Anda di halaman 1dari 16

A.

Judul Penelitian
ANALISA PENGARUH SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN DISTRIBUSI
13,8 KV DI BOB PT. BSP - PERTAMINA HULU.

B. Bidang Ilmu
Teknik Tenaga Listrik.

C. Latar Belakang Masalah


BOB PT. BSP-Pertamina Hulu Bandar Pedada merupakan salah satu
perusahaan daerah Kabupaten Siak, yang terletak di Provinsi Riau yang bergerak
dalam bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, yang memiliki pembangkit
listrik sendiri untuk mensuplay kebutuhan operasional perusahaan. Untuk
memenuhi kebutuhan listrik, pada setiap sistem jaringan diperlukan sistem
proteksi terhadap tegangan lebih yang mungkin terjadi. Salah satunya adalah
proteksi terhadap sambaran petir.
Sambaran petir pada jaringan dapat menyebabkan terjadinya tegangan lebih
yang dapat menyebabkan terjadinya kegagalan pada sistem. Pada jaringan listrik
BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada terjadinya gangguan sangat
berpengaruh besar terhadap kelangsungan operasional perusahaan. Secara
keseluruhan. Terutama pada sumur-sumur produksi minyak yang dikelola BOB
PT. BSP- Pertamina Hulu Bandar Pedada, dikarenakan jaringan listrik tersebut
langsung terhubung ke beban berupa motor-motor pompa minyak di sumur-
sumur produksi. Oleh karena itu, setiap kali terjadi gangguan pada jaringan, target
lifting minyak harian BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada akan
terganggu.
Berdasarkan permasalahan diatas maka diperlukan pengamatan dan
analisa secara menyeluruh terkait sambaran petir pada jaringan 13,8 KV untuk
mengurangi terjadinya gangguan. Pengamatan dan analisa dilakukan pada
parameter-parameter sambaran petir pada jaringan, yaitu arus puncak, tegangan
puncak, tegangan induksi pada jaringan distribusi. Dengan dilakukannya
perhitungan / analisa mengenai pengaruh sambaran petir pada jaringan tersebut

1
diharapkan dapat meningkatkan reliabilitas dari keseluruhan sistem BOB PT.
BSP- Pertamina Hulu Bandar Pedada.
Dalam hal ini Penulis mengambil contoh jaringan distribusi 13,8 kv di BOB
PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada sebagai acuan dalam melakukan
penelitian, dengan judul “Analisa pengaruh Sambaran Petir Pada Jaringan
Distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada”.

D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Menganalisa dan menghitung sambaran petir pada jaringan distribusi 13,8
KV.

E. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Hanya membahas Sambaran Petir Pada Jaringan Distribusi 13,8 kv di
BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada yang terjadi gangguan.
2. Tidak membahas sistem proteksi terhadap sambaran petir seperti lightning
arrester dan kawat tanah secara detail.

F. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian tersebut adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh sambaran petir terhadap reabilitas dari
keseluruhan system.
2. Untuk mengetahui jarak sambaran petir.
3. Untuk mengetahui probabilitas bahaya petir disekitar jaringan distribusi.

G. Luaran yang diharapkan


Penelitian ini diharapkan menghasilkan keluaran berupa mengurangi
Outage akibat sambaran petir pada sistem, sehingga dapat meningkatkan
reliabilitas sistem secara keseluruhan, juga berupa laporan tugas akhir dan
terbitnya jurnal tentang Analisa pengaruh Sambaran Petir Pada Jaringan

2
Distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada Kemudian
pada akhirnya kajian ini dapat dijadikan acuan atau referensi pada BOB PT. BSP -
Pertamina Hulu Bandar Pedada.

H. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar
Pedada dalam merencanakan suatu sistem proteksi eksternal terhadap
sambaran petir pada jaringan distribusi.
2. Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Elektro tentang
perencanaan sistim penangkal petir pada suatu jaringan distribusi.

I. Tinjauan Pustaka
I.1. Literatur Riview
Pada penelitian Mursid Sabdullah, T. Haryono, Sasongko Pramono Hadi,
judul Analisis Distribusi Tegangan Lebih Akibat Sambaran Petir Untuk
Pertimbangan Proteksi Peralatan Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 Kv Di
Yogyakarta, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 2005 menyatakan Tegangan lebih transien yang timbul akibat
sambaran petir pada saluaran distribusi 20 kV penyulang-1 dari GI Kentungan
sampai Kalasan dengan panjang 60,240 km, dapat disimpulan sebagai berikut :
Besarnya tegangan lebih transien pada saluran berbanding lurus dengan jarak
saluran, jika saluran semakin panjang maka tegangan lebih transien akan semakin
besar.
Pada penelitian Fuad Hidayanto, judul Perhitungan Outage Rate Akibat
Sambaran Kilat Tidak Langsung Pada Saluran Distribusi 20 Kv (Studi Kasus :
Feeder SRL 4 GI Srondol), Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro, Menyatakan Harga tegangan induksi berbanding lurus dengan
besarnya arus kilat dan ketinggian kawat fasa. Sedangkan dengan jarak tempat
terjadinya sambaran kilat adalah berbanding terbalik, Harga tegangan induksi
dengan kawat netral lebih kecil dari pada tegangan induksi tanpa kawat netral,

3
Faktor perisaian dipengaruhi oleh besarnya tahanan pentanahan. Makin besar
harga tahanan tersebut maka makin besar harga faktor perisaiannya. Dengan
membesarnya harga faktor perisaian maka berarti tingkat perlindungannya kurang
baik, Harga angka keluaran (outage rate) akan naik dengan naiknya tahanan
pentanahan.
Pada penelitian M. Yusron Affandi, judul Studi Pengaruh Tegangan Lebih
Akibat Induksi Petir Pada Saluran Transmisi Tegangan Tinggi Menggunakan
Coupling Model, jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya, menyatakan Simulasi pada ATP-EMTP sangat
relevan dengan teori Rusck pada jarak maksimum 1200 meter dari pusat sambaran
petir dengan batasan error 9,139%. Sementara untuk tinggi menara, pengukuran
yang akurat hanya pada ketinggian 33-50 meter saja dengan batasan error 6,468%,
Tegangan puncak induksi petir berbanding terbalik dengan jarak sambaran,
Hubungan antara tegangan puncak induksi petir dengan arus puncak petir adalah
berbanding lurus, Tinggi menara berbanding lurus dengan tegangan puncak
induksi petir, Waktu muka dan waktu ekor tegangan impuls petir mempengaruhi
nilai tegangan induksi petir. Semakin cepat waktu muka, semakin besar tegangan
puncak induksi petir. Sedangkan semakin cepat waktu ekor petir, semakin kecil
tegangan puncak induksi petir.
Pada penelitian ira Debora parhusip, judul Studi Pengaruh Variasi Parameter
Sambaran Petir Terhadap Tegangan Induksi Pada Jaringan Distribusi 20 KV,
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang,
menyatakan Dengan melihat hasil simulasi sambaran induksi pada Jaringan
Distribusi 20 kV 3 fasa dapat disimpulkan bahwa Arus puncak yang besar, jarak
sambaran yang dekat, kecepatan sambaran yang besar, waktu muka gelombang
yang kecil dan waktu ekor yang panjang dapat menimbulkan tegangan induksi
yang besar . Dari simulasi juga diketahui bahwa magnitude gelombang tegangan
induksi mengalami atenuasi (penurunan) di sepanjang saluran dan akan mencapai
nilai terkecil pada titik dengan jarak terjauh dari titik sambaran. Simulasi
menunjukkan sambaran di fasa A pada simulasi juga akan menimbulkan tegangan
induksi di fasa yang tak tersambar (B dan C)

4
Pada penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki perbedaan dari
penelitian dari sebelumnya yaitu pengambilan data dilakukan pada salah satu
feeder 1 BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada dan dilakukan analisa
menggunakan metode RUSCK, penelitian ini diharapkan bisa dijadikan acuan
atau referensi pada BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada.

I.2. Teori Dasar


I.2.1 Proses Terjadinya Petir
Teori yang secara luas dapat diterima tentang petir yaitu bahwa awan
terdiri dari daerah bermuatan positif dan negatif. Pusat-pusat muatan ini
menginduksikan muatan berpolaritas berlawanan ke awan terdekat atau ke bumi.
Gradien potensial di udara antara pusat-pusat muatan di awan atau antara awan
dan bumi tidak seragam tapi gradient tersebut timbul pada bagian konsentrasi
muatan tinggi. Ketika gradient tegangan tinggi pada titik konsentrasi muatan dari
awan melebihi harga tembus udara yang terionisasi, maka udara di daerah
konsentrasi tekanan tinggi mengionisasi atau tembus (breakdown).
Muatan dari pusat muatan mengalir ke dalam kanal terionisasi,
mempertahankan gradient tegangan tinggi pada ujung kanal dan melanjutkan
proses tembus listrik. Sambaran petir ke bumi mulai ketika suatu muatan
sepanjang pinggir awan menginduksikan suatu muatan lawan ke bumi seperti
gambar 1.

Gambar 1. Muatan Sepanjang pinggir awan menginduksikan muatan lawan


pada bumi.
Kemudian akan timbul lidah petir arah bawah menyebar dari awan ke bumi
seperti terlihat pada gambar 2.

5
Gambar 2. Lidah petir menjalar ke arah bumi

Begitu lidah petir mendekati bumi, sambaran kearah atas terbentuk, biasanya
dari titik tertinggi disekitarnya. Bila lidah petir kearah atas dan kearah bawah
bertemu seperti terlihat pada gambar 3, suatu hubungan awan ke bumi terbentuk
dan energi muatan awan dilepaskan ke dalam tanah.

Gambar 3. Kilat Sambaran balik dari bumi ke awan

Muatan-muatan dapat terinduksi ke jaringan listrik yang ada disekitar


sambaran petir ke tanah. Walaupun muatan awan dan bumi dinetralisir seperti
terlihat pada gambar 4.

Gambar 4. Kumpulan muatan pada saluran distribusi

6
1.2.2 Pengaruh Petir Pada Jaringan Listrik
Dari segi listrik petir sangat membahayakan kelangsungan pelayanan listrik.
Kilat terjadi pada sembarang waktu dan sembarang tempat yang tidak dapat
dipastikan. Gangguan kilat pada kawat penghantar listrik adalah gangguan karena
kilat yang menyambar atau mempengaruhi kawat fasa/penghantar, sehingga hal
tersebut dapat mengakibatkan timbulnya surja tegangan dan surja arus pada pada
kawat penghantar yang sama atau melebihi ketahanan impuls isolasi dari isolator
ataupun instalasi. Pada keadaan surja tegangan yang timbul menyamai atau
melebihi ketahanan impuls isolator maka isolator akan flash over. Kerusakan
sistem distribusi karena petir merupakan persoalan penting pada sistem-sistem
perusahaan dan sebagian besar diperhitungkan sebagai pengeluaran konsumen,
merupakan pengeluaran tertinggi dalam perincian peralatan distribusi.
Perlindungan terhadap petir yang kurang memadai mengakibatkan kesalahan pada
system distribusi yang mungkin berakibat langsung pada transformator
substasion. Kerusakan transformator distribusi yang diletakkan di atas tiang yang
disebabkan oleh petir merupakan persoalan lama pada semua sistem.
Pertimbangan ekonomi untuk perlindungan berkaitan dengan biaya perbaikan
yang harus dikeluarkan. Persoalan lain yang dipikirkan adalah tidak nyamannya
konsumen dan kehilangan keuntungan karena pengeluaran.

1.2.3 Sambaran Langsung


Yang dimaksud dengan sambaran langsung adalah apabila kilat
menyambar langsung pada kawat fasa (untuk saluran tanpa kawat tanah) atau pada
kawat tanah (untuk saluran dengan kawat tanah). Pada waktu kilat menyambar
kawat tanah atau kawat fasa akan timbul arus besar dan sepasang gelombang
berjalan yang merambat pada kawat. Arus yang besar ini dapat membahayakan
peralatan-peralatan yang ada pada pada saluran.

7
1.2.4 Sambaran Tidak Langsung (Sambaran Induksi)
Sambaran tidak langsung atau sambaran induksi merupakan sambaran titik
lain yang letaknya jauh tetapi obyek terkena pengaruh dari sambaran sehingga
dapat menyebabkan kerusakan pada obyek tersebut. Bila terjadi sambaran petir ke
tanah di dekat saluran penghantar listrik, maka akan terjadi fenomena transien
yang diakibatkan oleh medan elektromagnetis dari kanal petir. Fenomena petir ini
terjadi pada kawat penghantar listrik. Akibat dari kejadian ini timbul tegangan
lebih dan gelombang berjalan yang merambat pada kedua sisi kawat penghantar
listrik di tempat sambaran berlangsung. Fenomena transien pada kawat
penghantar listrik berlangsung hanya di bawah pengaruh gaya yang memaksa
muatan-muatan bergerak sepanjang hantaran. Atau dengan perkataan lain transien
dapat terjadi di bawah pengaruh komponen vektor kuat medan magnet yang
berarah sejajar dengan arah penghantar. Jadi bila komponen vektor dari kuat
medan berarah vertikal, dia tidak akan mempengaruhi atau menimbulkan transien
pada penghantar.

1.2.5 Perhitungan Tegangan Lebih Induksi Akibat Sambaran Tidak Langsung


1.2.5.1 Mekanisme Kopling Elektromagnetis
Medan Elektromagnetik yang besar dihasilkan pada fasa sambaran balik
petir yaitu berupa surja arus dengan bentuk fungsi step yang bergerak ke atas
dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya dan menetralkan muatan di
sepanjang jalan kilat. Komponen vektor medan berinteraksi dengan saluran udara
akan membentuk kopling elektromagnetik yang menginduksikan tegangan induksi
pada saluran.

Gambar 5. Kopling elektromagnetis sambaran dengan saluran

8
1.2.5.2 Perhitungan Tegangan Induksi Maksimum (Rusck Method)
Model perhitungan tegangan induksi Rusck diadapatasi dalam standar
IEEE 1410-2010. Rusck mengasumsikan kanal tempat surja arus saat sambaran
balik tegak lurus bidang pentanahan, jaringan listrik sebagai saluran single
konduktor yang panjangnya tak hingga (infinite), saluran berada di atas
pentanahan dengan konduktivitas sempurna (ideal ground).
Interpretasi tegangan induksi menurut teori Rusck :

Gambar 6. Kalkulasi Tegangan Induksi Max

Vinduksi(x, t) = V1 + V2 = V(x, t) + V(−x, t) (2-1)


𝑣
v ct−x 𝑥 2 +( )2 (𝑐𝑡−𝑥)2
𝑐
V1 (x, t) = Z0 I0 h c [ v ]*[1 + ] (2-2)
d2 +( )2 (ct−x)
2 𝑣 2 𝑣
√( ) (𝑐𝑡)2 +{1−( )2 }(𝑥 2 +𝑑2 )
c
𝑐 𝑐

V2 = V1(−x, t) (2-3)

Berdasarkan rumus perhitungan Rusck diberikan parameter sambaran yang


mempengaruhi nilai tegangan induksi maksimum :
x = Jarak sepanjang saluran udara (meter)
Zo = Impedansi Karakteristik = 30 𝛺
Io = Amplitudo step dari arus sambaran balik (kA)
h = Ketinggian saluran udara dari permukaan tanah (m)
v = kecepatan sambaran balik(29 m/μs – 240 m/μs)
d = jarak antar tiang distribusi (m)
β = rasio kecepatan sambaran balik dan kecepatan cahaya
t = waktu (sekon)

9
Tegangan induksi akan bernilai maksimum pada titik x= 0 dimana titik di saluran
terdekat ke sambaran. (x =jarak sepanjang saluran), maka:

𝑐𝑡
Z 0 I0 h 2𝛽𝑐𝑡
V(x, t) = V(0, t) = 𝛽𝑐𝑡 2 (1 + 𝛽 2 𝑑
) (2-4)
d2 1+( ) 𝑐𝑡
𝑑 √1+𝛽 [( )2 −1]
2
𝑑

Z 0 I0 h 𝛽
Vinduksi Max = (1 + ) (2-5)
d √2−𝛽 2

10
Start

Studi Literatur

Pengambilan data:
1 . single line diagram
2 . data gangguan petir yg terjadi
dijaringan distribusi
3 . data sistem proteksi di BOB PT. BSP
Pertamina- hulu

Tidak
Kelengkapan data

Ya

Menganalisa dan menghitung data


yang telah didapat dari perusahaan

Tidak
Mendapatkan hasil
Analisa

Ya

Rekomendasi hasil
analisa

Kesimpulan

End

Gambar 7. Flowchart Rencana Penelitian.

11
J. Metode Pelaksanaan
Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap metode, diantaranya :
1. Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data dari buku referensi dan
jurnal-jurnal yang relevan dengan topik penelitian.
2. Metode Observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung pada BOB PT. BSP Pertamina Hulu.
3. Pengambilan data, yaitu mengumpulkan data-data yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan pada BOB PT. BSP - Pertamina
Hulu.
4. Pengolahan data, yaitu mengevaluasi data yang sudah didapatkan dari
BOB PT. BSP - Pertamina Hulu.
5. Analisa data, yaitu menganalisis data yang didapat sesuai degan tujuan
penelitian.
6. Pengumpulan laporan yaitu, hasil dari penelitian akan ditampilkan dalam
bentuk laporan.

K. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan dapat dilihat pada halaman berikutnya :

12
Tabel 1. Perkiraan Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan Lokasi Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16


1. Studi Literatur Perpustakaan dan Internet.
2. Observasi BOB PT. BSP - Pertamina Hulu.
Pengambilan Jaringan Distribusi BOB PT.
3.
Data BSP - Pertamina Hulu.
Pengolahan Fakultas Teknik Dan
4.
Data Perpustakaan Universitas Riau.

5 Analisa Data Fakultas Teknik.

Pengumpulan
6 Fakultas Teknik.
Laporan

1
L. Analisa Sementara
Dengan dilakukannya penelitian tentang analisa sambaran petir pada jaringan
distribusi tenaga listrik BOB PT. BSP - Pertamina Hulu. diharapkan, dapat
mengurangi terjadinya penyebab gangguan pada jaringan. Dengan dilakukannya
perbaikan pada jaringan tersebut diharapkan dapat meningkatkan reliabilitas dari
keseluruhan sistem BOB PT. BSP - Pertamina Hulu.

M. Kesimpulan Sementara
Adapun kesimpulan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Tercapainya peningkatan keandalan pada jaringan distribusi tenaga listrik
di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu setelah dilakukan analisa mengenai
sambaran petir.

N. Rancangan Biaya
1. Bahan dan Alat :
Tabel 2. Anggaran bahan dan alat
No. Nama Bahan Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Buku Referensi 4 100.000 400.000
2. ATK 1 50.000 50.000
Jumlah Biaya (Rp) 450.000

2. Perjalanan/ Transportasi:
Tabel 3. Anggaran biaya transportasi
No. Kota/ tempat tujuan Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Pekanbaru / BOB PT. 10 50.000 500.000
BSP - Pertamina
Hulu.
Jumlah Biaya (Rp) 500.000

1
3. Pengeluaran Lain-lain (Administrasi, Publikasi dan Operasional) :
Tabel 4. Anggaran pengeluaran lain-lain (administrasi, publikasi dan operasional)
No
Uraian Kegiatan Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah(Rp)
.
1. Dokumentasi Penelitian. 4 50.000 200.000
2. Pengetikan dan 5 45.000 2250.000
Perbanyakan Proposal.
3. Seminar Proposal. 1 300.000 300.000
4. Pengetikan dan 6 100.000 600.000
Perbanyakan Laporan
Hasil Penelitian.
5. Seminar Hasil Penelitian. 1 350.000 350.000
Jumlah Biaya (Rp) 1.675.000

4. Total
Tabel 5. Total pengeluaran
No. Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Bahan dan Alat 450.000
2. Perjalanan/Transportasi 500.000
3. Pengeluaran Lain-Lain 1.675.000
Jumlah Biaya (Rp) 2.625.000

2
DAFTAR PUSTAKA

Hidayanto Fuad, (2011). Perhitungan Outage Rate Akibat Sambaran Kilat Tidak
Langsung Pada Saluran Distribusi 20 Kv (Studi Kasus : Feeder SRL 4 GI
Srondol). At: http://eprints.undip.ac.id/25510/ [accesed 27 october 2015]
Sabdullah Mursid, dkk. (2005). Analisis distribusi tegangan lebih akibat
sambaran petir untuk pertimbangan proteksi peralatan pada jaringan
tegangan menengah 20 kv di Yogyakarta. At:
https://www.researchgate.net/publication/242520627_ANALISIS_DISTRI
BUSI_TEGANGAN_LEBIH_AKIBAT_SAMBARAN_PETIR_UNTUK_
PERTIMBANGAN_PROTEKSI_PERALATAN_PADA_JARINGAN_T
EGANGAN_MENENGAH_20_kV_di_YOGYAKARTA [accesed 15
februari 2016]

M.Yusron Affandi, (2013). Studi Pengaruh Tegangan Lebih Akibat Induksi Petir
Pada Saluran Transmisi Tegangan Tinggi Menggunakan Coupling Model.
At: https://ml.scribd.com/doc/25187665/STUDI-PENGARUH-
TEGANGAN-LEBIH-AKIBAT-INDUKSI-PETIR-PADA-SALURAN-
TRANSMISI-TEGANGAN-TINGGI-MENGGUNAKAN-COUPLING-
MODEL [accesed 20 februari 2016]

Ira Dabora Parhusip, dkk. (2013). Studi Pengaruh Variasi Parameter Sambaran
Petir Terhadap Tegangan Induksi Pada Jaringan Distribusi 20 Kv.
At:http://eprints.undip.ac.id/25510/ [accesed 24 februari 2016]

Anda mungkin juga menyukai