Anda di halaman 1dari 21

JURNAL TEKNIK SIPIL

PERENCANAAN TEBAL LAPIS PERKERASAN JALAN


MUARA LEMBAK – PELABUHAN RONGGANG DENGAN
METODE ANALISA KOMPONEN

RAHMAT RAUF
NPM. 07.11.1001.7311.206

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
SAMARINDA
2013
LATAR BELAKANG
Jalan Sangatta - Sangkulirang adalah ruas jalan lintas
utara yang merupakan jalan utama yg menghubungkan
antar kota, kecamatan, dan desa serta tempat – tempat
kawasan pusat perdagangan
Perkerasan jalan yang sudah ada pada ruas jalan Muara
Lembak ke Pelabuhan Ronggang adalah jenis konstruksi
lapis perkerasan berbutir yg dikerjakan sejak thn 1998
Sejak jalan tersebut telah dibuka sampai saat ini volume
kendaaraan terus meningkat, sehingga ruas jalan
tersebut banyak yang mengalami penurunan kualitas,
seperti berlubang, pemisahan butiran dan bergelombang
Penelitian ini akan mendata, menganalisa dan
memprediksikan penyebab kerusakan dan perbaikan
akan dilakukan, sehingga ruas jalan Muara Lembak ke
Pelabuhan Ronggang dapat dilakukan perbaikan.
MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Untuk mengetahui nilai tebal lapis perkerasan
lentur dgn perhitungan dari LHR, pertumbuhan
lalu lintas, daya dukung tanah, nilai koefisien
kendaraan, faktor regional & data curah hujan

B. TUJUAN
Untuk menganalisa dari existing jalan yg ada,
seperti tanah dasar, lapisan pondasi,
perkerasan lapis penutup aspal, dan
menghitung data-data yang ada sehingga
didapat nilai tebal lapis perkerasan
RUMUSAN MASALAH
1. Berapakah jumlah volume kendaraan
yang melintasi jalan tersebut ?
2. Berapakan nilai dari tebal lapis
perkerasan jalan Tahun 2013 ?
3. Pada tahun berapakah kelayakan jalan
tersenut di lapis dengan Lapis
Perkerasan Lentur (rigid pavement) ?
BATASAN MASALAH
1. Nilai daya dukung lapis tanah dasar (DDT)
dengan menggunakan grafik korelasi CBR
dan DDT
2. Lintasan Harian Rata-Rata (LHR)
3. Perencanaan tebal lapis perkerasan untuk
tahun 2013
4. Perencanaan tebal lapis pekerasan lentur
(rigid pavement) untuk jenis perkerasan
beraspal
LOKASI PENELITIAN

AKHIR LOKASI
PENELITIAN

STA. 82 + 950

AWAL LOKASI
PENELITIAN

STA. 74 + 950
METODE PENGUMPULAN DATA
1. OBSERFASI LAPANGAN
2. Pengumpulan Data Sekunder
3. Pengumpulan Data Primer
4. Evaluasi dan Pembahasan
5. Analisis Perhitungan
6. Kesimpulan
BAGAN ALIR
PENGUMPULAN DATA
1. Tinjauan Pustaka
2. Pengumpulan Data Sekunder
3. Pengumpulan Data Primer
4. Evaluasi dan Pembahasan
5. Kesimpulan
6. Saran / Rekomendasi
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1. DATA LHR AKHIR TAHUN 2012
BERAT JUMLAH
N0. JENIS KENDARAAN KENDARAAN KENDARAAN/HARI
1 Ton 172
1 Sepeda Motor
2 Ton 84
2 Mobil Penumpang 5 Ton 4
3 Bus 13 Ton 45
4 Truck Ringan (2 as) 20 Ton 37
5 Truck Berat (3 as)

JUMLAH 342

2. DATA LHR PERTENGAHAN TAHUN 2013


BERAT JUMLAH
N0. JENIS KENDARAAN KENDARAAN KENDARAAN/HARI
1 Ton 180
1 Sepeda Motor
2 Ton 91
2 Mobil Penumpang
5 Ton 6
3 Bus
13 Ton 52
4 Truck Ringan (2 as)
20 Ton 41
5 Truck Berat (3 as)
370

JUMLAH
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3. DATA PERENCANAAN TEBAL LAPIS PERKERASAN

N0. DATA KEGIATAN NILAI PERENCANAAN

1 Pertumbuhan Lalu Lintas (i) 7,568 %

2 Umur Rencana (UR) 1 Tahun (Pertengahan Tahun 2013

3 Kelandaian Jalan (tabel 2.13) >6%

4 Klasifikasi Jalan Arteri

5 Hasil Grafik Korelasi Nilai DDT 5,25 Kg/cm2

6 Persen kendaraan berat < 30 %, yaitu 26,757 %

7 Curah Hujan Rata-rata per tahun < 900 mm/thn

8 CBR, Tanah Dasar (data sekunder) 6,652 %

9 Indek Permukaan pada akhir awal rencana (IPo) (tabel 2.13), hal 49 < 2,4

10 Faktor Regional (FR), (tabel 2.12), hal 48 1,0

11 Koefisien Distribusi Kendaraan (C), (tabel 2.15) hal 51 0,5


ANALISA DAN PEMBAHASAN
4. Hasil Analisa Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan Lentur :

a) Jumlah LHR Awal Umur Tahun Rencana 2013 = 399 kend./hari/lajur

b) Jumlah LHR Akhir Umur Tahun Rencana 2013 = 574 kend./hari/lajur

c) Lintasan Ekivalen Permulaan (LEP) = 52,6966

d) Lintasan Ekivalen Akhir 2013 (LEA2013) = 56,8610

e) Lintasan Ekivalen Akhir 2018 (LEA2018) = 81,6630

f) Lintasan Ekivalen Tengah 2013 (LET2013) = 54,7788

g) Lintasan Ekivalen Tengah 2018 (LET2018) = 67,1798

h) Lintasan Ekivalen Rencana 2013 (LET2013) = 5,47788

i) Lintasan Ekivalen Rencana 2018 (LET2018) = 33,5899

j) Indeks Tebal Perkerasan 2013 (ITP2013) = 3,40 cm

k) Indeks Tebal Perkerasan 2018 (ITP2018) = 4,60 cm


ANALISA DAN PEMBAHASAN
5. Perhitungan Bertahap Tebal Perkerasan Tahun 2013 :

ITP = (a3 x D3), dimana :


o a3 = Koefisien kekuatan relatif lapis tanah dasar = 0,12
o D3 = Tebal lapis Permukaan yang direncanakan = ?
Untuk a2, koefisien kekuatan relatif, lihat tabel 2.14, hal 51
maka didapat ITP 2013 = 5,00 cm, di dapat D1
ITP 2013 = (a3 x D3)
3,40 = (0,12 x D3)
D3 = (3,40 / 0,12)
D3 = 28,30 cm 29 cm
ANALISA DAN PEMBAHASAN
6. Perhitungan Bertahap Tebal Perkerasan Tahun 2013 :

ITP = (a1 x D1 + a2 x D2 ), dimana :


a2=Koefisien kekuatan relatif lapis tanah dasar = 0,14
D2=Tebal lapis Permukaan yang direncanakan =?
a3=Koefisien kekuatan relatif Lapis Pondasi Agregat Klas B = 0,12
D3=Tebal Lapis Lapis Pondasi Agregat Klas B = 29 cm
Untuk a2, koefisien kekuatan relatif, lihat tabel 2.14, hal 51
maka didapat ITP 2013. adalah :
ITP 2013=(a2 x D2 + a3 x D3)
3,40=(0,14 x D2 + 0,12 x 29)
3,40=(0,14 x D2 + 3,48)
D2=(3,48-3,40) / 0,14
D2=5,714 cm ~ 6,00 cm
ANALISA DAN PEMBAHASAN
7. Perhitungan Bertahap Tebal Perkerasan Tahun 2018 :

ITP = (a1 x D1 + a2 x D2 + a2 x D3), dimana :


a1= Koefisien kekuatan relatif lapis tanah dasar = 0,40
D1 = Tebal lapis Permukaan yang direncanakan = ?
a2= Koefisien kekuatan relatif lapis tanah dasar = 0,14
D2 = Tebal lapis Permukaan yang direncanakan = 6,0 cm
a3= Koefisien kekuatan relatif Lapis Pondasi Agregat Klas B = 0,12
D3 = Tebal Lapis Lapis Pondasi Agregat Klas B = 29 cm
Untuk a2, koefisien kekuatan relatif, lihat tabel 2.14, hal 51
maka didapat ITP 2018. adalah :
ITP 2018= (a1 x D1 + a2 x D2 + a3 x D3)
4,60= (0,40 x D1 + 0,14 x 6,0 + 0,12 x 29)
4,60= (0,40 x D2 + (0,84 + 3,48)
D2= (4,60-4,32) / 0,40
D2= 0,7 cm ~ 1,00 cm
ANALISA DAN PEMBAHASAN

• Dari hasil perhitungan bertahap didapat tebal


perkerasan agregat pondasi klas B dengan tebal 29 cm
persyaratan tebal minimum untuk agregat klas B dengan
ITP 3,40 cm adalah > 20 Cm (tabel 2.18, hal 53).
• Tebal agregat klas A adalah didapat 6 cm dengan
persyaratan tebal minimum untuk agregat klas A adalah
> 10 cm, jadi agregat Klas B didapat tidak mencukupi
dari yang dipersyaratkan.
• Untuk Rencana 5 tahun yang akan datang yaitu pada
tahun 2018 struktur lapis tambah untuk perkerasan
Laton hanya dapat tebal 1,0 cm, sehingga untuk 5 tahun
yang akan datang tidak dimungkinkan untuk dilapisi
Laston karena persyaratan Laston Minimal 5,0 cm (tabel
2.17, hal 53, SNI 03-1732-1789)
PENUTUP
1. KESIMPULAN

• Volume kendaraan yang melintasi ruas jalan Muara


Lembak ke Pelabuhan Ronggang tahun 2013 adalah
370 Kendaraan/Hari/2 Arah

• Tebal lapis perkerasan bertahap pada tahun 2013


didapat :

• Agregat Klas B = 29 cm, Tahun 2013 dapat di lapis


Klas B tebal minimum yang disyaratkan 20 cm

• Agregat Klas A = 6,0 cm, Tahun 2013 belum dapat


di lapis Klas A dikarenakan persyaratan tebal
minimum 10 cm

• Tebal Laston pada tahun 2018 (5 tahun yang akan


datang), hasil perhitungan didapat 1,0 cm
PENUTUP
2. SARAN

• Untuk perkerasan Laston pada tahun 2018 hasil perhitungan


didapat 1,0 cm, ini belum saatnya dilapisi dengan Laston
mengingat LHR pada ruas jalan tersebut masih rendah.
• Agregat Klas B yang di hampar pada tahun 2013 harus dirawat dan
dipelihara selama umur layanan.

• Bila masa layanan dan volume kendaraan untuk LHR telah


memenuhi untuk dilapisi Agregat Klas A, maka harus segera
dilapisi dengan lapis penutup dengan lapis aspal agar lapis
pondasi agregat tidak terjadi segradasi
• Drainase pada badan jalan harus selalu dirawat agar badan jalan
dan lapis pondasi agregat tetap terpelihara dengan baik.

• Sebelum dilakukan lapis aspal LASTON ACBC sebaiknya lapis


pondasi agregat dilakukan perapian badan jalan dan
pembentukkan permukaan badan jalan agar saat pengaspal tebal
lapis aspal sesuai dengan yang disyaratkan
DAFTAR PUSTAKA
• Alamsyah, A.A,2001, Rekayasa Jalan Raya, Edisi Kedua,
UMM, Malang
• Anonim, 1983, Kumpulan Standar Nasional Indonesia (SNI),
Departemen Pekerjaan Umum.
• Asiyanto, 2008, Tebal Perkerasan Jalan Raya, Penerbit
Ganesa Bandung
• Cristady Hardiyatmo, Harry, 2007, Pemeliharaan Jalan Raya,
Penerbit Gajah Mada University Press.Jalan Raya, Cipta
Science Team, Malang
• Dinas Pekerjaan Umum, 1989, Perencanaan Tebal Lapir
Perkerasan Dengan Analisa Komponen, Litbang Departemen
Pekerjaan Umum
• Dinas Pekerjaan Umum dan Kimpraswil, 2004, Spesifikasi
Teknis, Buku 3, Kalimantan Timur
• Hendrasin L,S, 2000, Rekayasan Transportasi, Penerbit Nova,
Bandung
DAFTAR PUSTAKA
• Hendrasin L,S, 2000, Rekayasan Transportasi, Penerbit Nova,
Bandung
• Saodang, Hamirhan. 2005, Konstruksi Jalan Raya, Penerbit
Nova, Bandung
• Saodang, Hamirhan. 2005, Perancangan Perkerasan Jalan
Raya, Penerbit Nova, Bandung
• Sasmoko Adi, Ari, 2007, Diktat Mata Kuliah Teknologi Bahan
Jalan, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda
• SNI 03-1732-1989, Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan
Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen.
Departemen Pekerjaan Umum.
• Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya.
Penerbit Nova Bandung
• Sunggono, Ir, 1995, Buku Teknik Sipil, Penerbit NOVA,
Bandung

Anda mungkin juga menyukai