Tema : Keterlambatan Bicara pada Anak (rentang usia tertentu, misal: Usia Balita)
Pertanyaan :
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anak Terlambat Bicara, Kapan Perlu
Dikhawatirkan?", https://lifestyle.kompas.com/read/2011/02/21/10493246/Anak.Terlambat.Bicara.Kapan.Perlu.Dikha
watirkan..
Keterlambatan berbicara ada terbagi atas 2 yaitu keterlambatan berbicara fungsional dan
non fungsional. Keterlambatan bicara fungsional merupakan salah satu penyebab yang
sering dialami sebagian anak. Keterlambatan bicara golongan ini biasanya ringan dan
hanya merupakan ketidakmatangan fungsi bicara pada anak. Pada usia tertentu, terutama
setelah usia 2 tahun biasanya akan membaik.
Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi
dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem
neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Jadi, untuk proses bicara
diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran
sangat penting.
Penyebab keterlambatan
Deprivasi lingkungan bisa disebabkan karena lingkungan sepi, status ekonomi sosial,
tehnik pengajaran salah, sikap orangtua. Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan
karena kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak,
pendengaran dan fungsi motorik lainnya.
Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami oleh
sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional relatif tidak berbahaya. Keterlambatan
bicara fungsional sering juga diistilahkan keterlambatan maturasi atau keterlambatan
perkembangan bahasa. Keterlambatan bicara golongan ini disebabkan karena
keterlambatan maturitas (kematangan) dari proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk
memproduksi kemampuan bicara pada anak.
Gangguan ini sering dialami oleh laki-laki dan sering tedapat riwayat keterlambatan bicara
pada keluarga. Biasanya hal ini merupakan keterlambatan bicara yang ringan dan
prognosisnya baik. Keterlambatan bicara fungsional pada anak sering dialami penderita
yang mengalami gangguan alergi terutama gangguan kulit dan saluran cerna. Tanda dan
gejala tersebut adalah perut kembung, sering buang angin, sering muntah atau mual.
Muntah bila menangis, berteriak, tertawa atau berlari.
Ciri lain keterlambatan bicara nonfungsional biasanya termasuk keterlambatan yang berat.
Keterlambatan dikatakan berat, bila bayi tidak mau tersenyum sosial sampai 10 minggu
atau tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban pada usia 3 bulan. Tanda lainnya tidak ada
perhatian terhadap sekitar sampai usia 8 bulan, tidak bicara sampai usia 15 bulan atau
tidak mengucapkan 3-4 kata sampai usia 20 bulan. Karakteristik keterlambatan yang harus
dikawatirkan adalah bila disertai gangguan kontak mata (mata anak tidak bisa menatap
mata orang tua), tidak bisa mengerti perintah, dan terdapat gangguan pendengaran.
Pada keterlambatan bicara nonfungsional harus dilakukan stimulasi dan intervensi sejak
dini secara khusus oleh tenaga profesional sesuai penyebabnya. Semakin dini upaya
tersebut dilakukan akan meningkatkan keberhasilan penanganan keterlambatan bicara
tersebut. Gangguan keterlambatan nonfungsional perlu dilakukan pendekatan secara multi
disiplin ilmu. Penanganan keterlambatan bicara dilakukan pendekatan medis sesuai
dengan penyebab kelainan tersebut. Multi disiplin ilmu yang terlibat adalah dokter ahli
anak dengan minat tumbuh kembang anak, neurologi anak, gastroenterologi anak, alergi
anak, psikolog atau psikiater anak, ahli THT, rehabilitasi medik, serta klinisi atau praktisi
lainnya yang berkaitan.
KOMPAS.com - Di usia 19 bulan, Fauzan saat ini belum bisa berbicara sepatah katapun.
Orangtuanya khawatir karena anak seusia dia bicaranya sudah sangat banyak.
Berbahayakah keterlambatan bicara pada Fauzan?
Orang tua perlu kawatir ketika anaknya mengalami keterlambatan bicara bila mengalami
gangguan keterlambatan bicara non fungsional. Tetapi bila gangguan bicara ini termasuk
golongan gangguan fungsional biasanya tidak berbahaya. Dengan pertambahan usia setelah
2 tahun akan membaik sendiri. Persoalannya, bagaimanakah cara membedakannya?
Kasus seperti itu sering dialami beberapa orang tua yang mempunya anak dengan
keterlambatan bicara. Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan
perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak.
Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang
tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak meningkat pesat. Beberapa laporan
menyebutkan angka kejadian gangguan bicara dan bahasa berkisar 5 - 10% pada anak
sekolah.
Penyebab keterlambatan bicara sangat luas dan banyak, Gangguan tersebut ada yang ringan
sampai yang berat, mulai dari yang bisa membaik pada usia tertentu hingga yang suli
membaik.
Keterlambatan bicara fungsional merupakan salah satu penyebab yang sering dialami
sebagian anak. Keterlambatan bicara golongan ini biasanya ringan dan hanya merupakan
ketidakmatangan fungsi bicara pada anak.
Pada usia tertentu, terutama setelah usia 2 tahun biasanya akan membaik. Bila
keterlambatan bicara tersebut bukan karena proses fungsional, maka gangguan tersebut
harus lebih diwaspadai karena bukan sesuatu yang ringan. Inilah yang disebut gangguan
bicara nonfungsional.
Sehingga dalam deteksi dini tersebut harus bisa mengenali apakah keterlambatan bicara
anak kita merupakan sesuatu yang fungsional atau yang nonfungsional.
Menurut beberapa ahli komunikasi, bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi
dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem
neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Proses bicara melibatkan
beberapa sistem dan fungsi tubuh, melibatkan sistem pernapasan, pusat khusus pengatur
bicara di otak dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur
artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung. Jadi, untuk proses bicara diperlukan
koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.
Deprivasi lingkungan bisa disebabkan karena lingkungan sepi, status ekonomi sosial,
tehnik pengajaran salah, sikap orangtua. Gangguan bicara pada anak dapat disebabkan
karena kelainan organik yang mengganggu beberapa sistem tubuh seperti otak,
pendengaran dan fungsi motorik lainnya.
Hal lain dapat juga di sebabkan karena diluar organ tubuh seperti lingkungan yang kurang
mendapatkan stimulasi yang cukup atau pemakaian 2 bahasa. Bila penyebabnya karena
lingkungan biasanya keterlambatan yang terjadi tidak terlalu berat.
Selain itu, bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik.
Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau
pantomim. Gestikulasi adalah ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan
makna wicara. Pantomim adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi
verbal dengan aksi yang mencakup beberapa gestural (ekspresi gerakan yang
menggunakan setiap bagian tubuh) dengan makna yang berbeda beda.
Keterlambatan bicara fungsional merupakan penyebab yang cukup sering dialami oleh
sebagian anak. Keterlambatan bicara fungsional relatif tidak berbahaya. Keterlambatan
bicara fungsional sering juga diistilahkan keterlambatan maturasi atau keterlambatan
perkembangan bahasa. Keterlambatan bicara golongan ini disebabkan karena
keterlambatan maturitas (kematangan) dari proses saraf pusat yang dibutuhkan untuk
memproduksi kemampuan bicara pada anak.
Gangguan ini sering dialami oleh laki-laki dan sering tedapat riwayat keterlambatan bicara
pada keluarga. Biasanya hal ini merupakan keterlambatan bicara yang ringan dan
prognosisnya baik. Pada umumnya kemampuan bicara akan tampak membaik setelah
memasuki usia 2 tahun. Terdapat penelitian yang melaporkan penderita keterlambatan ini
kemampuan bicara saat masuk usia sekolah normal seperti anak lainnya.
Dalam keadaan ini, biasanya fungsi reseptif sangat baik dan kemampuan pemecahan
masalah visuo-motor anak dalam keadaan normal. Anak hanya mengalami gangguan
perkembangan ringan dalam fungsi ekspresif: Ciri khas lain adalah anak tidak menunjukkan
kelainan neurologis, gangguan pendengaran, gangguan kecerdasan dan gangguan psikologis
lainnya.
Keterlambatan bicara fungsional pada anak sering dialami penderita yang mengalami
gangguan alergi terutama gangguan kulit dan saluran cerna. Tanda dan gejala tersebut
adalah perut kembung, sering buang angin, sering muntah atau mual. Muntah bila
menangis, berteriak, tertawa atau berlari. Sulit buang air besar (bila buang air besar
“ngeden“, tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang air besar sering. Kotoran
tinja berbau, berwarna hitam atau hijau tua, berbentuk keras, bulat seperti kotoran
kambing, pernah ada riwayat berak darah.
Lidah tampak kotor, berwarna putih serta air liur bertambah banyak atau mulut berbau
Gangguan kulit adalah timbul bintik-bintik kemerahan seperti digigit nyamuk atau
serangga, biang keringat, kulit berwarna putih (seperti panu) di wajah atau di bagian badan
lainnya. Saat bayi sering timbul gangguan kulit di pipi, sekitar mulut dan sekitar daerah
popok. Seringkali disertai gangguan tidur malam, dengan ditandai sering gelisah, bolak,
balik, mengigau, tertawa, menangis dalam tidur, malam terbangun, brushing (gigi
gemeretak), mimpi buruk dan sebagainya.
Keterlambatan bicara yang harus dikawatirkan atau yang berbahaya adalah keterlambatan
bicara yang disebakan karena beberapa gangguan seperti Autism, gangguan pendengaran,
gangguan kecerdasan (retardasi mental) atau gangguan persarafan atau gangguan
neurolois lainnya.
Dicurigai keterlambatan bicara nonfungsional bila disertai kelainan neurologis bawaan atau
didapat seperti wajah dismorfik, perawakan pendek, mikrosefali, makrosefali, tumor otak,
kelumpuhan umum, infeksi otak, gangguan anatomis telinga, gangguan mata, cerebral palsi
dan gangguan neurologis lainnya.
Ciri lain keterlambatan bicara nonfungsional biasanya termasuk keterlambatan yang berat.
Keterlambatan dikatakan berat, bila bayi tidak mau tersenyum sosial sampai 10 minggu
atau tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban pada usia 3 bulan. Tanda lainnya tidak ada
perhatian terhadap sekitar sampai usia 8 bulan, tidak bicara sampai usia 15 bulan atau
tidak mengucapkan 3-4 kata sampai usia 20 bulan. Karakteristik keterlambatan yang harus
dikawatirkan adalah bila disertai gangguan kontak mata (mata anak tidak bisa menatap
mata orang tua), tidak bisa mengerti perintah, dan terdapat gangguan pendengaran.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keterlambatan bicara fungsional biasanya tak memerlukan penanganan
secara khusus. Keterlambatan bicara golongan ini biasanya akan membaik setelah usia 2
tahun. Meskipun penyebabnya bukan karena kurang stimulasi, tetapi keadaan ini
memerlukan stimulasi yang lebih dibandingkan anak yang normal. Stimulasi yang lebih ini
tidak harus melalui terapi bicara oleh seorang terapis yang memerlukan dana dan waktu
yang tidak sedikit. Meskipun terapi bicara juga tidak merugikan bagi anak.
Pada anak normal tanpa gangguan bicara dan bahasa juga perlu dilakukan stimulasi
kemampuan bicara dan bahasa sejak lahir. Bahkan bisa juga dilakukan stimulasi sejak
dalam kandungan. Dengan stimulasi lebih dini diharapkan kemampuan bicara dan bahsa
pada anak lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas komunikasinya.
Pada keterlambatan bicara nonfungsional harus dilakukan stimulasi dan intervensi sejak
dini secara khusus oleh tenaga profesional sesuai penyebabnya. Semakin dini upaya
tersebut dilakukan akan meningkatkan keberhasilan penanganan keterlambatan bicara
tersebut. Gangguan keterlambatan nonfungsional perlu dilakukan pendekatan secara multi
disiplin ilmu. Penanganan keterlambatan bicara dilakukan pendekatan medis sesuai dengan
penyebab kelainan tersebut. Multi disiplin ilmu yang terlibat adalah dokter ahli anak
dengan minat tumbuh kembang anak, neurologi anak, gastroenterologi anak, alergi anak,
psikolog atau psikiater anak, ahli THT, rehabilitasi medik, serta klinisi atau praktisi lainnya
yang berkaitan.