Anda di halaman 1dari 2

ASD MEDIC

Apa itu difteri?


Difteri merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh kuman yang sangat mudah
menular dan berbahaya. Difteri menyerang Bagaimana penularan difteri?
selaput lendir pada hidung serta tenggorokan
bahkan terkadang mempengaruhi kulit. Penyakit Penyebaran bakteri difteri dapat terjadi dengan
difteri termasuk penyakit infeksi yang mengancam mudah dan yang utama adalah melalui udara
jiwa jika tidak segera ditangani. Penyakit Difteri saat seorang penderita bersin atau batuk. Selain
menyerang semua umur, baik itu anak-anak itu, ada beberapa metode penularan lain yang
maupun dewasa dapat tertular penyakit difteri. perlu diwaspadai. Antara lain melalui:
 Barang-barang yang sudah terkontaminasi
oleh bakteri, misalnya mainan atau handuk.
Namun anak-anak di bawah umur 5 tahun dan  Sentuhan langsung pada bisul akibat difteri di
orang tua di atas 60 tahun sangat beresiko kulit penderita. Penularan ini umumnya
terkena penyakit difteri. Difteri disebabkan oleh terjadi pada penderita yang tinggal di
dua jenis bakteri, yaitu Corynebacterium lingkungan yang padat penduduk dan
diphtheriae dan Corynebacterium ulcerans. Masa kebersihannya tidak terjaga.
inkubasi (saat bakteri masuk ke tubuh sampai  Kontak langsung dengan hewan-hewan yang
gejala muncul) penyakit ini umumnya dua hingga sudah terinfeksi, misalnya sapi.
lima hari. Data kemenkes menunjukan sampai  Meminum susu yang belum melalui proses
bulan November, ada 95 kabupaten dan kota dari pasteurisasi atau sterilisasi.
20 provinsi yang melaporkan kasus difteri. Secara  Makanan yang terbuat dari susu yang belum
keseluruhan terdapat 622 kasus, 32 diantaranya melalui proses pasteurisasi atau sterilisasi.
meninggal dunia.

Apa yang harus kita lakukan


Apa saja gejala difteri?
Kenali gejala awal difteri. Gejala awal difteri apabila ada gejala difteri?
bisa tidak spesifik, seperti:
 Demam tidak tinggi
 Segera ke fasilitas kesehatan terdekat
 Nafsu makan menurun
apabila anak anda mengeluh nyeri
 Lesu
tenggorokan disertai suara berbunyi seperti
 Nyeri menelan dan nyeri tenggorok
mengorok (stridor) atau pembesaran
 Sekret hidung kuning kehijauan dan bisa
kelenjar getah bening leher, khususnya
disertai darah anak berumur < 15 tahun.
Namun memiliki tanda khas berupa selaput  Anak harus segera dirawat di rumah sakit
putih keabu-abuan di tenggorok atau hidung, apabila dicurigai menderita difteri agar
yang dilanjutkan dengan pembengkakan leher segera mendapat pengobatan dan
atau disebut sebagai bull neck.
pemeriksaan laboratorium untuk
memastikan apakah anak benar menderita
difteri.
 Apabila anak anda didiagnosis difteri, akan
diberikan tatalaksana yang sesuai
termasuk perawatan isolasi
 Untuk memutuskan rantai penularan,
seluruh anggota keluarga serumah harus
segera diperiksa oleh dokter dan petugas
dari Dinas Kesehatan, serta mendapat obat
yang harus dihabiskan untuk mencegah
penyakit, apakah mereka juga menderita
atau karier (pembawa kuman) difteri dan
mendapat pengobatan.
 Anggota keluarga yang tidak menderita
difteri, segera dilakukan imunisasi
DPT/DT/Td sesuai usia.

Sumber : IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)


ASD MEDIC
 Laksanakan semua petunjuk dari Dokter  Biasakan mencuci tangan setelah memegang
dan Petugas Kesehatan setempat apapun.
 Setelah imunisasi DPT, kadang-kadang  Selalu menjaga kesehatan agar badan tetap
timbul demam, bengkak dan nyeri ditempat sehat dan terhindar dari bakteri penyebab
suntikan DPT, yang merupakan reaksi difteri.
normal dan akan hilang dalam 1-2 hari. Bila  Olahraga secukupnya agar tubuh lebih sehat
anak mengalami demam atau bengkak di dan bugar.
tempat suntikan, boleh minum obat  Menjaga kebersihan lingkungan rumah
penurun panas parasetamol sehari 4 x sekitar.
sesuai umur, sering minum jus buah atau
susu, serta pakailah baju tipis atau segera
berobat ke petugas kesehatan terdekat.
 Anak dengan batuk pilek ringan dan tidak
demam tetap bisa mendapatkan imunisasi
DPT/DT/Td sesuai usia. Jika imunisasi
tertunda atau belum lengkap, segera
lengkapi di fasilitas kesehatan terdekat.

Bagaimana mencegah difteri?


Tips 1

 Imunisasi adalah perlindungan terbaik


terhadap kemungkinan tertular penyakit
difteri, dan dapat diperoleh dengan mudah
di berbagai fasilitas kesehatan pemerintah
maupun swasta.
 Lengkapi imunisasi DPT/DT/Td anak anda
sesuai jadwal imunisasi anak Kementerian
Kesehatan atau Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Imunisasi difteri lengkap adalah
sebagai berikut:

 Usia kurang dari 1 tahun harus


mendapatkan 3 kali imunisasi difteri
(DPT).
 Anak usia 1 sampai 5 tahun harus
mendapatkan imunisasi ulangan
sebanyak 2 kali.
 Anak usia sekolah harus mendapatkan
imunisasi difteri melalui program Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) siswa
sekolah dasar (SD) kelas 1, kelas 2, dan
kelas 3 atau kelas 5.
 Setelah itu, imunisasi ulangan dilakukan
setiap 10 tahun, termasuk orang
dewasa. Apabila status imunisasi belum
lengkap, segera lakukan imunisasi di
fasilitas kesehatan terdekat.

Tips 2

 Hindari kontak langsung dengan penderita


 Jauhi ketika penderita sedang bersin atau
batuk.

Sumber : IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai