selaput lendir (FI Edisi IV). Bahan obatnya larut atatu terdispersi homogen dalam dasar salep yang
cocok (FI Edisi III). Salep tidak boleh berbau tengik kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat
dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %. Sedian setengah padat ini
ditak menggunakan tenaga.
Akan tetapi salep harus memiliki kualitas yang baik yang stabil, tida terpengaruh oleh suhu
dan kelembababn kamar, dan semua zat yang dalam salepharus halus. Oleh karena itu, pada saat
pembuatan salep terkadang mengalami banyak malah, salep yang harus digerus dengan homogen,
agar semua zat aktifnya dapat masuk kepori-pori kulit dan diserap oleh kulit.
Pembuatan sediaan setengah padat atatu salep sangat penting diketehui untuk dapat
diterapkan pada pelayanan kefarmasian khususnya di Apotek, Puskesmas, maupun Rumah Sakit.
Ahli farmasi menggunakan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang bertujuan
untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Selain
itu, sediaan semi solid digunakan untuk pemakaian luar seperti krim,salep, gel,pasta dan
suppositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semi solid ini yaitu praktis,
mudah dibawah, mudah dipakai dan mudah pada pengabsorbsiannya. Juga untuk memberikan
perlindungan pengobatan terhadap kulit.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk dapat menyebutkan istilah dalam penulisan resep dan copy resep
2. Untuk dapat menyebutkan khasiat obat generik A s/d C
3. Untuk dapat menyebutkan sinonim obat generik dan paten A s/d C
4. Untuk dapat mengetahui pembuataan sediaan salep
A. Dasar Teori
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. Bahan obat harus larut dan terdispersi homogen kedalam dasar salep yang cocok (FI Edisi
III,1979).
Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukkan untuk pemakaian topikal kulit atatu
selaput lendir. Setiap salep boleh berbau tengik kecuali dinyatakan lain, kadar bahan obat salep
yang mengandung obat keras narkotika adalah 10% (FI Edisi IV,1995).
1. Kualitas dasar salep
a. Stabil
Selama masih dipakai mengobati, maka salep harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu
kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar.
b. Lunak
Lunak yaitu semua zat dalam keadaan harus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen.
Sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi, inflamasi dan ekskloriasi.
c. Mudah dipakai
Umumnya salep tipe emulsi adalah yang oaling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit.
d. Dasar salep yang cocok
Dasar salep yang ccok yaitu dasar salep yang halus kompatibel secara fisika dan kimia dengan
obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi dari obat
yang mampu melepas pada obatnya pada daerah yang diobati.
e. Terdispersi merata
Terdispersi merata yaitu obat terdispersi sacara merata melalui dasar salep padat atau cair pada
pengobatan (Anief,2006).
2. Komposisi dasar salep
a. Dasar salep hidrokarbon yaitu :
a. Vaselin putih atau vaselin kuning
b. Campuran vaselin yaitu malam putih dan malam kuning
c. Farafin cair dan farafin padat
d. Minyak tumbuh-tumbuhan
e. Jelene
b. Dasar serap salep yaitu dapat menyerap air yang terdiri :
a. Adeps lanae
b. Unguentum simpleks
c. Hidrofilic fetrolerlum
c. Dasar salep dapat diolesi dengan air, yaitu terdiri atas :
a. Dasar salep emulsi MIA seperti vanishing cream
b. Emulsifying quitment B.P
c. Hydrophilic quitment dibuat dari minyak mineral, stearyalcohol mayri (emulgator tipe M/A)
d. Dasar salep yang dapat larut dalam air antara lain PGA atau campuran PEG
a. Polyethaleneggropl quitment USP
b. Ciagacant
c. PGA (Anief, 2006)
3. Funsi salep
a. Sebagai bahan aktif pembawah substansi obat untuk pengobatan kulit
b. Sebagai bahan pelumas pada kulit
c. Sebagai bahan pelindung kuli yaitu mencegah kontak permukaan kulit yang dengan larutan
berair dan perangsang kulit (Dachman,2008).