BAB I
PEN DAH U LUAN
Untuk hal tersebut Konsultan telah mempelajari Kerangka Acuan Kerja dan mengikuti
rapat penjelasan pekerjaan secara seksama, maka dengan ini Konsultan telah menyatakan
minatnya untuk mengikuti pelelangan pengadaan jasa Konsultan dan menyusun Dokumen
Usulan berdasarkan Dokumen Lelang serta informasi lainnya yang diperoleh dari rapat
penjelasan pekerjaan.
Pada intinya dokumen usulan teknis ini mencakup uraian detil mengenai pemahaman
Konsultan terhadap pelaksanaan kegiatan, latar belakang dan pengalaman Konsultan serta
kegiatan yang akan dilaksanakan. Konsultan untuk dapat memberikan jasa pengawasan
teknis yang optimal sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada Kerangka Acuan
Kerja dengan penyajian sebagai berikut :
. 1
USULAN TEKNIS
. 2
USULAN TEKNIS
BAB II
LATAR BELAKANG KONSULTAN
. 3
USULAN TEKNIS
1. PEKERJAAN UMUM
Landasan
2. LINGKUP PEKERJAAN
Perencanaan Umum
Jasa Survey
Study Kelayakan
Perencanaan Teknik
Pengawasan
Manajemen
Penelitian
. 4
USULAN TEKNIS
3. Alamat Perusahaan : Jl. Slamet Riyadi No. 144 Telp. 081341000049 Poso
5. Keanggotaan : INKINDO
6. Aspek Hukum : S I U J K, I N K I N D O, T D R, S I T U
. 5
USULAN TEKNIS
BAB III
PEMAHAMAN TENTANG KAK
. 6
USULAN TEKNIS
3.2.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan Pengawasan ini adalah :
Mengawasi serta mengarahkan kegiatan kontraktor dilapangan agar pekerjaan
dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan bestek maupun gambar bestek.
Memantau perkembangan pekerjaan setiap hari sehingga pekerjaan tersebut
terprogram dengan baik guna hasil yang optimal.
Membuat rancangan program kerja dan laporan harian, mingguan dan bulanan
yang nantinya akan dilaporkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
. 7
USULAN TEKNIS
BAB IV
PENDEKATAN TEKNIS DAN METODE KERJA
4.1. U M U M
Secara umum latar belakang, tujuan dan lingkup pekerjaan telah diuraikan secara
jelas pada bagian terdahulu, tentang pemahaman pelaksanaan kegiatan Jasa Konsultasi
Pengawasan Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso Langkah berikutnya untuk
mengembangkan pengertian terhadap kegiatan tersebut adalah menyiapkan prioritas
sasaran yang akan digunakan sebagai acuan dalam menyusun dan menyiapkan metode
kerja pendekatan untuk pelaksanaan jasa konsultansi ini.
Oleh karena itu, dengan didukung adanya hubungan staf Konsultan yang
melakukan kerja sama erat dengan Kantor/Satuan Kerja/Pimbagro/Direksi Teknis,
untuk menjamin bahwa koordinasi dan pendekatan terhadap berbagai masalah yang
mungkin timbul selama berlangsungnya kontrak ini akan dapat teratasi
pemecahannya.
. 8
USULAN TEKNIS
4.2. METODOLOGI
Adapun metodologi pendekatan untuk pelaksanaan kegiatan ini terbagi atas beberapa
tahap yang mana tahap demi tahap merupakan tahapan pelaksanaan pekerjaan.
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Pembersihan.
3. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank.
4. Pekerjaan Pengukuran Beda Tinggi Titik Duga ( Peil ).
5. Pekerjaan Galian.
6. Pekerjaan Urugan.
7. Pekerjaan Pasangan Batu Kali.
8. Pekerjaan Pasangan Batu Bata.
9. Pekerjaan Beton Bertulang.
10. Pekerjaan Beton Tak Bertulang.
11. Pekerjaan Plesteran.
12. Pekerjaan Kayu.
13. pekerjaan Penutup Atap.
14. Pekerjaan Plafond.
15. Pekerjaan Ubin dan Lantai.
16. Pekerjaan Kaca.
17. Pekerjaan Kunci dan Penggantung.
18. Pekerjaan Cat dan Politur.
19. Pekerjaan Instalasi Air.
20. Pekerjaan Saluran Air Kotor dan Sanitasi.
21. Pekerjaan Instalasi Listrik.
22. Pekerjaan Akhir.
Pada pekerjaan persiapan ini dari pihak kontraktor diharuskan membuat kantor
Direksi Keet ( Kantor Direksi ) yang berukuran 6 m x 7 m dengan menggunakan
bahan – bahan sederhana, yaitu dinding dari papan atau tripleks, lantai semen cor,
dan pintu dapat dikunci dengan baik.
. 9
USULAN TEKNIS
Untuk menampung tenaga kerja dan penyimpanan bahan – bahan meterial yang
diperlukan, kontraktor harus membuat barak kerja dan gudang tempat penyimpanan
material bangunan yang memenuhi syarat sesuai dengan petunjuk Direksi.
1. Ukuran tinggi titik duga ( Peil ) 0,00 yang dinyatakan dalam gambar disesuaikan
dengan keadaan site.
2. Ukuran tinggi duga ( Peil ) dinyatakan dengan suatu tanda tetap dan dipasang
pada tempat yang tidak mudah terganggu.
. 10
USULAN TEKNIS
1. Lingkup Pekerjaan:
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi , saluran dan pekerjaan
galian lainnya yang nyata – nyata tertera dalam gambar dan syarat – syarat
teknik ini .
2. Pelaksanaan :
Galian tanah pondasi dimensi minimal sama dengan gambar atau maksimal
sampai mencapai tanah dasar / keras , kecuali tanah dasar / keras melebihi dua
kali dimensi yang telah ditentukan, maka direksi / pengawas teknik dapat
mengambil kebijaksanaan untuk merubah konstruksi atau dimensi tanpa
mengurangi kekuatan.
Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 1
meter dari tepi lubang galian.
Jika pada galian terdapat air genangan , harus dipompa keluar , untuk ini
pemborong harus menyediakan pompa air yang siap untuk dipakai. Semua
tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar lokasi pekerjaan. Apabila
terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka
kelebihan pada galian pada galian harus diurug kembali dengan pasir. Biaya
akibat pekerjaan tersebut menjadi beban kontraktor.
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian , urugan pasir
dibawah lantai / pondasi , peninggian tanah , pekerjaan – pekerjaan akhir sub
draenase , penimbunan kembali untuk pekerjaan electrical dan pekerjaan urugan
lainnya yang tertera dalam gambar.
2. Pelaksanaan :
Seluruh bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan harus
ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan , dengan menggunakan
. 11
USULAN TEKNIS
bahan timbunan yang cukup baik , bebas dari rumput , akar – akar dan lain –
lain.
Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan, sehingga
minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimal 30 Cm setiap
lapis, kemudian dipadatkan pada ketebalan yang ditentukan hingga urugan tanah
tersebut mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan.
Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air , sehingga
mendapatkan angka kepadatan maksimal.
Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan persyaratan
bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur , tanah dan tidak
mengandung garam atau mineral lainnya.
1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi semua pasangan batu kali yang dibuat untuk
pondasi praktis di bawah sloof sebagai mana dinyatakan dalam gambar, dan
sebelumnya dibawah pasangan pondasi harus diberi urugan pasir dan batu
kosong.
2. Material :
Batu kali yang dipakai harus dari jenis batu kali yang keras dan tidak keropos,
serta mempunyai gradasi baik dengan diameter minimal 25 Cm.
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 Pc : 5 pasir, terkecuali di tentukan
lain.
Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus
bersih dari lumpur dan kotoran lainnya .
3. Pelaksanaan :
Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk
yang ditunjukan dalam gambar.
Untuk pemasangan batu kali ini tidak di benarkan sisi – sisi batu kali
bersentuhan, tetapi diantaranya harus diisi dengan adukan sehingga hubungan
batu satu sama lainnya melekat dengan sempurna.
. 12
USULAN TEKNIS
1. Lingkup Pekerjaan :
Bangian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan – bahan , pemasangan dan
semua pasangan bata yang tertera pada gambar. Pelaksanaan pemasangannya
harus benar – benar mengikuti garis – garis ketinggian dan bentuk – bentuk
yang terlihat pada gambar dan di sebut dalam spesifikasi.
2. Meterial :
Batu bata yang digunakanharus baru, terbakar keras dan tidak patah – patah.
Ukuran yang dianjurkan adalah 5,5 cm x 22 cm dengan toleransi ukuran 0,5 cm.
Adukan yang digunakan pasangan bata biasa adalah campuran 1 Pc ; 5 Pasir,
sedangkan untuk daerah kedap air menggunakan campuran 1 Pc : 2 Pasir.
3. Pelaksanaan :
Pasangan dinding batu bata umumnya adalah ½ batu kecuali ada petunjuk lain
dari Direksi. Pemasangan bata harus rata dan tegak, lajur penaikannya diukur
dengan lot, kecuali bilamana diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur bata
harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya. Selain itu pola ikatan
pasangan harus terjaga dengan baik diseluruh pekerjaan.
Pada jarak – jarak tertentu pasangan bata tersebut perlu diperkuat dengan kolom
praktis ( beton ), dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai gambar.
Segera setelah pasangan bata selesai, siar – siarnya dikeruk sedalam 1 cm
agar pelesteran dapat melekat dengan baik. Sebelum bata dipasang hendaknya
direndam dalam air sampai jenuh, dan pemasangannya harus rapi sesuai yang
diisyaratkan. Bata – bata potongan tidak boleh dipakai / dipasang, terkecuali
pada pertemuan – pertemuan dengan kosen / kolom.
1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam
beton biasa, beton bertulang dengan penulangannya, termasuk bekesting,
finishing dan pekerjaan – pekerjaan lain yang masuk dalam pekerejaan ini.
2. Material :
Bahan – bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat –
syatat sebagai berikut :
2.1. Agregat.
Agregat harus terdiri dari gradasi – gradasi yang seragam, dan harus
sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan beton. Peyimpanan harus
. 13
USULAN TEKNIS
3. Pelaksanaan
Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekesting harus bersih dari kotoran –
kotoran dan bahan lain. Alat – alat pengaduk beton ( beton Molen ) dan alat
pembawa juga harus bersih. Penulangan harus dimainkan pada posisinya serta
harus diperiksa terlebih dahulu.
Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika
terdapat ketidak cocokan pada ukuran kontraktor diwajibkan
mempertimbangkan terlebih dahulu dengan Diereksi.
Besar diameter besi tulangan harus sesuai denagn kekentuan dalam gambar. Jika
suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan membicarakan /
konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi.
Seluruh pekerjaan bekesting menggunakan kayu klas III dan untuk
mendapatkan hasil cetakan yang memenuhi syarat pekerjaan bekesting harus
dikerjakan oleh tukang yang ahli. Celah – celah antara papan bekesting harus
. 14
USULAN TEKNIS
rapat agar waktu pengecoran tidak ada air adukan yang lolos. Sebelum mulai
pengecoran, bagai dalam bekesting harus disiram air dan dibersihkan dari
kotoran.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter, dan
segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan beton dipadatkan dengan penggetar
( internal coprete vibrator ). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan
konstan serta penggunaannya tidak boleh mengenai besi tulangan.
Apabila karena sesuatu hal pengecoran beton diputuskan sebelum selesai,
sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras permukaan
yang akan di sambung harus di kasarkan dan dibersihkan, bekisting
dikencangkan kembali, dan penyambungannya menggunakan air semen atau
bonding agent yang disetujui Direksi / Pengawas.
Bekisting baru boleh di bongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode
pengerasan sebagaimana di atur pada SKSNI T – 15 1991 – 03 , dan sementara
itu penyiraman beton harus selalu di laksanakan.
Peraturan – peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak
tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat SKSNI T – 15 –
1991 – 03 sebagai syarat.
Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan pengecoran
beton dapat di berikan pada waktunya , kontraktor diwajibkan menyampaikan
pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.
1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan – bahan , pemasangan dan
semua pekerjaan beton tak bertulang dan campuran yang dipergunakan adalah 1
bagian semen, 3 bagian pasir , 5 bagian kerikil, dan dilaksanakan untuk neut –
neut kosen lantai kerja , lantai cor beton , rabat beton dan lainnya yang
ditentukan dalam gambar.
2. Material :
Bahan – bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat –
syatat sebagai berikut :
2.1. Agregat.
Agregat harus terdiri dari gradasi – gradasi yang seragam, dan harus
sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan beton. Peyimpanan harus
. 15
USULAN TEKNIS
2.4. Bekesting.
Bahan cetakan beton ( bekesting ) menggunakan papan terentang ( kayu
klas III ) atau multipleks dan balok 5/7 cm, kecuali ada petunjuk lain
dari Direksi.
3.5 Air.
Air yang dipakai untuk penegcoran harus bersih, dalam artian tidak
mengandung lumpur dan bahan kimia yang dapat mempengaruhi
kekuatan beton.
3. Pelaksanaan :
Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekesting harus bersih dari kotoran –
kotoran dan bahan lain. Alat – alat pengaduk beton ( beton Molen ) dan alat
pembawa juga harus bersih. Penulangan harus dimainkan pada posisinya serta
harus diperiksa terlebih dahulu.
Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan detail. Jika
terdapat ketidak cocokan pada ukuran kontraktor diwajibkan
mempertimbangkan terlebih dahulu drngan Diereksi.
Besar diameter besi tulanagan harus sesuai denagn kekentuan dalam gambar.
Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan
membicarakan / konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi.
Seluruh pekerjaan bekesting menggunakan kayu klas III dan untuk
mendapatkan hasil cetakan yang memenuhi syarat pekerjaan bekesting harus
dikerjakan oleh tukang yang ahli. Celah – celah antara papan bekesting harus
. 16
USULAN TEKNIS
rapat agar waktu pengecoran tidak ada air adukan yang lolos. Sebelum mulai
pengecoran, bagai dalam bekesting harus disiram air dan dibersihkan dari
kotoran.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,50 meter, dan
segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan beton dipadatkan dengan penggetar
( internal coprete vibrator ). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan
konstan serta penggunaannya tidak boleh mengenai besi tulangan.
Apabila karena sesuatu hal pengecoran beton diputuskan sebelum selesai,
sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras permukaan
yang akan di sambung harus di kasarkan dan dibersihkan, bekisting
dikencangkan kembali, dan penyambungannya menggunakan air semen atau
bonding agent yang disetujui Direksi / Pengawas.
Bekisting baru boleh di bongkar setelah beton bersangkutan mengalami periode
pengerasan sebagaimana di atur pada SKSNI T – 15 1991 – 03 , dan sementara
itu penyiraman beton harus selalu di laksanakan.
Peraturan – peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak
tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang termuat SKSNI T – 15 –
1991 – 03 sebagai syarat.
Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas pelaksanaan pengecoran
beton dapat di berikan pada waktunya , kontraktor diwajibkan menyampaikan
pemberitahuan tentang rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.
1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan persyaratan
adukan sebagai berikut :
1.1 untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1 semen dan 5
bagian pasir.
1.2 Plesteran kedap air ( transram ) mengunakan adukan 1 bagian semen
dan 2 bagian pasir.
1.3 Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan adukan 1
bagian semen dan 3 bagian pasir.
2. Material :
. 17
USULAN TEKNIS
2.1. Pasir untuk plesteran harus diayak / saring agar supaya hasilnya
cukup halus, dan pasir laut atau pasir yang memiliki kandungan
tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
2.2. Semen yang digunakan harus baru , tidak ada bagian yang membatu
serta dalam kemasan standard pabrik dan terlindungi.
3. Pelaksanaan :
3.1. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan
diplester harus disiram air sampai jenuh, dan siar – siarnya telah
dikeruk sedalam lebih kurang 1 Cm
3.2. Tebal plesteran dinding ditentukan lebih kurang 1 Cm , dikerjakan
dengan lurus dan rata, dan bidang – bidang yang berombak / retak
harus di bongkar dan diperbaiki.
3.3. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus daci mengunakan
adukan 1 bagian semen dan 7 bagian kapur , terkecuali plesteran kaki
pondasi dan beton di aci dengan air semen.
1. Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi seluruh pengadaan dan pemasangan kayu – kayu
untuk konstruksi kuda – kuda / kap , gording , rangka plafond, listplank, bingkai
pintu dan jalusi kayu , kosen pintu, jendela , ventilasi dan pekerjaan kayu
lainnya yang nyata – nyata tertera dalam gambar.
2. Material :
2.1. kayu yang di pakai pada pekerjaan ini seluruhnya adalah kayu palapi merah
yang mempunyai kelas keawetan III dan kelas sesuai dengan SKBI –
3.53.1987 UDC : 674.048
2.2. Ukuran – ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai dengan ukuran yang
terdapat pada gambar detai.
3. Pelaksanaan :
3.1. semua pekerjaan kosen , listplak,pintu, jalusikayu pada bagian – bagian
tertentu harus diserut rata dan halus, dan pada bagian – bagian
pertemuan harus di kerjakan dengan rapi dan tidak berongga.
3.2. Untuk pekerjaan kap / kuda – kuda dan gording, ukuran kayu, konstruksi
dan cara penyambungannya mengikuti petunjuk yang tertera pada
gambar , serta diberi penguat kawat / beugel besi plat dan angker.
. 18
USULAN TEKNIS
3.3. Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik dan rapi,
untuk profil panjang harus mengunakan mesin potong.
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan pemasangan atap,
nok, jurai pada tempat –tempat sesuai dengan yang ditunjuk dalam gambar.
2. Material :
2.1. Penutup atap mengunakan bahan atap genteng metal 0,22 mm
2.2. Untuk pengikat genteng metal digunakan paku genteng yang berkualitas
baik ,buatan dalam negeri.
2.3. Untuk pekerjaan bumbungan digunakan bumbungan genteng metal 0,22
mm.
3. Pelaksanaan :
3.1. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, kap / kuda – kuda , gording , kasau
dan reng harus telah di redusi terlebih dahulu.
3.2. Pemasangan atap harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga atap yang
telah terpasang tidak akan terbebani. Pemasangan tidak terjadi
kebocoran.
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan , tenaga kerja dan pemasangan
penggantung, rangka dan penutup plafond pada tempat – tempat yang sesuai
dengan yang ditunjukan dalam gambar.
2. Material :
2.1. Semua material kayu untuk penggantung dan rangka plafond menggunakan
kayu daerah merah dengan kelas keawetan III dan kelas II sesuai
dengan SKBI – 3.6.53.1987 UDC : 674.048 ; dengan ukuran – ukuran
yang sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar
2.2. Kayu yang dipakai harus kering, tidak terdapat mata – mata kayu / cacat –
cacat lainnya serta tidak terdapat bidang – bidang yang lemah.
. 19
USULAN TEKNIS
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan / material , tenaga kerja dan
pemasangan lantai sesuai yang di tentukan dalam gambar.
2. Material :
2.1. Ubin keramic tile ukuran 40 X 40 Cm setara Roman , Asia Tile, dipasang
pada seluruh lantai ruangan gedung serta selasar / teras , kecuali kamar
mandi / WC.
2.2. Ubin keramic tile ukuran 320 X 25 Cm setara Roman, Asia tile dipasang
pada ubin dinding kamar mandi / WC, setinggi 7 susun atau sesuai
ketentuan gambar.
2.3. Ubin wafel ukuran 20 X 20 cm setara Roman, IKAD, Asia tile dipasang
pada lantai kamar mandi / WC.
3. Pelaksanaan :
3.1. Semua lantai dipasang diatas pasir sebagaimana yang tertera pada gambar
untuk pekerjaan ini .
3.2. Pemasangan lantai ubin harus rapi, dengan siar saling tegak lurus , serta
mengikuti peil – peil yang ditentukan dalam gambar.
3.3. Pemasangan ubin pada lantai harus dikerjakan dengan rata dan datar serta
dikerjakan oleh tukang benar – benar ahli.
. 20
USULAN TEKNIS
3.4. Ubin keramic dan wafel dipasang diatas adukan bubur semen, dan naat
antara ubin dengan ubin diisi dengan perekat semen warna yang sesuai
dengan warna ubinnya.
3.5. Ubin keramic 40 X 40 Cm dan wafel 20 X 20 Cm dipasang diatas adukan
spesi 1 PC : 5 Pasir tebal 7 Cm , dan pada naat antara ubin dengan ubin
diisi dengan perekat semen.
3.6. Pemasangan ubin pada lantai kamar mandi /WC kemiringannya harus
diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga pada waktu difungsikan air
buangan dapat mengalir dengan bebas dan terhindar dari genangan.
3.7. Penetapan ubin dilaksanakan sesuai ketentuan – ketentuan yang ditujukan
dalam gambar.
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan / material, tenaga kerja dan
pemasangan kaca bingkai maupun kaca mati seperti yang ditunjukan dalam
gambar.
2. Material :
2.1. Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini adalah kaca riben / bening tebal 3
mm dan 5 mm
2.2. Kaca yang digunakan adalah kaca buatan dalam negeri, tidak cacat dan
tidak retak.
3. Pelaksanaan :
3.1. Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan mengikuti
petunjuk – petunjuk yang ditentukan dalam gambar.
3.2. Kaca harus dipasang sedemikian rupa dengan lubang sponing yang sesuai
dengan ketebalan kaca serta dipasang list dengan rapi sehingga tidak
goyang / longgar.
3.3. Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang dipasang dalam keadaan utuh
dan tidak cacat / retak. Apabila berdasarkan pemeriksaan terdapat kaca
yang cacat / retak, pemborong harus segera mengganti.
. 21
USULAN TEKNIS
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyedian bahan / material, tenaga kerja dan pemasangan
kunci serta alat – alat penggantung.
2. Material :
2.1. Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2 ( dua )
slag kualitas baik, setara Yale / Anchor ( asli )
2.2. Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah engsel nylon ring 4 “
untuk pintu – pintu , dan engsel nylon ring 3 “ untuk jendela bingkai
kaca.
2.3. Gerendel tanam lengkap untuk pintun 2 daun, dan gerendel biasa buatan
dalam negeri untuk jendela.
2.4. Hag angin lengkap buatan dalam negeri untuk jendela – jendela bingkai
2.5. Sebelum dipasang, kunci – kunci dan alat – alat penggantung harus
diperhatikan contohnya kepada Direksi.
3. Pelaksanaan :
3.1. Semua daun pintu menggunakan engsel nylon ring 4 “ buatan dalam negeri
masing – masing 3 ( tiga ) buah.
3.2. Untuk pintu – pintu 2 daun harus dilengkapi dengan gerendel tanam yang
dipasang pada bagian atas dan bawah.
3.3. Semua daun jendela bingkai menggunakan engsel nylon ring 3 “ buatan
dalam negeri masing – masing 2 buah dan untuk pengunci dipasang
gerendel 1 buah.
3.4. Kunci – kunci harus berfungsi dengan baik dan pada saat diserahkan anak
kunci harus diserahkan lengkap dengan cadangannya.
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini mewliputi penyediaan bahan / material , tenaga kerja dan
pengecatan kayu, tembok, plafond, dan residu kap kuda – kuda dan gording.
2. Material :
1. Jenis cat kayu yang digunakan adalah merk Glotex, Platone, Altex, atau
yang setara.
2. Plamur atau dempul yang digunakan adalah produksi dalam negeri kualitas
baik.
. 22
USULAN TEKNIS
1. Lingkup Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan instalasi air dan sanitair ini adalah pengadaan pipa –
pipa, accesoris pipa, kran air, dan material lainnya, termasuk pemasangan dan
pengujiannya.
3. Bahan – bahan Yang dipakai :
1. Pipa yang dipakai pada pekerjaan instalasi air berssih diluar bangunan adal
pipa GIP sedangkan didalam bangunan menggunakan PVC klas AW buatan
dalam negeri, dengan dimensi seperti yang ditentukan dalam gambar.
. 23
USULAN TEKNIS
1. Scope Pekerjaan :
Pekerjaan saluran air kotor dan sanitasi meliputi :
1.1. Pembuatan saluran air hujan, bak kontrol, septictank lengkap dengan
peresapannya.
1.2. Pengadaan dan pemasangan pipa – pipa air kotor dari KM / WC menuju
kesaluran air hujan dan atau ke septictank.
1.3. Pengadaan dan pemasangan kloset, bak air kamar mandi / WC dan lain –
lain sesuai ditentukan dalam gambar.
2. Bahan – bahan yang dipakai :
2.1. Bahan – bahan yang digunakan untuk pembuatan saluran air hujan, bak
kontrol dan septictank harus memenuhi ketentuan .
2.2. Pipa – pipa air kotor menggunakanPVC dengan ukuran seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
2.3. Closet untuk KM/ WC menggunakan closet duduk porselin buatan dalam
negeri setara buatan INA / KIA.
. 24
USULAN TEKNIS
1. Scope Pekerjaan :
Termasuk dalam pekerjaan instalasi listrik ini adalah :
1.1. Pengadaan Kabel – kabel,stop kontak, saklar, fiting – fiting pipa, material
bantu, termasuk pemasangannya.
1.2. Pembuatan gambar instalasi yang terpasang dan telah disahkan oleh PLN
setempat.
2. Bahan – bahan yang digunakan :
2.1. Kabel – kabel yang dipakai adalah dari jenis NYA yang memenuhi
standard PLN ( SPLN ) serta berinisial LMK.
2.2. Stop kontak, saklar dan fiting serta peralatan listrik yang di gubakan
harus buatan dalam negeri yang telah memenuhi standard PLN.
2.3. Untuk trafo neon yang digunakan harus setara merk Broco atau Ballast,
sedangkan balon pijar / TL harus sekualitas merk Philips atau Tungsram.
2.4. Penempatan zekering kast harus mengikuti petunjuk dalam gambar, dan
zekering kast yang dipakai adalah dari bahan ebonit.
3. Pemasangan :
Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi
Listrik ( PUIL ) 1977 yang diterbitkan Yayasan Normalisasi Indonesia.
Untuk menanggani pekerjaan ini harus ditunjuk instalasi yang telah memiliki
Surat Pengesahan Instalasi ( SPI ) dan Surat Izin Kerja ( SIKA ) dari PLN
setempat.
. 25
USULAN TEKNIS
1. Pada akhir pekerjaan , seluruh ruangan termasuk dinding , plafond, lantai dan
sebagainya harus bersih dari sisa – sisa semen ,cat dan kotoran lainnya.
Halaman bangunan harus dibersihkan dari sisa – sisa bahan – bahan bangunan ,
kotoran – kotoran dan gundukan – gundukan tanah bekas galian harus diratakan
serta bahan – bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
. 26
USULAN TEKNIS
BAB V
RENCANA KERJA
1. Tahap Persiapan
. 27
USULAN TEKNIS
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengawasan pekerjaan dilapangan secara kontinyu dengan memeriksa dan
memberikan keterangan setiap pelaksanaan pekerjaan dilapangan, hasil
pengawasan tersebut akan dituaangkan dalam bentuk :
Laporan harian
Laporan Mingguan
Laparan Bulanan dan Laporan Akhir.
BULAN KE-
No. Pekerjaan
I II
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Koordinasi awal
2. Mobilisasi Konsultan `
1. Penyiapan lahan
III. PELAPORAN
1.
Bulanan
2. Laporan Akhir
. 28
USULAN TEKNIS
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI, URAIAN TUGAS & TANGGUNG JAWAB
PERSONIL, PERSONIL YANG DIBUTUHKAN, JADWAL
PENUGASAN PERSONIL
Kegiatan
Pemimpin Kegiatan
Konsultan
Team Leader
Tenaga Ahli
. 29
USULAN TEKNIS
1. Site Engineering
Tenaga Ahli dengan tingkat pendidikan minimal Diploma III tehnik Arsitektur
/Sipil dengan tingkat pengalaman minimal 2 (Dua) tahun, yang bertugas
bertanggung jawab atas pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan Rehabilitasi
Rumah Dinas KPPN Poso.
Tabel. 2. Susunan Tenaga Yang di butuhkan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultasi Pengawasan
Rehabilitasi Rumah Dinas KPPN Poso yang terletak di Kabupaten Poso.
1. Tenaga Ahli
Pengalama
Tgl./Bln./Thn. Jabatan Dalam Profesi Sertifika
No. Nama Pendidikan n Kerja
Lahir Proyek Keahlian t/Ijazah
(Tahun)
1. I Wayan Oka Astra, Aht. 15 Juni 1983 D3 Teknik Sipil Site Engineerng 10 Sipil
3. Tenaga Penunjang
No. Nama Tgl./Bln./Thn. Pendidikan Jabatan Dalam Proyek Pengalaman Profesi Sertifikat/I
. 30
USULAN TEKNIS
Kerja
Lahir Keahlian jazah
(Tahun)
To be Name
N BULAN KE
Nama Jabatan KET
o. I II III IV V VI
1. I Wyn Oka Astra, Aht Site Engineer
. 31
USULAN TEKNIS
I. PERALATAN KANTOR
1. Komputer 4 Unit IRC Pentium Baik Milik
2. Printer 4 Unit Epson & HP Baik Milik
Deskjet
1280,3920,1020
3. Meja Pimpinan 1 Biro 1 Unit Lokal Baik Milik
4. Kursi Pimpinan 1 Unit Brother Baik Milik
5. Meja Komputer + Kursi 3 Unit Lokal Baik Milik
6. Meja ½ Biro + Kursi 2 Unit Lokal Baik Milik
7. Lemari Arsip 2 Unit Lokal Baik Milik
8. Mesin Ketik Manual 1 Unit Brother Baik Milik
9. Kalkulator 3 Unit Casio FX 4000 & Baik Milik
Sharp EL 4125
10. Type writer 1 Unit Brother Baik Milik
11. Kursi Tamu 2 Unit Lokal Baik Milik
12. Kamera 3 Unit Canon Baik Milik
13. Televisi 21’ 1 Unit Samsung Baik Milik
III. KENDARAAN
1. Kendaraan Roda 2 3 Unit Honda/Suzuki Baik Milik
.
. 32