Anda di halaman 1dari 13

DASAR-DASAR PENYUSUNAN 4

AMDAL DAN STUDI KASUSNYA

4.1. Proses Penyusunan AMDAL


AMDAL wajib disusun oleh pemrakarsa dan biasanya dalam penyusunan
AMDAL, pemrakarsa dibantu oleh konsultan penyusun AMDAL. Karena konsultan
ini bersifat membantu, segala tanggung jawab tetap dipikul oleh pemrakarsa.
Peranan terpenting pemrakarsa adalah penjabaran diskripsi kegiatan yang sejelas-
jelasnya dan sejujur-jujurnya. Tanpa diskripsi kegiatan yang jelas, AMDAL tidak
dapat disusun dengan balk dan benar.
Kerangka acuan AMDAL disusun berdasarkan deskripsi kegiatan. Dengan
demikian dapat diidentifikasi hal-hal yang penting, dievaluasi isu-isu utama, dan
selanjutnya dilakukan pemusatan isu-isu utama. Hal ini penting untuk memberikan
arahan AMDAL. Berdasarkan KA dan Rona Lingkungan Awal ditentukan batas-
batas wilayah studi, komponen lingkungan yang ditelaah dan komponen kegiatan
yang ditelaah. Kemudian dilakukan identifikasi dampak dengan metode yang
sesuai.
Berdasarkan identi ikasi dampak dilakukan prakiraan dan evaluasi dampak
menggunakan metode yang sesuai. Hasil evaluasi dampak berupa arahan RKL
dan RPL yang selanjutnya dipakai sebagai dasar penyusunan RKL dan RPL.

Skema proses penyusunan AMDAL dapat dilihat pada Gambar 2.

Universitas Gadjah Mada


Gambar 2. Skema Proses Penyusunan AMDAL

Universitas Gadjah Mada


4.2. Identifikasi Dampak
a. Tujuan Identifikasi Dampak
Identifikasi dampak bertujuan untuk menentukan ada/tidaknya dampak
lingkungan (+) atau (-). Dalam penyusunan AMDAL, identifikasi dampak
terutama dilakukan dalam Kerangka Acuan ANDAL didasarkan pada
pelingkupan.
b. Metode Identifikasi Dampak
Macam-macam metode identifikasi dampak yang biasa dipakai, ialah:
(1) Daftar uji sementara (Simple checklist)
Produk metoda ini sangat sederhana, hanya berupa serangkaian
data tentang parameter-parameter lingkungan yang perlu mendapat
perhatian akibat adanya suatu rencana kegiatan. Daftar uji sederhana ini
sangat membantu dalam mengidentifikasi dampak potensial yang diduga
akan timbul. Namun demikian metode ini hanya memberi sedikit informasi
tentang dampak yang timbul bila dibandingkan dengan metode Daftar Uji
Kuisioner dan Matriks.
(2) Daftar uji kuisioner (quetioner checklis)
Daftar uji jenis ini adalah daftar uji dengan kuisioner. Daftar uji
kuisioner ini akan memberi manfaat bila dalam mengidentifikasi dampak
potensial didukung dengan pengamatan ke wilayah sekitar rencana
kegiatan.
(3) Daftar uji diskriptif (descriptive checklis)
Daftar uji diskriptif menguraikan tentang hal-hal yang patut diteliti
oleh penyusun AMDAL/SEL seperti data dan informasi yang diperlukan
untuk analisis parameter yang diduga sebagai dampak penting, sumber
data dan bahkan metoda prakiraan dampak yang direkomendasikan untuk
diterapkan. Umumnya daftar uji deskriptif ini di awali dengan parameter
yang relevan untuk diteliti dan selanjutnya diikuti dengan petunjuk
pencarian data.
Kekuatan metode daftar uji terletak pada kesederhanaanya, namun
demikian apabila daftar uji ini tidak diversifikasikan dengan kondisi
lingkungan dan proyek yang diteliti, maka kemungkinan besar butir-butir
yang dipanadang relevan untuk ditelaah tidak termuat dalam daftar, dan
sebaliknya hal-hal yang tidak relevan tercantum dalam daftar.

Universitas Gadjah Mada


Mengingat dampak suatu proyek bersifat unik dan khas maka relatif
tidak ada daftar uji yang berlaku sama untuk semua jenis proyek di semua
lokasi/ruang. Dengan demikian isi atau materi daftar uji yang relevan
dengan karakteristik proyek dan kondisi wilayah sekitar proyek harus
dikembangkan sendiri oleh penyusun AMDAL/SEL. Satu kelemahan lain
dari daftar uji adalah tidak diketahuinya secara jelas sumber penyebab
dampak.
(4) Matriks
Matrik yang digunakan untuk keperluan identifikasi dampak
merupakan matrik sederhana (simple marix). Matrik sederhana
menggambarkan interaksi antara kegiatan proyek dengan komponen-
komponen lingkungan di sekitarnya. Pada bagianlajur tertera kegiatan
pembangunan yang direncanakan , sedang pada bagian baris tertera
berbagai komponen dan parameter lingkungan. Apabila suatu kegiatan
proyek, misal kegiatan ke-i (i : 1, 2, 3, , m), secara potensial menimbulkan
dampak pada komponen lingkungan tertentu, misal komponen ke-j (j: 1, 2,
3, , n), maka pada interaksi ke ij diberi tanda atau noktah seperti x.
Kelebihan matrik sederhana ini dibandingkan daftar uji adalah diketahuinya
sumber penyebab timbulnya potensi dampak lingkungan.
(5) Bagan Alir
Bagan alir merupakan suatu model yang dikonstruksikan melalui
jalingan hubungan sebab akibat antara sumber penyebab dampak
(kegiatan/proyek) dan faktor-faktor lingkungan yang terkena dampak, balk
dampak lingkungan yang bersifat primer, sekunder maupun tersier.
Metode bagan alir ini dapat digunakan untuk mengantisipasi
dampakdampak lingkungan yang dapat timbul akibat adanya aktivitas
proyek. Metode ini tergolong komunikatif untuk materi diskusi dan
konsultasi dengan para pejabat instansi pemerintah atau masyarakat awam
yang ingin mengetahui dampak lingkungan suatu kegiatan/proyek.
(6) Contoh identifikasi Dampak
Berikut ini disampaikan identifikasi dampak untuk kegiatan DAS
Citarum dan identifikasi dampak untuk pembangunan jalan raga. Masing-
masing menggunakan metode bagan alir dan matriks serti yang
ditunjukkan pada Gambar 3 dan Tabel 4.

Universitas Gadjah Mada


Gambar 3. jdentifikasi Dampak Kegiatan di DAS Citarum Menggunakan Metode
Bagan Alir

Universitas Gadjah Mada


label 4. Identifikasi Dampck Kegiatan Jalan Tol Arteri Semarang Seksi A dan B
Menggunakan Metode Matriks
Komponen Pra Pasca
Konstruksi
No. Kegiatan Komp. Lingkungan Konstruksi Konstruksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
FISIK-KIMIA
1 lklim - - - - - - - - - x - -
2 Fisiografi - - - - -
3 Lalulintas - - - x - x - - x - x x
4 Udara - - - x - x - - x x x x
5 Kebisingan - - - x - x - - x x x x
6 Hidrologi - - - -
7 Geoteknik - - - - - x -
BlOTlS
8 Flora - - - - -
9 Fauna - - - - -
SOSEKBUDKESMAS
10 Sosekbud x x x - x - - - - - x x
11 Kesmas - - - - - x -
12 Kecelakaan Lalin - - x x
Keterangan kegiatan:
1. Penentuan lokasi dan trase
2. Pembebasan tanah
3. Pemindahan penduduk
4. Mobilisasi material dan alat-alat besar
5. Mobilisasi tenaga kerja
6. Pembuatan/pengoperasian base camp, bengkel, gudang
7. Penyiapan tanah dasar
8. Galian dan timbunan tanah
9. Pengangkutan bahan-bahan material dan peralatan proyek
10. Pekerjaan lapis perkerasan
11. Pengoperasian jalan dan jembatan
12. Pemeliharaan jalan dan jembatan

4.3. Prakiraan Dampak


a. Tujuan prakiraan dampak
Prakiraan dampak bertujuan untuk memprakirakan besarnya
perubahan kualitas lingkungan semua komponen lingkungan yang telah
diidentifikasikan. Prakiraan dampak dilakukan dengan memperhatikan
dimensi ruang dan waktu.

b. Manfaat prakiraan dampak

Universitas Gadjah Mada


Prakiraan dampak sangat bermanfaat sebagai bahan evaluasi
dampak. Hasil prakiraan dampak sangat menentukan hasil evaluasi dan
selanjutnya hash evaluasi dampak akan menentukan:
- Pengambilan keputusan: apakah rencana kegiatan diterima (dengan atau
tanpa revisi) ataukah ditolak.
- Langkah apa yang harus diambil untuk mengelola lingkungan.
- Langkah apa yang harus diambil untuk memantau kualitas lingkungan.
Dikarenakan oleh pentingnya prakiraan dampak, maka prakiraan
dampak harus dilakukan secara bersungguh-sungguh, dan dilakukan oleh
ahli yang sesuai dengan bidangnya. Di sini yang dibahas adalah metode
ANDAL yang dipakai dalam prakirakan dampak. Sedangkan metode untuk
mengumpulkan dan menganalisis data sehingga dihasilkan informasi yang
tentang perubahan kualitas lingkungan dilakukan menggunakan teori yang
telah dipunyai oleh masing-masing bidang keahlian (misal: ahli sosial, ahli
hidrologi, ahli biologi, ahli kimia).

c. Metode prakiraan dampak


(1) Apa saja yang diprakirakan.
Dalam prakiraan dampak semua hal yang diperlukan untuk bahan
evaluasi dampak harus dianalisis.Karena umumnya evaluasi dampak
dilakukan menggunakan 7 kriteria yang disusun dalam Keputusan
Ketua BAPEDAL No. Kep056/1994 (atau 6 kriteria menurut pasal 5 PP
No. 27 Tahun 1999), maka ketujuh (atau keenam) komponen yang
rnasuk dalam kriteria tersebut harus diprakirakan besarnya. Untuk
lebih jelasnya masing-masing dari ketujuh komponen akan dijelaskan
pada bagian (ii). Perlu diingat kembali bahwa prakiraan ini dilakukan
untuk setiap sel yang telah diidentifikasi dalam matriks identifikasi
dampak.
(2) Tujuh kriteria yang dipakai dalam evaluasi dampak
Apabila yang dipakai dalam evaluasi untuk menentukan tingkat
kepentingan dampak adalah 7 kriteria maka dalam prakiraan dampak
ketujuh kriteria tersebut harus dianalisis. Tujuh kriteria tersebut adalah:
- jumlah manusia yang terkena dampak
- luas wilayah persebaran dampak
- lamanya dampak berlangsung
- intensitas dampak (seberapa besar dampak lingkungan berubah)

Universitas Gadjah Mada


- banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
- sifat komulatif dampak
- berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
(3) Dasar-dasar dalam melakukan prakiraan dampak.
Pada prinsinya prakiraan dampak dilakukan dengan
memperhitungkan ruang dan waktu. Untuk lebih jelasnya Gambar 4
menunjukkan contoh hubungan tingkat kebisingan dengan waktu
(kegiatan).

Gambar 4. Contoh Grafik Prakiraan Dampak Kebisingan Rencana


Kegiatan: Pembangunan dan Beroperasinya Sebuah Jalan Tol

Keterangan:
A : Tingkat kebisingan saat ini (to)
B : Tingkat kebisingan pada awal kegiatan (t1)
C : Tingkat kebisingan pada akhir tahap konstruksi (t2), kondisi tanpa
proyek.
D : Tingkat kebisingan pada tahap konstruksi (t3), kondisi tanpa
proyek.
E : Tingkat kebisingan pada akhir tahap konstruksi (t2), kondisi
dengan proyek.
F : Tingkat kebisingan pada tahap konstruksi (t3), kondisi dengan
proyek.
CE : Dampak kebisingan pada akhir tahap konstruksi (t2)

Universitas Gadjah Mada


DE : Dampak kebisingan pada tahap pasca konstruksi (t3)
Seperti ditunjukkan oleh Gambar 4, yang perlu dianalisis
adalah:
- Kualitas lingkungan dalam kondisi tanpa kegiatan (ditunjukkan
oleh garis ABCD),
- Kualitas lingkungan dalam kondisi dengan kegiatan (ditunjukan
oleh garis BEF),
- Perubahan kualitas lingkungan akibat adanya kegiatan (kualitas
lingkungan dengan adanya kegiatan — kualitas Iingkungan tanpa
kegiatan).
Analisis dampak dengan cara ini dilakukan tidak hanya untuk
setiap waktu (kegiatan), namun juga untuk suatu ruang (jarak) tertentu.
Misalnya: perubahan kebisisngan yang terjadi dihitung untuk koridor
dengan jarak 0, 50, 100, 150 dan 200 m dari pusat kegiatan.
Data yang diperlukan untuk melakukan prakiraan dampak adalah
rencana kegiatan dan rona lingkungan awal. Keduanya diuraikan secara
rind berikut ini.
Rencana Kegiatan
Rencana Kegiatan harus diuraikan ke dalam beberapa komponen
kegiatan yang relevan.
Rona lingkungan awal
Rona lingkungan awal adalah kualitas lingkungan yang diukur
sebelum kegiatan dilaksanakan. Data kualitas lingkungan untuk setiap
komponen lingkungan dikumpulkan dengan cara sesuai bidang keilmuan
masing-masing. Rona Iingkungan awal sangat penting sebagai titik awal
dalam memprakirakan dampak (merupakan kualitas lingkungan pada t o
pada Gambar 4.

Universitas Gadjah Mada


d. Contoh hasil prakiraan dampak
Tabel 5 menunjukkan contoh hasil prakiraan dampak.
Tabel 5. Tingkat Kebisingan di Ruas Yogyakarta — Prambanan

Tahun Tingkat Kebisingan pada Jarak Tertentu (Leg.


30 meter 100 meter DBA)
1998 — 77,52 - 79,11 57,52 —
2003 — 79,11 — 59,11 —
2003 59,11
2008 — 81,21 — 60,21 —
2008 81,21 60,21
2013 - 2015 82,23 — 60,42 —
2013 82,23 60,42
83,21 60,62
4.4. Evaluasi Dampak
Evaluasi dampak dilakukan secara holistik dan digunakan sebagai:
- dasar untuk menelaah kelayakan lingkungan dari berbagai alternatif usaha atau
kegiatan,
- arah pengelolaan dampak penting yang ditimbulkan.
Yang dimaksud evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah telaahan
secara totalitas terhadap beragam dampak penting lingkungan, dengan sumber
usaha atau kegiatan dampak. Beragam komponen lingkungan yang terkena
dampak penting tersebut (balk positif maupun negatif) ditelaah sebagai satu
kesatuan yang soling terkait dan saling pengaruh-mempengaruhi, sehingga
diketahu sejauh mana "pertimbangan" dampak peting yang bersifat positif
dengan yang bersifat negatif. Dampak-dampak penting yang dihasilkan dari
evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak penting yang harus dikelola.

Contoh Hasil Evaluasi Dampak dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Universitas Gadjah Mada


4.5. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL)
Semua dampak penting yang ditemukan pada studi ANDAL harus
dikelola dan dipantau. Cara-cara pengelolaan dan pernantauan lingkungan
masing-masing disusun dalam dokumen RKL dan RPL.

Tabel 6. Damoak vana Terpenting oada Setiao Kegiatan

No Tahap Kegiatan Dampak Terpenting Sumber Dampak


1 Pro konstruksi Sosial Budaya Pembebasan lahan
Persepsi Masyarakat Pembebasan lahan
2 Konstruksi Sosial Budaya Galian dan timbunan
3 Pasco konstruksi Ruang, tanah dan lahan Operasional jalan tol
Mobilisasi penduduk Operasional jalan tol
Perekonomian masyarakat Operasional jalan tol
Kualitas udara dan Operasional kendaraan
kebisingan

Universitas Gadjah Mada


Tabel 7. Matriks Evaluasi Dampak Secara Holistik dengan Kep. Kepala BAPEDAL No. Kep-056/1994

7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1994 Kepent. Prioritas Sifat


No Komponen Lingkungan Catatan
1 2 3 4 5 6 7 Dampak Pengelolaan Dampak
1 Pembebasan lahan Tujuh kriteria:
a. Ruang, tanah dan lahan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 1. Jml
b. Kependudukan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 2. lugs wilayah
manusia
c. Sosial budaya 2 3 3 3 3 3 5 2430 1 - 3. lama dampak
d. Persepsi masyarakat 2 3 5 3 5 3 2 2700 1 - 4. banyaknya
2 Mobilisasi alat berat komponen
a. Lalulintas dan keselamatan 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 5. komulatif
b. Perkerasan jalan umum 2 3 3 3 3 2 2 648 3 - 6. berbalik/tdk
3 Pekerjaan galian dan timbunan
a. Fisiografi 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - Ting. kepentingan
b. Biotis 2 2 3 3 3 3 2 1296 2 - 1. kurang
c. Sosial Budaya 2 3 3 4 3 2 5 2160 1 - 2. cukup
penting
4 Pengangkutan material 3. penting
penting
a. Lalulintas dan keselamatan 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - 4. lebih penting
b. Perkerasan jalan umum 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - 5. sangat penting
5 Pekerjaan perkerasan jalan
a. Kualitas udara dan kebisingan 2 3 3 4 4 2 2 1152 2 - Intensitas dampak
b. Hidrologi 2 2 3 3 3 2 2 432 3 - Perub. Skala
6 Pemagaran sepanjang jalan tol 0 1
a. Mobilisasi penduduk 3 3 3 3 3 2 2 972 3 1 2
b. Persepsi masyarakat 3 3 3 3 3 2 2 972 3 2 3
7 Operasi jalan tol 3 4
a. Fisiografi 2 2 5 2 3 2 2 648 3 - 4 5
b. Hidrologi 2 2 5 3 3 2 2 720 3 -
c. Ruang, tanah dan lahan 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 +
d. Mobilisasi penduduk 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 +

Universitas Gadjah Mada


Tabel 7. Matriks Evaluasi Dampak Secara Holistik dengan Kep. Kepala BAPEDAL No. Kep-056/1994 (lanjutan)

7 Kriteria Kep. BAPEDAL No. Kep-056/1994 Kepent. Prioritas Sifat


No Komponen Lingkungan Catatan
1 2 3 4 5 6 7 Dampak Pengelolaan Dampak
e. Perekonomian masyarakat 3 4 5 3 4 2 2 2880 1 + Prioritas penanganan
f. Persepsi masyarakat 3 4 5 3 3 2 2 2880 1 + dampak:
8 Operasional kendaraan No Kepentingan
a. Kualitas udara dan kebisingan 2 3 5 5
4 2 2 2400 1 - Prioritas Dampak
b. Lalulintas dan keselamatan 2 3 5 3 3 2 2 1080 2 + 3 <1000
c. Biotis 2 2 5 3 3 2 2 720 3 - 2 1000-2000
d. Sosial Budaya 2 2 5 3 2 2 2 480 3 - 1 2000-3000
e. Kesehatan 2 2 5 3 2 2 2 480 3 -
Total Positif 21.600
Total Negatif 21.450

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai