuju pada
kebaikan hidup pribadi demi tercapainya kesucian hati nurani yang
berakhlak berbudi luhur (akhlakul kharimah)
2. Aspek kehidupan antar pribadi (bermasyarakat) meliputi :
a. Kaidah atau norma sopan santun, tata krama, dan etiket dalam
pergaulan bermasyarakat sehari-hari.
b. Kaidah-kaidah hukum yang tertuju pada terciptanya ketertiban,
kedamaian, dan keadilan dalam kehidupan bersama atau berasyarakat
yang penuh dengan kepastianatau ketentraman (peaceful living
together).
Norma moral tersebut tidak akan dipakai untuk menilai seorang
perawat ketika merawat kliennya atau dosennya dalam menyampaikan
materi kuliah terhadap mahasiswanya, melainkan untuk menilai bagaimana
sebagai professional menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik
sebagai manusia yang berbudi luhur, jujur, bermoral, penuh integritas, dan
bertanggung jawab. Terlepas dari mereka sebagai professional tersebut jitu
atau atau tidak dalam memberikan obat sebagai penyembuhannya, atau
metodologi dan keterampilan dalam memberikan bahan kuliah dengan
tepat. Dalam hal ini yang ditekankan adalah sikap atau perilaku mereka
dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai professional yang
diembannya untuk saling menghargai sesama atau kehidupan manusia.
Pada akhirnya nilai oral, etika, kode perilaku, dan kode etik standar profesi
bertujuan memberikanjalan, pedoman, tolak ukur dan acuan untuk

15
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang dilakukukan di berbagai
situasi dan kondisi tertentu dalam memberikan pelayanan profesi atau
keahliannya masing-masing. Pengambilan keputusan etis atau etik
merupakan aspek kompetensi dari perilaku moral sebagai seorang
profesional yang telah memperhitungkan konsekuensinya, secra matang
baik-buruknya akibat yang ditimbulkan dari tindakannya itu secara objektif,
dan sekaligus memiliki tanggung jawab atau integritas yang tinggi. Kode
etik profesi dibentuk dan disepakati oleh paraoleh para professional
tersebut bukanlah ditujukan untuk melindungi kepentingan individual
(subjektif), tetapi lebih ditekankan kepada kepentingan yang lebih luas
(objektif).

E. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi atau proses


pemberian arti sesuatu antara dua atau lebih orang dan lingkungannya bisa
melalui simbol, tanda atau perilaku yang umum, dan biasanya terjadi dua
arah
Komunikasi dalam pelayanan kesehatan merupakan penyampaian
pesan dari seorang/ perawat kepada klien/ pasien/ orang lain melalui media,
agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh sasaran/ klien/ pasien,
sesuai dengan yang dimaksud oleh pengirim pesan/ perawat.
Secara umum komunikasi mempinyai tujuan, antara lain :
a. Supaya pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh
komunikan. Dalam menjalankan perannya sebagai komunikator, perawat
perlu menyampaikan pesan tentang diagnose penyakit dengan jelas,
lengkap dan tutur kata yang lembut dan sopan. Agar pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh pasien.
b.Memahami orang lain. Proses komunikasi tidak dapat berlangsung dengan
baik, bila perawat tidak dapat memahami kondisi atau apa yang diinginkan
pasien.

16
c. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Selain sebagai komunikator,
perawat juga sebagai educator yaitu memberikan pendidikan tentang
kesehatan kepada pasien, betapa pentingnya menjaga kesehatan. Peran ini
akan efektif dan berhasil apa bila apa yang disampaikan oleh perawat
dapat dimengerti dan diterima oleh pasien.
d.Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Mempengaruhi orang
lain untuk mau melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan kita, yang
tentunya bermanfaat bagi pasien. Dalam hal ini perlu adanya pendekatan-
pendekatan yang dapat dilakukan dengan komunikasi interpersonal.

Berikut tingkatan komunikasi:


1. Komunikasi intrapersonal
Adalah proses berfikir pada diri sendiri, keyakina , perasaan dan berbicara
pada diri sendiri. Komunikasi intraersonal oleh seorang tenaga kesehatan
dapat diwujudkan sebagai sebuah model dalam prilaku tenaga kesehatan
sehari-hari terutama dalam menunjukkan prilaku hidup bersih dan sehat.
2. Komunikasi interpersonal
Adalah proses komunikasi langsung antara professional dengan frofesional
dengan pasien, atau antara professional dengan klien. Komunikasi ini
biasanya berlangsung secara tatap muka dalam bentuk dialog, pada kondisi
tertentu dapat juga dilakukan secara monolog. Komunikasi ini dianggap
paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat, dan prilaku seseorang.
3. Emotional question
adalah kemampuan kita untuk dapat mempengaruhi dan diterima orang
lain dengan baik. Kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri,
semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan
dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur
suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan
kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain

17
(empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya,
kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan
lingkungan sekitarnya.

18
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan kebidanan agar dapat


diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka
mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan / kebidanan dalam
menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam
mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat atau bidan
yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan
atau kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti
bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut
akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan
terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas
asuhan keperawatan atau kebidanan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Carol Taylor,Carol Lillies, Priscilla Le Mone, 1997, Fundamental Of Nursing


Care, Third Edition, by Lippicot Philadelpia, New York.
Shirley R.Jones,1994, Ethics In Midwifery , by Mosby – Year Book Europe Ltd
Sumijatun, 2011, Membudayakan Etika Dalam Praktik Keperawatan, Jakarta :
Salemba Medika
https://books.google.co.id/books?id=LKpz4vwQyT8C&pg=PT41&lpg=PT41&dq
=moral+perawat+dalam+pergaulan+sehari-
hari&source=bl&ots=gj27FRadnm&sig=aTgKKzC5M1pE6tk1CMBIL
OxtQo0&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=moral%20perawat
%20dalam%20pergaulan%20sehari-hari&f=false
http://riomatsuyama.blogspot.co.id/2012/07/masalah-etika-moral-dalam-
pelayanan.html
http://aswediners.blogspot.co.id/2012/12/ilmu-keperawatan-komunitas-
pendahuluan-a.html

20

Anda mungkin juga menyukai