Revisi Baru 2
Revisi Baru 2
PENDAHULUAN
akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan kinerja insulin atau
Sampai sekarang, belum ada obat yang dapat mengobati penyakitnya, yang
ada saat ini hanyalah usaha untuk mengendalikan glukosa darah (Suhartono,
2004).
Indonesia merupakan Negara keempat yang memiliki jumlah
jumlah diabetes mencapai 14 juta orang pada tahun 2006, dimana hanya 50%
pola penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit tipe B
(Dinkes Kota Kediri, 2016). Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan
1
2
telah mencapai lebih dari 200 mg/dl. Hal ini dapat terjadi tiba-tiba, tetapi
dalam banyak kasus gula darah tinggi berkembang selama beberapa hari.
Diabetes mellitus juga merupakan salah satu penyebab utama penyakit
ginjal dan kebutaan pada usia dibawah 65 tahun, dan juga amputasi
(Flyvbjerg, 2006).
Selain itu diabetes juga menjadi penyebab terjadinya amputasi (yang
ditimbulkan oleh diabetes mellitus tidak hanya pada kematian, tetapi sebagai
penyakit yang diderita seumur hidup, sehingga memerlukan biaya besar untuk
(Kemenkes, 2010).
Latihan jasmani (olahraga) merupakan salah satu pilar
lain dapat menurunkan kadar gula darah, mencegah kegemukan, ikut berperan
olahraga secara teratur, pada saat olahraga, sumber energy utama adalah
(banyaknya otot mengambil glukosa dari aliran darah), atau disebut dengan
adakah hubungan antara olahraga dengan pengendalian kadar gula darah pada
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara olahraga dengan pengendalian kadar
2. Bagi Institusi
Dapat mengembangkan penelitian tentang berbagai macam
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Olahraga
2.1.1. Pengertian
Menurut (Dictionary, 2009), olahraga adalah aktivitas fisik yang
terjadi peningkatan kebutuhan bahan bakar tubuh oleh ototyang aktif dan
dalam otot dan hati sebagai glikogen, glikogen cepat diakses untuk
yang sedang dikerjakan. Pada tahap ini aktivitas yang bersifat aerobik
7
Aktivitas pada tahap ini dapat berupa jalan kaki, jogging, berlari, naik
sepeda dan lain-lain. Latihan ini diharapkan denyut nadi mencapai target,
laktat yang dapat menyebabkan rasa nyeri pada otot setelah melakukan
yang masih tegang dan menjadikan lebih elastik. Tahapan ini lebih
berikut:
1. Frekuensi latihan
Menurut berbagai peneliti, disamping intensitas latihan, frekuensi
2. Intensitas latihan
Bila hendak latihan atau olahraga, perlu diketahui terlebih dahulu
dikenal berbagai istilah detak jantung atau nadi sehingga seseorang tidak
Sedangkan nadi sasaran (jumlah nadi yang harus dicapai bagi orang
intensitas tinggi yang membutuhkan energi secara cepat dalam waktu yang
aktivitas anaerobik dominan adalah lari cepat, push up, loncat jauh (ES,
2011).
Proses metabolisme energi secara anaerobik dapat menghasilkan
ATP dengan laju yang lebih cepat jika dibandingkan dengan metabolisme
yang membutuhkan tenaga yang besar dalam waktu yang singkat, proses
namun hanya dengan waktu yang terbatas, yaitu hanya sekitar kurang lebih
latihan 60-90% dari maximal heart rate (MHR) dan 50-85% dari
9
oto-otot besardan dilakukan dalam intensitas yang cukup rendah serta dalam
waktu yang cukup lama (L, 2006). Contoh latihan aerobik adalah jogging,
jalan, bersepedah, renang, dan senam. Efek efek latihan aerobik adalah
oksigen dan denyut nadi menjadi lebih rendah saat istirahat maupun
latihan fisik. Latihan fisik jangka panjang adalah latihan fisik yang
latihan jasmani aerobik seperti senam, jalan kaki, jogging, atau renang
3-4 kali tiap minggu selama 20-45 menit. Dengan latihan jasmani yang
10
dan ritmis yang telah dilaksanakan sejak tahun 1997 di klub-klub diabetes di
kesehatan), ahli gizi, dan pelatih sanggar senam. Senam diabetes merupakan
senam aerobik low impact dan ritmis dengan gerakan menyenangkan, tidak
pada gerakan ritmik otot, sendi, vaskuler, dan saraf dalam bentuk
kemudian turun.
b. Kencing manis tidak terkontrol.
c. Kelainan katup jantung (J.K, 1999).
dalam kisaran normal seperti bukan pasien diabetes mellitus, sehingga dapat
(hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan yang tidak adekuat atau darah
jika insulin yang beredar tidak mencukupi atau tidak dapat berfungsi dengan
baik. Pada kadar gula darah sewaktu dikatakan terkendali untuk 70-
200mg/dl dan kadar gula darah tidak terkendali >200mg/dl. Pada kadar gula
bergantung pada hilangnya gejala diabetes mellitus saja, tetapi harus dengan
sendiri oleh pasien dirumah. Cara mana yang akan dipilih ingin dicapai
gizi baik yaitu karbohidrat 60-70%, protein 10-15% dan lemak 20-25%.
badan dan mengurangi kadar lemak dalam darah. Olahraga sangat efektif
secara psikologis (Ilyas, 1999). Prinsip olahraga pada diabetes sama saja
13
2002) yaitu:
a. Tipe 1 (Short Acting)
Jenis ini memiliki paruh waktu sekitar 4 jam, daya kerjanya cepat,
dan siang jangan pagi dan sore) apabila diberikan cukup sekali sehari,
berasal dari karbohidrat dalam makanan dan dapat disimpan dalam bentuk
glikogen di dalam hati dan otot rangka (Kee, 2007). Energy sebagian besar
berfungsi untuk kebutuhan sel dan jaringan yang berasal dari glukosa.
dari normal baik tinggi maupun rendah, maka terjadi gangguan homeostatis
meningkatnya stress dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia,
insulin.
(Vitahealth, 2009).
(Maryam, 2008).
Pengukuran kadar gula darah ada dua cara pemeriksaan darah untuk
mengukur kadar gulanya. Cara ini meliputi pengujian dengan setrip dan
dengan meteran.
setetes darah pada strip uji yang mengandung sesuatu senyawa kimia.
Pastikan jari anda tidak menyentuh strip itu dan hanya darah anda yang
Cocokan warna strip itu dengan grafik warna standart pada botol yang
Ada beberapa jenis meteran glukosa darah yang tersedia. Alat ini
mencatat kadar gula darah. Perlu meletakkan tetesan darah pada lembar
itu ke dalam meteran sesuai dengan intruksi yang tersedia pada peralatan
bersifat kronik bahkan seumur hidup. Sampai sekarang , belum ada obat
yang dapat mengobati penyakitnya, yang ada saat ini hanyalah usaha untuk
(Suhartono, 2004).
2.3.2. Etiologi
Faktor penyebab penyakit diabetes mellitus bersifat heterogen, akan
kehamilan.
3. Adanya penggunaan system imunitas pada penderita / gangguan system
imunologi.
4. Adanya kelainan insulin.
5. Pola hidup yang tidak sehat.
2.3.3. Klasifikasi
1. Diabetes Mellitus Tipe 1
Pada diabetes tipe 1 (Diabetes Insulin Dependent), lebih sering
ternyata pada remaja. Lebih dari 90% dari sel pankreas yang
karena itu, insulin yang diproduksi sedikit atau tidak langsung dapat
mellitus tipe 1, atau muncul bila kadar gula darah sangat tinggi (S,
bahkan kadang – kadang insulin pada tingkat tinggi dari normal. Akan
tetapi, tubuh manusia resisten terhadap efek insulin, sehingga tidak ada
insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Diabetes tipe ini
sering terjadi pada dewasa yang berumur lebih dari 30 tahun dan menjadi
utama pada diabetes tipe 2. Sebanyak 80% sampai 90% dari penderita
insulin yang berjumlah sangat besar untuk mengawali kadar gula darah
ini diantaranya kelainan pada fungsi sel beta dan kerja insulin akibat
zat kimia, infeksi, kelainan imunologi, dan sindrom genetik lain yang
2011):
a. Pandangan kabur.
b. Lelah, letih.
c. Sering terjadi infeksi, di antaranya pada kandung kemih, vagina, dan
kulit.
d. Merasa sangat haus.
e. Sering buang air kecil.
f. Mual dan muntah.
g. Penurunan berat badan, meskipun nafsu makan maningkat.
Cara diagnosis diabetes mellitus dapat dilihat dari peningkatkan
akibat diabetes mellitus yang timbul dapat berupa komplikasi akut dan
Keadaan bisa fatal jika tidak segera ditangani yang Termasuk dalam
terjadi jika pemberian dosis insulin atau obat anti diabetes mellitus
(Kronenberg, 2008).
Pada saat mendapat suntikan penderita harus makan dengan
juga harus teratur, tiga kali makan utama dan selingan dua kali di
antara makan utama, makan snack pada malam hari sangat penting
karena makanan hanya dapat tahan hingga jam tiga pagi (Nabyl,
2009).
Olahraga membakar glukosa dalam tubuh, tetapi perlu
keluhan pada otak, ini dikarenakan otak tidak mendapat kalori yang
Keluhan lain seperti lapar, nadi cepat, kejang atau koma. Keluhan
600mg/dl. Glukosa dapat menarik air keluar sel dan selanjutnya keluar
dalam, banyak kencing, sangat haus, lemah, kaki dan tulang kram,
darah yang tinggi dan kadar hormon yang rendah, tubuh tidak dapat
menurun (asidosis).
Pada pasien dengan ketoasidosis diabetik umumnya memilki
obat diabetes atau insulin. Gejala yang timbul dapat berupa kadar gula
darah tinggi (>240 mg/dl). Terdapat keton dalam urin, buang air kecil
(Nabyl, 2009).
2. Komplikasi Kronik
Komplikasi kronik ini terjadi karena glukosa darah berada di atas normal
makrovaskular diantaranya:
a. Kerusakan Saraf (Neuropati Diabetik)
Baik pada penderita diabetes mellitus tipe I maupun pada
penderita diabetes mellitus tipe II bisa terkena neuropati. Hal ini bisa
saraf. Keluhan yang terjadi bervariasi, mungkin nyeri pada tangan dan
tidak dapat merasakan sensasi sakit, panas, dingin, pada tangan dan
kaki. Gejala dapat berlanjut dengan rasa tebal di kaki, tidak ada rasa
otonom, saraf yang rusak adalah saraf otonom yaitu saraf yang
yang cepat terutama pada saat tidur. Denyut nadi bisa juga berubah
24
pada saat bernapas. Pada saat nafas denyut nadi jadi lebih lambat, saat
kembung, rasa penuh walau baru makan sedikit, mual dan bahkan
(Tjokroprawiro, 2007).
Neuropati otonom genitourinarius menyerang organ genital
bila ingin berkemih juga tidak terasa. Neuropati otonom adalah jenis
Pada lengan dan tungkai hanya ada sedikit keringat dan tubuh bagian
gelap pupil tetap kecil dan tidak membuka lebar walaupun berada di
2008).
b. Mata (Retinopati)
Penyakit diabetes mellitus dapat merusak mata dan menjadi
(H, 2008).
26
c. Jantung
Penyakit diabetes mellitus dapat menyebabkan berbagai
antara lain sesak nafas, nyeri dada, rasa lelah, sakit kepala, detak
kadang pada penderita diabetes mellitus disertai tanpa rasa nyeri. Hal
ini disebabkan karena saraf yang mengantar rasa nyeri telah rusak (H,
2008).
d. Kerusakan Ginjal (Nefropati Diabetik)
Nefropati diabetik adalah komplikasi pada ginjal yang dapat
ada sedikit protein yang keluar ke dalam urine. Keadaan ini disebut
(Niemann, 1995).
Olahraga merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol, dan
peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif, dan lebih banyak jala-
jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan
dari karbohidrat dalam makanan dan dapat disimpan dalam bentuk glikogen
di dalam hati dan otot rangka . Olahraga menyebabkan sel-sel otot dan organ
menurunkan kadar glukosa, keadaan ini dapat berlanjut beberapa jam setelah
olahraga perlu dilakukan agar otot tidak memperoleh beban secara mendadak.
Lamanya manfaat olahraga akan hilang bila berhenti 3 hari, hal ini
BAB 3
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
: ada hubungan
sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan kerja insulin
aktivitas fisik atau olahraga, kurang tidur, stress. Di dalam faktor tersebut
yang paling terlihat menonjol yaitu aktivitas fisik atau olahraga, didalam
bisa masuk ke dalam sel. Sehingga kadar gula darah terkendal yang membuat
kualitas hidup.
3.2. HIPOTESIS PENELITIAN
H1: Ada hubungan antara olahraga dengan pengendalian kadar gula darah
tahun 2017.
H0: Tidak ada hubungan antara olahraga dengan pengendalian kadar gula
BAB 4
METODE PENELITIAN
sectional.
sekunder.
4.2.1 Populasi
4.2.2 Sampel
N
n=
1+N(d)2
Keterangan :
N = besar populasi
(Nursalam, 2007).
60
n=
32
1+60 (0,05)2
60
n= = 52,17 = 52
1,15
sedang disurvei dalam hal ini sering tidak perlu dilakukan survei terhadap
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini ialah pengendalian kadar gula darah
(y).
Bahan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner, hasil lab kadar
alat untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Variabel (X) olahraga
pengendalian kadar gula darah menggunakan alat ukur cek lab dengan skala
Interval.
1. Editing
Editing yaitu mengkaji atau meneliti kembali data yang telah
beberapa item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain bukan yang
2. Coding
Coding yaitu memberi kode dengan menuliskan angka dalam data
yang akan diproses. Menuliskan kode pada setiap data mulai dari nomor
urut 1 pada data yang pertama, nomor urut 2 pada data berikut nya, begitu
2) Data khusus
3. Scoring
Scoring olahraga :
b. Nilai 2 = Jarang
c. Nilai 3 = Selalu
4. Tabulating
Keterangan:
N : Nilai
sebagai berikut:
100% = Seluruhnya
50% = Setengahnya
0% = Tidak satupun
menggunakan uji korelasi Spearman Rank adalah sumber data untuk kedua
variabel yang akan dikonversikan dapat berasal dari sumber yang tidak
Olahraga Ordinal
Uji Spearman Rhank
Pengendalian kadar gula Interval
darah
Rumus:
Keterangan:
n = Jumlah kelompok
a. Jika p value < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada
b. Jika p value >0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak ada
2. Arah korelasi
Arah korelasi ditentukan oleh tanda koefisien korelasi. Apabila
(+) maka arah hubungannya adalah positif, yaitu semakin besar nilai satu
variabel semakin besar nilai variabel lainnya. Apabila (-) maka arah
kadar gula darah dapat diketahui dari besar kecilnya angka dalam indeks
korelasi, makin besar angka dalam indeks korelasi maka semakin kuat
Korelasi sempurna
1
Korelasi sangat kuat
>0,75 – 0,99
Korelasi kuat
>0,50 – 0,75
Korelasi cukup
>0,25 – 0,50
Korelasi sangat lemah
>0.00 – 0,25
Tidak ada korelasi antara dua
0
variabel
DAFTAR PUSTAKA
ADA. (2006). Complications of Diabetes in the United States. Retrieved 01 13,
2017, from http://www.diabetes.org/diabetes-statistic/complications.jsp
40
Ilyas, E. F. (1999). Olah raga Bagi Diabetis dalam. Jakarta: CV. Aksara Buana.
Kemenkes. (2010). Diabetes melitus dapat dicegah. Retrieved 12 20, 2016, from
http://www.depkes.go.id/index.php?vw=1314
Kilvert, F. &. (2010). Bersahabat Dengan Diabetes type 2. Jakarta: Penebar Plus.
Mahendra. (2008). Care Your Salf Diabetes Melitus. Jakarta: Penebar Plus.
Rindiastuti. (2008). Deteksi Dini dan pencegahan penyakit Gagal Ginjal Kronik.
Surakarta: FK UNS.
Tandra. (2008). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang diabetes. Jakarta:
Gramedia.
DAFTAR SINGKATAN
dl = Desi Liter
DM = Diabetes Mellitus
Ir = Insinyur
mg = Milligram
Ns = Ners
Lampiran 1
Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survey tempat
penelitian
2 Penyusunan
Proposal
Penelitian
3 Ujian Proposal
Penelitian
4 Revisi Proposal
5 Pengambilan Data
6 Penyusunan hasil
penelitian dan
analisa data
7 Penyusunan
pembahasan
8 Ujian tugas akhir
Lampiran 2
UNIVERSITAS KADIRI
Kepada
Yth. Bapak / Ibu / Saudara/i
di
Tempat
Dengan hormat,
Hormat saya,
Yudha Wicaksana
NIM. 13620893
Lampiran 3
UNIVERSITAS KADIRI
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Kota Kediri Tahun 2017”, menyatakan (setuju / tidak setuju *) diikut sertakan
bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan ini. Saya percaya apa yang saya
Responden
( )
*
) Coret yang tidak perlu
Lampiran 4
47
KUESIONER PENELITIAN
A. Data Umum
Petunjuk pengisian:
Isilah pertanyaan berikut secara langsung, pilihlah salah satu dari beberapa
pilihan dibawah ini dengan memberikan tanda checklist (√) pada kotak
Laki-laki
Perempuan
2. Usia:
31- 40 tahun
41- 50 tahun
51- 60 tahun
61- 70 tahun
3. Pekerjaan :
Petani
48
Swasta
Wiraswasta
PNS
Tidak bekerja
<1- 5 tahun
>5 – 10 tahun
> 10 tahun
B. Data Khusus
Petunjuk pengisian:
1. Responden diharapkan mengisi pertanyaan sesuai petunjuk pengisian
memberikan tanda garis dua (=) pada tanda silang (X) yang salah
dianggap benar.
a. Ya
49
b. Tidak
Lampiran 5
50
Lampiran 6
51
Lampiran 7
52
Lampiran 8
53
9. 19 Mei 2017
Lampiran 9
54
7. 19 Mei 2017
55