Anda di halaman 1dari 32

USULAN TEKNIS

BAB I
PEN DAH U LUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Rehabilitasi Rumah Dinas
KPPN Poso yang terletak di Kabupaten Poso Tahun Anggaran 2016 kepada CV.
KARYASA CONSTRUKSI, dalam kaitannya dengan pelelangan pekerjaan : Jasa
Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso.

Untuk hal tersebut Konsultan telah mempelajari Kerangka Acuan Kerja dan mengikuti
rapat penjelasan pekerjaan secara seksama, maka dengan ini Konsultan telah menyatakan
minatnya untuk mengikuti pelelangan pengadaan jasa Konsultan dan menyusun Dokumen
Usulan berdasarkan Dokumen Lelang serta informasi lainnya yang diperoleh dari rapat
penjelasan pekerjaan.

Dokumen Usulan terdiri dari 2 (dua) Dokumen masing-masing adalah :


- Dokumen Usulan Administrasi dan Usulan Teknis,
- Dokumen Usulan Biaya

Pada intinya dokumen usulan teknis ini mencakup uraian detil mengenai pemahaman
Konsultan terhadap pelaksanaan kegiatan, latar belakang dan pengalaman Konsultan serta
kegiatan yang akan dilaksanakan. Konsultan untuk dapat memberikan jasa pengawasan
teknis yang optimal sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada Kerangka Acuan
Kerja dengan penyajian sebagai berikut :

1.2. SISTIMATIKA USULAN TEKNIS


Adapun Sistimatika Usulan Teknis ini disusun berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
yang meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang Usulan Teknis dan Sistimatika Usulan
Teknis.

. 1
USULAN TEKNIS

BAB II : LATAR BELAKANG KONSULTAN


Berisi Uraian Tentang Latar Belakang, Ruang Lingkup Pekerjaan
Konsultan dan Data Umum Perusahaan.

BAB III : PEMAHAMAN TENTANG KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)
Berisikan Pengenalan Konsultan Terhadap Kerangka Acuan Kerja
Yang Mencakup Latar Belakang Kegiatan, Maksud dan Tujuan
Serta Lingkup Layanan Konsultan.

BAB IV : PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI KERJA


Berisi Uraian Lengkap Mengenai Pendekatan Teknik dan Metode
Penanganan Pekerjaan Pengawasan.

BAB V : RENCANA KERJA


Berisikan Uraian Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

BAB VI : STRUKTUR ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN


TANGGUNG JAWAB PERSONIL, PERSONIL YANG
DIBUTUHKAN SERTA JADWAL PENUGASAN PERSONIL
Berisi Uraian Yang Mencakup Struktur Organisasi dan Koordinasi
Kerja, Tanggung Jawab Masing-Masing Tenaga Ahli Serta Jadwal
Penugasan Personil Serta Peralatan & Perlengkapan.

Penyusunan uraian Dokumen Usulan Teknik ini sepenuhnya berdasarkan pada


Kerangka Acuan Kerja dan pengetahuan serta pengalaman Konsultan yang didapat selama
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan sejenis.

. 2
USULAN TEKNIS

BAB II
LATAR BELAKANG KONSULTAN

2.1. LATAR BELAKANG


Pembangunan merupakan upaya penciptaan kesempatan yang lebih besar kepada
setiap warga negara, sehingga mereka mampu melaksanakan aspirasinya sesuai dengan
tata nilai yang berlaku. Proses pembangunan ini di harapkan mampu mengantarkan bangsa
Indonesia pada tahap terciptanya masyarakat adil dan makmur. Kegiatan pembangunan
yang sangat kompleks tersebut perlu didukung oleh masyarakat, baik sebagai individu
maupun lembaga. Atas pertimbangan akan kebutuhan dan tantangan itu, CV. KARYASA
CONSTRUKSI yang bergerak di bidang konsultansi didirikan pada tahun 2012 dengan
Kantor Pusat di Poso.

Didalam perjalanan CV. KARYASA CONSTRUKSI dan tuntutan pelayanan IPTEK


oleh masyarakat dan pemerintah untuk pembangunan pada saat ini dan akan datang,
mendorong kami untuk meningkatkan persyaratan administrasi, meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan profesional dan meningkatkan jasa pelayanan konsultansi
kedalam suatu perusahaan profesional yang bertanggung jawab.

Untuk itu tujuan dari CV. KARYASA CONSTRUKSI antara lain :


1. Sebagai mitra kerja yang profesional sesuai dengan ruang lingkup konsultansinya
dengan layanan yang terpercaya .
2. Sebagai lapangan kerja yang baik bagi tenaga ahli Indonesia untuk turut
menyumbangkan tenaga dan pikirannya serta bagi pengembangan pribadinya.
3. Sebagai badan usaha yang sehat dan mantap.

Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, CV. KARYASA CONSTRUKSI didukung


oleh sejumlah personil yang berpengalaman di bidangnya masing - masing disamping
mempunyai kemampuan organisasi dan koordinasi yang dapat diandalkan. Pengalaman
perusahaan CV. KARYASA CONSTRUKSI sejak saat didirikan dapat dilihat dalam
daftar pengalaman perusahaan, dan merupakan suatu penghargaan yang sangat besar buat
CV. KARYASA CONSTRUKSI apabila kebutuhan jasa layanan teknik dan pelayanan
pengelolaan proyek dapat dipercayakan kepada kami.

. 3
USULAN TEKNIS

2.2. RUANG LINGKUP PEKERJAAN KONSULTAN

1. PEKERJAAN UMUM

 Arsitektur Bangunan Gedung

 Irigasi, Bendungan/Dam dan Hidrolika

 Rawa, Sungai dan Pengendalian Banjir

 Pengendalian Erosi/Konservasi Tanah

 Jalan dan Jembatan

 Teknik dan Pengendalian Lalu Lintas

 Landasan

 Pelabuhan dan Prasarana Angkutan SDP

 Struktur Bangunan Ringan Sederhana

2. LINGKUP PEKERJAAN

 Perencanaan Umum

 Jasa Survey

 Study Kelayakan

 Perencanaan Teknik

 Pengawasan

 Manajemen

 Penelitian

. 4
USULAN TEKNIS

2.3 DATA UMUM PERUSAHAAN

1. Nama Perusahaan : CV. KARYASA CONSTRUKSI.

2. Bentuk Badan Hukum : PERSEROAN KOMANDITER (CV.)

3. Alamat Perusahaan : Jl. Slamet Riyadi No. 144 Telp. 081341000049 Poso

4. N.P.W.P : No. 03.111.717.9-833.000

5. Keanggotaan : INKINDO

6. Aspek Hukum : S I U J K, I N K I N D O, T D R, S I T U

7. Akte Pendirian : YOHANIS YABES T, SH,.M.Kn


No.65, Tanggal 07 Mei 2012
8. Akte Perubahan : -
-

9. B a n k : Bank Mandiri (Persero) Tbk.


Cabang Poso Sulawesi Tengah

PT. Bank BRI


Cabang Poso Sulawesi Tengah

10. Personalia Perusahaan :


a. Tenaga Ahli : 10 Orang ( Tetap : 5 ; T.tetap: 5 )
b. Tenaga Teknik/Non Teknik: 8 Orang ( Tetap : 2 ;T.tetap: 6 )
c. Tenaga Penunjang : 6 Orang ( Tetap : 6;T.tetap: - )

11. Pengalaman Perusahaan : Terlampir

. 5
USULAN TEKNIS

BAB III
PEMAHAMAN TENTANG KAK

3.1. LATAR BELAKANG


Ketersediaan Fasilitas bangunan yang aman, efektif dan bermutu adalah salah satu
tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan Nasional diberbagai sektor.
Dengan ketersediaan layanan dan dapat dimanfaatkan secara optimal, maka perlu
dilakukan upaya pengelolaan pemerintahan secara terpadu.

Pengelolaan terpadu dilakukan untuk menghindari terjadinya tumpang tindih


penggunaan anggaran sehingga pelayanan dapat dilakukan lebih efektif dan
efisien. Selain itu dalam upaya menjaga mutu dan stabilitas pelayanan. Salah satu
upaya yang dimaksud yaitu melalui program kegiatan peningkatan sarana dan
Prasarana Aparatur, yang dalam pelaksanaanya adalah revitalisasi Bangunan
Perumah Dinas sebagai tempat pelayanan bagi para pegawai guna menciptakan
dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat indonesia khususnya para
pegawai.
Guna mewujudkan rencana tersebut selain memerlukan Jasa Kontraktor yang akan
ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan konstruksi, diperlukan pula adanya jasa
Konsultan yang akan bertugas membantu pemimpin kegiatan, baik dalam bidang
perencanaan teknik, maupun pengawasan teknik di lapangan.

3.2. MAKSUD DAN TUJUAN


3.2.1 Maksud
Dengan adanya keterbatasan tenaga pihak proyek dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya, baik terhadap kelancaran pekerjaan maupun hasil pekerjaan
yang harus sesuai dengan ketentuan serta persyaratan yang tercantum dalam
Dokumen kontrak, maka diperlukan adanya bantuan jasa konsultansi yang akan
bertugas di lokasi proyek. Jasa Konsultansi yang dimaksud, adalah untuk
Pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso

. 6
USULAN TEKNIS

3.2.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan Pengawasan ini adalah :
 Mengawasi serta mengarahkan kegiatan kontraktor dilapangan agar pekerjaan
dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan bestek maupun gambar bestek.
 Memantau perkembangan pekerjaan setiap hari sehingga pekerjaan tersebut
terprogram dengan baik guna hasil yang optimal.
 Membuat rancangan program kerja dan laporan harian, mingguan dan bulanan
yang nantinya akan dilaporkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

3.3. JENIS DAN LINGKUP JASA KONSULTAN


3.3.1. Jenis Jasa Konsultan
Jenis Jasa Konsultan dalam Kerangka Acuan Kerja ini adalah untuk pekerjaan Jasa
Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso.

3.3.2. Lingkup kegiatan


Lingkup Kegiatan Konsultan sesuai dengan yang tercantum dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) adalah sebagai berikut :
1. Pengawasan Kegiatan Pekerjaan dilapangan
2. Membuat Laporan Perkembangan pekerjaan secara kontinyu baik mingguan
maupun bulanan.
3. Memberi arahankepada kontraktor tentang tata cara pelaksanaan pekerjaan.
4. Membuat teguran terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh kontraktor
pelaksana.
5. Membuat Laporan Akhir pekerjaan.

3.4. TANGGAPAN TERHADAP KAK


Setelah mempelajari dan meneliti dengan baik atas dokumen pelelangan dan
mengikuti rapat penjelasan pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi
Rumah Dinas KPPN Poso di Kabupaten Poso Tahun Anggaran 2015, kami
berpendapat bahwa apa yang tercantum dalam kerangka acuan telah mencakup
semua kegiatan yang harus dilakukan dalam kaitan tersebut. Dengan itu kami

. 7
USULAN TEKNIS

melakukan pendataan terhadap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan melalui


koordinasi panitia dan pihak terkait sebagai bahan masukan .

BAB IV
PENDEKATAN TEKNIS DAN METODE KERJA

4.1. U M U M
Secara umum latar belakang, tujuan dan lingkup pekerjaan telah diuraikan secara
jelas pada bagian terdahulu, tentang pemahaman pelaksanaan kegiatan Jasa Konsultasi
Pengawasan Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso Langkah berikutnya untuk
mengembangkan pengertian terhadap kegiatan tersebut adalah menyiapkan prioritas
sasaran yang akan digunakan sebagai acuan dalam menyusun dan menyiapkan metode
kerja pendekatan untuk pelaksanaan jasa konsultansi ini.

Rekomendasi selanjutnya, yaitu bahwa kegiatan ini mencakup begitu luas


mengenai masalah-masalah teknis dan praktis dimana kesemuanya itu harus
ditujukan tidak hanya menyangkut pada penggunaan tenaga ahli teknis terbaik saja,
tetapi juga pengalaman-pengalaman yang sesuai dengan praktisi pekerjaan yang
sejenis.

Oleh karena itu, dengan didukung adanya hubungan staf Konsultan yang
melakukan kerja sama erat dengan Kantor/Satuan Kerja/Pimbagro/Direksi Teknis,
untuk menjamin bahwa koordinasi dan pendekatan terhadap berbagai masalah yang
mungkin timbul selama berlangsungnya kontrak ini akan dapat teratasi
pemecahannya.

Konsisten terhadap prioritas sasaran yang seharusnya dicapai oleh Konsultan,


perlunya ditetapkan suatu metodologi dan pendekatan teknis didalam melaksanakan
Pekerjaan kegiatan sesuai kebutuhan.

. 8
USULAN TEKNIS

4.2. METODOLOGI
Adapun metodologi pendekatan untuk pelaksanaan kegiatan ini terbagi atas beberapa
tahap yang mana tahap demi tahap merupakan tahapan pelaksanaan pekerjaan.

1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Pembersihan.
3. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank.
4. Pekerjaan Pengukuran Beda Tinggi Titik Duga ( Peil ).
5. Pekerjaan Galian.
6. Pekerjaan Urugan.
7. Pekerjaan Pasangan Batu Kali.
8. Pekerjaan Pasangan Batu Bata.
9. Pekerjaan Beton Bertulang.
10. Pekerjaan Beton Tak Bertulang.
11. Pekerjaan Plesteran.
12. Pekerjaan Kayu.
13. pekerjaan Penutup Atap.
14. Pekerjaan Plafond.
15. Pekerjaan Ubin dan Lantai.
16. Pekerjaan Kaca.
17. Pekerjaan Kunci dan Penggantung.
18. Pekerjaan Cat dan Politur.
19. Pekerjaan Instalasi Air.
20. Pekerjaan Saluran Air Kotor dan Sanitasi.
21. Pekerjaan Instalasi Listrik.
22. Pekerjaan Akhir.

4.2.1. Tahap I : Pekerjaan Persiapan.

Pada pekerjaan persiapan ini dari pihak kontraktor diharuskan membuat kantor
Direksi Keet ( Kantor Direksi ) yang berukuran 6 m x 7 m dengan menggunakan
bahan – bahan sederhana, yaitu dinding dari papan atau tripleks, lantai semen cor,
dan pintu dapat dikunci dengan baik.

. 9
USULAN TEKNIS

Untuk menampung tenaga kerja dan penyimpanan bahan – bahan meterial yang
diperlukan, kontraktor harus membuat barak kerja dan gudang tempat penyimpanan
material bangunan yang memenuhi syarat sesuai dengan petunjuk Direksi.

4.2.2. Tahap II : Peekerjaan Pembersihan

Pekerjaan pembersihan ini meliputi :


1. Sebelum memulai pekerjaan pihak kontraktor harus membersihkan permukaan
tanah dari rumput, semak – semak dan tumbuhan lainnya serta puing – puing
dan brangkal – brangkal yang terdapat pada lokasi pekerjaan.
2. Tanah – tanah yang berbukit harus diratakan, tanah humus pada permukaan
tanah pada garis bangunan harus dikupas, dan tanah kupasan harus dibuang
keluar dari lokasi pekerjaan.
3. Pembersihan lokasi dilaksanakan sesuai dengan gambar Site Plan, dan
kontraktor harus mengerjakan urugan tanah termasuk pemadatannya pada
daerah bangunan sampai minimal satu meter dari dinding bangunan.
4. Jika pada lokasi pekerjaan terdapat konstruksi atau utility yang masih berfungsi
seperti pipa – pipa, kabel – kabel, tiang – tiang listrik yang ada dibawah atau
diatas lokasi pekerjaan, kontraktor harus melindungi jangan sampai terjadi
kerusakan selama pelaksanaan pekerjaan.

4.2.3. Tahap III : Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank.

1. Pengukuran dan pemasangan bowplank dilakukan sekaligus untuk seluruh site,


agar pengaturan perletakan bangunan tidak meleset serta menjaga kemungkinan
perubahan – perubahan atau pergeseran – pergeseran sesuai keadaan.
2. Untuk mendapatkan ukuran yang tepat sesuai rencana, pengukuran wajib
dilaksanakan dengan menggunakan theodolit atau waterpas.
3. Sebelum dipasang papan untuk bouwplank harus diserut rata dan lurus.

4.2.4. Tahap IV : Pekerjaan Tinggi Titik Duga ( PEIL ).

1. Ukuran tinggi titik duga ( Peil ) 0,00 yang dinyatakan dalam gambar disesuaikan
dengan keadaan site.
2. Ukuran tinggi duga ( Peil ) dinyatakan dengan suatu tanda tetap dan dipasang
pada tempat yang tidak mudah terganggu.

. 10
USULAN TEKNIS

3. Pembuatan / pemasangan tanda tetap ini di kerjakan oleh pemborong dengan


petunjuk dan persetujuan Direksi / Pengawas Teknik.

4.2.5. Tahap V : Pekerjaan Galian.

1. Lingkup Pekerjaan:
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi , saluran dan pekerjaan
galian lainnya yang nyata – nyata tertera dalam gambar dan syarat – syarat
teknik ini .
2. Pelaksanaan :
Galian tanah pondasi dimensi minimal sama dengan gambar atau maksimal
sampai mencapai tanah dasar / keras , kecuali tanah dasar / keras melebihi dua
kali dimensi yang telah ditentukan, maka direksi / pengawas teknik dapat
mengambil kebijaksanaan untuk merubah konstruksi atau dimensi tanpa
mengurangi kekuatan.
Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 1
meter dari tepi lubang galian.
Jika pada galian terdapat air genangan , harus dipompa keluar , untuk ini
pemborong harus menyediakan pompa air yang siap untuk dipakai. Semua
tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar lokasi pekerjaan. Apabila
terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka
kelebihan pada galian pada galian harus diurug kembali dengan pasir. Biaya
akibat pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor.

4.2.6. Tahap VI : Pekerjaan Urugan

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian , urugan pasir
dibawah lantai / pondasi , peninggian tanah , pekerjaan – pekerjaan akhir sub
draenase , penimbunan kembali untuk pekerjaan electrical dan pekerjaan urugan
lainnya yang tertera dalam gambar.
2. Pelaksanaan :
Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus
ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan , dengan menggunakan

. 11
USULAN TEKNIS

bahan timbunan yang cukup baik , bebas dari rumput , akar – akar dan lain –
lain.
Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan, sehingga
minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimal 30 Cm setiap
lapis, kemudian dipadatkan pada ketebalan yang ditentukan hingga urugan tanah
tersebut mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan.
Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air , sehingga
mendapatkan angka kepadatan maksimal.
Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan persyaratan
bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur , tanah dan tidak
mengandung garam atau mineral lainnya.

4.2.7. Tahap VII : Pekerjaan Pasangan Batu Kali.

1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi semua pasangan batu kali yang dibuat untuk
pondasi praktis di bawah sloof sebagai mana dinyatakan dalam gambar, dan
sebelumnya dibawah pasangan pondasi harus diberi urugan pasir dan batu
kosong.
2. Material :
Batu kali yang dipakai harus dari jenis batu kali yang keras dan tidak keropos,
serta mempunyai gradasi baik dengan diameter minimal 25 Cm.
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 Pc : 5 pasir, terkecuali di tentukan
lain.
Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus
bersih dari lumpur dan kotoran lainnya .
3. Pelaksanaan :
Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk
yang ditunjukan dalam gambar.
Untuk pemasangan batu kali ini tidak di benarkan sisi – sisi batu kali
bersentuhan, tetapi diantaranya harus diisi dengan adukan sehingga hubungan
batu satu sama lainnya melekat dengan sempurna.

4.2.8. Tahap VIII : Pekerjaan Pasangan Batu Bata.

. 12
USULAN TEKNIS

1. Lingkup Pekerjaan :
Bangian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan – bahan , pemasangan dan
semua pasangan bata yang tertera pada gambar. Pelaksanaan pemasangannya
harus benar – benar mengikuti garis – garis ketinggian dan bentuk – bentuk
yang terlihat pada gambar dan di sebut dalam spesifikasi.
2. Meterial :
Batu bata yang digunakanharus baru, terbakar keras dan tidak patah – patah.
Ukuran yang dianjurkan adalah 5,5 cm x 22 cm dengan toleransi ukuran 0,5 cm.
Adukan yang digunakan pasangan bata biasa adalah campuran 1 Pc ; 5 Pasir,
sedangkan untuk daerah kedap air menggunakan campuran 1 Pc : 2 Pasir.
3. Pelaksanaan :
Pasangan dinding batu bata umumnya adalah ½ batu kecuali ada petunjuk lain
dari Direksi. Pemasangan bata harus rata dan tegak, lajur penaikannya diukur
dengan lot, kecuali bilamana diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata
harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya. Selain itu pola ikatan
pasangan harus terjaga dengan baik diseluruh pekerjaan.
Pada jarak – jarak tertentu pasangan bata tersebut perlu diperkuat dengan kolom
praktis ( beton ), dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai gambar.
Segera setelah pasangan bata selesai, siar – siarnya dikeruk sedalam 1 cm
agar pelesteran dapat melekat dengan baik. Sebelum bata dipasang hendaknya
direndam dalam air sampai jenuh, dan pemasangannya harus rapi sesuai yang
diisyaratkan. Bata – bata potongan tidak boleh dipakai / dipasang, terkecuali
pada pertemuan – pertemuan dengan kosen / kolom.

4.2.9. Tahap IX : Pekerjaan Beton Bertulang.

1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam
beton biasa, beton bertulang dengan penulangannya, termasuk bekesting,
finishing dan pekerjaan – pekerjaan lain yang masuk dalam pekerejaan ini.
2. Material :
Bahan – bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat –
syatat sebagai berikut :
2.1. Agregat.
Agregat harus terdiri dari gradasi – gradasi yang seragam, dan harus
sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan beton. Peyimpanan harus

. 13
USULAN TEKNIS

dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan


bahan – bahan yang dapat merusak.
2.2. Semen.
Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, dibawa
ketempat pekerjaan dalam kemasan standar dari pabrik dan terlindung.
Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini kontraktor harus mengusahakan
hanya menggunakan satu merek saja.
2.3. Besi Tulangan.
Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi
langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, oli ( minyak ) dan
gemuk.
Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang
berukuran garis tengah minimal 1 mm.
2.4. Bekesting.
Bahan cetakan beton ( bekesting ) menggunakan papan terentang ( kayu
klas III ) atau multipleks dan balok 5/7 cm, kecuali ada petunjuk lain
dari Direksi.
2.5 Air.
Air yang dipakai untuk penegcoran harus bersih, dalam artian tidak
mengandung lumpur dan bahan kimia yang dapat mempengaruhi
kekuatan beton.

3. Pelaksanaan
Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekesting harus bersih dari kotoran –
kotoran dan bahan lain. Alat – alat pengaduk beton ( beton Molen ) dan alat
pembawa juga harus bersih. Penulangan harus dimainkan pada posisinya serta
harus diperiksa terlebih dahulu.
Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika
terdapat ketidak cocokan pada ukuran kontraktor diwajibkan
mempertimbangkan terlebih dahulu dengan Diereksi.
Besar diameter besi tulangan harus sesuai denagn kekentuan dalam gambar. Jika
suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan membicarakan /
konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi.
Seluruh pekerjaan bekesting menggunakan kayu klas III dan untuk
mendapatkan hasil cetakan yang memenuhi syarat pekerjaan bekesting harus
dikerjakan oleh tukang yang ahli. Celah – celah antara papan bekesting harus

. 14
USULAN TEKNIS

rapat agar waktu pengecoran tidak ada air adukan yang lolos. Sebelum mulai
pengecoran, bagai dalam bekesting harus disiram air dan dibersihkan dari
kotoran.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter, dan
segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan beton dipadatkan dengan penggetar
( internal coprete vibrator ). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan
konstan serta penggunaannya tidak boleh mengenai besi tulangan.
Apabila karena sesuatu hal pengecoran beton diputuskan sebelum selesai,
sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras permukaan
yang akan di sambung harus di kasarkan dan dibersihkan, bekisting
dikencangkan kembali, dan penyambungannya menggunakan air semen atau
bonding agent yang disetujui Direksi / Pengawas.
Bekisting baru boleh di bongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode
pengerasan sebagaimana di atur pada SKSNI T – 15 1991 – 03 , dan sementara
itu penyiraman beton harus selalu di laksanakan.
Peraturan – peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak
tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat SKSNI T – 15 –
1991 – 03 sebagai syarat.
Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan pengecoran
beton dapat di berikan pada waktunya , kontraktor diwajibkan menyampaikan
pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.

4.2.10. Tahap X : Pekerjaan Beton Tak Bertulang.

1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan – bahan , pemasangan dan
semua pekerjaan beton tak bertulang dan campuran yang dipergunakan adalah 1
bagian semen, 3 bagian pasir , 5 bagian kerikil, dan dilaksanakan untuk neut –
neut kosen lantai kerja , lantai cor beton , rabat beton dan lainnya yang
ditentukan dalam gambar.
2. Material :
Bahan – bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat –
syatat sebagai berikut :
2.1. Agregat.
Agregat harus terdiri dari gradasi – gradasi yang seragam, dan harus
sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan beton. Peyimpanan harus

. 15
USULAN TEKNIS

dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan


bahan – bahan yang dapat merusak.
2.2. Semen.
Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, dibawa
ketempat pekerjaan dalam kemasan standar dari pabrik dan terlindung.
Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini kontraktor harus mengusahakan
hanya menggunakan satu merek saja.
2.3. Besi Tulangan.
Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari kontaminasi
langsung dengan udara, tanah lembab, aspal, oli ( minyak ) dan
gemuk.
Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton yang
berukuran garis tengah minimal 1 mm.

2.4. Bekesting.
Bahan cetakan beton ( bekesting ) menggunakan papan terentang ( kayu
klas III ) atau multipleks dan balok 5/7 cm, kecuali ada petunjuk lain
dari Direksi.
3.5 Air.
Air yang dipakai untuk penegcoran harus bersih, dalam artian tidak
mengandung lumpur dan bahan kimia yang dapat mempengaruhi
kekuatan beton.
3. Pelaksanaan :
Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekesting harus bersih dari kotoran –
kotoran dan bahan lain. Alat – alat pengaduk beton ( beton Molen ) dan alat
pembawa juga harus bersih. Penulangan harus dimainkan pada posisinya serta
harus diperiksa terlebih dahulu.
Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika
terdapat ketidak cocokan pada ukuran kontraktor diwajibkan
mempertimbangkan terlebih dahulu drngan Diereksi.
Besar diameter besi tulanagan harus sesuai denagn kekentuan dalam gambar.
Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan
membicarakan / konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi.
Seluruh pekerjaan bekesting menggunakan kayu klas III dan untuk
mendapatkan hasil cetakan yang memenuhi syarat pekerjaan bekesting harus
dikerjakan oleh tukang yang ahli. Celah – celah antara papan bekesting harus

. 16
USULAN TEKNIS

rapat agar waktu pengecoran tidak ada air adukan yang lolos. Sebelum mulai
pengecoran, bagai dalam bekesting harus disiram air dan dibersihkan dari
kotoran.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter, dan
segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan beton dipadatkan dengan penggetar
( internal coprete vibrator ). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan
konstan serta penggunaannya tidak boleh mengenai besi tulangan.
Apabila karena sesuatu hal pengecoran beton diputuskan sebelum selesai,
sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras permukaan
yang akan di sambung harus di kasarkan dan dibersihkan, bekisting
dikencangkan kembali, dan penyambungannya menggunakan air semen atau
bonding agent yang disetujui Direksi / Pengawas.
Bekisting baru boleh di bongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode
pengerasan sebagaimana di atur pada SKSNI T – 15 1991 – 03 , dan sementara
itu penyiraman beton harus selalu di laksanakan.
Peraturan – peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak
tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat SKSNI T – 15 –
1991 – 03 sebagai syarat.
Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan pengecoran
beton dapat di berikan pada waktunya , kontraktor diwajibkan menyampaikan
pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.

4.2.11. Tahap XI : Pekerjaan Plesteran.

1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan
adukan sebagai berikut :
1.1 untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1 semen dan 5
bagian pasir.
1.2 Plesteran kedap air ( transram ) mengunakan adukan 1 bagian semen
dan 2 bagian pasir.
1.3 Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan adukan 1
bagian semen dan 3 bagian pasir.
2. Material :

. 17
USULAN TEKNIS

2.1. Pasir untuk plesteran harus diayak / saring agar supaya hasilnya
cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki kandungan
tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
2.2. Semen yang digunakan harus baru , tidak ada bagian yang membatu
serta dalam kemasan standard pabrik dan terlindungi.
3. Pelaksanaan :
3.1. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan
diplester harus disiram air sampai jenuh, dan siar – siarnya telah
dikeruk sedalam lebih kurang 1 Cm
3.2. Tebal plesteran dinding ditentukan lebih kurang 1 Cm , dikerjakan
dengan lurus dan rata, dan bidang – bidang yang berombak / retak
harus di bongkar dan diperbaiki.
3.3. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus daci mengunakan
adukan 1 bagian semen dan 7 bagian kapur , terkecuali plesteran kaki
pondasi dan beton di aci dengan air semen.

4.2.12. Tahap XII : Pekerjaan Kayu.

1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi seluruh pengadaan dan pemasangan kayu – kayu
untuk konstruksi kuda – kuda / kap , gording , rangka plafond, listplank, bingkai
pintu dan jalusi kayu , kosen pintu, jendela , ventilasi dan pekerjaan kayu
lainnya yang nyata – nyata tertera dalam gambar.
2. Material :
2.1. kayu yang di pakai pada pekerjaan ini seluruhnya adalah kayu palapi merah
yang mempunyai kelas keawetan III dan kelas sesuai dengan SKBI –
3.53.1987 UDC : 674.048
2.2. Ukuran – ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai dengan ukuran yang
terdapat pada gambar detai.
3. Pelaksanaan :
3.1. semua pekerjaan kosen , listplak,pintu, jalusikayu pada bagian – bagian
tertentu harus diserut rata dan halus, dan pada bagian – bagian
pertemuan harus di kerjakan dengan rapi dan tidak berongga.
3.2. Untuk pekerjaan kap / kuda – kuda dan gording, ukuran kayu, konstruksi
dan cara penyambungannya mengikuti petunjuk yang tertera pada
gambar , serta diberi penguat kawat / beugel besi plat dan angker.

. 18
USULAN TEKNIS

3.3. Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik dan rapi,
untuk profil panjang harus mengunakan mesin potong.

4.2.13. Tahap XIII : Pekerjaan Penutup Atap.

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan atap,
nok, jurai pada tempat –tempat sesuai dengan yang ditunjuk dalam gambar.
2. Material :
2.1. Penutup atap mengunakan bahan atap genteng metal 0,22 mm
2.2. Untuk pengikat genteng metal digunakan paku genteng yang berkualitas
baik ,buatan dalam negeri.
2.3. Untuk pekerjaan bumbungan digunakan bumbungan genteng metal 0,22
mm.
3. Pelaksanaan :
3.1. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, kap / kuda – kuda , gording , kasau
dan reng harus telah di redusi terlebih dahulu.
3.2. Pemasangan atap harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga atap yang
telah terpasang tidak akan terbebani. Pemasangan tidak terjadi
kebocoran.

4.2.14. Tahap XIV : Pekerjaan Plafond.

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan , tenaga kerja dan pemasangan
penggantung, rangka dan penutup plafond pada tempat – tempat yang sesuai
dengan yang ditunjukan dalam gambar.
2. Material :
2.1. Semua material kayu untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan
kayu daerah merah dengan kelas keawetan III dan kelas II sesuai
dengan SKBI – 3.6.53.1987 UDC : 674.048 ; dengan ukuran – ukuran
yang sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar
2.2. Kayu yang dipakai harus kering, tidak terdapat mata – mata kayu / cacat –
cacat lainnya serta tidak terdapat bidang – bidang yang lemah.

. 19
USULAN TEKNIS

2.3. Untuk penutup plafond menggunakan gypsum tebal 9 mm buatan dalam


negeri, tidakcacat dan diusahakan warna gypsum yang digunakan
seragam.
3. Pelaksanaan :
3.1. Ketinggian , ukuran , pembidangan dan konstruksi plafond dilaksanakan
sesuai ketentuan – ketentuan dalam gambar.
3.2. Kayu untuk rangka plafond harus diserut rata,terutama pada bidang –
bidang bawah yang kan ditutup dengan gypsum, dan diberi
penggantung dalam jumlah yang cukup.
3.3. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli, lurus dan
tidak lentur. Apabila terjadi plafond terpasang ternyata tidak lurus, retak
atau lentur, direksi berhak menolak dan pemborong harus segera
membongkar dan memperbaiki kembali.

4.2.15. Tahap XV : Pekerjaan Ubin dan Lantai.

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan / material , tenaga kerja dan
pemasangan lantai sesuai yang di tentukan dalam gambar.
2. Material :
2.1. Ubin keramic tile ukuran 40 X 40 Cm setara Roman , Asia Tile, dipasang
pada seluruh lantai ruangan gedung serta selasar / teras , kecuali kamar
mandi / WC.
2.2. Ubin keramic tile ukuran 320 X 25 Cm setara Roman, Asia tile dipasang
pada ubin dinding kamar mandi / WC, setinggi 7 susun atau sesuai
ketentuan gambar.
2.3. Ubin wafel ukuran 20 X 20 cm setara Roman, IKAD, Asia tile dipasang
pada lantai kamar mandi / WC.
3. Pelaksanaan :
3.1. Semua lantai dipasang diatas pasir sebagaimana yang tertera pada gambar
untuk pekerjaan ini .
3.2. Pemasangan lantai ubin harus rapi, dengan siar saling tegak lurus , serta
mengikuti peil – peil yang ditentukan dalam gambar.
3.3. Pemasangan ubin pada lantai harus dikerjakan dengan rata dan datar serta
dikerjakan oleh tukang benar – benar ahli.

. 20
USULAN TEKNIS

3.4. Ubin keramic dan wafel dipasang diatas adukan bubur semen, dan naat
antara ubin dengan ubin diisi dengan perekat semen warna yang sesuai
dengan warna ubinnya.
3.5. Ubin keramic 40 X 40 Cm dan wafel 20 X 20 Cm dipasang diatas adukan
spesi 1 PC : 5 Pasir tebal 7 Cm , dan pada naat antara ubin dengan ubin
diisi dengan perekat semen.
3.6. Pemasangan ubin pada lantai kamar mandi /WC kemiringannya harus
diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga pada waktu difungsikan air
buangan dapat mengalir dengan bebas dan terhindar dari genangan.
3.7. Penetapan ubin dilaksanakan sesuai ketentuan – ketentuan yang ditujukan
dalam gambar.

4.2.16. Tahap XVI : Pekerjaan kaca.

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan / material, tenaga kerja dan
pemasangan kaca bingkai maupun kaca mati seperti yang ditunjukan dalam
gambar.
2. Material :
2.1. Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini adalah kaca riben / bening tebal 3
mm dan 5 mm
2.2. Kaca yang digunakan adalah kaca buatan dalam negeri, tidak cacat dan
tidak retak.
3. Pelaksanaan :
3.1. Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan mengikuti
petunjuk – petunjuk yang ditentukan dalam gambar.
3.2. Kaca harus dipasang sedemikian rupa dengan lubang sponing yang sesuai
dengan ketebalan kaca serta dipasang list dengan rapi sehingga tidak
goyang / longgar.
3.3. Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang dipasang dalam keadaan utuh
dan tidak cacat / retak. Apabila berdasarkan pemeriksaan terdapat kaca
yang cacat / retak, pemborong harus segera mengganti.

4.2.17. Tahap XVII : Pekerjaan Kunci dan Penggantung.

. 21
USULAN TEKNIS

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyedian bahan / material, tenaga kerja dan pemasangan
kunci serta alat – alat penggantung.
2. Material :
2.1. Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2 ( dua )
slag kualitas baik, setara Yale / Anchor ( asli )
2.2. Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah engsel nylon ring 4 “
untuk pintu – pintu , dan engsel nylon ring 3 “ untuk jendela bingkai
kaca.
2.3. Gerendel tanam lengkap untuk pintun 2 daun, dan gerendel biasa buatan
dalam negeri untuk jendela.
2.4. Hag angin lengkap buatan dalam negeri untuk jendela – jendela bingkai
2.5. Sebelum dipasang, kunci – kunci dan alat – alat penggantung harus
diperhatikan contohnya kepada Direksi.
3. Pelaksanaan :
3.1. Semua daun pintu menggunakan engsel nylon ring 4 “ buatan dalam negeri
masing – masing 3 ( tiga ) buah.
3.2. Untuk pintu – pintu 2 daun harus dilengkapi dengan gerendel tanam yang
dipasang pada bagian atas dan bawah.
3.3. Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel nylon ring 3 “ buatan
dalam negeri masing – masing 2 buah dan untuk pengunci dipasang
gerendel 1 buah.
3.4. Kunci – kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat diserahkan anak
kunci harus diserahkan lengkap dengan cadangannya.

4.2.18. Tahap XVIII : Pekerjaan Cat dan Politur.

1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini mewliputi penyediaan bahan / material , tenaga kerja dan
pengecatan kayu, tembok, plafond, dan residu kap kuda – kuda dan gording.
2. Material :
1. Jenis cat kayu yang digunakan adalah merk Glotex, Platone, Altex, atau
yang setara.
2. Plamur atau dempul yang digunakan adalah produksi dalam negeri kualitas
baik.

. 22
USULAN TEKNIS

3. Residu dengan ketentuan yang cukup untuk kap / kuda – kuda,


gording,kasau dan reng.
4. Jenis cat tembok yang digunakan adalah merk Indah, Platone, Avitex, atau
yang setara.
5. Politur / teakoil untuk permukaan teakwood.
3. Pelaksanaan :
Pekerjaan Cat Kayu :
Bidang – bidang yang akan dicat / dipolitur harus bersih dari segala macam
kotoran, dan sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan kontraktor harus
memperhatikan bagian – bagian yang akan diamplas kembali sampai rata.
Semua permukaan kayu yang akan di cat harus diamplas, dan lobang – lobang
bekas paku harus didempul dan diamplas kembali sampai rata.
Pengecatan kayu dilaksanakan satu lkali menie, satu kali cat dasar dan satu kali
plamir, kemudian digosok dengan amplas, dan akhirnya dua kali cat cat akhir.
Cat kayu yang digunakan unuk kosen, daun pintu, bingkai jendela dan listplank
akan ditentukan kemudian. Untuk kap / kuda – kuda dan gording harus dengan
resedu.
Pekerjaan Cat Tembok / Plafond :
Semua bidang tembok dan plafond dicat dasar dengan menggunakan plamur,
kemudian dicat dengan cat tembok sebagai cat akhir. Cat tembok yang
digunakan untuk plafond dan tembok akan ditentukan kemudian.
Pekerjaan Polituran :
Semua daun teakwood harus dipolitur dengan teakoil / politur vernis sampai
mengkilap, setelah diampas dengan halus.

4.2.19. Tahap XIX : Pekerjaan Instalasi Air.

1. Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan instalasi air dan sanitair ini adalah pengadaan pipa –
pipa, accesoris pipa, kran air, dan material lainnya, termasuk pemasangan dan
pengujiannya.
3. Bahan – bahan Yang dipakai :
1. Pipa yang dipakai pada pekerjaan instalasi air berssih diluar bangunan adal
pipa GIP sedangkan didalam bangunan menggunakan PVC klas AW buatan
dalam negeri, dengan dimensi seperti yang ditentukan dalam gambar.

. 23
USULAN TEKNIS

2. Accessories pipa yang digunakan menggunakan type yang setara dengan


pipa yang dipakai.
3. Pipa – pipa dan accesoris yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
harus memenuhi standart Indonesia (SI).
4. Pemasangan :
Pipa GIP penyambungannya dilakukan dengan sambungan ( draad ) berulir,
dan pada bagian ulir jantannya dilapis senag seal tape. Sedangkan pipa PVC
penyambungannya dilakukan dengan menggunakan lem yang sesuai, dan
sebelum pipa dibubuhi lem bagian – bagian yang akan dilem harus dikasarkan
terlebih dahulu dengan kertas pasir. Pemasangan harus dilaksanakan dengan baik
dan tertutup, khusus untuk penyambungan pipa yang menggunakan watermoer
penempatannya harus dilakukan pada tempat yang mudah dicapai, tidak tertutup
oleh dinding maupun lantai.
Semua instalasi pipa yang terpasang sebelum ditutup harus diuji terlebih dahulu
untuk menghindari terjadinya kebocoran.
Bila dalam pengujian ditemukan adanya kebocoran, kerusakan atau
penyumbatan , kontraktor harus segera mengantikan / memperbaiki kerusakan
tersebut, kemudian dilakukan pengujian / pemeriksaan kembali

4.2.20.Tahap XX : Pekerjaan Saluran Air Kotor dan Sanitasi.

1. Scope Pekerjaan :
Pekerjaan saluran air kotor dan sanitasi meliputi :
1.1. Pembuatan saluran air hujan, bak kontrol, septictank lengkap dengan
peresapannya.
1.2. Pengadaan dan pemasangan pipa – pipa air kotor dari KM / WC menuju
kesaluran air hujan dan atau ke septictank.
1.3. Pengadaan dan pemasangan kloset, bak air kamar mandi / WC dan lain –
lain sesuai ditentukan dalam gambar.
2. Bahan – bahan yang dipakai :
2.1. Bahan – bahan yang digunakan untuk pembuatan saluran air hujan, bak
kontrol dan septictank harus memenuhi ketentuan .
2.2. Pipa – pipa air kotor menggunakanPVC dengan ukuran seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
2.3. Closet untuk KM/ WC menggunakan closet duduk porselin buatan dalam
negeri setara buatan INA / KIA.

. 24
USULAN TEKNIS

2.4. Floor drain yang digunakan dari bahan stainlesssteel, sedangkan


pembuangan bak air digunakan bahan dari kuningan.
3. Pelaksanaan :
Semua saluran yang akan dikerjakan harus diperhitungkan kemiringannya
sehingga dapat berfungsi dengan baik.
Pelaksanaan konstruksi saluran air hujan, bak kontrol dan septictank mengikuti
ketentuan dan syarat – syarat teknik.
Peresapan yang dikerjakan sebelum ditimbun harus diberi lapisan – lapisan
batu,karang, ijuk, urugan pasir sebagaimana ditentukan dalam gambar.
Cara penyambungan pipa – pipa PVC untuk saluran air kotor mengikuti
ketentuan dan syarat – syarat teknik.

4.2.21.Tahap XXI : Pekerjaan Penutup Atap.

1. Scope Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan instalasi listrik ini adalah :
1.1. Pengadaan Kabel – kabel,stop kontak, saklar, fiting – fiting pipa, material
bantu, termasuk pemasangannya.
1.2. Pembuatan gambar instalasi yang terpasang dan telah disahkan oleh PLN
setempat.
2. Bahan – bahan yang digunakan :
2.1. Kabel – kabel yang dipakai adalah dari jenis NYA yang memenuhi
standard PLN ( SPLN ) serta berinisial LMK.
2.2. Stop kontak, saklar dan fiting serta peralatan listrik yang di gubakan
harus buatan dalam negeri yang telah memenuhi standard PLN.
2.3. Untuk trafo neon yang digunakan harus setara merk Broco atau Ballast,
sedangkan balon pijar / TL harus sekualitas merk Philips atau Tungsram.
2.4. Penempatan zekering kast harus mengikuti petunjuk dalam gambar, dan
zekering kast yang dipakai adalah dari bahan ebonit.
3. Pemasangan :
Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi
Listrik ( PUIL ) 1977 yang diterbitkan Yayasan Normalisasi Indonesia.
Untuk menanggani pekerjaan ini harus ditunjuk instalasi yang telah memiliki
Surat Pengesahan Instalasi ( SPI ) dan Surat Izin Kerja ( SIKA ) dari PLN
setempat.

. 25
USULAN TEKNIS

Instalasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan yang terpasang


diarea proyek.
Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis NYA
diameter 2,5 mm atau 1,5 mm dengan pelindung PVC diameter 5/8 “ dan
dipasang inbouw.
Untuk semua penyambungan kabel harus menggunakan terminal box atau
ditutup dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.
Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafond ditutup dan
plesteran dinding dikerjakan.
Pada semua stop kontak dan zekering kast harus diberi arde dengan
menggunakan kawat BC, dan khusus pengtahanan pada zekering kast dibagian
yang tertanam kedalam tanah harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan
yang diisyaratkan, serta diberi pelindung pipa GIP diametert ½ “

4.2.22.Tahap XXII : Pekerjaan Akhir.

1. Pada akhir pekerjaan , seluruh ruangan termasuk dinding , plafond, lantai dan
sebagainya harus bersih dari sisa – sisa semen ,cat dan kotoran lainnya.
 Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa – sisa bahan – bahan bangunan ,
kotoran – kotoran dan gundukan – gundukan tanah bekas galian harus diratakan
serta bahan – bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut ke luar lokasi pekerjaan.

. 26
USULAN TEKNIS

BAB V
RENCANA KERJA

5.1. URAIAN RENCANA KERJA


Pelaksanaan kegiatan Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi Rumah Dinas
KPPN Poso yang terletak di Kabupaten Poso dengan jangka waktu Tiga bulan (3 bulan),
perlu adanya rencana kerja yang disusun sedemikian rupa dengan mempertimbangkan
hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Sehingga kegiatan pekerjaan Perencanaan tersebut dapat diselesaikan tepat waktu. Adapun
tahap pelaksanaan pekerjaan tersebut meliputi :

1. Tahap Persiapan

a. Pelelangan dan Pembuatan Kontrak


Pelelangan dan Pembuatan kontrak kerja dilakukan dengan berpedoman pada
Perpres nomor 70 tahun 2012 serta ketentuan lainnya yang berlaku. Sebelum
dilakukan pelelangan perlu dilakukan penilaian pendahuluan terhadap pedoman
yang tujuannya untuk mengetahui kemampuan calon rekanan khususnya dibidang
Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso Hal-hal
yang perlu dinilai adalah :
1. Tenaga teknis perusahaan, yaitu : keahlian dalam bidangnya terutama Site
Engineer (coordinator Pengawas), dan Pengawas lapangan (Inspektor) .
2. Pengalaman kerja dari perusahaan dalam bidang Pengawasan bangunan
gedung khususnya bangunan-bangunan kesehatan
3. Peralatan yang dimiliki terutama yang berkaitan dengan pengawasan
bangunan gedung.
Rekanan yang dapat diundang dalam pelelangan hanya rekanan yang dinilai
mampu/memenuhi syarat butir 1 sampai dengan 3.

. 27
USULAN TEKNIS

2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengawasan pekerjaan dilapangan secara kontinyu dengan memeriksa dan
memberikan keterangan setiap pelaksanaan pekerjaan dilapangan, hasil
pengawasan tersebut akan dituaangkan dalam bentuk :
 Laporan harian
 Laporan Mingguan
 Laparan Bulanan dan Laporan Akhir.

5.2. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Untuk pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi Rumah
Dinas KPPN Poso dalam menangani pelaksanaan pekerjaan Kontraktor dibutuhkan
rencana kerja yang memadai agar pekerjaan tersebut dapat memenuhi persyaratan dan
ketentuan yang tercantum dalam Kontrak serta jadwal yang telah ditetapkan. Adapun
bentuk Tabel pelaksanaan pekerjaan CV. KARYASA CONSTRUKSI terlihat pada Tabel 1.
sebagai berikut :

Tabel. 1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi


Rumah Dinas KPPN Poso

BULAN KE-
No. Pekerjaan
I II
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Koordinasi awal

2. Mobilisasi Konsultan `

3. Revew Design (Bila ada)

II. PENGAWASAN HARIAN

1. Penyiapan lahan

2. Pengawasan Pelaksanaan Harian

III. PELAPORAN
1.
Bulanan
2. Laporan Akhir

. 28
USULAN TEKNIS

BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI, URAIAN TUGAS & TANGGUNG JAWAB
PERSONIL, PERSONIL YANG DIBUTUHKAN, JADWAL
PENUGASAN PERSONIL

6.1. STRUKTUR ORGANISASI


Dalam pelaksanaan tugas untuk menangani pekerjaan Jasa Konsultasi
Pengawasan Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso yang terletak di wilayah Pamona
Puselemba Kabupaten Poso Tahun Anggaran 2014, sebagaimana yang diatur dalam
Kerangka Acuan Kerja. Maka perlu adanya kejelasan jalur instruksi dan koordinasi dari
Team pengawas Teknis, sesuai dengan struktur organisasi penanganan pekerjaan
Pengawasan teknis yang bertanggung jawab pada tugas masing-masing, untuk
mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan. Struktur organisasi tampak pada gambar
dibawah ini :
Gambar. 1. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan
Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso

Kegiatan

Pemimpin Kegiatan

Konsultan

Team Leader

Tenaga Ahli

Opr. Komputer/Administrasi Pengawas Lapangan (Inspektor)

. 29
USULAN TEKNIS

6.2. URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

1. Site Engineering
Tenaga Ahli dengan tingkat pendidikan minimal Diploma III tehnik Arsitektur
/Sipil dengan tingkat pengalaman minimal 2 (Dua) tahun, yang bertugas
bertanggung jawab atas pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi
Rumah Dinas KPPN Poso.

6.3. SUSUNAN TENAGA PERSONIL YANG DIBUTUHKAN DALAM


PELAKSANAAN PEKERJAAN.

Pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi Rumah Dinas


KPPN Poso yang terletak di Kabupaten Poso Tahun Anggaran 2014 diperlukan adanya
Tenaga yang menunjang demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan tersebut. Adapun struktur
tenaga dimaksud adalah tenaga ahli, tenaga teknis dan tenaga pendukung/penunjang dan
berpengalaman serta profesional sesuai dengan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Adapun susunan tenaga ahli, teknis, dan penunjang pada CV. KARYASA CONSTRUKSI
terlihat pada Tabel 2.

Tabel. 2. Susunan Tenaga Yang di butuhkan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan
Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso yang terletak di Kabupaten Poso.

1. Tenaga Ahli
Pengalama
Tgl./Bln./Thn. Jabatan Dalam Profesi Sertifika
No. Nama Pendidikan n Kerja
Lahir Proyek Keahlian t/Ijazah
(Tahun)

1. I Wayan Oka Astra, Aht. 15 Juni 1983 D3 Teknik Sipil Site Engineerng 10 Sipil

2. Tenaga Teknis//Non Teknis


Pengalaman
Tgl./Bln./Thn. Profesi Sertifikat/I
No. Nama Pendidikan Jabatan Dalam Proyek Kerja
Lahir Keahlian jazah
(Tahun)
To be Name

3. Tenaga Penunjang
No. Nama Tgl./Bln./Thn. Pendidikan Jabatan Dalam Proyek Pengalaman Profesi Sertifikat/I

. 30
USULAN TEKNIS

Kerja
Lahir Keahlian jazah
(Tahun)
To be Name

6.4. JADWAL PENUGASAN PERSONIL


Penugasan personil dalam pelaksanaan pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan
Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso yang terletak di Pamona Puselemba Kabupaten
Poso Tahun Anggaran 2014 sangat diperlukan jadwal penugasan personil agar lebih
terkoordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut. Sebagai kelengkapan untuk
memenuhi proposal teknis dan estimasi program kerja dilapangan nantinya, perlu
penyajian suatu jadwal pelaksanaan penugasan personil. Adapun Jadwal Penugasan
Personil terlihat pada Tabel 3.

Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi


Tabel. 3. Jadwal Personil dalam Pelaksanaan Pekerjaan
Rumah Dinas KPPN Poso yang terletak di Kabupaten Poso.

N BULAN KE
Nama Jabatan KET
o. I II III IV V VI
1. I Wyn Oka Astra, Aht Site Engineer

6.5. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN


Keberadaan peralatan dan perlengkapan dalam suatu Perusahaan sangat menunjang
keberlangsungan pekerjaan yang akan atau sedang dilaksanakan. Dengan ketersediaan
alat sebagai fasilitas penunjang khususnya pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan
Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso sangat membantu kelancaran proses
penyelesaian pekerjaan tersebut. Adapun daftar alat yang dimiliki perusahaan CV.
KARYASA CONSTRUKSI terlihat pada Tabel 4.

Tabel. 4. Daftar Alat CV. KARYASA CONSTRUKSI.

. 31
USULAN TEKNIS

No. Jenis Alat Jumlah Alat Merk/Type Kondisi Keterangan

I. PERALATAN KANTOR
1. Komputer 4 Unit IRC Pentium Baik Milik
2. Printer 4 Unit Epson & HP Baik Milik
Deskjet
1280,3920,1020
3. Meja Pimpinan 1 Biro 1 Unit Lokal Baik Milik
4. Kursi Pimpinan 1 Unit Brother Baik Milik
5. Meja Komputer + Kursi 3 Unit Lokal Baik Milik
6. Meja ½ Biro + Kursi 2 Unit Lokal Baik Milik
7. Lemari Arsip 2 Unit Lokal Baik Milik
8. Mesin Ketik Manual 1 Unit Brother Baik Milik
9. Kalkulator 3 Unit Casio FX 4000 & Baik Milik
Sharp EL 4125
10. Type writer 1 Unit Brother Baik Milik
11. Kursi Tamu 2 Unit Lokal Baik Milik
12. Kamera 3 Unit Canon Baik Milik
13. Televisi 21’ 1 Unit Samsung Baik Milik

II. PERALATAN GAMBAR &


LAPANGAN
1. Meja Gambar + Kursi 2 Unit Lokal Baik Milik
2. Meja Gambar + Kursi 2 Unit Mutoh & Bofa Baik Milik
3. Lettering set 1 Unit Kent Baik Milik
4. Rapido graph 1 Unit Rotring Baik Milik
5. Theodolith 1 Unit Topcon Baik Milik
6. Water pass 1 Unit Topcon Baik Milik
7. Meter Roll (50 m) 3 Unit - Baik Milik
8. Meter Roll (30 m) 1 Unit - Baik Milik
9. Meter Roll (5 m) 2 Unit - Baik Milik

III. KENDARAAN
1. Kendaraan Roda 2 3 Unit Honda/Suzuki Baik Milik
.

. 32

Anda mungkin juga menyukai