Anda di halaman 1dari 2

Pekerjaan pemukulan tiang pancang dihentikan dan dianggap telah mencapai tanah keras jika pada

10 kali pukulan terakhir, tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm.

Berikut ini cara sederhana untuk menghitung kebutuhan pondasi tiang pancang dan penampang tiang
pancang yang akan digunakan :
Misalnya didapat brosure produk tiang pancang segitiga ukuran 25/25. Jika daya dukung setiap
tiangnya mencapai 2 ton maka berapakah jumlah tiang dalam setiap kolomnya?

Adapun tahap perhitungannya adalah sebagai berikut:


 Denah bangunan dibagi-bagi di antara kolom-kolom untuk mengetahui berat yang harus
dipikul setiap pondasi. Dapat juga semua luas denah bangunan dijumlahkan kemudian dibagi ke
dalam beberapa titik pondasi dalam setiap kolomnya. Cara kedua ini memiliki kelemahan karena
beban di pinggir kolom tentu saja berbeda dengan beban di tengah.
 Selanjutnya total volume beton dikalikan dengan berat jenis beton, volume lantai dikalikan
berat jenis lantai, demikian seterusnya untuk tembok, kayu, genteng, dan sebagainya. Hasilnya
dijumlahkan sehingga diperoleh berat = X ton.
 Selain itu juga dihitung jumlah beban hidup untuk jenis bangunan tersebut. Misalnya beban
rumah tinggal 200 Kg/m2. Sehingga diperoleh 200 kg dikalikan dengan seluruh luas lantai,
misalnya Y ton.
 Jumlah semua beban tersebut yaitu : X ton + Y ton. Misalnya, hasil penjumlahannya 48 ton.
Dengan demikian kebutuhan tiang pancang adalah 48 ton : 25 ton atau sekitar dua buah tiang
pancang pada satu titik kolom. Jadi jumlah tiang pancang untuk bangunan tersebut adalah hasil
perkalian antara jumlah kolom dengan dua titik pancang.
 Hasil tersebut hanya untuk sebuah tiang pancang yang ukurannya 6 meter setiap batangnya.
Bila kedalaman tanah keras adalah 9 meter, maka diperlukan dua buah tiang pancang per titiknya.
 Hitungan sederhana tersebut mengabaikan daya dukung tanah hasil laboratorium dan daya
lekat tanah si sepanjang tiang pancang. Bila hal tersebut dihitung, jumlah tiang pancang tentu akan
berkurang. Bahkan cara perhitungannya tidak sesederhana hitungan di atas.
1. Ukuran Tiang Pancang
Berbagai ukuran tiang pancang yang ada pada intinya dapat dibagi dua, yaitu :
MINIPILE dan MAXIPILE.

a. Minipile (Ukuran Kecil)


Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah dan tanah
relative baik. Ukuran dan kekuatan yang ditawarkan adalah:

 Berbentuk penampang segitiga dengan ukuran 28 dan 32.


 Berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 20x20 dan 25x25.
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 28 mampu menopang beban 25 – 30 ton
- Tiang pancang berbentuk penampang segitiga berukuran 32 mampu menopang beban 35 – 40 ton.
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 20x20 mampu menopang tekanan 30 – 35 ton
- Tiang pancang berbentuk bujur sangkar berukuran 25 x 25 mampu menopang tekanan 40 – 50 ton.

b. Maxipile (Ukuran Besar)


Tiang pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile). Tiang pancang ini digunkan
untuk menopang beban yang besar pada bangunan bertingkat tinggi. Bahkan untuk ukuran 50x50
dapat menopang beban sampai 500 ton.
2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
- Karena dibuat dengan system pabrikasi, maka mutu beton terjamin.
- Bisa mencapai daya dukung tanah yang paling keras.
- Daya dukung tidak hanya dari ujung tiang, tetapi juga lekatan pada sekeliling tiang.
- Pada penggunaan tiang kelompok atau grup (satu beban tiang ditahan oleh dua atau lebih tiang),
daya dukungnya sangat kuat.
- Harga relative murah bila dibanding pondasi sumuran.
Kekurangan :
- Untuk daerah proyek yang masuk gang kecil, sulit dikerjakan karena factor angkutan.
- Sistem ini baru ada di daerah kota dan sekitarnya.
- Untuk daerah dan penggunaan volumenya sedikit, harganya jauh lebih mahal.
- Proses pemancangan menimbulkan getaran dan kebisingan.

3. Keuntungan dan Kerugian menurut teknik pemasangan


a. Pondasi tiang pancang pabrikan.
Keuntungan:

Anda mungkin juga menyukai