BAB I
DEFINISI
Panduan penyakit menular adalah panduan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi
pada penyakit yang penularannya melalui transmisi airborne, kontak dan droplet.
Pencegahan dan pengendalian dari segi penempatan pasien, APD dan transport pasien.
BAB II
2
RUANG LINGKUP
BAB III
3
TATA LAKSANA
1. Penempatan pasien
2. Transport pasien :
Batasi gerakan dan transport pasien hanya kalau diperlukan Bila perlu untuk
pemeriksaan pasien dapat diberi masker bedah untuk cegah menyebarnya droplet
nuklei
3. APD Petugas :
- Kenakan masker respirator (N95/kategori N pada efisiensi 95%) saat masuk ruang
pasien atau suspekTB paru.
- Orang yang rentan seharusnya tidak boleh masuk ruang pasien yang diketahui
atau suspek campak, cacar air kecuali petugas yang telah imun.
- Bila terpaksa harus masuk maka harus mengenakan masker respirator untuk
pencegahan. Orang yang sudah pernah tidak perlu memakai.
- Gunakan masker bedah/prosedur (min),sarung tangan, gaun, goggel, bila
melakukan tindakan dengan kemungkinan aerosol
Catatan :
4
1. Penempatan
Tempatkan pasien diruang rawat terpisah, bila tidak mungkin kohorting, bila
keduanya tidak mungkin maka pertimbangkan epidemologi mikrobanya dan
populasi pasien
Tempatkan dengan jarak > 1 meter 3 kaki antar tempat tidur
Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain.
2. Transport pasien :
Batasi gerak, transport pasien hanya kalau perlu saja.
Bila diperlukan pasien keluar ruangan perlu kewaspadaan agar risiko minimal
transmisi ke pasien lain atau lingkungan.
3. APD petugas :
Pakailah sarung tangan bersih non streril lateks saat masuk ke ruang pasien,
ganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan infeksius (feses, cairan drain)
Lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan cuci tangan
dengan antiseptic
Pakai gaun bersih tidak steril saat masuk ruang pasien untuk melindungi baju
dari kontak dengan pasien, permukaan lingkungan, barang diruang pasien,
cairan diare pasien, ileostomy,colostomy, luka terbuka.
Lepaskan gaun sebelum keluar ruangan
4. Peralatan untuk perawatan pasien :
Bila memungkinkan peralatan non kritikal dipakai untuk 1 pasien dengan
infeksi mikroba yang sama
5
- Letakkan pasien didalam satu ruangan tersendiri. Jika ruangan tersendiri tidak
tersedia, kelompokkan kasus yang telah dikonfirmasi secara terpisah di dalam
ruangan atau bangsal dengan beberapa tempat tidur dari kasus yang belum
dikonfirmasi atau sedang didiagnosis (kohorting). Bila ditempatkan dalam satu
ruangan, jarak antar tempat tidur harus lebih dari 2 meter dan diantara tempat tidur
harus ditempatkan penghalang fisik seperti tirai atau sekat.
- Jika memungkinkan, upayakan ruangan tersebut dialiri udara bertekanan negative
yang dimonitor (ruangan bertekanan negative) dengan 6 – 12 pergantian udara
perjam dan system pembuangan udara atau menggunakan saringan udara
partikulasi efisiensi tinggi (filter HEPA)yang termonitor sebelum masuk ke system
sirkulasi udara lain di rumah sakit.
- Jika tidak tersedia ruangan bertekanan negative dengan system penyaringan udara
pertikulasi efisiensi tinggi, buat tekanan negative didalam ruangan pasien dengan
memasang pendingin ruangan atau kipas angin dijendela sedemikian rupa agar
aliran udara keluar gedung melalui jendela.Jendela harus membuka keluar dan
tidak mengarah kedaerah public.
- Jaga pintu tertutup setiap saat dan jelaskan kepada pasien mengenbai perlunya
tindakan-tindakan pencegahan ini.
- Pastikan setiap orang yang melalui ruangan memakai APD yang sesuai; masker
(bila memungkinkan gunakan masker efisiensi tinggi).
- Pakai sarung tangan bersih, non steril ketika masuk ruangan.
- Pakai gaun yang bersih, non-steril ketika masuk ruangan jika akan berhubungan
dengan pasien atau kontak dengan permukaan atau barang-barang di dalam
ruangan.
Pertimbangan penempatan pasien
1. Bila dipulangkan sebelum masa isolasi berakhir, pasien yang dicurigai terkena
penyakiut menular melalui udara / airborne harus diisolasi didalam rumah selama
8
pasien tersebut mengalami gejala sampai batas waktu penularan atau sampai diagnosis
alternative dibuat atau hasil uji diagnose menunjukkan bahwa pasien tidak terinfeksi
dengan penyakit tersebut.
2. Sebelum pemulangan pasien, pasien dan keluarganya harus diajarkan tentang tindakan
pencegahan yang perlu dilakukan , sesuai dengan cara penularan penyakit menular
yang diderita pasien.
3. Pembersihan dan disinfeksi ruangan yang benar perlu dilakukan setelah pemulangan
pasien.
BAB IV
KEWASPADAAN TRANSMISI
MELALUI UDARA
RSMH Palembang
9
No. Dokumentasi
No. Revisi Halaman
YM.01.11/11-3-
1 ½
3/3752/2012
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur Utama
STANDAR 12 Juni 2012
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.H. Yanuar Hamid, SpPD, MARS
NIP. 195501101980111001
Penempatan pasien
1. Tempatkan pasien di ruang terpisah yang mempunyai tekanan
negatif bila tersedia, aliran udara 6-12x/jam, pengeluaran udara
terfiltrasi sebelum udara mengalir ke ruang atau tempat lain di
PROSEDUR RS.
2. Jangan gunakan AC sentral, bila mungkin AC + filter HEPA
3. Pintu ruang pasien harus selalu tertutup. Bila ruang terpisah
tidak memungkinkan, tempatkan pasien dengan pasien lain yang
mengidap mikroba yang sama, jangan dicampur dengan infeksi
lain (kohorting) jarak> 1meter.
APD Petugas :
1. Kenakan masker respirator (N95), minimal masker bedah, saat
masuk ruang pasien atau suspek TB paru.
2. Petugas yang rentan seharusnya tidak boleh masuk ruang pasien
yang diketahui atau suspek campak, cacar air kecuali petugas
yang telah imun.
3. Bila terpaksa harus masuk maka harus mengenakan masker
respirator untuk pencegahan. Orang yang sudah pernah tidak
perlu memakai.
4. Gunakan masker N95, minimal masker bedah ,sarung tangan,
gaun, goggel, bila melakukan tindakan dengan kemungkinan
aerosol
Catatan :
Untuk pasien dengan BTA positif harus dirawat di ruang paru.
Untuk pasien dengan MDR–TB dirawat di ruang khusus infeksi
( ruang MDR TB)
Petugas ruang paru wajib memakai baju khusus, mandi antiseptik
serta mengganti baju saat pulang dari dinas.
RSMH Palembang
11
No. Dokumentasi
No. Revisi Halaman
YM.01.11/11-3-
1 ½
3/3753/2012
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur Utama
STANDAR 12 Juni 2012
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.H. Yanuar Hamid, SpPD, MARS
NIP. 195501101980111001
Penempatan pasien :
1. Tempatkan di ruang rawat terpisah, bila tidak mungkin
PROSEDUR kohorting, bila keduanya tidak mungkin maka pertimbangkan
epidemologi mikrobanya dan populasi pasien
2. Tempatkan dengan jarak >1 meter antar tempat tidur
3. Jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan
pasien lain
Transport pasien :
Batasi gerak, transport pasien hanya kalau perlu saja.
Bila diperlukan pasien keluar ruangan perlu kewaspadaan agar risiko
minimal transmisi ke pasien lain atau lingkungan.
APD petugas :
PROSEDUR 1. Pakailah sarung tangan bersih non streril lateks saat masuk ke
ruang pasien, ganti sarung tangan setelah kontak dengan
bahan infeksius (feses, cairan drain)
2. Lepaskan sarung tangan sebelum keluar dari kamar pasien dan
cuci tangan dengan antiseptic
3. Pakai gaun bersih tidak steril saat masuk ruang pasien untuk
melindungi baju dari kontak dengan pasien, permukaan
lingkungan, barang diruang pasien, cairan diare pasien,
12
Catatan:
Untuk pasien MRSA ( metchicilin resisten staphylococcus aureus)
harus dirawat di ruang isolasi dan tidak boleh dicampur dengan
pasien lain. Bila tidak ada ruang isolasi pisahkan dan gunakan hepa
filter (lihat SPO skrining dan penanganan MRSA di halaman 74)
No. Dokumentasi
No. Revisi Halaman
YM.01.11/11-3-
1 1/1
RSMH Palembang 3/3751/2012
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur Utama
STANDAR 12 Juni 2012
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.H. Yanuar Hamid, SpPD, MARS
NIP. 195501101980111001
Penempatan pasien :
Tempatkan di ruang terpisah, bila tidak mungkin kohorting, bila
PROSEDUR keduanya tidak mungkin buat pemisah dengan jarak >1 meter antar
tempat tidur dan jarak dengan pengunjung. Pertahankan pintu terbuka,
tidak perlu penanganan khusus terhadap udara dan ventilasi.
Transport pasien :
Batasi gerak dan transportasi untuk batasi droplet dari pasien dengan
mengenakan masker pada pasien. Terapkan hygiene respirasi dan etika
batuk.
APD petugas :
Pakailah masker bila bekerja dalam radius 1m terhadap pasien saat
kontak erat. Masker seharusnya melindungi hidung dan mulut, dipakai
saat memasuki ruang rawat pasien dengan infeksi saluran napas.
Peralatan untuk perawatan pasien :
Tidak perlu penanganan udara secara khusus karena mikroba tidak
bergerak jarak jauh.
UNIT TERKAIT IRJ, IRD, Intensif, IBS, IRNA, Farmasi
14
RSMH Palembang
No. Dokumentasi
No Revisi Halaman
YM.01.11/11-3-
0 1/4
3/3740/2012
STANDAR Ditetapkan
PROSEDUR Tanggal Terbit Direktur Utama
OPERASIONAL
TUJUAN
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI. 2009. Pedoman dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta : PERDALIN.
KATA PENGANTAR
18
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan bimbingan
dan petunjuk kepada kita sehingga kita berhasil menyusun Buku Panduan Pelayanan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Penyakit Menular di RSUP. Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang saat ini makin berkembang seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dilain pihak rumah sakit dihadapi
tantangan yang makin besar. Rumah sakit dituntut agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu, akuntabel dan transparan kepada masyarakat, khususnya bagi
jaminan keselamatan pasien.
Untuk hal tersebut rumah sakit perlu ditingkatkan pelayanannya, khususnya dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Buku panduan pencegahan dan pengendalian infeksi penempatan pasien di rumah sakit
sangat penting bagi petugas yang bekerja dalam pencegahan dan pengendalian infeksi,
penting juga bagi pasien, keluarga pasien dan lingkungan rumah sakit.
Kami menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangannya, untuk itu kami harapkan
masukan dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan buku ini di kemudian hari.
Tim PPIRS
DAFTAR ISI
19
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I DEFINISI................................................................................................................... 1
BAB IV DOKUMENTASI................................................................................................... 9