Anda di halaman 1dari 23

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“GOOD GOVERNANCE”

Disusun oleh :

I MADE DWI SUYUN YUSTIKA 1712551009

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAN DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2017

1
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas dapat menggambarkan betapa besar


rasa syukur untuk mengucapkan puji kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmatnya yang begitu melimpah dengan
segala karunia yang telah diberikan kepada saya. Puji syukur
senantiasa saya panjatkan jua kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
telah menuntun dan mempermudah jalan saya dalam pembuatan tugas
pembuatan makalah pendidikan kewarganegaraan dengan tema good
governance ini karena tugas ini tidak akan dapat terselesaikan dengan
baik serta tepat waktu tanpa restu dari Tuhan Yang Mahakuasa.
Terlepas dari hal tersebut, saya sebagai penyusun tugas
pembuatan makalah pendidikan kewarganegaraan ini sadar sesadar-
sadarnya bahwasanya makalah yang saya susun ini masih jauh dari
kesempurnaan dan memiliki begitu banyak kekurangan baik dari segi
tata kalimat maupun pemilihan katanya. Beranjak dari kesadaran akan
kekurangan tersebut, dengan tangan terbuka saya menerima segala
bentuk dari saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik lagi agar nantinya apa
yang kami kerjakan dapat memenuhi kriteria yang ada kelak.
Pada akhirnya, saya selaku penyusun makalah berharap semoga
tugas Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat memperluas wawasan
dari para pembaca yang mana ini akhirnya dapat memberikan manfaat
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara serta mampu memberikan
sebuah inpirasi terhadap seluruh pembaca.

Denpasar, 23 Pebruari 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER …..…………………………………………………………. 1
KATA PENGANTAR ….………………..…………………………. 2
DAFTAR ISI ………………..………………………………………. 3

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………… 5
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………...…………….. 5
1.4 Manfaat Penulisan …………………………………………….5
1.5 Metode Penelitian ……………………………………………. 5

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori ………………………………………..…… 7
2.1.1 Definisi Good Governance ………………………………..7
2.1.2 Prinsip-prinsip Good Governance ……………………..9
2.1.3 Urgensi Good Governance di Indonesia ………………13
2.2 Pembahasan …………………………………………………16
2.2.1 Latar Belakang ……………………………………...…16
2.2.2 Fakta-Fakta Terkait …………………………………....18
2.2.3 Solusi …………………………………………………..20
2.2.4 Resolusi ……….………………………………………20

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………. 21
3.2 Saran ………………………...…………………………… 21

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………… 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan didalam pelaksanaan pemerintahan di negara


Indonesia merupakan salah satu kenyataan yang harus ditrima bahwa
permasalahan yang terjadi tidak dapat kita hindarkan. Dimana dalam
pelaksanaannya, ada saja permasalahan-permasalahan yang dijumpai baik itu
permasalahan karena faktor internal maupun faktor eksternal. Pemerintah
adalah sebuah pengharapan dan merupakan pilihan dari rakyatnya dengan
harapan pemimpin pemerintahan yang dipilih dapat sedikit banyaknya
mengubah kehidupan mereka menjadi lebih sejahtera dan berdaulat daripada
sebelumnya. Disisi lain, pemerintah juga bisa menjadi sebuah tantangan dan
kendala bagi warga negara terlebih ketika pemerintahan yang dipimpin
menjadi jatuh karena penyelewengan yang terjadi ataupun karena faktor lain.

Suatu masyarakat tanpa pemerintah merupakan sebuah kekacauan


besar, begitu pula pemerintah tanpa masyarakat. Kedua unsur tersebut adalah
saling berkaitan dan tidak bisa terpisahkan. Maka dari itu, kedua unsur
tersebut harus memiliki kesadaran dan saling berjalan dengan selaras.
Masyarakat dan pemerintah harus bisa membuat suatu kesepakatan bersama
untuk kepentingan bersama dengan menjunjung tinggi suara rakyat dan
sebaliknya. Maka dari itu, good governance atau tata pemerintahan yang baik
adalah sebuah landasan yang seharusnya dijadikan acuan dalam membuat
suatu kebijakan yang menyangkut kepentingan bersama. Tata pemerintahan
yang baik juga harus dijalankan untuk mengatasi segala permasalahan yang
terjadi dalam sebuah negara agar dapat terselesaikan secara jelas dan nyata.
Disisi lain, kesadaran dari masing-masing komponen negara penting untuk
mengembangkan nasionalisme guna mencapai sebuah tata pemerintahan yang
baik.

4
1.2 Rumusan Masalah

Adapun persoalan yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya :

1. Apa definisi dari good governance?

2. Apa saja yang menjadi prinsip good governance?

3. Bagaimana urgensi dari pelaksanaan good governance di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :

1. Untuk mengetahui definisi dari good governance.

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari good governance.

3. Untuk mengetahui urgensi di dalam pelaksanaan good governance


khusunya di Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan

Dari adanya penulisan makalah good governance ini, penulis berharap


agar naninya tulisan ini dapat memberikan suatu manfaat dalam memberikan
sumbangan pemikiran yang baru, memperkaya diri dengan konsepserta
pengetahuan umum mengenai ketatapemerintahan, khususnya pengetahuan
mengenai good governance.

1.5 Metode Penulisan

Metode yang digunakan oleh penulis dalam menulis makalah inii adalah
menggunakan kajian pustaka. Kajian pustaka ialah sebuah daftar referensi
yang diperoleh oleh penulis guna mendukung tulisannya dalam bentuk uraian
atau deskripsi tentang literatur yang berkaitan dengan bidang permasalahan

5
yang sedang diamati dalam penelitiannya. Di dalam makalah ini, penulis
menggunakan kajian pustaka berupa buku tercetak maupun elektronik, serta
artikel atau jurnal terkait.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Good Governance

Secara etimologis, good governance berasal dari dua kata yang


diambil dari bahasa inggris yaitu good dan governance (Gubernare).
Good yang berarti baik, dan governance yang berarti tata pemerintahan.
Dengan kata lain yang mengacu kepada pengertian tersebut, good
governance secara umum dapat definisikan sebagai sebuah tata
pemerintahan yang baik, atau pengelolaan/ penyelenggaraan
kepemerintahan yang baik.

Sedangkan, definisi dari good governance itu sendiri


menurut pendapat para ahli, yakni :

1. Menurut World Bank (Bank Dunia)

Dalam pandangan World Bank, mereka mengemukakan


pendapatnya tentang good governance yang mana pendapatnya ialah
suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif,
menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political
framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha. Selain itu, mereka juga
membuatkan sebuah sinonim dari good governance itu sebagai sebuah
hubungan sinergis dan konstruktif di antara negara, sector dan
masyarakat

7
2. Menurut LAN dan BPKP

Menurut LAN dan BPKP, good governance adalah sebuah


proses penyelenggaraan kekuasaan Negara, oleh sebab itu,
melaksanakan penyediaan public goods dan services. Dimana menurut
LAN dan BPKP, good governance dikatakan efektif apabila dalam
pelaksanaannya, good governance menuntut atau mengharuskan
adanya sebuah koordinasi (alignment) yang baik dan integritas, serta
keprofesionalismean dan sebuah etos kerja, moral yang tinggi. Agar
kepemerintahan yang baik menjadi realitas dan berhasil diwujudkan,
diperlukan komitmen dari semua pihak, pemerintah, dan masyrakat.

3. Menurut UNDP

Menurut United Nations Development Program good


governance sebagai hubungan yang sinergis dan konstruktif di antara
negara, sektor swasta dan masyarakat (society) dalam prinsip-prinsip;
partisipasi, supremasi hukum, transparansi, cepat tanggap,
membangun konsesus, kesetaraan, efektif dan efisien,
bertanggungjawab serta visi stratejik.

4. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo

Bintoro Tjokroamidjojo dalam pandangannya


mengemukakan bahwa good governance ialah suatu bentuk
manajemen pembangunan, yang juga disebut administrasi
pembangunan, yang menempatkan peran pemerintah sentral yang
menjadi agent of change dari suatu masyarakat
berkembang/developing di dalam negara berkembang.

8
5. Menurut Kashi Nisjar

Kashi Nisjar (1997) dalam Domai (2001) mengemukakan


bahwa secara umum good governance mengandung unsur utama yang
terdiri dari akuntablitas, transparansi, keterbukaan dan aturan hukum.

5. Menurut Kooiman

Kooiman (1993) good governance berarti merupakan


serangkaian kegiatan (proses) interaksi sosial politik antara
pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan
dengan kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas
kepentingan-kepentingan tersebut.

6. Menurut J.B.Kristiadi

J.B.Kristiadi memnyebutkan bahwa good governance


didapat atau dicapai dengan melalui pengaturan yang tepat diantara
dua fungsi pasar dan fungsi organisasi termasuk organisasi publik,
sehingga tercapai transaksi transaksi dengan biaya rendah.

2.1.2 Prinsip-prinsip good governance

Untuk mendukung proses terwujudnya sebuah tata kepemerintahan


yang baik maka diperlukan prinsip-prinsip dari good governance itu
sendiri sebagai sesuatu yang menjadi tolak ukur kinerja dari suatu
pemerintahan. Lembaga Administrasi Negara (2003 ; 7) menyebutkan
bahwasanya ada beberapa prinsip dari good governance, sebagai berikut :

9
1. Partisipasi masyarakat

2. Tegaknya Supremasi Hukum

3. Transparansi

4. Peduli pada Stakeholder

5. Berorientasi pada Kasus

6. Kesetaraan

7. Efektivitas dan Efisien

8. Akuntabilitas

9. Visi Strategis.

Maksud dari sebuah partisipasi masyarakat yaitu masyarakat secara


langsung maupun tidak langsung memiliki hak suara yang tidak dapat
diganggu gugat melalui lembaga perwakilan yang sah dalam pengambilan
keputusan.

Tegaknya Supremasi Hukum mendeskripsikan bahwasanya sebuah


kerangka hukum yang dimiliki dan dianut oleh suatu Negara harus adil
dan tidak ada diskriminasi, tegas serta disiplin sebagai pedoman suatu
Negara mengatur jalannya kepemerintahan yang baik.

Transparansi dibangun guna memberikan informasi secara bebas


dan jelas. Seluruh proses yang terjadi di Pemerintahan harus dapat secara
mudah diakses oleh masyarakat dan mudah dimengerti.

Peduli pada Stakeholder ini yaitu lembaga –lembaga harus


melayanai semua pihak yang berkepentingan sesuai standar yang berlaku.

Berorientasi pada Konsensus ialah menjadi suatu jembatan untuk


kepentingan –kepentingan atau bidang –bidang yang berbeda guna

10
terbangunnya masa depan yang baik untuk se kelompok masyarakat
terutama dalam kebijakan dan prosedur.

Kesetaraan yaitu semua masyarakat berhak mendapatkan


kesempatan untuk memperbaiki dan mensejahterahkan diri mereka
sendiri.

Efektifitas dan Efisiensi merupakan suatu proses pemerintahan


yang mengharuskannya untuk mengelola sumber–sumber daya secara
optimal guna kepentingan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan.

Akuntabilitas sendiri dapat terjadi di semua organisasi dimana ini


merupakan sebuah bentuk suatu pertanggungjawaban yang telah
dilaksanakan oleh suatu organisasi. Pertanggungjawabannya yaitu bisa
dalam bentuk laporan yang dibuatoleh pemerintah setiap tahunnya

Visi strategis yaitu prinsip ini diutamakan untuk para pemimpin


dan masyarakat untuk memikirkan perspektif yang jauh ke depan untuk
tata kepemerintahan yang baik serta kepekaan untuk mewujudkannya
(Lembaga Administrasi Negara, 2003:7)

Sedangkan, menurut Ganie (2000 : 145) didalam good governance


itu sendiri memiliki 4 prinsip yang utama, dimana prinsip–prinsip itu
diantaranya :

1. Akuntabilitas publik

2. Value for money

3. Transparansi

4. Efektivitas manajemen sumber daya manusia

11
Adapun pemaparan penjelasan mengenai prinsip –prinsip tersebut :

1. Akuntabilitas

Pengertian Akuntabilitas Publik Menurut Hadi (2006 : 150)


akuntabilitas yaitu para pengambil keputusan dalam organisasi sektor
publik, swasta serta masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban
(akuntabilitas) kepada publik sebagaimana halnya pada pemilik
kepentingan. Sedangkan menurut Rasul (2002 : 8 ) Akuntabilitas
adalah kemampuan memberi jawaban kepada otoritas yang lebih
tinggi atas tindakan seseorang atau sekelompok orang terhadap
masyarakat luas dalam suatu organisasi.

2. Value for money

Menurut Mardiasmo (2009 : 131) value for money adalah


suatu konsep pengelolaan yang didasarkan pada tiga elemen utama,
sebagai berikut :

a. Ekonomi adalah pemerolehan input dengan kualitas dan


kuantitas tertentu pada harga yang terendah, ekonomi terkait dengan
sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input
resources yang digunakan dengan menghindari pengeluaran yang
boros.

b. Efisiensi adalah pencapaian output yang maksimum dengan


input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai
output tertentu.

c. Efektivitasadalah tingkat pencapaian hasil program dengan


target yang ditetapkan.

12
3. Transparansi

Menurut Mustopadidjaja (2003 : 261) transparansi yaitu


keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan
sehingga dapat diketahui oleh masyarakat. Transparansi berujung
menciptakan akuntabilitas diantara rakyat dengan pemerintah.
Sedangkan menurut Lalolo (2003 : 13) transparansi adalah suatu
prinsip yang menjamin akses atau kebebasan untuk setiap orang
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yaitu
informasi tentang kebijakan, proses, serta hasil yang dicapai.

4. Efektivitas Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Samsudin(2006 : 22) menjelaskan mengenai


manajemen sumber daya manusia yaitu aktivitas–aktivitas yang
dilaksanakan untuk memenuhi sumber daya manusia dalam organisasi
dapat didayagunakan secara efektif dan efisien guna mencapai
berbagai tujuan”. Sedangkan menurut Wahyudi (2002 : 9)
menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan daripada
pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa, pengintergrasian,
pemeliharaan dan pemisahan sumber daya manusia ke suatu titik akhir
dimana tujuan –tujuan perorangan, organisasi dan masyarakat
terpenuhi.

2.1.3 Urgensi Good Governance di Indonesia

Seperti pengertiannya, good governance merupakan sebuah


pemerintahan yang baik. Baik disini mencakup mulai dari standar proses
hingga dari hasil-hasilnya, semua unsur-unsur yang ada di dalam
pemerintahan bisa bersinergis dan tidak tumpang tindih, dan yang
terpenting itu adalah suatu pemerintahan dapat dikatakan baik jika

13
memperoleh dukungan dari rakyatnya. Suatu pemerintahan dapat pula
dikategorikan sebagai pemerintahan yang baik, jika didalam pembangunan
itu dapat dilakukan hingga menuntun rakyatnya menuju cita-cita
kesejahteraan juga kemakmuran, serta mampu meningkatkan indikator
kemampuan ekonomi rakyatnya dan didukung pula dengan meningkatnya
indikator masyarakat yang mencakup mengenai rasa aman, bahagia,
tenang, serta penuh dengan kedamaian.

Seiring dengan berkembangnya jaman, Indonesia saat ini dirasa


sangat perlu untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip dari good
governance itu sendiri di dalam segala aspek yang menyangkut mengenai
kepemerintahannya. Sebuah lembaga di Indonesia, Lingkaran Survei
Indonesia (LSI) yang telah melakukan sebuah survei pada saat peringatan
satu tahun pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono lalu
menyebutkan bahwasanya pemerintahan yang dipimpin oleh Susilo
Bambang Yudhoyono ini telah menghasilkan dua buah rapor biru dan
empat buah rapor merah. Empat angka rapor merah itu ditujukan pada
kinerja dari sektor hubungan bilateral (internasional), kinerja dari sektor
ekonomi, kinerja dari sektor hukum dan kinerja dari sektor politik. Kinerja
dari pemerintahan yang dipimpinnya dalam hubungan internasional dinilai
sangat buruk karena konflik antara Indonesia-Malaysia yang
penangananya yang sangat buruk. Sedangkan dua angka biru didapat
dalam bidang keamanan dan sosial, bidang keamanan contohnya
penyelesaian konflik di Aceh, sedangkan dalam bidang sosial tanggap
menghadapi bencana.

Beranjak dari fakta yang terkumpul dari survei tersebut, sudah


seharusnya prinsip-prinsip good governance diterapkan di Indonesia agar
kelak nantinya cita-cita bangsa ini menjadi sebuah negara yang makmur
segera terwujud. Good governance ini juga harus di dukung oleh semua
lembaga yang menyusun governance itu sendiri. Dari uraian di atas maka
dapat disimpulkan arti penting atau keurgensian dari good governance di
Indonesia yaitu:

14
a. Memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Masih
banyaknya korupsi dan penyimpangan dalam penyelenggaraan negara
di Indonesia memicu munculnya good governance reformasi dengan
salah satu issue reformasi yang fundamental yaitu recovery economy
dari unsur KKN dengan cara menjalankan Goodgovernace di
Indonesia.

b. Memperbaiki sistem pemerintahan atau tata kenegaraan yang


selama ini bobrok dan di gerogoti unsur KKN, sehingga terwujud
suatu pemerintahan yang bersih yang sesuai dengan keinginan
warganegara indonesia.

c. Pelayanan publik, salah satu tugas pokok pemerintahan adalah


memberikan pelayanan publik seperti pelayanan jasa kepada
masyarakat. Pelayanan publik ini tidak hanya di tekankan kepada
pemerintah, tetapi juga pada sektor swasta guna memenuhi kebutuhan
atau kepentingan masyarakat.

d. Pelaksanaan otonomi daerah kebijakan otonomi daerah merupakan


harapan besar bagi proses demokrasi dan sekaligus kekhawatiran akan
kegagalan program tersebut. Alas an lain adalah masih belum
optimalnya pelayanan birokrasi pemerintahan dan juga sektor swasta
dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik. Ini menjadi
salah satu sebab utama mengapa good governance mendapatnya
relevansinya di Indonesia.

e. Perwujudan nilai demokrasi. Negara indonesia menganut paham


Demokrasi pancasila sebagai falsafah hidup bernegara. Good
governance mampu merefleksikan nilai-nilai demokrasi karena dalam
konsep good governance pada dasarnya menekankan kesetaraan
antara lembaga-lembaga negara, baik di tingkat pusat maupun daerah
sektor swasta dan msyarakat madani.

15
f. Terselenggarahnya good governance merupakan prasyarat utama
mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita
bangsa dan negara.

g. Pengelolaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa yang


dirumruskan bersama oleh pemerintah dan komponen masyarakat.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Latar Belakang

Dewasa ini, ada banyak sekali permasalahan di negara ini


yang sangat berkaitan erat mengenai permasalahan good governance
atau mengenai tata pemerintahan yang baik. Di dalam subbab
pembahasan ini, saya berkeinginan mengangkat sebuah pemasalahan
yang berkaitan dengan good governance atau tata pemerintahan yang
baik, dimana pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai
kurangnya implementasi dari good governance ini sendiri yang mana
ini menyebabkan runyamnya pemerintahan indonesia dikarenakan
penyalahgunaan kekuasaan/wewenang dan penyelewengan-
penyelewengan di dalam tata pemerintahan Indonesia.

Disini, saya akan membahas salah satu dampak dari


kurangnya penerapan good governance di Indonesia dimana sebuah
pemerintahan yang kurang baik akan menghasilkan sesuatu yang
tidak baik pula yang tak lain contohnya sendiri ialah Korupsi.
Mirisnya lagi, tindak korupsi ini tidak hanya dilakukan oleh para
pemimpin-pemimpin saja, akan tetapi pegawai-pegawai atau
bawahan-bawahan pun ikut terlibat dalam tindak korupsi tersebut.

Entah mengapa korupsi di Indonesia seakan merupakan


sebuah tindak kejahatan yang sudah tumbuh subur dan merupakan
hal yang membudaya di dalam sebuah pemerintahan. Padahal dalam
kenyataannya korupsi sudah dikategorikan sebagai sebuah tindak

16
kejahata yang sangat merugikan negara dan masyarakatnya namun
entah mengapa, dalam menjalankan suatu pemerintahan seakan-akan
tidak bisa terlepas dari korupsi dan korupsi idak pernah hilang
ataupun terhentidan dari proses menjalankannya.
Dampak secara langsung yang bisa kita lihat dari tindak
korupsi tersebut yakni masyarakat memandang negatif mengenai
sebuah pemerintahan dan mereka secara tidak langsung
mengeneralisasi semua pemerintahan menjadi negatif, akan tetapi
pada dasarnya tidak. Suatu pemerintahan itu sudah pasti sangat bagus
dimana pemerintahan dapat memberikan manfaat kepada
masyarakatnya baik itu menjadikan rakyatnya lebih sejahtera, aman,
damai, dan lain sebagainya.

Hanya saja, dalam proses pelaksanaannya, ada saja oknum-


oknum yang memiliki otoritas ingin menang sendiri dan lebih
mementingkan kepentingannya sendiri untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri daripada mementingkan kepentingan khalayak
ramai (rakyat).

Dimana kondisi yang seperti ini kerap menimbulkan


dampak yang negatif terhadap kehidupan rakyat yang dipimpinnya.
Pemerintah adalah orang yang seharusnya mengayomi dan menjadi
panutan bagi rakyatnya jangan sampai memberikan contoh yang
negatif yang dapat memicu pertikaian yang dapat menjatuhkan satu
sama lain, dan jangan sampai pula, hak dan kebutuhan serta
kepentingan rakyat untuk mendapatkan sesuatu yang bernama
kesejahteraan dan kedamaian tidak dapat terpenuhi hanya karena
pemerintah haus akan kekuasaan dan lebih mementingkan
kepentingan pribadinya.

17
2.2.2 Fakta Terkait

Adapun fakta – fakta yang terkait dengan artikel – artikel


yang saya bahas mengenai kasus-kasus korupsi di Indonesia :

1. Artikel pertama mengenai kurangnya penerapan good


governance di Indonesia yang menyebabkan Indonesia dipimpin
oleh pemerintahan yang buruk :

• Fakta pertama adalah pendapat dari Rahmat Waluyanto yang


merupakan Wakil Ketua dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
bertutur bahwa, yang harus digarisbawahi dari institusional
capital ini adalah penerapan prinsip-prinsip good
governance. Yang mana dengan menerapkan prinsip-prinsip
tersebut dapat membawa organisasi menjadi lebih baik lagi.

• Fakta kedua yakni Rahmat Waluyanto sendiri


mengungkapkan, bahwa permasalahan penerapan good
governance mayoritasnya dihadapi oleh negara-negara
berkembang, yang salah satunya termasuk Indonesia. Yang
mana ini menyebabkan banyaknya berita-berita kurang
sedap yang disuguhi media mengenai pemerintahan kita.

1. Artikel kedua mengenai mudahnya tindak korupsi menjamur


dikarenakan kurangnya penerapan good governance di
Indonesia :

• Fakta pertama mengapa korupsi mudah menjamur yakni


mengacu pada seorang praktisi hukum yang sudah senior,
yakni Todung Mulya Lubis menyebut bahwa maraknya
praktik korupsi di Indonesia dikarenakan oleh sistem
pemerintahan masih memungkinkan untuk tindak pidana
tersebut. Todung mengatakan, jika sebuah sistem bersih,
tentu celah untuk melakukan korupsi menjadi kecil. Secara

18
tidak langsung, ia menyiratkan jika Indonesia memiliki
sistem pemerintahan yang tidak terlalu baik.

• Fakta selanjutnya dalam artikel terkait dijelaskan bahwa


Ketua IKADIN (Ikatan Advokat Indonesia) menuturkan
bahwa sistem yang bobrok itu terlihat di dalam konstelasi
politik yang ada di Indonesia, seperti saja contohnya pada
saat Pilkada. Tahapan Pilkada, seperti kampanye, pemilihan
hingga pascapemilihan di pandang bukan dalam konteks
konstelasi, melainkan investasi.

• Fakta terakhir Todung pun menilai, korupsi di Indonesia


sudah sangat endemik dan sistemik. Hal ini dikarenakan
sistem pemerintahan yang telah rusak akibat dibajak alias
dikuasai koruptor. "Pembajakan terhadap semua proses tata
kelola pemerintahan dilakukan oleh penguasa yang sering
berkolusi dengan pengusaha," kata Todung.

2. Artikel terakhir mengenai pandangan masyarakat tentang


tindakan korupsi yang dilakukan oleh para birokrat :

• Fakta pertama ialah masyarakat memandang bahwasanya,


tindak kejahatan korupsi dilakukan politisi dan para birokrat
(aparat birokrasi) mengalami regenerasi koruptor di negeri
ini. Dimana tindak kejahatan korupsi saat ini telah
bertransformasi menjadi sebuah kejahatan kaum profesional
(white collar crime). Kongkalikong antara pejabat negara
dan kaum profesional semakin hari makin sistematik.

• Fakta kedua yakni masyarakat belum puas akan sanksi atau


hukuman yang dijatuhkan bagi para koruptor. Mereka
menilai bahwa sanksi atau hukuman yang dijatuhkan kepada
koruptor belum memiliki efek jera kepada koruptor ataupun
kepada calon koruptor.

19
2.2.3 Solusi

Solusi yang sudah ada untuk para oknum yang tersangkut kasus
korupsi dari pemerintah sendiri yakni mereka yang sudah terbukti bersalah
akan dijatuhi hukuman sesuai dengan pasal-pasal 3 UU Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UUPTPK)
dan UU lainnya yang berlaku.

2.2.4 Resolusi

Resolusi yang bisa saya sampaikan mengenai kasus-kasus korupsi


yang makin hari kian menjamur di Indonesia ini ialah pemerintah
seharusnya lebih selektif dalam memberikan hukuman terhadap terdakwa
yang tersangkut dengan kasus korupsi yang mana hukuman tersebut
seharusnya memiliki efek jera bagi mereka agar kelak nantinya mereka tidak
akan mengulaginya lagi karena bukan hanya masyarakat yang dirugikan
dalam hal ini, melainkan juga merugikan Negara.

Selain itu, pemerintah juga harus mewaspadai dan mengawasi


gejala-gejala yang ada di dalam suatu pemerintahan itu sendiri guna
menghindarinya dari hal-hal yang negative. Proyek-proyek yang meminta
dana dengan jumlah yang fantastis namun tidak seimbang dengan apa yang
dibagung atau malah mangkrak harus diselidiki dan dituntaskan sampai ke
akar-akarnya.

Untuk masyarakat sendiri, kita harusnya bisa lebih selektif lagi di


dalam memilih wakil kita untuk kedepannya. Jangan terhasut hanya dengan
wakil rakyat yang hanya memberikan uang dan iming-iming saja, namun
pilihlah wakil rakyat yang memiliki visi dan misi yang jelas untuk
kepentingan rakyatnya.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya, sebuah negara bisa dikatakan menjadi


negara yang baik jika sudah didukung dengan sistem ketatanegaraan
yang baik (good governance) dan didukung pula oleh semua warga
negaranya. Good governance sendiri dapat kita artikan secara hafiah
merupakan suatu kesepakatan antara pemerintah dengan rakyat yang
mana ini menyangkut mengenai pengaturan negara yang diciptakan
bersama dan untuk sebuah kepentingan umum. Dalam proses
mewujudkan sebuah tata pemerintahan yang baik sangat bergantung
kepada tiga elemen penting didalamnya, yakni pemerintah, dunia
usaha (swasta), serta masyarakatnya. Ketiga elemen penting tersebut
harus bisa berjalan dengan selaras dan bersinergi untuk mencapai
tujuan untuk menuju kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera,
karena pada dasarnya ketiga elemen tersebut merupakan berhubungan
dan sejatinya tidak bisa dipisahkan.

3.2 Saran

Dalam praktiknya, untuk mewujudkan tata pemerintah yang


baik, perlunya diantara pihak-pihak yang bersangkutan untuk bisa
saling bersinergi untuk menyampaikan aspirasi-aspirasi yang dimiliki,
pemerintah harus menjunjung tinggi dan menghargi suara dari
rakyatnya begitu pula dengan rakyat, tidak seharusnya anaskis dalam
menyampaikan sesuatu.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anita 2018, 'Pengertian Good Governance Menurut Para Ahli Secara Lengkap’,
Daftar Informasi, dilihat 30 Maret 2018,
<https://www.daftarinformasi.com/pengertian-good-governance/>

Landasan Teori 2016, ‘Pengertian Good Governance Definisi Prinsip Menurut


Para Ahli’, dilihat 30 Maret 2018,
<http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-good-governance-
definisi.html>

Fatma, dkk 2014, ‘Good Governance’, Academia.edu, dilihat 30 Maret 2018,


<https://www.academia.edu/6869198>

‘Tinjauan Pustaka’, Repository.ac.id, dilihat 01 April


2018<https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/8289/
Bab%202.pdf?sequence=10>

Wedhaswary, D 2013, ‘Jejak Pendapat Kompas : Miskinkan Koruptor!’,


kompas.com, dilihat 01 April 2018,
<https://nasional.kompas.com/read/2013/12/02/0705316/Jajak.Pendapat.Kompas.
Miskinkan.Koruptor.>

Harumma, I 2015, ‘Korupsi Mudah Terjadi karena Sistem Indonesia Bobrok’,


Republika News Nasional, dilihat 01 April 2018,

22
<http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/11/21/ny5w7q361-
korupsi-mudah-terjadi-karena-sistem-indonesia-bobrok>

Kusuma, H 2013, 'Korupsi, Masalah Good Governance yang Harus Dituntaskan’,


Okezone Finance, dilihat 01 April 2018,
<https://economy.okezone.com/read/2013/12/04/457/906951/korupsi-masalah-
good-governance-yang-harus-dituntaskan>

23

Anda mungkin juga menyukai