Anda di halaman 1dari 19

USAHA KATERING

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Katering

Oleh

Ifa Dwijayanti P17331115428

Rizky Amalia P1733111542

Priska Natasya P1733111542

Ana Dina Sakinah P1733111542

JURUSAN GIZI PROGRAM D-VI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia
serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat dapat menyelesaikan “Proposal Usaha
Katering” ini dengan tepat waktu. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
tugas Katering

Kami berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap orang yang
membacanya dan dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca. Kami pun
turut mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Pendapat serta saran
perbaikan yang membangun dari setiap pembaca, para ahli dan rekan sejawat sangat
diharapkan. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Bandung, Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ ii
BAB I ................................................................................................................................................. 1
GAMBARAN BISNIS .......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1
1.2. Gambaran Produk ............................................................................................................. 1
1.3.Tujuan ................................................................................................................................ 3
1.4. Visi dan Misi ................................................................................................................. 3
BAB II ................................................................................................................................................ 4
STRUKTUR PERUSAHAAN ................................................................................................................. 4
2.1. Struktur Organisasi....................................................................................................... 4
2.2. Pembagian Tugas ......................................................................................................... 4
BAB III ............................................................................................................................................... 5
PEMASARAN DAN STRATEGI ............................................................................................................ 5
3.1. Peluang Pasar ............................................................................................................... 5
3.2. Analisis Pesaing ............................................................................................................ 5
3.3. Target Pasar ................................................................................................................. 5
3.4. Strategi Pemasaran ...................................................................................................... 5
3.5. Kebijakan 4P ................................................................................................................. 6
BAB IV............................................................................................................................................... 7
PERIZINAN ........................................................................................................................................ 7
4.1. Perizinan....................................................................................................................... 7
4.2. Izin Gangguan ............................................................................................................... 7
BAB V................................................................................................................................................ 8
PERALATAN ...................................................................................................................................... 8

ii
4.1. Alat dan Bahan ............................................................................................................. 8
BAB VI............................................................................................................................................. 10
INSTALASI LISTRIK .......................................................................................................................... 10
BAB VII............................................................................................................................................ 11
TENAGA KERJA ............................................................................................................................... 11
BAB VIII........................................................................................................................................... 13
UJI COBA PRODUKSI ....................................................................................................................... 13
BAB IX ............................................................................................................................................. 14
OPERASIONAL ................................................................................................................................ 14

iii
BAB I

GAMBARAN BISNIS

1.1 Latar Belakang

Usaha bisnis makanan merupakan bisnis yang dapat terus bertahan dan mengalami
perkembangan seiring dengan meningkatnya kebutuhan kuliner masyarakat. Jumlah
penduduk Indonesia yang terus bertambah dari tahun ke tahun juga menyebabkan
kebutuhan masyarakat Indonesia terumata terhadap makanan terus bertambah. Selain
itu, makanan merupakan suatu kebutuhan baik sebagai kebutuhan pokok atau hanya
sekedar untuk kebutuhan kuliner/jajajan. Melihat hal tersebut maka bisnis dibidang
makanan dapat menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan.

Salah satu bisnis dibidang makanan yang saat ini sedang digemari di masyarakat
adalah Ayam Penyet. Rasanya yang unik dan dapat dikonsumsi oleh setiap golongan
membuat Ayam Penyet banyak dicari oleh masyarakat. Usaha Ayam Penyet dapat
menjadi usaha yang menjanjikan dan memberikan keuntungan karena bukanlah usaha
yang musiman, dengan adanya usaha Ayam Penyet diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat dan dapat menjadi makanan yang meningkatkan kesehatan
masyarakat

1.2. Gambaran Produk

Produk dari usaha ini adalah Ayam Penyet yang merupakan salah satu jenis
olahan yang berbahan dasar ayam. Ayam Penyet merupakan makanan yang tinggi
protein hewani dan memiliki rasa unik yang berasal dari sambalnya. Usaha Ayam
Penyet memiliki potensi untuk bertahan dan terus berkembang seiring dengan
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan makanan sehingga terdapatnya peluang
untuk sukses dengan berbisnis Ayam Penyet.

1
Analisis SWOT

a. Strenght (kekuatan)
- Banyak orang yang menyukai makanan olahan berbahan dasar ayam,salah
satunya ayam penyet yang memiliki rasa unik yaitu pedas manis.
- Penampilannya yang berwarna merah membuat selera makan meningkat dan
terlihat cantik.
- Membuat ayam penyet terbilang mudah untuk dilakukan.
- Bahan bakunya mudah untuk didapat. Harga tergolong terjangkau.
b. Weakness (kelemahan)
- Sudah cukup banyak yang menjual produk ayam penyet sehingga tingginya
saingan dalam berbisnis.
c. Oppurturrity (peluang)
- Banyaknya orang yang menyukai dan mencari ayam penyet.
- Usaha dibidang makanan tidak akan ada matinya.
- Laba yang didapat menjanjikan.
- Tingkat permintaan yang tinggi.
d. Treatment (ancaman)
- Persaingan dengan penjual lain dan adanya produk lain yang lebih menarik.
- Harga bahan baku yang cukup fluktiatif terutama bahan untuk membuat
sambal (cabai).
- Selera konsumen yang berubah.

2
1.3.Tujuan

1. Menyediakan menu dengan cita rasa yang khas dan lezat, dengan harga yang
terjangkau serta memberikan pelayanan yang bermutu dan berkualitas baik
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen
2. Memperoleh keuntungan yang masuk akal
3. Membuat dan memperkenalkan pada masyarakat luas tentang produk
makanan yang sehat dan bergizi

1.4.Visi dan Misi

Visi
1. Memberikan pelayanan terbaik secara maksimal
2. Menjadikan usaha ini sebagai jembatan antara selera dengan keinginan
konsumen yang bercita rasa khas dengan harga yang terjangkau

Misi

1. Menggunakan bahan makanan yang segar, berkualitas baik, sanitasi dan


hygine dalam serial tahap pelaksanaan dan memperkejakan tenaga yang
profesional
2. Memberikan kepuasan kepada pelanggan secara maksimal
3. Konsisten dari segi rasa dan penampilan
4. Terus melakukan inovasi baru baik dalam produk maupun pelayanan
5. Menjual menu dengan harga yang sesuai dan terjangkau segingga dapat
dinikmati dan diterima oleh konsumen
6. Membuka ditempat yang strategis
7. Berorientasi pada kepuasan konsumen dan lingkungan

3
BAB II

STRUKTUR PERUSAHAAN

2.1. Struktur Organisasi


usaha ini membutuhkan tenaga kerja sebanyak empat orang, yaitu 3 orang pada
bagian produksi dan satu orang pada bagian pemasaran. Berikut struktur organisasi
usaha ayam penyet
Pemilik usaha

Bagian administrasi Bagian produksi Bagian pemasaran


.

2.2. Pembagian Tugas

1. Pemilik usaha : pemberi modal usaha, mengordinir


jalannya usaha dan merangkap sebagai bagian administrasi dan keungan yang
bertugas sebagai pencatat arus kas masuk dan arus kas keluar usaha.
2. Bagian produksi : melakukan proses produksi ayam penyet
dengan menerapkan hygiene dan sanitasi makanan serta merangkap sebagai
petugas untuk menjaga kebersihkan di tempat berjualan.
3. Bagian pemasaran dan penjualan : memasarkan produk ke berbagai sosial
media dan melakukan pendekatan dengan pelanggan sehingga timbul kenyamanan
pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan.

4
BAB III

PEMASARAN DAN STRATEGI

3.1. Peluang Pasar


Bahan baku yang mudah didapat dan harganya yang relatif terjangkau
serta permintaan pasar yang cukup tinggi akan produk ayam penyet membuat
peluang untuk berbisnis di usaha ini masih terbuka lebar. Harga jual yang
terjangkau di kantong masyarakat serta rasa yang unik membuat masyarakat
berminat untuk membeli ayam penyet sehingga peluang untuk berhasil dalam
usaha ini besar.

3.2. Analisis Pesaing

Pelayanan pesaing yang kurang prima terutama dalam membanngun


kedekatan dengan pelanggan, dan menanggapi keluhan konsumen. Harga jual
yang digunankan tinggi dan tenaga penjamah makanan yang masih belum
menerapkan hygiene sanitasi makanan

3.3. Target Pasar


1. Segmentasi : seluruh kalangan masyarakat
2. Targeting : mahasiswa, pegawai dan masyarakat sekitar
3. Positionig : ayam penyet yang enak, aman, dan bergizi serta terjangkau.

3.4. Strategi Pemasaran

1. Pengembangan produk : produk akan dikembangkan dengan


membuat toping tambahan untuk ayam penyet sehingga dapat menghindari
kejenuhan konsumen.
2. Pengembangan wilayah pemasaran : produk akan dikembangkan wilayah
pemasarannya ke wilayah lain yang banyak terdapat kampus dan pegawai yang
bekerja.

5
3. Kegiatan promosi : produk akan dipromosikan melalui sosial
media sehingga lebih mudah untuk penyebaran informasinya.

3.5. Kebijakan 4P
1. Produk : ayam penyet merupakan makanan yang bercita rasa unik serta
dapat masuk ke semua golongan baik mahasiswa, pegawai maupun masyarakat
umum. Dapat dikonsumsi di lokasi berjualan atau dibawa ke tempat masing-
masing yang akan dikemas dengan dus khusus sehingga praktis.
2. Price : harga yang ditetapkan berdasarkan food cost dan
mempertimbangkan hal lainnya, maka ayam penyet dijual Rp 15.000/porsi. Harga
sudah termasuk nasi putih.
3. Place : tempat yang digunakan mudah dijangkau baik dengan kendaraan
atau berjalan kaki. Tempatnya bersih dan nyaman.
4. Promotion : promosi dilakukan dengan menggunakan sosial media serta
konsumen yang memberitahu kepada konsumen lainnya.

6
BAB IV

PERIZINAN

4.1. Perizinan
Usaha yang akan dijalankan membutuhkan aspek legalitas agar segala prosedur
dapat di pertanggung jawabkan secara hukum yang berlaku. Jenis perizinan yang
digunakan untuk memulai usaha ayam penyet ini adalah sebagai berikut.

1. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)


2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4. Akta Pendirian

4.2. Izin Gangguan


Tempat yang akan dipilih adalah tempat yang strategis untuk dilalui orang,
berada diantara orang-orang bekerja dan bersekolah seperti pabrik, sekolah, dan
universitas. Kenyamanan dari segi tempat makan seperti tidak bising, cukup luas,
serta bersih menjadi focus yang diperhatikan untuk meningkatkan kenyaman
pelanggan ketika makan. Maka dari itu, lokasi yang dipilih berada di daerah
Jatinangor yang disekelilingin oleh mahasiswa-mahasiswa UNPAD, ITB, STPDN,
serta masyarakat-masyarakat sekitarnya.

7
BAB V

PERALATAN

4.1. Alat dan Bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan untuk melakukan usaha ini perlu
dipertimbangkan sedimikan rupa agar perhitungan modal usaha tepat. Peralatan dan
bahan yang digunakan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.

Alat Jumlah

Kompor gas 2

Wajan besar 1

Wajan kecil 1

Panci besar 1

Tabung gas 2

Mutu dan Coet 1 pasang

Spatula 3

Sendok 50

Garpu 50

Piring rotan 50

8
 Bahan yang digunakan untuk 8 porsi ayam geprek.
Bahan Jumlah

Ayam 1 kg

Jahe 1 buah

Serai 1 buah cm

Bawang putih 5 siung

Bawang merah 5 siung

Jeruk lemon 1 buah

Kunyit 1 buah

Garam Secukupnya

Cabai merah 100 gram

Cabai rawit 100 gram

Gula Secukupnya

9
BAB VI

INSTALASI LISTRIK

Kebutuhan yang akan digunakan selama produksi memerlukan listrik dan air yang
berasal dari PLN dan PDM. Usaha ini membutuhkan daya listrik tegangan rendah 6.600
VA-200 kVA tarif menjadi Rp 1.108,70/kWh atau tegangan menengah di atas 200 kVA
tarif menjadi Rp 1.108,70/kWh serta kebutuhan air sebesar 5 liter/ m2 luas lantai /hari
agar kegiatan produksi ini dapat berjalan dengan lancar.

10
BAB VII

TENAGA KERJA

1. Capability

Biasanya berkaitan dengan kemampuan nalar, kecerdasan, berpikir sistematis.


Tenaga kerja yang disebut capable, atau memiliki kemampuan jika memiliki
tingkat kecerdasan maksimal yang dibutuhkan. Capability juga mensyaratkan
adanya skill atau keahlian dalam melakukan pekerjaan.

2. Capacity

Capacity yaitu kapasitas maksimum atau potensi kemampuan seseorang yang


ditunjukkan dengan keahlian memecahkan masalah (problem solving skill),
mengerjakan beban kerja yang berat, mengatasi stress akibat pekerjaan, membuat
prioritas/jadwal, dan sebagainya. Untuk menilai dan menentukan apakah tenaga
kerja memiliki kapasitas yang tinggi, berikan beban kerja yang tinggi dengan
deadline. Tenaga kerja yang memiliki kapasitas yang besar, tidak mudah stress
ketika diberikan tugas yang lebih berat dan deadline yang mepet. Tapi mereka
yang memiliki kapasitas rendah, akan cepat stress dan menurun kualitas kerjanya.

3. Creativity

Kreatifitas ditunjukan dalam kemampuan memecahkan masalah di luar


kelaziman sehingga menjadi lebih efektif, lebih efisien, lebih cepat, lebih
menguntungkan. Tenaga kerja yang memiliki kreatifitas tinggi biasanya mampu
berpikir di luar dugaan orang banyak. Bisa menemukan perspektif, cara pandang
baru yang membuat pekerjaan jadi lebih efektif, lebih mudah, lebih efisien.

4. Character

Karakter yaitu watak dasar manusia yang ditunjukkan dalam perilaku sehari-
hari, sikap, sopan-santun, kemampuan mengendalikan emosi, dan bagaimana
11
orang merespon sebuah kejadian. Untuk menilai watak dasar manusia ini
diperlukan test seperti MBTI (Myers Briggs Type Indicator) atau DISC. Test ini
dapat menunjukkan bagaimana watak dasar seseorang dilihat pada kondisi normal
dan dalam penuh tekanan. Dari peta karakter yang dihasilkan, kita bisa
meramalkan apakah seseorang cocok untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan
cara membandingkannya dengan job profile dari pekerjaannya. .

5. Credibility

Kredibilitas ditunjukan melalui kejujuran, integritas sehingga calon tenaga


kerja dapat dipercaya, dapat diandalkan untuk memikul tanggung jawabnya
dengan benar. Tanpa kredibilitas tersebut, perusahaan tidak percaya kepadanya.
Track record menjadi sangat penting di level ini.

6. Commitment

Komitmen ditunjukkan melalui kesungguhan dalam menyelesaikan tugas,


walaupun dalam kondisi yang sulit atau tidak menguntungkan. Rasa tanggung
jawab ini jauh lebih bernilai ketimbang skill, kapasitas, passion dan sebagainya.
Jika orang hanya bermodal passion atau gairah, namun tidak memiliki komitmen
maka ia hanya mau melakukan pekerjaan yang disukainya. Jika ia menghadapi
situasi yang tidak menguntungkan atau harus melakukan pekerjaan yang tidak
disukainya, ia akan pergi meninggalkan perusahaan.

7. Compatibility

Kompatibilitas ditunjukkan dalam kepatuhan, kecocokan dengan budaya


perusahaan, dapat bekerja sama dengan tim dan rekan kerja, dapat bergaul dengan
orang atau lingkungan sekitarnya.

12
BAB VIII

UJI COBA PRODUKSI

Kegiatan ini dilakukan dalam skala kecil. Resep dan bahan bahan yang digunakan
harus sama sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya telah ditentukan. Hal itu
bertujuan agar produk yang dihasilkan nantinya pada tahap skala besar atau dalam proses
operasional menghasilkan produk yang sama. Jika dalam proses ini terjadi perbedaan
hasil yang diharapkan, maka segala bentuk pengurangan, penambahan, penggantian perlu
dilakukan proses pencatatan. Sehingga hasil pencatatan tersebut dapat digunakan untuk
bahan evaluasi sebelum pindah ke tahap selanjutnya. Standarisasi resep terus dilakukan
agar hasil yang diperoleh sesuai dengan keinginan yang sudah direncanakan.

Pada tahap ini, tenaga kerja dalam proses produksi perlu dilibatkan. Hal tersebut
perlu dilakukan karena agar mereka nantinya dapat melakukan secara terbiasa. Sehingga
bila terjadi kesulitan dalam proses produksi, maka pihak rumah makan dapat mencari
bersama-sama solusi terbaik. Karena kepuasan konsumen sangat menjadi acuan dalam
keberhasilan usaha, maka kesesuaian kesukaan dan tren masyarakat perlu menjadi
perhatian. Dari berbagai kesukaan tiap konsumen yang beragam, untuk dapat
mewujudkan keinginan tersebut maka kita dapat melakukan inovasi menu. Kita dapat
membuat pilihan rasa yang berbeda-beda.

13
BAB IX

OPERASIONAL

Pada tahap ini produk harus benar-benar yakin untuk siap dipasarkan. Hal tersebut
perlu dilakukan karena jika produk belum siap, maka konsumen yang akan datang juga
akan merasa ragu tentang apa yang akan dibeli. Keberhasilan usaha tidak akan diperoleh
tanpa adanya action atau tindakan untuk memulai usaha. Dengan memulai usaha, maka
kita akan mengetahui apakah usaha yang dilakukan kelak akan berkembang dan sukses
ke depannya atau tidak. Dari adanya action yang nyata juga akan membantu untuk
menemukan kekurangan yang ada dalam berwirausaha dan apa langkah yang harus
dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan itu secepatnya. Kepiawaian untuk dapat
bersaing dengan pengusaha lainnya akan diuji saat melakukan tahap ini. Jika dapat
bersaing, maka kita sudah dekat dengan gerbang kesuksesan dalam berusaha.

Dalam proses pelayanan yang diberikan saat tahap ini yang kurang memuaskan
akan menyebabkan berkurangnya konsumen atau bahkan hilang karena berpindah ke
tempat lain. Hal ini merupakan tantangan besar dalam membangun citra usaha yang
tidak hanya mampu membuat dan membangun tetapi juga dapat memberikan pelayanan
yang memuaskan. Untuk meningkatkan keuntungan, harus berusaha melakukan
perubahan terhadap efektivitas dan efisiensi kegiatan usahanya. Prinsip utama dalam
berbisnis adalah bagaimana meningkatkan profit, meminimalkan biaya, serta membuat
produk menjadi unggul sehingga produk dapat diterima dipasaran. Maka hal tersebut
sangat bergantung pada perencanaan yang telah dilakukan dan penerapan operasional
dalam tahap ini.Promosi dapat digunakan untuk mengenalkan produk kepada
masyarakat.sehingga konsumen dapat tertarik membeli produk yang telah dibuat. Pada
tahap ini sangat menentukan konsumen yang akan datang, jika promosi yang dilakukan
kurang efektif maka hasilnya pun konsumen yang datang akan sedikit.

14
15

Anda mungkin juga menyukai