Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mata Kuliah PLPG

Nama: Maria Rosa Mistika M.


NIM/Kelas: 151424016/3-TKPB

Keluarga bahan kimia beracun dioxin yaitu sebagai berikut:


(a) Tujuh Polychlorinated Dibenzo Dioxins (PCDD);
(b) Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF); dan
(c) Duabelas Polychlorinated Biphenyls (PCB).
PCDD dan PCDF bukanlah produk kimia yang dikomersilkan, tetapi produk sampingan yang
secara tidak sengaja terjadi di dalam banyak proses pembakaran dan beberapa proses industri
kimia. PCB dengan sengaja diproduksi secara komersil dalam jumlah besar sampai produksi
tersebut dilarang di Amerika pada tahun 1977.

Sifat Fisik dan Kimia Dioksin dan Furan:

Gambar 1. Struktur Dioksin dan Furan

Teknologi Baru Mengurai Dioksin


1. Menggunakan Titanium dan Ultraviolet
Kini, sebuah teknologi baru telah dikembangkan untuk memecahkan dioksin yang
menyusahkan ini, yakni dengan memaparinya dengan cahaya dan mengubahnya menjadi sesuatu
yang tidak berbahaya.
Alat yang baru dikembangkan ini adalah sebuah alat untuk menghilangkan dioksin yang
menggunakan suatu zat yang disebut Titanium dioksida. Titanium Oksida adalah senyawa yang
Tugas Mata Kuliah PLPG
Nama: Maria Rosa Mistika M.
NIM/Kelas: 151424016/3-TKPB

banyak digunakan dalam pembuatan cat. Jika dikenai pada cahaya, terutama sinar ultra violet,
maka senyawa tersebut akan bereaksi dengan oksigen di udara, dan dapat memecahkan materi-
materi organik. Peralatan baru tersebut memanfaatkan sifat Titanium Oksida ini. Alat ini dipasang
pada pipa gas buangan fasilitas pembakar sampah atau incinerator. Bila sampah dibakar, maka
dioksin di dalam gas yang melalui pipa itu akan diurai menjadi karbon dioksida dan air, dengan
mengenai Titanium Oksida dalam alat itu dengan sinar ultra violet.
Dengan menggunakan silika gel (bahan penyerap kelembaban), para ilmuwan telah berhasil
menggunakan Titanium dioksida untuk mengurai dioksin. Silika gel tersbut — yang berdiameter
3 mm dan permukaannya dilapisi oleh Titanium Oksida — digunakan pada alat tersebut.
Permukaan silika gel ini memiliki banyak lubang, sehingga memperbesar luas permukaannya, dan
itu akan menarik dioksin terus menerus dengan daya serap yang besar.
Dioksin yang diserap ke dalam silika gel tersebut kemudian diurai oleh Titanium Oksida
yang dikenai pada sinar ultra violet. Hal yang menguntungkan, silika gel tembus pandang sehingga
cahaya dapat menembusnya dan menyebabkan reaksi kimia di seluruh tempat. Oleh karena itu, hal
ini dapat memecahkan dioksin dengan keandalan tinggi lebih dari 99 persen.
Peralatan yang baru dikembangkan ini sangat mudah untuk dipasangkan pada fasilitas
pembakar sampah/incinerator yang sudah ada. Dan juga teknologi baru ini ramah lingkungan. Di
masa lalu, cara menguraikan dioksin adalah dengan membakarnya pada suhu yang sangat tinggi
— sekitar 1000 derajat celcius –, namun dengan teknologi baru ini tidak diperlukan lagi energi
sebanyak itu.
Alat ini hanya perlu memaparkan Titanium dioksida pada sinar ultra violet, jadi biaya
operasinya hampir dapat dikatakan sangat rendah.
2. Mengurai Dioksin dengan Enzim
Baru-baru ini, Prof. K. Inoue dkk dari Kyoto University Jepang mengumumkan sebuah cara
baru menguraikan dioksin, yakni dengan menggunakan enzim hasil penemuannya. Enzim buatan
ini diperoleh dengan cara mengubah struktur gen pada enzim pengurai obat yang dimiliki oleh
semua binatang mamalia.
Pada dasarnya binatang mamalia memiliki sekumpulan enzim yang disebut cytocrom P-450,
yang bekerja menguraikan zat kimia di dalam tubuh sehingga menjadi tidak beracun. Kumpulan
enzim ini dapat juga menguraikan jenis dioksin yang tingkat toksisitasnya rendah, namun tidak
sanggup menguraikan jenis dioksin dengan tingkat toksisitas sangat tinggi seperti 2,3,7,8-
tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD). Prof. Inoue dkk membuat enzim buatan pengurai dioksin
jenis ini dengan cara mengambil satu jenis enzim dalam cytocrom P450 dari tikus. Dengan metoda
transgenik, gen dalam enzim ini diubah agar bisa membentuk molekul enzim dimana bagian yang
berfungsi mengikat zat kimia yang ingin diurai menjadi lebih panjang, kemudian gen ini ditransfer
ke ragi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa enzim buatan ini dapat menguraikan 1 molekul
2,3,7,8-TCDD perjam, yang berarti kecepatan mengurainya 10~100 kali lebih tinggi dari enzim
yang ada pada tubuh manusia.
Penelitian ini masih dalam tahap awal. Namun, menurut Prof. Inoue, jika ini berhasil akan
dapat diaplikasikan secara luas di berbagai bidang seperti menguraikan dioksin dalam bahan
makanan, tanah dan lain sebagainya.
Perlu diketahui, lebih dari 90% dioksin yang masuk kedalam tubuh kita adalah melalui
makanan, baru sisanya melalui pernafasan. Berarti, enzim temuan ini bisa jadi alat canggih untuk
menanganani dioksin yang sudah menjadi momok seluruh dunia.
Tugas Mata Kuliah PLPG
Nama: Maria Rosa Mistika M.
NIM/Kelas: 151424016/3-TKPB

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. T.t.
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/41012/4/Bab%202%20%202008lwa.
pdf [07 Mei 2018]
Aznan. T.t. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3478/1/farmakologi-aznan4.pdf [07
Mei 2018]

Anda mungkin juga menyukai