Evaluasi kinerja merupakan keefektivitasan penilaian secara periodik dalam operasional suatu organisasi, sub unit, dan personil yang sesuai dengan tujuan, standar, dan kriteria. Tujuan utama dari evaluasi kinerja adalah untuk memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan untuk menghasilkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
B. Kegunaan dari Evaluasi Kinerja
1. Untuk mengelola organisasi secara efektif dan efisien dengan memaksimalkan motivasi karyawan. 2. Untuk membantu dalam keputusan personel seperti promosi, transfer, dan pengakhiran kerja. 3. Untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan secara spesifik dan untuk menyediakan kriteria penyeleksian dan evaluasi program pelatihan. 4. Untuk memberikan feedback kepada karyawan tentang bagaimana atasan memandang kinerja mereka. 5. Untuk memberikan dasar untuk memberikan alokasi penghargaan.
C. Motivasi Sebagai Alat Untuk Mempromosikan Efisiensi Operasional
Teori harapan (Expectancy Theory) dimana dalam teori ini mengatakan bahwa perilaku dipengaruhi oleh upaya untuk mencapai kepuasaan pribadi sehingga teori ini memfokuskan tiga hubungan, yaitu sebagai berikut: 1. The effort necessary to achieve the goal (upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan). Hubungan antara upaya untuk mencapai tujuan dengan kinerja karyawan dimana prioritas yang dipersepsikan oleh individu yang mengeluarkan sejumlah upaya/cara tertentu akan mendorong kinerja karyawan tersebut. 2. Performance and reward (kinerja dan penghargaan). Hubungan antara kinerja karyawan dengan hasil yang didapatkan dimana karyawan akan menyakini tingkatan kinerja tertentu akan mengakibatkan dan mendorong tercapainya suatu hasil yang diharapkan karyawan tersebut. 3. Rewards satisfying personal goal (penghargaan untuk personal). Hubungan antara hasil yang diharapkan dengan tujuan pribadi dimana karyawan akan berusaha mencapai hasil yang dia harapkan dengan berbagai cara sehingga adanya daya tarik terhadap hadiah (rewards) organisasi untuk karyawan untuk memenuhi tujuan pribadinya.
D. Pengaruh Rewards dalam Perilaku
Ada tiga cara untuk membentuk perilaku orang-orang (karyawan) yang bekerja dalam organisasi yaitu: 1) Positive Reinforcement adalah suatu rangsangan yang diberikan untuk memperkuat kemungkinan munculnya suatu perilaku yang baik sehingga respon menjadi meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (pujian atau hadiah). 2) Negative Reinforcement adalah peningkatan frekuensi suatu perilaku positif dikarenakan berkurang maupun hilangnya rangsangan yang merugikan (tidak menyenangkan). 3) Punishment adalah obat yang umumnya digunakan untuk perilaku yang tidak diinginkan. Dalam organisasi, alat yang paling efektif adalah Positive Reinforcement dikarenakan sikap manusia yang menginginkan reward sehingga perilakunya akan berubah menjadi lebih positif dan menguntungkan perusahaan. 1. Tipe - tipe rewards dan manfaat Siegel-Marconi (1989) dalam bukunya menyatakan bahwa penghargaan dibedakan menjadi penghargaan intrinsik dan penghargaan ekstrinsik. Penghargaan ekstrinsik dibedakan menjadi penghargaan ekstrinsik langsung (gaji, upah, imbalan berdasarkan kinerja) dan penghargaan ekstrinsik tidak langsung (program proteksi bayaran diluar jam kerja, fasilitas-fasilitas untuk karyawan). Penghargaan intrinsik, yaitu penghargaan yang diterima seseorang sebagai imbalan atas jerih payahnya yang tidak dalam bentuk uang. Biasanya penghargaan tersebut dapat berupa rasa aman dalam pekerjaan, simbol/status, penghargaan masyarakat dan harga diri. Penghargaan intrinsik dapat ditingkatkan dengan teknik seperti pengayaan pekerjaan, peningkatan tanggung jawab, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan upaya lain yang mengarah pada peningkatan harga diri rakyat dan dorongan untuk unggul. 2. Langkah-langkah dalam mengevaluasi kinerja aspek keperilakuan Langkah-langkah yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja adalah sebagai berikut: 1) Menentukan segmen dan kegiatan yang akan dikendalikan oleh individu yang terkait Jika seseorang akan akuntabel terhadap kinerjanya maka seharusnya ada tanggung jawab yang jelas terhadap pekerjaannya sedangkan jika organisasi tidak hati-hati dalam menyeting pemetaan tanggung jawab sehingga tujuan yang telah ditentukan akan lebih mudah tercapai. Untuk menghasilkan motivasi karyawan yang efektif, berikut ini beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut: 1. Tanggung jawab harus konsisten terhadap masing-masing wewenang manager untuk menentukan pendapatan dan biaya. Disini manager harus menekan biaya dan menghasilkan pendapatan agar laba yang didapat lebih besar. 2. Definisi tanggung jawab harus akurat dan adil. Lingkup dari tanggung jawab dan wewenang manajer harus jelas sehingga tidak ada yang dirugikan. 3. Untuk meningkatkan kontrol operasional, lingkup dari tanggung jawab harus efektif dan efisien dan jika perlu digunakan pembagian tugas yang jelas. Untuk mengevaluasi kinerja aktual, sistem seharusnya berhati-hati dalam menentukan standar biaya untuk prediksi biaya dan alokasi anggaran untuk biaya tidak terduga (discretionary, advertising). 4. Kriteria evaluasi kinerja harus sesuai dengan lingkup dari tanggung jawab yang telah ditugaskan.
2) Menetapkan kriteria kinerja (kebijakan, tujuan, dan standar) untuk setiap
segmen dan aktivitas organisasi Dalam kenyataannya, tujuan karyawan berbeda dengan tujuan perusahaan sehingga dibutuhkan tujuan yang mewakili keduanya sehingga masing-masing mendapatkan keuntungan. Perusahaan harus menentukan kriteria kinerja yang berisi profitabilitas, pangsa pasar, dan lain-lain. Kriteria Penjelasan Measureability Kriteria dari kinerja terkadang sulit untuk diukur seperti of Criteria product leadership. Jadi diperlukan penentuan salah satu kriteria yang dianggap paling banyak menarik perhatian dalam mengevaluasi kinerja sehingga manajer akan lebih memusatkan perhatian di kriteria tersebut. Time Span on Masalah yang sering muncul dalam kriteria evaluasi kinerja Resources and adalah rentang waktu untuk mengembangkan sumber daya. Expenses Kesulitan untuk menentukan biaya atas pengembangan tersebut dikarenakan rentang waktu pengembangan yang menyulitkan pembebanan biaya.
Weights Bobot penugasaan dan aturan kriteria evaluasi kinerja sangat
Assigned to penting dimana hal ini memberi sinyal manajemen level atas Criteria peduli dan mempengaruhi perilaku manajemen level bawah. Performance Kriteria kinerja adalah tujuan kinerja seluruh perusahaan Indices versus berdasarkan struktur tujuan beberapa perusahaan sedangkan Performance indikasi kinerja adalah indikasi setiap tujuan kinerja masing- Criteria, masing individual atau segmen yang harus distabilkan seperti rasio keuangan. Behavioral Terdapat tiga tipe yang digunakan untuk mengukur kuantitas Aspects of yaitu: (1) Single Criterion Measures (Indices) dimana Usage pengukuran kriteria hanya menggunakan satu kuantitas; (2) Multiple Criterion Measures (Indices), dimana pengukuran kriteria yang serentak menggunakan banyak kuantitas; (3) Composite Criterion Measures (Indices), dimana pengukuran kriteria melibatkan beberapa jumlah terpisah yang diukur, berbobot, dan kemudian dirata-rata (adanya kriteria tersendiri). Rate of Return Merupakan indeks untuk mengukur profitabilitas dalam on Investment evaluasi kinerja. Keuntungan dari ROI dapat digunakan untuk membandingkan kinerja antar perusahaan dengan ukuran yang sama dan dapat digunakan untuk mengukur investasi yang dilakukan serta sebagai pengontrol biaya, efisiensi penggunaan aset. Residual Merupakan kelebihan dari laba bersih atas laba yang Income, diinginkan dimana diukur dengan bunga modal yang digunakan. Rasio ini digunakan pada pengukuran evaluasi kinerja yang mengalami ekspansi dikarenakan pada pengukurannya memasukkan investasi dalam formulanya.
3) Mengukur kinerja aktual
Langkah berikutnya dalam mengevaluasi kinerja adalah mengukur hasil aktual dari segmen atau kegiatan. Meskipun muncul sebagai objektif, secara berulang-ulang, dan rutin namun pengukuran tersebut masih memicu tanggapan disfungsional dimana orang akan berusaha untuk memanipulasi informasi agar sesuai dengan tujuan pribadi mereka. Tindakan Penjelasan manipulasi Smoothing Mencakup semua kegiatan yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi aliran data tersebut dimana hal tersebut dilakukan dengan mempercepat atau menunda pesan. Biasing Para manajer mengeset pesan yang menghasilkan gambaran yang paling menguntungkan dari kinerja mereka. Gaming Manipulasi hasil kinerja aktual juga dapat dicapai dengan memanfaatkan berbagai aspek dari hubungan atasan dengan bawahan. Mengacu pada perilaku di mana pengirim bertindak untuk menyebabkan pesan yang diinginkan untuk dikirim. Focusing and Fokus dengan menyorot pesan yang menguntungkan dan Illegal Acts menyembunyikan yang tidak menguntungkan. Tindakan ilegal tidak terbatas hanya pada aliran produksi namun juga pada berbagai aliran yang lain seperti penjualan dan berfungsi untuk menggambarkan kesan lebih menarik bagi calon investor.
4) Perbandingan Kinerja Aktual dan yang Diharapkan
Perbandingan antara kinerja aktual dan yang diharapkan telah dilakukan melalui laporan kinerja periodik. Umpan balik ini ke manajer ditujukan untuk menentukan inefisiensi dan efisiensi kinerja. Laporan kinerja harus secara jelas membedakan diantara barang yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan. Laporan kinerja harus melibatkan semua penyimpangan atau variasi kinerja aktual dari ekspektasi. Laporan kinerja harus ditujukan dalam kebutuhan dan pengalaman penggunanya. Pelaporan kepada manajemen puncak harus mewakili rangkuman yang komprehensif dari aspek vital operasional perusahaan. Dikarenakan laporan kinerja dipersiapkan oleh akuntan, mereka didominasi tabulasi statistik keuangan. 5) Analisis Variansi Satu permasalahan dalam menentukan penyebab dari variansi adalah manajer dan bawahannya tidak bekerja sama dalam investigasi. Untuk membuat proses interpretasi variansi dan deteksi penyebab secara perilaku efektif, konferensi grup dan individu harus diadakan pada level manajemen yang berbeda-beda. Konferensi harus digunakan sebagai sesi pemecahan masalah bersama dan partisipasi yang aktif haruslah didorong. 6) Tindakan Korektif Langkah akhir dalam proses evaluasi kinerja adalah mengambil tindakan koreksi untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan memodifikasi perilaku yang tidak diinginkan.
E. Aspek Perilaku Evaluasi Kinerja Menggunakan Informasi Akuntansi
1. Hubungan antara Struktur Organisasional ke Struktur Laporan Keuangan Jika struktur organisasi dan struktur pelaporan sesuai, terdapat harmoni diantara tanggung jawab manajer dan pengendalian pada penghasilan dan/atau beban. Evaluasi kinerja akan dipersepsikan adil dan berarti dan akan menuntun perilaku dan aspirasi masa depan. Untuk meningkatkan ketertarikan motivasional dari pengukuran kinerja dan evaluasi, laporan kinerja harus mengandung informasi "kebutuhan-untuk-tahu". Semua kondisi yang berdisfungsi harus diminimalisasi melalui konstruksi yang hati-hati pada sistem tanggung jawab akuntansi. 2. Tingkat Partisipasi pada Pengaturan Standar Untuk meminimalkan komplain dan mendorong diterimanya tujuan anggaran dan standar kos sebagai hal yang realistis dan adil, manajer segmen harus berpartisipasi dalam pengarutan pengukuran uang digunakan dalam evaluasi kinerja mereka. Jika mereka memiliki suara yang cukup dalam menentukan tujuan anggaran dan standar kos, mereka akan mempersepsikan hal tersebut adalah beralasan, dan menerima hal tersebut sebagai legitimasi, dan akan mencoba untuk mencapai hal tersebut. 3. Level Pengertian Sistem Akuntansi Semakin manajer mengerti sistem, kemungkinan lebih besar fungsinya akan efektif. Pengabaian dari komposisi dan sasaran pengendalian akuntansi dan evaluasi sistem kinerja akan menghasilkan ketidakpercayaan, kecemasan, dan ketegangan yang berlebihan. DAFTAR PUSTAKA
Gary Siegel, Helene Ramanauskas-Marconi. 1989. Behavioral Accounting. South Western: