Anda di halaman 1dari 6

Teori Pesawat Atwood

Galileo melakukan pengamatan mengenai benda-benda jatuh bebas. Ia menyimpulkan dari


pengamatan-pengamatan yang dia lakukan bahwa benda-benda berat jatuh dengan cara yang
sama dengan benda-benda ringan. Tiga puluh tahun kemudian,Robert Boyle, dalam sederetan
eksperimen yang dimungkinkan oleh pompa vakum barunya, menunjukan bahwa pengamatan
ini tepat benar untuk benda-benda jatuh tanpa adanya hambatan dari gesekan udara. Galileo
mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh. Tetapi pernyataannya
walaupun mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai dengan hasil pengukuran dan
pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai orang pada saat itu (tetapi tidak diuji
dengan eksperimen) yaitu kesimpulan Aristoteles yang menyatakan bahwa,” Benda yang
beratnya sepuluh kali benda lain akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu benda
yang lebih ringan”.Selain itu Hukum Newton I menyatakan bahwa,” Jika resultan gaya yang
bekerja pada suatu sistem sama dengan nol, maka sistem dalam keadaan setimbang”.ΣF =
0Hukum Newton II berbunyi :” Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu bendadengan
massa m tidak sama dengan nol, maka benda tersebut mengalami percepatan ke arah yang
sama dengan gaya”. Percepatan a berbanding lurus dengan gaya dan berbanding terbalik
dengan massa benda.a = atau F = m.a

Hukum Newton II memberikan pengertian bahwa :1. Arah percepatan benda sama dengan
arah gaya yang bekerja pada benda.2. Besarnya percepatan berbanding lurus dengan
gayanya.3. Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan sebaliknya
bila benda mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya. Pesawat Atwood bekerja
dengan memanfaatkan hukum II Newton, yaitu “percepatan sebuah benda berbanding lurus
dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah
percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.” Secara matematis dapat
ditulis :
Ket : F = Gaya yang bekerja pada sistem
m = Massa benda
a = percepatan yang dialami benda

sehingga dengan melihat persamaan diatas dapat memberikan beberapa arah dimana arah
percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda, ada beberapa percepatan
yang sebanding dengan gayanya, dalam arti jika gaya konstan maka percepatan yang timbul
juga konstan.
v Untuk percepatan yang konstan :
v Untuk sebuah katrol dengan beban-beban, maka berlaku rumus :
Mk : massa katrol

Hukum Newton III :” Setiap gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkangaya lain
yang sama besarnya dengan gaya tadi, namun berlawanan arah”. Gaya reaksi ini dilakukan
benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya. Hukum inidikenal dengan Hukum Aksi
Reaksi.Faksi = -Freaksi Untuk percepatan yang konstan maka berlaku persamaan Gerak yang
disebut Gerak Lurus Berubah Beraturan. Bila sebuah benda berputar melalui porosnya, maka
gerak melingkar ini berlaku persamaan-persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan-
persamaan gerak linier. Dalam hal ini besaran fisis momen inersia (I) yang ekivalen dengan
besaran fisis massa (m) pada gerak linier. Momen inersia suatu bendaterhadap poros tertentu
harganya sebanding dengan massa benda tersebut dan sebanding dengan kuadrat dan ukuran
atau jarak benda pangkat dua terhadap poros.I ~ mI ~ r2Untuk katrol dengan beban maka
berlaku persamaan :a = (m+m1) – m2 . gm + m1 + m2 + I/ r2 dengan a = percepatan gerak m
= massa beban I = momen inersia katrolr = jari-jari katrolg = percepatan gravitasi Udara akan
memberikan hambatan udara atau gesekan udara terhadap benda yang jatuh. Besarnya gaya
gesekan udara yang akan gerak jatuh benda berbanding lurusdengan luas permukaan benda.
Makin besar luas permukaan benda, makin besar gayagesekan udara yang bekerja pada benda
tersebut. Gaya ini tentu saja akan memperlambat gerak jatuh benda. Untuk lebih memahami
secara kualitatif tentanghambatan udara pada gerak jatuh, kita dapat mengamati gerak
penerjun payung.Penerjun mula-mula terjun dari pesawat tanpa membuka parasutnya. Gaya
hambatan udara yang bekerja pada penerjun tidak begitu besar, dan jika parasutnya terus
tidak tidak terbuka, penerjun akan mencapai kecepatan akhir kira-kira 50 m/s ketika sampaidi
tanah. Kecepatan itu kira-kira sama dengan kecepatan mobil balap yang melajusangat cepat.
Sebagai akibatnya, penerjun akan tewas ketika sampai di tanah. Dengan mengembangkan
parasutnya, luas permukaan menjadi cukup besar, sehingga gayahambatan udara yang bekerja
papa penerjun cukup basar untuk memperlambatkelajuan terjun. Berdasarkan hasil
demonstrasi ini dapatlah ditarik kesimpulan sementara bahwa jika hambatan udara dapat
diabaikan maka setiap benda yang jatuhakan mendapatkan percepatan tetap yang sama tanpa
bergantung pada bentuk dan massa benda. Percepatan yang tetap ini disebabkan oleh medan
gravitasi bumi yang disebut percepatan gravitasi (g). Di bumi percepatan gravitasi bernilai
kira-kira 9,80m/s2. untuk mempermudah dalam soal sering dibulatkan menjadi 10 m/s2.

Untuk membuktikan pernyataan diatas bahwa jika hambatan udara dihilangkan, setiap benda
jatuh akan mendapat percepatan tetap yang sama tanpa bergantung pada benda dan massa
benda, di dalam laboratorium biasanya dilakukan percobaan menjatuhkandua benda yang
massa dan bentuknya sangat berbeda di dalam ruang vakum.Sehubungan dengan hal di atas,
Gerak Jatuh Bebas adalah gerak suatu bendadijatuhkan dari suatu ketinggian tanpa kecepatan
awal dan selama geraknyamengalami percepatan tetap yaitu percepatan gravitasi, sehingga
gerak jatuh bebastermasuk dalam gerak lurus berubah beraturan. Perhatikan karena dalam
gerak jatuh bebas, benda selalu bergerak ke bawah maka unutk mempermudah perhitungan,
kitatetapkan arah ke bawah sebagai arah positif. Persamaan-persamaan yang digunakandalam
gerak jatuh bebas adalah :vo = 0 dan a = gketerangan :a1, a2 : silinder bebana3 : beban b :
katrol yang dapat bergerak bebasc : tali penggantungd : penyangkut bebane : penghenti
silinder f : tiang penggantungg : penjepit silinder Jika pada sistem pesawat dilepaskan
penjepitnya, maka sistem akan bergerak dengan percepatan tetap. Besarnya percepatan a
berbanding lurus dengan gayanya. Untuk gaya yang konstan, maka percepatan tetap sehingga
berlaku persamaan gerak lurus berubah beraturan :xt = ½ at2dimana:t = waktu tempuha =
percepatan sistemxt = jarak setelah t detik Setelah beban mb ditahan oleh pengangkut beban,
silinder a1 dan a2 tetapmelanjutkan gerakannya dengan kecepatan konstan. Dalam keadaan
ini resultan gayayang bekerja pada sistem sama dengan nol (sesuai dengan hukum Newton I
).Sehingga jarak tempuh silinder a1 dan a2 setelah beban tersangkut, dapat dinyatakansebagai
berikut :xt = v.tGerak RotasiBila sebuah benda mengalami gerak rotasi melalui porosnya,
ternyata pada gerak ini akan berlaku persamaan gerak yang ekuivalen dengan persamaan
gerak linier.

Apabila torsi bekerja pada benda yang momen inersianya I, maka dalam bendaditimbulkan
percepatan sudut yaitu :Τ = I.αPersamaan Gerak untuk KatrolBila suatu benda hanya dapat
berputar pada porosnya yang diam, maka geraknyadapat dianalisa sebagai berikut : NΣF = 0r
-T1 – m + T2 + N = 0-T1 + T2 = 0-T1 = T2mgT1 T2Bila beban diputar dan katrol pun dapat
berputar pula maka geraknya dapat dianalisissebagai berikut :T1 T2T1 T2m2m1 mΣτ =
IαT1.r + T2.r = IαPercepatannya adalah : a = (m+m1) – m2 . gm + m1 + m2 + I/ r2

Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang sering digunakan untuk mengamati hukum mekanika pada
gerak yang dipercepat secara beraturan.

Sederhananya pesawat atwood tersusun atas 2 benda yang terhubung dengan seutas kawat/tali.

Bila kedua benda massanya sama, keduanya akan diam. Tapi bila salah satu lebih besar (misal m1>m2). Maka
kedua benda akan bergerak ke arah m1 dengan dipercepat.

Gaya penariknya sesungguhnya adalah berat benda 1. Namun karena banda 2 juga ditarik ke bawah (oleh
gravitasi), maka gaya penarik resultannya adalah berat benda 1 dikurangi berat benda 2.

Berat benda 1 adalah m1.g dan berat benda 2 adalah m2.g

Gaya resultannya adalah (m2-m1).g

Gaya ini menggerakkan kedua benda.

Sehingga, percepatan kedua benda adalah resultan gaya tersebut dibagi jumlah massa
kedua benda.

Untuk mencari tegangan tali kita lihat benda 1. Gaya yang bekerja padanya adalah m1.g dan tegangan tali T.

1. . TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami hukum-hukum Newton tentang gerak
2. Memahami gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan
(GLBB)
3. Menentukan percepatan benda yang bergerak lurus berubah beraturan (GLBB)
1. II. ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang diperlukan dalam eksperimen ini adalah:

 Stopwatch
 Neraca teknis
 Pesawat Atwood, yang terdiri dari :
o Tiang berskala (T) dengan katrol pada bagian ujung (K) berjari-jari R
o Tali penggantung yang massanya dapat diabaikan
o

o Dua beban silinder dengan massa sama dan dan diikatkan pada ujung tali

 Beberapa beban tambahan (m) dengan massa bervariasi


 Klem (L) dan pegas (S)
 Penahan beban tambahan m (B), berlubang
 Penahan beban (C), tak berlubang

1. III. LANGKAH KERJA

1. Mengukur massa beban dan serta massa beban tambahan m


2. Memasang tali pada katrol dan menggantungkan beban dan pada ujung-ujung tali.
3. Memasang pada klem dan menambahkan beban tambahan m pada beban . Mencatat
kedudukan A (kedudukan dan m), kedudukan penahan B dan penahan C pada skala
tiang.
4. Setelah benar-benar tenang, dilepaskan dari klem dan dicatat waktu yang diperlukan
oleh (m + ) dari A dan B sebagai dan oleh dari B ke C sebagai
5. Mengulangi langkah 3 dan 4 untuk beban tambahan m yang lain.

1. IV. LANDASAN TEORI

Newton memiliki peran yang sangat besar dalam upaya menjelaskan gerak suatu benda
melalui hukum-hukum tentang gerak. Ada tiga buah hukum yang dinyatakannya, yaitu
hukum I Newton, hukum II Newton, dan hukum III Newton.
Hukum I Newton berbunyi: ” Jika sebuah benda atau sistem benda tidak dipengaruhi gaya
luar, maka benda atau sistem benda tersebut akan selalu berada dalam keadaan
keseimbangan”. Keseimbangan yang dimaksud adalah jika semula benda diam, maka
selamanya akan tetap diam, dan jika benda semula bergerak, maka akan tetap bergerak lurus
beraturan (GLB). Hukum I Newton ini sering diungkapkan dengan persamaan

Anda mungkin juga menyukai