Anda di halaman 1dari 10

82

EFEK KERJA JOGING 30 MENIT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA


DALAM DARAH PADA SISWA SMA MUTTAQIEN JAKARTA SELATAN”

Furqan Aries Munandar1, Mansur Jauhari 2, Yasep Setiakarnawijaya2.


1
Program Studi Ilmu Keolahragaan
2
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta, Kampus B, Jakarta

Abstrak. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui “ Efek Kerja


Joging 30 menit terhadap Penurunan kadar Gula dalam Darah Pada Siswa
SMA Muttaqien Jakarta Selatan pada bulan Mei. Metode yang digunakan
adalah eksperimen dengan “One Group Pre-Test dan Post-Test Design”.
Sampel yang diambil berjumlah 25 orang.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes awal sebelum
penelitian dan tes akhir sesudah penelitian. Tekhnik analisis data yang
digunakan adalah uji-t dengan menghitung nilai t-hitung dibandingkan
dengan t-tabel pada taraf signifikan 0,05.
Hasil perhitungan persentase kadar gula darah awal kerja joging
dan kadar gula darah akhir kerja joging diperoleh selisih rata-rata(MD)
20,44 dengan standar deviasi perbedaan (SDD ) 12,13. Standar error
perbedaan rata-rata ( SEMD ) 2,48 dalam perhitungan selanjutnya diperoleh
nilai t-hitung 8,24 dan t-tabel 2,06 pada taraf signifikan 0,05. Dengan nilai
t-hitung > t-tabel yang menunjukkan bahwa hipotesis nilai nihil atau (H0 )
ditolak dan hipotesis alternative ( H1) diterima. Maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat penurunan kadar gula dalam darah pada awal dan akhir
kerja joging.
Kata Kunci: Efek Kerja Joging, Kadar Gula, Darah

PENDAHULUAN
SMA Muttaqien Jakarta Selatan seni tari, seni suara dan olahraga.
merupakan salah satu sekolah yang Kegiatan ekstrakulikuler olahraga antara
menjadi pilihan bagi para orang tua untuk lain seperti futsal, voli dan pencak silat.
memberikan pendidikan yang baik bagi Sekarang jumlah para siswa-siswi
putra-putri mereka. SMA Muttaqien yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
Jakarta Selatan mempunyai sejumlah pada olahraga mengalami penurunan,
prestasi baik dalam akademik maupun dikarenakan para siswa lebih banyak
dalam olahraga. dibebankan pada kegiatan akademik
Memiliki beberapa fasilitas yang sehingga waktu mereka untuk mengikuti
menunjang para murid untuk melakukan kegiatan ekstrakulikuler olahraga menjadi
berbagai aktivitas pendidikan, seperti berkurang atau bahkan tidak ada sama
mempunyai laboratorium ilmu sekali.
pengetahuan alam, laboratorium bahasa Dengan tidak mengikuti kegiatan
dan berbagai kegiatan ekstrakulikuler ekstrakulikuler di sekolah maka kegiatan
yang dapat mengembangkan bakat para gerak mereka pun semakin berkurang,
murid di luar bidang akademik. Beberapa meskipun terdapat pelajaran olahraga
kegiatan ekstrakulikuler antara lain yaitu namun kegiatan itu hanya satu kali dalam
83

seminggu. Jika kegiatan gerak mereka tubuh dan sistem penunjangnya. Dalam
berkurang tentu akan mengurangi melakukan aktifitas fisik agar tidak terjadi
kebugaran mereka dalam melakukan hal-hal yang tidak di inginkan seperti
berbagai aktivitas. cedera, maka sebaiknya mengikuti alur
Berkurangnya kegiatan gerak para kegiatan aktifitas fisik sesuai dengan
siswa-siswi SMA Mutaqien Jakarta ketentuan antara lain:
Selatan lalu ditambah dengan berbagai 1. Pemanasan (Warming up).
tugas pada akademik dan juga gaya hidup Pemanasan adalah suatu proses
dimana berbagai makanan cepat saji yang yang bermaksud untuk mengadakan
menawarkan kenikmatan yang membuat perubahan-perubahan fisiologis
para siswa-siswi menjadi tertarik untuk dalam tubuh dan menyiapkan
menikmati dibanding dengan makanan organismenya dalam menghadapi
yang alami. aktivitas fisik yang lebih berat.
Dengan makanan cepat saji tentu Tujuan dari pemanasan itu sendiri
akan terjadi penumpukan glukosa pada adalah untuk menaikan suhu badan
tubuh, sedangkan gerak para siswa-siswi yang optimal, menghindari cedera
kurang. Hal itu tentu saja akan otot serta menyiapkan tubuh
menyebabkan berbagai penyakit yang terhadap latihan yang akan
bisa menyerang tubuh pada usia muda. dilakukan dan biasanya berlangsung
Sedikitnya kegiatan olahraga yang selama kurang lebih 5-10 menit.
dilakukan siswa SMA Mutaqien Jakarta 2. Inti Latihan. Latihan inti adalah
Selatan dan gaya hidup dengan suatu proses yang berupaya untuk
mengkonsumsi makanan cepat saji yang mengadakan perubahan-perubahan
bisa menyebabkan penumpukan kadar fisik, mengembangkan teknik dasar,
gula darah pada tubuh keterampilan dan kematangan
Dengan berolahraga tentu dapat mental, serta tingkat kesegaran
meningkatkan pemakaian glukosa pada jasmani dan biasanya berlangsung
tubuh oleh otot yang aktif. Glukosa selama kurang lebih 20-30 menit.
diserap kedalam aliran darah dan 3. Pendinginan (cooling down).
bergerak ke seluruh sel-sel tubuh dan Seperti aktifitas fisik yang didahului
digunakan sebagai energi. Olahraga yang dengan pemanasaan, setiap aktifitas
bersifat aerobik seperti senam aerobik, fisik juga perlu adanya pendinginan.
jogging, bersepeda dan juga renang dapat Kebutuhan akan pendinginan ini
memberikan manfaat kesehatan pada berbeda pada setiap intensitas yang
tubuh kita. diberikan pada aktifitas fisik
Salah satu cara olahraga aerobik maupun beban yang dihasilkan oleh
yang dapat dilakukan oleh siswa SMA kerja. Pada periode cool-down,
Mutaqien Jakarta Selatan untuk penekanan ada pada kebutuhan faal
menurunkan kadar gula darah yaitu dalam periode yang singkat, yang
dengan joging 30 menit. memungkinkan tubuh bisa
dikembangkan ke kondisi biasa
Tinjauan Pustaka. dengan cara yang lebih efektif.
Aktivitas Fisik. Aktivitas fisik Lamanya cool-down tidak
merupakan bagian dari kebutuhan ditentukan oleh batas waktu
jasmani kita. Dalam buku “Prinsip Dasar tertentu, tetapi lebih disesuaikan
Dalam Ilmu Gizi” karangan Sunita dengan gejala-gejala subyektif dari
Almatsier mengungkapkan aktifitas fisik tiap individu.
adalah gerak yang dilakukan oleh otot
84

Jadi pada saat melakukan kerja dengan jika tempo yang diberikan tidak terlalu
intensitas yang rendah maka lakukan lama maka intensitas yang diberikan
pendinginan secukupnya dan dilanjutkan tinggi.
dengan perenganggan untuk membantu Harsono mengatakan bahwa
melemaskan otot-otot dan meningkatkan takaran lamanya latihan untuk olahraga
fleksibilitas. Adapun volume yang kesehatan dan seseorang yang bukan
terdapat pada aktivitas fisik yang atlet antara 20 – 30 menit. Lebih lanjut
bertujuan untuk mencapai hasil dan Sadoso Sumosardjuno menjelaskan dalam
tujuan yang diharapkan yaitu: bukunya yang berjudul “Pengetahuan
a) Intensitas Praktis Kesehatan Dalam Olahraga”
Dalam aktivitas fisik seperti Sadoso menjelaskan bahwa takaran
latihan terdapa intensitas. Intensitas lamanya latihan untuk olahraga prestasi
latihan yaitu takaran yang menunjukkan adalah 45 – 120 menit dalam zone
tingkat energi yang dikeluarkan dalam training. Latihan-latihan tidak akan
suatu latihan. Takaran intensitas dapat efisien, atau kurang membuahkan hasil
dilihat melalui perhitungan denyut nadi. kalau kurang dari takaran tersebut.
Untuk menentukan tinggi atau rendahnya c) Tipe
intensitas bisa dilakukan dengan cara Tipe latihan akan memberikan
memerikasa denyut nadi pada saat efek pada faal tubuh sesuai dengan hal
latihan. yang dilakukan. Adapun tipe dalam
Pada tranning zone Denyut Nadi pelaksanaan aktivitas fisik yaitu yang
Maksimal yang boleh dicapai pada waktu bersifat: Aerobik dan Anaerobik. Prosedur
aktivitas olahraga yaitu 220 – umur pada aktivitas fisik yang bersifat aerobik
(tahun). Untuk olahraga kesehatan antara adalah dimana keadaan yang pada saat
72 – 87% Denyut Nadi Maksimal, latihan/kerja cukup oksigen dan tidak
sedangkan untuk olahraga prestasi antara terdapat asam laktat.
80 – 90% Denyut Nadi Maksimal. Reaksi Aerobik: Glycogen dan
Apabila intensitas suatu aktivitas fisik asam lemak bebas + P + ADP + O2 →
tidak memadai atau tidak mencukupi CO2 + H2O + ATP. Reaksi aerobik
porsi yang telah ditentukan, maka merupakan reaksi kimia yang
pengaruh latihan yang diperoleh sangat menggunakan O2 dan proses aerobik
kecil atau bahkan tidak ada sama sekali merupakan kondisi cukup oksigen, jadi di
karena tidak sesuai dengan prosedur yang dalam mithokondria terjadi antara
ditetapkan. Sebaliknya apabila intensitas Glikogen dan Free Fatic Acid + Phosphat
aktivitas fisik terlalu tinggi kemungkinan + ADP + Oksigen akan menghasilkan
dapat menimbulkan cidera karena tubuh CO2 sebagai sisa pembakaran, dan H2O
tidak dapat melakukan dengan akan menghasilkan ATP yang kemudian
semestinya. digunakan untuk beraktivitas salah
b) Tempo satunya untuk berolahraga.
Tempo adalah lamanya waktu Lauralee Sherwood, dikatakan
durasi latihan berlangsung. lamanya juga bahwa olahraga aerobik melibatkan
tergantung dari intensitas aktivitas fisik kelompok otot-otot besar dan dilakukan
tersebut. Lama kerja/latihan berbanding dalam intensitas yang cukup rendah serta
terbalik dengan intensitas kerja atau dalam waktu yang cukup lama. Olahrga
latihan. Jadi, dapat disimpulkan jika aerobik dapat dipertahankan dari 15 – 20
tempo atau lamanya suatu aktivitas fisik menit hingga beberapa jam dalam sekali
cukup lama maka intensitas yang latihan.
diberikan rendah, begitu pula sebaliknya
85

melangkah. Dalam masyarakat masih


Kerja Joging. Kerja yaitu memperbuat,
menjalankan, atau mengerjakan. Salah banyak orang yang tidak dapat
olahraga yang mudah dilakukan, murah membedakan antara lari dengan joging.
dan mudah dimengerti banyak sekali Hal yang paling mudah untuk
macamnya, salah satunya yaitu jogging. membedakan antara joging dengan lari
Jogging dapat dilakukan dimana saja adalah pada impact (perkenaan) kaki
dan kapan saja, baik itu dilapangan dengan tanah. Untuk joging
olahraga, pinggir pantai, dialam menggunakan telapak kaki penuh untuk
mendarat, sedangkan untuk lari saat
terbuka, dan lain-lain. Jogging artinya
mendarat hanya menggunakan bagian
bergerak maju dengan setengah berlari,
depan telapak kaki dan untuk jalan
dengan kecepatan yang lebih tinggi dari
cepat tidak ada saat melayang sehingga
berjalan biasa dan lebih rendah dari
kaki selalu berada di tanah. Untuk lebih
berlari. Yudha M. Saputra menjelaskan
bahwa: Lari santai (jogging) merupakan memahami dalam membandingkan
satu jenis keterampilan yang melibatkan gerak tubuh, antara joging, lari dan jalan
proses pemindahan posisi badan, dari cepat yang benar, dapat dilihat dari
tabel berikut:
satu tempat ke tempat lainnya, dengan
gerakan yang lebih cepat dari
Tabel 2.1. Perbedaan Joging, Lari dan Jalan Cepat
Joging Lari Jalan cepat
Kecepatan a) Gerak dasar joging dan lari Lebih cepat dari joging a) Gerak dasar jalan
sama, hanya beda Kecepatan 10- 15 cepat lebih komplek
kecepatan, joging lebih km/jam dari jalan biasa.
lambat dari lari. b) Kecepatan 3 – 5
b) Kecepatan 6 - 8 km/jam km/jam.
Fase-fase Sikap badan harus condong Sikap badan condong a) Angkat paha kaki
sedikit kedepan. kedepan, Langkah kaki ayun kedepan lutut
Kepala tegak dengan harus lebih panjang dari b) Tungkai bawah
pandangan selalu diarahkan joging. bergantung releks
kedepan. Saat mendarat, lebih sambil mengayun
Gerakan kaki saat melangkah dahulu bagian ujung paha ke depan.
tidak perli panjang. telapak kaki dengan posisi c) Tungkai bawah ikut
Saat mendarat kaki bagian lutut agak dibengkokkan terayun kedepan
yang kena yaitu harus bagian sedikit agar lentur pada sehingga lutut menjadi
dari kedua ujung telapak saat akan membuat lurus.
kaki. langkah berikutnya. d) Saat mendarat, lebih
Posisi kaki harus selalu a) Jari tangan dikepal atau dahulu bagian tumit.
relaks. dibuka rapat dan e) Bersamaan dengan
Lengan diayun secara wajar releks. mengangkat tumit,
dengan jari-jari tangan tidak b) Gerak lengan harus ujung kaki tumpu
perlu dikepal cukup dengan terkoordinasi dengan lepas dari tanah
membukanya sedikit. gerak kaki. diganti dengan kaki
Irama saling saling ayun.
bersilangan antara tangan dan f) Posisi badan saat
kaki. melangkah sedikit
condong kedepan,
Siku dilipat 900,
g) Gerakan lengan harus
terkoordinasi dengan
gerak kaki.
Sumber: Johan Schurink dan Sjouk tel, Joging. (Jakarta: PT ROSDA Jayaputra 1987). Yudha M Saputra.
Dasar-dasar keterampilan Atletik (Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga 2001).
86

Berikut gambar joging, lari dan jalan Kadar Gula dalam Darah. Didalam
cepat sesuai dengan fase-fase yang tubuh manusia dan hewan terdapat
disebutkan di atas, yaitu: darah yang mengalir dari jantung ke
seluruh tubuh kemudian dari seluruh
Gambar 2.1. Gerak Dasar Joging Dan
Lari tubuh kembali ke jantung. Darah
adalah suatu cairan yang mengalirkan
dalam sistem pembuluh darah yang
terdapat didalam tubuh manusia dan
hewan. Fungsi darah mengangkut zat-
zat nutrisi dan mensuplai oksigen ke
seluruh sel-sel tubuh.
Menurut Firmansyah Dlis dalam
jurnal Fortius menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan kadar gula dalam
darah adalah bahwa gula dalam hal ini
terkumpul dalam aliran darah.
Glukosa yang ada dalam aliran
Gambar 2.2. Gerak Dasar Jalan Cepat darah inilah yang disebut sebagai kadar
gula dalam darah. Glukosa yang ada di
aliran darah ini nantinya akan masuk
ke dalam sel-sel tubuh untuk diubah
menjadi ATP di dalam mithokondria
bantuan insulin. Insulin dihasilkan oleh
sel-sel β pankreas, fungsi insulin
adalah membantu masuknya glukosa
ke dalam sel agar dapat di oksidasi
menjadi energi. Jika ada kelebihan
glukosa maka insulin akan mengubah
glukosa tersebut menjadi glikogen
untuk disimpan pada otot dan hati .
Sumber : IAAF LEVEL I. Tehnik-tehnik Atletik Suatu saat ketika kadar gula darah
dan Tahap-tahap mengajarkan (Program
pendidikan dan sisitem sertifikasi pelatih atletik menurun maka glikogen otot akan
pasi, 1994) diubah kembali menjadi glukosa
dengan bantuan glukagon.
Joging juga mengandung arti Hal ini yang sama juga terjadi
rekreasi yang tetap mengandung unsur pada hati, jika glukosa darah tinggi
olahraga, biasanya kebanyakan orang sejumlah tertentu akan diambil oleh
melakukan joging pada hari libur. hati dan jumlah ini akan dilepaskan
Untuk negara-negara maju joging kembali bila kadar glukosa menurun.
merupakan hal yang biasa dilakukan Dengan demikian hati berfungsi
oleh sebagian masyarakatnya, karena sebagai “glukostat” yang
selain sebagai rekreasi mereka juga mempertahankan kadar glukosa darah.
sadar akan manfaat joging untuk Fungsi ini tidak otomatis, pengambilan
kebugaran tubuhnya. Peningkatan glukosa dipengaruhi oleh insulin
secara bertahap dalam joging akan pasti sedangkan pelepasan glukosa
mengakibatkan perbaikan kondisi dipengaruhi glukagon.
jasmani.
87

Tabel 2.2. Kadar Gula Darah dalam pemasukan glukosa darah ke dalam sel,
Beberapa Keadaan dan Waktu melalui membran sel untuk diubah
Kadar Gula menjadi energi. Jika masih terdapat
Waktu/Keadaan kelebihan glukosa darah sedangkan kita
Darah (mg/dl)
Bagun tidur 70-100 sudah memiliki cukup energi, maka
Sebelum makan 70-110 kelebihan glukosa darah yang ada akan
2 jam setelah makan 110-140 diubah menjadi glikogen dan disimpan
sebagaian besar didalam hati, sisanya
Pengaturan fisiologis gula darah diotot. Sedangkan jika tubuh
sebagian besar tergantung dari ekstraksi kekurangan glukosa darah sebagai
glukosa, sintesis glikogen, dan sumber energi, maka yang akan
glikogenolisis dalam hati. Selain itu, teraktifasi adalah glukagon yang
jaringan perifer otot dan adiposa juga diproduksi oleh sel-sel alfa pulau
mempergunakan glukosa sebagai langerhans di pancreas.
sumber energi mereka. Jaringan- Glukagon mengambil simpanan
jaringan ini ikut berperan dalam glukosa darah dalam bentuk glikogen di
mempertahankan kadar gula dalam hati, glukagon terikat dengan reseptor
darah, meskipun secara kuantitatif tidak spesifik dalam membran plasma di
sebesar hati. dalam sel hati, dan peristiwa ini
Pada proses pencernaan makanan, mengaktifkan enzim yang
karbohidrat mengalami proses hidrolisis memperantarai proses glikogenolisis.
dalam mulut, lambung dan usus. Dan glukosa darah dari hasil pemecahan
Kemudian karbohidrat yang dalam glikogen itulah yang dipakai sebagai
bentuk polisakarida diurai dalam bentuk sumber energi.
yang paling sederhana yaitu
monosakarida, dan hasil utama dari Pengaruh Kerja Joging terhadap
pencernaan karbohidrat tersebut adalah Penurunan Kadar Gula Darah
glukosa. Di dalam usus lalu diabsorbsi Aktivitas fisik seperti olahraga
oleh dinding-dinding usus yang jogging termasuk olahraga yang bersifat
kemudian masuk dalam pembuluh darah aerobik. Dimana didalam buku fisiologi
kapiler dan vena porta. Selanjutnya manusia karangan Lauraiee Sherwood.,
pengaturan konsentrasi glukosa sesuai Olahraga aerobik dapat dipertahankan
dengan kebutuhan. Ada yang disimpan dari 15-20 menit hingga beberapa jam
dalam bentuk lemak. Sedangkan proses dalam sekali latihan.
pencernaan lemak berubah menjadi Harsono dalam bukunya “Prinsip-
trigliserida dan asam lemak bebas prinsip Pelatihan” mengatakan bahwa
(FFA) menjadi kilomikron dan takaran lamanya latihan untuk olahraga
disimpan di 3 tempat yaitu hati, jaringan kesehatan dan seseorang yang bukan
adiposa dan otot. Kemudian akan atlet antara 2-30 menit
kembali dipecah menjadi FFA dan Dengan melakukan jogging dapat
trigliserida dan akan diubah menjadi menyebabkan terjadinya peningkatan
energi apabila melakukan aktivitas yang pemakaian glukosa oleh otot yang aktif.
panjang. Glukosa diserap kedalam aliran darah
Kadar glukosa darah yang dan bergerak keseluruh sel-sel dalam
meningkat menyebabkan insulin tubuh dan digunakan sebagai energi,
teraktifasi, dan aktivasi insulin sehingga terjadi penurunan kadar gula
merangsang GLUT (Glucose darah. Glukosa yang ada dalam aliran
Transporter) untuk meningkatkan
88

darah inilah disebut sebagai kadar gula Ketika sedang melakukan


darah. olahraga, otot sedang bekerja. Saat otot
Glukosa yang ada dalam aliran bekerja, pemakaian glukosa pun
darah ini nantinya akan masuk kedalam meningkat untuk memenuhi kebutuhan
sel-sel tubuh untuk dirubah menjadi tubuh yang sedang melakukan aktivitas.
ATP. Masuknya glukosa kedalam sel Sumber energi utama selama otot
dibantu oleh insulin sehingga glukosa bekerja yaitu karbohidrat.
ini dapat dioksidasi menjadi energi. Jika Makanan yang kita makan masuk
ada kelebihan glukosa maka insulin dari mulut melalui tenggorokan ke
akan mengubah glukosa tersebut lambung dan ke usus. Didalam usus
menjadi glikogen untuk disimpan pada terjadi pencernaan dimana makanan tadi
otot dan hati. akan dipecah melalui proses kimia
Jadi energi yang dibutuhkan pada menjadi bahan dasar makanan yang kita
waktu melakukan kegiatan jasmani makan. Karbohidrat akan menjadi
terutama berasal dari glukosa dan asam glukosa dan lemak akan diubah menjadi
lemak bebas. Pada awal kegiatan asam lemak. Setelah proses pencernaan
jasmani kedua bahan tersebut selesai maka akan diserap oleh otot
merupakan sumber energi yang utama, yang menyebabkan penurunan namun
namun pemakaian glukosa pada tingkat beberapa lama kemudian akan normal
ini lebih cepat. Energi pada awal kembali karena adanya glikogenolisis
kegiatan jasmani berasal dari cadangan pada hati.
ATP-PC otot, setelah itu didapat dari Bila olahraga terus berlangsung
cadangan glikogen otot, selanjutnya maka glukosa akan menjadi bahan
barulah digunakan glukosa. Bila bakar yang didapat melalui sel-sel dan
kegiatan jasmani berlangsung terus berfungsi sebagai sumber energi.
maka energi diperoleh dari glukosa
yang didapat dari pemecahan simpanan METODE
glikogen hepar (glikogenesis). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode
Kerangka Berpikir “eksperimen” dengan desain penelitian
Joging merupakan olahraga yang one group “Pre-Test And Post-Test
sangat mudah dilakukan oleh siapapun Desain” (pre-test-post-test group
baik itu anak-anak, remaja, orang tua desain). Dalam penelitian ini yang
atau bahkan yang sudah lanjut usia dan menjadi populasi adalah seluruh siswa
dapat dilakukan dimana saja tanpa harus pria kelas 1 sampai dengan kelas 3
mengeluarkan biaya. SMA Muttaqien yang berjumlah 56
Dengan melakukan joging maka orang. dari populasi tersebut diambil 25
akan meningkatkan kardiovaskular yang orang sebagai sampel penelitian dengan
ada dalam tubuh, sehingga membuat menggunakan teknik pengambilan
pembuluh darah menjadi lebih besar sampel yaitu teknik purposive sampling
yang menyebabkan aliran oksigen dimana sampel memiliki ciri-ciri, sifat-
dalam tubuh dapat mengalir dengan sifat dan kriteria sampel yang sama.
lancar. Energi yang dikeluarkan berupa Instrumen Penelitian. Instrumen yang
glukosa dalam darah yang sumbernya digunakan untuk pengumpulan data
berasal dari berbagai bahan makanan dalam penelitian ini adalah dengan
yang kita makan sehari-hari seperti melakukan pengukuran terhadap gula
karbohidrat, protein dan lemak. darah.
89

Teknik Pengumpulan Data. Dalam 51,35 mg/dl dan standart error mean
penelitian ini data yang diambil dengan (SEm) sebesar 10,50 mg/dl
test melakukan pengukuran kadar gula Hal tersebut bias dilihat dalam
dalam darah, diambil sampel kadar gula distribusi frekuensi dan histogram
dalam darah sebelum dan sesudah dibawah ini :
jogging dengan prosedur pelaksanaan
sebagai berikut : Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tes
1) Makan bersama dengan menu Kadar Gula Darah Awal
yang sama jam 7 pagi. Kelas Titik
No FA FR
2) Sampel diambil kadar gula darah Interval Tengah
2 jam setelah makan jam 9 pagi 1 112-116 114 9 36%
2 117-121 119 7 28%
3) Melakukan pemanasan selama 5 3 122-126 124 4 16%
menit 4 127-131 129 1 4%
4) Melakukan jogging selama 30 5 132-135 133,5 4 16%
menit Jumlah 25 100%
5) Setelah melakukan jogging
selama 30 menit, barulah sampel Data yang terkumpul diatas
diambil kembali darahnya. menunjukkan bahwa dari 25 sampel
6) Melakukan pendinginan 5 menit yang ada, terdapat 9 orang yang
dengan berjalan santai setelah memiliki kadar gula antara 112-116.
selesai pengambilan darah. Lalu ada 7 orang yang memiliki kadar
gula darah antara 117-121, ada 4 orang
yang memiliki kadar gula darah antara
HASIL DAN PEMBAHASAN
122-126. Ada 1 orang yang memiliki
Deskripsi Data. Deskripsi data pada kadar gula darah antara 127-131 dan
penelitian ini meliputi nilai tertinggi, ada 4 orang yang memiliki kadar gula
nilai terendah, nilai rata-rata, standar darah antara 132-135.
deviasi, standar error, distribusi 2. Data Hasil Tes Kerja Jogging
frekuensi serta histrogram dari masing- Terhadap Kadar Gula Darah
masing variabel. Akhir
Tabel 4.1. Deskripsi Data Kadar Gula Data akhir yang terkumpul
Darah Tes Awal dan Tes Akhir mengenai pengaruh kerja jogging
Tes Awal Tes Akhir
Variabel terhadap kadar gula darah tes akhir
(mg/dl) (mg/dl)
Nilai Tertinggi 135 128
menunjukkan rentang nilai terendah 74
Nilai Terendah 112 74 mg/dl sampai dengan nilai tertinggi
Rata-rata 120,44 100 yaitu 128 mg/dl, memiliki rata-rata 100
Standart deviasi 51,35 249,69 mg/dl dengan standart deviasi 249.69
Standart error 10,50 51,06 mg/dl dan standart error mean (SEm)
51,06 mg/dl.
1. Data Hasil Tes Kerja Jogging Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tes
terhadap Kadar Gula Darah Awal Kadar Gula Darah Akhir
Data yang terkumpul mengenai
pengaruh kerja jogging terhadap kadar Kelas Titik
No FA FR
Interval Tengah
gula darah pada tes awal menunjukkan 1 74-84 79 5 20%
rentang nilai terendah 112 mg/dl sampai 2 85-95 90 4 16%
dengan nilai tertinggi 135 mg/dl di 3 96-106 101 8 32%
dapat rata-rata kadar gula darah sebesar 4 107-117 112 4 16%
120,44 untuk standart deviasi sebesar 5 118-128 123 4 16%
100
Jumlah 25
%
90

DAFTAR RUJUKAN
Dari data diatas menunjukkan Anas Sujiono. Pengantar Stratistik
bahwa ada 5 orang yang memiliki kadar Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
gula darah 74-84, lalu ada 4 orang yang Grafindo Persada, 2003.
memiliki kadar gula darah antara 85-95.
Arie S. Sutopo dan Alma Permana
ada 8 orang yang memiliki kadar gula Lestari. Buku Penuntun
darah antara 96-106, kemudian ada 4 Praktikum Ilmu Faal Kerja.
orang yang memiliki kadar gula darah
Jakarta: FIK UNJ, 2002.
antara 107-117. Dan ada 4 orang yang
memiliki kadar gula darah antara 118- Astrand M.D. Text Book Of Work
128. Physiology. Student Edition:
Sidney, 1970.
PENUTUP Dangsina Moeloek dan Arjotmo
Kesimpulan. Berdasarkan penelitian Tjokronegoro. Kesehatan dan
yang dilakukan, maka dapat Olahraga. Jakarta : Fakultas
disimpulkan bahwa jogging 30 menit Kedokteran Universita
berpengaruh terhadap penurunan kadar Indonesia, 1984.
gula darah pada siswa SMA Muttaqien Dede kusuma, FFAC. Olahraga untuk
Jakarta Selatan. Hasil persentasi kadar Orang Sehat dan Penderita
gula darah awal 120,44 mg/dl dan kadar Penyakit Jantung. Jakarta:
gula darah akhir 100 mg/dl sehingga FKUI, 1997.
diperoleh selisih dengan rata-rata 20,44
mg/dl. Depdikbud Pusat Kesegaran Jasmani
dan Rekreasi.

Saran. Firmansyah Dlis: FIK. Pengaruh


Dari hasil penelitian ini peneliti Jogging Terhadap Penurunan
ingin menyampaikan saran-saran Kadar Gula Pada Penderita
sebagai berikut: Diabetes Melitus. Jurnal Fortius
a. Bagi yang akan melakukan FIK UNJ, 2002.
penelitian yang seragam supaya Harsono. Prinsip-prinsip Pelatihan.
memperhatikan faktor-faktor Jakarta: Pusat Pendidikan dan
yang mempengaruhi hasil Penataran, KONI Pusat, 1993.
penelitian agar memperoleh
hasil yang maksimal seperti Iman Suharto. Pencegahan dan
pengaturan waktu makan, Penyembuhan Penyakit Jantung
Koroner. Jakarta: PT Gramedia
jumlah kalori yang diasup
melalui makanan, cuaca serta Pustaka Utama, 2001.
sampel yang siap untuk Johan Schurink dan Sjouk Tel. Joging
melakukan penelitian. Terjemahan Soeparmo. Jakarta:
b. Untuk siswa bahwa jogging bisa PT Rosda Jayaputra Offset,
memberikan banyak manfaat, 1987.
salah satunya dapat menurunkan Lauralee sherwood. Fisilogi Manusia
kadar gula darah.
Edisi 2. Jakarta, EGC, 2001.
Neil F. Gordon. Diabetes: Your
Comlate Exercise Guide.
91

Canada : Human Kinestic


Publisher, 1993.
Price, A. Sylvia. Patfisiologi jilid 2
edisi 4. Jakarta : EGC, 1996.
Sadoso Sumosardjono. Olahraga dan
Kesehatan. Jakarta : PT.
Gramedia, 1986.
Sadoso Sumosardjuno. Pengetahuan
Praktis Kesehatan dalam
Olahraga. Jakarta : PT.
Gramedia, 1986.
Singgih D. Gunadarsa. Psikologi
Olahraga. Jakarta : BPK
Gunung Mulia, 1989.
Sugiyono. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung : CV.
Alfabeta, 2001.
Sumadi Suryabarata. Metode Penelitian.
Jakarta : CV. Rajawali, 1983.
Sunita Amatsier. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama, 2001.
Yudha M Saputra. Dasar-Dasar
Keterampilan Atletik. Jakarta :
Direktorat Jenderal Olahraga,
Depdiknas, 2001.

Anda mungkin juga menyukai