Anda di halaman 1dari 151

BAB

1 KATA PENGANTAR

P
uji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Kulon Progo ini dapat


diselesaikan. Laporan ini sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan pada Tahun 2014 sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Sejalan dengan upaya mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan


prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi
dan secara teknis sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, maka penyampaian Laporan Kinerja ini berisi
capaian kinerja daerah secara transparan dan akuntabel sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas kinerja pemerintah daerah pada Tahun 2014.

Tahun Anggaran 2014 merupakan tahun ketiga pelaksanaan Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-
2016 dalam mewujudkan visi dan misi Kabupaten Kulon Progo. Peningkatan akuntabilitas
menuntut kinerja pemerintah yang berorientasi pada hasil (result oriented government),
untuk itu pelaporan kinerja disusun berdasarkan indikator kinerja daerah yang telah

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo i


terukur dengan target tahun 2014 sebagaimana Perubahan RPJMD sesuai Peraturan
Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 7 Tahun 2014.

Laporan Kinerja ini disusun dengan membandingkan target dan capaian indikator
kinerja daerah yang bersifat outcomes, yang menggambarkan capaian kinerja pelayanan
sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran pemerintah daerah. Laporan ini akan
memberikan gambaran yang komprehensif terhadap pelaksanaan kinerja daerah dan
berbagai inovasi daerah yang dilakukan pada Tahun 2014.

Secara umum kinerja tahun 2014 telah memberikan hasil yang positif, namun
masih terdapat beberapa indikator yang perlu akselerasi dalam upaya mencapai
kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya laporan ini dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi
agar kinerja ke depan menjadi lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dalam manajemen kinerja dan keuangan.

Akhirnya atas segala kekurangan dalam penyampaian laporan ini, kami mohon
maaf yang setulus-tulusnya.

Wates, 27 Maret 2015

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo ii


BAB

1 IKHTISAR EKSEKUTIF

P
enyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) dengan institusi
pemerintah melaporkan kinerja dalam memberikan pelayanan publik menjadi
salah satu upaya yang dilakukan pemerintah merupakan bentuk dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang menjadi core instansi pemerintah atas
penggunaan anggaran untuk mendorong tata kelola pemerintahan yang baik. Proses
penilaian kinerja yang terukur dan bersifat outcomes menjadi bagian dari upaya untuk
terus meningkatkan kapasitas kelembagaan, sehingga bisa terus meningkatkan kinerjanya
sesuai peran yang diemban.

Laporan Kinerja Tahun 2014 ini merupakan pengukuran dan evaluasi pelaksanaan
kinerja tahun ke-3 periode RPJMD Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016, sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas kinerja pemerintah daerah secara transparan dan
akuntabel. Pengumpulan data dan analisa dilakukan terhadap sasaran pembangunan yang
menunjukkan keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati yang telah
dicanangkan pada tahun 2014.

Hasil analisis akuntabilitas kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati Kulon
Progo tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa dari 21 indikator yang ditargetkan, terealisasi
20 indikator yang berkinerja Sangat Baik (95,24%) dan 1 indikator berkinerja Tidak Berhasil
(4,76%).

Indikator Kinerja Utama Bupati yang telah berkinerja Sangat Berhasil sebanyak 20
indikator, pada indikator sasaran strategis sebagai berikut:
a. rata-rata lama sekolah tercapai 101,67%
b. angka melek huruf tercapai 102,14%
c. persentase akses dan mutu pendidikan tercapai 101,03%;
d. angka harapan hidup tercapai 100,56%;
e. angka kematian ibu 99,38%;
f. angka kematian bayi 106,63%
g. angka kemiskinan tercapai 110,58%;
h. angka pengangguran tercapai 86,61%;

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo iii


i. persentase partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya
tercapai 92,98%;.
j. nilai evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah tercapai 98,58%;
k. nilai akuntabilitas kinerja 133,33%;
l. akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah tercapai 100%;
m. pertumbuhan ekonomi tercapai 99,41%;
n. pendapatan perkapita penduduk (atas dasar harga konstan) tercapai 100,26%;
o. rasio gini tercapai 116,21%;
p. nilai realisasi investasi (PMA/PMDN) (jutaan rupiah) tercapai 152,02%;
q. persentase peningkatan pelayanan infrastruktur daerah tercapai 108,31%;
r. persentase kesesuaian pemanfaatan ruang tercapai 100,10%;
s. indeks kualitas lingkungan hidup tercapai 106,77%;
t. persentase penurunan pelanggaran hukum daerah tercapai 200%.

Sementara itu satu Indikator Kinerja Utama Tidak Berhasil yaitu indikator sasaran
Persentase peningkatan kunjungan wisata yang pertumbuhannya ditargetkan 9,95 %
terealisasi pertumbuhan sebesar -0,45% atau dengan tingkat capaian -4,50%;

Akuntabilitas keuangan dari target program-program utama pencapaian Indikator


Kinerja Utama (IKU) pemerintah daerah tahun 2014 Rp. 379.982.350.250,00 terealisasi Rp.
338.280.984.897,00 atau 89,03%. Disisi yang lain target Pendapatan Daerah
Rp.131.892.992.136,75 terealisasi Rp. 158.798.531.703,19 atau 120,40%.

Terkait upaya perbaikan akuntabilitas kinerja beberapa tindaklanjut atas


rekomendasi hasil evaluasi LAKIP Tahun 2013 yang telah diambil dalam meningkatkan
kualitas akuntabilitas kinerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yaitu:
melakukan Perubahan RPJMD Kabupaten Kulon Progo 2011-2016 dengan indikator kinerja
yang terukur berorientasi pada hasil (outcomes) dan melakukan Reviu atas Laporan Kinerja
sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku.

Disamping itu, juga telah dilakukan perumusan indikator kinerja yang terdapat
keterkaitan indikator kinerja SKPD, indikator kinerja program dan indikator kinerja
kegiatan untuk mencapai indikator kinerja daerah (Peta Kinerja). Untuk menyajikan
capaian kinerja sasaran strategis atau hasil pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU),
maka telah disusun petunjuk pelaksanaan evaluasi LAKIP SKPD dan diterapkannya sistem
informasi manajemen akuntabilitas kinerja mulai dari perencanaan, pengendalian dan
pelaporan kinerja online yang berbasis website. Langkah ini akan meningkatkan perbaikan
kinerja dan pelayanan publik dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
akuntabel.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo iv


BAB

1 DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i
IKHTISAR EKSEKUTIF iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM x
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................
1.1 Dasar Hukum .................................................................................... 1
1.2 Gambaran Umum Daerah ................................................................. 2
1.3 Struktur Organisasi ............................................................................ 13
1.4 Permasalahan Utama (Isu Strategis) ……………………………………………… 15

BAB II PERENCANAAN KINERJA ...................……………...........................................


2.1 Rencana Strategis ............................................................................. 16
2.1.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ................................................ 16
2.1.2 Strategi Arah Kebijakan dan Program .................................... 23
2.1.3 Program.................................................................................... 26
2.2 Perjanjian Kinerja .............................................................................. 31

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................


3.1 Capaian Kinerja Organisasi ............................................................... 33
3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja .............................................. 37
3.2.1 Sasaran Meningkatnya Derajat Pendidikan Masyarakat.......... 37
3.2.2 Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat.......... 45
3.2.3 Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat .................. 54
3.2.4 Sasaran Meningkatnya Keterserapan Tenaga Kerja ............... 57
3.2.5 Sasaran Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian
Nilai-Nilai Budaya .................................................................... 62
3.2.6 Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan
Aparatur Pemerintah .............................................................. 67

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo v


3.2.7 Sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan
Masyarakat .............................................................................. 72
3.2.8 Sasaran Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah ............... 90
3.2.9 Sasaran Meningkatnya Kunjungan Wisata .............................. 95
3.2.10 Sasaran Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang
Mendukung Pengembangan Wilayah ..................................... 101
3.2.11 Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi
Sumberdaya Alam .................................................................... 111
3.2.12 Sasaran Terwujudnya Masyarakat yang Tenteram dan Tertib
Berdasarkan Kesadaran atas Hukum ..................................... 120
3.3 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ..................................... 123

3.4 Akuntabilitas Keuangan ..................................................................... 124

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 138


..
LAMPIRAN

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo vi


BAB

1 DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas 9
Dasar Harga Konstan ..........................................................................
Tabel 1.2 Garis Kemiskinan ................................................................................ 10
Tabel 1.3 Rasio Gini Kab. Kulon Progo ............................................................. 11
Tabel 1.4 Rasio Gini Kabupaten/Kota di DIY ..................................................... 11
Tabel 1.5 Indikator Komponen IPM .................................................................... 12
Tabel 1.6 Organisasi Perangkat Daerah ........................................................... 13
Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja ............................................ 22
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2014 ........................................................... 31
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Kinerja .................................................................. 33
Tabel 3.2 Pencapaian IKU Bupati Tahun 2014 .................................................. 34
Tabel 3.3 Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Derajat Pendidikan 37
Masyarakat ........................................................................................
Tabel 3.4 Capaian Kinerja Akses/Pemerataan Pendidikan Dasar .......................... 40
Tabel 3.5 Capaian Kinerja Akses/Pemerataan Pendidikan Menengah ................... 42
Tabel 3.6 Capaian Kinerja Peningkatan Mutu Guru ............................................... 43
Tabel 3.7 Capaian Kinerja Peningkatan Mutu Pendidikan ..................................... 44
Tabel 3.8 Capaian Kinerja Pendidikan Non Formal .............................................. 45
Tabel 3.9 Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan 45
Masyarakat ........................................................................................
Tabel 3.10 Cakupan Pengembangan Kesehatan .................................................. 47
Tabel 3.11 Capaian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan ......... 48
Tabel 3.12 Capaian Pelayanan Kesehatan Masyarakat ......................................... 48
Tabel 3.13 Capaian Kinerja Program Pelayanan Medis ......................................... 49
Tabel 3.14 Capaian Kinerja Pelayanan Mutu dan Manfaat .................................... 49
Tabel 3.15 Performa RSUD Wates ......................................................................... 50
Tabel 3.16 Rencana dan Realisasi Sasaran Meningkatnya Keberdayaan 55
Masyarakat .........................................................................................
Tabel 3.17 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Keterserapan 58
Tenaga Kerja ................................................................

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo vii


Tabel 3.18 Capaian Penyerapan dan Penempatan Tenaga Kerja ........................... 59
Tabel 3.19 Capaian Peserta Pelatihan yang Terserap di Dunia Kerja ...................... 60
Tabel 3.20 Capaian Perlindungan Ketenagakerjaan ................................................ 61
Tabel 3.21 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pengembangan 63
dan Pelestarian Nilai-nilai Budaya .........................................................
Tabel 3.22 Cakupan Pengembangan Nilai Budaya .................................................. 64
Tabel 3.23 Capaian Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya ...................... 65
Tabel 3.24 Prestasi Penyelenggaraan Urusan Kebudayaan ............................... 65
Tabel 3.25 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas 68
Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah ...........................................
Tabel 3.26 Capaian Peningkatan Realisasi Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan 71
Asset .......................................................................................................
Tabel 3.27 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi 72
dan Pendapatan Masyarakat ..............................................
Tabel 3.28 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Daya Saing 91
Daerah ................................................................................................
Tabel 3.29 Realisasi Nilai Investasi PMA, PMDN dan Perizinan Daerah ................ 91
Tabel 3.30 Perbandingan Realisasi Nilai Investasi Kabupaten dengan Realisasi Nilai 92
Investasi Nasional ..................................................................................
Tabel 3.31 Nilai Realisasi Investasi per Sektor/Sub Sektor ....................................... 93
Tabel 3.32 Rencana dan Realisasi Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kunjungan 95
Wisata ....................................................................................................
Tabel 3.33 Capaian Peningkatan Kunjungan Wisatawan ......................................... 98
Tabel 3.34 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan 101
Infrastruktur yang mendukung Pengembangan Wilayah ......................
Tabel 3.35 Capaian Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik ........................ 103
Tabel 3.36 Capaian Layanan uji Laboratorium dan Alat Berat ............................... 104
Tabel 3.37 Capaian Ketersediaan Air Baku ............................................................ 105
Tabel 3.38 Penyediaan Peningkatan Pelayanan Irigasi ....................................... 106
Tabel 3.39 Capaian Drainase Pengairan dalam Kondisi Baik .................................. 106
Tabel 3.40 Capaian Peningkatan Infrastruktur Perdesaan ........................................ 107
Tabel 3.41 Capaian Peningkatan Infrastruktur Perkotaan ........................................ 108
Tabel 3.42 Capaian Layanan Air Bersih dan Air Limbah ........................................... 109
Tabel 3.43 Capaian Layanan Persampahan ............................................................. 110
Tabel 3.44 Capaian Peningkatan Kualitas Jasa Konstruksi ....................................... 111
Tabel 3.45 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan 112
Konservasi SDA ....................................................
Tabel 3.46 Indeks Tutupan Hutan .......................................................................... 115
Tabel 3.47 Aduan Masyarakat yang telah ditindaklanjuti ....................................... 117

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo viii


Tabel 3.48 Prestasi Urusan Lingkungan Hidup ...................................................... 119
Tabel 3.49 Rencana dan Realisasi Sasaran Terwujudnya Masyarakat yang Tenteram 121
dan Tertib berdasarkan Kesadaran Hukum ............................................
Tabel 3.50 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah ............................................... 125
Tabel 3.51 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah ......................................... 125
Tabel 3.52 Perbandingan Capaian Kinerja IKU dengan Kinerja Keuangan ................ 126

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo ix


BAB

1DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM

Halaman

GAMBAR :
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Kulon Progo ................................... 2
Gambar 3.1 Layanan Pendidikan Sekolah .......................................................... 38
Gambar 3.2 Layanan Kesehatan Dasar Puskesmas dan Posyandu ................... 47
Gambar 3.3 Grafik Performa RSUD Wates Tahun 2014 ...................................... 51
Gambar 3.4 Bedah Rumah dan Geblek Renteng ................................................ 56
Gambar 3.5 Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan ............................... 57
Gambar 3.6 Halaman Muka Website Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi 70
Kinerja .............................................................................................
Gambar 3.7 Alur Kerja Sistem Kinerja Daerah Terintegrasi ................................ 70

DIAGRAM :
Diagram 1.1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi ......................................................... 7
Diagram 1.2 Peranan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku .............................. 8
Diagram 1.3 Grafik Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku .............................. 9
Diagram 3.1 Capaian IKU Tahun 2014 ................................................................... 36
Diagram 3.2 Jumlah Kunjungan Pasien RSUD Wates ............................................ 52
Diagram 3.3 Kondisi Pegawai Menurut Golongan ............................................. 123
Diagram 3.4 Kondisi Pegawai Menurut Pendidikan ........................................... 124

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo x


BAB

1 PENDAHULUAN

1
1.1 Dasar Hukum

Kabupaten Kulon Progo berdiri diawali dengan dikeluarkannya Undang-


undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1950 yang mengatur tentang
pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Daerah Istimewa
Yogyakarta yang meliputi: Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten
Adikarta.

Penggabungan Kabupaten Kulon Progo (Kasultanan) yang beribukota di


Sentolo dengan Kabupaten Adikarta (Paku Alaman) yang beribukota di Wates terjadi
pada tanggal 1 Januari 1951. Sesuai usulan Sri Paku Alam VIII Kabupaten yang baru
diberi nama Kulon Progo dan atas usulan Sri Sultan Hamengku Buwono IX
ibukotanya di Wates.

Selanjutnya Pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun


1951 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1950 Republik Indonesia
untuk Penggabungan Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Adikarta dalam
Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta menjadi satu Kabupaten dengan nama Kulon
Progo, yang ditetapkan pada tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan pada
tanggal 15 Oktober 1951.

Kabupaten Kulon Progo yang berhak mengatur dan mengurus rumah


tangganya sendiri (otonom) berdasarkan tanggal pengundangan pada tanggal 15
Oktober 1951, selanjutnya disepakati berdirinya Kabupaten Kulon Progo.

Seiring dengan Keistimewaan DIY berdasarkan Undang-undang Nomor 13


Tahun 2012, Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu wilayah di Daerah
Istimewa Yogyakarta.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 1


1.2 Gambaran Umum Daerah
1.2.1 Kondisi Geografis Daerah

Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari 5 (lima) kabupaten/kota di


Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian barat. Batas Kabupaten
Kulon Progo di sebelah timur yaitu Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman, di
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah, di
sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan di
sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia yang digambarkan dengan peta
administrasi sebagai berikut:

390000 405000 420000

Ngargosari
Banjaroyo
Gerbosari
Pagerharjo
Sidoharjo
Banjarharjo
KEC. SAMIGALUH

9150000
9150000

Banjarasri
Banjarsari
Purwoharjo
KEC. KALIBAWANG
Kebonharjo

Banjararum
Purwosari

KEC. GIRIMULYO
PROVINSI Kembang
Pendoworejo
JAWA TENGAH KAB. SLEMAN
Jatimulyo Jatisarono

Giripurwo
Tanjungharjo

Wijimulyo
Sidomulyo
KEC. NANGGULAN
Hargotirto
Banyuroto
Donomulyo
Banguncipto

9135000
9135000

Sendangsari
Kalirejo Hargowilis
KEC. PENGASIH Kaliagung Sentolo
Margosari
KEC. KOKAP KAB. BANTUL
Pengasih Salamrejo
Kedungsari
Hargomulyo Hargorejo Bendungan Sukoreno
Tawangsari #
S KEC. SENTOLO
Temon Giripeni Karangsari
Karangwuluh Kulur
Janten
Wetan Wates Tuksono
Kaligintung Triharjo
Sindutan Kebonrejo
Demen Krembangan
Temon Kulon KEC. WATES Gotakan Demangrejo
Kedundang
Palihan Kalidengen Wates Cerme Srikayangan Ngentakrejo
Jangkaran Kulwaru
KEC. TEMON PlumbonSogan Ngestiharjo Tayuban
Glagah Bumirejo
Panjatan KEC. LENDAH
Karangwuni Bojong Depok Gulurejo
Sidorejo
KEC. PANJATAN Wahyuharjo
Garongan Jatirejo
Pleret
Tirtarahayu Pandowan
Brosot
Bugel
Kranggan
9120000
9120000

Karangsewu Nomporejo

KEC. GALUR
mU

Banaran

390000 405000 420000 mT

LEGENDA
WILAYAH ADMINISTRASI
U
% Ibukota provinsi Wilayah administrasi kecamatan
KABUPATEN
Ibukota kabupaten di Kabupaten Kulon Progo :
#
S PROVINSI
GALUR
KULON PROGO
KAB. SLEMAN JAWA TENGAH
PROVINSI
JAWA TENGAH

Garis pantai GIRIMULYO KOTA


KALIBAWANG YOGYAKARTA

Batas administrasi KOKAP KAB. KULON PROGO

batas provinsi LENDAH KAB. BANTUL

batas kabupaten / kota NANGGULAN


batas kecamatan PANJATAN
batas desa / kelurahan PENGASIH U KAB. GUNUNG KIDUL

Jaringan jalan SAMIGALUH


SENTOLO SKALA
jalan arteri 2 0 2 Km
jalan kolektor TEMON
rel kereta api WATES

Analisa dan desain oleh : Yanu Koesumakristi

Gambar 1.1
Peta Administrasi Kabupaten Kulon Progo

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 2


Luas wilayah Kabupaten Kulon Progo adalah 58.627,54 hektar, terletak
diantara 110o 1' 37" -- 110o 16' 26" Bujur Timur dan antara 7o 38' 42" -- 7o 59' 03"
Lintang Selatan, dan memiliki topografi yang bervariasi dengan ketinggian antara 0-
1.000 meter diatas permukaan air laut, yang terbagi menjadi 3 wilayah meliputi:
a. Bagian Utara, merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan ketinggian
antara 500 – 1000 meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Girimulyo,
Kokap, Kalibawang dan Samigaluh. Wilayah ini penggunaan tanah diperuntukkan
sebagai kawasan budidaya konservasi dan merupakan kawasan rawan bencana
tanah longsor.
b. Bagian Tengah; merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100 –
500 meter dari permukaan air laut, meliputi Kecamatan Nanggulan, Sentolo,
Pengasih dan sebagian Lendah, wilayah dengan lereng antara 2 – 15%, tergolong
berombak dan bergelombang merupakan peralihan dataran rendah dan
perbukitan.
c. Bagian Selatan; merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0 – 100 meter dari
permukaan air laut, meliputi Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur dan
sebagian Lendah. Berdasarkan kemiringan lahan, memiliki lereng 0 – 2%,
merupakan wilayah pantai sepanjang 24,9 km, apabila musim penghujan
merupakan kawasan rawan bencana banjir.

Kabupaten Kulon Progo dilewati oleh 2 (dua) prasarana perhubungan yang


merupakan perlintasan nasional di Pulau Jawa, yaitu Jalan Nasional sepanjang 28,57
Km dan jalur Kereta Api sepanjang kurang lebih 25 Km. Disamping itu hampir
sebagian besar wilayah di Kabupaten Kulon Progo dapat dijangkau dengan
menggunakan transportasi darat.

1.2.2 Potensi Unggulan Daerah

Kabupaten Kulon Progo menjadi satu-satunya daerah di DIY dan Jawa


Bagian Selatan yang akan memiliki peran strategis sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah selatan Jawa. Beberapa program yang mulai dikembangkan untuk
menumbuhkan perekonomian wilayah selatan diantaranya:

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 3


a. Pengembangan Bandar Udara Internasional Baru

Penyediaan infrastruktur transportasi Bandar Udara di Yogyakarta menjadi


kebutuhan ditengah keterbatasan layanan Bandara Adisutjipto yang tidak dapat
dikembangkan lagi karena lokasi di perkotaan Yogyakarta. Kebutuhan Bandara di
Yogyakarta sangat penting, karena DIY merupakan pusat pertumbuhan dan
pelayanan wilayah selatan Jawa, yang menghubungkan koridor timur-barat Jawa
bagian selatan terutama antara Ponorogo sampai Cilacap, serta koridor utara
selatan Semarang, Magelang dengan Yogyakarta.

Keberadaan pengembangan bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo juga


sesuai dengan indikasi program dalam RTRW sebagaimana Peraturan Daerah DIY
Nomor 2 Tahun 2010 dan RPJMD sebagaimana Peraturan Daerah DIY Nomor 6
Tahun 2013. Studi kelayakan dan Rencana Induk Pembangunan Bandara Baru
telah disusun, selanjutnya telah dikeluarkan ijin lokasi dari Kementerian
Perhubungan dengan lokasi di Desa Glagah, Palihan, Sindutan, dan Jangkaran
Kecamatan Temon yang membutuhkan lahan + 637 ha.

Perkembangan rencana pembangunan bandara internasional di Kulon


Progo, telah dilaksanakan Tahapan Konsultasi Publik yang merupakan proses
komunikasi dialogis antar pihak yang berkepentingan guna mencapai
kesepahaman dan kesepakatan dalam perencanaan pengadaan tanah untuk
pembangunan bandara baru. Konsultasi publik yang dilakukan dari 2.585 warga
terdampak telah hadir sebanyak 2.147 warga atau tingkat kehadiran 83,06%.
Hasil konsultasi publik dari 2.147 warga yang hadir, 1.910 warga (88,96%) telah
sepakat dan 237 belum sepakat. Mengingat strategisnya pembangunan bandara
baru bagi pengembangan ekonomi daerah dan masyarakat Kulon Progo, maka
Pemerintah Daerah terus berupaya melakukan pendekatan langsung kepada
masyarakat dengan mengedepankan cara persuasif musyawarah. Di sisi lain
bersama Tim UGM mengidentifikasi atau memetakan permasalahan masing-
masing kepala keluarga dan pemecahannya.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 4


b. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Adikarta

Perkembangan pembangunan pelabuhan perikanan Tanjung Adikarta


sampai dengan akhir tahun 2014 mencapai sekitar 86%. Pada tahun 2015 akan
dilakukan pengerukan alur dan pendalaman kolam pelabuhan, sehingga pada
akhir tahun 2015 direncanakan pelabuhan sudah dapat dioperasionalkan.
Pembangunan sarana penunjang yang dikerjakan tahun 2014 antara lain: pos
pengawasan sumber daya ikan, pos lapor kapal, gudang ikan segar, rumah kepala
pelabuhan, rumah syahbandar, rumah jaga staf, tempat perbaikan alat penangkap
ikan, instalasi pengolah air limbah dan penyelesaian pagar pelabuhan dengan
biaya sebesar Rp.7.120.668.853,00.

c. Pengembangan Sektor Kawasan Industri Berbasis Baja

Pasir besi di Kabupaten Kulon Progo terdapat di pantai selatan antara


muara Sungai Progo sampai muara Sungai Bogowonto dengan panjang pantai 22
km. Arah pengembangan sesuai RTRW Kabupaten Kulon Progo sepanjang pantai
dengan lebar 1,8 km, dengan cadangan 240 juta ton dengan kadar Fe 14%.

Rencananya juga akan dilaksanakan selain penambangan juga pembuatan


pabrik besi baja, dan akan dapat diolah menjadi produk-produk turunan yang
akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan kawasan industri berbasis baja di Kabupaten Kulon Progo.

Perkembangan rencana pengolahan potensi pasir besi, Pemerintah Daerah


tetap konsisten mengawal pelaksanaannya agar sesuai dengan Kontrak Karya dan
ketentuan perundang-undangan Mineral dan Batubara yang terbaru. Sehubungan
rencana pembangunan bandara sesuai yang dipersyaratkan dalam KKOP, maka
harus terjadi redesign pabrik pig iron dari rencana awal 1 juta ton per tahun
menjadi 340 ribu ton pig iron per tahun untuk tahap pertama, dan harus bergeser
ke timur 3 km. PT JMI tetap komitmen untuk membangun pabrik, dengan
dibuktikan pelaksanaan akuisisi lahan tetap dilanjutkan dan telah dilakukan
pemagaran area.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 5


d. Pengembangan Kawasan Industri Sentolo

Kawasan Industri Sentolo sesuai dengan RTRW DIY dan Kulon Progo
direncanakan dengan luas 42.000 ha di 4 Desa Kecamatan Sentolo dan 2 Desa
Kecamatan Lendah. Selain sebagai kawasan industri berbasis baja direncanakan
pengembangan industri secara umum, pada tahun 2013 telah dimulai dibangun
pabrik hand tractor oleh PT Kubota. Kawasan industri baja akan disinergikan
dengan serangkaian kegiatan penambangan dan pengolahan pasir besi dan
pemrosesannya, antara lain: industri pengolahan, pabrik baja, pabrik besi, dan
pabrik baja khusus. Pemenuhan sarana pendukung telah dibangun pelebaran
sarana jalan, penyiapan kebutuhan air bersih, dan listrik.

Untuk Kawasan Industri Sentolo pada tahun 2014 telah masuk beberapa
investor yaitu: PT IGP International yang memproduksi boneka, PT Odixa Pharma
Laboratories dari industri obat, PT. Cakra Persada Adikarya yang memproduksi
plastik dan PT Dian Niaga Yogyakarta yang memproduksi arang briket. Beberapa
investasi tersebut, sinergis dan sesuai dengan rencana pengembangan kawasan
industri di Kulon Progo dalam wilayah DIY dan sesuai Masterplan Perluasan dan
Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

e. Penataan Kawasan Pertumbuhan ekonomi Koridor Temon-Wates-Yogyakarta-


Prambanan

Jalan yang melintasi kawasan ekonomi strategis Temon-Prambanan


berfungsi sebagai jalur jalan selatan jawa yang mengurangi kepadatan pantura.
Jalur ini memperkuat peran penting simpul orientasi arus perdagangan
Yogyakarta dari tiga arah, yaitu timur (Solo ke Surabaya), utara (ke Semarang),
barat (Purwokerto ke Bandung).

f. Potensi unggulan lainnya

Kabupaten Kulon Progo juga memiliki berbagai potensi unggulan lain yang
memberikan keunggulan daya saing daerah yang bertumpu pada pemberdayaan
ekonomi lokal, antara lain: komoditas pertanian unggulan daerah (padi, jagung,
semangka, melon, cabe, bawang merah, buah Naga), industri (batik tulis/cap,
serat alam, akar wangi), dan perkebunan (cengkeh, kopi, panili dan kakao).
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 6
Potensi pariwisata dibagi pada 2 (dua) kawasan yaitu: Kawasan Pantai dan
Kawasan Pegunungan. Karena kawasan pantai arah pengembangan untuk
investasi, maka pengembangan pariwisata diarahkan ke wilayah utara terutama
untuk pengembangan obyek wisata Suroloyo yang hanya berjarak 7 km dengan
Candi Borobudur, obyek wisata religius Sendangsono dan Waduk Sermo.

Selain itu terdapat potensi investasi lainnya dan pembangunan


infrastruktur antara lain: Pembangunan hotel berbintang dan Rencana
Pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

1.2.3 Kondisi Perekonomian


a. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009-2013


selalu mengalami pertumbuhan yang positif. Pada tahun 2014 berdasarkan
perhitungan angka sangat sementara terjadi pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Kulon Progo 5,09%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten selalu meningkat dan
mengalami percepatan pada 5 tahun terakhir.

Pertumbuhan Ekonomi (%)


5,50
5,01 5,05 5,09
4,95
5,00

4,50
3,97
4,00
3,06
3,50

3,00

2,50

2,00
2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber data : BPS Kabupaten Kulon Progo, 2014, **angka sangat sementara
perhitungan Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2015
Diagram 1.1
Grafik Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009-2014

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 7


b. Struktur Perekonomian

Struktur perekonomian Kulon Progo pada tahun 2013 menunjukkan


bahwa tiga sektor ekonomi yaitu sektor pertanian, sektor jasa-jasa, serta sektor
perdagangan, hotel, dan restoran masih merupakan leading sector bagi
perekonomian di Kulon Progo. Artinya bahwa ketiga sektor tersebut masih
menjadi sektor yang dominan di Kabupaten Kulon Progo. Maju mundurnya sektor-
sektor tersebut secara umum akan sangat mempengaruhi perekonomian
Kabupaten Kulon Progo.

Dominasi ketiga sektor tersebut terhadap total pembentukan PDRB


Kabupaten Kulon Progo yakni sebesar 62,78 persen. Sektor pertanian memegang
kontribusi sebesar 23,87 persen, sektor jasa-jasa 22,64 persen, dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 17,27 persen.

Diagram Struktur Perekonomian


Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013

Pertanian;
Jasa-jasa; 22,64 22,87 Pertambangan
Keuangan dan dan Penggalian;
Lembaga 0,94
Keuangan; 6,25

Industri
Pengolahan;
Pengangkutan 14,01
dan Komunikasi;
Listrik, Gas dan
8,46
Air Minum; 0,86
Perdagangan,
restoran dan Konstruksi; 6,7
hotel; 17,27

Sumber : BPS Kab. Kulon Progo, 2014


Diagram 1.2
Diagram Peranan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013

Struktur ekonomi Kabupaten Kulon Progo mengarah pada kelompok


sektor tersier dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
serta sektor jasa-jasa memberikan kontribusi yang tertinggi.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 8


100%

80% 53,11 53,83 53,39 54,41 54,62

60%

40% 21,73 22,31 21,7 21,24 21,57

20% 25,16 23,86 24,91 24,35 23,81

0%
2009 2010 2011 2012 2013

Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier

Sumber : BPS Kab. Kulon Progo, 2014


Diagram 1.3
Grafik Distribusi Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2008-2013
c. PDRB Perkapita

Nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Kulon Progo
selalu meningkat selama 5 tahun terakhir, yang mengindikasikan terjadi
peningkatan pendapatan rata-rata penduduk. PDRB atas dasar harga berlaku
Tahun 2012 sebesar 4,196 triliun rupiah dengan jumlah penduduk sebesar
393.221 jiwa, maka diperoleh PDRB per kapita sebesar Rp 10.671.984,-.Sedangkan
dilihat dari pertumbuhan rata-rata pendapatan, pada tahun 2011 PDRB perkapita
atas dasar harga konstan sebesar Rp. 4.790.630,- menjadi Rp. 4.992.301,- pada
tahun 2012 atau mengalami laju pertumbuhan 4,21%. Perkembangan tingkat
PDRB Per kapita selama 5 tahun terakhir sebagai berikut:
Tabel 1.1
Perkembangan PDRB Per Kapita
Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009 – 2014
Nilai PDRB Nilai PDRB Penduduk Nilai PDRB Nilai PDRB
No. Tahun ADHB (Jutaan ADHK Pertengahan Perkapita Perkapita
Rp) (Jutaan Rp) Tahun *) ADHB (Rp) ADHK (Rp)
1 2009 3.286.278 1.728.304 387.493 8.480.876 4.460.215
2 2010 3.547.055 1.781.227 388.869 9.121.466 4.580.532
3 2011 3.867.136 1.869.338 390.207 9.910.472 4.790.630

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 9


Nilai PDRB Nilai PDRB Penduduk Nilai PDRB Nilai PDRB
No. Tahun ADHB (Jutaan ADHK Pertengahan Perkapita Perkapita
Rp) (Jutaan Rp) Tahun *) ADHB (Rp) ADHK (Rp)
4 2012 4.196.448 1.963.078 393.221 10.671.984 4.992.301
5 2013 4.641.905 2.062.182 394.365 11.770.580 5.229.120
6 2014** 5.150.193 2.167.147 405.222 12.709.560 5.348.048
Sumber : BPS Kab. Kulon Progo, 2014 (diolah), **angka sangat sementara
perhitungan Bappeda Kabupaten Kulon Progo, 2015

d. Angka Kemiskinan

Keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan dapat diukur dari tingkat


kesejahteraan masyarakat juga dengan pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Pemerataan hasil-hasil pembangunan biasanya dikaitkan dengan pemerataan
pendapatan dan masalah kemiskinan. Untuk melihat ketimpangan pendapatan
penduduk, salah satu indikator yang sering dipakai adalah Rasio Gini. Sedangkan
kemiskinan akan semakin meluas, jika perbedaan pendapatan antara penduduk
kaya dan miskin semakin melebar. Adapun data Garis kemiskinan, Penduduk
Miskin dan prosentasenya Kabupaten Kulon Progo pada Tahun 2010 – 2013 pada
tabel dibawah ini.
Tabel 1.2
Garis Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin, dan Persentase
Penduduk Miskin di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010-2014
Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk Persentase
No. Tahun
(Rp.) Miskin (jiwa) (%)
1. 2010 225.059,- 90.100 23,15
2. 2011 240.301,- 92.800 23,62
3. 2012 256.575,- 92.400 23,32
4. 2013 259.945.- 86.500 21,39
5. 2014** 273.592.- 77.032 19,02
Sumber data : BPS Kabupaten Kulon Progo, 2014, **angka sangat
sementara perhitungan Bappeda Kabupaten Kulon Progo 2015

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 10


e. Rasio Gini

Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo angka sangat sementara tahun 2014
sebesar 0,2828 lebih baik pemerataan pendapatan dibanding tahun 2013 sebesar
0,2959. Rasio Gini ini menunjukkan kriteria ketimpangan moderat (Ketimpangan
rendah dengan nilai 0,0 - 0,3, ketimpangan moderat dengan nilai 0,3 ‐ 0,5).
Dengan adanya kenaikan indeks /nilai Rasio Gini di Kabupaten Kulon Progo pada
tahun 2014 berarti ada penurunan dalam pemerataan pendapatan di Kabupaten
Kulon Progo dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.Adapun data Rasio Gini
Kabupaten Kulon Progo sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel 1.3
Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo Tahun 2010 – 2014
No. Tahun Rasio Gini Kriteria Oshima
1 2010 0,2408 Ketimpangan Rendah
2 2011 0,3365 Ketimpangan Moderat
3 2012 0,3429 Ketimpangan Moderat
4 2013 0,2959 Ketimpangan Rendah
5 2014** 0,2828 Ketimpangan Rendah

Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo, 2014, **angka sangat sementara


perhitungan Bappeda Kabupaten Kulon Progo 2015

Besaran Rasio Gini Kabupaten Kulon Progo jika dibandingkan dengan


Kabupaten/Kota lain yang ada di DIY tampak pada tabel berikut.
Tabel 1.4
Rasio Gini menurut Kabupaten/Kota
di DIY Tahun 2009 – 2013
No. Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012 2013
1. Kulon Progo 0,2504 0,2408 0,3365 0,3429 0,2959
2. Bantul 0,2513 0,2746 0,2963 0,3068 0,2371
3. Gunungkidul 0,2389 0,2517 0,3010 0,3234 0,2447
4. Sleman 0,2944 0,2758 0,2709 0,2783 0,2126
5. Kota Yogyakarta 0,2327 0,2174 0,1937 0,1793 0,1750
6. Provinsi D.I.Y 0,3112 0,3088 0,3149 0,3194 0,2723
7. Nasional 0,36 0,33 0,385 0,4100 0,4130

Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo, 2014


| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 11
1.2.4 Kualitas Pembangunan Manusia

Angka Harapan Hidup Kabupaten Kulon Progo untuk tahun 2014 sebesar
75,20 meningkat dibanding angka tahun 2013 sebesar 75,03 tahun. Dibanding
kabupaten/kota lain di DIY pada tahun 2013 menempati posisi kedua setelah Sleman
yang mencapai 75,79 tahun. Angka harapan hidup penduduk ini juga berada di atas
rata-rata angka harapan hidup provinsi tercatat sebesar 73,62 tahun. Hal ini
menunjukkan keberhasilan capaian pembangunan manusia bidang peningkatan
derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Kulon Progo.

Pada tahun 2014, angka melek huruf penduduk dewasa Kabupaten Kulon
Progo mencapai 94,09 meningkat dibanding angka tahun 2013 sebesar 93,13 persen.
Dibanding kabupaten/kota lain di DIY pada tahun 2013 berada di atas Kabupaten
Gunung Kidul dan Bantul dengan capaian angka melek huruf masing-masing sebesar
85,22 persen dan 92,81 persen. Namun capaian Kulon Progo masih berada di bawah
Kota Yogyakarta sebesar 98,43 persen, dan Kabupaten Sleman sebesar 95,11 persen.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kulon Progo tahun 2010 - 2014
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1.5
Indikator Komponen IPM Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009 - 2012

No. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014


1 Angka Harapan Hidup 74,09 74,48 74,58 75,03 75,20
(tahun)
2 Angka Melek Huruf (%) 89,52 92,00 92,04 93,13 94,04
3 Rata-rata Lama Sekolah 7,89 8,37 8,37 8,37 8,52
(tahun)
4 Konsumsi Riil per 629,50 631,42 634,34 635,95 638,11
kapita (000 Rp.)
Indeks IPM
1. Kesehatan 82,30 82,47 82,63 83,38
2. Pendidikan 78,68 79,93 79,96 80,69
3. Pendapatan 62,48 62,72 63,40 63,77
IPM 74,49 75,04 75,33 75,95
Reduksi Shortfall 2,74 2,16 1,17 2,50
Sumber: BPS Kabupaten Kulon Progo, 2014

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 12


1.3 Struktur Organisasi

Organisasi perangkat daerah sebagai wadah penyelenggaraan


pemerintahan,pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan. Sruktur Organisasi
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti melalui
Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 3 Tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Peraturan
Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten
Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo
Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan
Wates dan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan.

Tabel 1.6
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kulon Progo

Lembaga Teknis
Sekretariat Dinas Daerah Kecamatan Lainnya
Daerah
Sekretariat Dinas Pendidikan Badan Perencanaan Kecamatan RSUD Wates
Daerah Pembangunan Temon
Daerah
Sekretariat Dinas Kesehatan Badan Kepegawaian Kecamatan Badan
DPRD Daerah Wates Penanggulangan
Bencana Daerah
Dinas Pendapatan Inspektorat Daerah Kecamatan Kelurahan Wates
Pengelolaan Panjatan
Keuangan dan Aset
Dinas Pertanian dan Badan Pemberdy Kecamatan Satuan Polisi
Kehutanan Masyarakat Pemdes Galur Pamong Praja
Perempuan dan KB
Dinas Perindustrian, Badan Penanaman Kecamataan
Perdagangan, dan Modal dan Perizinan Lendah
Energi Sumber Daya Terpadu
Mineral
Dinas Kelautan, Kantor Lingkungan Kecamatan
Perikanan dan Hidup Kokap
Peternakan
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 13
Lembaga Teknis
Sekretariat Dinas Daerah Kecamatan Lainnya
Daerah
Dinas Pekerjaan Kantor Ketahanan Kecamatan
Umum Pangan dan Pengasih
Penyuluhan
Pertanian Perikanan
dan Kehutanan
Dinas Perhubungan Kantor Kesatuan Kecamatan
Komunikasi dan Bangsa dan Politik Sentolo
Informatika
Dinas Kebudayaan Kantor Perpustakaan Kecamatan
Pariwisata Pemuda dan Arsip Daerah Girimulyo
dan Olah Raga
Dinas Sosial Tenaga Kecamatan
Kerja dan Nanggulan
Transmigrasi
Dinas Kependudukan Kecamatan
dan Catatan Sipil Samigaluh
Dinas Koperasi dan Kecamatan
Usaha Mikro Kecil Kalibawang
Menengah
Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Kulon Progo, 2015

Sementara itu, untuk meningkatkan kinerja Dinas Daerah dibentuk Unit


Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon
Progo Nomor 5 tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
sebanyak 21 UPTD
Organisasi perangkat daerah lainnnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Wates, untuk menyesuaikan peningkatan kelas dari kelas C menjadi B pada tahun
2010 telah diubah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon
Progo Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates. Sedangkan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo
Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah. Bada ini dibentuk untuk mengantisipasi bencana di Kabupaten Kulon
Progo yang merupakan daerah rawan bencana. Kelurahan Wates dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 17 Tahun 2008
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Wates. Satuan Polisi

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 14


Pamong Praja berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 17
Tahun 2012 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja.

1.4 Isu-Isu Strategis

Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan
bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi
isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian
yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan
peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

Dengan mendasarkan pada gambaran umum geografis, ekonomi dan kualitas


pembangunan manusia serta potensi unggulan daerah diatas, maka isu-isu strategis
yang dihadapi Kabupaten Kulon Progo sebagai berikut :

a. Kualitas Sumberdaya Manusia yang masih relatif rendah

b. Tingkat kemiskinan yang relatif tinggi

c. Pendapatan masyarakat relatif rendah

d. Kebutuhan pelayanan infrastruktur semakin meningkat

e. Peluang investasi semakin meningkat

f. Potensi penurunan kualitas SDA dan bencana yang tinggi

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 15


BAB

2 PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Strategik


2.1.1 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
a. Visi
Visi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo sebagaimana tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kulon
Progo Tahun 2011–2016 yaitu: “Terwujudnya Kabupaten Kulon Progo yang
sehat, mandiri, berprestasi, adil, aman dan sejahtera berdasarkan iman dan
taqwa”.

Visi Kabupaten Kulon Progo merupakan kondisi yang diharapkan dapat


memotivasi seluruh elemen masyarakat dalam melakukan aktivitasnya.
Pernyataan visi Kabupaten Kulon Progo tersebut mempunyai pemahaman
sebagai berikut:

- Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan mampu meningkatkan


kualitas kesehatan masyarakat, baik sehat jasmani, rohani maupun sehat
dalam pengertian masyarakat mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan
hidupnya dalam lingkungan yang bersih dan nyaman. Sehat dalam bidang
ekonomi, sehat birokrasi, sehat semua program pembangunan termasuk sehat
dalam kehidupan sosial politik dan sosial budaya. Demikian juga lima tahun
kedepan diharapkan akan terwujud peningkatan kualitas aparatur dan
kelembagaan pemerintahan sehingga mampu memberikan pelayanan prima,
dengan prinsip transparan, dan akuntabel. (SEHAT)

- Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat meningkatkan


kemampuan sumberdaya manusia dan masyarakat serta wilayah dalam rangka
memenuhi kebutuhan sendiri dengan fokus utama kemandirian dalam bidang
ekonomi. (MANDIRI)

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 16


- Pembangunan diberbagai sektor lima tahun mendatang diharapkan dapat
mencerminkan pemerintahan dan masyarakat yang mampu berinovasi dengan
etos kerja tinggi sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang inovatif
dan produk daerah berdaya saing tinggi. Tercapainya nilai obyektif yang tinggi
dari penilaian indikator kinerja pembangunan di berbagai bidang baik dari sisi
output, outcome, benefit dan impact. (BERPRESTASI)

- Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat dinikmati oleh seluruh


masyarakat dalam segala bidang kehidupan yang bermuara pada upaya
perwujudan kesejahteraan. (ADIL)

- Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan dapat mewujudkan suatu


keadaan tata kehidupan masyarakat yang tertib dan tentram, sehingga
diharapkan masyarakat dapat melangsungkan kehidupan dengan tenang dan
damai, yang menjamin terselenggaranya pembangunan. (AMAN)

- Pembangunan yang akan dilaksanakan pada lima tahun mendatang


diharapkan mampu mewujudkan suatu keadaan masyarakat yang tercukupi
kebutuhan dasar baik sandang, pangan, papan, pelayanan pendidikan,
kesehatan maupun memiliki pendapatan secara layak. Mewujudkan keluarga
yang mampu mengatur kebutuhan secara proposional dan seimbang sehingga
mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap keadaan yang tidak normal.
(SEJAHTERA)

- Pembangunan lima tahun mendatang diharapkan mampu mewujudkan


masyarakat dan aparatur yang mempunyai nurani moralitas serta kepekaan
sosial yang tinggi, harga diri dan martabat yang tinggi dengan dasar keyakinan
akan kebenaran ajaran dan nilai-nilai agama yang menjadi pedoman dan
tuntunan dalam menjalankan kehidupan. (BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA).

Visi Kabupaten Kulon Progo selanjutnya dijabarkan ke dalam misi dan


untuk mewujudkan misi tersebut menjadi tanggungjawab seluruh lapisan
masyarakat Kulon Progo.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 17


b. Misi

Untuk mencapai visi Kabupaten Kulon Progo tahun 2011 - 2016


ditetapkan 6 misi pembangunan sebagai berikut:
1) Misi Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak
mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos
kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan.
Sumberdaya manusia sebagai subyek dan obyek pembangunan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan dan mewujudkan
keberhasilan pembangunan. Sebagai subyek pembangunan dibutuhkan
sumberdaya manusia yang cerdas, sehat dan produktif untuk mencapai tujuan
pembangunan yang diinginkan melalui pembangunan pendidikan dan
kesehatan. Pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pembangunan kesehatan
mempunyai peranan penting dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang
sehat dan produktif sebagai investasi untuk mendukung pembangunan
ekonomi dan penanggulangan kemiskinan. Sebagai obyek pembangunan,
sumberdaya manusia harus dapat menikmati hasil-hasil pembangunan dalam
bentuk peningkatan kualitas kehidupan yang tercermin dalam menurunnya
angka kemiskinan dan pengangguran. Untuk mewujudkan SDM bermartabat
dibutuhkan SDM yang senantiasa ingin meningkatkan nilai-nilai yang
terkandung di dalam ajaran agama yang mengarah kepada upaya peningkatan
kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Misi Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur
pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan
good governance. Good public governance mengandung makna
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (clean government), demokratis
dan efektif. Prinsip-prinsip good public governance meliputi wawasan ke
depan (visioner), keterbukaan dan transparansi, partisipasi masyarakat,
tanggung gugat, supremasi hukum, demokrasi, profesionalisme dan
kompetensi, daya tanggap, efisiensi dan efektivitas, desentralisasi, kemitraan
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 18
dengan dunia usaha, komitmen pada pengurangan kesenjangan, komitmen
pada perlindungan lingkungan hidup dan komitmen pada pasar yang fair.
Dengan prinsip-prinsip tersebut diharapkan akan tercipta tata pemerintahan
yang baik sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
3) Misi Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada
pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan
berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat. Untuk
mewujudkan kemandirian ekonomi daerah dibutuhkan pengembangan
keunggulan ekonomi yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri
dan pariwisata yang menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dengan
demikian setiap program pengembangan ekonomi harus ditujukan untuk
meningkatkan pemberdayaan masyarakat.
4) Misi Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah. Infrastruktur merupakan
roda penggerak pertumbuhan ekonomi karena secara langsung peningkatan
infrastruktur mampu mendorong kelancaran distribusi barang dan jasa,
sehingga secara tidak langsung mampu meningkatkan nilai tambah produk
yang dihasilkan. Dengan demikian ketersediaan infrastruktur akan
berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan Masyarakat.
5) Misi Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara
optimal dan berkelanjutan. Berdasarkan peran ganda sumberdaya alam
sebagai modal pertumbuhan ekonomi dan sebagai sistem penopang
kehidupan maka untuk mencapai tingkat kesejahteraan rakyat yang adil dan
bermartabat, pemanfaatan sumberdaya alam harus dikelola secara optimal
dan berkelanjutan. Sebagai daerah dengan potensi pertanian sebagai basis
ekonomi daerah maka sumberdaya alam merupakan tulang punggung utama
perekonomian. Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya alam berwawasan
lingkungan akan menjamin keberlanjutan pembangunan ekonomi yang
memberikan peningkatan pendapatan. Selain itu, dengan konfigurasi fisik
wilayah yang rawan terhadap kerusakan lingkungan dan bencana alam,
pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan akan
menghindarkan wilayah dari kerusakan lingkungan dan bencana alam.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 19


6) Misi Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian,
perlindungan dan penegakan hukum. Ketentraman dan ketertiban
merupakan kondisi yang diharapkan masyarakat agar dapat melangsungkan
kehidupan dengan tenang dan damai, dan merupakan jaminan bagi
terselenggaranya pembangunan untuk mewujudkan harapan dan cita-cita
bersama. Kondisi yang tenteram dan tertib akan terwujud apabila terdapat
kesadaran kolektif dan komitmen patuh dari seluruh stakeholder
pembangunan terhadap berbagai ketentuan yang telah disepakati bersama,
yang direalisasikan dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan hukum. Penegakan
hukum dan ketertiban merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang adil dan bermartabat. Oleh karena itu,
penegakan hukum harus dilaksanakan secara konsekuen dan adil tanpa
diskriminasi. Selain itu, faktor penting bagi terpeliharanya stabilitas kehidupan
yang tentram, tertib dan dinamis adalah adanya rasa saling percaya dan
harmoni dari seluruh stakeholder pembangunan.

c. Tujuan

Tujuan pembangunan daerah dalam rangka penyelenggaraan


pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun kedepan adalah :
1) Terwujudnya sumberdaya manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia;
2) Terwujudnya iklim yang kondusif bagi pengembangan ketenagakerjaan dan
penurunan angka pengangguran;
3) Terwujudnya pelestarian nilai-nilai budaya;
4) Terwujudnya kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
yang transparan, akuntabel dan partisipatif;
5) Meningkanya pendapatan masyarakat dan daya saing daerah;
6) Terpenuhinya pelayanan infrastruktur wilayah;
7) Terwujudnya pengelolaan sumberdaya air, sumberdaya lahan, sumberdaya
hutan, sumberdaya pesisir berdasarkan azas konservasi, efisien dan lestari;
8) Menciptakan kondisi masyarakat yang tentram dan tertib melalui kepastian,
perlindungan dan penegakan hukum.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 20


d. Sasaran

Sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun mengacu pada Misi yang telah ditetapkan yaitu :
1) Misi : Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas tinggi dan berakhlak
mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi, ketrampilan, etos kerja,
tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas keagamaan, dengan
sasaran :
a. Meningkatnya derajat pendidikan masyarakat;
b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat;
c. Meningkatnya keberdayaan masyarakat;
d. Meningkatnya keterserapan tenaga kerja;
e. Meningkatnya pengembangan dan pelestarian nilai-nilai budaya.
2) Misi : Mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur
pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean government dan
good governance, dengan sasaran Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan
aparatur pemerintahan.
3) Misi : Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada
pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan
berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat, dengan Sasaran :
a. Meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat;
b. Meningkatnya daya saing investasi daerah;
c. Meningkatnya kunjungan wisatawan.
4) Misi : Meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah, dengan sasaran
Meningkatnya pelayanan infrastruktur yang mendukung pengembangan
wilayah.
5) Misi : Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara
optimal dan berkelanjutan, dengan sasaran Meningkatnya perlindungan dan
konservasi sumberdaya alam.
6) Misi : Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian,
perlindungan dan penegakan hukum, dengan sasaran Terwujudnya
masyarakat yang tenteram dan tertib berdasarkan kesadaran hukum.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 21


Tabel 2.1
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
Kondisi Target
No Sasaran Strategik Indikator Sasaran Satuan
Awal 2011 2016
1 Meningkatnya derajat Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,37 8,40
pendidikan masyarakat Angka Melek Huruf Persen 92,04 92,20
Persentase akses dan Persen 91,05 91,53
mutu pendidikan
2 Meningkatnya derajat Angka Harapan Hidup Tahun 74,58 74,98
kesehatan masyarakat Angka Kematian Ibu 100.000 52,74 53,21
kelahiran
hidup
Angka Kematian Bayi 1.000 12,10 7,96
kelahiran
hidup
3 Meningkatnya Angka kemiskinan Persen 23,32 19,27
keberdayaan
masyarakat
4 Meningkatnya Angka pengangguran Persen 3,91 1,93
keterserapan tenaga
kerja
5 Meningkatnya Persentase partisipasi Persen 78,63 100,00
pengembangan dan masyarakat dalam
pelestarian nilai-nilai pengembangan dan
budaya pelestarian budaya
6 Meningkatnya Nilai evaluasi kinerja Skor 0-4 3,216 3,300
kapasitas kelembagaan penyelenggaraan
dan aparatur pemerintahan daerah
pemerintahan Nilai akuntabilitas Nilai C B
kinerja
Akuntabilitas Opini BPK WDP WTP
pengelolaan keuangan
daerah
7 Meningkatnya kinerja Pertumbuhan Ekonomi % 5,01 5,39
ekonomi dan Pendapatan perkapita Rp. 4.992.301 5.819.834
pendapatan penduduk (Atas Dasar
masyarakat Harga Konstan)
Rasio Gini Indeks 0,3429 0,3320
8 Meningkatnya daya Nilai realisasi investasi Rp. 143.654 494.471
saing investasi daerah (PMA/PMDN) (Jutaan
Rupiah)
9 Meningkatnya Persentase peningkatan Persen 9,13 10,11
kunjungan wisatawan kunjungan wisata
10 Meningkatnya Persentase peningkatan Persen 73,41 82,28
pelayanan infrastruktur pelayanan infrastrukur
yang mendukung daerah
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 22
Kondisi Target
No Sasaran Strategik Indikator Sasaran Satuan
Awal 2011 2016
pengembangan
wilayah
11 Meningkatnya Persentase kesesuaian Persen 70,43 81,07
perlindungan dan pemanfaatan ruang
konservasi sumberdaya Indeks kualitas Indeks 71,33 71,85
alam lingkungan hidup
12 Terwujudnya Persentase penurunan Persen -5,50 4,55
masyarakat yang pelanggaran hukum
tenteram dan tertib, daerah
berdasarkan kesadaran
atas hukum

2.1.2 Strategi, Arah Kebijakan dan Program

Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka
upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui
perumusan strategi, arah kebijakan, dan program. Selain itu, untuk mengukur
capaian kinerja, maka dirumuskan indikator sebagai tolok ukur kinerja.
a. Strategi
Strategi yang ditempuh untuk mencapai misi adalah sebagai berikut :
1) Strategi untuk mencapai misi Mewujudkan sumberdaya manusia berkualitas
tinggi dan berakhlak mulia melalui peningkatan kemandirian, kompetensi,
ketrampilan, etos kerja, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kualitas
keagamaan
a. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan serta ketrampilan masyarakat
untuk pengembangan sumberdaya lokal
b. Peningkatan akses dan kualitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
c. Peningkatan keberdayaan masyarakat
d. Pengembangan kapasitas dan kompetensi ketenagakerjaan
e. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian
nilai-nilai budaya
2) Strategi untuk mencapai misi 2 : Mewujudkan peningkatan kapasitas
kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 23


prinsip clean government dan good governance adalah Meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan
3) Strategi untuk mencapai misi : Mewujudkan kemandirian ekonomi daerah
yang berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang
berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan
masyarakatadalah :
a. Pengembangan pertanian, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri
dan koperasi yang berorientasi pada peningkatan ketahanan pangan,
produktivitas, pendapatan dan daya saing produk.
b. Peningkatan daya tarik investasi dan pariwisata dengan mengedepankan
peran serta masyarakat.
4) Strategi untuk mencapai misi : Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur Wilayah
adalah Meningkatkan Aksesibilitas masyarakat.
5) Strategi untuk mencapai misi : Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Alam
dan Lingkungan Secara Optimal dan Berkelanjutan adalah:
a. Pengembangan penataan ruang secara berkelanjutan yang sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan.
b. Pelestarian kualitas lingkungan hidup menuju pembangunan berkelanjutan.
6) Strategi untuk mencapai misi : Mewujudkan ketentraman dan ketertiban
melalui kepastian, perlindungan dan penegakan hukum adalah:
a. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil.
b. Pengembangan tata kehidupan masyarakat yang mengedepankan
supremasi hukum.
c. Peningkatan kapasitas sumberdaya dalam penanggulangan bencana.

b. Arah Kebijakan
1) Arah kebijakan untuk mewujudkan Sumberdaya Manusia Berkualitas Tinggi
Dan Berakhlak Mulia Melalui Peningkatan Kemandirian, Kompetensi,
Ketrampilan, Etos Kerja, Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesehatan dan Kualitas
Keagamaan
a. Meningkatkan Rata-rata Lama Sekolah dari 8,37 tahun menjadi 8,40 tahun
b. Meningkatkan Angka Melek Huruf dari 92,00 persen menjadi 92,20 persen

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 24


c. Meningkatkan akses dan mutu pendidikan dari 89,96 persen menjadi 91,33
persen
d. Meningkatkan Angka Harapan Hidup dari 74,48 tahun menjadi 74,98 tahun
e. Menurunkan Angka Kematian Ibu dari 105,06 menjadi 53,21 per 100.000
Kelahiran
f. Menurunkan Angka Kematian Bayi dari 12,78 menjadi 7,96 per 1.000
Kelahiran Hidup
g. Menurunkan Angka Kemiskinan dari 23,62 persen menjadi 19,52 persen
h. Menurunkan Angka Pengangguran dari 3,47 persen menjadi 2,80 persen
i. Meningkatkan persentase pengembangan dan pelestarian budaya 77,80
persen menjadi 100 persen
2) Arah kebijakan untuk mewujudkan peningkatan kapasitas kelembagaan dan
aparatur pemerintahan yang berorientasi pada prinsip-prinsip clean
government dan good governance
a. Meningkatkan nilai evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
dari 2,952 menjadi 3,300.
b. Meningkatkan nilai akuntabilitas kinerja Pemerintah dari C menjadi B.
c. Meningkatkan opini pengelolaan keuangan daerah dari Wajar Dengan
Pengecualian (WDP) menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
3) Arah kebijakan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang
berbasis pada pertanian dalam arti luas, industri dan pariwisata yang berdaya
saing dan berkelanjutan bertumpu pada pemberdayaan masyarakat
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 4,95% menjadi 5,41%.
b. Meningkatkan pendapatan perkapita penduduk dari Rp. 9.910.472,-
menjadi Rp. 15.318.287,-.
c. Meningkatkan pemerataan pendapatan penduduk dari rasio gini 0,3365
menjadi 0,3320
d. Meningkatkan nilai investasi PMA/PMDN sebesar Rp. 123.871.000.000,-
menjadi Rp. 494.471.000.000,-.
e. Meningkatkan persentase peningkatan kunjungan wisata dari -3,84 persen
menjadi 10,11 persen.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 25


4) Kebijakan Untuk Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur Wilayah
Meningkatkan persentase peningkatan pelayanan infrastruktur daerah dari
64,26 persen menjadi 77,43 persen.
5) Kebijakan untuk Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Secara Optimal dan Berkelanjutan
a. Menurunkan luas lahan kritis dari 9,56 persen menjadi 8,38 persen.
b. Meningkatkan kesesuaian pemanfaatan ruang kesesuaian pemanfaatan
ruang dari 70,43 persen menjadi 81,07 persen
c. Meningkatkan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik perkotaan dari 13,79
persen menjadi 13,84 persen
d. Meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dari 67,37 menjadi 66,17
6) Kebijakan untuk Mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian,
perlindungan dan penegakan hukum
Meningkatkan persentase pelanggaran hukum yang diselesaikan dari 69,50
persen menjadi 75,00 persen.

2.1.3 Program
Program untuk mewujudkan capaian keberhasilan misi pembangunan,
Pemerintah Daerah telah menetapkan program pembangunan menurut sasaran
yang terdiri dari:
1) Sasaran Meningkatnya derajat Pendidikan Masyarakat terdiri dari Program-
program :
a. Program Pendidikan Anak Usia Dini
b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
c. Program Pendidikan Menengah
d. Program Pendidikan Non Formal
e. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
f. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
g. Program Peningkatan Peran Serta Pelajar
h. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 26


2) Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan Masyarakat terdiri dari program-
program :
a. Program Pelayanan Medis
b. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat
c. Program Pengembangan Kesehatan
d. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan
e. Program Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
f. Program Keluarga Berencana
g. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah raga
h. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah raga
i. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
3) Sasaran Meningkatnya Keberdayaan Masyarakat terdiri dari program-program :
a. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak
b. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender dalam Pembangunan
c. Program Perlindungan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
d. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
e. Program Penguatan Kelembagaan Masyarakat
f. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat
g. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
4) Sasaran Meningkatnya Keterserapan Tenaga Kerja terdiri dari program-program:
a. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
b. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
c. Program Perlindungan Ketenagakerjaan
5) Sasaran Meningkatnya Pengembangan dan Pelestarian Nilai-Nilai Budaya terdiri
dari program-program :
a. Program Pengembangan Nilai Budaya
b. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya dan Keragaman Budaya
6) Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintahan
terdiri dari program-program :
a. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
b. Progam Kerjasama Pengembangan Iptek
c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 27


d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkantoran
e. Program Peningkatan Kapasitas SDM SKPD
f. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kinerja
g. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
h. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
i. Program Peningkatan Pelayanan KDH/wakil KDH
j. Program Penataan dan Penguatan Organisasi
k. Program Pengembangan Pelayanan Publik
l. Program Perumusan dan Pengendalian Kebijakan Daerah
m. Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
n. Program peningkatan pelayanan Kecamatan
o. Program peningkatan pelayanan Kelurahan
p. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
q. Program Pengembangan Kapasitas Otonomi Daerah
r. Program Peningkatan Kerjasama Antar Daerah
s. Program Peningkatan Kualitas Pengadaan Barang/Jasa
t. Program Pembinaan BUMD/Desa dan Lembaga Keuangan Non Bank
u. Program Pengembangan Komunikasi, Informatika dan Media massa
v. Program Peningkatan Pelayanan Kemasyarakatan
w. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
x. Program Pengelolaan Sumberdaya Aparatur
y. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
z. Program Pengembangan Kapasitas Otonomi Desa
aa. Program Pengembangan Data/ Informasi/ Statistik
bb. Program Peningkatan Pengelolaan Kearsipan
7) Sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat terdiri dari
program-program :
a. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
b. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
c. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
d. Program Pemberdayaan Penyuluhan
e. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 28
f. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
g. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan
h. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
i. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Peternakan
j. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
k. Program Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Ternak
l. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan
m. Program Pengembangan Pariwisata
n. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
o. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
p. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Produk Perikanan
q. Program Pembinaan dan Penataan Pasar tradisional
r. Program Pengembangan Usaha Perdagangan
s. Program Pengembangan Industri
8) Sasaran Meningkatnya daya saing investasi daerah terdiri dari program-program:
a. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
b. Program Peningkatan kualitas Pelayanan Publik
9) Sasaran Meningkatnya kunjungan wisatawan terdiri dari Program Pengembangan
Pariwisata
10) Sasaran Meningkatnya pelayanan infrastruktur yang mendukung
pengembangan wilayah terdiri dari program-program :
a. Program Pembangunan dan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
c. Program Pembangunan, Rehabilitasi Saluran Drainase dan Gorong-Gorong
d. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya
e. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sumber Daya air
f. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
g. Program peningkatan Sarana Prasarana Gedung Kantor dan Bangunan
Umum
h. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
i. Program Pembinaan Jasa Konstruksi
j. Program Pengembangan Perumahan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 29


k. Program Lingkungan Sehat Perumahan
l. Program Peningkatan Sarana Prasarana Perhubungan
m. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu-Lintas
n. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
o. Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah
p. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi
q. Pengembangan Kegeologian dan Energi.
11) Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam terdiri
dari program-program :
a. Program Pembangunan Infrastruktur Perkotaan
b. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
c. Program Perencanaan Tata Ruang
d. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
e. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam
f. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
g. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
h. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian
Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
i. Program Pengusahaan dan Pengawasan Pertambangan
j. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
k. Program Penanggulangan Dini Bencana
l. Program Tanggap Darurat Bencana
m. Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana
12) Sasaran Terwujudnya masyarakat yang tenteram dan tertib, berdasarkan
kesadaran atas hukum terdiri dari program-program :
a. Program Penataan Administrasi Kependudukan
b. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
c. Program Peningkatan Wawasan Kebangsaan dan Politik Masyarakat
d. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
e. Program Pelayanan Bantuan Hukum

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 30


2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2014

Berdasarkan pada dokumen RPJMD Tahun 2012-2016 dan Indikator Kinerja


Utama, maka ditetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2014 yang telah sesuai dengan
dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan dokumen RPJMD sebagai berikut
Tabel 2.2
Perjanjian Kinerja Tahun 2014

Kinerja
No Sasaran
Indikator Target
1. Meningkatnya derajat Rata-rata lama sekolah 8,38 tahun
pendidikan masyarakat Angka Melek Huruf 92,12%
Persentase Akses dan Mutu 90,97%
Pendidikan
2. Meningkatnya derajat Angka Harapan Hidup 74,78 tahun
kesehatan masyarakat Angka Kematian Ibu per 100.000 93,67
Kelahiran Hidup
Angka Kematian Bayi per 1.000 12,32
Kelahiran Hidup
3. Meningkatnya Keberdayaan Angka Kemiskinan 21,27%
Masyarakat
4. Meningkatnya keterserapan Angka Pengangguran 2,54%
Tenaga Kerja
5. Meningkatnya Pengembangan Persentase Partisipasi Masyarakat 81,55%
dan Pelestarian Nilai-Nilai dalam Pengembangan dan
Budaya Pelsetarian Budaya.
6. Meningkatnya Kapasitas Nilai Evaluasi Kinerja 3,25
Kelembagaan dan Aparatur Penyelenggaraan Pemerintahan
Pemerintah Daerah.
Nilai Akuntabilitas Kinerja 3 (CC)
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan 4 (WTP)
Daerah (Opini BPK)
7. Meningkatnya Kinerja Pertumbuhan Ekonomi 5,12
Ekonomi dan Pendapatan Pendapatan Perkapita Penduduk 5.334.059
Masyarakat (Atas Dasar Harga Konstan)
Rasio Gini 0,3400
8. Meningkatnya Daya Saing Nilai Realisasi Investasi 406.916
Investasi Daerah (PMA/PMDN) (Jutaan rupiah)
9. Meningkatnya Kunjungan Persentase Peningkatan Kunjungan 3,36
Wisatawan Wisata

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 31


Kinerja
No Sasaran
Indikator Target
10. Meningkatnya Pelayanan Persentase Peningkatan Pelayanan 77,5%
Infrastruktur yang Infrastruktur Daerah
Mendukung Pengembangan
Wilayah
11. Meningkatnya Perlindungan Persentase Kesesuaian Pemanfaatan 79,47
dan Konservasi Sumberdaya Ruang
Alam Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 71,59

12. Terwujudnya Masyarakat Persentase Penurunan Pelanggaran 3,36


yang Tenteram dan Tertib, Hukum Daerah
berdasarkan Kesadaran Atas
Hukum

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 32


BAB

3 AKUNTABILITAS KINERJA

S
esuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2016, terdapat 12 Sasaran. Berdasarkan
dari hasil pengukuran Kinerja Sasaran dapat disimpulkan bahwa dari 11
Sasaran dapat dicapai dengan Sangat Berhasil dan 1 Sasaran Tidak Berhasil, dengan
skala pengukuran kinerja sebaga berikut :
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Kinerja

No. Nilai Skala Pengukuran Kinerja


1. 85 s/d 100 Sangat Berhasil
2. 70 s/d < 85 Berhasil
3. 55 s/d < 70 Kurang Berhasil
4. < 55 Tidak Berhasil

3.1 Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran target dari sasaran strategis yang telah ditetapkan adalah


dilakukan dengan membandingkan antara terget kinerja dengan realisasi kinerja.
Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel 3.2 selanjutnya akan dipergunakan untuk
mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk Tahun 2014. Pencapaian
IKU Bupati Tahun 2014 secara ringkas ditunjukkan pada tabel berikut :

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 33


Tabel 3.2
Pencapaian IKU Bupati Tahun 2014
Capaian 2014 Capai
Target an
Akhir s/d
Indikator Capaian
No Sasaran Satuan Realisa RPJMD 2014
Kinerja 2013 Target %
si Tahun terha
2016 dap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Meningkatnya Rata-rata tahun 8,37 8,38 8,52 101,67 8,4 101,43
derajat lama
pendidikan sekolah**
masyarakat Angka Melek Persen 92,08 92,12 94,09 102,14 92,20 102,05
Huruf**
Persentase Persen 89,96 90,97 91,91 101,03 91,53 100,42
Akses dan
Mutu
Pendidikan
2. Meningkatnya Angka Tahun 74,68 74,78 75,20 100,56 74,98 100,29
derajat Harapan
kesehatan Hidup**
masyarakat Angka per 131,5 93,67 94,25 99,38 53,21 22,87
Kematian Ibu 100.000
kelahiran
hidup
Angka per 1.000 18,00 12,32 11,50 106,63 7,96 55,49
Kematian kelahiran
Bayi hidup
3. Meningkatnya Angka Persen 21,39 21,27 19,02 110,58 19,27 101,30
Keberdayaan Kemiskinan*
Masyarakat *

4. Meningkatnya Angka Persen 2,94 2,54 2,88 86,61 1,93 50,78


keterserapan Penganggura
Tenaga Kerja n**

5. Meningkatnya Persentase Persen 78,63 81,55 75,83 92,99 100,00 75,83


Pengembangan Partisipasi
dan Pelestarian Masyarakat
Nilai-Nilai dalam
Budaya. Pengembang
an dan
Pelsetarian
Budaya
6. Meningkatnya Nilai Evaluasi Skore 0-4 3,225 3,25 3,2 98,89 3,215 97,39
Kapasitas Kinerja
Kelembagaan Penyelengga
dan Aparatur raan
Pemerintah. Pemerintaha
n Daerah*

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 34


Capaian 2014 Capai
Target an
Akhir s/d
Indikator Capaian
No Sasaran Satuan Realisa RPJMD 2014
Kinerja 2013 Target %
si Tahun terha
2016 dap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai Nilai C CC B 133,33 B 100
Akuntabilitas
Kinerja
(AA=6, A=5,
B=4, CC=3,
C=2, D=1)*
Akuntabilitas Opini WTP WTP WTP 100,00 100 100,00
Pengelolaan BPK
Keuangan
Daerah
(WTP=4,
WDP=3,
Disclaimer =
2)*
7. Meningkatnya Pertumbuha Rp. 5,05 5,12 5,09 99,41 5,39 94,43
Kinerja Ekonomi n Ekonomi**
dan Pendapatan
Pendapatan Juta Rp. 5,334 5,334 5,348 100,26 5,820 91,89
Masyarakat.
PerkapitaPen
duduk (Atas
Dasar Harga
Konstan)**
Rasio Gini** Indeks 0,3400 0,3375 0,2828 116,21 0,3320 114,82
8. Meningkatnya Nilai Juta 363.137 406.916 619.962 152,36 494.471 125,38
Daya Saing Realisasi Rupiah
Investasi Daerah Investasi
(PMA/PMDN
)
9. Meningkatnya Persentase Persen 10,48 9,95 -0,45 -4,52 10,11 -4,45
Kunjungan Peningkatan
Wisatawan Kunjungan
Wisata
10. Meningkatnya Persentase Persen 75,41 77,5 83,94 108,31 82,28 102,02
Pelayanan Peningkatan
Infrastruktur Pelayanan
yang Infrastruktur
Mendukung Daerah
Pengembangan
Wilayah
11. Meningkatnya Persentase Persen 78,69 79,47 79,55 100,10 81,07 98,13
Perlindungan Kesesuaian
dan Konservasi Pemanfaatan
Sumberdaya Ala Ruang

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 35


Capaian 2014 Capai
Target an
Akhir s/d
Indikator Capaian
No Sasaran Satuan Realisa RPJMD 2014
Kinerja 2013 Target %
si Tahun terha
2016 dap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indeks Indeks 71,46 71,59 76,44 106,77 71,85 106,39
Kualitas
Lingkungan
Hidup
12. Terwujudnya Persentase Persen -12,80 3,36 6,72 200 4,55 148,02
Masyarakat Penurunan
yang Tenteram Pelanggaran
dan Tertib, Hukum
berdasarkan Daerah
Kesadaran atas
Hukum
Catatan :
*Untuk indikator “Nilai Akuntabilitas Kinerja”, merupakan capaian kinerja tahun 2013,
karena realisasi kinerja tahun 2014 baru bisa dilihat pada tahun 2015.
** untuk sumber data BPS hasil sangat sementara perhitungan Bappeda Kulon Progo
Tahun 2015.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati Tahun 2014 yang berjumlah 21 indikator,
20 Indikator Kinerja telah memenuhi kriteria Sangat Berhasil sebesar 95,24%, dan 1
indikator kinerja kriteria Tidak Berhasil sebesar 4,76% yang digambarkan pada
diagram berikut :

Capaian Indikator Kinerja Utama Bupati Tahun 2014


0
0
1
Sangat Berhasil
Berhasil
Kurang Berhasil
Tidak Berhasil
20

Diargam 3.1
Capaian Indikator Kinerja Utama Bupati Tahun 2014

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 36


3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Bagian ini akan manganalisis dan menguraikan evaluasi dan analisis capaian
kinerja yang menjelaskan capaian kinerja secara umum sebagaimana sudah diuraikan
dalam bab sebelumnya. Penyajian untuk sub bab ini akan disajikan per sasaran
strategis.

3.2.1 Sasaran Strategis Meningkatnya Derajat Pendidikan Masyarakat

Urusan pendidikan merupakan salah satu urusan yang memiliki kedudukan


penting dalam meningkatkan kualitas masyarakat. Meningkatnya kualitas derajat
pendidikan masyarakat merupakan bagiandari fokus pembangunan untuk
peningkatan human capital, mengingat peran sentral pendidikan baik sebagai bagian
dari pemenuhan hak warga negara, maupun karena daya ungkit pendidikan
terhadap pembangunan yang lain seperti pembangunan dan pemerataan ekonomi
dan sosial. Pada tahun 2014, realisasi pencapaian sasaran Meningkatnya derajat
pendidikan masyarakat telah menunjukkan hasil yang positif, hal ini dapat dilihat
dari capaian indikator kinerjanya yang telah mencapai kinerja Sangat Berhasil.
Adapun indikator kinerja dan capaiannya sebagai berikut :

Tabel 3.3
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya derajat pendidikan
masyarakat
Capaian 2014 Capai
Target an
Akhir s/d
Indikator Capaian
No Sasaran Satuan Reali- RPJM 2013
Kinerja 2013 Target %
sasi D terha
(2016) dap
2016
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11
1. Meningkatnya Rata-rata tahun 8,37 8,38 8,52 101,67 8,4 101,43
derajat lama
pendidikan sekolah**
masyarakat Angka Melek persen 92,08 92,12 94,09 102,14 92,20 102,05
Huruf **
Persentase persen 89,96 90,97 91,9 101,53 91,53 100,42
Akses dan
Mutu
Pendidikan
Sumber Data : **angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kulon Progo dan Dinas
Pendidikan
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 37
Berdasarkan hasil pengumpulan data kinerja dapat diketahui bahwa capaian
rata-rata lama sekolah Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2014 adalah 8,52 tahun
telah mencapai target RPJMD sebesar 8,38 tahun. Angka rata-rata lama sekolah
Kabupaten Kulon Progo telah melebihi target tingkat Nasional tahun 2014 sebesar
8,25 tahun. Kondisi ini menunjukkan semakin meningkatnya derajat pendidikan
masyarakat Kulon Progo.

Keberhasilan peningkatan derajat pendidikan masyarakat juga ditunjukkan


dengan realisasi target angka melek huruf sebesar 94,09% telah mencapai target
RPJMD sebesar 92,12%. Apabila dibandingkan dengan capaian angka melek huruf
tahun 2013 sebesar 93,13% mengalami peningkatan sebesar 0,96%.

Sedangkan presentase akses dan mutu pendidikan pada tahun 2013 sebesar
90,63 % meningkat sebesar 1,95% menjadi 91,91 % pada tahun 2014. Capaian ini telah
melebihi target RPJMD 90,97%. Capaian akses dan mutu pendidikan ini merupakan
agregasi Angka Partisipasi Sekolah sebesar 99,01%, Angka Kelulusan sebesar 98,98%
dan sekolah berakreditasi A sebesar 76,74%.

Gambar 3.1
Layanan Pendidikan Sekolah

Capaian kinerja urusan pendidikan tahun 2014 terlihat pada capaian


indikator kinerja program pendidikan yang terdapat dalam RPJMD Kabupaten Kulon
Progo diantaranya capaian kinerja akses dan pemerataan pendidikan dasar, capaian
kinerja peningkatan mutu guru, capaian kinerja peningkatan mutu pendidikan,
capaian kinerja pendidikan non formal. Secara rinci capaian kinerja Program Utama
bidang pendidikan sebagai berikut:

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 38


1) Capaian kinerja akses dan pemerataan pendidikan dasar

Indikator kinerja akses dan pemerataan pendidikan dasar yang ditetapkan


dalam RPJMD Tahun 2011-2016 ada 1 indikator, capaian indikator memenuhi
target yang ditetapkan yaitu target akses dan pemerataan pendidikan dasar
sebesar 85,54 % tercapai 86,10 %.

Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan dasar jenjang SD/MI pada tahun
2013 sebesar 97,72 % % dan tahun 2014 sebesar 103,52 % atau mengalami
kenaikan 5,8 %. APK jenjang SMP/MTs tahun 2013 sebesar 97,09% dan tahun
2014 sebesar 101,20% atau mengalami kenaikan 4,18, %. Realisasi APK jenjang
SD diatas seratus 100 % artinya keterjangkuan pendidikan dasar merata, hal ini
dimungkinkan terdapat siswa SD/MI yang usianya di bawah 7 tahun karena
keberhasilan program Pendidikan Anak Usia Dini atau ada siswa SD/MI yang
usianya diatas 12 tahun. APK jenjang SMP/MTs diatas 100 % artinya
keterjangkuan pendidikan dasar merata, dimungkinkan ada siswa SMP/MTs yang
usianya di bawah 13 tahun atau di atas 15 tahun atau ada siswa SMP/MTs Daerah
lain khususnya di wilayah perbatasan.

Angka Partisipasi Murni (APM) jenjang pendidikan dasar lebih


menggambarkan kondisi keterserapan siswa pada usia jenjang sekolah SD/M dan
SMP/MTs. APM jenjang SD/MI pada tahun 2013 sebesar 97,83 % dan pada tahun
2014 sebesar 99,75 % atau mengalami kenaikan 1,92 %. APM jenjang SD/MI di
bawah 100 % artinya keterjangkuan pendidikan dasar belum merata
dimungkinkan di seluluh wilayah dan masih terdapat siswa SD/MI yang usianya di
bawah 7 tahun yang disebabkan olah adanya program Pendidikan Anak Usia Dini
atau diatas 12 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM) untuk SMP/MTs pada tahun
2013 sebesar 98,99 % dan tahun 2014 sebesar 99,42 % atau mengalami kenaikan
sebesar 0,43 %. APM SMP/MTs di bawah 100% dimungkinkan ada siswa
SMP/MTs yang usianya di bawah 13 tahun atau siswa yang usianya di atas 15
tahun dan ada siswa SMP/MTs Kulon Progo yang sekolah di Kabupaten/Daerah
lain khususnya di wilayah perbatasan.

Kondisi ruang kelas SD/MI dalam keadaan baik sebanyak 1.625 ruang
dibandingkan jumlah ruang kelas SD/MI seluruhnya sebanyak 2.173 ruang

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 39


sebesar 74,78 %. Kondisi ruang kelas SMP/MTs dalam keadaan baik sebanyak 653
ruang dibandingkan jumlah ruang kelas SMP/MTs seluruhnya sebanyak 732
ruang sebesar 89,21 %.

Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dasar jenjang


SD/MI dari 20 indikator tercapai 15 indikator atau sebesar 75% dan SMP/MTs
dari 20 indikator tercapai 16 indikator atau sebesar 80 %.

Secara rinci capaian kinerja program akses/pemerataan pendidikan dasar


terlihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.4
Capaian Kinerja Akses/Pemerataan Pendidikan Dasar
Tahun 2013-2014
Capaian Kinerja program
No Uraian Satuan 2014
2013
Target Realisasi
1 Jumlah siswa pendidikan dasar Siswa 35.249 35.649 34.469
SD/MI usia 7-12 tahun
2 Jumlah penduduk usia 7-12 Siswa 36.000 36.408 34.557
tahun
3 Jumlah siswa pendidikan dasar Siswa 18.264 18.300 17.586
SMP/MTs usia 13-15 tahun
4 Jumlah penduduk usia 13-15 Siswa 18.447 18.450 17.966
tahun
5 Jumlah kondisi ruang kelas Ruang 2.088 2.090 1.625
SD/MI dalam kondisi baik
6 Jumlah ruang kelas SD/MI Ruang 2.294 2.295 2.173
7 Jumlah kondisi ruang kelas Ruang 629 635 653
SMP/MTs dalam kondisi baik
8 Jumlah ruang kelas SMP/MTs Ruang 704 705 732
9 Jumlah indikator SPM SD/ MI Indikator 11 13 15
yang memenuhi target
10 Jumlah indikator SPM SD/ MI Indikator 20 20 20
11 Jumlah indikator SPM Indikator 12 14 16
SMP/MTs yang memenuhi
target
12 Jumlah indikator SPM Indikator 20 20 20
SMP/MTs
Capaian indikator kinerja % 82,05 85,54 86,1
program
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, 2014

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 40


2) Capaian kinerja akses dan pemerataan pendidikan menengah

Indikator kinerja akses dan pemerataan pendidikan menengah yang


ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2011-2016 ada 1 indikator, capaian indikator
memenuhi target yang ditetapkan yaitu target akses dan pemerataan pendidikan
menengah sebesar 96,31 % tercapai 95,11 %.

Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah (SMA/MA/SMK)


tahun 2013 sebesar 92,82 % dan tahun 2014 sebesar 96,88 % atau mengalami
kenaikan sebesar 4,06 %. Kondisi ini menggambarkan bahwa belum seluruh
penduduk usia 16-18 tahun mengikuti sekolah pendidikan menengah, sehingga
perlu peningkatan layanan pendidikan menengah olah Pemerintah maupun
Pemerintah Daerah. APK jenjang SMA/MA/SMK di bawah 100 %, karena ada
siswa SMA/MA/SMK Kulon Progo ada yang sekolah di luar Kabupaten Kulon
Progo dan ada siswa yang usianya di bawah 16 tahun atau di atas 18 tahun.

Angka Partisipasi Murni (APM) untuk pendidikan menengah


(SMA/MA/SMK) tahun 2013 sebesar 93,66 % dan pada tahun 2014 sebesar 97,88
% atau mengalami kenaikan sebesar 4,22%. APM SMA/SMK di bawah 100%
dimungkinkan ada siswa SMA/SMK yang usianya di bawah 16 tahun dan ada
siswa yang usianya di atas 18 tahun, serta ada siswa SMA/MA dan SMK
Kabupaten Kulon Progo yang sekolah di Kabupaten/Daerah lain khususnya di
wilayah perbatasan.

Kondisi ruang kelas SMA/MA/SMK dalam keadaan baik sebanyak 571


ruang dibandingkan jumlah ruang kelas SMA/MA/SMK seluruhnya sebanyak 624
ruang sebesar 74,78%. Target ini belum tercapai karena SMK Trimurti Temon
yang sudah tidak aktif dan tidak ada proses belajar mengajar. Secara rinci capaian
kinerja program akses/pemerataan pendidikan menengah terlihat dalam tabel
sebagai berikut :

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 41


Tabel 3.5
Capaian Kinerja Akses/Pemerataan Pendidikan Menengah
Tahun 2013-2014
Capaian Kinerja program
No. Uraian Satuan 2014
2013
Target Realisasi
1 Jumlah siswa pendidikan
menengah (SMA+MA+SMK)
usia 16-18 tahun siswa 16.954 16.975 17.345
2 Jumlah penduduk usia 16-18
tahun siswa 17.360 17.380 17.571
3 Jumlah kondisi ruang kelas
pendidikan menengah dalam
kondisi baik ruang 637 640 571
4 Jumlah ruang kelas pendidikan
menengah ruang 670 674 624
Capaian indikator kinerja
program % 96,37 96,31 95,11
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, 2014

3) Capaian kinerja peningkatan mutu guru


Indikator kinerja Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
yang ditetapkan dalam RPJMD pada tahun 2014 dari target 78,12% terealisasi
79,39%, jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 77,88%
mengalami kenaikan 1,51%. Capaian ini dihitung dari Sub Indikator guru
memenuhi kualifikasi dan kompetensi jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA
dan SMK (pendidikan S-1/D-IV) sebanyak 6.347 orang dibanding dengan jumlah
seluruh guru TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak 7.810 orang
sebesar 81,27 %.
Sub Indikator guru bersertifikat pendidik jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA dan SMK (pendidikan S-1/D-IV) sebanyak 4.445 orang dibanding dengan
jumlah seluruh guru TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak 7.810
orang adalah sebesar 56,38 %.
Sub Indikator guru bersertifikat pendidik jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA dan SMK (pendidikan S-1/D-IV) sebanyak 4.445 orang dibanding dengan
jumlah seluruh guru TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK sebanyak 7.810
orang adalah sebesar 56,38 %.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 42


Program yang dijalankan dalam peningkatan kualitas jenis dan jenjang
pendidikan dari Pemerintah maupun Pemerintah Daerah pemberian peluang
kepada Guru untuk melnjutkan pendidikan yang lebih tinggi dan diklat-diklat
fungsional.
Secara rinci capaian kinerja program peningkatakan mutu guru terlihat
dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.6
Capaian Kinerja Peningkatan Mutu Guru Tahun 2013-2014
Capaian Kinerja program
No. Uraian Satuan 2014
2013
Target Realisasi
1 Jumlah Guru layak mengajar
(berijazah D4/S1) guru 5.533 5.560 6.347
2 Jumlah Guru bersertifikat pendidik guru 4.566 4.600 4.445
3 Jumlah Guru kompeten (sesuai
mapel) guru 7.557 7.561 7.810
4 Jumlah Guru seluruhnya guru 7.557 7.561 7.810
Capaian indikator kinerja program % 77,88 78,12 79,39
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, 2014

4) Capaian kinerja peningkatan mutu pendidikan

Indikator kinerja program Peningkatan Manajemen Pelayanan Pendidikan


pada tahun 2014 dari target 92,16% terealisasi 92,96%, jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2013 sebesar 91,93% mengalami peningkatan 1,03%. Capaian ini
dihitung dari sub indikator prosentase sekolah terakreditasi A tahun 2014
sebanyak 386 sekolah dibagi jumlah seluruh sekolah di Kabupaten Kulon Progo
sebanyak 503 sekolah atau sebesar 76,74%.

Angka Putus Sekolah (APS) jenjang pendidikan dasar mengalami


penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Angka Putus Sekolah (APS)
jenjang SD/MI pada 2013 sebesar 0,17 % dan tahun 2014 sebesar 0,09 % atau
mengalami penurunan sebesar 0,08 %; Angka Putus Sekolah (APS) jenjang
SMP/MTs pada 2013 sebesar 0,24 % dan tahun 2014 sebesar 0,13 % atau
mengalami penurunan sebesar 0,11 %. Angka Putus Sekolah jenjang
SMA/MA/SMK pada tahun 2013 sebesar 0,10 % dan tahun 2014 sebesar 0,19 %
atau mengalami penurunan sebesar 0,09 %.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 43


Penurunan angka putus sekolah jenjang SD/MI dan SMP/MTs disebabkan
karena ada siswa yang gagal di sekolah formal, sehingga mereka tidak mau
melanjutkan sekolah atau karena kondisi ekonomi orangtua kurang mampu
sehingga tidak melanjutkan sekolah.

Penurunan Angka Putus Sekolah jenjang SMA/MA/SMK karena adanya


Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten
berupa BOS Pusat, BOSDA Provinsi, BBPD Kabupaten, beasiswa retievel untuk
anak putus sekolah, beasiswa miskin/beasiswa transisi bagi siswa rawan putus
sekolah, dan Beasiswa berprestasi bagi siswa berprestasi dari keluarga tidak
mampu.

Jumlah siswa mengulang jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK


sebanyak 204 dibanding dengan jumlah seluruh siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA
dan SMK sebanyak 70.977 siswa atau sebesar 0,28 %.

Secara rinci capaian kinerja program peningkatan mutu pendidikan


terlihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.7
Capaian Kinerja Peningkatan Mutu Pendidikan Tahun 2013-2014
Capaian Kinerja program
No Uraian Satuan 2014
2013
Target Realisasi
1 Sekolah berakreditasi A sekolah 383 386 386
2 Jumlah sekolah sekolah 503 503 503
3 Jumlah siswa putus sekolah Siswa 119 100 86
4 Jumlah siswa mengulang Siswa 119 100 204
5 Jumlah siswa Siswa 69.997 73.189 70.977
Capaian indikator kinerja
program % 91,93 92,16 92,96
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, 2014

5) Capaian kinerja pendidikan non formal

Realisasi capaian kinerja pendidikan non formal pada tahun 2014 sebesar
99,54% telah melebihi target RPJMD sebesar 80,51%. Adapun secara rinci capaian
kinerja program peningkatkan mutu pendidikan terlihat dalam tabel berikut:

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 44


Tabel 3.8
Capaian Kinerja Pendidikan Non Formal Tahun 2013-2014
Capaian Kinerja program
No. Uraian Satuan 2014
2013
Target Realisasi
1 Jumlah penduduk yang bisa
baca tulis usia diatas 15 tahun Orang 305.150 310.000 331.473
2 Jumlah penduduk usia diatas
15 tahun Orang 416.209 418.876 331.521
3 Jumlah lembaga PNF
memenuhi standar mutu Lembaga 52 53 52
4 Jumlah lembaga PNF 53 53 53
Capaian indikator kinerja
program % 79,52 80,51 94,09
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, 2014

3.2.2 Sasaran Strategis Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat

Sasaran Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat menunjukkan


keberhasilan dimana tahun 2014 dari 3 (tiga) indikator dalam sasaran ini capaian
kinerjanya 2 (satu) indikator sangat berhasil bahkan melebihi target pada indikator
peningkatan usia harapan hidup dan angka kematian ibu. Untuk indikator Angka
Kematian Bayi masih belum tercapai dari target disebabkan tidak hanya sekedar
peningkatan pelayanan, namun juga dipengaruhi perilaku hidup sosial masyarakat.
Capaian sasaran ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.9
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan
Masyarakat dengan Tahun 2013-2014
Capaian 2014 Capai
Target an s/d
Indikator Capaian Akhir 2013
No Sasaran Satuan Realisa
Kinerja 2013 Target % RPJMD terha
si (2016) dap
2016
1 2 3 4 6 7 8 9 10
1. Meningkatnya Angka Harapan Tahun 74,68 74,78 75,20 100,56 74,98 100,29
derajat Hidup **
kesehatan Angka per 131,5 93,67 94,25 99,38 53,21 22,87
masyarakat Kematian Ibu 100.000
kelahira
n hidup

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 45


Capaian 2014 Capai
Target an s/d
Indikator Capaian Akhir 2013
No Sasaran Satuan Realisa
Kinerja 2013 Target % RPJMD terha
si (2016) dap
2016
1 2 3 4 6 7 8 9 10
Angka per 18.00 12,32 11,50 106,63 7,96 55,49
Kematian Bayi 1.000
kelahira
n hidup
Sumber Data : **angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kulon Progo dan Dinas
Kesehatan

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja tahun 2014, capaian indikator Angka


Harapan Hidup Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kulon Progo dalam tiga tahun
terakhir terus meningkat, yaitu dari 74,58 pada tahun 2012 menjadi 74,68 pada
tahun 2013 dan pada Tahun 2014 meningkat menjadi 75,20 tahun. Angka Harapan
Hidup target sudah tercapai dari Target RPJMD.
Peningkatan Angka Harapan Hidup sangat dipengaruhi oleh variabel
kesehatan, diantaranya adalah penurunan Angka Kematian Ibu dan Penurunan
Angka Kematian Bayi, penurunan jumlah balita gizi buruk, angka kesakitan dan
ketersediaan fasilitas kesehatan.

Angka Kematian Ibu (AKI) Pada tahun 2014 belum mencapai target yaitu
tercapai 94,25/100.000 KH dari target yang telah ditetapkan yaitu 93,67/100.000KH,
naun demikian secara absolut jumlah kematian Ibu tahun 2014 sudah menurun
yaitu dari 7 kasus pada tahun 2013 menjadi 5 kasus pada tahun 2014, sedang
untuk Angka kematian bayi telah mencapai target yaitu dari 12,32/1.000 KH
terealisasi 11,50/1.000 KH (106,63%). Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013
maka terjadi penurunan yang cukup signnifikan yaitu dari 18,00/1.000 KH pada
tahun 2013 menjadi 11,06/1.000 KH pada tahun 2014 (target 12,32/1.000 KH).

Dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di
Kabupaten Kulon Progo sudah berada jauh di bawah capaian angka Nasional, tetapi
bila dibandingkan dengan Tingkat Propinsi Angka Kematian Ibu (AKI) Kabupaten
Kulon Progo masih berada diatas AKI DIY, yaitu sudah mencapai 87,04 /100.000

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 46


Angka Kematian Bayi (AKB) sudah dapat diturunkan yaitu dari 18,00 per
1000 KH (2013) menjadi 11,06 per 1000 KH (2014) melebihi target (12,32), namun
demikian angka tersebut masih berada diatas Angka Kematian Bayi tingkat Propinsi
yaitu 8,58 per 1.000 KH.

Gambar 3.2
Layanan Kesehatan Dasar Puskesmas dan Posyandu

Pencapaian indikator kinerja program pengembangan kesehatan pada tahun


2014 telah sesuai target RPJMD sebesar 100%. Dari 296 sarana kesehatan
seluruhnya telah menerapkan sistem manajemen mutu yang secara rinci dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.10
Cakupan Pengembangan Kesehatan
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2014

Capaian Kinerja Program dan


Kegiatan
No. Uraian
2014
2013
Target Realisasi
1. Jumlah sarana kesehatan yang sudah 296 296 296
menerapkan sistem manajemen mutu
pelayanan (rumah sakit, puskesmas, klinik,
apotek, dokter praktek swasta)
2. Jumlah seluruh sarana kesehatan (rumah 296 296 296
sakit, puskesmas, klinik, apotek, dokter
praktek swasta)
Capaian indikator kinerja program 100,00 100,00 100,00
Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2014

Tingkat capaian indikator kinerja program Program Pemberantasan Penyakit


dan Penyehatan Lingkungan tahun 2014 terealisasi 100%, sudah melebihi target
RPJMD sebesar 88,89 % dengan rincian perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut.
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 47
Tabel 3.11
Capaian Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2014

Capaian Kinerja
No. Uraian Indikator Program 2014
2013
Target Realisasi
1 Jumlah penanganan penyakit menular 505 502 408
2 Jumlah penemuan penyakit menular 505 502 408
3 Jumlah puskesmas yang mampu 11 14 21
memberikan pelayanan penyakit tidak
menular
4 Jumlah puskesmas 21 21 21
5 Jumlah Desa dengan KLB tertangani <24 jam 22 22 16
6 Jumlah Desa KLB 22 22 16
Capaian Indikator Kinerja Program 84,13 88,89 100,00
Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2014

Tingkat capaian kinerja Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada


tahun 2014 dengan capaian 99,37%, belum mencapai target RPJMD sebesar 99,45%,
dengan perhitungan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.12
Capaian Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2014
Capaian Kinerja
No. Uraian 2014
2013
Target Realisasi
1 Jumlah Kematian Bayi 97 70 61
2 Jumlah Kelahiran Hidup 5.322 5.684 5.305
3 Jumlah Kematian Ibu Melahirkan 7 5 5
4 Jumlah Kelahiran Hidup 5.678 5.338 5.305
5 Jumlah Kematian balita 112 80 75
6 Jumlah Kelahiran Hidup 28.064 28.164 22.217
7 Jumlah Balita Gizi Buruk 173 170 205
Capaian Indikator Kinerja Program 99,26 99,45 99,37
Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2014

Capaian kinerja Program Pelayanan Medis pada Tahun 2014 sebesar 94,12%
lebih rendah dari target sebesar 94,76%, hal ini disebabkan karena jumlah pemohon
ijin industri rumah tangga melebihi dari yang ditargetkan berdasarkan target pada

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 48


Perubahan RPJMD Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2016 pada indikator capaian
kinerja program pelayanan medis sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.13
Capaian Kinerja Program Pelayanan Medis
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2014

Capaian Kinerja
No. Uraian Indikator 2014
2013
Target Realisasi
1 Jumlah Puskesmas yang tersedia kebutuhan 21 21 21
obat dan perbekalan kesehatan
2 Jumlah Puskesmas dapat melaksanakan 21 21 21
pelayanan kegawatdaruratan (UGD)
3 Jumlah Puskesmas 21 21 21
4 Jumlah ijin industri rumah tangga yang 92 50 100
diterbitkan
5 Jumlah pemohon ijin industri rumah tangga 102 105 122
Capaian Indikator Kinerja Program 99,02 94,76 94,95
Sumber data : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, 2014

Pada program Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rujukan pada


RSUD terdapat 1 (satu) kegiatan yaitu kegiatan pelayanan. Tingkat capaian kinerja
program tahun 2014 sebesar 88% dari target RPJMD sebesar 90%, secara rinci
capaian indikator kinerja program sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3.14
Capaian Kinerja Mutu Pelayanan dan Manfaat
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2014
Capaian Kinerja
No. Uraian 2014
2013
Target Realisasi
1 Capaian kinerja mutu pelayanan 21,00 22,00 22,00
2 Capaian kinerja kepedulian kepada 4,00 4,50 4,50
masyarakat
3 Capaian kinerja kepuasan pelanggan 3,75 5,50 5,50
4 Capaian kinerja kepedulian terhadap 4,00 4,00 4,00
lingkungan
Capaian Indikator Kinerja Program 81,88 90,00 88,00
Sumber data : RSUD Wates, 2014

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 49


Selanjutnya performa kinerja RSUD Wates pada tahun 2014 dengan capaian
kinerja pemanfaat RSUD Wates sebagian besar dari Keluarga Miskin (Gakin). Hal ini
dapat dilihat pada ratio kunjungan Gakin di RSUD sebesar 57,47% dan dari sis
pemanfaatan tempat tidur (BOR) Kelas III yang mencapai angka lebih dari 100%
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.15
Performa RSUD Wates Tahun 2014
Capaian Kinerja
No Indikator Kinerja Satuan 2014
2013
Target Realisasi
1 BOR % 88,56 74,5 94,5
2 LOS Hari 3,01 3,84 3,27
3 TOI Hari 0,42 1 0,2
4 GDR ‰ 30,04 <45 28,04
5 NDR ‰ 15,53 <25 16,45
6 Hari Perawatan (hari) Hari 66.913 46.100 64.852
7 Rasio Tempat Tidur kelas III % 85 49,78 52,12
8 Pemanfaatan TT (BOR) kelas III % 114,5 79,54 100,02
9 Ratio Kunjungan Gakin RS terhadap % 42,23 52,31 57,47
Total Kunjungan RS (%)
 Rawat Inap (64,93%)
 Rawat Jalan (46,02%)
Sumber data : RSUD Wates, 2014

Berdasarkan grafik Barber Johnson maupun nilai ideal menurut Kementerian


Kesehatan RI pemanfaatan tempat tidur di RSUD Wates masuk kategori yang belum
efisien, hal ini tampak pada Bed Occupancy Rate (BOR / PemanfaatanTempat Tidur)
lebih dari 85% yaitu 94,5% dan Turn Over Interval/TOI (Interval Penggunaan Tempat
Tidur) kurang dari 1 hari. Faktor utama penyebab kurang efisiennya penggunaan
tempat tidur adalah tingginya animo masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan di RSUD Wates. Baahkan untuk BOR Kelas III mencapai 100,02%,
meskipun pada tahun 2013 telah dilakukan penambahan jumlah tempat tidur
dengan pembangunan bangsal kelas III.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 50


GRAFIK BARBER JOHNSON
15,0
14,0
RSUD WATES 2014
13,0
12,0
11,0
10,0

Daerah
Efisien
9,0 BOR
8,0 BTO
7,0 Performa RSUD
aLOS (hari)
6,0 TOI
Wates 2014
5,0 aLOS
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0
TOI (hari)

Sumber data: RSUD Wates, 2014

Gambar 3.3
Grafik Performa Rumah Sakit Umum Darah Wates Tahun 2014
Menggunakan Barber Johnson

Keterangan:
Standar Grafik Barber Johnson Kondisi RSUD Wates Tahun 2013
BOR = 75-85% BOR = 94,5 %
LOS = 3-12 Hari LOS = 3, 27 Hari
TOI = 1-3 Hari TOI = 0,2 Hari
BTO = > 30 kali BTO = 105 kali
Nilai Ideal menurut DEPKES RI :
BOR = 60 – 85 %
LOS = 6-9 Hari
TOI = 1 – 3 hari
BTO = 40-50 kali

Jumlah kunjungan Pasien RSUD Wates Tahun 2012-2014 cenderung


mengalami peningkatan pada layanan rawat jalan pada tahun 2014 tercatat 148.241
pasien atau naik 8,79%, sedangkan pada layanan rawat inap cenderung tidak
mengalami perubahan yang signifikan setiap tahunnya.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 51


Jumlah Kunjungan Pasien RSUD Wates

150.000

100.000

50.000

-
Tahun Tahun Tahun
2012 2013 2014
Rawat Inap 17.485 19.498 19.095
Rawat Jalan 127.572 136.260 148.241

Sumber data: RSUD Wates, 2014


Diagram 3.2
Jumlah Kunjungan Pasien RSUD Wates
Tahun 2012– 2014

Beberapa inovasi baru yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten


Kulon Progo dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai
berikut:
1) Gerakan KB Pria dengan reward kambing. Gerakan ini dilakukan dengan
menggandeng kemitraan dengan FK-UGM dan mendayagunakan puskesmas,
rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya serta petugas KB di wilayah Kulon
Progo. Sebagai reward bagi peserta diberikan kambing yang diharapkan mampu
meningkatkan kesejahteraan keluarga dan keikutsertaan KB pria.
2) Kesehatan reproduksi masuk dalam muatan lokal pendidikan dan MOS bagi siswa
baru. Salah satu gaya hidup yang tidak sehat bagi siswa sekolah setingkat
SMA/SMK adalah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
Sebagai langkah penanggulangan gaya hidup yang tidak sehat yang dapat
menyebabkan gangguan kesehatan reproduksi remaja, kesehatan reproduksi
masuk dalam muatan lokal pendidikan dan MOS bagi siswa baru di SMA/SMK dan
sederajat se Kabupaten Kulon Progo.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 52


3) Peningkatan akses pelayanan kesehatan Ibu dan bayi melalui optimalisasi
Puskesmas PONED dan pembangunan rumah sakit Tipe D sebagai upaya
peningkatan sistim rujukan.
4) SMS Gateway dalam antisipasi pendataan risti maternal neonatal.
5) MPS Online dalam rangka pemantauan bumil berisiko tinggi sebagai upaya
menurunkan kasus kematian bayi di Kabupaten Kulon Progo.

Beberapa Prestasi yang berkaitan dengan kesehatan dan berhasil


memperoleh penghargaan antara lain:
1) Prestasi Bidang Kesehatan Tingkat Nasional:
a) Penghargaan Manggala Karya Bhakti Husada Kartika dari Menteri Kesehatan
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo (Bukan Perorangan ) atas
prestasi Kabupaten Kulon Progo dalam Pembangunan Kesehatan Tahun 2014.
b) Prestasi Tingkat Internasional RSUD Wates masuk putaran kedua Kompetisi
Inovasi Pelayanan Publik oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui
United Nation Public Service Award (UNPSA) Tahun 2014, masih menunggu
putaran berikutnya untuk masuk ke babak final.
c) Penghargaan atas upaya pengendalian tembakau sebagai upaya melindungi
masyarakat dari bahaya rokok oleh Komisi Nasional Pengendalian Tembakau.
2) Prestasi Bidang Kesehatan Tingkat Propinsi:
a) Kejuaraan tenaga kesehatan teladan memperoleh: Juara II Dokter Gigi
Teladan, Juara II Perawat Gigi Teladan, Juara II Petugas Gizi (Nutrisionis )
teladan, dan Juara V Asisten Apoteker Teladan.
b) RSUD Wates sebagai percontohan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSIB)
karena sudah menjadi terbaik untuk keempat kalinya secara berturut-turut
tahun 2009, tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013 sehingga tidak
diperbolehkan mengikuti kompetisi.

Permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat sebagai berikut:
a) Dengan dicanangkannya “eleminasi malaria” tahun 2015, merupakan tantangan
bagi Kabupaten Kulon Progo, Hal tersebut di karenakan masih terdapatnya 4
wilayah Kecamatan yang merupakan Daerah Endemis malaria, yaitu Kecamatan
Kalibawang, Samigaluh, Girimulyo dan Kokap
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 53
b) Belum tercapainya capaian penemuan kasus baru BTA positif (target SPM dan
MDGs)
c) Dengan di tetapkannya Indonesia bebas pasung 2014, sedangkan untuk tahun
2014 ini ditemukan 16 kasus pasung
d) Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
e) Sistem rujukan yang belum optimal
f) Mencermati data 10 besar penyakit baik rawat jalan maupun rawat inap di RSUD
Wates masih didominasi penyakit-penyakit yang seharusnya dirawat di pelayanan
dasar, hal tersebut menyebabkan tidak idealnya pelayanan di RSUD Wates (Grafik
Barber Johnson).

Solusi yang ditempuh sebagai berikut:


a) Meningkatkan kerja sama lintas batas antar Propinsi/Kabupaten dalam upaya
mewujudkan eleminasi malaria di kabupaten Kulon Progo
b) Meningkatkan peran serta lintas sektor terkait dalam pencegahan dan
penanggulangan kasus malaria
c) Meningkatkankoordinasi dengan instansi terkait dan kerja sama dengan
masyarakat dalam penanganan pasca pasung
d) Percepatan pengembangan Rumah Sakit Kelas D di sentolo
e) Penegakan sistem rujukan berjenjang sesuai dengan ketentuan yaitu sesuai
dengan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 Tahun 2012
Tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan.

3.2.3 Sasaran Strategis Meningkatnya keberdayaan masyarakat

Penurunan angka kemiskinan merupakan salah satu indikator keberhasilan


pelaksanaan pembangunan terutama dari aspek ekonomi. Sasaran untuk
Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat ini terdiri dari 1 (satu) indikator yaitu Angka
Kemiskinan dengan capaian kinerja Sangat Berhasil.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 54


Tabel 3.16
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Keberdayaan
Masyarakat

Capaian 2014 Capai


Target an s/d
Indikator Capaian Akhir 2013
No Sasaran Satuan
Kinerja 2013 Target Realisasi % RPJMD terhad
(2016) ap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Meningkatnya Angka persen 21,39 21,27 19,02 110,58 19,27 101,30
Keberdayaan Kemiskinan
Masyarakat **

Sumber Data : angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kulon Progo

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, realisasi capaian sasaran


meningkatnya keberdayaan masyarakat melalui indikator kinerja Angka Kemiskinan
dari target sebesar 21,27% telah tercapai sebesar 19,02%, yang berarti mampu
melampaui target RPJMD dengan capaian sebesar 110,58%.

Jika capaian kinerja 2014 ini dibandingkan dengan realisasi kinerja tahun
2013 sebesar 21,39 juga mampu naik menjadi 111,08%. Hal ini berarti capaian tahun
2014 telah naik melampaui kinerja tahun sebelumnya sebesar 11,08%.

Sedangkan jika capaian kinerja 2014 ini dibandingkan dengan target


pencapaian dalam dokumen perencanaan RPJMD yang mematok target Angka
Kemiskinan pada 2016 sebesar 19,27 maka realisasi kinerja tahun 2014 ini telah
mampu mencapai 101,30%, yang berarti telah melampaui target akhir RPJMD
sebesar 1,30%.

Hasil pendataan keluarga miskin prosentase KK miskin tahun 2014 adalah


16,74%, terdiri dari KK yang statusnya sangat miskin 4,12% (5074 KK) dan miskin
12,62% (17.971 KK). Jika dilihat dari jumlah jiwa, prosentase penduduk sangat
miskin adalah 3,71% penduduk, dan 11,95% penduduk miskin, sehingga total
prosentase penduduk miskin Kulon Progo ada 15,66%. Dibandingkan dengan data
tahun 2013, maka terjadi penurunan KK miskin. Tahun 2013 adalah KK miskin hasil
pendataan Pemkab Kulon Progo sebanyak 22,54% (data BPS: 21,39%), sementara
tahun 2014 menjadi 16,74% (angka sementara Bappeda sebesar 19,02%). Pada
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 55
tahun 2014 prosentase KK miskin tertinggi ada di Kecamatan Kokap (23,38%), diikuti
Girimulyo (21,04%), dan Samigaluh (19,99%). Sedangkan angka terendah ada di
Kecamatan Nanggulan (9,28%).

Dalam skala regional se-DIY penurunan angka kemiskinan tahun 2013 di


Kabupaten Kulon Progo berdasarkan data BPS termasuk yang tercepat dibandingkan
dengan kabupaten/kota lainnya. Kulon Progo mampu menurunkan laju rata-rata
penurunan jumlah penduduk miskin per tahun sebesar 1,93%, jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan pencapaian DIY yang hanya berada di kisaran 0,5% per tahun.

Penurunan angka kemiskinan tersebut tidak lepas dari upaya keras


pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan melalui berbagai program pro-rakyat.
Kendati belum bisa dikatakan maksimal, akan tetapi tren penurunan menunjukan
bahwa program-program penanggulangan kemiskinan yang diluncurkan pemerintah
telah memberikan efek positif bagi peningkatan kemampuan masyarakat dalam
mengembangkan hak-hak dasarnya dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat,
penciptaan lapangan kerja melalui gerakan Bela dan Beli Kulon Progo, antara lain
melalui Batik Geblek Renteng, Air Mineral dalam Kemasan “Airku”, pemanfaatan
batu andesit untuk bangunan, dan peningkatan kualitas nilai tambah produk gula
kelapa menjadi gula semut. Selain itu juga dengan mengedepankan local genius
budaya dan karakter yang dimiliki masyarakat seperti meningkatkan rasa
kepedulian, kegotong-royongan dan kesetiakawanan.

Gambar 3.4
Bedah Rumah dan Geblek Renteng
Ketercapaian sasaran meningkatnya keberdayaan masyarakat juga didukung
oleh ketepatan obyek sasaran program dan kegiatan yaitu adanya database album
kemiskinan by name, by address dan by case yang secara transparan dipublikasikan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 56


dan didokumentasikan dalam Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan
(Sinangkis). Hal ini menunjukkan keseriusan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
dalam upaya mengurangi angka kemiskinan melalui intervensi pada beberapa
program yang relevan.

Faktor lain yang mendukung ketercapaian sasaran ini adalah adanya program
penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan bersumber Non APBD Kabupaten,
yaitu dari APBD Provinsi, kebijakan CSR perusahaan, Gerakan Gotong Royong
Masyarakat (Gentong Rembes), Program Bela Beli dan Desa Binaan. Berbagai
program diarahkan pada data album kemiskinan.

Gambar 3.5
Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan (Sinangkis)
dan data kemiskinan

3.2.4 Sasaran Strategis Meningkatnya Keterserapan Tenaga Kerja

Salah satu tantangan yang dihadapi bidang ketenagakerjaan dengan semakin


bertambahnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan peningkatan
jumlah lapangan kerja. Untuk capaian sasaran dengan indikator Angka
Pengangguran dari target 2014 sebesar 2,54% terealisasi 2,88 belum mencapai
target kinerja yang yang ditetapkan dengan capaian kinerja 86,61%. Capain kinerja
sasaran ini dapat dilihat sebagai berikut :

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 57


Tabel 3.17
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya KeterserapanTenaga Kerja

Capaian 2014 Capai


Target an s/d
Indikator Capaian Akhir 2014
No Sasaran Satuan
Kinerja 2013 Target Realisasi % RPJMD terhad
(2016) ap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Meningkatnya Angka persen 2,94 2,54 2,88 86,61 1,93 50,78
keterserapan Pengangguran
Tenaga Kerja **
Sumber Data : angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kulon Progo

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran tersebut, jika dibandingkan


dengan tahun 2013 sebesar 2,94% atau mengalami penurunan sebesar 0,06%. Jika
dibandingkan dengan target akhir RPJMD tahun 2016 sebesar 1,93% telah tercapai
50,78%.

Dalam pencapaian sasaran Meningkatnya keterserapan Tenaga Kerja


dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja program utama sebagai
berikut:

1) Capaian penyerapan dan penempatan tenaga kerja

Indikator program peningkatan kesempatan kerja adalah penyerapan


dan penempatan tenaga kerja. Penyerapan dan penempatan tenaga kerja
dimaksud diarahkan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
pencari kerja, yang dilakukan melalui pelayanan penempatan tenaga kerja lokal
(AKL), pelayanan tenaga kerja antar daerah (AKAD) dan pelayanan tenaga kerja
antar negara (AKAN), kegiatan padat karya insfrastruktur maupun pelayanan
penempatan tenaga kerja melalui bursa kerja khusus (BKK) di sekolah menengah.
Untuk memberikan daya dukung program tersebut dilakukan melalui penguatan
jejaring kerja ketenagakerjaan daerah serta peningkatan pelayanan penempatan
tenaga kerja.

Penyerapan tenaga kerja yang paling dominan melalui perluasan


kesempatan kerja sistem padat karya yang mampu menyerap 4.206 tenaga kerja,
kemudian melalui mekanisme penempatan tenaga kerja AKL, AKAD dan AKAN
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 58
mencapai 1.045 orang, dan melaui bursa kerja khusus mencapai 1.853 orang.
Total penempatan tenaga kerja Tahun 2014 adalah 7.104 orang. Capaian
penyerapan tenaga kerja ini telah mengalami peningkatan jika dibandingkan
capaian tahun 2013. Perhitungan Capain penyerapan dan penempatan tenaga
kerja tahun 2014 sebagai berikut :

Tabel 3.18
Capaian Penyerapan dan Penempatan Tenaga Kerja Tahun 2014

Tahun 2014
No. Uraian 2013
Target Realisasi
1 Jumlah penduduk yang bekerja 261.410 250.000 219.464
2 Jumlah angkatan kerja 269.741 213.300 245.946
3 Jumlah penempatan tenaga kerja 4.741 5.250 7.104
4 Jumlah pencari kerja yang terdaftar 6.496 7.000 7.000
Capaian indikator kinerja program 84,95% 96,10% 95,36%
Sumber data : Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Kulon Progo, 2014

2) Capaian Peserta Pelatihan yang terserap di Dunia Kerja

Program peningkatan produktifitas tenaga kerja dilaksanakan melalui


pelatihan keterampilan yang berbasis kompetensi, berbasis kewirausahaan dan
berbasis masyarakat. Pelatihan berbasis kompetensi dilaksanakan melalui UPTD
Balai Latihan Kerja, sedangkan untuk pelatihan berbasis kewirausahaan dan
masyarakat dilakukan melalui pelatihan keterampilan dan pemberian sarana
usaha. Indikator dari Program Peningkatan Produktifitas Tenaga Kerja adalah
Capain peserta pelatihan yang terserap di dunia kerja.

Capaian peserta pelatihan yang terserap di dunia kerja telah sesuai


dengan target yang ditetapkan yaitu dari target 79,62% telah tercapai 79,65%, dan
capaian ini telah meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 72,58%.
Namun secara kuantitatif jumlah peserta pelatihan tahun 2014 mengalami
penurunan jika dibandingkan Tahun 2013, hal ini disebabkan jumlah paket
pelatihan yang bersumber dari APBN berkurang. Penghitungan capaian Tahun 2014
adalah sebagaimana tabel berikut :

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 59


Tabel 3.19
Capaian Peserta Pelatihan yang Terserap di Dunia Kerja Tahun 2014

Tahun 2014
No. Uraian 2013
Target Realisasi
1. Jumlah peserta pelatihan 676 436 384
2. Jumlah rencana peserta pelatihan 755 436 436
3. Jumlah peserta pelatihan yang terserap
371 400 537
di dunia kerja tahun n-1
4. Jumlah peserta pelatihan tahun n-1 667 675 754
Capaian indikator kinerja program 72,58 % 79.63% 79.65%
Sumber data : Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Kulon Progo, 2014

3) Capaian perlindungan ketenagakerjaan

Sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor


Ketenagakerjaan di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 terdapat 287 perusahaan
dengan jumlah tenaga kerja 8.768 orang. Perusahaan yang telah mengikutsertakan
pekerjanya dalam Jaminan Sosial Ketenagakerjaan sesuai UU Nomor 3 Tahun 1992
baru berjumlah 93 perusahaan dengan jumlah 3.782 pekerja. Perusahaan yang
telah memiliki sarana Hubungan Industrial seperti mempunyai Peraturan
Perusahaan, PKB, Serikat Pekerja/ Buruh (SP/SB), LKS Bipartit/Lembaga Tripartit,
P2K3 (Panitia pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja), serta Koperasi
karyawan baru berjumlah 90 perusahaan.

Selain itu yang menerapkan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
ada 116 perusahaan. Gambaran tersebut tentunya menjadi perhatian serius bagi
pemerintah daerah dalam upaya pengawasan dan perlindungan tenaga kerja untuk
terus membina dan mengawasi perusahaan-perusahaan yang ada, apalagi dengan
akan adanya beberapa megaproyek yang akan menyerap banyak tenaga kerja.

Capaian perlindungan ketenagakerjaan tahun 2014 telah memenuhi


target sebesar 51,89% telah terealisasi 53,73%. Capaian ini juga telah meningkat
jika dibandingkan capaian tahun-tahun sebelumnya, dengan penghitungan capaian
kinerja sebagai berikut:

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 60


Tabel 3.20
Capaian perlindungan ketenagakerjaan Tahun 2013-2014

Tahun 2014
No. Uraian 2013
Target Realisasi
1. Jumlah kasus ketenagakerjaan yang
diselesaikan 0 3 1
2. Jumlah kasus ketenagakerjaan 0 3 1
3. Jumlah buruh yang menjadi peserta
program Jaminan sosial ketenagakerjaan 3.654 4.000 3.782
4. Jumlah buruh 8.707 9.000 8.768
5. Jumlah perusahaan yang memiliki sarana
Hubungan Industrial 42 46 90
6. Jumlah perusahaan yang sudah
menerapkan K3 132 137 116
7. Jumlah perusahaan 285 290 287
Capaian indikator kinerja program 25,75% 51,89% 53,73%
Sumber data : Dinas Sosial Nakertrans Kabupaten Kulon Progo, 2014

Walaupun secara umum indikator kinerja program urusan Ketenagakerjaan


telah sesuai target namun indicator kinerja daerah yaitu angka pengangguran
belum sesuai target. Angka pengangguran di Kabupaten Kulon Progo pada tahun
2014 sebesar 2,88% belum mencapai target RPJMD sebesar 2,54%. Angka
pengangguran ini apabila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 2,85%, maka
mengalami sedikit peningkatan. Sedangkan apabila dibandingkan dengan angka
pengangguran DIY masih lebih rendah karena angka pengangguran DIY pada tahun
2014 sebesar 3,33% dan jauh di bawah angka pengangguran nasional sebesar
5,94%.

Beberapa permasalahan di bidang ketenagakerjaan yang dihadapi sebagai


berikut:
a. Rendahnya ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja dan calon tenaga kerja
khususnya yang menyangkut etos kerja.
b. Terbatasnya sarana dan prasarana pelatihan ketenagakerjaan yang sesuai
stándar kebutuhan peralatan berbasis kompetensi dan perkembangan
teknologi.
c. Masih rendahnya jiwa kewirausahaan tenaga kerja.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 61


d. Terbatasnya fungsi pengawasan terhadap perusahaan, sehinggara ada beberapa
perusahaan yang belum melaksanakan norma ketenagakerjaan secara
konsekuen, serta belum optimalnya peran dan fungsi organisasi / lembaga
ketenagakerjaan.

Berbagai upaya terus dilakukan guna mengatasi berbagai permasalahan


tersebut sebagai berikut:
a. Peningkatan jejaring kerjasama dengan berbagai lembaga penyalur
ketenagakerjaan guna meningkatkan aksesibilitas pencari kerja;
b. Dilakukannya revitalisasi sarana dan prasarana pelatihan di BLK, sehingga
mampu mengikuti trend pasar kerja modern saat ini;
c. Optimalisasi pelayanan ketenagakerjaan melalui Bursa Layanan Kerja Online;
d. Perluasan dan pengembangan kesempatan kerja yang dilakukan melalui
program padat karya telah terbukti mampu menyerap tenaga kerja yang cukup
banyak, selain itu juga melalui peningkatan produktifitas tenaga kerja sektor
informal, terapan TTG serta pembentukan wirausaha baru;
e. Meningkatkan sosialisasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan norma-norma
ketenagakerjaan di seluruh perusahaan, sehingga tenaga kerja terlindungi dan
memperoleh hak-haknya secara layak.

3.2.5 Sasaran Strategis Meningkatnya Pengembangan dan Nilai-Nilai Budaya

Urusan kebudayaan merupakan salah satu urusan yang memiliki kedudukan


signifikan di DIY sebagai daerah “Istimewa”. Peningkatan dan pengembangan Nilai-
nilai budaya dimaksudkan sebagai upaya untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang
telah ada.

Peningkatan partisipasi masyarakat dalam budaya diukur dari keterlibatan


masyarakat dalam dalam pengembangan dan pelestarian budaya dan seni melalui
kelembagaan/organisasi di masyarakat.

Capaian sasaran dicapai dengan indikator Persentase Partisipasi Masyarakat


dalam Pengembangan dan Pelestarian Budaya pada tahun 2014 dengan target
81,55% dengan realisasi 75,83% atau tercapai 92,99%, sehingga belum mencapai
target yang ditetapkan.
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 62
Tabel 3. 21
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pengembangan
Dan Nilai Pelestarian Nilai-nilai Budaya Tahun 2013-2014
Capaian 2014 Capa
ian
Target
s/d
Indikator Capaian Akhir
No Sasaran Satuan Realis 2013
Kinerja 2013 Target % RPJMD
asi terha
(2016)
dap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Meningkatnya Persentase Persen 78,63 81,55 75,83 92,99 100 75,83
Pengembanga Partisipasi
n dan Masyarakat
Pelestarian dalam
Nilai-Nilai Pengembanga
Budaya n dan
Pelestarian
Budaya
Sumber Data : Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kulon Progo
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, capaian kinerja tahun 2014 belum
sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu sebesar 75,83% dari target 81,55%
(capaian kinerja 92,99%;
Capaian tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami
penurunan sebesar 2,8% yaitu dari 78,63% tahun 2013 turun menjadi 75,83% tahun
2014. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD telah mencapai 75,83% dari
target akhir 100%.
Permasalahan yang dihadapi adalah dari aspek pembinaan group kesenian,
berdasarkan hasil pendataan terbaru, di Kabupaten Kulon Progo terdapat 1030
group kesenian, yang terdiri dari group/kelompok kesenian baik tradisi maupun
modern. Namun demikian, setelah dilakukan verifikasi lebih mendalam, dari jumlah
group kesenian yang ada, masih banyak yang belum memiliki akte group kesenian
maupun mengadakan kegiatan secara rutin. Berdasarkan hasil verivikasi,
group/kelompok kesenian yang sudah memiliki akte group kesenian baru sekitar
532 kelompok. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilaksanakan kegiatan
pembinaan bagi group-group kesenian di kabupaten Kulon Progo, dengan tujuan
untuk mendorong agar group-group kesenian yang ada bisa lebih maju dan tertata
baik dari sisi administrative maupun dalam kegiatan operasionalnya.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 63


Pengembangan Desa Budaya juga dilaksanakan secara rutin setiap tahun,
sehingga sampai dengan 2014, dari seluruh Desa Budaya yang ada di kabupaten
Kulon Progo sudah terfasilitasi dengan berbagai pembinaan baik secara teknis
maupun operasional kegiatan terutama setelah disalurkannya Dana Keistimewaan
tahun 2014. Jumlah organisasi budaya kategori maju tahun 2014 sebanyak 532
lembaga, dan jumlah desa budaya kategori maju sebanyak 10 desa budaya.

Realisasi pelaksanaan sasaran dicapai dengan indikator kinerja program


utama sebagai berikut :

1) Cakupan Pengembangan Nilai Budaya


Cakupan Pengembangan Nilai Budaya mengalami capaian kinerja yang
cukup tinggi, hal ini disebabkan pada tahun 2014 telah dilaksanakan berbagai
kegiatan yang difasilitasi dengan Dana Keistimewaan ( Danais) Tahun 2014 yang
nilainya cukup besar sehingga capaian kinerjanya dari target 71,52 % terealiasi
200%. Hal ini berpengaruh meningkatkan capaian jumlah penyelenggaraan event
seni dan budaya.
Tabel 3.22
Cakupan Pengembangan Nilai Budaya
2014
No Indikator Kinerja Program Satuan 2013
Target Realisasi
1 Jumlah event seni dan budaya Kali 96 102 306
(festival, apresiasi seni dan
budaya )
2 Jumlah rencana event seni dan Kali 114 114 114
budaya akhir tahun RPJMD
3 Jumlah karya seni budaya baru Buah 10 15 15
4 Jumlahkarya seni budaya baru Buah 28 28 28
yang direncanakan akhir tahun
RPJMD
Capaian indikator kinerja program % 59,96 71,52 200
Sumber data : Dinas Kebudparpora Kabupaten Kulon Progo, 2014

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 64


2) Capaian Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya
Cakupan Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya belum mencapai
target yang diharapkan, dikarenakan masih banyak group-group kesenian yang
belum memiliki kelengkapan administratif maupun melaksanakan kegiatan secara
rutin. Berdasarkan hasil pendataan tahun 2013, jumlah group kesenian yang ada
di Kabupaten Kulon Progo berjumlah 1.030 group kesenian yang meliputi
berbagai jenis kelompok kesenian baik kesenian tradisional maupun modern.
Tabel 3.23
Capaian Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya
2014
No Indikator Kinerja Program Satuan 2013
Target Realisasi
1 Jumlah warisan dan cagar
budaya yang dipelihara Buah 203 203 203
2 Jumlah warisan dan cagar
budaya akhir tahun RPJMD Buah 205 205 205
3 Jumlah organisasi budaya
kategori maju (memiliki
perijinan lengkap dan
kegiatannya rutin) Buah 1.030 1.030 532
4 Jumlah organisasi budaya akhir
tahun RPJM Buah 1.200 1.200 1.200
5 Jumlah desa budaya kategori
maju Buah 10 10 10
6 Jumlah desa budaya Buah 14 10 10
Capaian indikator kinerja
program % 85,43 87,37 83,88
Sumber data : Dinas Kebudparpora Kabupaten Kulon Progo, 2014

Adapun berbagai prestasi penyelenggaraan urusan Kebudayaan selama


tahun 2014, baik di tingkat DIY maupun Nasional adalah sebagai berikut :
Tabel 3.24
Prestasi Penyelenggaraan Urusan Kebudayaan Tahun 2014
No Nama Event Prestasi Keterangan
1. Kontingen Festival Festival Olahraga Juara 2 Mewakili DIY ke
Olahraga Tradisional Tradisional Tingkat tingkat nasional
A.n. Sanggar Singlon Nasional di Jakarta
dengan lakon “Larak
Blarak”

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 65


No Nama Event Prestasi Keterangan
2. Kontingen Jathilan Festival Reog dan Juara I Diselenggarakan
Langen Kudha Budhaya Jathilan se- DIY oleh Dinas
dari Tegalrejo, Kebudayaan DIY
Hargowilis, Kokap
3. Kontingen Musik Festival Musik Juara 3 Diselenggarakan
Krumpyung Bambu se- DIY - olah Balai
Jateng-Jatim di Pelestarian Nilai-
Hotel Matahari nilai Sejarah,
Yogyakarta Yogyakarta bulan
September 2014
4. Adkar Java Musik Festival Musik Juara I Diselenggarakan
Pengasih Religius 2014 oleh Dinas
Kebudayaan DIY
pada tanggal 24
November 2014
5. Kontingen Festival Festival Kethoprak Juara II Diselenggarakan
Kethoprak Kab KP se-DIY oleh Dinas
dengan lakon “Kidung Kebudayaan DIY
Ing Saradan” pada tanggal 19
November 2014
6. Kontingen Karnaval Karnaval Museum Juara III Diselenggarakan
Musium Kulon Progo se- DIY Tahun 2014 oleh Dinas
Kebudayaan DIY
Sumber data : Dinas Kebudparpora Kabupaten Kulon Progo, 2014

Beberapa permasalahan di bidang kebudayaan yang dihadapi sebagai berikut:


a) Belum adanya tempat menyimpan benda cagar budaya bergerak yang relatif
memadai (Museum)
b) Belum adanya fasilitas/bangunan sebagai pusat pentas /aktifitas dan apresiasi
seni dan budaya di tingkat kabupaten yang representatif (Taman Budaya )
c) Perlunya pembinaan seni budaya unggulan

Berbagai upaya terus dilakukan guna mengatasi berbagai permasalahan


tersebut sebagai berikut:
a) Perlunya museum yang berfungsi sebagai tempat menyimpan dan tempat studi
serta wisata sejarah yang representatif.
b) Perlunya meningkatkan pembinaan dengan sasaran pelaku seni generasi muda
melalui berbagai ajang festival seni budaya daerah maupun pengiriman
kontingen atau duta seni budaya ke luar daerah untuk menambah wawasan dan
kreatifitas serta promosi seni budaya ke luar daerah serta perlunya
pembangunan Taman Budaya sebagai wahana meningkatkan apresisi seni
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 66
budaya bagi masyarakat ( pada tahun 2014 pembangunan Taman Budaya sudah
dimulai dengan menggunakan Dana Kesitimewaan Tahun 2014).
c) Reaktualisasi pembinaan ke arah seni budaya unggulan di tiap kecamatan sebagai
berikut:

No. Kecamatan Kesenian Khas

1 Wates Jathilan Tradisional


2 Temon Incling
3 Panjatan Wayang Wong
4 Galur Reog Wayang
5 Lendah Hadrah/Shalawat
6 Sentolo Oglek
7 Pengasih Kethoprak
8 Nanggulan Panjidur
9 Girimulyo Wayang Topeng
10 Kokap Krumpyung
11 Kalibawang Jabur
12 Samigaluh Lengger tapeng
Sumber data: Dinas Kebudparpora Kab. Kulon Progo, 2015

3.2.6 Sasaran Strategis Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur


Pemerintah

Salah satu upaya untuk meningkatkan


kualitas penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan
adalah dengan memperbaiki kinerja
baik dari sisi kelembagaan maupun
aparaturnya. Dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi tantangan

Kegiatan Pendampingan LAKIP 20152013 tersendiri bagi pemerintah dalam


meningkatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintah. Capaian sasaran
Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur Pemerintah dapat dilihat dari 3 (tiga)
indikator yaitu Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Nilai

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 67


Akuntabilitas Kinerja serta Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (opini BPK). Dari 3
indikator tersebut 2 indikator telah mencapai hasil sangat memuaskan, sementara satu
indikator Nilai Akuntabilitas Kinerja masih menggunakan data tahun 2013. Hal ini karena
untuk LAKIP Tahun 2014 nilainya keluar tahun 2015.

Tabel 3.25
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan
dan Aparatur Pemerintah
Capaian 2014 Capai
Target an s/d
Indikator Capaian Akhir 2014
No Sasaran Satuan Realis
Kinerja 2013 Target % RPJMD terhad
asi
(2016) ap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Meningkatnya Nilai Evaluasi - 3,225 3,25 3,2 98,89 3,215 97,39
Kapasitas Kinerja
Kelembagaan Penyelenggara
dan Aparatur an Pemerintah
Pemerintah Daerah
Nilai - B CC B** 133,33 B 100
Akuntabilitas
Kinerja
Akuntabilitas - WTP WTP WTP 100 WTP 100
Pengelolaan
Keuangan
Daerah (Opini
BPK)
Catatan : ** data sementara

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, tahun 2014 indikator kinerja Nilai


Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dari target 3,25 terealisasi 3,2
(98,89%) jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 mengalami penurunan sebesar
0,25% yaitu capaian tahun 2013 sebesar 3,225 dan tahun 2014 sebesar 3,2. Capain
indikator ini jka dibandingkan dengan target akhir RPJMD (2016) sudah tercapai 97,39%
dari target akhir RPJMD 3,215.

Untuk indikator Nilai Akuntabilitas Kinerja dari target yang telah ditetapkan di
tahun 2014 dengan nilai “C” sampai saat ini masih menggunakan data sementara tahun
2013 dengan predikat “B”. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD telah tercapai
100%.
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 68
Sementara itu, indikator Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah telah
sesuai target yang ditetapkan yaitu “WTP”. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir
RPJMD telah sesuai target.

Pencapaian sasaran Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur


Pemerintah dilaksanakan dengan berbagai program utama diantaranya program
Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah ditunjukkan dengan ketepatan
laporan pemerintah daerah yang meliputi Laporan Keterangan pertanggungjawaban
Bupati (LKPJ) kepada DPRD, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)
kepada pemerintah, Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada
masyarakat dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Kinerja peningkatan akuntabilitas telah mencapai target yang ditetapkan


melalui berbagai upaya perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
yang dimulai dengan adanya Review terhadap dokumen RPJMD, Perumusan Indikator
Kinerja baik ditingkat Pemda maupun SKPD serta pembangunan berbagai sistem
informasi online mulai dari perencanaan, pengendalian dan evaluasi yang sudah
terintegrasi databasenya dengan e-Musrenbang, e-Planning e-Monev, dan e-SAKIP
dengan gambar halaman muka tampilan websitedan alur kerja sebagai berikut:

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 69


Gambar 3.6
Halaman muka website Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kinerja

Sistem Kinerja Daerah Terintegrasi


(Integrated Regional Performance System)

ePlanning
SIMDA eMonev
Keu
• Renstra
SKPD • ROFK
• RKPD • Realisasi Fisik
• Renja • APBD • Realisasi
SKPD • Realisasi Keuangan
• PPAS Anggaran • Realisasi Kinerja
• Evaluasi RKPD

eMusrenbang

eSAKIP
RKPDesa
• RPTK
• Pokpik DPRD
• Ranc. Renja SKPD • Capaian IKU
• Ranc. RKPD Pemda, IKU
SKPD (LAKIP)

Gambar 3.7
Alur Kerja Sistem Kinerja Daerah Terintegrasi

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 70


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pemerintah melalui Tim Nasional
EPPD dibantu oleh Tim Teknis dan Tim Daerah melakukan evaluasi kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah terhadap Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Realisasi Nilai evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah tahun
2014 berdasarkan hasil evaluasi Tim Daerah DIY sebesar 3,204 termasuk dalam kategori
sangat tinggi atau 99,35 % dari target RPJMD sebesar 3,225. Capaian nilai tersebut
tertinggi se-DIY apabila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain. Namun apabila
dibandingkan tahun sebelumnya mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 0,004 %.
Penurunan ini karena adanya beberapa perubahan kriteria data pendukung indikator
kinerja kunci (IKK) dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan hasil evaluasi atas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
pada 2014 Pemkab Kulon Progo berhasil mendapatkan prestasi Baik (B) dengan nilai
65,04. Hasil ini cukup membanggakan dan merupakan capaian tertinggi setelah selama
ini hanya berhasil meraih nilai C.
Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah diukur melalui
2 (dua) indikator program yaitu Capaian peningkatan realisasi pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset terealisasi 98,33% sedangkan capaian pengembangan kebijakan
keuangan daerah terealisasi 100%. Secara rinci capaian tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.26
Capaian Peningkatan
Realisasi Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
2014
No. Uraian 2013
Target Realisasi
1. Jumlah realisasi Pendapatan 1.003,08 1.087,67 1.120,60
2. Jumlah target Pendapatan (RPJMD) 981,65 1.087,67 1.120,60
3. Jumlah realisasi Belanja 964,59 1.117,06 1.060,75
4. Jumlah anggaran Belanja 1.045,28 1.117,06 1.174,63
5. Jumlah penerbitan dokumen keuangan daerah
(APBD, Perubahan APBD dan Perhitungan
APBD) tepat waktu 3 3 3
6. Jumlah dokumen keuangan daerah 3 3 3
7. Jumlah SKPD tertib administrasi asset 39 39 39
8. Jumlah SKPD 39 39 39
Capaian Indikator Kinerja Program 98,62 100,00 98,33
Sumber data : DPPKA Kabupaten Kulon Progo, 2014

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 71


Realisasi pendapatan pada tahun 2014 dalam APBD sebesar Rp.
1.120.424.776.127,66 mengalami over target 3,03% dari target RPJMD sebesar Rp.
1.087.669.005.877,00. Sedangkan realisasi belanja pada tahun 2014 sebesar Rp.
1.060.754.009.534,60 dibanding rencana belanja pada APBD tahun 2014 sebesar Rp.
1.174.629.041.137,61 atau sebesar 90,31%.

Jumlah dokumen keuangan daerah yang ditetapkan tepat waktu meliputi APBD,
perubahan APBD dan perhitungan APBD. Tertib administrasi asset telah dilakukan oleh
semua SKPD.

3.2.7 Sasaran Strategis Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan Pendapatan Masyarakat

Meningkatnya kinerja ekonomi dan pendapatan masyarakat suatu daerah diukur


melalui indikator kinerja tingkat pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita
penduduk (atas dasar harga konstan) serta rasio gini suatu daerah.
Dalam IKU Bupati 2014, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,12% dengan realisasi
5,09% (capaian 99,41%), Pendapatan Perkapita Penduduk (Atas dasar harga konstan)
ditargetkan Rp. 5.334.059.- terealisasi Rp. 5.348.049,-(capaian 100,26%), Rasio Gini
ditargetkan 0,3375% terealisasi 0,2828% (capaian 116,21%).Capaian indikator kinerja
Tahun 2013 serta target dan realisasi Tahun 2014 selengkapnya disajikan pada Tabel
3.18.
Tabel 3.27
Rencana dan Realisasi Capaian sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi
dan Pendapatan Masyarakat
Capaian 2014 Capai
an
Target
s/d
Indikator Capaian Akhir
No Sasaran Satuan Realisa 2014
Kinerja 2013 Target % RPJMD
si terha
(2016)
dap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Meningkatn Pertumbuha % 5,05 5,12 5,09 99,41 5,39 94,43
ya Kinerja n Ekonomi**
Ekonomi Pendapatan Rp (Juta) 5.114.803 5.334.059 5.348.04 100,26 5.819.834 91,89
dan Perkapita 9
Pendapatan Penduduk
(Atas Dasar
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 72
Capaian 2014 Capai
an
Target
s/d
Indikator Capaian Akhir
No Sasaran Satuan Realisa 2014
Kinerja 2013 Target % RPJMD
si terha
(2016)
dap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Masyarakat Harga
Konstan)**
Rasio Gini** Indeks 0,3400 0,3375 0,2828 116,21 0,3320 114,82

Sumber : angka sangat sementara perhitungan Bappeda Kabupaten Kulon Progo

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten


Kulon Progo Tahun 2014 yang diukur dengan pertumbuhan nilai PDRB Atas Dasar Harga
Konstan mengalami pertumbuhan sebesar 5,09%. Dalam hal ini indikator kinerja
pertumbuhan ekonomi tidak dapat mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 5,12%
(capaian 99,41%). Akan tetapi apabila dibandingkan dengan capaian Tahun 2013,
pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan sebesar 0,79%. Capaian tahun 2014 jika
dibandingkan dengan target akhir RPJMD (Tahun 2016) capainnya adalah sebesar 94,43%
Indikator kinerja Pendapatan Perkapita Penduduk dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah. Pendapatan Perkapita
Penduduk (Atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 sebesar
Rp.5.348.049,-. Dalam hal ini indikator kinerja Pendapatan Perkapita Penduduk dapat
mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp.5.334.059,- (capaian 100,26%). Apabila
dibandingkan dengan capaian Tahun 2013, Pendapatan Perkapita Penduduk juga
mengalami peningkatan sebesar 4,56%. Apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD
(Tahun 2016) capaiannya adalah sebesar 91,89%.
Indikator kinerja Rasio Gini digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya
ketimpangan distribusi pendapatan penduduk secara kuantitatif. Rasio Gini Kabupaten
Kulon Progo Tahun 2014 sebesar 0,2828. Dalam hal ini indikator kinerja Rasio Gini dapat
mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 0,3375 (capaian 116,21%). Apabila
dibandingkan dengan capaian Tahun 2013, Indeks Rasio Gini mengalami penurunan
besaran yaitu 0,3400 pada Tahun 2013 menjadi 0,2828 pada Tahun 2014. Hal ini berarti

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 73


ketimpangan distribusi pendapatan di Kabupaten Kulon Progo mengalami penurunan atau
dengan kata lain terjadi peningkatan pemerataan pendapatan. Apabila dibandingkan
dengan target akhir RPJMD (Tahun 2016) yaitu sebesar 0,3320, capaian pada Tahun 2014
sudah melampaui target dengan capaian 114,82%.
Dilihat dari capaian indikator kinerja tahun 2014 di mana 2 (dua) indikator kinerja
dapat mencapai target yang ditetapkan dan 3 (tiga) indikator kinerja mengalami
peningkatan capaian dibanding Tahun 2013, maka sasaran meningkatnya kinerja ekonomi
dan pendapatan masyarakat relatif dapat dikatakan tercapai. Tercapaianya sasaran
tersebut didukung oleh pelaksanaan beberapa Program utama diantaranya :
1. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
Pada Tahun 2014, Indikator Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
yaitu cakupan peningkatan produktivitas pertanian/ perkebunan dapat mencapai target
dengan capaian 95,24% dari target yang ditetapkan sebesar 95,24% (tingkat capaian
100,00% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2013,
indikator Cakupan peningkatan produktivitas pertanian/perkebunan mengalami
peningkatan sebesar 47,62%.
Indikator cakupan peningkatan produktivitas pertanian/perkebunan
diperhitungkan melalui peningkatan produktivitas 21 komoditas pertanian yaitu Padi,
Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu, Cabe, Melon, Semangka, Bawang Merah,
Durian, Rambutan, Mangga, Pisang, Manggis, Kakao, Kopi, Kelapa, Tebu, Cengkeh, Jahe
dan Kunyit. Pada Tahun 2014 ditargetkan ada 20 (dua puluh) komoditas yang
mengalami peningkatan produktivitas dimana 1 (satu) komoditas yang tidak ditargetkan
meningkat produktivitasnya adalah kopi. Realisasi pada tahun 2014 terdapat 20 (dua
puluh) komoditas yang meningkat produktivitasnya sehingga indikator program dapat
tercapai sesuai target yang ditetapkan (capaian 100,00%).
Tercapainya target indikator kinerja program pada tahun 2014 dan peningkatan
produktivitas dari tahun 2013 untuk 20 (dua puluh) komoditas tersebut di atas
disebabkan oleh adanya peningkatan penerapan teknologi sesuai rekomendasi teknis
secara intensif, terkendalinya serangan OPT serta penanganan dampak perubahan iklim
dan bencana alam serta adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sarana produksi . Di
samping itu peningkatan ketersediaan infrastruktur pertanian/perkebunan relatif

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 74


memberikan kontribusi terhadap pencapaian target tahun 2014 dan peningkatan
capaian dari tahun 2013.

2. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Pertanian/Perkebunan


Indikator Program Penyediaan Sarana/ Prasarana Pertanian/Perkebunan yaitu
capaian peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian dapat mencapai
target dengan capaian 94,65% dari target yang ditetapkan sebesar 86,47% (tingkat
capaian 109,46% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada tahun
2013, indikator program ini mengalami peningkatan sebesar 14,68%.
Indikator Capaian peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian
diperhitungkan melalui perhitungan jumlah alat dan mesin pertanian budidaya, panjang
jalan pertanian dan panjang jaringan irigasi tertier. Alat dan mesin pertanian budidaya
dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 9.158 unit pada tahun 2014.
Kondisi ini melebihi dari target sebesar 8.353 unit (capaian 109,64%). Dibandingkan
kondisi tahun 2013, dalam hal ini terjadi penambahan alsin budidaya sejumlah 885 unit
pada tahun 2014. Jenis alat mesin pertanian untuk budidaya antara lain Traktor roda-2,
alsin budidaya krisan, pompa air, handsprayer, gunting pangkas, angkong, cangkul, sabit
dan pisau okulasi.
Panjang jalan pertanian dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian
96.780,25 meter pada tahun 2014. Kondisi ini melebihi dari target sepanjang 92.753,68
meter (capaian 104,34%). Dibandingkan kondisi tahun 2013, dalam hal ini terjadi
penambahan jalan pertanian sepanjang 16.526,57 meter.
Panjang jaringan irigasi tertier dapat melampaui target yang ditetapkan dengan
capaian 94.722,01 meter pada tahun 2014. Kondisi ini melebihi dari target sepanjang
83.093,00 meter (capaian 113,99%). Dibandingkan kondisi tahun 2013, dalam hal ini
terjadi penambahan jaringan irigasi tertier sepanjang 19.629,46 meter.
Tercapainya target dan terjadinya peningkatan capaian untuk 3(tiga) komponen
tersebut berkontribusi terhadap tercapainya target indikator kinerja program dan
peningkatan capaian kinerja program dibanding tahun 2013.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 75


3. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan
Indikator Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan yaitu Capaian peningkatan kualitas hasil pertanian dapat
mencapai target dengan capaian 79,89% dari target yang ditetapkan sebesar 70,05%
(tingkat capaian 114,05% dari target). Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada
Tahun 2013, indikator program ini mengalami peningkatan sebesar 18,76%.
Indikator Capaian peningkatan kualitas hasil pertanian diperhitungkan melalui
perhitungan jumlah alat dan mesin pengolahan, jumlah kemitraan dan jumlah SOP/GAP.
Alat dan mesin pengolahan dapat melampaui target yang ditetapkan dengan
capaian 10.311 unit pada Tahun 2014. Kondisi ini melebihi dari target sebesar 9.929
unit (capaian 103,85%). Dibandingkan kondisi Tahun 2013, dalam hal ini terjadi
penambahan alsin pengolahan sejumlah 482 unit pada Tahun 2014. Jenis alat mesin
pertanian pengolahan antara lain : threser bermotor, alsin pengolahan padi, alsin
pengolahan gula semut, alsin pasca panen dan pengolahan biofarmaka (jahe, kencur,
minyak atsiri), alsin pasca panen krisan serta alsin pasca panen dan pengolahan kopi.
Jumlah kemitraan dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 5
paket pada Tahun 2014. Kondisi ini melebihi dari target sebesar 4 paket (capaian
125,00%). Dibandingkan kondisi Tahun 2013, dalam hal ini terjadi penambahan jumlah
kemitraan sejumlah 2 paket pada Tahun 2014. Kemitraan tersebut adalah kemitraan
dengan Bank Indonesia (BI) dalam hal pengembangan padi unggul lokal serta
kemitraan dengan Badan Urusan Logistik (BULOG) dalam hal program pengembangan
Beras Daerah (Rasda).
Jumlah SOP/GAP dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 6 buah
pada tahun 2014. Kondisi ini melebihi dari target sebanyak 5 buah (capaian 120,00%).
Dibandingkan kondisi tahun 2013, dalam hal ini terjadi penambahan SOP/GAP sebanyak
2 buah yaitu SOP Jamur Tiram dan SOP Beras organik.
Tercapainya target dan terjadinya peningkatan capaian untuk 3(tiga) komponen
tersebut berkontribusi terhadap pencapaian target indikator kinerja program dan
peningkatan capaian kinerja program dibanding Tahun 2013.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 76


4. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
Pada tahun 2014, Indikator Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yaitu
capaian produksi peternakan mencapai 87,58% atau tercapai 99,48% dari target
sebesar 88,04%.
Produksi daging Tahun 2014 naik 2,06% dibandingkan dengan Tahun 2013,
produksi telur juga mengalami kenaikan sebesar 5,03%, sedangkan produksi susu
menurun 26,63%.
Peningkatan produksi peternakan sangat dipengaruhi oleh peningkatan populasi
ternak dan pemotongan ternak. Dari sisi populasi ternak, kondisi populasi ternak tahun
2014 secara umum untuk ternak besar dan kecil cenderung menurun, sedang untuk
ternak unggas cenderung meningkat. Populasi ternak besar mencapai 49.522 ekor atau
turun 7,68% dibanding populasi Tahun 2013 sebanyak 53.643 ekor. Turunnya populasi
ternak besar disebabkan banyak (15-20%) peternak sapi potong menghentikan
usahanya. Hal ini disebabkan peternak mengalami kerugian karena fluktuasi harga
sarana produksi dan harga produk yang tinggi. Populasi ternak kecil mencapai 133.047
ekor atau turun 1,93% bila dibanding populasi Tahun 2013 sebanyak 135.669 ekor.
Populasi ternak unggas mencapai 4.126.843 ekor atau naik 9,01% bila dibanding
populasi Tahun 2013 sebanyak 3.785.678 ekor.
Dari sisi pemotongan ternak, jumlah pemotongan ternak ruminansia (sapi,
kambing, domba) sebanyak 28.290 ekor atau menurun 4,07% bila dibanding tahun
2013 sebanyak 29.490 ekor, sedangkan untuk pemotongan unggas sebanyak 9.913.448
ekor atau meningkat 3,10% dibanding Tahun 2013 sebanyak 9.615.260 ekor.
Dari sisi Inseminasi Buatan, jumlah akseptor inseminasi buatan (IB) pada sapi
potong 17.882 ekor atau turun 0,23% dibanding akseptor Tahun 2013 (17.923 ekor),
bunting 15.165 ekor atau turun 4,63% dibanding Tahun 2013 (15.902 ekor) dengan
jumlah kelahiran pedhet (anak sapi) 15.154 ekor atau turun 4,62% dibandingkan Tahun
2013 (15.888 ekor).
Penurunan produksi susu disebabkan peternak mengurangi jumlah ternaknya
karena keuntungan yang diperoleh kecil. Hal ini disebabkan karena rendahnya harga
jual susu dan tingginya biaya operasional terutama pakan (konsentrat).

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 77


5. Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Peternakan
Pada Tahun 2014, Indikator Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Peternakan
yaitu capaian ketersediaan sarana dan permodalan usaha, mencapai 91,39% atau
tercapai 106,47% dari target sebesar 85,83%, sedangkan bila dibanding dengan capaian
Tahun 2013 menurun 1,20%.
Indikator capaian ketersediaan sarana dan permodalan usaha diiperhitungkan dari
sarana peternakan, panjang jalan peternakan dan jumlah permodalan. Pada Tahun
2014, jumlah poskeswan tidak mengalami kenaikan, tetap 10 unit dari Tahun 2013.
Panjang jalan peternakan mengalami kenaikan 83,34% dari Tahun 2013, semula 3.373
meter2 menjadi 6.184 meter2 dan angka tersebut tercapai 11,54 melampaui angka
target Tahun 2014 yaitu 5.173 meter2. Jumlah permodalan usaha peternakan menurun
22,06% bila dibandingkan dengan Tahun 2013, dari Rp.15.041.000.000,- menjadi Rp.
11.723.000,-. Meskipun angka tersebut menurun bila dibandingkan dengan Tahun 2013,
akan tetapi bila dibandingkan dengan target Tahun 2014 tercapai sebesar 122,11% dari
angka target Rp. 9.600.000.000,-.
Penurunan realisasi permodalan usaha peternakan disebabkan oleh enggannya
peternak untuk mengambil kredit usaha peternakan (khususnya sapi potong).
Keengganan tersebut dipicu oleh rendahnya keuntungan yang diperoleh.

6. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan


Pada tahun 2014, Indikator Program Pemingkatan Mutu dan Pemasaran Hasil
Produksi Peternakan yaitu capaian mutu produk pangan asal hewan dan pemasaran
hasil peternakan mencapai 86,88% atau tercapai 102,16% dari target sebesar 85,04%,
sedang bila dibanding dengan capaian Tahun 2013 meningkat 13,58%.
Capaian mutu produk pangan asal hewan dan pemasaran hasil peternakan
diperhitungkan melalui produk pangan asal hewan berkualitas baik dan jumlah
kemitraan
Untuk menjamin kualitas peredaran produk peternakan / pangan asal hewan
(produk primer dan olahan) dilakukan pengawasan mulai dari produsen (proses
produksi), distribusi dan pemasaran.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 78


7. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
Indikator Program Pengembangan Budidaya Perikanan yaitu capaian produksi ikan
budidaya. Capaian produksi ikan budidaya sebesar 98,45% atau 102,43% dari target
96,12%, sedang bila dibandingkan dengan capaian produksi tahun 2013 meningkat
sebesar 3,72%.
Penghitungan capaian produksi ikan budidaya yaitu dengan membagi jumlah
produksi ikan tangkap terhadap jumlah target produksi ikan budidaya akhir RPJM.
Produksi ikan dari perikanan budidaya Tahun 2014 mencapai 14.324 ton
(meningkat 5,18%) dibanding produksi Tahun 2013 sebesar 13.810 ton. Besarnya
peningkatan produksi ikan terbesar terjadi pada produksi tambak mencapai 600,88 %
dibanding tahun 2013, sedangkan produksi kolam budidaya dan karamba/ karamba
jaring apung (KJA) menurun masing-masing 5,67%, dan 10,26%.Produksi ikan terbesar
jenis dari ikan lele 66.98%, kemudian berturut-turut gurami 16,55%, udang vaname
10,45%, nila 4,95%, bawal tawar 0,49%, ikan mas 0,26%, tawes 0,14%, ikan lainnya
0,09%, ikan patin 0,05% dan terkecil dari jenis ikan bandeng 0,002%. Hal ini
menunjukan bahwa komoditas lele, gurami, dan udang vaname memiliki daya tarik
bagi masyarakat sebagai salah satu sumber pendapatan.
Peningkatan produksi perikanan budidaya didukukung adanya upaya ekstensifikasi
dan intensifikasi usaha perikanan budidaya, yang dilaksanakan melalui Program
Pengembangan Budidaya Perikanan dengan 4 kegiatan yaitu Pengembangan Bibit Ikan
Unggul, Pembinaan dan Pengembangan Perikanan, Pengembangan Sistem Kesehatan
Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan, serta Penguatan Ekonomi Masyarakat di
Lingkungan Industri Hasil Tembakau.
Ekstensifikasi usaha perikanan budidaya dapat terlihat dengan adanya peningkatan
jumlah kolam dan luas kolam. Jumlah kolam meningkat 1,20% (24.044 unit) dibanding
tahun 2013 (23.758 unit). Peningkatan terbesar terjadi pada kolam tambak sebesar
250%, sedangkan luas kolam budidaya meningkat 28,29% (134,54 ha) dibanding tahun
2013 (104,87 ha).
Intensifikasi usaha perikanan budidaya juga sangat dipengaruhi oleh beberapa
kegiatan dalam program tersebut yang didalamnya terdapat pelatihan Cara Budidaya
Ikan yang Baik (CBIB), pelatihan Cara Perbenihan Ikan yang Baik (CPIB) serta
pemantauan penyakit ikan dan kesehatan lingkungan. Pelatihan-pelatihann dan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 79


pemantauan kesehatan ikan dan lingkungan meningkatkan pemahaman dan
keterampilan pembudidaya ikan dalam menjalankan usaha budidaya perikanan
maupun perbenihan perikanan sehingga tingkat keberhasilan usahanya meningkat.

8. Program Pengembangan Perikanan Tangkap


Indikator Program Pengembangan Perikanan Tangkap yaitu capaian produksi ikan
tangkap, yang pada Tahun 2014 capaiannya sebesar 100,17% dari target (70,08%),
sedang bila dibandingkan dengan capaian produksi perikanan tangkap tahun 2013
meningkat sebesar 21,79%.
Penghitungan capaian produksi ikan tangkap yaitu dengan membagi jumlah
produksi ikan tangkap terhadap jumlah target produksi ikan tangkap akhir RPJM.
Produksi ikan tangkap ini meliputi produksi ikan tangkap laut dan produksi ikan
tangkap perairan umum (PU). Produksi ikan tangkap laut sebesar 36,64% (543 Ton) dari
keseluruhan produksi tangkap ikan di Kabupaten Kulon Progo 1.482 Ton, sedangkan
produksi ikan tangkap perairan umum (PU) sebesar 63,36% atau sebanyak 939 Ton.
Beberapa langkah yang ditempuh dalam upaya meningkatkan produksi ikan dari
sektor perikanan tangkap antara lain dengan melaksanakan pelatihan dan magang bagi
nelayan, fokus pembangunan diarahkan pada upaya menyelesaikan pembangunan fisik
pelabuhan Tanjung Adikarta, memfasilitasi permodalan bagi nelayan dengan
pemanfaatan kredit program serta mengembangkan kemampuan “KSU Swamitra Mina”
sebagai lembaga keuangan mikro yang khusus menyediakan dana medukung
pengembangan usaha perikanan tangkap.
Jumlah tenaga kerja/ nelayan yang terlibat dalam usaha perikanan tangkap baikk
tangkap laut maupun tangkap perairan umum sebanyak 560 orang meningkat 17,65%
dibanding tahun 2013 sebanyak 476 orang.
Pendapatan buruh nelayan sebesar Rp. 1.343.750,-, naik 7,50% dibanding tahun
2013 (Rp.1.250.000,-), sedang pendapatan pemilik kapal/perahu sebesar
Rp.1.918.750,-, naik 9,60% dibanding Tahun 2013 (Rp.1.750.000,-).

9. Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Perikanan


Indikator Program Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Produksi Perikanan
yaitu capaian produk pangan olahan perikanan dan ketersediaan ikan konsumsi. Pada

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 80


Tahun 2014, capaian produk pangan olahan perikanan dan ketersediaan ikan konsumsi
89,54% atau 99,66% dari target 89,85%, sedang bila dibandingkan dengan capaian
produksi Tahun 2013 meningkat sebesar 4,72%.
Indikator capaian produk pangan olahan perikanan dan ketersediaan ikan
konsumsi dihitung dengan menjumlahkan persentase produk pangan olahan (jumlah
produk pangan olahan dibagi dengan jumlah rencana produk pangan olahan akhir
RPJMD) dengan persentase ketersediaan ikan konsumsi (ketersediaan ikan konsumsi
dibagi dengan target ketersediaan angka konsumsi akhir RPJM) kemudian dibagi 2 (dua).
Peningkatan capaian produk pangan olahan perikanan ini didukung oleh adanya
pelaksanaan program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan (pembudidaya ikan, dan pengolah) dalam menangani pasca panen
(pengolahan) dan pemasaran ikan, serta meningkatkan konsumsi makan ikan. Keluaran
dari program ini berupa meningkatnya kemampuan pengolah dan pemasar ikan dalam
menjalankan usahanya serta meningkatnya konsumsi makan ikan.

10. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan


Indikator program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan yaitu Cakupan
Peningkatan Produksi Hasil Hutan dapat melampaui target yang ditetapkan dengan
capaian 93,66% (100,38% dari target). Pada Tahun 2014 , indikator Cakupan
peningkatan produksi hasil hutan mengalami peningkatan sebesar 1,77% apabila
dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2013.
Indikator cakupan peningkatan produksi hasil hutan diperhitungkan melalui
produksi kayu bulat dan produksi kayu olahan primer .Tercapainya target produksi kayu
bulat pada Tahun 2014 dan peningkatan capaian dibanding Tahun 2013 disebabkan
oleh keberhasilan penanaman tanaman kehutanan. Target produksi kayu bulat yang
merupakan tujuan ekonomis dapat tercapai tanpa mengesampingkan tujuan konservasi.
Dalam hal ini pengendalian penebangan tanaman kehutanan dilaksanakan melalui
pendekatan perhitungan etat tebang.
Etat tebang yang diartikan sebagai volume penebangan kayu yang masih
diperkenankan untuk pengelolaan hutan secara lestari di Kabupaten Kulon Progo Tahun
2014 adalah 56.497,53 m3. Dengan produksi kayu bulat sebesar 43.300,00 m3 (di

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 81


bawah etat tebang), dapat dikatakan bahwa pengelolaan hutan di Kabupaten Kulon
Progo dilaksanakan sesuai kaidah-kaidah kelestarian.

11. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi


Indikator program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi yaitu Capaian
Jumlah Koperasi Aktif dapat melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 93,15%
(100,64% dari target).
Jumlah Koperasi aktif melampaui target dari 336 unit terealisasi 340 unit atau
101,19% sedangkan untuk jumlah Koperasi juga mencapai target dari 363 unit
terealisasi 365 unit atau 100,55%. Hal ini dapat tercapai karena ada beberapa inovasi
dalam menghadapi dinamika kondisi Koperasi antara lain dengan pembuatan Surat
Petugas Kecamatan bagi seluruh Pegawai, Kerjasama dengan beberapa pihak seperti
dengan PT Sumber Alfaria Tbk dalam rangka Take Over Alfamart oleh Koperasi
disamping itu juga adanya Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan (PPKL) sebanyak 3
orang yang dibiayai dari anggaran Kementerian Koperasi dan UKM RI.
Secara umum jumlah perkembangan koperasi di Kabupaten Kulon Progo dari tahun
2013 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan Selain itu juga dapat diketahui
jumlah Koperasi aktif/pasif pada tahun 2014 dengan beberapa indikator yang harus
dipenuhi seperti sudah melaksanakan RAT 2 kali berturut-turut, masih ada kegiatan
usaha dan administrasi yang dilaksanakan serta Pengurus dan anggota masih
memenuhi kewajibannya sesuai AD/ART. Program ini dilaksanakan dengan kegiatan
revitalisasi pendataan KUMKM, sosialisasi prinsip-prinsip pemahaman Koperasi,
Pelayanan Perijinan akta pendirian, perubahan AD dan pembubaran Koperasi, penilaian
kesehatan KSP/USP dan Diklat organisasi, Manajemen Usaha dan Keuangan Koperasi.
Melalui program ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat bagi masyarakat untuk
meningkatkan dan mengembangkan Koperasi secara modern serta kuat secara
kelembagaan. Selain itu dengan program ini dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat luas terhadap Koperasi secara utuh sehingga dapat membuka wacana yang
positif terhadap Koperasi khususnya bagi generasi muda.
Inovasi yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas Koperasi
dan UMKM khususnya menghadapi dinamika perekonomian global serta
mengoptimalkan produk unggulan Kulon Progo dengan melakukan Take Over Toko

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 82


Modern Alfamart oleh 3 Koperasi yaitu Koppaneka Wates, Koperasi Bima Wates dan
KSU BMT Giri Makmur Girimulyo.

12. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Koperasi dan


Usaha Kecil Menengah
Indikator program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yaitu Capaian Peningkatan Kualitas UMKM dapat
melampaui target yang ditetapkan dengan capaian 110,67% (118,64% dari target).
Jumlah UMKM dari target sebesar 33.491 unit terealisasi sebesar 33.743 unit atau
100,60 % sedangkan untuk jumlah UMKM yang difasilitasi dari target 375 unit
terealisasi sebesar 515 unit atau 137,33%, target ini terealisasi karena pembinaan
pengembangan UMKM selain dilaksanakan dengan menggunakan dana APBD
Kabupaten juga dilaksanakan secara sinergis bersama pihak lain dalam bentuk
kerjasama seperti dengan Kementerian Koperasi dan UKM RI, Bank Indonesia
Perwakilan Yogyakarta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bank Mandiri dan ASEI,
Yayasan Damandiri, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk., PT SGM Yogyakarta, Universitas
Janabadra dan Universitas Atmajaya.
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
Menengah dilaksanakan dalam rangka untuk menumbuhkan kualitas UMKM agar lebih
berdaya saing yang dilaksanakan dengan 5 (lima) kegiatan yaitu peningkatan kerjasama
di bidang HKI (Hak Kekayaan Intelektual), Pengembangan Usaha KUMKM, Pemantauan
pengelolaan Penggunaan Dana Pemerintah bagi KUMKM, Peningkatan dan
Pengembangan jaringan Kerjasama usaha bagi KUMKM dan Penguatan Ekonomi
KUMKM di Lingkungan Industri Hasil Tembakau.

13. Program Peningkatan Ketahanan Pangan


Pada Tahun 2014, Indikator Program Peningkatan Ketahanan Pangan yaitu capaian
peningkatan ketahanan pangan tidak dapat mencapai target dengan capaian 84,98%
dari target yang ditetapkan sebesar 97,91% (tingkat capaian 86,79% dari target).
Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada Tahun 2013, indikator Capaian
peningkatan ketahanan pangan mengalami penurunan capaian dari 96,47% menjadi
84,98%

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 83


Capaian kinerja peningkatan ketahanan pangan dijelaskan sebagai berikut:
1) Ketersediaan Energi Perkapita
Berdasarkan perhitungan Neraca Bahan Makanan (NBM) tahun 2014, ketersediaan
energi/kapita/hariadalah 3.215 kkal/kapita/hari terdiri dari pangan nabati 2.900
kkal/kapita/hari dan pangan hewani 315 kkal/kapita/hari. Secara rinci ketersediaan
energy dari beberapa jenis pangan, yaitu: padi-padian 1.300,16 kkal/hari, makanan
berpati 253,64 kkal/hari, gula 260,29 kkal/hari, buah/biji berminyak 166,10
kkal/hari, buah-buahan 402,83 kkal/hari, sayur-sayuran 159,43 kkal/hari, daging
112,16 kkal/hari, telur 178,72 kkal/hari, susu 2,14 kkal/hari, ikan 20.99 kkal/hari,
minyak 357,08 kkal/hari, lemak 1,31 kkal/hari.
Capaian ketersediaan energi tahun 2014 sebesar 3.215kkal/kapita/hr relatif aman
dan mengalami peningkatan dibanding tahun 2013 sebesar 3.110 kkal/kapita/hari.
Angka ketersediaan energi tersebut masih di atas angka minimal ketersediaan
energi 2.200 kkal/kapita/hari sehingga dapat disimpulkan bahwa ketersediaan
energi di kabupaten Kulon Progo relatif aman dan kecukupan.Capaian SPM
ketersediaan energi tahun 2014 sebesar 3.215 kkal/kapita/hari sebesar 98,92% dari
target yang ditetapkan sebesar 3.250kkal/kapita/hari.
2) Ketersediaan Protein per Kapita
Ketersediaan protein pada tahun 2014 sebesar 85,38 gr/kapita/hari terdiri dari
beberapa jenis pangan yaitu padi-padian 32,27 gr/hari, makanan berpati 1,31
gr/hari, gula 0,03 gr/hari, buah/biji berminyak 11,23 gr/hari, buah-buahan 4,52
gr/hari, sayur-sayuran 10,30 gr/hari, daging 7,83 gr/hari, telur 13,96gr/hari, susu
0,11gr/hari, ikan 3,68 gr/hari, minyak 0,04 gr/hari dan lemak 0,00 gr/hari, dengan
total protein 85,38 gr/hari. Capaian ketersediaan protein tahun 201 sebesar 85,38
gr/kapita/hari relatif aman diatas angka batas minimal ketersediaan protein 56
gr/kapita/hari.
3) Penguatan Cadangan Pangan
Penguatan Cadangan Pangan terdiri dari Penguatan Cadangan Pemerintah dan
Penguatan Cadangan Pangan Masyarakat.
Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 baru
sebesar 4,5 ton dari cadangan pangan yang diharuskan 100 ton setiap kabupaten
atau 4,5%. Cadangan pangan pemerintah tersebut apabila dibandingkan dengan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 84


target tahun 2014 sebesar 45 ton baru mencapai 10%,sedangkan cadangan pangan
masyarakat tahun 2014 mencapai 1.068 ton atau 100,75 % dari target 1.060 ton.
Cadangan pangan masyarakat tersebut berada di kelompok-kelompok tani maupun
gapoktan termasuk di dalamnya cadangan pangan hibah bagi kelompok tani
maupun gapoktan.
4) Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah
Perhitungan ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan tahun 2014
sebesar 91,45 % lebih tinggi dari target sebesar 90 %, dan perhitungan tersebut
hasilnya juga lebih tinggi dari tahun 2013 sebesar 91,17 artinya bahwa ketersediaan
informasi pasokan, harga dan akses pangan cukup baik dan bisa diakses dengan
mudah oleh masyarakat.
5) Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan sebesar 98,55 % lebih tinggi dari target
sebesar 90% artinya kondisi harga dan pasokan pangan di Kabupaten Kulon Progo
relative aman dan tidak terjadi gejolak.
6) Pola Pangan Harapan
Dari hasil perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2014 mencapai 93,8
dengan konsumsi energi sebesar 1.882 kkal/kapita/hr atau 103,07 % dari target
sebesar 91. Perhitungan PPH juga meningkat dari tahun 2013 sebesar 91 dengan
konsumsi energi sebesar 1.834 kkal/kapita/hr.
Capaian konsumsi pangan di Kulonprogo cukup baik mencapai 1.882
kkal/kapita/hari dari ketentuan konsumsi pangan sebesar 2.000 kkal/kapita/hari,
dimana capaian konsumsi pangan diatas 1.800 kkal/kapita/hari termasuk kategori
baik.
Sedangkan konsumsi protein mencapai 56,8 gram/kapita/hari juga sudah
memenuhi ketentuan angka minimal 52 gram/kapita/hari.
untuk kelompok pangan hewani, buah/biji berminyak dan sayur & buah telah
memenuhi skor pola pangan harapan, sedangkan kelompok pangan padi-padian,
umbi-umbian, minyak & lemak dan gula masih sedikit di bawah angka skor pola
pangan harapan.Namun demikian secara umum konsumsi pangan di Kabupaten
Kulonprogo cukup baik mendekati Angka Kecukupan Energy 2.000 kkal/kapita/hari.
7) Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 85


Capaian pengawasan dan pembinaan keamanan pangan sebesar 95,83% telah
memenuhi/melebihi target yang ditetapkan untuk tahun 2014 sebesar 80%.
8) Penanganan Daerah Rawan Pangan
Pada tahun 2011 masih terdapat 36 desa rawan pangan, tahun 2012 menurun
menjadi 34 desa rawan pangan, tahun 2013 menjadi 27 desa rawan pangan dan
tahun 2014 berkurang lagi menjadi 12 desa rawan pangan.
a) Indikator Ketersediaan Pangan
Pada awalnya penyebab utama terjadinya desa rawan pangan adalah faktor
ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan, tetapi dengan
adanya berbagai kegiatan di bidang ketahanan pangan faktor-faktor penyebab
kerawanan pangan tinggal faktor ketersediaan pangan dan akses
pangan/kemiskinan, sedangkan faktor pemanfaatan pangan/gizi tidak lagi
menjadi faktor penyebab kerawanan pangan. Sedangkan di Kecamatan Wates
(Desa Giripeni, Bendungan dan Wates) penyebab adanya desa rawan pangan
adalah karena ketersediaan pangan, dimana kebutuhan konsumsi pangan
(karbohidrat) lebih tinggi dibandingkan dengan yang dihasilkan di daerah
tersebut, sementara pasokan dari daerah lain tidak diperhitungkan meskipun
sesungguhnya pangan di Kecamatan Wates tersedia dan cukup.
Penyebab kerawanan pangan di wilayah-wilayah perbukitan seperti Kokap,
Girimulyo, dan Samigaluh terutama disebabkan masalah ketersediaan pangan
yang selama ini diperhitungkan adalah padi, ketela pohon, ubi jalar dan jagung
saja, sedangkan produksi umbi-umbian belum dimasukkan dalam perhitungan
SKPG. Padahal umbi-umbian seperti tales, bontik, gadung, uwi, mbili, dan umbi-
umbian lainnya banyak diproduksi / dibudidadayakan oleh masyarakat di
perbukitan menorah dan bahkan menjadi menu penunjang kebutuhan
karbohidrat.
Berdasarkan analisis SKPG di Kabupaten Kulon Progo adanya 12 Desa Rawan
Pangan terdapat 7 desa mempunyai tingkat ketersediaan pangan yang rendah,
4 desa mempunyai tingkat kemiskinan tinggi dan 1 desa mempunyai tingkat
ketersediaan pangan yang rendah dan tingkat kemiskinan tinggi. Sedangkan dari
faktor prevelensi gizi semua desa dalam kondisi aman.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 86


b) Indikator Kesehatan
N Gizi Kurang < - 2 SD = 2.403
N Balita yang dikumpulkan PSG = 22.023
= 2.403 x 100% = 10,91%
22.023
Dari perhitungan pelayanan penanganan kerawanan pangan indikator
kesehatan sebesar 10,91%. Angka tersebut dikategorikan aman karena standar
rawan pangan dari sektor kesehatan jika prosentase KEP (Kekurangan Energi
Protein) kurang dari 15%.
c) Sosial Ekonomi Kriteria yang digunakan untuk mengelompokkan keluarga ke
dalam status kemiskinan
Pada akhir tahun 2013 di Kabupaten Kulonprogo masih terdapat 24.019 KK
miskin atau 18,68%. Angka kemiskinan tersebut di bawah 20% sehingga cukup
signifikan pada pengurangan Desa Rawan dari 27 Desa Pangan pada tahun 2013
menjadi 12 desa Rawan Pangan pada tahun 2014.

14. Program Pembinaan dan Penataan Pasar Tradisional


Indikator Program Pembinaan dan Penataan Pasar Tradisional yaitu capaian
peningkatan kualitas pasar tradisional dapat mencapai target dengan capaian 43,57%
dari target yang ditetapkan sebesar 36,45% (tingkat capaian 119,53% dari target).
Capaian peningkatan kualitas pasar tradisional dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu
jumlah pedagang pasar tradisional yang berijin, jumlah pedagang pasar tradisional,
jumlah pasar tradisional dengan sarana prasarana baik, dan jumlah pasar tradisional.
Jumlah pedagang tradisional yang mengurus perijinan kios, los, dan bango tercapai
4.270 pedagang. Jumlah ini meningkat sebanyak 369 pedagang, atau meningkat 9,46%
dari tahun sebelumnya yang tercapai 3.901 pedagang pasar tradisional berijin.
Usaha pemerintah dalam meningkatkan kualitas sarana prasarana pasar dengan
telah melakukan pembangunan Pasar Percontohan Sentolo tahap III, serta rehabilitasi
Pasar Jombokan dan Pasar Bangeran memberikan hasil yang memuaskan dengan
bertambahnya jumlah pasar tradisional dengan sarana prasarana baik, yaitu dari target
sejumlah 8 pasar menjadi 10 pasar. Kondisi pasar dengan sarana prasarana baik
mengacu pada Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 87


Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi
Pelayanan Pasar. Pasar tradisional dengan sarana prasarana baik harus memiliki 11
kriteria, meliputi:
1) Bangunan kios dan los sudah permanen dan baik;
2) terdapat tempat parkir;
3) terdapat tempat bongkar muat barang;
4) terdapat tempat mandi, cuci, kakus dalam kondisi baik;
5) terdapat pembuangan tempat sementara;
6) terdapat tempat peribadatan (mushola);
7) terdapat alat informasi dan komunikasi;
8) terdapat kantor koordinator pasar;
9) terdapat jalan dalam pasar;
10) terdapat drainase; dan
11) terdapat penerangan.
Jumlah pedagang di pasar tradisional menurun sejumlah 679 pedagang karena
perubahan status aset Pasar Sentolo, yaitu dari aset Pemerintah Daerah Kabupaten
Kulon Progo menjadi aset Desa Sentolo. Namun demikian terdapat pula pertambahan
jumlah pedagang dari Pasar Percontohan Sentolo sejumlah 139 pedagang. Sampai akhir
tahun 2014 jumlah pedagang di pasar tradisional sejumlah 7.689 pedagang.

15. Program Pengembangan Usaha Perdagangan


Indikator Program Pengembangan Usaha Perdagangan yaitu Capaian
pengembangan usaha perdagangan di tahun 2014 tercapai 97,26% dari target sebesar
86,35% (capaian 112,63%). Hal ini disebabkan faktor jumlah usaha perdagangan berijin
yang meningkat tajam akibat keberhasilan pemerintah kabupaten Kulon Progo dalam
melakukan pelayanan “jemput bola” kepengurusan SIUP bagi para pedagang di pasar
tradisional.
Jumlah usaha perdagangan berijin meningkat dari 3.017 usaha menjadi 3.438 atau
meningkat sejumlah 421 usaha perdagangan. Jumlah tersebut terdiri dari 367 usaha
kecil, 43 usaha menengah, dan 11 usaha besar.
Capaian pengembangan usaha perdagangan yang melebihi target juga disebabkan
faktor meningkatnya jumlah ekspor komoditas unggulan ke beberapa negara di dunia.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 88


Membaiknya perekonomian dunia membuat permintaan buyers ikut meningkat.
Berkembangnya industri kreatif di Kulon Progo juga turut mendorong bertambahnya
jumlah pelaku usaha yang berani mengekspor produk unggulannya.
Pada tabel 33.3 di atas nilai ekspor meningkat sebesar 3.120.378,95 US $ atau
meningkat sebesar 26,09% dari tahun sebelumnya. Selain itu, terdapat tiga tambahan
komoditas ekspor, yaitu kerajinan dekorasi rumah, traktor tangan dan stagen, sehingga
jumlah komoditas bertambah dari 7 komoditas menjadi 10 komoditas.

16. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah


Indikator Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah yaitu Capaian
pertumbuhan industri di tahun 2014 tercapai 105,07 dari target sebesar 99,5% (capaian
105,86%). Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah industri, yaitu dari 19.933 unit di
tahun 2013 menjadi 20.105 unit, atau meningkat 172 unit. Selain itu nilai usaha pada
tahun 2014 juga melebihi target, yaitu Rp. 500.952.670.000,00 dari target Rp.
444.552.000,00. Selain itu nilai usaha pada tahun 2014 juga melebihi target, yaitu Rp.
500.952.670.000,00 dari target Rp. 444.552.000.000,00. Salah satu faktor yang
menyebabkan naiknya angka nilai usaha adalah terjadinya kenaikan BBM yang
berpengaruh juga terhadap nilai jual produk, disamping itu juga disebabkan adanya
penambahan usaha baru.
Peningkatan kedua faktor tersebut tidak terlepas dari usaha Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo dalam membina, dan memfasilitasi para pelaku usaha industri
agar dapat mengembangkan usahanya. Salah satu wujud nyata usaha pemerintah yaitu
melalui penyaluran bantuan peralatan produksi dari tahun ke tahun yang jumlahnya
terus meningkat.
Dari realisasi kegiatan industri juga dapat diketahui perkembangan potensi industri
kecil di Kabupaten Kulon Progo. Terjadinya penurunan jumlah sentra industri dari 70
sentra menjadi 61 sentra disebabkan ada sejumlah sentra yang sudah tidak memenuhi
persyaratan sentra, dimana jumlah kelompok IKM dalam sentra tersebut kurang dari 5
kelompok. Dalam hal ini, sentra industri adalah pengelompokan usaha sejenis di dalam
suatu wilayah, dimana wilayah kerja sentra minimal radius 5 km dengan jumlah
pengelompokan sekurang-kurangnya 5 kelompok pengrajin dengan jumlah tenaga kerja

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 89


sekurang-kurangnya 50 orang, atau sekurang-kurangnya terdapat 10 kelompok dengan
jumlah tenaga kerja sekurang-kurangnya 30 orang.
Sentra yang tidak memenuhi persyaratan sebagai sentra yaitu, minyak kelapa
Kranggan, minyak kelapa Tanjungharjo, jamu Hargorejo, tempe Salamrejo, tempe
Depok, tempe benguk Bumirejo, tahu Tawangsari, tahu Brosot, dan sabut kelapa Brosot.
Namun demikian terdapat penambahan unit usaha dari 19.933 unit menjadi 20.105
unit dikarenakan munculnya beberapa unit usaha sejumlah 172 unit.
Industri suatu daerah, baik industri rumah tangga, kecil maupun menengah
memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kontribusinya
sangat besar bukan hanya dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada
tetapi juga penyerapan sumber daya manusianya.
Capaian dari pelaksanaan 17 Program pada Urusan Pertanian, Kehutanan, Kelautan
dan Perikanan , Ketahanan Pangan, Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
berkontribusi dalam pencapaian sasaran Meningkatnya Kinerja Ekonomi dan
Pendapatan masyarakat.

3.2.8 Sasaran Strategis Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah

Meningkatnya daya saing investasi daerah adalah salah satu indikator keberhasilan
pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Dalam IKU Bupati 2014, Nilai
Realisasi Investasi (PMA/PMDN) ditargetkan sebesar Rp. 406.916 juta. Pada akhir
tahun 2014 nilai realisasi investasi mencapai 619.962,78 juta, atau melampaui target
sebesar Rp. 213.046,78 juta, atau capaian kinerjanya sebesar 152,36% dibandingkan
target.
Dibandingkan dengan capaian tahun 2012 sebesar Rp. 143.654 juta, maka pada tahun
2014 terjadi pertumbuhan nilai investasi sebesar 331,57%. Dibandingkan dengan
capaian tahun 2013 sebesar Rp. 363.137 juta, maka terjadi pertumbuhan nilai investasi
sebesar 70,72%. Selain itu, capaian ini telah menyumbang 125,38% dari target akhir
tahun RPJMD sebesar 494.471 juta pada tahun 2016. Dengan kata lain target IKU
Bupati dalam hal meningkatnya daya saing investasi daerah telah tercapai pada tahun
ketiga pemerintahan. Berikut tabel yang memuat realisasi capaian sasaran
Meningkatnya Daya Saing Investasi Daerah dari tahun 2013 sampai tahun 2014.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 90


Tabel. 3.28

Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Daya Saing


Investasi Daerah
Capaian 2014 Capai
an
Target
s/d
Indikator Capaian Akhir
No Sasaran Satuan 2014
Kinerja 2013 Target Realisasi % RPJMD
terha
(2016)
dap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Meningkatnya Nilai Realisasi Juta 363,137 406,916 619,962 152,3 494,471 125,38
Daya Saing Investasi 6
Investasi (PMA/PMDN)
Daerah (jutaan)
Sumber Data : BPMPT Kulon Progo

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, Nilai Realisasi Investasi (PMA/PMDN)


tahun 2014 telah melebihi target yang ditetapkan yaitu dari target Rp. 406,916 juta
terealisasi Rp. 619,962juta (152,36%). Capaian tahun 2014 jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2013 mengalami peningkatan Rp. 256,852 juta (170,72%). Apabila
dibandingkan dengan target akhir RPJMD tahun 2016, telah tercapai 125,38%. Realisasi
Nilai Investasi tersebut terdiri dari investasi PMA, PMDN, dan investasi berdasarkan
perizinan daerah seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 3.29
Realisasi Nilai Investasi PMA, PMDN dan Perizinan Daerah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2014
Realisasi
No Perusahaan
2012 2013 2014
1 PMA 124.065.150.000 227.761.150.000 272.057.563.019
a. PT. Sung Chang Indonesia 20.919.400.000 20.919.400.000 20.919.400.000
b. PT. JMI 103.145.750.000 193.145.750.000 236.240.774.269
c. PT. Epotech Indonesia 13.696.000.000 14.897.388.750
2 PMDN 19.588.850.570 135.376.815.049 347.905.214.411
a. PT. Pagilaran 5.825.000.000 5.825.000.000 7.806.300.765
b. PT. Kurnia Bumi Pertiwi 6.200.000.000 7.200.000.000 7.200.000.000
c. PT. Aneka Sinendo 7.563.850.570 9.725.549.984 9.725.549.984
d. CV. KHS 77.933.258.715 253.838.576.312
e. PT. Lestari Pelita Graha 11.794.916.485 11.794.916.485
f. PT. Putra Patria Adikarsa 15.398.089.865 15.398.089.865
g. PT. OSCO 7.500.000.000 7.500.000.000

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 91


Realisasi
No Perusahaan
2012 2013 2014
h. PT. Pramana Putra Perkasa 4.520.000.000
i. Naturindo Fresh 2.000.000.000
j. PT. IGP International 5.000.000.000
k. PT. Jaya Makmur Prayoga 1.000.000.000
Sentausa
l. PT. Odixa Pharma Laboratories 1.621.781.000
m. PT. Cakra Persada Adi Karya 1.000.000.000
n. PT. Dian Niaga Yogyakarta 1.500.000.000
o. PT. Energy Puritama 17.000.000.000
p. PT. Hanjaya Mandala 1.000.000.000
Sampoerna Tbk
3 Investasi berdasarkan 286.901.033.679 620.225.210.200 757.451.677.320
Perizinan Daerah
Total Investasi 430.555.034.249 983.363.175.249 1.377.414.454.750
Sumber data : Badan PM dan PT Kabupaten Kulon Progo, 2014
Dilihat dari data nasional, realisasi penanaman modal nasional (PMA dan PMDN)
pada akhir tahun 2014 adalah sebesar Rp. 463,1 trilyun. Apabila dibandingkan dengan
realisasi nilai investasi nasional tersebut, maka capaian nilai investasi Kabupaten Kulon
Progo pada tahun 2014 adalah sebesar 0,15% -nya. Terdapat kenaikan sebesar 0,06 % dari
tahun 2013, dimana pada tahun tersebut persentase capaian nilai investasi Kabupaten
terhadap Nasional sebesar 0,09%. Secara rinci perbandingan nilai investasi Kabupaten
Kulon Progo dan nilai investasi nasional dapat dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 3.30
Perbandingan Realisasi Nilai Investasi Kabupaten dengan Realisasi Nilai Investasi Nasional
Tahun 2013 - 2014
Nilai Investasi Nilai Investasi
Kenaikan
No Tingkat Tahun 2013 Tahun 2014
Juta (Rp)
Juta (Rp) Juta (Rp)
1 Nasional 398.600.000,00 463.100.000,00 64.500.000,00
2 Kabupaten Kulon 363.137,00 619.962,00 256.825,00
Progo
Persentase capaian 0,09 0,15 0,06
Kabupaten terhadap
Nasional
Sumber: Press Realese Triwulan IV, BKPM (2014) dan BPMPT Kab. Kulon Progo

Kenaikan capaian nilai investasi dari 2012 sampai dengan 2014 antara lain
karena upaya pemerintah daerah, yaitu dengan:
a) Melakukan sosialisasi dalam pembangunan wilayah lebih intensif, sehingga
investasi mendapat dukungan masyarakat.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 92


b) Melakukan pembebasan tanah (land banking) oleh Pemerintah Daerah atau
BUMD untuk kemudahan dan percepatan realisasi program strategis kabupaten.
c) Melakukan pembangunan dan peningkatan kapasitas infratruktur dan penyediaan
sarana prasarana sesuai peruntukan kawasan.
d) Melaksanakan Perda Penanaman Modal dan peraturan perundang-undangan di
bidang perizinan sebagai acuan yuridis-teknis pelaksanaan tugas
e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar instansi untuk inventarisasi dan
sinkronisasi data potensi investasi dan meningkatkan hubungan kerjasama yang
sinergis.

Adapun program yang dilaksanakan selama tahun 2014 untuk mencapai


sasaran daerah dalam hal Meningkatnya daya saing investasi daerah yaitu Program
Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi; dan program Peningkatan Promosi
dan Kerjasama Investasi. Melalui kedua program tersebut telah dilaksanakan pameran-
pameran investasi, workshop, forum kerjasama investasi, keikutsertaan dalam KP3MN,
dan tersedianya sistem pengembangan dan pengolahan sistem informasi penanaman
modal dan perizinan. Diharapkan dengan adanya program-program tersebut nilai
investasi daerah semakin meningkat, sehingga tercipta daya saing daerah yang semakin
menyejahterakan masyarakat.

Sedangkan secara rinci keseluruhan nilai investasi kumulatif di Kabupaten


Kulon Progo berdasarkan sektor dan sub sektor tahun 2014 adalah sebesar Rp.
8.355.219.405.763,00 atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 2.589.654.485.204,00
(44,92 %) dari tahun 2013. Realisasi nilai investasi tersebut terdiri dari investasi PMA,
PMDN, perijinan daerah dan investasi publik. Adapun selengkapnya sebagaimana tabel
berikut:
Tabel 3.31
Nilai Investasi per Sektor / Sub Sektor Tahun 2014
Realisasi Investasi Realisasi Investasi
Tambahan Investasi
Sektor Subsektor Kumulatif Tahun Kumulatif Tahun
Tahun 2014 (Rp)
2013 (Rp) 2014 (Rp)
Primer 3.236.928.135.459 380.284.539.142 3.617.212.674.601
Tanaman Pangan 609.742.962.603 299.109.899.110 908.852.861.713
& Perkebunan
Peternakan 1.695.296.401.878 2.575.282.350 1.697.871.684.228
Kehutanan 6.094.244.296 2.173.274.313 8.267.518.609
Perikanan 602.077.048.853 35.435.545.100 637.512.593.953
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 93
Realisasi Investasi Realisasi Investasi
Tambahan Investasi
Sektor Subsektor Kumulatif Tahun Kumulatif Tahun
Tahun 2014 (Rp)
2013 (Rp) 2014 (Rp)
Pertambangan 323.717.477.829 40.990.538.269 364.708.016.098
Sekunder 399.010.247.622 304.805.896.522 703.816.144.144
Industri Makanan 104.104.383.645 1.900.613.825 106.004.997.470
Industri Tekstil 1.527.828.348 4.883.239.000 6.411.067.348
Industri Barang 7.193.820.000 204.180.000 7.398.000.000
dari Kulit & Alas
Kaki
Industri Kayu 4.023.495.976 147.750.000 4.171.245.976
Industri Kertas & 1.553.286.141 165.000.000 1.718.286.141
Percetakan
Industri Kimia & 48.839.440.282 12.585.767.600 61.425.207.882
Farmasi
Industri Mineral 49.240.745.031 2.857.411.453 52.098.156.484
Nonlogam
Industri Logam, 94.617.938.632 207.262.681.727 301.880.620.359
Mesin &
Elektronika
Industri Instrumen 171.648.309 131.432.608 303.080.917
Kedokteran,
Presisi, Optik &
Jam
Industri Lainnya 87.737.661.258 74.667.820.309 162.405.481.567
Tersier 2.129.626.537.478 1.904.564.049.540 4.034.190.587.018
Listrik, Gas & Air 71.248.623.831 14.280.294.640 85.528.918.471
Konstruksi 203.433.198.581 272.102.266.610 475.535.465.191
Perdagangan dan 531.659.034.294 881.862.378.024 1.413.521.412.318
Reparasi
Hotel & Restoran 47.160.364.450 87.330.468.249 134.490.832.699
Transportasi, 49.933.495.472 88.504.263.491 138.437.758.963
Gudang &
Komunikasi
Perumahan, 27.025.355.046 53.601.157.404 80.626.512.450
Kawasan Industri
& Perkantoran
Jasa lainnya 1.199.166.465.804 506.883.221.122 1.706.049.686.926
Jumlah Total Investasi 5.765.564.920.559 2.589.654.485.204 8.355.219.405.763
Sumber data : Badan PM dan PT Kabupaten Kulon Progo, 2014

Jumlah investor tahun 2014 yang berminat berinvestasi (investor tracking) di


Kulonprogo tercatat sebanyak 30 perusahaan yang bergerak dalam 25 unit usaha.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 94


3.2.9 Sasaran Strategis Meningkatnya Kunjungan Wisata
Pengembangan kewisataan di Kulon Progo menjadi prioritas utama, bersama
pendidikan, kesehatan dan kebudayaan. Dengan pengembangan kewisataan ini
diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kulon progo.
Capaian IKU tahun 2014 menunjukkan bahwa persentase peningkatan
kunjungan wisata belum mencapai target yang ditentukan. Dari target 9,95% yang
direncanakan dapat terealisasi -0,45% dengan capaian kinerja -4,52% (tidak berhasil)
Tabel. 3.32
Rencana dan Realisasi Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kunjungan Wisata
Capaian 2014 Capai
an
Target
s/d
Indikator Capaian Akhir
No Sasaran Satuan 2014
Kinerja 2013 Target Realisasi % RPJMD
terha
(2016)
dap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Meningkatnya Persentase persen 10,48 9,95 -0,45 -4,52 10,11 -4,45
Kunjungan Peningkatan
Wisata Kunjungan
Wisata.
Sumber Data : Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kulon Progo
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, Persentase Peningkatan Kunjungan
Wisata tahun 2014 tidak mencapai target pertumbuhan yang ditetapkan yaitu
9,95%. Hal ini disebabkan jumlah kunjungan wisata ditarget 458.500 orang, hanya
terealisasi 415.136 orang (91%). Capaian kinerja tahun 2014 jika dibandingkan
dengan tahun 2013 mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu dari 10,48%
ditahun 2013 menjadi -0,45 ditahun 2014. Hal ini disebabkan karena perhitungan
indikator ini menggunakan rumus “pertumbuhan” jumlah kunjungan wisatawan.
Apabila dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD baru tercapai -4,45% dari target
10,11%.
Tidak terpenuhinya target capaian ini dipengaruhi oleh dua indikator, yaitu :

1. Capaian kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata beretribusi. Jumlah


kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata beretribusi tidak berhasil
memenuhi target jumlah kunjungan, disebabkan oleh factor-faktor sebagai
berikut :
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 95
a) Stagnasi kunjungan wisatawan ke obyek –obyek wisata pantai yang
notabene merupakan obyek wisata andalan di Kabupaten Kulon Progo.
Stagnasi tersebut bukan tidak mungkin disebabkan tidak adanya
pembangunan fasilitas penunjang daya tarik wisata di obyek-obyek wisata
pantai. Pembangunan sarana penunjang daya tarik wisata di obyek-obyek
wisata pantai memang dalam dua tahun terakhir ini tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Hal ini tidak terlepas dengan adanya
dinamika pembangunan dan investasi di kawasan pantai selatan Kabupaten
Kulon Progo, mulai dari Proyek Penambangan Pasir Besi, maupun rencana
pembangunan Bandara Internasional. Saat ini pemerintah kabupaten lebih
memfokuskan pengembangan kepariwisataan di kawasan utara yaitu melalui
program Bedhah Menoreh.
b) Kecenderungan minat wisatawan yang mulai tertarik untuk berkunjung ke
obyek-obyek wisata desa dan minat khusus. Adanya kecenderungan ini
menyebabkan kunjungan wisatawan ke Kulon Progo menjadi semakin
terdistribusi ke beberapa destinasi yang lebih luas.

2. Capaian kunjungan wisatawan ke desa wisata mengalami peningkatan yang


cukup siginifikan. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya media promosi
melalui website maupun media sosial yang secara efektif telah dimanfaatkan
oleh para pengelola desa wisata untuk menarik minat pengunjung. Disamping
itu, wisata desa semakin menjadi pilihan bagi wisatawan, dikarenakan daya
tarik alam yang masih relatif asri dan alamiah.

Upaya yang bisa dilakukan untuk membangun kepariwisataan di Kabupaten Kulon


progo adalah :
 Meningkatkan kualitas sarana dasar, perlunya pembangunan fasilitas rekreatif
maupun fasilitas something to do di obyek wisata, selain juga fasilitas
something to buy, dan kualitas something to see.
 Promosi wisata terus ditingkatkan lewat berbagai media, event, dan
kesempatan promosi.
 Perlu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan
pariwisata untuk menangkap peluang usaha.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 96


 Pembangunan akses dan prasarana pendukung, terutama untuk daya tarik
wisata baru khususnya obyek wisata alam baik berupa bendungan, air terjun,
pemandangan alam dan lain-lain. Prasarana pendukung yang perlu
diprioritaskan adalah peningkatan akses jalan, yang dalam hal ini melibatkan
instansi lain yang terkait. Dalam hal ini mulai tahun 2014 telah dicanangkan
program Bedhah Menoreh, yaitu sebuah upaya terpadu lintas instansi dalam
rangka mengembangkan kawasan di wilayah pegunungan Menoreh, termasuk
pada sektor pariwisata.

1) Distribusi Kunjungan Wisatawan tahun 2014 adalah sebagai berikut :


a) Pantai Glagah : 282,639 Orang
b) Pantai Trisik : 38,657 Orang
c) Pantai Congot : 18,802 Orang
d) Waduk Sermo : 37,201 Orang
e) Goa Kiskendo : 10,943 Orang
f) Puncak Suroloyo : 26,814 Orang
g) Kolam RenangTanjungsari : 80 Orang
Jumlah : 415,136 Orang
2) Pendapatan Asli Daerah dari Retribusi Pariwisata Tahun 2014 per obyek dan sarana
wisata adalah sebagai berikut :
a) Pantai Glagah : Rp. 1.317.885.000,-
b) Pantai Trisik : Rp. 68.483.000,-
c) Pantai Congot : Rp. 171.410.000,-
d) Waduk Sermo : Rp. 143.695.000,-
e) Goa Kiskendo : Rp. 29.222.000,-
f) Puncak Suroloyo : Rp. 96.789.000,-
g) Kolam Renang Tanjungsari : Rp. 240.000,-
h) Perahu Wisata : Rp. 1.510.000,-
i) Tambatan Perahu Wisata : Rp. 1.944.000,-
j) Sewa Sarana Prasarana Pariwisata : Rp. 13.350.000,-
Jumlah : Rp. 1.844.528.000,-
3) Mulai tahun 2010 Pemandian Clereng sudah dikelola oleh PDAM Kabupaten Kulon
Progo, sehingga pendapatan retribusi dari obyek wisata meliputi 6 (enam) obyek
wisata dan satu kolam renang serta retribusi dari penyewaan sarana prasarana
pariwisata, yaitu :
a) Pantai Glagah
b) Pantai Trisik
c) Pantai Congot
d) Waduk Sermo
e) Goa Kiskendo

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 97


f) Puncak Suroloyo
g) Kolam Renang Tanjungsari Samigaluh
h) Perahu Wisata
i) Tambatan Perahu Wisata
j) Sewa Sarana Prasarana Wisata
4) Kegiatan Promosi Wisata yang dilaksanakan adalah ;
a) Penggandaan leaflet, CD Pariwisata dan buku panduan wisata pendidikan
b) Travel Dialog ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta
c) Kerjasama promosi wisata bersama kab.Gunung Kidul (Progosari) ke
Temanggung Jawa Tengah
d) Pameran wisata di Jakarta
e) Atraksi Wisata di obyek wisata
5) Desa Wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo :
a) Desa Wisata Sermo, Hargowilis Kokap
b) Desa Wisata Banjaroyo, Kalibawang
c) Desa Wisata Banjarasri. Kalibawang
d) Desa Wisata Jatimulyo, Girimulyo
e) Desa Wisata Glagah,Temon
f) Desa Wisata Kalibiru,Kokap
g) Desa Wisata Sidorejo,Lendah
h) Desa Wisata Nglinggo,Samigaluh
i) Desa Wisata Pendoworejo,Girimulyo
j) Desa Wisata Purwoharjo, Samigaluh
k) Desa Wisata Sendangsari,Pengasih
l) Desa Wisata Trisik,Galur
m) Desa Wisata Banguncipto,Sentolo
Secara rinci realisasi capaian program dan kegiatan urusan Pariwisata adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.33
Capaian Peningkatan Kunjungan Wisatawan
2014
No Uraian Satuan 2013
Target Realisasi
1 Jumlah kunjungan wisatawan Orang 416.998 458.500 415.136
2 Jumlah target kunjungan Orang
wisatawan akhir tahun RPJMD 555.500 555.500 555.500
3 Jumlah kunjungan wisatawan Orang
ke desa wisata 47.457 48.881 112.294
4 Jumlah kunjungan wisatawan Orang
ke desa wisata akhir tahun
RPJMD 51.858 51.858 51.858

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 98


Capaian indikator kinerja %
program 83,29 88,40 132.6
Sumber data : Dinas Kebudparpora Kabupaten Kulon Progo, 2014

Capaian program Peningkatan Kunjungan Wisatawan mencapai realisasi


sebesar 132,6 persen dari target tahun 2014 sebesar 88,40 persen. Capaian ini
dipengaruhi oleh dua indikator, yaitu :

1) Capaian kunjungan wisatawan ke obyek-obyek wisata beretribusi. Jumlah kunjungan


wisatawan ke obyek-obyek wisata beretribusi tidak berhasil memenuhi target
jumlah kunjungan, disebabkan oleh factor-faktor sebagai berikut :
c) Stagnasi kunjungan wisatawan ke obyek –obyek wisata pantai yang notabene
merupakan obyek wisata andalan di Kabupaten Kulon Progo. Stagnasi tersebut
bukan tidak mungkin disebabkan tidak adanya pembangunan fasilitas penunjang
daya tarik wisata di obyek-obyek wisata pantai. Pembangunan sarana penunjang
daya tarik wisata di obyek-obyek wisata pantai memang dalam dua tahun
terakhir ini tidak dapat dilaksanakan sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Hal
ini tidak terlepas dengan adanya dinamika pembangunan dan investasi di
kawasan pantai selatan Kabupaten Kulon Progo, mulai dari proyek penambangan
pasir besi, maupun rencana pembangunan Bandara Internasional. Saat ini
pemerintah kabupaten lebih memfokuskan pengembangan kepariwisataan di
kawasan utara yaitu melalui program Bedhah Menoreh.
d) Kecenderungan minat wisatawan yang mulai tertarik untuk berkunjung ke obyek-
obyek wisata desa dan minat khusus. Adanya kecenderungan ini menyebabkan
kunjungan wisatawan ke Kulon Progo menjadi semakin terdistribusi ke beberapa
destinasi yang lebih luas.

2) Capaian kunjungan wisatawan ke desa wisata mengalami peningkatan yang cukup


siginifikan. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya media promosi melalui website
maupun media sosial yang secara efektif telah dimanfaatkan oleh para pengelola
desa wisata untuk menarik minat pengunjung. Disamping itu, wisata desa semakin
menjadi pilihan bagi wisatawan, dikarenakan daya tarik alam yang masih relatif asri
dan alamiah.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 99


Adapun penghargaan pada urusan Pariwisata selama tahun 2014 diperoleh
Desa Wisata Kalibiru, Hargowilis Kokap yang menjadi Juara IV Lomba Desa/Kampung
Wisata Tingkat Nasional Tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif.

a. Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan :
a) Keterbatasan sarana prasarana dan belum adanya fasilitas rekreatif di obyek
wisata yang mampu menjadi magnet kunjungan wisata.
b) Keterbatasan dalam penyusunan paket wisata yang ada di Kabupaten Kulon Progo
karena belum begitu dikenal oleh pasar wisata nusantara maupun mancanegara.
c) Peluang usaha pariwisata belum banyak ditangkap oleh pelaku usaha dan
masyarakat.
d) Masih belum optimalnya kinerja penarikan retribusi masuk obyek wisata.

2) Solusi :
a) Mengembangkan daerah tujuan wisata melalui pengadaan/pembangunan fasilitas
dasar maupun rekreatif.
b) Penyelenggaraan kegiatan Widya Wisata, yaitu program pengenalan potensi
obyek dan daya tarik wisata bagi para siswa Sekolah Dasar se- kabupaten Kulon
Progo yang dikemas dalam paket wisata edukatif, dengan tujuan agar para siswa
lebih mengenal potensi wisata di Kulon Progo.
c) Pelatihan bisnis dan ketrampilan para pelaku usaha di sektor pariwisata maupun
peningkatan pengetahuan dan manajemen bagi para pengelola Desa Wisata.
d) Optimalisasi kegiatan promosi wisata
e) Pembinaan kepada para petugas pemungut retribusi serta diadakan pemantauan
secara insidentil maupun berkala.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 100


3.2.10 Sasaran Strategis Meningkatnya Pelayanan Infrastruktur yang mendukung
Pengembangan Wilayah
Sasaran Meningkatnya
Pelayanan Infrastruktur
yang mendukung
Pengembangan Wilayah
terdiri dari satu indikator
yaitu “Persentase
Peningkatan Pelayanan
Infrastruktur” yang
ditargetkan dalam IKU 2014 telah menunjukkan hasil yang positif. Dari target
77,5% capaian tahun 2014 terealisasi 83,94% dengan capaian 108,31%. Jika
dibandingkan dengan capaian tahun 2013, mengalami peningkatan sebesar 8,53%
yaitu dari 75,41 tahun 2013 menjadi 83,94 tahun 2014. Capain ini juga menjadikan
target capaian pada pada akhir tahun RPJMD terealisasi 102,02%.

Tabel. 3.34
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pelayanan
Infrastruktur yang mendukung Pengembangan Wilayah
Capaian 2014 Capa
ian
Target
s/d
Indikator Capaia Akhir
No Sasaran Satuan Targe Realisas 2014
Kinerja n 2013 % RPJMD
t i terha
(2016)
dap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Meningkatnya Persentase persen 75,41 77,5 83,94 108,31 82,28 102,02
Pelayanan Peningkatan
Infrastruktur Pelayanan
yang Infrastruktur
mendukung Daerah.
Pengembangan
Wilayah.
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kulon Progo
Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak
pertumbuhanekonomi dan pembangunan. Keberadaan infrastruktur yang memadai

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 101


sangat diperlukan sepertihalnya infrastruktur jalan dan jembatan. Keterbatasan
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, menyebabkan melambatnya laju
investasi.Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan urusan pekerjaan umum di
Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan untuk meningkatnya pelayanan pada sektor
infrastruktur untuk mendukung laju investasi dan pengembangan wilayah. Penanganan
infrastruktur menjadi prioritas dalam RPJM Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun
2011-2016, dengan dialokasikan pendanaan yang besar maka target jalan dan jembatan
kabupaten agar dalam kondisi baik pada akhir tahun 2016 segera bisa terealisasi.

Program Pembangunan dan Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan


Kabupaten pada Tahun 2014, difokuskan pada kegiatan Penyiapan lahan untuk
jembatan yang mendukung jalan strategis untuk pengembangan wilayah ke depan, juga
untuk mempersiapkan pembangunan jembatan di Tahun 2015 seperti pengadaan tanah
untuk jembatan sambiroto seluas 1.605 m². Serta Sertifikasi tanah-tanah yang sudah
dibebaskan oleh Pemkab Kulon Progo sebanyak 30 sertifikat bidang tanah.

Program rehabilitasi/Pemeliharaan jalan dan jembatan merupakan upaya


untuk mempertahankan pelayanan dan kinerja jalan dan jembatan Kabupaten,
sehingga masyarakat di wilayah Kabupaten Kulon Progo mempunyai kemudahan
mobilitas dengan tingkat kenyamanan dan keamanan yang tinggi. Pada tahun 2014
telah dibuat DED (Detail Engineering Design) Flyover Ngelo Sentolo. Pemeliharaan
berkala jalan di 6 ruas jalan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kulon Progo
dengan panjang total jalan sepanjang 25.670 meter, sedangkan kegiatan peningkatan
jalan kabupaten dilaksanakan untuk menangani Jalan Kabupaten dengan tingkat
kerusakan > 23%. Sedangkan kegiatan pemeliharaan rutin jalan dilaksanakan untuk
Jalan Kabupaten dengan tingkat kerusakan < 11%.

Pada kegiatan pemeliharaan rutin jembatan dilaksanakan untuk Jembatan


dengan tingkat kerusakan < 11% sebanyak 20 unit. Peningkatan jalan dilaksanakan
untuk menangani jalan dengan tingkat kerusakan lebih dari 23% sebanyak 26 ruas jalan
Kabupaten tersebar di wilayah Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan Pemeliharaan rutin
dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi jalan yang baik/mantap atau dengan
tingkat kerusakan sampai dengan 11% selama kurun waktu 1 (satu) tahun ini. Target
capaian yang ada di RPJM Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 – 2016 Jalan dan
jembatan kondisi baik yang harus dicapai adalah 80%, Dari panjang jalan kabupaten
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 102
763.680 km di Kabupaten Kulon Progo, jalan dengan kondisi baik yang dicapai sampai
tahun 2014 adalah sepanjang 534,2 km atau sebesar 80%. Untuk capaian kinerja jalan
kabupaten dalam kondisi baik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.35
Capaian Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik
Kabupaten Kulon Progo tahun 2013-2014
Capaian Kinerja
No. Uraian 2014
2013
Target Capaian
Jumlah panjang kabupaten dalam kondisi
1
baik (km) 535.820 610.944 610.940
2 Jumlah panjang jalan kabupaten (km) 763.680 763.680 763.680
Capaian Indikator Kinerja Program (%) 70,16 80 79,99
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014

Capaian Kinerja panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik tahun 2014 belum
memenuhi target sebesar 80%, untuk itu pada tahun-tahun berikutnya diharapkan
target capaian jalan kabupaten dalam kondisi baik dapat tercapai. Dengan peningkatan
perbaikan infrastruktur jalan diharapkan dapat memperlancar mobilitas arus barang
dan jasa di Kabupaten Kulon Progo.

Pada program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan telah


dilakukan pemeliharaan terhadap alat-alat berat yang dimilki oleh Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo antara lain 6 (enam) buah Motorwalls, 1 (satu) buah pickup
ceres, 2 (dua) buah dumptruck, 1 (satu) buah Backhoe Loader. Dengan terpeliharanya
alat-alat berat yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Kulon Progo diharapkan dapat
menunjang kinerja pemerintah daerah dalam pembangunan insfrastruktur daerah,
karena dengan menggunakan alat-alat berat selain dapat menghemat waktu (tenaga
yang besar dan waktu yang singkat) juga dapat menunjang nilai-nilai ekonomis dalam
pembangunan. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi,
tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian biaya
perbaikan yang tidak semestinya. Pada pengujian laboratorium dilakukan antara lain uji
sand equivalent, uji sand cone, uji core drill, uji abrasi, uji gradasi, uji mix desain lpa, uji
pemadatan standar dan uji mix desain beton. Pada tahun 2014 telah terkumpul 287

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 103


permohonan uji konstruksi, dengan 225 permohonan yang tertangani. Untuk capaian
kinerja layanan uji laboratorium dan alat berat pada tahun 2014 belum memenuhi
target yaitu 61,92 % dari 72,73 % target yang ditetapkan. Capaian kinerja layanan uji
laboratorium dan alat berat dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.36
Capaian Layanan Uji Laboratorium dan Alat Berat
Kabupaten Kulon Progo tahun 2013-2014
Capaian Kinerja
No. Uraian 2014
2013
Target Capaian
1 Jumlah permohonan uji laboratorium
yang ditangani 140 300 225
2 Jumlah pemohon uji laboratorium 140 300 287
3 Jumlah alat berat dalam kondisi baik
(unit) 10 10 10
4 Jumlah alat berat (unit) 22 22 22
Capaian Indikator Kinerja Program (%) 72,73 72,73 61,92
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014

Air baku adalah adalah air bersih yang dipakai untuk keperluan air minum,
rumah tangga dan industri. Adapun sumber air baku adalah air permukaan, mata air
dan ait tanah. Sedangkan macam – macam air baku di alam adalah: air sungai, air
danau/waduk,rawa, air tanah dan mata air serta air laut. Untuk menjaga ketersediaan
air baku di Kabupaten Kulon Progo, Pemerintah Daerah Kulon Progo dalam hal ini Dinas
Pekerjaan Umum telah melaksanakan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air
Bersih dan Air Limbah. Program Pengembangan Kinerja Air Bersih dan Air Limbah
melaksanakan 3 kegiatan, antara lain penyediaan sarana sanitasi dasar, penyediaan
sarana air bersih dan fasilitasi pembangunan air bersih dan sanitasi.

Capaian kinerja ketersediaan air baku di Kabupaten Kulon Progo tahun 2014
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 104


Tabel 3.37
Capaian Ketersediaan Air Baku
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2014
Capaian Kinerja
No. Uraian 2014
2013
Target Capaian
1 Jumlah debit air yang dapat dilayani (juta
liter) 420,88 422,13 439,39
2 Jumlah kebutuhan debit air 435,60 435,93 457,51
Capaian Indikator Kinerja Program (%) 96,62 96,83 96,03
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014

Salah satu sektor yang menjadi komoditi utama Kabupaten Kulon Progo adalah
sektor pertanian. Untuk menunjang sektor pertanian di Kabupaten Kulon Progo telah
dilakukan upaya-upaya antara lain dengan peningkatan pelayanan irigasi. Adapaun
tujuan peningkatan pelayanan irigasi adalah untuk membasahi tanah berkaitan dengan
kapasitas kandungan air dan udara dalam tanah sehingga dapat dicapai suatu kondisi
yang sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman yang ada di tanah
tersebut. Namun secara tidak langsung irigasi mempunyai tujuan yang meliputi :
mengatur suhu dari tanah, mencuci tanah yang mengandung racun, mengangkut bahan
pupuk dengan melalui aliran air yang ada, menaikkan muka air tanah, meningkatkan
elevasi suatu daerah dengan cara mengalirkan air dan mengendapkan lumpur yang
terbawa air, dan lain sebagainya.

Dalam rangka peningkatan pelayanan irigasi, Pemerintah Kabupaten Kulon


Progo telah melakukan beberapa kegiatan. Dalam Program pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya telah dilaksanakan
kegiatan-kegiatan antara lain : Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun,
pemberdayaan petani pemakai air, operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi,
rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi serta peningkatan pengelolaan irigasi
patisipatip (WISMP). Selain Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi,
rawa dan jaringan pengairan lainnya juga ada Program pengembangan, pengelolaan
dan konservasi sungai, danau dan sumber daya air lainnya dengan kegiatan
pembangunan embung, dan bangunan penampung air lainnya. Dengan dua (2) program
tersebut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan irigasi di Kabupaten Kulon Progo.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 105


Untuk Capaian peningkatan jaringan irigasi di Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 3.38
Capaian Peningkatan Pelayanan Irigasi
Kabupaten Kulon Progo tahun 2013-2014
Capaian Kinerja
No. Uraian 2014
2013
Target Capaian
1 Jumlah panjang irigasi dalam kondisi baik 273.173 281.739 272.331
2 Jumlah panjang irigasi 399.630 399.630 399.630
3 Jumlah luas areal yang dilayani irigasi 10.048 10.087 10.346
4 Jumlah luas areal yang harus dilayani irigasi 10.585 10.585 10.585
5 Jumlah kelembagaan petani pengelola air
yang diberdayakan 118 177 184
6 Jumlah kelembagaan petani pengelola air
yang seharusnya ada 295 295 295
Capaian Indikator Kinerja Program (%) 67,76 75,27 76,09
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014

Untuk capaian peningkatan pelayanan irigasi di Kabupaten Kulon Progo tahun


2014 sebesar 76,09 %. Pada tahun 2014 telah dilakukan rehabilitasi 11 Daerah Irigasi (DI)
serta pemberdayaan masyarakat supaya capaian peningkatan jaringan irigasi dapat
terpenuhi. Dengan peningkatan pelayanan irigasi maka diharapkan dapat memperbaiki
drainase pengairan yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Dalam upaya menjaga drainase
pengairan dalam kondisi baik, telah dilaksanakan Program Pengembangan saluran
drainase/gorong-gorong. Pada Program pengembangan saluran drainase/gorong-gorong
dilaksanakan kegiatan rehabilitasi, pemeliharaan saluran Drainase/Gorong-Gorong
dengan pemeliharaan saluran Drainese/Gorong-gorong Ngestiharjo, Kalideres dan
Kalipening serta terpeliharanya bangunan-bangunan drainase sogan, drainase Sringkel,
drainase Sendangsari, drainase Anak Kalipening dan drainase Tawangsari. Untuk
capaian kinerja drainase pengairan dalam kondisi baik dapat dlihat pada tabel berikut.
Tabel 3.39
Capaian Drainase Pengairan Dalam Kondisi Baik
Kabupaten Kulon Progo tahun 2013-2014
Capaian Kinerja
No. Uraian 2014
2013
Target Capaian
1 Jumlah panjang drainase dalam kondisi baik 57,66 59,13 61,24
2 Jumlah panjang drainase 119,45 119,45 119,45
3 Jumlah luas wilayah yang tidak tergenang di
wilayah potensi tergenang 300 400 400
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 106
4 Jumlah luas potensi yang tergenang 2.573 2.573 2.573
Capaian Indikator Kinerja Program (%) 29,97 32,52 33,4
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan ditujukan untuk


meningkatkan pelayanan infrastruktur yang mendukung pengembangan Produksi
wilayah. Indikator yang diharapkan dari program ini adalah meningkatnya prosentase
jalan pedesaan dalam kondisi yang baik, dari Peraturan Bupati No. 285 Tahun 2014
tentang penetapan status ruas Jalan Kabupaten dan Ruas Jalan Pedesaan, panjang ruas
jalan Pedesaan dan Jalan Kabupaten se-Kabupaten Kulon Progo sepanjang 667,75
kilometer. Pada Tahun 2013 di Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kulon Progo menangani
Jalan Pedesaan sepanjang 51,9 kilometer, sampai dengan Tahun 2014 panjang total
jalan pedesaan tertangani (dalam kondisi baik) sepanjang 360,07 kilometer. Paket jalan
pedesaan yang ditangani Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah jalan pedesaan
yang ada dalam Peraturan Bupati tersebut diatas. Capaian kinerja
PeningkatanInfrastrukturPerdesaan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.40
Cakupan Peningkatan Infrastruktur Perdesaan
Kabupaten Kulon Progo tahun 2013-2014
Capaian Kinerja
No. Uraian 2014
2013
Target Capaian
1 Jumlah panjang jalan desa dalam kondisi
baik 284.060 334.060 360.070
2 Jumlah panjang jalan desa 500.938 500.938 500.938
Capaian Indikator Kinerja Program (%) 56,71 66,69 71,87
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014

Capaian kinerja PembangunanInfrastrukturPerdesaan tahun 2014 melebihi


target yang ditetapkan yaitu 71,87%. Capaian kinerja ini didapat dari pembangunan jalan
dan jembatan perdesaan sejumlah 54 lokasi. Dengan adanya
PembangunanInfrastrukturPerdesaan yang memadai diharapkan dapat Meningkatkan
akses masyarakat yang kurang terhadap infrastruktur dasar di wilayah perdesaan serta
untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan infrastruktur
perdesaan.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 107


Dalam upaya mewujudkan estetika dan keindahan kota, Program
Pengembangan Infrastruktur perkotaan melalui kegiatan pengembangan kota Wates.
Realisasi Program Pengembangan Infrastruktur perkotaan pada tahun 2014 sebesar
59,85 % melebihi target yang ditetapkan dalam RPJM Daerah yaitu sebesar 58,94%
dengan panjang jalan trotoar perkotaan yang sudah dikerjakan Pemerintah Kabupaten
Kulon Progo sepanjang 5.844 meter, akan diupayakan ditingkatkan di tahun mendatang
untuk mewujudkan jalan perkotaan yang menunjang estetika Kota Wates, Sedangkan
Pembangunan monumen Nyi Ageng Serang yang dipindahkan ke tengah jalan supaya
dapat mewujudkan identitas perkotaan Kota Wates.

Tabel 3.41
Capaian Peningkatan Infrastruktur Perkotaan
Kabupaten Kulon Progo tahun 2013-2014
Capaian Kinerja
No. Indikator Kinerja 2014
2013
Target Capaian
1 Jumlah panjang jalan perkotaan bertrotoar 5.600 5.600 5.844
2 Jumlah panjang jalan perkotaan 8.890 8.890 8.890
3 Luas RTH perkotaan 983,21 984,21 983,30
4 Jumlah kebutuhan RTH perkotaan 7.124,28 7.124,28 7.124,28
Jumlah panjang jalan perkotaan
5
berdrainase 8.890 8.890 8.890
6 Jumlah panjang jalan perkotaan 8.890 8.890 8.890
Capaian Indikator Kinerja Program (%) 58,93 58,94 59,85
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014

Capaian kinerja Pembangunan Infrastruktur Perkotaan tahun 2014 mencapai


59,85 %. Pembangunan infrastruktur merupakan katalis bagi pembangunan, dengan
adanya PembangunanInfrastruktur terutama diperkotaan meningkatkan akses
masyarakat terhadap sumberdaya sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan
efisiensi dan pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hampir dalam
semua aktifitas masyarakat dan pemerintah, keberadaan infrastruktur merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan sudah menjadi kebutuhan dasar.

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Bersih dan Air Limbah melalui
indikator meningkatnya prosentase rumahtangga berakses air bersih dan meningkatnya
prosentase rumahtangga berakses sistem air limbah yang baik. Pada tahun 2014
penyediaan air bersih difokuskan di lokasi bagian utara Kabupaten Kulon Progo dan ber

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 108


topografi perbukitan. Kebutuhan akan air bersih di perbukitan kadang mengalami
defisit oleh sebab itu penyediaan air bersih pedesaan ditujukan untuk mengatasi hal
tersebut, capaian rumah tangga berakses air bersih Tahun 2014 sebesar 90,81%
melebihi target kinerja pada RPJM Daerah yaitu dari target 61,12% artinya perlu
diupayakan dipertahankan dan dikembangkan alternatif penyediaan air bersih di
wilayah perbukitan dimasa mendatang. Dalam mendukung meningkatnya rumah
tangga berakses air limbah, melalui kegiatan Penyediaan Sarana Sanitasi Dasar,
dilaksanakan Pembangunan sarana sanitasi di 3 (tiga) kecamatan yaitu : Pembangunan
Sarana Sanitasi Kecamatan Panjatan, Sarana Sanitasi Kecamatan Temon, dan Sarana
Sanitasi Kecamatan Galur. Pencapaian prosentase masyarakat berakses sistem air
limbah untuk tahun 2014 sebesar 90,81% dari target RPJM sebesar 61,12%, pencapaian
ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena kegiatan hanya terfokus di kecamatan.
Capaian Kinerja layanan air bersihdanAirLimbah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.42
Capaian Layanan Air Bersih dan Air Limbah
Kabupaten Kulon Progo tahun 2013-2014
Capaian Kinerja
No. Uraian 2014
2013
Target Capaian
1 Jumlah rumah tangga berakses air bersih 95.880 98.043 75.521
2 Jumlah rumah tangga berakses air limbah 45.568 45.787 94.989
3 Jumlah rumah tangga 111.274 112.074 112.074
Capaian Indikator Kinerja Program (%) 60,40 61,12 76,07
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014

Capaian Kinerja PengembanganKinerjalayanan air bersihdanAirLimbah pada


tahun 2014 mencapai 76,07%, untuk itu perlu dipertahankan pada tahun-tahun
mendatang. Dengan adanya ketersediaan air bersih dan pengelolaan limbah yang baik
maka dapat meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat.
Untuk meningkatkan pelayanan masyarakat pada layanan persampahan,
Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo melaksanakan program pengembangan
kinerja pengelolaan persampahan, terdapat kegiatan peningkatan operasi dan
pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan dilaksanakan pengoprasian TPA
(Tempat Pembuangan Akhir) dan IPLT serta terlaksananya 3R di TPA. terlaksananya
operasional 1 unit mobil tinja, dua unit counteiner dan tersedianya lahan pembangunan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 109


saluran effluent TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Banyuroto selama 1 tahun. Serta
dilaksanakannya pemeliharaan kebersihan kota dengan tenaga kuliari berjumlah 42
orang, dengan penambahan sarana Container sebanyak 2 unit. Capaian Kinerja
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Kabupaten Kulon Progo tahun 2014
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.43
Cakupan Layanan Persampahan
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2014
Capaian Kinerja
No. Indikator Kinerja 2014
2013
Target Capaian
1 Jumlah sampah yang tertangani (ton) 49.952 46.168 37.740
2 Jumlah produksi sampah (ton) 121.532 122.310 122.310
Capaian Indikator Kinerja Program (%) 37,81 37,75 30,85
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014

Capaian Kinerja Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Kabupaten


Kulon Progo mencapai 30,85%. Target pelayanan kebersihan tahun 2014 belum
tercapai 37,75%, ini dikarenakan terbatasnya sarana persampahan dan terbatasnya
jumlah personil kebersihan di lapangan. Untuk itu perlu penambahan sarana dan
personil dalam urusan persampahan. Dengan tertanganinya sampah yang baik dapat
bermanfaat untuk membantu mengurangi sampah yang sering membuat banjir,
meminimalisir penyakit serta yang paling penting menanggulangi/mengurangi
pengaruh global warming.

Program pengembangan jasa konstruksi merupakan pelaksanaan amanat


Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi, yang mengamanatkan
peran pemerintah kabupaten adalah dalam pengaturan, pembinaan, pengawasan dan
pelaksanaan. Penerjemahan peran tersebut dengan mengusahakan terselenggaranya
tertib perijinan jasa konstruksi (IUJK), tertib pelaksanaan konstruksi, tertib pelaksanaan
ketentuan keteknikan, tertib kesehatan dan keselamatan kerja serta tertib
pemanfaatan hasil jasa konstruksi. Pada tahun 2014 ini, untuk ijin usaha jasa konstruksi
dilaksanakan monitoring dan penertiban IUJK pada 209 badan usaha, realisasinya dapat
tercapai sebanyak 122 badan usaha yang memenuhi ketentuan.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 110


Tabel 3.44
Capaian Peningkatan Kualitas Jasa Konstruksi
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2014
No. Uraian Capaian Kinerja
2014
2013
Target Capaian
1 Jumlah badan usaha yang memenuhi
128 140 122
ketentuan
2 Jumlah badan usaha konstruksi
224 228 209
keseluruhan
Capaian Indikator Kinerja Program (%) 57,14 61,4 58,37
Sumber data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo, 2014

Capaian Kinerja Peningkatan Jasa Konstruksi Kabupaten Kulon Progo tahun


2014 belum mencapai target yaitu 58,37% dari target sebesar 61,4%, Keberhasilan
pembangunan infrastruktur karena pembangunan infrastruktur sangat ditentukan oleh
pengelolaan jasa konstruksi. Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi di lapangan
maupun wawancara dengan stakeholders terkait, sampai saat ini pembinaan jasa
konstruksi yang dilakukan oleh pusat dan daerah belum maksimal sehubungan dengan
keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran.

a. Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan
Beberapa kegiatan pembangunan infrastruktur tidak selesai sesuai dengan waktu
yang telah dijadwalkan.
2) Solusi

Pembangunan yang tidak selesai tepat waktu, diusulkan untuk dilanjutkan melalui
anggaran perubahan tahun berikutnya

3.2.11 Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

Pencapaian Sasaran Meningkatnya Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam


dilaksanakan melalu berbagai kegiatan dengan tujuan untuk mewujudkan target-
terget capaian indikator kinerja yang telah dituangkan dalam RPJMD Kabupaten
Kulon Progo 2011-2016. Indikator kinerja sasaran ini beserta capaian kinerja untuk
Tahun 2014 selengkapnya disajikan pada tabel berikut :

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 111


Tabel 3.45
Rencana dan Realisasi Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya
Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam
Capaian 2014 Capaia
Target n s/d
Indikator Capaian Akhir 2014
No Sasaran Satuan Rea-
Kinerja 2013 Target % RPJMD terhad
lisasi (2016) ap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Meningkatnya Persentase Persen 78,69 79,47 79,55 100,10 81,07 98,13
Perlindungan Kesesuaian
dan Konservasi Pemanfaatan
Sumberdaya Ruang
Alam
2 Indeks Kualitas Persen 71,46 71,59 76,44 106,77 71,85 106,39
Lingkungan
Hidup

Sumber Data : Bappeda dan Kantor Lingkungan Hidup Kulon Progo

Dilihat dari target kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJMD 2011-2016, 2
(dua) indikator kinerja telah mencapai target yang ditetapkan dengan capaian
indikator kinerja Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dari target 79,47%
tercapai 79,55% (100,10%) dan indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dari
target 71,59 tercapai 76,44% (106,77%) dengan kriteria sangat berhasil.

Pencapaian Tahun 2014 jika dibandingkan dengan Tahun 2013 capaian


indikator kinerja Persentase Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dari terjadi
peningkatan 0,86% (101,09%) dan indikator Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
terjadi peningkatan 4,98% (106,98%)

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) merupakan parameter yang


digunakan untuk mengukur kualitas lingkungan hidup di suatu wilayah. Dengan
banyaknya data dan informasi lingkungan yang tersedia maka diperlukan satu
parameter tunggal yang mudah digunakan untuk mengetahui serta membandingkan
kualitas lingkungan hidup di suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Kementerian
Lingkungan Hidup telah menetapkan tiga parameter yang digunakan untuk
mengukur kualitas lingkungan hidup yaitu pencemaran air, pencemaran udara dan
luas tutupan hutan.Formula perhitungan IKLH dijelaskan sebagai berikut :

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 112


IKLH = IPA +IPU + ITH
3
IKLH :Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
IPA :Indeks Pencemaran Air
IPU :Indeks Pencemaran Udara
ITH : Indeks Tutupan Hutan

1. Perhitungan Indeks Pencemar Air (IPA)


Hasil Uji Rata-rata pada Titik Pantau I Sungai Serang :

Baku Mutu TP I
No. Parameter Satuan Klas II Hasil Uji C/L C/L (baru)
(L) (C)
1. COD mg/l 25 36 0,72 0,72
2. TSS mg/l 50 6,28 0,63 0,63
3. DO mg/l 5 24,1 0,96 0,96
Jumlah 2,32
Rata-rata 0,77
IP 0,87
Kategori Memenuhi
BM

Hasil Uji Rata-rata pada Titik Pantau II Sungai Serang :

Baku Mutu TP II
No. Parameter Satuan Klas II Hasil Uji C/L C/L (baru)
(L) (C)
1. COD mg/l 25 27 0,54 0,54
2. TSS mg/l 50 5,82 0,68 0,68
3. DO mg/l 5 24,36 0,97 0,97
Jumlah 2,20
Rata-rata 0,73
IP 0,86
Kategori Memenuhi
BM

Hasil Uji Rata-rata pada Titik Pantau III Sungai Serang :

Baku Mutu TP III


No. Parameter Satuan Klas II Hasil Uji C/L C/L (baru)
(L) (C)
1. COD mg/l 25 34,2 0,68 0,68
2. TSS mg/l 50 4,36 0,91 0,91

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 113


3. DO mg/l 5 27,92 1,11 1,23
Jumlah 2,84
Rata-rata 0,94
IP 1,10
Kategori Cemar
Ringan

Sehingga nilai rata-rata IP Sungai Serang Tahun 2014 adalah :


= 0,87 + 0,86 + 1,10
3
IP Air = 0,94 ( kategori memenuhi baku mutu )
Untuk penghitungan IKLH Indeks Pencemar Air = 0,94 x 100
IPA = 94

2. Indeks Pencemar Udara (IPU)


Indeks Pencemaran Udara dihitung dengan menggunakan parameter NO2 dan
SO2 dengan formula sebagai berikut :
IPU = IP NO2 + IP SO2
2
Dimana :
IP NO2 = (-0,2 x (0,177 x C NO2) + 100
IP SO2 = (-0,2 x (0,625 x C SO2 ) + 100

Hasil Pemantauan Kualitas Udara Tahun 2014 :


- Konsentrasi NO2 rata-rata : 34,35
- Konsentrasi SO2 rata-rata : 36,71
Sehingga :
- IP NO2 = (-0,2 x (0,177 x 34,35)) + 100
= 98,78

- IP NO2 = (-0,2 x (0,177 x 36,71)) + 100


= 98,70
Jadi :
IPU = 98,78 + 98,70
2
= 197,48
2
IPU = 98,74

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 114


3. Perhitungan Indeks Tutupan Hutan (ITH)
Indeks Tutupan Hutan untuk Kabupaten Kulon Progo dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
ITH = LHP + LHS + LHR + LHK
Luas Wilayah
Dimana :
ITH :Indeks Tutupan Hutan
LHP :Luas Hutan Primer (Suaka Margasatwa dan Hutan Lindung)
LHS :Luas Hutan Sekunder (Hutan Produksi)
LHR :Luas Hutan Rakyat
LHK :Luas Hutan Kota

Tabel 3.46
Indeks Tutupan Hutan
No. Klasifikasi Luas (Ha)
1. Luas Hutan Primer (LHP) 440,60
2. Luas Hutan Sekunder (LHS) 605,89
3. Luas Hutan Rakyat (LHR) 20392,30
4. Luas Hutan Kota (LHK) 9,3
5. Indeks Tutupan Hutan (ITH) 36,58
Sumber data : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, 2014

Dariketiga indeks diatas maka dilakukan perhitungan Indeks Kualitas


Lingkungan Hidup (IKLH) sebagai berikut :
IKLH = IPA +IPU + ITH
3
IKLH : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
IPA : Indeks Pencemaran Air
IPU : Indeks Pencemaran Udara
ITH : Indeks Tutupan Hutan

Perhitungan IKLH
IKLH 2014 = ( 94 + 98,74 + 36,58 )
3
= 76,44
Dari perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup melebihi target karena
meskipun Indeks Pencemar Air menurun dibandingkan tahun 2013, tetapi Indeks
Pencemaran Udara dan Indeks Tutupan Hutan meningkat lebih baik.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 115


Capaian Indikator Perlindungan dan Konservasi sumber Daya Alam, terdiri
atas capaian beberapa sub indikator antara lain :
a) Jumlah kawasan lindung yang ditangani.
Kawasan lindung yang ditangani ditargetkan 2, tetapi dapat direalisasikan pada
4 kawasan lindung dengan kegiatan sebagai berikut :
- Penanaman pada sempadan pantai, dengan tanaman pandan laut dan
cemara udang di Pasir Mendit Temon;
- Penanaman pada sempadan Sungai Bogowonto, dengan tanaman
bakau/mangrove;
- Penanaman pada sempadan mata air, dengan tanaman konservasi air di
Kokap, Pengasih, Samigaluh dan Girimulyo;
- Penanaman pada daerah rawan longsor di Samigaluh dengan tanaman
pengendali longsor.
b) Jumlah sumur resapan yang dibangun.
Sumur resapan yang terbangun sesuai dengan target yaitu 60 unit di wilayah
Kecamatan Watesdan Kecamatan Pengasih
c) Jumlah laporan dan informasi LH yang dikirim ke Kementrian LH.
Laporan dan informasi lingkungan hidup yang dikirim sesuai dengan target yang
diminta oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Adapun Laporan tersebut meliputi :
- Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD);
- Laporan Penerapan dan Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Lingkungan Hidup;
- Laporan Non Fisik Adipura;
- Laporan Profil Tutupan Vegetasi
d) Jumlah prestasi bidang LH yang diraih.
Jumlah prestasi bidang lingkungan hidup yang dapat diraih 6 (enam) prestasi
dari 9 evaluasi yang diikuti, capaian ini dibawah target raihan yakni 7 (tujuh)
prestasi. Prestasi tersebut antara lain : Adiwiyata Nasional, Adiwiyata Provinsi,
Kalpataru Provinsi, Pondok Pesantren Berwawasan LH Provinsi, Kampung Hijau
Provinsi dan Penyusun LSLHD Tingkat Nasional.
Belum tercapainya prestasi di bidang LH karena masih kurangnya kesadaran
sekolah-sekolah adiwiyata dalam mengelola sampah di lingkungan sekolah,

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 116


selain itu untuk prestasi kalpataru, terutama untuk kategori pengabdi/pembina
LH di Kabupaten Kulon Progo tidak ada tokoh masyarakat ataupun aparatur
yang memenuhi syarat untuk diajukan sebagai calon penerima penghargaan
tersebut.
Capaian Indikator Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup, meliputi capaian sub indikator sebagai berikut :
a) Jumlah dokumen lingkungan yang direkomendasi.
Dokumen lingkungan yang diajukan dan yang direkomendasikan sejumlah 309
dokumen, terdiri atas : 23 UKL/UPL, 3 DPPL dan 283 SPPL. Daftar rekomendasi
UKL/UPL dan DPPL sebagai berikut :
b) Jumlah aduan masyarakat yang ditindak lanjuti.
Laporan pengaduan masyarakat tentang dugaan pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup sejumlah 5 (lima) aduan dan semua telah ditindaklanjuti.
Adapun aduan tersebut antara lain :
Tabel 3.47
Aduan masyarakat yang telah ditindaklanjuti
No. Jenis Aduan Lokasi
1. Dugaan pencemaran udara akibat kegiatan Kalipetir Lor,
usaha pembuatan arang kayu Margosari, Pengasih
2. Dugaan pencemaran udara akibat kegiatan Clawer, Pengasih,
usaha peternakan ayam Pengasih
3. Dugaan pencemaran sungai dan sumur Plampang II, Kalirejo,
penduduk akibat kegiatan usaha pengolahan Kokap
kembali tailing emas tanpa izin
4. Dugaan pencemaran udara dan sungai akibat Gotakan, Panjatan,
pembuangan tinja di areal persawahan Panjatan
5. Kekhawatiran warga akan terjadinya Suruhan, Karangsari,
pencemaran lingkungan akibat kegiatan Pengasih
usaha peternakan ayam
Sumber data : Data Primer Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon
Progo, 2014
c) Jumlah sumber emisi tidak bergerak yang memenuhi persyaratan.
Dari hasil pemantauan terdapat 4 (empat) sumber emisi tidak bergerak yang
memenuhi persyaratan administratif dan teknis sesuai dengan target, antara
lain emisi cerobong industri pada :
- PT. Kurnia Bumi Pertiwi Panjatan;
- PT. Aneka Sinendo Sentolo; dan
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 117
- PT. Selo Adi Karto Nanggulan ( 2 sumber emisi ).
Jumlah usaha/kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis
pengendalian pencemaran air.
Dari hasil pemantauan pada usaha/kegiatan yang menghasilkan limbah cair, di
dapatkan data usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan
administratif dan teknis pengendalian pencemaran sejumlah 5 (lima) sesuai
dengan target, antara lain :
- RSUD Wates;
- RS Santo Yusuf Kalibawang;
- RS Muhammadiyah Nanggulan;
- PT. Sun Chang Indonesia;
- UKM Batik Faras Lendah
d) Luas lahan yang ditetapkan kerusakannya untuk produksi biomassa.
Luas lahan yang ditetapkan kerusakannya untuk produksi biomassa sesuai
target yang telah ditentukan yaitu 28.396 Ha. Luasan ini berdasarkan data pada
pemetaan tentang kerusakan lahan untuk produksi biomassa yang dilaksanakan
oleh BLH DIY tahun 2011. Tahun 2014 telah dilakukan pengujian tingkat
kerusakan lahan tersebut dengan mengambil sampel tanah di wilayah
Kecamatan Nanggulan dan Pengasih, khususnya untuk lahan pertanian dan
tegalan dengan tanaman pangan dan kayu tahunan.
e) Jumlah sumber emisi yang memenuhi baku mutu lingkungan.
Sumber emisi yang dipantau dan memenuhi baku mutu ada 4 (empat) titik,
sedangkan sesuai dengan target 5 (lima) titik, satu titik tidak dapat dilakukan
pemantauan karena sudah tidak beroperasi, yaitu incenerator RSUD Wates.
Sehingga hanya terdapat 4 (empat) sumber emisi yaitu emisi cerobong : PT. Selo
Adi Karto (2 titik), PT. Aneka Sinendo dan PT. Kurnia Bumi Pertiwi.
f) Jumlah desa dan kelurahan yang memiliki KSM sampah
Desa dan kelurahan yang memiliki kelompok swadaya masyarakat maupun
kelompok pengelola sampah mandiri tahun 2014 ini berjumlah 44 desa dan
kelurahan. Jumlah ini melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 15 desa
kelurahan. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya kesadaran
masyarakat dalam mengelola sampah dan juga dengan adanya bantuan sarana

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 118


prasarana pengelolaan sampah dari pemerintah daerah melalui Dana Alokasi
Khusus Bidang LH.
g) Jumlah biogas yang terbangun.
Realisasi pembangunan biogas tidak sesuai dengan target yang direncanakan
yaitu 12 unit. Hal ini karena ada 1 unit biogas yang tidak dapat terbangun, yaitu
biogas di TPA Sampah Banyuroto. Di lokasi tersebut telah dibangun 1 unit
Biogas TPA oleh PPEJ Kementrian LH dengan kapasitas lebih besar sehingga
dapat mengolah sampah organik di TPA dan dapat menghasilkan gas methan
yang dimanfaatkan oleh 20 rumah di sekitar TPA.
Prestasi (penghargaan) yang diperoleh dalam penyelenggaraan urusan antara
lain :
Tabel 3.48
Prestasi Urusan Lingkungan Hidup
Nama Orang/ Pemberi Tahun
No. Nama Penghargaan
Kelompok/ Organisasi Penghargaan Penghargaan
1. KT. Mudotomo, Kalpataru kategori Gubernur DIY 2014
Jatimulyo, Girimulyo Penyelamat LH
2. PP. Muh Darul Ulum Pondok Pesantren Gubernur DIY 2014
Galur Berwawasan LH
3. Desa Kaliagung Kampung Hijau Gubernur DIY 2014
Sentolo
4. SDN 1 Temon Adiwiyata Provinsi Gubernur DIY 2014
5. Pemerintah Penyusun Laporan Menteri Negara 2014
Kabupaten Kulon SLHD Terbaik Lingkungan Hidup
Progo RI
6. SMAN 1 Temon Adiwiyata Nasional Menteri Negara 2014
Lingkungan Hidup
RI
7. SDN Kalimenur PPKN Nasional Menteri 2014
Sentolo kategori Kecil Kehutanan
Menanam Dewasa
Memanen
Sumber data : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon Progo, 2014

b. Permasalahan dan Solusi

1) Permasalahan
a) Masih kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Perkotaaan Wates,
terutama untuk RTH Publik.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 119


b) Masih rendahnya kesadaran pedagang pasar Wates dalam mengelola sampah
pasar, sehingga kebersihan pasar Wates masih sangat kurang.
c) Belum adanya peraturan daerah yang mengatur tentang mekanisme pengajuan
izin lingkungan.

2) Solusi
a) Mengajukan permohonan fasilitasi RTH Perkotaan ke BLH DIY, antara lain untuk
pohon perindang jalan dan penghijauan di kompleks gedung kesenian Wates.
b) Sosialisasi tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar kepada pedagang
melalui poster dan stiker.
c) Telah diterbitkan peraturan Bupati Kulon Progo No. 22 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penerbitan Izin Lingkungan dan Keputusan Bupati Kulon Progo No.
322 Tahun 2014 tentang Pendelegasian Wewenang Penerbitan Izin Lingkungan
pada Kepala Kantor Lingkungan Hidup.

3.2.12 Terwujudnya Masyarakat yang Tentram, dan Tertib berdasarkan Kesadaran atas
Hukum

Keamanan, ketentraman dan ketertiban umum menjadi faktor pendukung yang


sangat kuat terhadap keberlangsungan pembangunan daerah di segala bidang.
Untuk itu dilaksanakan penyiapan terhadap aparat pelaksana untuk
mengkondisikan rasa aman dan tentram masyarakat melalui: pelaksanaan patroli
Keamanan Lingkungan dan pengamanan dalam event-event daerah dalam upaya
pencegahan tindak kriminal.

Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pada sasaran ini dilaksanakan untuk
mencapai tujuan mewujudkan ketentraman dan ketertiban melalui kepastian,
perlindungan dan penegakan hukum. Strategi yang dilaksaanakan melalui
terwujudnya masyarakat yang tentram dan tertib, berdasarkan atas hukum.

Capaian kinerja Terwujudnya masyarakat yang tentram, dan tertib berdasarkan


kesadaran atas hukum tahun 2014dengan membandingkan target capaian kinerja
yang telah ditetapkan dalam RPJM Daerah tahun 2012- 2016 sebagai berikut.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 120


Tabel.3.49
Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terwujudnya Masyarakat yang
Tenteramdan Tertib berdasarkan kesadaran atas hukum.
Capaian 2014 Capaia
Target n s/d
Indikator Capaian Akhir 2014
No Sasaran Satuan
Kinerja 2013 Target Realisasi % RPJMD terhad
(2016) ap
2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Terwujudnya Persentase persen -12,80 3,36 6,72 200 4,55 148,02
Masyarakat Penurunan
yang Pelanggaran
Tenteramdan Hukum
Tertib Daerah
berdasarkan
Kesadaran atas
Hukum
Sumber Data : Satuan Polisi Pamong Praja Kulon Progo

Berdasarkan hasil pengukuran indikator kinerja persentase penurunan


pelanggaran hukum daerah pada tahun 2014, telah tercapai melebihi target yaitu
dari target 3,36 % terealisasi 6,72 % (tercapai 200%) dengan jumlah penurunan
kasus sejumlah 222 kasus sehingga mengalami penurunan sejumlah 16 kasus dari
target 8 kasus. Tahun 2014 ditargetkan penurunan jumlah pelanggaran sebanyak 8
kasus dari tahun 2013 (238 kasus) menjadi 230 kasus.

Capaian Indikator Persentase Penurunan Pelanggaran Hukum Daerah jika


dibandingkan dengan target akhir RPJMD telah tercapai 148,02 %. Sedangkan
target penurunan kasus pelanggaran Perda pada akhir tahun 2016 adalah 210
kasus.

Keberhasilan penurunan jumlah pelanggaran hukum karena beberapa faktor


sebagai berikut :
a. Peran aktif masyarakat dalam peningkatan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat.
b. Patroli wilayah secara rutin dan Sosialisasi Perda oleh SatPol PP mampu
memberi pemahaman akan Peraturan Daerah.
c. Antusias personil SatPol PP dalam melaksanakan tugas walaupun jumlah
personil dan PPNS masih kurang dan belum sesuai Perbup/ aturan yang ada.
d. Komitmen Pejabat di lingkungan SatPol PP.
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 121
Adapun kasus Pelanggaran Perda yang ditemukan :
a. Perda No. 4 Th. 2000 tentang izin trayek dan Perda No. 8 Th. 2000 tentang
pengujian kendaraan bermotor (83 kasus);
b. Perda No. 6 Th. 2002 tentang IUP Bahan Galian Gol. C (15 kasus);
c. Perda No. 11 Th. 2011 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pasar
Tradisional serta Penataan Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern (67 kasus);
d. Perda No. 4 tahun 2013 tentang Ketertiban Umum (57 kasus);
Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati dilaksanakan untuk
menciptakan kesadaran masyarakat,sertauntuk mentaati undang-undang dan
memberikan perlindungan terhadap masyarakat. Penegakan peraturan yang
dilaksanakan meliputi operasi yang bersifat pembinaan (non Yustisi) dan Operasi
Yustisi (diselesaikan secara hukum). Penegakan Perda dan Perbub untuk
menciptakan kondisi yang aman, tertib dan sadar hukum di masyarakat sehingga
mendukung akselerasi pelaksanaan pembangunan, penegakan pelanggaran pada
tahun 2014 dari target 230 kasus terealisasi 222 kasus.
Kondisi perubahan wilayah yang selalu berkembang kearah peningkatan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, berbanding lurus dengan
peningkatan beban dan tantangan ketugasan Satuan Polisi Pamong Praja. Semakin
tinggi tingkat perkembangan suatu wilayah maka semakin tinggi juga kemungkinan
tidak tertibnya pelaksanaan peraturan di masyarakat.
Tantangan profesionalisme Satuan Polisi Pamong Praja dalam menghadapi
perubahan dan perkembangan wilayah akan semakin berat, ketika SKPD ini tidak
dipersiapkan secara cermat dan tepat dalam mengantisipasi kemungkinan dari
imbas perkembangan. Apalagi Kabupaten Kulon Progo saat ini sedang dalam
proses perubahan yang signifikan dengan adanya program-program mega proyek
disisi sebelah selatan. Perencanaan wilayah dengan pembagian daerah untuk
kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, kawasan pemukiman dan kawasan
pertambangan akan menjadi tantangan dalam penyelenggaraan ketertiban umum,
ketentraman masyarakat dan penegakan peraturan daerah dan keputusan bupati.
Perubahan wilayah tersebut sudah selayaknya juga diimbangi dengan
penyiapan Satuan Polisi Pamong Praja yang memiliki kompetensi dari sisi integritas

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 122


dan profesionalisme. Tanpa kedua hal tersebut maka akan semakin berat tugas
Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan fungsinya.
Tantangan lain yang seringkali salah persepsi adalah bahwa dengan
peningkatan kinerja Satua Polisi Pamong Praja maka akan semakin sedikit temuan
pelanggaran dilapangan. Padahal seharusnya semakin profesional dalam
pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja maka temuan pelanggaran yang
didapatkan juga akan meningkat. Hal ini bukan karena semakin banyaknya
pelanggaran yang terjadi, melainkan karena semakin cermatnya petugas dalam
mengantisipasi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku. Selain itu setiap
tahun selalu ada penyusunan peraturan daerah yang baru sesuai dengan situasi
perkembangan yang terjadi diwilayah. Kegiatan masyarakat yang sebelumnya
bukan pelanggaran, maka setelah diundangkan suatu peraturan yang baru bisa jadi
merupakan pelanggaran peraturan daerah.

3.3 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya

Pencapaian indikator kinerja utama disamping melalui pelaksanaan berbagai


program utama, juga didukung dengan penggunaan sumberdaya lainnya.

Salah satu Sumberdaya yang sangat besar perannya dalam pencapaian


Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Kulon Progo adalah SDM. SDM PNSD
Kabupaten Kulon Progo berjumlah 8.047 orang dengan komposisi menurut golongan
didominasi golongan III sejumlah 3.227 orang (40,10%) dan golongan IV sejumlah
3.395 orang (42,19%). Untuk Golongan IV sebagian besar merupakan tenaga jabatan
fungsional guru.

Kondisi Pegawai menurut Golongan Tahun 2014


2,85%
14,86% Golongan I
42,19%
Golongan II
40,10% Golongan III
Golongan IV

Sumber data: Badan Kepegawaian Daerah Kab. Kulon Progo, 2015


Diagram 3.3
Kondisi Pegawai menurut Golongan
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 123
Selanjutnya untuk tingkat Pendidikan Pegawai Kabupaten Kulon Progo Tahun
2014 didominasi berpendidikan S1 sebanyak 4.060 orang (49,82%) yang dapat dilihat
pada diagram berikut :

Tingkat Pendidikan Pegawai Tahun 2014


5000
4.153
4000

3000
1.803
2000

1000 578 752


100 240 79 279
63 1
0
SD SLTP SLTA DI DII DIII DIV S1 S2 S3
Tingkat Pendidikan Pegawai

Sumber data: Badan Kepegawaian Daerah Kab. Kulon Progo, 2015


Diagram 3.4
Kondisi Pegawai menurut Pendidikan
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014

3.4 Akuntabilitas Keuangan

Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan dalam rangka


penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan dan pelayanan
umum yang optimal untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka menyusun dan
menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
disusun berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Nomor 13 Tahun 2006
beserta perubahannya dan peraturan yang berlaku lainnya. Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014.

Sementara itu, sesuai peraturan perundangan yang berlaku, struktur


Pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-
lain pendapatan daerah yang sah. Pada dokumen APBD tercantum besaran target
pendapatan daerah yang dipergunakan sebagai prediksi pendapatan yang terukur
dan merupakan capaian minimal yang harus diperoleh. Sedangkan di akhir tahun
| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 124
anggaran, diketahui realisasi penerimaan atas pendapatan daerah dimaksud. Berikut
disajikan dalam tabel, target dan realisasi pendapatan daerah pada tahun anggaran
2014.

Tabel 3.50
Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten Kulonprogo Tahun Anggaran 2014
Target Realisasi %
No Sumber Pendapatan
(Rp.) (Rp.) Capaian
1 Pendapatan Asli Daerah 131.892.992.136,75 158.623.927.339,19 120,27
2 Dana Perimbangan 710.400.925.480.,00 708.270.656.952.00 99,70
3 Lain-lain Pendapatan
Daerah Yang Sah 246.518.859.444,66 253.530.191.836,47 102,84
Jumlah 1.088.812.577.061,41 1.120.424.776.127,66 102,90
Sumber data : DPPKA Kabupaten Kulon Progo, 2015

Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam struktur APBD terdiri dari Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.

Tabel 3.51
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Kulonprogo Tahun Anggaran 2014
No Sumber Pendapatan Target Anggaran Realisasi % Capaian
1. Pajak Daerah 20.447.388.961,66 21.173.933.063,00 103,55
2. Retribusi Daerah 6.776.772.693,00 6.777.314.436,00 100,01
3. Hasil Pengelolaan
Kekayaan daerah
yang dipisahkan 10.255.839.797,41 10.176.928.233,90 99,23
4 Lain-lain PAD yang
sah 94.412.990.684,68 120.498.207.252,29 127,63
Jumlah
131.892.992.136,75 158.623.927.399,19 120,27
Sumber data : DPPKA Kabupaten Kulon Progo, 2015

Realisasi Pendapatan Asli Daerah tahun 2014 sebesar Rp.158.798.531.703,19


atau dengan prosentase capaian sebesar 120,40% dari target yang ditetapkan.

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 125


Tabel 3.52
Perbandingan Capaian Kinerja IKU dan Capaian Kinerja Keuangan
Tahun 2014
No. Sasaran Indikator Target Realisasi % Program Target Realisasi %
Strategis
1 Meningkatnya Rata-rata Lama 8,38 8,52 101,67 1 Program Pendidikan 899.559.350 828.125.400 92,06
derajat Sekolah Dasar Usia Dini
pendidikan Angka Melek Huruf 92,12 94,09 102,14 2 Program Wajib Belajar 17.049.638.925 12.364.982.955 72,52
masyarakat Pendidikan Dasar
Persentase Akses 90,97 91,91 101,03 3 Program Pendidikan 7.793.604.950 5.140.654.750 65,96
dan Mutu Menengah
Pendidikan 4 Program Pendidikan 226.350.100 212.504.400 93,88
Non Formal
5 Program Manajemen 545.114.150 500.830.675 91,88
Pelayanan Pendidikan
6 Program Peningkatan 1.717.373.350 1.708.287.450 99,47
Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
7 Program Peningkatan 329.896.125 325.337.575 98,62
Peran serta Pelajar
8 Program 272.560.000 266.811.250 97,89
Pengembangan Budaya
Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
Jumlah............................. 101,61 28.834.096.950 21.347.534.455 89,04
2 Meningkatnya Angka Harapan 74,78 75,2 100,56 1 Program Pelayanan 11.668.396.771 11.370.383.489 97,45
derajat Hidup Medis
kesehatan 2 Program 481.580.150 480.038.480 99,68
masyarakat Pemberantasan
Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 126


3 Program 42.871.943.021 36.297.033.888 84,66
Pengembangan
Kesehatan
4 Program Keluarga 1.359.341.700 1.238.954.350 91,14
Berencana
5 Program Peningkatan 72.505.276.025 68.485.372.068 94,46
Pelayanan Kesehatan
Rujukan
6 Program Pembinaan dan 330.294.350 313.434.200 94,90
Pemasyarakatan
Olahraga
7 Program Peningkatan 400.880.625 322.846.975 80,53
Sarana dan Prasarana
Olahraga
8 Program Peningkatan 40.804.100 35.614.500 87,28
Peran serta Kepemudaan
Angka Kematian 93,67 94,25 99,38 9 Program Pelayanan 1.734.999.500 1.687.205.760 97,25
Ibu (per 100.000 Kesehatan Masyarakat
Kelahiran Hidup)
Angka Kematian 12,32 11,49 106,74
Bayi (Per 1.000
Kelahiran Hidup)
Jumlah............................. 102,23 131.393.516.242 120.230.883.710 91,93
3 Meningkatnya Angka Kemiskinan 21,27 19,02 110,58 1 Program Peningkatan 642.583.250 610.452.475 95,00
keberdayaan Kualitas Hidup dan
masyarakat Perlindungan
Perempuan dan Anak
2 Program Peningkatan 29.557.600 29.376.175 99,39
Peran serta dan
Kesadaran Jender dalam
Pembangunan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 127


3 Program Keluarga 207.972.400 207.936.900 99,98
Sejahtera
4 Program Penguatan 207.896.600 197.996.435 95,24
Kelembagaan
Masyarakat
5 Program Peningkatan 4.711.244.100 4.497.724.975 95,47
Partisipasi Masyarakat
6 Program 193.014.500 191.687.900 99,31
Pengembangan
Wilayah Transmigrasi
7 Program Perlindungan 447.068.400 445.354.800 99,62
dan Pemberdayaan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
(PMKS)
8 Program 661.023.900 655.022.000 99,09
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan Sosial
Jumlah............................. 110,58 7.100.360.750 6.835.551.660 97,89

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 128


4 Meningkatnya Angka 2,54 2,88 86,61 1 Program Peningkatan 6.597.692.300 6.359.629.355 96,39
keterserapan Pengangguran Kesempatan Kerja
tenaga kerja 2 Program Peningkatan 430.319.950 428.194.150 99,51
Kualitas dan
Produktivitas Tenaga
Kerja
3 Program Perlindungan 149.239.250 147.146.850 98,60
Ketenagakerjaan
Jumlah............................. 86,61 7.177.251.500 6.934.970.355 98,17
5 Meningkatnya Persentase 81,55 75,83 92,99 1 Program Peningkatan 361.728.600 349.766.015 96,69
pengembangan Partisipasi Kekayaan dan
dan pelestarian Masyarakat dalam Keragaman Budaya
nilai-nilai Pengembangan 2 Program 84.378.000 76.235.420 90,35
budaya dan Pelestarian Pengembangan Nilai
Budaya Budaya
Jumlah............................. 92,99 446.106.600 426.001.435 93,52
6 Meningkatnya Nilai Evaluasi 3,25 3,204 98,58 1 Program Peningkatan 808.075.750,00 755.857.682,00 93,54
kapasitas Kinerja Pelayanan Kedinasan
kelembagaan Penyelenggaraan KHD/WKDH
dan aparatur Pemerintahan 2 Program Peningkatan 41.608.250,00 41.125.675,00 98,84
pemerintahan Daerah Kerjasama Antar
Daerah
3 Program 196.617.475,00 192.545.125,00 97,93
Pengembangan
Kapasitas Otonomi
Daerah
4 Program Pembinaan 199.456.497,00 195.526.222,00 98,03
BUMD/Desa dan
Lembaga Keuangan
Non Bank

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 129


5 Program Peningkatan 304.030.425,00 271.362.475,00 89,26
Pelayanan
Kemasyarakatan
6 Program Penataan dan 138.334.975,00 135.305.832,00 97,81
Penguatan Organisasi
7 Program Peningkatan 1.034.394.875,00 736.400.490,00 71,19
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
8 Program Peningkatan 6.941.904.100,00 5.664.957.525,00 81,61
Kapasitas Lembaga
Perwakilan Rakyat
Daerah
9 Program Peningkatan 1.328.745.875,00 1.311.597.325,00 98,71
Pelayanan Kecamatan
10 Program Peningkatan 354.373.500,00 342.141.105,00 96,55
Pelayanan Kelurahan
11 Program 386.866.200,00 275.407.000,00 71,19
Pengembangan
Kapasitas Otonomi
Desa
12 Program Peningkatan 137.474.400,00 134.142.925,00 97,58
Pengelolaan Kearsipan
Nilai Akuntabilitas 3 4 133,33 13 Program Perencanaan 1.319.934.765,00 1.212.314.110,00 91,85
Kinerja Pembangunan Daerah
14 Program 128.654.960,00 87.709.044,00 68,17
Pengembangan
Kerjasama IPTEK
15 Program 650.289.700,00 531.239.231,00 81,69
Pengembangan
Data/Informasi/Statistik

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 130


16 Program Penguatan 140.545.075,00 135.133.525,00 96,15
Akuntabilitas Kinerja
17 Program 963.950.900 885.619.379 91,87
Pengembangan
Komunikasi,
Informatika dan Media
Massa
18 Program Peningkatan 1.574.742.003,00 1.370.877.639,00 87,05
Sistem Pengawasan
Internal
Akuntabilitas 4 4 100,00 19 Program Peningkatan 2.385.197.415,00 2.237.814.350,00 93,82
Pengelolaan dan Pengembangan
Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan
(Opini BPK) Daerah
Jumlah............................. 110,64 19035197140,00 16517076659,00 85,14
7 Meningkatnya Pertumbuhan 5,12 5,09 99,41 1 Program Peningkatan 735.134.500,00 657.003.490,00 89,37
kinerja Ekonomi Produksi
ekonomi dan Pertanian/Perkebunan
pendapatan Pendapatan 100,26 2 Program Penyediaan 5.535.768.460,00 5.382.308.450,00 97,23
masyarakat Perkapita 5.334.059 5.348.049 Sarana dan Prasarana
Pertanian/Perkebunan
Rasio Gini 0,3375 0,2828 116,21 3 Program Peningkatan 372.717.700,00 329.595.105,00 88,43
Mutu dan Pemasaran
Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
4 Program Peningkatan 1.156.200.000,00 1.086.098.925,00 93,94
Produksi Hasil
Peternakan
5 Program Penyediaan 1.409.835.800,00 1.192.431.500,00 84,58
Sarana dan Prasarana
Peternakan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 131


6 Program Peningkatan 22.000.000,00 21.750.600,00 98,87
Mutu dan Pemasaran
Hasil Produksi
Peternakan
7 Program Pencegahan 299.000.000,00 274.894.700,00 91,94
dan Penanggulangan
Penyakit Ternak
8 Program 2.533.221.795,00 2.122.008.299,00 83,77
Pengembangan
Budidaya Perikanan
9 Program 3.311.527.550,00 2.633.791.760,00 79,53
Pengembangan
Perikanan Tangkap
10 Program Peningkatan 16.500.000,00 15.575.300,00 94,40
Mutu dan Pemasaran
Hasil Produksi
Perikanan
11 Program Pemanfaatan 121.195.700,00 104.584.750,00 86,29
Potensi Sumber Daya
Hutan
12 Peningkatan Kualitas 179.662.300,00 177.512.325,00 98,80
Kelembagaan Koperasi
13 Program 220.015.750,00 211.864.738,00 96,30
Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif
Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah
14 Program Peningkatan 747.399.840,00 700.619.800,00 93,74
Ketahanan Pangan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 132


15 Program Pembinaan 403.625.850,00 399.250.700,00 98,92
dan Penataan Pasar
Tradisional
16 Program 5.169.868.735,00 4.819.608.275,00 93,22
Pengembangan Usaha
Perdagangan
17 Program 651.045.126,00 611.814.275,00 93,97
Pengembangan Industri
Jumlah............................. 105,29 22.884.719.106,00 20.740.712.992,00 91,96
8 Meningkatnya Nilai Realisasi 156,02 1 Program Peningkatan 327.614.900,00 326.604.525,00 99,69
daya saing Investasi 406.916 634.860 Iklim Investasi dan
investasi (PMA/PMDN) Realisasi Investasi
daerah (Jutaan rupiah) 2 Program Peningkatan 99.674.500,00 97.136.375,00 97,45
Kualitas Pelayanan
Publik
Jumlah............................. 156,02 427.289.400,00 423.740.900,00 98,57
9 Meningkatnya Persentase 9,95 -0,45 -4,52 1 Program 1.238.582.000,00 1.199.388.250,00 96,84
kunjungan Kenaikan Jumlah Pengembangan
wisatawan Kunjungan Wisata Pariwisata
Jumlah............................. -4,52 1.238.582.000,00 1.199.388.250,00 96,84
10 Meningkatnya Persentase 77,5 83,94 108,31 1 Program 76.470.748.116,00 68.652.113.170,00 89,78
pelayanan Peningkatan Pengembangan dan
infrastruktur Pelayanan Rehabilitasi
yang Infrastruktur Pemeliharaan Jalan dan
mendukung Daerah Jembatan
pengembangan 2 Program Peningkatan 259.504.125,00 227.601.250,00 87,71
wilayah Sarana dan Prasarana
Kebinamargaan
3 Program Pembangunan 21.508.943.450,00 20.525.677.850,00 95,43
Infrastruktur Perdesaan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 133


4 Program 6.211.153.000,00 5.746.967.275,00 92,53
Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan
Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan
Lainnya
5 Program 2.268.840.600,00 2.247.296.475,00 99,05
Pembangunan,
Rehabilitasi Saluaran
Drainase dan Gorong-
Gorong
6 Program 1.157.607.800,00 967.988.270,00 83,62
Pengembangan,
Pengelolaan dan
Konservasi Sumber
Daya Air
7 Program Peningkatan 14.202.485.045,00 13.669.856.300,00 96,25
Srana Prasarana
Gedung Kantor dan
Bangunan Umum
8 Program Pembinaan 105.623.750,00 105.603.650,00 99,98
Jasa Konstruksi
9 Program 3.091.670.350,00 2.869.640.600,00 92,82
Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Minum
dan Air Limbah
10 Program 1.027.841.900,00 755.955.950,00 73,55
Pengembangan
Perumahan
11 Program Lingkungan 8.698.347.615 4.734.252.900 54,43
Sehat Perumahan

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 134


12 Program Peningkatan 199.126.050,00 197.785.250,00 99,33
Sarana dan Prasarana
Perhubungan
13 Program Pengendalian 2.025.241.950,00 1.826.319.881,00 90,18
dan Pengamanan Lalu
Lintas
14 Program Peningkatan 214.081.800 209.377.100 97,80
Pelayanan Angkutan
15 Program Penataan, 1.309.234.750,00 1.238.330.022,00 94,58
Penguatan, Pemilikan,
Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
16 Program 70.688.900 69.759.875 98,69
Pengembangan
Kegeologian dan Energi
Jumlah............................. 108,31 138.821.139.201 124.044.525.818 90,36
11 Meningkatnya Persentase 79,47 79,55 100,10 1 Program Perencanaan 797.108.400,00 775.459.375,00 97,28
perlindungan Kesesuaian Tata Ruang
dan konservasi Pemanfaatan 2 Program Pengendalian 224.905.800,00 221.457.025,00 98,47
sumberdaya Ruang Pemanfaatan Ruang
alam Indeks Kualitas 71,59 76,44 106,77 1 Program Rehabilitasi 1.380.440.180,00 1.191.474.488,00 86,31
Lingkungan Hidup Hutan dan Lahan
2 Program Pembangunan 4.901.977.200,00 4.280.692.950,00 87,33
Infrastruktur Perkotaan
3 Program Perlindungan 369.965.550,00 349.247.875,00 94,40
dan Konservasi Sumber
Daya Alam
4 Program Pengendalian 388.496.600,00 381.053.400,00 98,08
Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan
Hidup

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 135


5 Program 1.251.414.675,00 1.212.370.350,00 96,88
Pengembangan Kinerja
Pengelolaan
Persampahan
6 Program 68.500.000,00 60.468.750,00 88,28
Pemberdayaan
Masyarakat dalam
Pengawasan dan
Pengendalian
Sumberdaya Perikanan
dan Kelautan
7 Program Pengusahaan 186.601.500,00 182.995.925,00 98,07
dan Pengawasan
Pertambangan
8 Program Pengelolaan 315.173.230,00 311.884.400,00 98,96
Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
9 Program 32.100.000,00 26.427.925,00 82,33
Penanggulangan Dini
Bencana
10 Program Tanggap 1.189.155.000,00 186.379.750,00 15,67
Darurat Bencana
11 Program Rehabilitasi 103.983.550,00 102.243.050,00 98,33
dan Rekonstruksi Pasca
Bencana.
Jumlah............................. 103,44 11.209.821.685,00 9.282.155.263,00 87,72

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 136


12 Terwujudnya Persentase 3,36 6,72 200,00 1 Program Penataan 1.368.478.900 1.335.795.400 97,61
masyarakat Penurunan Administrasi
yang tenteram Pelanggaran Kependudukan
dan tertib, Hukum 2 Program Peningkatan 1.960.901.800 1.377.328.515 70,24
berdasarkan Keamanan dan
kesadaran atas Kenyamanan
hukum Lingkungan
3 Program Penataan 548.044.500 536.569.000 97,91
Peraturan Perundang-
undangan
4 Program Pelayanan 249.366.725 176.331.650 70,71
Bantuan Hukum
5 Program Peningkatan 178.222.609 158.258.300 88,80
Wawasan Kebangsaan
dan Politik Masyarakat
Jumlah............................. 200,00 4.305.014.534 3.584.282.865 85,05

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 137


BAB

4 PENUTUP

L
aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pemerintah Kabupaten Kulon Progo
disusun sebagai wujud berkembangnya semangat akuntabilitas serta dukungan
sistem administrasi yang mampu menjamin kelancaran dan keterpaduan
pelaksanaan tugas dan fungsi yang makin handal, profesional, efisien, efektif serta
tanggap terhadap aspirasi rakyat dan dinamika perubahan lingkungan strategis. Tujuan
penyusunan laporan akuntabilitas kinerja ini adalah sebagai alat umpan balik (feedback)
yang dapat digunakan manajemen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

Hasil analisis akuntabilitas kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati Kulon
Progo tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa dari 21 indikator yang ditargetkan, terealisasi
20 indikator yang berkinerja Sangat Baik (95,24%) dan 1 indikator berkinerja Tidak Berhasil
(4,76%).

Indikator Kinerja Utama Bupati yang telah berkinerja Sangat Berhasil sebanyak 20
indikator, yaitu indikator sasaran strategis :
a. rata-rata lama sekolah tercapai 101,67%
b. angka melek huruf tercapain 102,14%
c. persentase akses dan mutu pendidikan tercapai 101,03%;
d. angka harapan hidup tercapai 100,56%;
e. angka kematian ibu 99,38%;
f. angka kematian bayi 106,63%
g. angka kemiskinan tercapai 110,58%;
h. angka pengangguran tercapai 86,61%;

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 138


i. persentase partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian budaya
tercapai 92,99%;.
j. nilai evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah tercapai 98,58%;
k. nilai akuntabilitas kinerja 133,33%;
l. akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah tercapai 100%;
m. pertumbuhan ekonomi tercapai 99,41%;
n. pendapatan perkapita penduduk (atas dasar harga konstan) tercapai 100,26%;
o. rasio gini tercapai 116,21%;
p. nilai realisasi investasi (PMA/PMDN) (jutaan rupiah) tercapai 152,36%;
q. persentase peningkatan pelayanan infrastruktur daerah tercapai 108,31%;
r. persentase kesesuaian pemanfaatan ruang tercapai 100,10%;
s. indeks kualitas lingkungan hidup tercapai 106,77%;
t. persentase penurunan pelanggaran hukum daerah tercapai 200%.

Sementara itu satu Indikator Kinerja Utama Tidak Berhasil yaitu indikator sasaran
Persentase Penigkatan Kunjungan Wisata yang pertumbuhannya hanya -0,45%(-4,25%)
yaitu dari target 458.500 orang terealisasi 415.136 orang (91%);

Sehubungan dengan hal tersebut perlu sampaikan beberapa tindaklanjut yang


telah dan akan diambil dalam meningkatkan kualitas LAKIP di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo yaitu telah dilakukan review terhadap RPJMD Kabupaten Kulon
Progo 2012-2016, dalam LAKIP terus diupayakan untuk menyajikan capaian hasil-hasil yang
tercermin dalam pencapaian sasaran strategis ataupun hasil pengukuran Indikator Kinerja
Utama (IKU), telah disusun petunjuk pelaksanaan evaluasi LAKIP SKPD, Capaian kinerja
yang dilaporkan dalam LAKIP Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Satuan Kerja perlu
telah ditingkatkan penyajiannya dengan menggunakan informasi kinerja yang
berorientasi/menggambarkan hasil (outcome).

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 139


BAB
1

LAMPIRAN

Penghargaan Daerah Tahun 2013


No. JUDUL PENGHARGAAN TAHUN DARI
1. Kota/Kabupaten Dan Provinsi 2013 Kementerian
Penerima Penghargaan Wahana Perhubungan RI
Tata Nugraha Tahun 2013
2. Penganugerahan Tanda 2013 Kementerian
Penghargaan Ksatria Bakti Husada Kesehatan RI
dan Manggala Karya Bakti Husada
3. Tanda Kehormatan Satya Lencana 2013 Presiden RI
Wira Karya
4. Opini WDP 2011 dan 2012 BPK RI
5. Peingkat 1 Penyelenggaraan 2012 Kementerian Dalam
Pemerintahan Kabupaten Yang Negeri RI
Berprestasi Paling Tinggi Secara
Nasional
6. Penyusun laporan Status 2013 Kementerian
Lingkungan Hidup Daerah Terbaik Lingkungan Hidup
7. e-Procurement Award 2013 2013 Lembaga Kebijakan
Pengadaan
Barang/Jasa
Pemerintah
8. Penghargaan Bakti Koperasi dan 2013 Kementerian Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah dan UMKM
9. Terbaik III Penghargaan Pekerjaan 2013 Kementerian
Umum Sub Bidang Pembinaan Pekerjaan Umum
Jasa Konstruksi
10. Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi 2013 Kementerian
terbaik tingkat Propinsi Pemberdayaan
Perempuan dan
Perlindungan Anak RI
11. Apresiasi atas kepedulian, 2012 Yayasan Damandiri
komitmen, inisiasi, inovasi, dan
kepemimpinan dalam
pemberdayaan keluarga dan
masyarakat melalui Posdaya
12. Lomba Penilaian 1 Milyar Pohon 2013 Dinas Kehutanan dan
Indonesia 2012 Tingkat DIY Perkebunan Pemda
DIY
13. Opini WTP dengan paragraf 2013 BPK RI

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 140


Inovasi Daerah

1. Program Layanan Pasien keluarga miskin di RSUDWates tanpa Kelas;


2. Pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil satu hari jadi (one day
service);
3. Program Santunan Kematian bagi keluarga tidak mampu;
4. Program Beras Miskin (Raskin) dan Beras Daerah (Rasda) bagi keluarga tidak
mampu;
5. Produk lokal batik Geblek Renteng dijadikan PDH PNS, Perangkat Desa dan
Siswa/i di Kulon Progo.

Perjanjian Kinerja Tahun 2014

| LKjIP Kabupaten Kulon Progo 141

Anda mungkin juga menyukai