Anda di halaman 1dari 24

KEPERAWATAN MATERNITAS II

(ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT RADANG PANGGUL(PID)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

ASTI WINDA WATI (163010056)


LISA (163010076)
MESA PRAYOGA (163010080)
NANA ROMADANTI (163010085)
NUR SYAFRIDAWATI (163010088)
SUCI DESRIANTI (163010098)
TRI AGUSTINA (163010104)
VINNA INDAH SARI (163010102)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt, yang


memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesehatan dan
kesempatan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Asuhan
keperawatan Penyakit Radang Panggul(Pid) Makalah ini tidak tersusun dengan
sempurna dan masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisannya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu


pengetahuannya. Mudah-mudahan makalah yang sederhana ini bisa dipahami bagi
siapapun yang membacanya, dengan pemahaman yang di dapatkan pembaca dari
makalah ini tentunya penulis akan memperbanyak ilmu pengetahuan agar bisa
menyelesaikan makalah berikutnya dengan sempurna tanpa ada kesalahan,demi
peningkatan mutu pendidikan kita bersama. Akhirnya penulis mengucapkan
terima kasih atas perhatian, kritik, serta saran yang akan pembaca berikan kepada
penulis nantinya.

Pekanbaru, 29 Maret 2018

` Kelompok 4

i
Keperawatan Maternitas II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A. Definisi Penyakit Radang Panggul ................................................ 3
B. Etiologi Penyakit Radang Panggul ................................................ 3
C. Klasifikasi Penyakit Radang Panggul ............................................ 4
D. Patofisiologi Penyakit Radang Panggul ......................................... 5
E. Manifestasi Klinis Penyakit Radang Panggul ................................ 6
F. Penatalaksanaan Medis Penyakit Radang Panggul ........................ 6
G. Asuhan Keperawatan Penyakit Radang Panggul ........................... 7
BAB III PENUTUP .................................................................................. 18
A. Simpulan ....................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 19

ii
Keperawatan Maternitas II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang
telah menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita
seperti rahim, tuba falopi dan/atau ovarium. Ini satu hal yang amat
mengkhawatirkan. Suatu infeksi serius dan sangat membahayakan jiwa. Infeksi
tersebut juga sangat umum. Satu dari 7 wanita Amerika telah menjalani perawatan
karena infeksi ini dan kurang lebih satu juta kasus baru terjadi setiap tahun, demikian
menurut (Gay Benrubi, M.D., profesor pada Division of Gynegology Oncology,
University of Florida di Jacksonville).
Kurang lebih 150 wanita meninggal per tahun sehingga cukup beralasan
untuk memperhatikan gangguan medis ini secara lebih serius. Namun, ada pula
kekhawatiran lainnya: Serangan infeksi ini diketahui sangat meningkatkan resiko
seorang wanita untuk menjadi mandul. Ketika bakteri-bakteri yang menyerang
menembus tuba falopi, mereka dapat menimbulkan luka di sepanjang lapisan dalam
yang lunak, menyebabkan sukarnya (atau tidak memungkinkannya) sebuah telur
masuk ke dalam rahim, demikian Dr. Benrubi menerangkan. Pembuluh yang tertutup
juga menyebabkan sukarnya sperma yang sedang bergerak melakukan kontak
dengan sel telur yang turun. Akibatnya adalah perkiraan yang mengkhawatirkan
berikut ini: Setelah satu episode infeksi ini, resiko seorang wanita untuk menjadi
mandul adalah 10%.
Setelah infeksi kedua resikonya menjadi dua kali lipat yaitu 20%. Jika
wanita ini mendapatkan infeksi untuk ketiga kalinya, resikonya akan melambung
menjadi 55%. Secara keseluruhan, demikian Dr. Benrubi memperkirakan, penyakit
radang pelvis menyebabkan kurang lebih antara 125.000 hingga 500.000 kasus baru
setiap tahun. Kekhawatiran besar lainnya mengenai infeksi ini adalah bahwa
gangguan medis ini dapat meningkatkan resiko seorang wanita mengalami
kehamilan di luar kandungan sebesar enam kali lipat. Alasannya: karena tuba falopi
sering mendapatkan parut (bekas luka) yang timbul karena infeksi ini, telur yang
turun mungkin akan macet dan hanya tertanam di dinding tuba. Kurang lebih 30.000
kehamilan di luar kandung per tahun dapat dipastikan disebabkan oleh infeksi seperti

1
Keperawatan Maternitas II
ini, demikian kata Dr. Benrubi. Itu masalah yang serius: Kehamilan di luar
kandungan, demikian katanya, "dewasa ini menjadi penyebab kematian ibu dengan
prosentase sebesar 15% dan dengan segera akan menjadi penyebab kematian ibu
yang paling sering terjadi.

B. Rumusan masalah
Apa itu penyakit radang panggul?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang apa itu penyakit radang panggul.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan Definisi penyakit radang panggul
b. Mahasiswa mampu menjelaskan Etiologi penyakit radang panggul
c. Mahasiswa mampu menjelaskan Klasifikasi penyakit radang panggul
d. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisologis penyakit radang
panggul
e. Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi klinis penyakit radang
panggul
f. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis penyakit
radang panggul
g. Mahasiswa mampu menjelaskan askep penyakit radang panggul

2
Keperawatan Maternitas II
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENYAKIT RADANG PANGGUL


Pelvic Inflammatory Disease (PID) adalah suatu kumpulan radang
pada saluran genital bagian atas oleh berbagai organisme, yang dapat
menyerang endometrium, tuba fallopi, ovarium maupun miometrium
secara perkontinuitatum maupun secara hematogen ataupun sebagai akibat
hubungan seksual. (widyastuti, rahmawati, & purnamaningrum, 2009)
Infeksi pelvis meruakan suatu istilah umum yang biasanya
digunakan untuk menggambarkan keadaan atau kondisi dimana organ-
organ pelvis (uters, tuba fallopi atau ovarium) diserang oleh
mikroorganisme pathogen. Organism-organisme ini biasanya
bakteri,mereka melakukan multiplikasi dan menghasilkan suatu reaksi
peradangan. (Ben-zion Taber, 1994).
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian
atas. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam
rahim), saluran tuba, indung telur, miometrum (otot rahim), parametrium
dan rngga panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi
umum dari penyakit menular seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta wanita
mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada
wanita berusia 16-25 tahun.Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah
umum bagi infeksi genital yang telah menyebar kedalam bagian-bagian
yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita, seperti rahim, tuba fallopi
dan/atau ovarium.

B. ETIOLOGI PENYAKIT RADANG PANGGUL


Mekanisme infeksi menjalar saat, menstruasi, persalinan dan
abortus, operasi ginekologi, disebab kan oleh bakteri :
1. GO (Gonorhoe)

3
Keperawatan Maternitas II
2. Kuman-kuman lain streptococcus, aerob, maupun yang anaerob
stapylococus.
3. Chlamydia, mycoplasma, ureaplasma, virus, jamur dan parasit.
(widyastuti, rahmawati, & purnamaningrum, 2009)

Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran


genital bagian bawah, yang menyebar keatas melalui leher rahim. Butuh
waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wania menderita
penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah Neisseria
Gonorhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan
dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher
rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini
adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan
terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang
menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta umenyediakan
medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah
menstruasi).(widyastuti, rahmawati, & purnamaningrum, 2009)

C. KLASIFIKASI PENYAKIT RADANG PANGGUL


Berdasarkan rekomendasi “Infectious Disease Society for Obstetrics &
Gynecology”, USA, Hager membagi derajat radang panggul menjadi :
Derajat I : Radang panggul tanpa penyulit (terbatas pada tuba
dan ovarium ), dengan atau tanpa pelvio – peritonitis.
Derajat II : Radang panggul dengan penyulit (didapatkan masa
radang, atau abses pada kedua tuba ovarium) dengan
atau tanpa pelvio – peritonitis.
Derajat III : Radang panggul dengan penyebaran diluar organ-organ
pelvik, misal adanya abses tubo ovarial.
a. Endometritis adalah peradangan dari endometrium, lapisan mukosa
bagian dalam uterus, disebabkan oleh invasi bakteri. Endometrisis
adalah suatu peradangan pada endometrium yang biasanya disebakan

4
Keperawatan Maternitas II
oleh infeksi bakteri pada jaringan. Endometritis paling serring
ditemukan terutama :
1. Setelah seksio sesarea
2. Partus lama atau pecah ketuban yang lama.
Penatalaksanaan pada endomettritis :
1. Pemberian antibiotia dan drainase yang memadai.
2. Pemberian cairan intra vena dan cairan elektrolit
3. Penggantia darah
4. Tirah baring dan analgesia
5. Tindakan bedah
Endometritis terdapat dua jenis yakni endometritis akut dan
endometritis kronica.
a. Endometritis akut
Pada endometritis akut endometrium mengalami edema dan
hiperemi terutama terjadi pada post partum dan post abortus.
Penyebab:
1. Infeksi gonorhoe dan infeksi pada abortus dan partus.
2. Tindakan yang dilakukan didalam uterus seperti pemasangan
IUD, kuretase.
Gejala:
1. Demam
2. Lochia berbau
3. Lochia lama berdarah bahkan metrorhagia
4. Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau
perimetrium tidak nyeri.
Penatalaksanaan:
Dalam pengobatan endometritis akut yang paling penting adalah
berusaha mencegah aga infeksi tidak menjalar. Adapun
pengobatannya adalah :
1. Uterotonik
2. Istirahat, leta fowler

5
Keperawatan Maternitas II
3. Antibiotika
b. Endometritis kronica
Endometritis kronica tidak sering ditemukan. Pada pemeriksaan
microscopic ditemukan banyak sel-sel plasma dan limfosit.
Gejala :
1. Leukorea
2. Kelainan haid seperti menorhagie dan metrorhagie.
Pengobatnnya terantung pada penyebabnya endomtritis kronika
ditemukan :

1. Pada tuberculosis
2. Pada sisa-sisa abortus atau partus yang tertinggal
3. Terdapat corpus alineum di kavum uteri.
4. Pada polip uterus denga infeksi
5. Pada tumor ganas uterus.
6. Pada salpingo ooforitis dan selulitis pelvic
c. Parametrisis (cellulitis pelvis) adalah peradangan parametrium,
jaringan penyambung pelvis yang mengelilingi uterus.
d. Salpingitis adalah peradangan tuba fallopi.
e. Ooforitis adalah peradangan ovarium
f. Myometrisis
Biasanya tidak bediri sendiri tetapi lanjutan dari endometritis,
maka gejala-gejala dan terapinya sama dengan endometritis.
Diagnose hanya dapat dibuat secara patologi anatomis.
h. Pelvioperitonitis (perimetritis)
Biasanya terjadi sbagai lanjutan dari salpingoophoritis. Kadang-
kadang terjadi dari endometritis atau parametritis.
D. PATOFISIOLOGI PENYAKIT RADANG PANGGUL
Terjadinya radang panggul dipengaruhi beberapa factor yang
memegang peranan, yaitu :
1. Tergangunya barier fisiologik.

6
Keperawatan Maternitas II
Secara fisiologik penyebaran kuman ke atas ke dalam genetalia interna,
akan mengalami hambatan :
a. Di ostium uteri eksternum.
b. Di kornu tuba.
c. Pada waktu haid, akibat adanya deskuamasi endometrium maka
kuman-kuman pada endometrium turut terbuang. Pada ostium uteri
eksternum, penyebaran asenden kuman-kuman dihambat secara :
mekanik, biokemik dan imunologik. Pada keadaan tertentu barier
fisiologik ini dapat terganggu, misalnya pada saat persalinan,
abortus, instrumentasi pada kanalis servikalis dan insersi alat
kontrasepsi dalam ..
2. Adanya organisme yang berperan sebagai vektor.
Trikomonas vaginalis dapat menembus barier fisiologik dan
bergerak sampai tuba falopii. Kuman-kuman sebagai penyebab infeksi
dapat melekat pada trikomonas vaginalis yang berfungsi sebagai vektor
dan terbawa sampai tuba Falopii dan menimbulkan peradangan
ditempat tersebut. Sepermatozoa juga terbukti berperan sebagai vector
untuk kuman-kuman N.gonore, Ureaplasma ureoltik, C.trakomatis dan
banyak kuman-kuman aerobik dan anaerobik lainnya.
3. Aktivitas seksual.
Pada waktu koitus, bila wanita orgasme, maka akan terjadi
kontraksi uterus yang dapat menarik spermatozoa dan kuman-kuman
memasuki kanilis servikalis.
4. Peristiwa haid.
Radang panggul akibat N. gonore mempunyai hubungan dengan
siklus haid. Peristiwa haid yang siklik, berperan penting dalam
terjadinya radang panggul gonore. Periode yang paling rawan terjadinya
radang panggul adalah pada minggu pertama setelah haid. Cairan haid
dan jaringan nekrotik merupakan media yang sangat baik untuk
tumbuhannya kuman-kuman N. gonore. Pada saat itu penderita akan

7
Keperawatan Maternitas II
mengalami gejala-gejala salpingitis akut disertai panas badan. Oleh
karena itu gejala ini sering juga disebut sebagai “ Febrile Menses ”.

H. MANIFESTASI KLINIS PENYAKIT RADANG PANGGUL


Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi. Penderita
merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan
disertai oleh mual dan muntah. Biasanya infeksi akan menyumbat tuba
fallopi. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan terisi cairan. Sebagai
akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak
teratur da kemandulan.
Infeksi menyebar ke struktur di sekitarnya, menyebabkan
terbentuknya jaringan parut dan perlengketan fibrosa yang abnormal dan
diantara organ-organ perut serta menyebabkn nyeri menahun. Di dalam
tuba, ovarium maupun panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah).
Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera
memburuk dan penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh lagi bisa terjadi
penyebaran infeksi kedalam darah sehingga terjadi sepsis. (Nugroho &
Utama, 2014)
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada PID :
1. Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang
abnormal.
2. Demam
3. Perdarahan menstruasi yang tidak teratur atau spotting (bercak-bercak
kemerahan di celana dalam)
4. Kram Karena menstruasi
5. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual
6. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
7. Nyeri punggung bagian bawah
8. Kelelahan
9. Nafsu makan berkurang

8
Keperawatan Maternitas II
10. Sering berkemih
11. Nyeri ketika berkemih
(Nugroho & Utama, 2014)

I. PENATALAKSANAAN MEDIS PENYAKIT RADANG PANGGUL


Berdasarkan derajat radang panggul, maka pengobatan dibagi menjadi :
a. Terapi
Klien dengan penyakit akut yang menderita abses dalam panggul atau
tuba-ovarium, seringkali membutuhkan perawatan duduk rendam
dengan air hangat dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan
kenyamanan serta penyembuhan. Klien sebaiknya ditidurkan pada
posisi semi Fowler untuk memungkinkan pengeluaran cairan rambas
mukopurulen.
b. Pengobatan rawat jalan.
Pengobatan rawat inap dilakukan kepada penderita radang panggul
derajat I.
Obat yang diberikan ialah :
1) Antibiotik : sesuai dengan Buku Pedoman Penggunaan Antibiotik.
Ampisilin 3.5 g/sekali p.o/ sehari selama 1 hari dan Probenesid 1 g
sekali p.o/sehari selama 1 hari. Dilanjutkan Ampisilin 4 x 500
mg/hari selama 7-10 hari, atau
2) Amoksilin 3 g p.o sekali/hari selama 1 hari dan Probenesid 1 g p.o
sekali sehari selama 1 hari. Dilanjutkan Amoxilin 3 x 500 mg/hari
p.o selama 7 hari, atau Tiamfenikol 3,5 g/sekali sehari p.o selama 1
hari. Dilanjutkan 4 x 500 mg/hari p.o selama 7-10 hari, atau
a. Tetrasiklin 4 x 500 mg/hari p.o selam 7-10 hari, atau
b. Doksisiklin 2 x 100 mg/hari p.o selama 7-10 hari, atau
c. Eritromisin 4 x 500 mg/hari p.o selama 7-10 hari.
3. Analgesik dan antipiretik
1. Parasetamol 3 x 500 mg/hari atau
2. Metampiron 3 x 500 mg/hari.

9
Keperawatan Maternitas II
3. Pengobatan rawat inap.
Pengobatan rawat inap dilakukan kepada penderita radang panggul
derajat II dan III. Obat yang diberikan ialah : Antibiotik : sesuai
dengan Buku Pedoman Penggunaan Antibiotik.
a. Ampisilin 1g im/iv 4 x sehari selama 5-7 hari dan Gentamisin 1,5
mg – 2,5 mg/kg BB im/iv, 2 x sehari slama 5-7 hari dan
Metronidazol 1 g rek. Sup, 2 x sehari selama 5-7 hari atau,
Sefalosporin generasi III 1 gr/iv, 2-3 ghx sehari selama 5-7 hari dan
Metronidazol 1 g rek. Sup 2 x sehari selama 5-7 hari.
b. Analgesik dan antipiretik.

J. ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT RADANG PANGGUL


1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1. Biodata :
a. Umur : biasanyaa terjadi pada usia produktif yaitu pada
usia dibawah 16 tahun
b. Pekerjaan : sering terjadi pada wanita yang berganti-ganti
pasangan (PSK)
2. Keluhan Utama : Demam, mual muntah, perdarahan menstruasi
yang tidak teratur, kram karena menstruasi, nyeri BAK, nyeri saat
hubungan, sakit pada perut bagian bawah, lelah, nyeri punggung
bagian bawah, nafsu makan berkurang.
3. Riwayat penyakit sekarang : Metroragia, Menoragia.Menderita
penyakit kelamin, keputihan, menggunakan alat kontrasepsi spiral.
4. Riwayat penyakit dahulu : KET, Abortus Septikus,
Endometriosis.Pernah menderita penyakit kelamin, abortus, pernah
kuret, aktivitas seksual pada masa remaja, berganti-ganti pasangan
seksual, pernah mengunakan AKDR.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga

10
Keperawatan Maternitas II
6. Riwayat menstruasi: Perdarahan menstruasi yang tidak teratur,
Disminore, Fluor albus.
7. Riwayat obstetric dan KB: Pernah abortus, kuretase,
keguguran,Pernah atau sedang menggunakan AKDR
8. Riwayat menstruasi :Kaji menarche, siklus haid, jumlah darah yang
keluar, dismenorea,dan HPHT.
9. Riwayat Ginekologi: Kaji keluhan yang pernah dirasakan berkaitan
dengan organ reproduksi, berapa lama keluhan ibu rasakan, ada
tidaknya upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan itu. Seperti
menanyakan apakah ibu pernah mengalami keputihan yang berbau
dan gatal, operasi yang dialami.
10. Riwayat kesehatan: Kaji penyakit-penyakit yang pernah diderita ibu,
suami, dan keluarga baik dari ibu maupun suami seperti : penyakit
jantung, hipertensi, DM, TBC, asma dll. Kaji apakah ibu pernah kontak
dengan penderita HIV/AIDS, TBC, hepatitis.
b. Pemeriksaan fisik
1. Suhu tinggi disertai takikardia
2. Nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol daripada nyeri di kuadran
atas abdomen. Rasa nyeri biasanya bilateral. Bila terasa nyeri hanya
uniteral, diagnosis radang panggul akan sulit dirtegakkan.
3. Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan terjadi reburn
tenderness”, nyeri tekan dan kekakuan otot sebelah bawah.
4. Tergantung dari berat dan lamanya peradangan, radang panggul
dapat pula disertai gejala ileus paralitik.
5. Dapat disetai Manoragia, Metroragia.
6. Nyeri tekan dan nyeri goyang genitalia eksterna ( unilateral dan
bilateral)
7. Daerah adneksa teraba kaku
8. Teraba massa dengan fluktuasi

B. Data Obyektif

Pemeriksaan sistematis dan Ginekologis

11
Keperawatan Maternitas II
Didapatkan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pemeriksa dan hasil
pemeriksaan dengan tehnik palpasi, inspeksi, auskultasi, dan perkusi . Pemeriksaan
sistematis ini meliputi:

1. Pemeriksaan Kepala dan Wajah


Kaji keadaan mata, hidung, mulut dan bibir ibu

2. Pemeriksaan pada leher


Periksa apakah ada pembesaran kelenjar pada leher seperti kelenjar limfe, tiroin
atau pelebaran pembluh vena.

3. Pemeriksaan Dada dan Payudara:


Inspeksi: lihat berntuk payudara (simetris/ asimetris), warna (kemerahan atau normal),
pengeluaran, puting susu (menonjol, datar, masuk), retraksi.
4. Pemeriksaan Abdomen:
Kaji adaya masa atau benjolan dan nyeri tekan pada abdomen, jaringan parut ,
bekas luka operasi.

5. Pemeriksaan Anogenital
Kaji pengeluaran pervaginam : jumlah, warna, konsistensi dan bau kaji adanya
tanda-tanda infeksi pada daerah genital, perhatikan ada tidaknya varises dan
oedema pada genetalia, inspikulo, dinding vagina (rugae vagina less), karsinoma.
Portio.Lakukan pemeriksaan adneksa dengan menekan daerah shympisis ,
apakah terasa nyeri atau tidak .

6. Pemeriksaan Genitalia

1) Ada cairan flour albus yang berbau, dan berwarna kehijauan

2) Nyeri pada servik, uterus dan kedua adnexa saat pemeriksaan bimanual.

3) Terdapat masa iflamatoris daerah pelvis

C. Pemeriksaan penunjang

1. Periksa darah lengkap : Hb, Ht, dan jenisnya, LED.

2. Urinalisis

12
Keperawatan Maternitas II
3. Tes kehamilan

4. USG panggul

3.2 Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermia b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus,perubahan


pada reagulasi temperatur.

b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sepsis akibat infeksi.

c. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual.

d. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada pelvis.

e. Resiko terhadap infeksi (sepsis) b/d kontaak dengan mikroorganisme

f. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

Doengoes, Marilyn. E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta. EGC.

Berdasarkan diagnoksa yang telah ditemukan berikut ini adalah Definisi,


Batasan karakteristik dan faktor yang berhubungan :

Hipertermia b/d efek langsung sirkulasi

Definisi : Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal


Batasan Karakteristik :
1) Kulit merah

2) Peningkatan suhu tubuh diatas normal

3) Konvulsi

4) Kejang

5) Takikardi

6) Kulit terasa hangat

7) Takipnea

Faktor-faktor yg berhubungan

13
Keperawatan Maternitas II
1) Anastesia
2) Penurunan respirasi
3) Dehidrasi
4) penyakit
5) aktivitas berlebihan
6) trauma
Nyeri akut b/d proses infeksi

Definisi : Pengalaman sensori dan emosional yg tidak menyenangkan yg muncul akibat


kerusakan jaringan yg aktual/potensial

Batasan Karakteristik :
1) Perubahan TD
2) Perubahan frekwensi jantung dan pernafasan
3) Perilaku distraksi
4) Gangguan tidur
5) Dilatasi pupil
6) Melaporkan nyeri verbal
7) Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
8) Sikap tubh melindungi
Faktor yg berhubungan :
agen cidera
Disfungsi seksual b/d kesehatan seksua
Definisi : adalah suatu kondisi yang ditandaidengan individu mengalami perubahan fungsi
seksual selama fase respon seksual hasrat,terangsangdan atau orgasmeyang dipandanf
tidak memuaskan.

Batasan karakteristik:

1) Keterbatasan aktual akibat penyakit

2) Persepsi keterbatan akibat penyakit

3) Perubahan terhadap persepsi sek

Faktor yang berhubungan :

14
Keperawatan Maternitas II
Perubahan fungsi tubuh akibat proses penyakit

Gangguan rasa nyaman b/d TIK meningkat

Definisi : merasa kurang senang,lega,dan sepurna dlm dimensi


fisik,psikososial,lingkungan,sosial
Batasan Karakteristik :
1) Ansietas
2) Menangis
3) Gangguan pola tidur
4) Takut
5) Iritabilitas
6) Melaporkan perasaan tidak nyaman
7) Gelisah
Faktor yg berhubngan :
1) Gejala terkait penyakit
2) Kurang privasi
3) Kurang kontrol situasi
4) Kurang pengendalian lingkungan

3.4. Intervensi NOC-NIC

No Dx.Keperawatan Tujuan NOC NIC

1 Hipertermi b/d Setelah dilakukan Thermoregulation Fever Treatment


efek langsung tindakan 1. monitor suhu minimal
sirkulasi keperawatan setiap 2 jam
selama 1x24 jam a. Suhu kulit turu (5) 2. monitor warna dan suhu
diharapkan suhu b. Perubahan warna kulit kulit
pasien akan turun (5) 3. monitor TD,N,RR,dan
atau normal tingkat kesadaran
c. Radang (4)
4. monitor intake dan
d. Dehidrasi (4) output

15
Keperawatan Maternitas II
b. Denyut nadi radial (4) 5. berikan pengobatan
untuk mengatasi demam
c. Melaporkan
6. tingkatkan sirkulasi udara
ketidaknyamanan
7. kompres pasien pada
panas(5)
lipat paha dan aksila
8. kolaborasi pemberian
cairan intravena dan anti
piretik

2 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Pain Control Pain Management


proses infeksi asuhan
keperawatan a. Mengenali serangan 1. observasi reaksi
selama 2x24 jam nyeri (5) nonverbal dari
diharapkan nyerib. Menggambarkan sebab ketidaknymanan
menurun akibat (5) 2. lakukan pengkajian nyeri
a. Gunakan tindakan secara komprehensif
pencegahan (5) 3. gunakan teknik
c. Gunakan non analgesik komunikasi terapeutik
(5) 4. kaji yg mempengaruhi
a. Laporkan perubahan nyeri
nyeri (5) 5. ajarkan teknik non
d. Laporkan pengonntrolan farmakologi
nyeri (5) 6. tingkatkan istirahat
7. kontrol lingkungan yg
dapat mempengaruhi
nyeri
8. pilih dan lakukan
penanganan nyeri
9. kolaborasi dg dokter jika
ada keluhan
3 Gangguan rasa Setelah dilakukan Anxiety Level Anxiety Reduction

16
Keperawatan Maternitas II
nyaman b/d TIK asuhan
meningkat keperawatan a. Kegelisahan (5) 1. Gunakan pendekatan
selama 1x24 jamb. Kelelahan (5) yang menenangkan
di harapkan c. Kesulitan (5) 2. Jelaskan semua prosedur
d. Kecemasan verbal (5) dan apa yang dirasakan
e. Gangguan tidur (5) selama prosedur
f. Pusing (4) 3. Temani pasien untuk
memberikan keamanan
dan mengurangi takut
4. Identifikasi tingkat
kecemasan
5. Bantu pasin mengenali
situasi yg menimbulkan
kecemasan
6. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
7. Kolaorasi obat untuk
mengurangi kecemasan
4. Disfungsi seksual Setelah dilakukan Sexuality Pattern, Sexuality counseling
b/d kesehatan asuhan Ineffektif 1. membangun hubungan
seksual keperawatan Kriteria hasil: terapeutik
selama 2x24 jama. Mengetahui masalah 2. memberikan informasi
diharapkan reproduksi tentang fungsi seksual
b. kontrol resiko penyakit 3. diskusikan efek dari
mmenular perubahan seksualitas
pada orang lain yang
signifikan
4. diskusikan tingkat
pengetahuan pasien
tentang seksualitas pada

17
Keperawatan Maternitas II
umumnya..
5. Resiko infeksi Setelah dilakukana. Immune status Infecction Control
(sepsis) b/d asuhan b. Knowledge: infection (Kontrol Infeksi)
hubugan dengan keperawatan control 1. Cuci tangan setiap
mikroorganisme selama 2x24 jam Kriteria hasil : sebelum dan sesudah
diharapkan 1. Klien bebas dari tanda tindakan keperawatan
dan gejala infeksi 2. Gunakan baju, sarung
2. Jumlah leukosit dalam tangan sebagai alat
batas normal pelindung
3. Menunjukkan perilaku3. Barikan terapi antibiotik
hidup sehat bila perlu Infection
Protection
4. Tingkatklan intake nutrisi
5. Monitor hitung
granulosit, WBC
6. Ajarkan cara menghindari
infeksi

3.4. Evaluasi Keperawatan

1. Klien dapat meningkatkan kesehatan di buktikan dengan bertambahnya kemampuan


dan pemahaman klien dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang.
3. Klien memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam menigkatkan kemampuannya
dalam memelihara kesehatan.

18
Keperawatan Maternitas II
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit radang Panggul adalah keadaan terjadinya infeksi pada genetalia
interna, yang disebabkan berbagai mikroorganisme dapat menyerang
endometrium, tuba, ovarium parametrium, dan peritoneum panggul, baik secara
perkontinuinatum dan organ sekitarnya, secara homogen, ataupun akibat
penularan secara hubungan seksual.
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk
melalui vagina dan bergerak ke dalam rahim lalu ke tuba fallopi 90 – 95 % kasus
PID disebabkan oleh bakteri yang juga menyebanbkan terjadinya penyakit
menular seksual (misalnya klamidia, gonare, mikroplasma, stafilokokous,
streptokus).
Gejala biasanya muncul segera setalah siklus menstruasi. Penderita
merasakan nyeri pada perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai
oleh mual atau muntah.
Biasanya infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat bisa
membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun,
perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan, infeksi bisa menyebar
ke struktur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan perut dan
perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ – organ perut serta
menyebabkan nyeri menahun.

19
Keperawatan Maternitas II
B. Saran
Dengan mempelajari asuhan keperawatan penyakit radang panggul
diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dengan baik dan
benar.

20
Keperawatan Maternitas II
DAFTAR PUSTAKA

nugroho, t., & utama, b. i. (2014). masalah kesehatan reproduksi. yogyakarta:


nuha medika.
taber, b.-z. (1994). kapita selekta kedaruratan obstetri dan ginekologi. jakarta:
buku kedokteran EGC.
Widyastuti, y., & Rahmawati, a. (2009). Kesehatan Reproduksi. yogyakarta:
Fitramaya.
Doengoes, Marilyn. E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta. EGC.
Gloria, M. B., Howard, K. B., Joanne, M. D., & Cheryl, M. W. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). United States of America: ISBN:978-0-
323-10011-3.

Moorhead, S., Johnson, M., Meridean, L. M., & Swanson, E. (2013). Nursing
Outcomes Classification (NOC). United States of America: ISBN:978-0-
323-10010-6.

21
Keperawatan Maternitas II

Anda mungkin juga menyukai