Judul Penelitian
ANALISA PENGARUH SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN DISTRIBUSI
13,8 KV DI BOB PT. BSP - PERTAMINA HULU.
B. Bidang Ilmu
Teknik Tenaga Listrik.
1
diharapkan dapat meningkatkan reliabilitas dari keseluruhan sistem BOB PT.
BSP- Pertamina Hulu Bandar Pedada.
Dalam hal ini Penulis mengambil contoh jaringan distribusi 13,8 kv di BOB
PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada sebagai acuan dalam melakukan
penelitian, dengan judul “Analisa pengaruh Sambaran Petir Pada Jaringan
Distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada”.
D. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Menganalisa dan menghitung sambaran petir pada jaringan distribusi 13,8
KV.
E. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Hanya membahas Sambaran Petir Pada Jaringan Distribusi 13,8 kv di
BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada yang terjadi gangguan.
2. Tidak membahas sistem proteksi terhadap sambaran petir seperti lightning
arrester dan kawat tanah secara detail.
F. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian tersebut adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh sambaran petir terhadap reabilitas dari
keseluruhan system.
2. Untuk mengetahui jarak sambaran petir.
3. Untuk mengetahui probabilitas bahaya petir disekitar jaringan distribusi.
2
Distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada Kemudian
pada akhirnya kajian ini dapat dijadikan acuan atau referensi pada BOB PT. BSP -
Pertamina Hulu Bandar Pedada.
H. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar
Pedada dalam merencanakan suatu sistem proteksi eksternal terhadap
sambaran petir pada jaringan distribusi.
2. Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Elektro tentang
perencanaan sistim penangkal petir pada suatu jaringan distribusi.
I. Tinjauan Pustaka
I.1. Literatur Riview
Pada penelitian Mursid Sabdullah, T. Haryono, Sasongko Pramono Hadi,
judul Analisis Distribusi Tegangan Lebih Akibat Sambaran Petir Untuk
Pertimbangan Proteksi Peralatan Pada Jaringan Tegangan Menengah 20 Kv Di
Yogyakarta, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 2005 menyatakan Tegangan lebih transien yang timbul akibat
sambaran petir pada saluaran distribusi 20 kV penyulang-1 dari GI Kentungan
sampai Kalasan dengan panjang 60,240 km, dapat disimpulan sebagai berikut :
Besarnya tegangan lebih transien pada saluran berbanding lurus dengan jarak
saluran, jika saluran semakin panjang maka tegangan lebih transien akan semakin
besar.
Pada penelitian Fuad Hidayanto, judul Perhitungan Outage Rate Akibat
Sambaran Kilat Tidak Langsung Pada Saluran Distribusi 20 Kv (Studi Kasus :
Feeder SRL 4 GI Srondol), Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro, Menyatakan Harga tegangan induksi berbanding lurus dengan
besarnya arus kilat dan ketinggian kawat fasa. Sedangkan dengan jarak tempat
terjadinya sambaran kilat adalah berbanding terbalik, Harga tegangan induksi
dengan kawat netral lebih kecil dari pada tegangan induksi tanpa kawat netral,
3
Faktor perisaian dipengaruhi oleh besarnya tahanan pentanahan. Makin besar
harga tahanan tersebut maka makin besar harga faktor perisaiannya. Dengan
membesarnya harga faktor perisaian maka berarti tingkat perlindungannya kurang
baik, Harga angka keluaran (outage rate) akan naik dengan naiknya tahanan
pentanahan.
Pada penelitian M. Yusron Affandi, judul Studi Pengaruh Tegangan Lebih
Akibat Induksi Petir Pada Saluran Transmisi Tegangan Tinggi Menggunakan
Coupling Model, jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya, menyatakan Simulasi pada ATP-EMTP sangat
relevan dengan teori Rusck pada jarak maksimum 1200 meter dari pusat sambaran
petir dengan batasan error 9,139%. Sementara untuk tinggi menara, pengukuran
yang akurat hanya pada ketinggian 33-50 meter saja dengan batasan error 6,468%,
Tegangan puncak induksi petir berbanding terbalik dengan jarak sambaran,
Hubungan antara tegangan puncak induksi petir dengan arus puncak petir adalah
berbanding lurus, Tinggi menara berbanding lurus dengan tegangan puncak
induksi petir, Waktu muka dan waktu ekor tegangan impuls petir mempengaruhi
nilai tegangan induksi petir. Semakin cepat waktu muka, semakin besar tegangan
puncak induksi petir. Sedangkan semakin cepat waktu ekor petir, semakin kecil
tegangan puncak induksi petir.
Pada penelitian ira Debora parhusip, judul Studi Pengaruh Variasi Parameter
Sambaran Petir Terhadap Tegangan Induksi Pada Jaringan Distribusi 20 KV,
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang,
menyatakan Dengan melihat hasil simulasi sambaran induksi pada Jaringan
Distribusi 20 kV 3 fasa dapat disimpulkan bahwa Arus puncak yang besar, jarak
sambaran yang dekat, kecepatan sambaran yang besar, waktu muka gelombang
yang kecil dan waktu ekor yang panjang dapat menimbulkan tegangan induksi
yang besar . Dari simulasi juga diketahui bahwa magnitude gelombang tegangan
induksi mengalami atenuasi (penurunan) di sepanjang saluran dan akan mencapai
nilai terkecil pada titik dengan jarak terjauh dari titik sambaran. Simulasi
menunjukkan sambaran di fasa A pada simulasi juga akan menimbulkan tegangan
induksi di fasa yang tak tersambar (B dan C)
4
Pada penelitian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki perbedaan dari
penelitian dari sebelumnya yaitu pengambilan data dilakukan pada salah satu
feeder 1 BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada dan dilakukan analisa
menggunakan metode RUSCK, penelitian ini diharapkan bisa dijadikan acuan
atau referensi pada BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada.
5
Gambar 2. Lidah petir menjalar ke arah bumi
Begitu lidah petir mendekati bumi, sambaran kearah atas terbentuk, biasanya
dari titik tertinggi disekitarnya. Bila lidah petir kearah atas dan kearah bawah
bertemu seperti terlihat pada gambar 3, suatu hubungan awan ke bumi terbentuk
dan energi muatan awan dilepaskan ke dalam tanah.
6
1.2.2 Pengaruh Petir Pada Jaringan Listrik
Dari segi listrik petir sangat membahayakan kelangsungan pelayanan listrik.
Kilat terjadi pada sembarang waktu dan sembarang tempat yang tidak dapat
dipastikan. Gangguan kilat pada kawat penghantar listrik adalah gangguan karena
kilat yang menyambar atau mempengaruhi kawat fasa/penghantar, sehingga hal
tersebut dapat mengakibatkan timbulnya surja tegangan dan surja arus pada pada
kawat penghantar yang sama atau melebihi ketahanan impuls isolasi dari isolator
ataupun instalasi. Pada keadaan surja tegangan yang timbul menyamai atau
melebihi ketahanan impuls isolator maka isolator akan flash over. Kerusakan
sistem distribusi karena petir merupakan persoalan penting pada sistem-sistem
perusahaan dan sebagian besar diperhitungkan sebagai pengeluaran konsumen,
merupakan pengeluaran tertinggi dalam perincian peralatan distribusi.
Perlindungan terhadap petir yang kurang memadai mengakibatkan kesalahan pada
system distribusi yang mungkin berakibat langsung pada transformator
substasion. Kerusakan transformator distribusi yang diletakkan di atas tiang yang
disebabkan oleh petir merupakan persoalan lama pada semua sistem.
Pertimbangan ekonomi untuk perlindungan berkaitan dengan biaya perbaikan
yang harus dikeluarkan. Persoalan lain yang dipikirkan adalah tidak nyamannya
konsumen dan kehilangan keuntungan karena pengeluaran.
7
1.2.4 Sambaran Tidak Langsung (Sambaran Induksi)
Sambaran tidak langsung atau sambaran induksi merupakan sambaran titik
lain yang letaknya jauh tetapi obyek terkena pengaruh dari sambaran sehingga
dapat menyebabkan kerusakan pada obyek tersebut. Bila terjadi sambaran petir ke
tanah di dekat saluran penghantar listrik, maka akan terjadi fenomena transien
yang diakibatkan oleh medan elektromagnetis dari kanal petir. Fenomena petir ini
terjadi pada kawat penghantar listrik. Akibat dari kejadian ini timbul tegangan
lebih dan gelombang berjalan yang merambat pada kedua sisi kawat penghantar
listrik di tempat sambaran berlangsung. Fenomena transien pada kawat
penghantar listrik berlangsung hanya di bawah pengaruh gaya yang memaksa
muatan-muatan bergerak sepanjang hantaran. Atau dengan perkataan lain transien
dapat terjadi di bawah pengaruh komponen vektor kuat medan magnet yang
berarah sejajar dengan arah penghantar. Jadi bila komponen vektor dari kuat
medan berarah vertikal, dia tidak akan mempengaruhi atau menimbulkan transien
pada penghantar.
8
1.2.5.2 Perhitungan Tegangan Induksi Maksimum (Rusck Method)
Model perhitungan tegangan induksi Rusck diadapatasi dalam standar
IEEE 1410-2010. Rusck mengasumsikan kanal tempat surja arus saat sambaran
balik tegak lurus bidang pentanahan, jaringan listrik sebagai saluran single
konduktor yang panjangnya tak hingga (infinite), saluran berada di atas
pentanahan dengan konduktivitas sempurna (ideal ground).
Interpretasi tegangan induksi menurut teori Rusck :
V2 = V1(−x, t) (2-3)
9
Tegangan induksi akan bernilai maksimum pada titik x= 0 dimana titik di saluran
terdekat ke sambaran. (x =jarak sepanjang saluran), maka:
𝑐𝑡
Z 0 I0 h 2𝛽𝑐𝑡
V(x, t) = V(0, t) = 𝛽𝑐𝑡 2 (1 + 𝛽 2 𝑑
) (2-4)
d2 1+( ) 𝑐𝑡
𝑑 √1+𝛽 [( )2 −1]
2
𝑑
Z 0 I0 h 𝛽
Vinduksi Max = (1 + ) (2-5)
d √2−𝛽 2
10
Start
Studi Literatur
Pengambilan data:
1 . single line diagram
2 . data gangguan petir yg terjadi
dijaringan distribusi
3 . data sistem proteksi di BOB PT. BSP
Pertamina- hulu
Tidak
Kelengkapan data
Ya
Tidak
Mendapatkan hasil
Analisa
Ya
Rekomendasi hasil
analisa
Kesimpulan
End
11
J. Metode Pelaksanaan
Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap metode, diantaranya :
1. Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data dari buku referensi dan
jurnal-jurnal yang relevan dengan topik penelitian.
2. Metode Observasi, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung pada BOB PT. BSP Pertamina Hulu.
3. Pengambilan data, yaitu mengumpulkan data-data yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan pada BOB PT. BSP - Pertamina
Hulu.
4. Pengolahan data, yaitu mengevaluasi data yang sudah didapatkan dari
BOB PT. BSP - Pertamina Hulu.
5. Analisa data, yaitu menganalisis data yang didapat sesuai degan tujuan
penelitian.
6. Pengumpulan laporan yaitu, hasil dari penelitian akan ditampilkan dalam
bentuk laporan.
K. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan dapat dilihat pada halaman berikutnya :
12
Tabel 1. Perkiraan Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan
6 Fakultas Teknik.
Laporan
1
L. Analisa Sementara
Dengan dilakukannya penelitian tentang analisa sambaran petir pada jaringan
distribusi tenaga listrik BOB PT. BSP - Pertamina Hulu. diharapkan, dapat
mengurangi terjadinya penyebab gangguan pada jaringan. Dengan dilakukannya
perbaikan pada jaringan tersebut diharapkan dapat meningkatkan reliabilitas dari
keseluruhan sistem BOB PT. BSP - Pertamina Hulu.
M. Kesimpulan Sementara
Adapun kesimpulan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Tercapainya peningkatan keandalan pada jaringan distribusi tenaga listrik
di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu setelah dilakukan analisa mengenai
sambaran petir.
N. Rancangan Biaya
1. Bahan dan Alat :
Tabel 2. Anggaran bahan dan alat
No. Nama Bahan Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Buku Referensi 4 100.000 400.000
2. ATK 1 50.000 50.000
Jumlah Biaya (Rp) 450.000
2. Perjalanan/ Transportasi:
Tabel 3. Anggaran biaya transportasi
No. Kota/ tempat tujuan Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Pekanbaru / BOB PT. 10 50.000 500.000
BSP - Pertamina
Hulu.
Jumlah Biaya (Rp) 500.000
1
3. Pengeluaran Lain-lain (Administrasi, Publikasi dan Operasional) :
Tabel 4. Anggaran pengeluaran lain-lain (administrasi, publikasi dan operasional)
No
Uraian Kegiatan Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah(Rp)
.
1. Dokumentasi Penelitian. 4 50.000 200.000
2. Pengetikan dan 5 45.000 2250.000
Perbanyakan Proposal.
3. Seminar Proposal. 1 300.000 300.000
4. Pengetikan dan 6 100.000 600.000
Perbanyakan Laporan
Hasil Penelitian.
5. Seminar Hasil Penelitian. 1 350.000 350.000
Jumlah Biaya (Rp) 1.675.000
4. Total
Tabel 5. Total pengeluaran
No. Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Bahan dan Alat 450.000
2. Perjalanan/Transportasi 500.000
3. Pengeluaran Lain-Lain 1.675.000
Jumlah Biaya (Rp) 2.625.000
2
DAFTAR PUSTAKA
Hidayanto Fuad, (2011). Perhitungan Outage Rate Akibat Sambaran Kilat Tidak
Langsung Pada Saluran Distribusi 20 Kv (Studi Kasus : Feeder SRL 4 GI
Srondol). At: http://eprints.undip.ac.id/25510/ [accesed 27 october 2015]
Sabdullah Mursid, dkk. (2005). Analisis distribusi tegangan lebih akibat
sambaran petir untuk pertimbangan proteksi peralatan pada jaringan
tegangan menengah 20 kv di Yogyakarta. At:
https://www.researchgate.net/publication/242520627_ANALISIS_DISTRI
BUSI_TEGANGAN_LEBIH_AKIBAT_SAMBARAN_PETIR_UNTUK_
PERTIMBANGAN_PROTEKSI_PERALATAN_PADA_JARINGAN_T
EGANGAN_MENENGAH_20_kV_di_YOGYAKARTA [accesed 15
februari 2016]
M.Yusron Affandi, (2013). Studi Pengaruh Tegangan Lebih Akibat Induksi Petir
Pada Saluran Transmisi Tegangan Tinggi Menggunakan Coupling Model.
At: https://ml.scribd.com/doc/25187665/STUDI-PENGARUH-
TEGANGAN-LEBIH-AKIBAT-INDUKSI-PETIR-PADA-SALURAN-
TRANSMISI-TEGANGAN-TINGGI-MENGGUNAKAN-COUPLING-
MODEL [accesed 20 februari 2016]
Ira Dabora Parhusip, dkk. (2013). Studi Pengaruh Variasi Parameter Sambaran
Petir Terhadap Tegangan Induksi Pada Jaringan Distribusi 20 Kv.
At:http://eprints.undip.ac.id/25510/ [accesed 24 februari 2016]