Anda di halaman 1dari 18

SITOPLASMA

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Biokimia Perikanan

Disusun :

KELOMPOK 2
MOCH GALUH P. 230110170008
UNTSA RABBANI S. 230110170010
NABILA AYU PRATIWI 230110170018
ERNITA ANASTASYA 230110170039
DHEA TIARA N. 230110170047

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
tepat waktu. Sholawatdan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Penulis sangat bersyukur karena telat menyelesaikan makalah dengan baik
guna memenuhi tugas mata kuliah Biokimia. Disamping itu, kami ucapkan
terimakasih kepada para dosen pengajar mata kuliah Biokimia, kedua orang tua,
serta teman-teman yang selalu memberi semangat selama pembuatan makalah ini
berlangsung.
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini.
Karena itu penulis mengharapkan kritik dan juga saran yang membangun agar
lebih maju di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis.

Sumedang, 4 maret 2018

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................2


DAFTAR ISI ........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat .....................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sitoplasma ......................................................................6
2.2 Bagian-Bagian Sitoplasma ...........................................................6
2.3 Fungsi Sitoplasma ......................................................................14
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................16
3.2 Saran ...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................17
LAMPIRAN .......................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel adalah unit terkecil dari suatu sistem kehidupan, unit structural, dan
fungsional dasar penyusun makhluk hidup. Setiap sel tersusun oleh membran sel
dan sitoplasma yang berisi organel-organel sel. Menurut teori sel, semua makhluk
hidup tersusun oleh satu atau lebih sel. Semua sel berasal dari sel yang sudah ada
sebelumnya. Semua fungsi vital organisme berlangsung di dalam sel dan semua
sel mengandung informasi genetik yang diperlukan untuk menjalankan dan
mengendalikan semua fungsi sel dan untuk menurunkan informasi genetik dari
satu generasi ke generasi berikutnya.
Berdasarkan jumlah sel penyusunnya, makhluk hidup dapat dibedakan
menjadi makhluk uniseluler dan multiseluler. Makhluk uniseluler adalah makhluk
yang tubuhnya hanya tersusun oleh satu sel, misalnya bakteri, ganggang hijau
serta beberapa jenis protozoa dan jamur mikroskopik. Makhluk multiseluler
adalah makhluk yang tubuhnya tersusun dari lebih satu sel, misalnya jamur,
tumbuhan, hewan dan manusia.
Sel merupakan unit dasar kehidupan. Setiap organisme hidup tersusun atas sel,
suatu ruangan kecil yang dikelilingi oleh membran dan berisi cairan/larutan kimia
yang pekat. Setiap jenis sel memiliki fungsinya masing-masing yang dilakukan
oleh organel-organel sel tersebut. Sel dapat bekerja secara efisien karena struktur-
struktur tersebut dapat bekerja sama dengan baik.
Komponen-komponen dari sebuah sel dilingkupi oleh membran sel. Meski
membran ini berperan sebagai penghalang antar tiap sel secara individu, membran
ini memungkinkan masuknya molekul-molekul dan ion-ion tertentu ke dalam sel.
Molekul-molekul dan ion-ion ini melewati membran sel dan sitoplasma untuk
mencapai organel-organel. Organel-organel internal sel tersuspensi di dalam
sitoplasma.

1.2.Rumusan Masalah

4
Rumusan masalah yang diajukan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan sitoplasma?
2. Apa fungsi sitoplasmna?
3. Apa saja bagian-bagian pada sitoplasma?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa itu sitoplasma
2. Untuk mengetahui fungsi sitoplasma
3. Untuk mengetahui bagian-bagian pada sitoplasma.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Sitoplasma


Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel
eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada
sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol yang
berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi
ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak
reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti
sel.
Terdapat 2 jenis sel yakni eukariotik dan prokariotik. Perbedaan utama
keduanya adalah sel prokariotik tidak memiliki nukleus dan beberapa organel lain.
Struktur dasar sel eukariotik terdiri dari nukleus, ribosom, vesikel, retikulum
endoplasma, badan golgi, sitoskeleton, mitokondria, vakuola, sentriol, lisosom,
sitoplasma, dam membran plasma. Dalam sel prokariotik, semua organel termasuk
materi genetik melayang-layang di dalam sitoplasma sedangkan dalam sel
eukariotik, isi dari nukleus tidak berhubungan dengan sitoplasma.
Sitoplasma berisi sitosol, organel-organel (kecuali nukleus), dan beberapa zat
tak larut (insoluble). Sitosol adalah bagian cair dari sitoplasma. Sitoskeleton
(jaringan mikrofilamen) tersuspensi di dalam sitosol. Beberapa zat tak larut yang
umum terdapat di dalam sitoplasma antara lain glikogen, pati, dan lipid. Berbagai
enzim, asam lemak, gula, asam amino, dan garam juga ditemukan terlarut dalam
sitoplasma.

2.2. Bagian – Bagian Sitoplasma


Seperti yang telah kami singgung di atas, 70 – 90% sitoplasma merupakan
cairan yang tidak berwarna. Cairan ini disebut dengan sebutan sitosol. Kandungan
dalam sitosol adalah ion-ion seperti potasium, sodium, klorida, bikarbonat, asam
amino, magnesium, kalsium enzim dan protein.

6
Sitoplasma disusun oleh 3 struktur utama, yaitu :
2.2.1 Matriks Sitoplasma
Matriks sitoplasma merupakan cairan homogen penyusun sel yang sifatnya
koloid(campuran dua atau lebih zat homogen). Matriks memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
 Matriks sitoplasma dapat berubah fase.
 Matriks sitoplasma memiliki tegangan permukaan tertentu.
 Matriks memiliki sifat iritabilitas (peka terhadap rangsangan) dan
konduktivitas (mampu memindahkan rangsangan atau impuls).
 Matriks memiliki kemampuan untuk memantulkan cahaya dan
pantulannya ini berupa kerucut, kemampuan ini disebut dengan Efek
Tyndall.
 Gerak partikel penyusun larutan ini berupa gerakan zig-zag atau
disebut gerak brown, selain itu gerak matriks merupakan gerakan arus
atau yang disebut gerak siklosis.
 Dapat berperan sebagai larutan penyangga atau larutan buffer.
2.2.2 Organel Sel
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma
dan bersifat hidup atau menjalankan fungsi-fungsi kehidupan sel yang

7
bersangkutan. Organel sel dalam sitoplasma ini mempunyai fungsi
masing-masing yang akan dibahas pada poin berikutnya.
Berdasarkan fungsinya yang berkaitan dengan metabolisme sel, organel
dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Organel Aktif
 Ribosom
 Mitokondria
 Rektikulum Endoplasma
 Aparatus Golgi
 Lisosom
 Vakuola(Gelembung)
b. Organel Tidak Aktif
 Sentriol
 Mikrotubuli
 Fibril-Fibril
 Mikrobodi
2.2.3 Inklusio Sitoplasma
Inklusio sitoplasma merupakan struktur yang tidak hidup pada sitoplasma.

Inklusio sitoplasma sering juga disebut dengan paraplasma atau


dentoplasma. Struktur ini dapat berupa lemak, butiran minyak, glikogen
atau granula sekretorius.
Di dalam sitoplasma terdapat oraganel-organel sel, diantaranya:
a. Retikulum Endoplasma (RE.)

8
Retikulum Endoplasma merupakan
organel yang berupa sistem membran
berlipat-lipat menghubungkan membran
sel dengan membran inti berbentuk seperti
benang-benang jala. Ikut berperan juga
dalam proses transpor zat intra sel.
Ada dua macam Retikulum Endoplasma
yaitu RE Kasar dan RE Halus. Struktur
Retikulum Endoplasma hanya bisa dilihat
dengan mikroskop elektron.
Fungsi RE Halus:

 Sebagai transpor atau pengangkut sintesis lemak dan steroit.


 Tempat menyimpan fospolipid, glikolipid, dan steroid
 Melaksanakan detoksifikasi drug dan racun
 Tidak terdapat ribosom di RE Halus
Fungsi RE Kasar: Transpor atau pengangkut sintetis protein,
terdapat juga di ribosom.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Ribosom merupakan organel pen sintensis protein. Ribosom kerap
menempel satu sama lain dan membentuk rantai yang sering disebut
polisom atau pololiribosom. Struktur ribosom berbentuk bulat bundar
terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang soliter dan ada yang
melekat sepanjang R.E.
Ribosom adalah organel sel terkecil yang tersuspensi dalam sel. Antara
satu ribosom dengan yang lainnya diikat oleh mRNA. Menurut
kecepatan sedimentasi dibedakan menjadi ribolom sub unit kecil (40s)
dan ribosom sub unit besar (60s)
Fungsi Ribosom:

9
Sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein dan contoh organel
tidak bermembran. Oleh penyusun utamanya yaitu asam ribonukleat
dan berada bebas di dalam sitoplasma ataupun melekat pada RE
c. Mitokondria (The Power House)
Dalam biologi Mitokondria diberi julukan The Power House karena
merupakan organel yang mempunyai fungsi sebagai tempat respirasi
aerob untuk pembentukan ATP sebagai sumber energi sel. Mitokondria
memiliki dua lapisan membran yaitu membran dalam dan membran
luar.
Membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan ke arah dalam (membran
krista). Krista mempunyai fungsi memperluas permukaan agar proses
pengikatan oksigen dalam respirasi sel berlangsung semakin efektif.
Terdapat Mastrik Mitokondria yang terletak diantara membran krista
dan banyak mengandung enzim pernafasan atau sitokrom, protein, dna
dan ribosom yang memungkinkan sintesis enzim-enzim respirasi secara
otonom. Untuk melintasi membran mitokondria memerlukan
mekanisme transpor aktif. Mastrik Mitokondria berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya respirasi untuk menghasilkan energi.
d. Lisosom
Lisosom dihasilkan oleh aparatus
golgi yang penuh dengan protein.
Berbentuk kantong-lantong kecil dan
menghasilkan enzim-enzim hidrolitik
seperti fosfatase, lipase, dan
proteolitik. Enzim hidrolitik
mempunyai fungsi untuk mencerna
makanan yang masuk ke dalam sel
secara fagositosis.
Lisosom menghasilkan zat kekebalan sehingga banyak ditemui pada sel
darah putih, bersifat autofagi, autolisis, dan menghancurkan makanan
secara edsosistosis. Fungsi organel sel lisosom ini ialah sebagai

10
penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satunya
yaitu Lisozym.
Ada dua macam lisosom yaitu lisosom primer dan sekunder, lisosom
primer memproduksi enzim yang belum aktif. Berfungsi sebagai
vakuola makanan. Lisosom sekunder adalah lisosom yang terlibat
dalam kegiatan mencerna, berfungsi sebagai autofagosom. Lisosom
mempunyai peran dalam peristiwa:
 Pencernaan instrasel: mencerna materi secara fagositosis
 Eksositosis: pembebasan sekrit keluar sel
 Autofagi: penghancuran organel sel yang telah rusak
 Autolisis: penghancuran diri sel dengan cara melepas enzim
pencerna dari dalam lisosom ke dalam sel, contoh proses ini yaitu
hilangnya ekor berudu ketika proses menuju dewasa.
e. Badan Golgi (aparatus golgi = diktiosom)

Badan golgi terdiri dari


kumpulan vesikel pipih
yang mempunyai
bentuk berkelok-kelok
(sisternae) atau
berbentuk seperti
kantong pipih. Badan
golgi yang ada di dalam sel tumbuhan disebut diktiosom, kebanyakan
berada di dekat membran sel.
Di dalam badan golgi terdapat banyak enzim pencernaan yang belum
aktif, seperti koenzim dan zimogen. Dihasilkan juga lendir yang disebut
musin, badan golgi juga dapat membentuk lisosom. Badan golgi bisa
bergerak mendekati membran sel untuk mensekresikan isinya ke luar
sel, karena ini disebut juga organes sekresi.
Organel sel ini dihubungkan dengan fungsi ekskreasi sel, dan struktur
nya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Badan

11
golgi banyak ditemui di organ tubuh yang melaksanakan fungsi eksresi
atau sel-sel penyusun kelenjar (contoh: ginjal).
f. Sentrosom (Sentriol)
Hal yang sangat penting yaitu
setrosom hanya bisa ditemukan pada
sel hewan. Sentrosom disaat
reproduksi sel akan membelah
menjadi sentriol. Struktur sentrosom
berbentuk bintang dengan fungsi
untuk pembelahan sel (Meiosis

maupun Mitosis).
Sentriol berbentuk layaknya tabung
dan tersusun oleh mikrotubulus yang
terdiri 9 triplet, terletak disalah satu
kutub inti sel. Sentriol berperan
dalam kegiatan pembelahan sel
dengan membentuk benang spindel.
Benang ini yang menarik kromosom menuju ke kutub sel berlawanan.
g. Plastida
Plastida ialah organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang
berisi pigmen klorofil disebut kloroplas, fungsinya yaitu sebagai
organel utama dalam proses fotosintesis. Kroloplas berasal dari
proplastida, proplastida berukuran lebih kecil dari kloroplas dimana
terdapat sedikit bahkan tanpa membran internal.
Kloroplas terbungkus membran ganda, membran yang berperang
mengatur keluar masuk senyawa atau ion ke dandari dalam kloroplas.
Di membran internal kloroplas ada pigmen fotosintesis yang banyak
ditemui di permukaan luar membran internal yang disebut thilakoid.
Sedangkan plastida yang berisi pigmen selain klorofil (contoh:
fikoerithin, xantofil, karoten) disebut dengan Kromoplas. Plastida yang
tidak mempunyai warna (tidak berwarna) disebut leukoplas.

12
Ada macam-macam leukoplas berdasarkan bahan yang dikandungnyam
yaitu elaioplas (lipoplas) berisi lemak, amiloplas berisi amilum, dan
proteoplas berisi protein. Yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya
biasa.
h. Vakuola (Rongga Sel)

Vakuola tidak dimasukan dalam organel sel oleh beberapa ahli, benda
ini bisa dilihat melalui mikroskop cahaya biasa. Vakuola berisi garam-
garam organik, tanin (zat penyamak), glikosida, minyak eteris, enzime,
alkaloid, dan butir-butir pati. Selaput pembatas antara vakuola dengan
sitoplasma disebut Tonoplas. Pada beberapa spesies terdapat vakuola
kontraktil dan vakuola nonkontraktil.
Pada beberapa terdapat vakuola kecil
atau bahkan tidak ada, kecuali hewan
bersel satu. Hewan bersel satu
terdapat dua jenis vakuola yaitu
vakuola makanan dengan fungsi
dalam proses pencernaan intrasel dan
vakuola kontraktil yang berfungsi
sebagai osmoregulator.
i. Mikrotubulus
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai fungsi
untuk membentuk silia, flagela, sentriol dan benang-benang spindel,
serta mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Contoh
organel ini antaranya yaitu benang-benang gelembung pembelahan.

13
Mikrotubulus ini disusun oleh protein yang disebut tubulin. Diameter
mikrotubulus kira-kira 25 nm. Organel ini merupakan serabut penyusun
sitoskeleton terbesar.
j. Mikrofilamen
Organel mikrofilamen mirip seperti
mikrotubulus tetapi mempunyai
diameter yang lebih kecil. Bahan
pembentuk mikrofilamen
adalah miosin dan aktin seperti yang
ditemui pada otot. Berdasarkan hasil
penelitian, mikrofilamen ikut andil dalam proses pergerakan sel,
eksositosis, dan endositosis. Contohnya yaitu gerakan amuba.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Peroksisom atau badan mikro mempunyai ukuran sama seperti Lisosom
dan dibentuk dalam Retikulum Endoplasma Granular. organel
peroksisom ini terus menerus berasosiasi dengan organel sel lain,
banyak juga mengandung enzim katalase dan oksidae yang banyak
disimpan dalam sel-sel hati.
Peroksisom memiliki fungsi mengurangikan peroksida (H2O2) dimana
ini merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik menjadi oksigen
dan air. Badan mikro pada tumbuhan disebut Gliosisom, ikut andil
dalam proses pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.

2.3. Fungsi Sitoplasma


Fungsi penting sitoplasma adalah perannya dalam pergerakan organel-organel
serta sel secara keseluruhan. Diantaranya sebagai berikut:
Fungsi sitoplasma
 Sebagai perantara transportasi zat dari luar sel ke organel atau inti sel.
 Tempat berlangsungnya metabolisme dan sintesisi melalui berbagai reaksi
kimia.

14
 Sebagai tempat menyimpan nutrisi dan berbagai zat kimia yang dapat
digunakan untuk proses metabolisme sel.
 Pelarut untuk semua protein dan senyawa di dalam sel.
 Menjamin terjadinya pertukaran zat agar sel dapat berfungsi dengan baik.
 Memberikan bentuk pada suatu sel.
 Membantu pergerakan sel dari satu bagian ke bagian yang lain.
 Hampir semua aktivitas sel berhubungan dengan sitoplasma sel.

15
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Jadi Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada
sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada
sitoplasma terdapat sitoskeleton, berbagai organel dan vesikuli, serta sitosol
yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol
mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula dan menjadi
tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer bahan dari luar sel ke
organel atau inti sel.
3.2.Saran
Untuk para pembaca sekalian penulis memberi saran untuk kedepannya
dapat mengembangkan kajian teori tentang Biokimia Perikanan agar dapat
meningkatkan fungsi setiap organel-organel. Dan untuk penulisan makalah
berikutnya agar bersifat objektiv dalam penulisannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Ahmad Manarul. (2016). Struktur, Gambar, dan Fungsi Organel-Organel


Sel.[Online].Tersedia:http://www.yuksinau.com/2016/02/struktur-
fungsi-organel-organel-sel.html [4 maret 2018]
Fathoni, Ahmad. (2015). Struktur dan Fungsi Bagian-Bagian Sel. [online].
Tersedia:http://www.zonasiswa.com/2015/02/struktur-dan-fungsi-
bagian-bagian-sel.html [4 maret 2018]

17
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai