SKRIPSI
Oleh :
CHANDRA SUSANTO
NIM : 060600072
Tahun 2010
Chandra Susanto
Need dan demand serta akibat dari maloklusi pada siswa SMU Negeri I Binjai
xi + 41 halaman
adalah 89%, Sementara perilaku kesehatan gigi pada remaja khususnya tentang
maloklusi masih belum cukup baik dan pelayanan kesehatan gigi masih belum
dan bicara (fungsi) saja bahkan mempengaruhi penampilan dan kepercayaan diri
terhadap maloklusi, tetapi mereka tidak merasa membutuhkan perawatan, hal ini
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya perceived need dan
evaluated need, demand serta akibat dari maloklusi pada siswa SMU Negeri 1 Binjai.
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif. Populasi siswa SMU Negeri 1
Binjai, dengan jumlah sampel sebanyak 210 orang. Pengumpulan data dilakukan
masalah dengan susunan gigi lebih banyak daripada siswa yang tidak sadar.
ortodonti sebesar 81,9%. Hampir seluruh siswa belum mendapat perawatan ortodonti
sebesar 82,41%. Persentase siswa yang tidak mau melakukan perawatan maloklusi
lebih besar daripada siswa yang mau melakukan perawatan dan sebagian besar alasan
siswa tidak ingin melakukan perawatan adalah biaya sebesar 81,36%. Akibat dari
maloklusi yang paling banyak dirasakan adalah adanya pengaruh pada penampilan
TIM PENGUJI
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
pengarahan, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberi masukan dan izin sehingga
3. Oktavia Dewi, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah begitu
4. Simson Damanik, drg., M.Kes dan Rika Mayasari Alamsyah, drg., M.Kes
selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan yang berharga untuk
yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menuntut ilmu di masa
pendidikan.
7. Prof. Dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD., Sp.JP(K) selaku ketua komisi etik
8. Gumasang Sianipar S.Pd selaku kepala sekolah di SMU Negeri 1 Binjai yang
telah membantu penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Rasa terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada ayahanda
Budiman Susanto dan ibunda Linawati yang selalu memberikan dorongan, Baik moril
Penulis juga tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Bunga AR, Leo
Hartono, Handoko, Peiter Gozali, Theresia, Trisna, Ellysa, Calvin serta teman-teman
seangkatan yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas semangat dan dukungan
sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, perkembangan penelitian dan ilmu
pengetahuan.
(Chandra Susanto)
NIM: 060600072
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………… ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL…..………………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..... x
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................ 5
1.3 Tujuan penelitian................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................. 5
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................... 39
LAMPIRAN
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Lampiran
penelitian
5 Lembar pemeriksaan evaluated need pada siswa SMU Negeri I Binjai di kota
Binjai
Tahun 2010
Chandra Susanto
Need dan demand serta akibat dari maloklusi pada siswa SMU Negeri I Binjai
xi + 41 halaman
adalah 89%, Sementara perilaku kesehatan gigi pada remaja khususnya tentang
maloklusi masih belum cukup baik dan pelayanan kesehatan gigi masih belum
dan bicara (fungsi) saja bahkan mempengaruhi penampilan dan kepercayaan diri
terhadap maloklusi, tetapi mereka tidak merasa membutuhkan perawatan, hal ini
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya perceived need dan
evaluated need, demand serta akibat dari maloklusi pada siswa SMU Negeri 1 Binjai.
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif. Populasi siswa SMU Negeri 1
Binjai, dengan jumlah sampel sebanyak 210 orang. Pengumpulan data dilakukan
masalah dengan susunan gigi lebih banyak daripada siswa yang tidak sadar.
ortodonti sebesar 81,9%. Hampir seluruh siswa belum mendapat perawatan ortodonti
sebesar 82,41%. Persentase siswa yang tidak mau melakukan perawatan maloklusi
lebih besar daripada siswa yang mau melakukan perawatan dan sebagian besar alasan
siswa tidak ingin melakukan perawatan adalah biaya sebesar 81,36%. Akibat dari
maloklusi yang paling banyak dirasakan adalah adanya pengaruh pada penampilan
PENDAHULUAN
Penampilan fisik termasuk gigi merupakan aspek yang sangat penting untuk
menumbuhkan kepercayaan diri seseorang. Gigi dengan susunan yang rapi dan
senyum yang menawan akan memberikan efek yang positif pada tiap tingkat sosial,
sedangkan gigi yang tidak teratur dan protrusi akan memberikan efek negatif. Banyak
tentu saja keinginan yang terbesar biasanya berhubungan dengan estetik serta untuk
Maloklusi adalah kelainan susunan gigi atau kelainan hubungan antara rahang
atas dan rahang bawah.2 Kata maloklusi secara literatur memiliki arti sebagai gigitan
yang buruk. Kondisi ini dapat berupa gigitan yang tidak teratur, crossbite, atau
overbite. Maloklusi juga dapat berupa gigi yang miring, protrusi, atau crowded. Hal
kebanyakan anak-anak memiliki gigi yang tidak teratur atau maloklusi.4 Penelitian
Silva et al tentang maloklusi tahun 2001 di Amerika Latin pada anak usia 12-18 tahun
yang dikutip dari penelitian Apsari menunjukkan bahwa lebih dari 93% anak
menderita maloklusi. Hasil penelitian Apsari di SMPN 1 Ungaran tahun 1997 pada
remaja SMU di kota Medan tahun 2007 dengan menggunakan skor HMAR
jelas. Hasil penelitian Tellervo tahun 1992 di Eropa yang dikutip dari penelitian
Fonte et al tentang hubungan maloklusi dengan gangguan bicara pada remaja dengan
rata-rata umur 18 tahun bahwa terjadi gangguan sebanyak 33,8% siswa dengan
oklusi mesial, 27,8% dengan overjet mandibula, 25.6% dengan open bite insisal, dan
kelainan pengunyahan dimana terjadinya rasa sakit pada rahang saat mengunyah.8
Hasil penelitian Oktavia pada anak SMU di kota Medan menunjukkan bahwa terdapat
35,1%, sakit saat mengunyah 20,4%, rasa tidak nyaman saat mengunyah 44,1%.9
maloklusi juga dapat berdampak terhadap estetik dan mempengaruhi hubungan sosial
kesulitan dalam bergaul, mudah tersinggung sebanyak 47,22%, malas keluar rumah
sebanyak 16,71 %.9 Shaw et al meneliti hubungan maloklusi dengan hubungan sosial
anak yang dikutip dari penelitian Fonte et al menunjukkan bahwa semakin tinggi
masalah dengan keadaan gigi dan rongga mulutnya maka semakin tinggi masalah
dalam hubungan sosial.6 Dibiase dan Sandler mengemukakan bahwa penampilan gigi
bahwa anak-anak dengan penampilan dental yang buruk lebih sering mendapat
perlakuan yang tidak baik oleh temannya.7 Hasil penelitian Marques et al di Brazil
mereka tidak merasa membutuhkan perawatan.1 Hal ini dipengaruhi oleh need dan
untuk merasa lebih baik, dan dapat juga diartikan sebagai kebutuhan menurut
persepsi dirinya sendiri ataupun dokter gigi, need dapat dibagi menjadi perceived
need dan evaluated need. Perceived need diartikan sebagai kebutuhan terhadap
sedangkan demand adalah sesuatu yang dicari orang secara aktif dan biasanya akan
potencial demand yang berarti keinginan pasien terhadap perawatan maloklusi yang
telah terpenuhi.11 Horowitz dan Jenkins yang dikutip dari penelitian Barnes
pendidikan.12
seseorang tergantung pada pasien itu sendiri. Pada penelitian masyarakat Singapura,
ditemukan bahwa rendahnya demand terhadap perawatan ortodonti pada pria remaja
menyebabkan rasa sakit (28%), pemakaian pesawat ortodonti tidak disukai (21%),
perawatan (10%), keberatan pada orang tua (2%), telah puas dengan penampilan
Orientasi seorang anak terhadap masa kini dan masa depannya dapat
oleh Kiyak yang menunjukkan bagaimana anak-anak merubah fokus mereka pada
masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Anak-anak yang lebih muda (6-9 tahun)
lebih memfokuskan diri mereka pada pengalaman masa lalu dan masa depan dan
tidak peduli dengan perubahan yang terjadi pada masa sekarang. Anak-anak dengan
umur yang lebih tua (13-18 tahun) kurang fokus kepada arti masa depan dan lebih
mempedulikan apa yang mereka hadapi dimasa sekarang. Masa remaja merupakan
masa dimana terjadinya perubahan besar secara biologis, pencarian jati diri, pencarian
mengetahui need dan demand serta akibat maloklusi pada siswa di kota kecil. Peneliti
tertarik melaksanakan penelitian ini karena peneliti ingin mengetahui akibat dari
maloklusi terhadap siswa SMU serta bagaimana need dan demand akan perawatan
Bagaimana need and demand serta akibat dari maloklusi pada siswa SMU
Negeri 1 Binjai?
kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut terutama pada
pencegahan dan perawatan maloklusi serta untuk menambah referensi pada bidang
ilmu pengetahuan.
TINJAUAN PUSTAKA
Maloklusi adalah bentuk hubungan rahang atas dan bawah yang menyimpang
dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk yang normal, maloklusi dapat
tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi beberapa faktor saling mempengaruhi.15
1. Protrusi
Protrusi adalah gigi yang posisinya maju ke depan. Protrusi dapat disebabkan
oleh faktor keturunan, kebiasaan jelek seperti menghisap jari dan menghisap bibir
bawah, mendorong lidah ke depan, kebiasaan menelan yang salah serta bernafas
melalui mulut.
membutuhkan kontrol kekuatan yang baik. Ekstrusi adalah pergerakan gigi mendekati
bidang oklusal.
Crossbite adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi sentrik
terdapat kelainan-kelainan dalam arah transversal dari gigi geligi maksila terhadap
gigi geligi mandibula yang dapat mengenai seluruh atau setengah rahang, sekelompok
a. Crossbite anterior
Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat satu atau beberapa
gigi anterior maksila yang posisinya terletak di sebelah lingual dari gigi anterior
mandibula.
b. Crossbite posterior
Hubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau beberapa gigi posterior
mandibula.
4. Deep bite
Deep bite adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian insisal
insisivus maksila terhadap insisal insisivus mandibula dalam arah vertikal melebihi 2-
3 mm. Pada kasus deep bite, gigi posterior sering linguoversi atau miring ke mesial
dan insisivus madibula sering berjejal, linguo versi, dan supra oklusi.
5. Open bite
Open bite adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari gigi saat
rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik. Macam-macam open
Klas I Angle anterior open bite terjadi karena rahang atas yang sempit, gigi
depan inklinasi ke depan, dan gigi posterior supra oklusi, sedangkan klas II Angle
c. Kombinasi anterior dan posterior (total open bite) terdapat baik di anterior,
6. Crowded
Penyebab crowded adalah lengkung basal yang terlalu kecil daripada lengkung
koronal. Lengkung basal adalah lengkung pada prossesus alveolaris tempat dari apeks
gigi itu tertanam, lengkung koronal adalah lengkungan yang paling lebar dari
mahkota gigi atau jumlah mesiodistal yang paling besar dari mahkota gigi geligi.
a. Crowded ringan
perawatan.
b. Crowded berat
Diastema adalah suatu keadaan adanya ruang di antara gigi geligi yang
a. Lokal, jika terdapat diantara 2 atau 3 gigi, dapat disebabkan karena dens
supernumerary, frenulum labii yang abnormal, gigi yang tidak ada, kebiasaan jelek,
dan persistensi.
b. Umum, jika terdapat pada sebagian besar gigi, dapat disebabkan oleh
faktor keturunan, lidah yang besar dan oklusi gigi yang traumatis.
Etiologi maloklusi dibagi atas dua golongan yaitu faktor luar atau faktor
umum dan faktor dalam atau faktor lokal. Hal yang termasuk faktor luar yaitu
masa prenatal dan posnatal, malnutrisi, kebiasaan jelek, sikap tubuh, trauma, dan
penyakit-penyakit infeksi.15
Hal yang termasuk faktor dalam adalah anomali jumlah gigi seperti adanya
gigi berlebihan (dens supernumeralis) atau tidak adanya gigi (anodontis), anomali
ukuran gigi, anomali bentuk gigi, frenulum labii yang abnormal, kehilangan dini gigi
desidui, persistensi gigi desidui, jalan erupsi abnormal, ankylosis dan karies gigi.15
bicara serta estetik. Gangguan pengunyahan yang terjadi yaitu dapat berupa rasa tidak
nyaman saat mengunyah,8 terjadinya rasa nyeri pada TMJ dan juga mengakibatkan
nyeri kepala dan leher.16 Pada gigi yang berjejal dapat mengakibatkan kesulitan dalam
pengunyahan pada satu sisi, dan pengunyahan pada satu sisi ini juga dapat
maloklusinya berupa disto oklusi akan terjadi hambatan mengucapkan huruf p dan b.
Apabila ciri maloklusinya berupa mesio oklusi akan terjadi hambatan mengucapkan
1. Ruang antar gigi (spaces) yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan
3. Open bite yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan huruf s, sh, z,
sh,z, zh.
5. Pada gigi yang rotasi kelainan bunyi yang terjadi sama dengan kelainan
masa remaja.17 Dibiase menyatakan beberapa kasus maloklusi pada anak remaja
oleh penindasan yang berupa ejekan atau hinaan dari teman sekolahnya. Pengalaman
psikis yang tidak menguntungkan dapat sangat menyakitkan hati sehingga remaja
ketepatan dan keseluruhan tetapi tidak dapat ditentukan artinya dalam konteks public
health. Menurut dental profesional, need adalah penetapan kuantitas perawatan secara
professional yang wajib diterima atau pemeliharaan kesehatan secara optimal pada
pasien tertentu. Merasa need (ingin) adalah perasaan bahwa seseorang membutuhkan
kuantitas perawatan menurut persepsi dirinya sendiri, dokter gigi ataupun dental
profesional. Need dapat dibagi menjadi perceived need dan evaluated need.
yang ditentukan melalui pemeriksaan dokter gigi. Need dalam perawatan dental dapat
diukur dan ditandai dengan beberapa cara dan need dalam dental service banyak
lagi menjadi potencial demand. Potencial demand diartikan sebagai keinginan pasien
tersebut.
Proffit pada tahun 1993 yang dikutip dari penelitian Agusni mendeskripsikan
demand untuk perawatan ortodonti sebagai indikasi beberapa pasien yang membuat
perjanjian dan mencari perawatan, baik pada pasien yang memiliki maloklusi dan
keduanya. Beberapa orang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki masalah, adapula
orang yang menyadarinya tetapi tidak mampu atau tidak adanya pelayanan yang
tersedia.
Dari segi ekonomi, demand adalah kuantitas dari pelayanan yang akan dibeli
oleh pasien dengan harga yang diberikan. Semakin rendah harga semakin tinggi
pada negara yang dalam perkembangan dan berkembang, atau pada daerah dimana
tingkat sosio-ekonomi sangat kontras. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti pendidikan dan ekonomi. Semakin tinggi pemasukan, semakin tinggi demand
untuk perawatan ortodonti dan juga secara fakta penampilan wajah yang baik dan
Need dan demand untuk pelayanan dental akan bervariasi di berbagai tempat
di dunia atau berbagai tempat di suatu negara. Need untuk perawatan dental muncul
karena adanya rasa sakit dan sehat yang dirasakan oleh seseorang dan dinilai oleh
dental professional.
mengaplikasikan program dental untuk mengurangi karies gigi dan penyakit gigi
kesehatan gigi. Pada negara yang kurang berkembang, arti dari pelayanan dental yang
efektif dan adekuat mungkin akan berbeda, dianggap adekuat hanya untuk
menghilangkan rasa sakit dan pencabutan untuk gigi yang berlubang. Walaupun
begitu, hal ini tidak akan menghalangi pendidikan kesehatan gigi baik untuk
menghindari penyakit pada gigi maupun untuk meningkatkan demand. Namun, suatu
usaha harus dilakukan untuk menilai kesiapan dalam suatu komunitas untuk
Menurut Spencer yang dikutip dari penelitian Agusni need dapat dinilai
dengan empat macam pendekatan yang dibedakan oleh data dari dokumen-dokumen
yang dapat dipercaya. Pertama yaitu survei status dental, kedua survei need dari
perawatan dental, ketiga analisis catatan dari pelayanan dan perawatan, yang terakhir
seseorang ditentukan oleh serangan dari penyakit gigi dan oleh jumlah perawatan
fixed atau removeable, ataupun kombinasi dari keduanya. Perawatan ini memerlukan
komitmen dan kooperasi dari pasien dan orang tua untuk mendapatkan perawatan
yang berhasil.
pasien atau dari hasil penilaian dokter terhadap kondisi pasien. Apa yang dokter nilai
sebagai kebutuhan pasien disebut sebagai need yang normatif. Need dalam pelayanan
berbagai daerah pada suatu negara dan juga berbeda dalam tingkat sosio-ekonomi
yang kontras dan juga berbeda dalam periode tertentu. Ini berarti demand akan
berubah dari waktu ke waktu dan akan berbeda antara negara berkembang dan negara
sedang dalam perkembangan. Demand juga dapat dipengaruhi oleh faktor sosial
kuat tetapi juga untuk meningkatkan penampilan, dimana hal ini nantinya akan
berkontribusi terhadap mental dan fisik seseorang. Dental dan penampilan wajah
merupakan faktor yang besar dalam persepsi terhadap need untuk perawatan
ortodonti.
Brook dan Shaw yang dikutip dari penelitian Agusni setelah melakukan
subjektif dan bervariasi antara tiga kelompok yaitu kelompok publik, kelompok
dokter gigi umum, dan kelompok ortodontis. Ortodontis sebagai spesialis dalam
dikutip dari penelitian Agusni melaporkan bahwa motivasi yang paling besar
Menurut Hurlock masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu awal masa
remaja dan akhir masa remaja. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun
hingga 16 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 tahun atau 17 tahun
hingga usia 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. WHO menetapkan batas usia
10-20 tahun sebagai batasan usia remaja diamana usia 10-14 tahun sebagai remaja
awal dan usia 15-20 tahun sebagai remaja akhir. Menurut Departemen Kesehatan
masa remaja di Indonesia dibagi menjadi 2 kelompok usia yaitu remaja awal (13-15
tahun) dan usia remaja akhir (16-18) tahun.8 Perkembangan remaja memang suatu
fenomena yang penting untuk kita bahas, berikut beberapa klasifikasi perkembangan
remaja:20
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan
mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar pituitari pada saat ini berakibat dalam sekresi
hormon yang meningkat, dengan efek fisiologis yang tersebar luas. Hormon
tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya dalam sekitar dua tahun. Dorongan
pertumbuhan terjadi lebih awal pada pria daripada wanita, juga menandakan bahwa
wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria. Pencapaian kematangan
seksual pada gadis remaja ditandai oleh kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai
oleh produksi semen. Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini adalah
androgen pada pria dan estrogen pada wanita, zat-zat yang juga dihubungkan dengan
penampilan ciri-ciri seksual sekunder: rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara
yang mendalam pada pria; rambut tubuh dan kelamin, pembesaran payudara, dan
pinggul lebih lebar pada wanita. Perubahan fisik dapat berhubungan dengan
dewasa di usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri daripada rekan-rekan mereka
Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja.
bertahap. Psikolog Perancis Jean Piaget menentukan bahwa masa remaja adalah awal
tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai pemikiran
mereka. Namun bukti riset tidak mendukung hipotesis ini; bukti itu menunjukkan
c) Perkembangan Emosional
masa stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang
remaja. Remaja harus membentuk hubungan sebaya yang dekat atau tetap terisolasi
secara sosial. Remaja bekerja mandiri secara emosional dari orang tua, sambil
karena merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada
masa ini perubahan fisik, mental dan psikososial yang cepat berdampak pada
berbagai aspek kehidupannya. Pada masa ini mereka lebih mementingkan daya tarik
didambakan oleh setiap remaja. Remaja dapat merasa tidak puas terhadap penampilan
wajahnya yang tidak hanya menyebabkan mereka merasa tertekan tapi juga akan
menurunkan fungsinya dalam kehidupan sosial, keluarga, pekerjaan dan bahkan bisa
Sedangkan untuk melihat peningkatan estetis dapat digunakan indeks seperti DAI
Index).
normal atau ideal menjadi beberapa anomali. Dokter, pasien dan keluarga pasien
dapat memiliki perbedaan pandangan tentang apa yang harus dirawat dan apa yang
dapat diterima sebagai suatu variasi yang sederhana dan tidak berbahaya. IOTN
merupakan suatu teknik yang sangat berguna untuk orang yang berminat dalam
teknik ini lebih sering digunakan spesialis. Pasien dengan IOTN yang rendah akan
terbaik.
terhadap kesehatan gigi (dental health) serta kebutuhan terhadap estetik (aesthetic
DHC dari IOTN memiliki lima kategori yang tersusun dari 1 (tidak
diaplikasikan secara klinis atau pada studi kasus pasien. Pada pasien grade 5 termasuk
pasien dengan cleft lip dan cleft palate, beberapa gigi yang hilang atau maloklusi
destruktif, dan juga termasuk didalamnya beberapa gigi yang terjadi perpindahan
tempat.
Displacement of Contact Points atau perpindahan titik kontak, dan Overbite. Pada
pasien dengan gigi insisivus yang impaksi dikategorikan menjadi grade 5. Pada
pasien dimana tidak memiliki anomali jumlah gigi atau posisi, maka aturan dapat
digunakan untuk mengukur overjet. Pada kasus overjet 6 sampai 9 milimeter akan
Aesthetic Component (AC) dari IOTN terdiri dari 10 jenis foto berwarna yang
disusun berdasarkan tingkat foto dengan susunan gigi yang paling baik sampai
susunan gigi yang paling buruk. Grade 1 merupakan foto dengan susunan gigi yang
paling baik dan grade 10 merupakan tingkat susunan gigi yang paling buruk.
Keterangan gambar :
METODOLOGI PENELITIAN
teliti dan menggambarkan situasi untuk mendapatkan informasi yang tepat, biasanya
merupakan suatu studi pada suatu daerah sehubungan dengan kondisi tertentu atau
prevalensi.
Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa SMU Negeri 1 Binjai yang
Sampel adalah siswa kelas 1, 2 dan 3 SMU Negeri 1 Binjai. Besar sampel
n= N
1 + N.d2
n= 612
1 + 612 x 0,052
n= 201.98~202
dari rumus diatas didapatkan sampel minimum sebanyak 202 orang. Sampel
ditentukan secara purposive, dengan memilih kelas berdasarkan izin dari pihak
A, sampel dipilih bedasarkan absensi dari atas ke bawah sebanyak 35 siswa, untuk
kelas 1B, 2B dan 3IPS A, sampel dipilih dari bawah ke atas sebanyak 35 siswa.
1. Karakteristik Responden
ii. SMA/D1/D2
iii. Sarjana
i. < Rp 1000.000
v. > Rp 7000.000
kuesioner.
Grade 3 d
d
a. Diastema (-)
b. Protrusi (-) a. Diastema (-)
c. Intrusi/ekstrusi (-) b. Protrusi (-)
d. Deep bite 2-3mm (+) c. Intrusi/ekstrusi (-)
e. Cross bite (-) d. Deep bite>2mm (+)
f. Crowded (-) e. Cross bite (-)
g. Open bite (-) f. Crowded (-)
g. Open bite (+)
Grade 3 Grade 4
a
g g
g c
d
a a
b
d g d c
Grade 7 Grade 8
f
f
b
c g
b c c
d
a f
b
b
e e c
d a d
Pembagian Grade :
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 hari sesuai dengan yang diizinkan pihak
sekolah. Penelitian dimulai jam 08.00 – 11.00 WIB. Lokasi penelitian berada di
evaluated need peneliti akan memberikan pertanyaan apakah anda memakai pesawat
ortodonti? Jika jawaban belum dan sudah pernah maka akan dilakukan pemeriksaan
evaluated need, jika sedang memakai tidak akan dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan
lalu peneliti memeriksa oklusi pasien. Peneliti menggunakan kaca mulut untuk
maloklusi pasien sesuai dengan estetik komponen modifikasi dari IOTN. Hasil
HASIL PENELITIAN
sadar mempunyai masalah susunan gigi sebesar 51,43% dan yang tidak sadar
Perceived Need ∑ %
Sadar mempunyai masalah susunan gigi 108 51,43
Tidak sadar mempunyai masalah
102 48,57
susunan gigi
Jumlah 210 100
Tidak
Mendapat
mendapat Jumlah
Distribusi responden perawatan
perawatan
∑ % ∑ % ∑ %
dan mendapat perawatan adalah pada tingkat penghasilan orang tua Rp 5.000.001 –
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Rp <1.000.000 25 80,64 6 19,36 0 0 31 100
Rp 1.000.001 – Rp
72 63,72 41 36,28 0 0 113 100
3.000.000
Rp 3.000.001 – Rp
5 10 42 84 3 6 50 100
5.000.000
Rp 5.000.001 – Rp
0 0 0 0 16 100% 16 100
7.000.000
gigi pada tingkat pendidikan akhir ibu/wali adalah tidak sekolah/SD/SLTP sebesar
87,5%. (Tabel 5)
Tabel 5. Perceived need dan potencial demand berdasarkan tingkat pendidikan akhir
ibu/wali di SMU Negeri 1 Binjai. (N=210)
Sadar mempunyai
Tidak sadar
masalah susunan gigi
Tingkat mempunyai Jumlah
Tidak
pendidikan akhir masalah Mendapat
mendapat
ibu/wali susunan gigi perawatan
perawatan
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Tidak
14 87,5 2 12,5 0 0 16 100
sekolah/SD/SLTP
SMA/D1/D2 82 71,3 33 28,7 0 0 115 100
Sarjana 6 7,6 54 68,4 19 24 79 100
perawatan maloklusi adalah pada responden yang tidak ingin melakukan perawatan
Ya Tidak Jumlah
Distribusi responden
∑ % ∑ % ∑ %
Keinginan untuk melakukan
30 33,71 59 66,29 89 100
perawatan maloklusi
Persentase responden yang memilih alasan rasa sakit sebesar 6,78%, biaya
sebesar 81,36%, dengan alasan lain yaitu belum siap, jelek, takut diejek, tidak
nyaman sebesar 11,86% dan tidak ada yang memilih alasan rasa malu. (Tabel 7)
Distribusi Responden ∑ %
Biaya 48 81,36
Lain-Lain 7 11,86
Rasa Malu 0 0
Jumlah 59 100
71,91%. (Tabel 8)
Ya Tidak Jumlah
Distribusi responden
∑ % ∑ % ∑ %
Gangguan pengunyahan 31 34,83 58 65,17 89 100
yang merasa pengunyahan pada satu sisi sebesar 29,03%, yang dengan alasan lain
yaitu lidah sering tergigit, sulit menyikat gigi sebesar 6,45% dan tidak ada yang
Distribusi responden ∑ %
makanan tersangkut di gigi 20 64,52
pengunyahan pada satu sisi 9 29,03
rahang terasa sakit saat mengunyah 0 0
lain-lain 2 6,45
Jumlah 31 100
sebesar 40%, pengucapan sulit dimengerti sebesar 60% dan dengan alasan lain tidak
Distribusi Responden ∑ %
Jumlah 5 100
diri
tersinggung sebesar 18,75%, dengan alasan lain yaitu sering diejek teman, kurang
percaya diri, malu, diganggu teman, dijauhi teman sebesar 75%, dan tidak ada yang
Distribusi Responden ∑ %
Mudah tersinggung 12 18,75
Lain-lain 48 75
Sulit bergaul 4 6,25
Malas keluar rumah 0 0
Jumlah 64 100
PEMBAHASAN
masalah dengan susunan gigi lebih besar daripada yang tidak sadar sedangkan
menurut pemeriksaan evaluated need lebih banyak siswa yang tidak membutuhkan
perawatan ortodonti, hal ini mungkin disebabkan siswa memiliki tingkat kesadaran
akan perawatan maloklusi yang tinggi karena berada pada usia remaja sehingga lebih
evaluated need sebagian besar siswa berada pada grade 3 dan grade 4 (menurut
estetik komponen dari IOTN modifikasi) yang telah mempengaruhi estetis akan tetapi
masih termasuk dalam kategori tidak membutuhkan perawatan ortodonti, hal ini
bahwa lebih sedikit siswa yang sadar mempunyai masalah dengan susunan gigi
maloklusi (82,41%), hal ini mungkin disebabkan rata-rata penghasilan orang tua
dikutip dari penelitian Hamdan et al menunjukkan bahwa sebesar 60% remaja dengan
tingkat sosial tinggi telah melakukan perawatan ortodonti, juga didukung pernyataan
dari Mandal et al(1999) dikutip dari penelitian Hamdan et al bahwa jumlah perawatan
ortodonti semakin meningkat pada remaja dengan tingkat sosial tinggi, dan didukung
individu dengan tingkat sosial tinggi lebih memperhatikan estetika gigi mereka.22,23
Semua orang tua siswa yang sadar mempunyai masalah susunan gigi dan
telah mendapat perawatan mempunyai penghasilan lima juta sampai tujuh juta rupiah
dan sebagian besar orang tua siswa yang tidak sadar mempunyai masalah susunan
gigi berpenghasilan dibawah satu juta rupiah, hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi penghasilan orang tua maka semakin tinggi siswa yang sadar mempunyai
masalah susunan gigi. Sebagian besar ibu/wali siswa yang tidak sadar mempunyai
masalah susunan gigi berpendidikan akhir tidak sekolah/SD/SLTP dan sebagian besar
ibu/wali siswa yang sadar mempunyai masalah susunan gigi berpendidikan akhir
sarjana hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akhir ibu/wali
maka semakin tinggi siswa yang sadar mempunyai masalah susunan gigi.
Persentase siswa yang tidak mau melakukan perawatan maloklusi lebih besar
daripada yang mau dirawat. Penelitian Ng’ang’a et al(1997) dan Wang et al(1999)
dikutip dari penelitian Hamdan et al menunjukkan hanya sebesar 33% dan 40%
remaja di Kenya dan Hongkong yang ingin melakukan perawatan ortodonti, sebagian
besar alasannya karena tingkat sosial ekonomi yang rendah. Penelitian Josefsson et
al(2005) juga menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di Swiss tidak mau
pada siswa remaja sangat dipengaruhi oleh penghasilan orang tua. Sesuai dengan
penelitian ini bahwa sebagian besar alasan mengapa siswa tidak mau melakukan
penampilan dan kepercayaan diri (estetik) hal ini mungkin disebabkan sampel
penelitian adalah siswa pada usia remaja dimana pada usia remaja siswa akan sangat
mementingkan penampilan dirinya dan selalu ingin tampil sempurna. Sesuai dengan
estetik ataupun penampilan, dan didukung oleh Yeth et al(2000) dikutip dari
penelitian Hamdan et al yang menyatakan sebagian besar pasien berusia remaja ingin
banyak disebabkan karena makanan tersangkut sebesar 35,1%. Dan sedikit sekali
6.1 Kesimpulan
yang sadar mempunyai masalah susunan gigi lebih besar daripada perceived need
siswa yang tidak sadar yaitu sebesar 51,43%. Menurut pemeriksaan evaluated need
sebagian besar siswa tidak membutuhkan perawatan ortodonti yaitu sebesar 81,9%
yaitu sebesar 82,41%. Semua orang tua siswa yang sadar mempunyai masalah
susunan gigi dan telah mendapat perawatan berpenghasilan lima juta sampai tujuh
juta rupiah dan sebagian besar orang tua siswa yang tidak sadar mempunyai masalah
susunan gigi berpenghasilan dibawah satu juta rupiah yaitu sebesar 100% dan
80,64%. Sebagian besar ibu/wali siswa yang tidak sadar mempunyai masalah susunan
gigi berpendidikan akhir tidak sekolah/SD/SLTP dan sebagian besar ibu/wali siswa
yang sadar mempunyai masalah susunan gigi berpendidikan akhir sarjana yaitu
Siswa yang tidak mau melakukan perawatan maloklusi lebih besar daripada
siswa yang mau melakukan perawatan yaitu sebesar 66,29% dan sebagian besar
alasan siswa tidak ingin melakukan perawatan adalah biaya sebesar 81,36%. Akibat
dari maloklusi yang paling banyak dirasakan adalah adanya pengaruh pada
kepercayaan diri (estetis), maka hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi
mengenai kesehatan gigi dan mulut sejak dini terutama mengenai masalah maloklusi.
b. Kepada kepala SMU Negeri 1 Binjai agar lebih sering mengadakan acara-
acara di sekolah mengenai bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut terutama
masalah maloklusi.
d. Kepada orang tua siswa agar tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut anaknya
sejak dini terutama masalah maloklusi dan biasakan membawa anaknya ke dokter
e. Kepada siswa SMU Negeri 1 Binjai agar lebih menjaga kesehatan gigi dan
2001;27(1);45-6.
2. Anonymous.Malocclusion.2009. (http://en.wikipwdia.org/wiki/malocclusion).
27 Agustus 2009
3. Anonymous.Malocclusion.2008.(http://medical-dictionary.the
Orthod, 2001;23:153-67.
2009
2001;28:464-6
8. Dentinova.Orthodontics.2000.(http://dentinova.net/html/services.html). (27
Agustus 2009
2009
10. Marques LS, Jorge ML, Paiva SM. Maloccclusion:Esthetic Impact & Quality
11. Manurung AM. Hubungan perceived need dan evaluated need perawatan
12. Barnes D. The Difference Between Need and Demand. 2009. 5 september
2009
Delhi:Arya(MEDI)Publishing House.1997:90-102,115-22,223-39
4 September 2009
18. Rathbone J.S, Snidecor J.C. Appraisal of Speech Defects in Dental Anomalies
Sydney, 1998:15-9
2009
22. Hamdan A. The relationship between patient, parent and clinician perceived
71.
Kepada Yth,
Saudara…………………………………………………………………………………
……
Universitas Sumatera Utara, bersama dengan ini memohon kesediaan Saudara untuk
Dengan Tujuan :
SMU
visual dengan menggunakan rol milimeter dan kaca mulut yang telah disterilkan.
desinfektan Dettol dan kemudian alat dikeringkan dengan menggunakan kain yang
Pemeriksaan tidak akan menimbulkan rasa sakit dan pendarahan sama sekali. Setelah
Jika Saudara bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan menjadi Subjek Penelitian harap
ditandatangani. Perlu Saudara ketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat
dan Saudara dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian
Medan,……………………..
Peneliti,
Chandra Susanto
Hp : 08196014267
SUBJEK PENELITIAN
Nama :
Umur :
Kelas :
Alamat :
No telp/HP :
saya sebagai subjek penelitian yang berjudul Akibat dari Maloklusi Pada Anak
SMU Negeri 1 Binjai Dan saya memahaminya, maka Saya dengan sadar dan tanpa
paksaan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini untuk diteliti oleh peneliti
Chandra Susanto sebagai mahasiswa FKG USU, dengan catatan apabila suatu ketika
Medan,……………………2010
Tanda tangan,
(……………………………………………….)
Kepada Yth,
Saudara…………………………………………………………………………………
……
Universitas Sumatera Utara, bersama dengan ini memohon kesediaan Saudara untuk
mengijinkan anak anda berpartisipasi sebagai subjek penelitian kami yang berjudul :
Dengan Tujuan :
SMU
secara visual dengan menggunakan rol milimeter dan kaca mulut yang telah
kain yang bersih, sehingga alat-alat tersebut dapat dijamin bersih/bebas kuman/suci
hama.
Pemeriksaan tidak akan menimbulkan rasa sakit dan pendarahan sama sekali. Setelah
dilakukan pemeriksaan, kepada anak anda akan diberikan kuesioner yang berisi
Jika Saudara bersedia, Surat Pernyataan Kesediaan mengijinkan anak anda menjadi
Subjek Penelitian harap ditandatangani. Perlu Saudara ketahui bahwa surat kesediaan
tersebut tidak mengikat dan anak anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini
kapan saja selama penelitian berlangsung apabila terdapat hal-hal yang dirasakan
mengijinkan anak anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima
kasih.
Medan,……………………..
Peneliti,
Chandra Susanto
Hp : 08196014267
Saya dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia memberi persetujuan kepada
anak saya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini untuk diteliti oleh peneliti
Chandra Susanto sebagai mahasiswa FKG USU, dengan catatan apabila suatu ketika
Medan,……………………2010
Tanda tangan,
(……………………………………………….)
Alamat :…………………………………………………………
No Telp/Hp :…………………………………………………………
Grade :
Pemeriksa :
a. Tidak
b. Sedang
c. Sudah
Grade 1 Grade 2
d d
Grade 3
h. Diastema (-)
i. Protusi (-) h. Diastema (-)
j. Intrusi/ekstrusi (-) i. Protusi (-)
k. Deep bite 2-3mm (+) j. Intrusi/ekstrusi (-)
l. Cross bite (-) k. Deep bite>2mm (+)
m. Crowded (-) l. Cross bite (-)
n. Open bite (-) m. Crowded (-)
n. Open bite (+)
a
g g
g c
d
h. Diastema (-)
i. Protusi (-) h. Diastema (+)
j. Intrusi/ekstrusi (+) i. Protusi (-)
k. Deep bite>2mm (-) j. Intrusi/ekstrusi (-)
l. Cross bite (-) k. Deep bite>2mm (+)
m. Crowded (-) l. Cross bite (-)
n. Open bite (+) m. Crowded (-)
n. Open bite (+)
Grade 5 Grade 6
a a
b
d g d c
f
f
b
c g
b d c c
Grade 9 Grade 10
a
f
b b
e e a
d d c
Negeri I Binjai
Nomor kartu :
Tanggal :
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
a. < Rp 1000.000
b. Rp 1000.000 – Rp 3000.000
c. Rp 3000.001 – Rp 5000.000
d. Rp 5000.001 - Rp 7000.000
e. > Rp 7000.000
b. SMA/D1/D2
a. Belum pernah
B. PERCEIVED NEED
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
d. .....................................
a. Ya
c. …………………………………..
diri anda?
a. Ya
b. Tidak
a. Sulit bergaul
b. Mudah tersinggung
d. .............................
C. DEMAND
a. Mau
b. Tidak mau
a. Rasa sakit
b. Biaya
c. Rasa malu
d. ..................................