2. Keputusan Investasi
2.1 Pengertian keputusan investasi
Keputusan investasi adalah keputusan yang akan diambil mengenai aktiva apa yang
akan dibeli dan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi merupakn keputusan yang
sangat penting bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena keputusan investasi akan
berpengaruh secara langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas (cash
flow) perusahaan untuk waktu yang akan datang. Rentablitas investasi (return on invesment)
meruakan kemampuan perusahaan memperoleh laba yang dihasilkan dari suatu investasi.
Setiap keputusan yang dibuat seorang investor, membeli, menjual, mempertahankan, atau
tidak berbuat apapun adalah hasil dari pemikirannya tentang apa yang membuat pasar
berjalan, dari hasil filosofi investasinya. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau
sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan
harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden
dimasa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan resiko yang tekait dengan investasi
tersebut.
Pihak- pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada
umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual dan investor institusional.
Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivias investasi.
Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi,
lembaga penyimpanan dana, lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi.
Menurut standar akuntansi keuangan tahun 2002 (PSAK No.13), investasi adalah suatu aktiva
yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui
distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai
investasi, atau untuk manfaat lain bagi peusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang
diperoleh melalui hubungan perdagangan. Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera
dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama setahun atau kurang.
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi
Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan investor
dalam menanamkan modalnya, anatara lain :
a. Faktor kestabilan perekonomian Negara, Merupakan suatu pertimbangan yang penting
dalam melakukan investasi.
b. Faktor perubahan dan perkembangan teknologi, Penting dalam peningkatkan efisiensi
produksi dann mengurang biaya produksi dengan kemajuan yang dimiliki suatu negara
akan memberikan peluang lebih besar untuk dapat mendorong masuknya lebih banyak
investasi.
c. Faktor tingkat suku bunga, Faktor ini juga tidak kalah pentingnya dalam menentukan
tingkat investasi yang terjadi dalam suatu negara. Apabila disuatu negara tingkat suku
bunga rendah maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi karena kredit dari bank
masih menguntungkan untuk mengadakan investasi, sebaliknya bila tingkat suku bunga
tinggi maka kredit dari bank pun akan tidak menguntungkan.
d. Faktor prospek ekonomi dimasa dating, Faktor yang paling mempengaruhi tingkat
investasi dalam perekonomian suatu negara. Tidak dapat dipungkiri, harapan untuk
adanya suatu peningkatan aktivitas perekonomian dimasa akan datang merupakan salah
satu faktor penentu untuk para investor dalam melakukan atau tidaknya suatu investasi.
Keputusan Investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan PER (Price Earning
Ratio), dimana PER menunjukkan perbandingan antara closing price dengan laba per lembar
saham (earning per share). PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan
antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham.
PER dirumuskan dengan :
MPS
PER =
EPS
Keterangan :
PER = Price Earning Ratio atau rasio harga laba
MPS = Market Price Pershare atau harga pasar saham
EPS = Earning Per Share atau laba per lembar saham
PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan dimasa yang akan
datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk
tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
3. Keputusan Pendanaan
3.1. Pengertian keputusan pendanaan
Keputusan pendanaan adalah keputusan keuangan yang menyangkut sumber- sumber
dana atau modal, yang dalam neraca berada dalam sisi pasiva. Keputusan pendanaan
menyangkut beberapa hal yaitu:
a. Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai
investasi dapat erupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal
sendiri.
b. Penetapan perimbangan pembelanjaan yang terbaik bagi perusahaan atau penetapan
struktur modal yang optimum.
Keputusan pendanaan dapat diartikan sebagai keputuasan yang menyangkut(financial
structure) struktur keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan
yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Pada
penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur struktur pendanaan adalah Debt to
Equity Ratio ( DER ) menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui
hutang dengan pendanaan melalui ekuitas. DER merupakan rasio hutang yang digunakan
untuk menilai hutang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan
antara seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna
untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengatahui setiap rupiah modal sendiri yang
dijadikan jaminan hutang.
Dalam penelitian ini untuk mengukur keputusan pendanaan mengunakan rasio Debt to
Equity Ratio ( DER ). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan
pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas
DER dirumuskan dengan :
Total Hutang
Debt to Equity Ratio =
Total Ekuitas
4. Kebijakan Deviden
4.1. Pengertian Kebijakan Deviden
Kebijakan deviden merupakan suatu keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
pada akhir tahun akan dibagi kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan
ditahan didalam perusahaan dan akan dipergunakan sebagai sumber pendanaan dalam
pembiayaan investasi perusahaan. Kebijakan deviden dapat mempengaruhi secara signifikan
kebutuhan pembiayaan eksternal perusahaan dengan atau lain jika perusahaan membutuhkan
pembiayaan, maka semakin besar deviden tunai yang akan dibayarkan, semakin besar jumlah
pembiayaan yang harus diperoleh dari eksternal melalui pinjaman atau melalui penjualan
saham biasa atau sahan preferen.
4.2. Jenis- Jenis Kebijakan Deviden
a. Kebijakan deviden rasio pembayaran konstan
Kebijakan deviden yang didasarkan dengan presentase tertentu dari pendapatan.
Masalah dengan kebijakan ini adalah jika pendapatan perusahaan turun atau rugi pada
suatu periode tertentu maka deviden menjadi rendah atau tidak ada. Karena deviden
merupakan indikator dari kondisi perusahaan yang akan datang maka mungkin dapat
berdampak buruk terhadap harga saham.
b. Kebijakan deviden teratur
Kebijakan deviden yang didasarkan atas pembayaran deviden dengan rupiah yang
tetap dalam setiap periode. Bahkan sering kali kebijakan deviden teratur ini digunakan
dengan memakai target rasio pembayaran deviden.
c. Kebijakan deviden rendah teratur dan ditambah ekstra
Kebijakan deviden yang didasarkan pembayaran deviden rendah yang teratur,
ditambah dengan deviden ekstra jika ada jaminan pendapat. Jika pendapatan lebih
tinggi dari biasanya pada periode tertentu, perusahaan boleh membayar tambahan
deviden, yang disebut dengan deviden ekstra.
Kebijakan deviden dalam penelitian ini di konfirmasi dalam bentuk Devidend Payout
Ratio (DPR). Menurut brigham dan houston dalam gany, rasio pembayaran deviden adalah
presentase laba dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas.
Dividend per share
DPR =
Earning per share
B. Kajian Terdahulu
Tabel.2
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul penelitian Variabel Penelitian Hasil penelitian
1 Karina Meidiawati pengaruh size, growth, Dependen : Berpengaruh positif
dan Titik Mildawati profitabilitas, struktur Nilai perusahaan struktur modal,
(2016) Vol.5 No.2 modal, kebijakan deviden profitabilitas
ISSN : 2460-0585 terhadap nilai perusahaan. Independen : Berpengaruh negatif
Size, growth, :
profitailitas, sturuktur Size, growth dan
modal, kebijakan kebijakan deviden
deviden.
2 I Gusti Ngurah Pengaruh Ukuran Dependen : Berpengaruh positif
Gede Rudangga Perusahaan, Leverage,Dan Nilai perusahaan, dan signifikan :
dan Gede Merta Profitabilitas Terhadap Ukuran perusahaan,
Sudiarta (2016) Nilai Perusahaan Independen : Leverage, dan
Vol.5 No.7 ISSN : Ukuran perusahaan,, Profitabilitas
2302-8912 Leverage dan
Profitabilitas
3 Hazlina Safitri pengaruh size growth Dependen : Berpengaruh positif
(2015) Vol.4 No.4 dengan kebijakan deviden Nilai perusahaan, dan signifikan :
sebagai variabel Size, growth dan
moderating terhadap nilai Independen : kebijakan deviden
perusahaan Size, growth dan
kebijakan deviden
C. Kerangka Pemikiran
IV. PEMBAHASAN
A. Pendekatan Teoritis